Data Meningitis TB

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 11

Askep Meningitis TB

Askep meningitis TB lanjutan dari Konsep Medis Meningitis Tb. Klik


disini untuk membaca Konsep Medis meningitis TB
1. Pengkajian
Data yang akan didapatkan pada pengkajian meningitis TB Adalah:

 Sakit kepala dan demam adalah gejala awal yang sering.


 Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargi, tidak
responsif dan koma
 Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sebagai berikut:
 Rigiditasi nukal (kaku leher) upaya untuk fleksi kepala mengalami
kesukaran karena adanya spasme otot leher.
 Tanda kernik positif; ketika pasien di baringkan dengan paha dalam
keadaan fleksi ke arah abdomen, kaki tidak dapat diekstensikan
sempurna.
 Tanda brudziki; bila leher pasien di fleksikan maka di hasilkan fleksi
lutut dan pinggul. Bila dilakukan fleksi pasif pada ekstermitas
bawah pada salah satu sisi ekstermitas yang berlawanan.
 Mengalami foto fobia atau sensitif yang berlebihan pada cahaya.
 Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK
 Adanya ruam merupakan ciri menyolok pada meningitis
meningokokal.
 Infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikemia : demam tinggi
tiba-tiba muncul lesi purpura yang menyebar, syok dan tanda
koagulopati intravaskuler diseminata.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon
manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau
kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi
dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan
atau mengurangi, menghilangkan atau mencegah perubahan (Nursalam,
2001),
Menurut Doenges 2000, Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien
dengan meningitis adalah:

1. Resiko tinggi penyebaran infeksi berhubungan dengan proses invasi


kuman patogen
2. Resiko tinggi terhadap perubahan perfusi jaringan serebral
berhubungan dengan oedema serebral
3. Resiko tinggi terhadap trauma berhubungan dengan penurunan
kesadaran
4. Nyeri berhubungan dengan adanya proses infeksi pada susunan
saraf pusat
5. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan
neuromuskuler
6. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penekanan pada
pusat pengaturan pernapasan
7. Peningkatan suhu tubuh: hipertermi berhubungan dengan inflamasi
pada meningen
8. Resiko terjadi gangguan integritas kulit berhubungan dengan tirah
baring lama
9. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kelemahan refleks menelan atau adanya disfagia atau
adanya rasa mual, muntah, anoreksia
10. Kurang perawatan diri berhubungan dengan perubahan
susunan saraf pusat, kelemahan fisik
11. Gangguan rasa aman: cemas klien dan keluarga berhubungan
ancaman kematian

3. Perencanaan
Perencanaan adalah proses penentuan tujuan merumuskan intervensi dan
rasional secara sistematis dan spesifik disesuaikan dengan kondisi, situasi
dan lingkungan klien (Potter & Perry, 2005).
Berdasarkan diagnosa keperawatan yang mungkin terjadi pada klien
maka perencanaan yang dilakukan untuk masing-masing diagnosa adalah
sebagai berikut:

a. Resiko tinggi penyebaran infeksi berhubungan dengan proses


invasi kuman patogen
1) Tujuan
a) Tujuan jangka panjang
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 4 hari penyebaran infeksi
tidak terjadi
b) Tujuan jangka pendek
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1 hari tanda-tanda
penyebaran infeksi tidak terjadi dengan kriteria
- Suhu tubuh normal 36-37°C
- Klien ditempatkan di ruang isolasi
2) Intervensi :
a) Berkan tindakan isolasi sebagai tindakan pencegahan.
Rasional :
Pada fase awal meningitis meningokokus atau infeksi ensepalitis lainnya,
isolasi mungkin diperlukan sampai organismenya diketahui/ dosis
antibiotik yang cocok telah diberikan untuk menurunkan resiko
penyebaran pada orang lain.
b) Pertahankan teknik aseptik dan teknik cuci tangan yang tepat baik
klien atau pengunjung maupun staf. Pantau dan batasi pengunjung/staf
sesuai kebutuhan.
Rasional :
Menurunkan resiko klien terkena infeksi sekunder. Mengontrol
penyebaran sumber infeksi, mencegah pemajanan pada individu terinfeksi
(misalnya individu yang mengalami infeksi saluran pernapasan atas).
c) Pantau suhu secara teratur. Catat munculnya tanda-tanda klinis dari
proses infeksi
Rasional :
Terapi obat biasanya akan diberikan terus selama kurang lebih 5 hari
setelah suhu turun (kembali normal) dan tanda-tanda klinisnya jelas.
Timbul tanda klinis terus menerus merupakan indikasi perkembangan dari
meningokosemia akut yang dapat bertahan sampai berminggu-
minggu/berbulan-bulan atau menjadi penyebaran pathogen secara
hematogen/sepsis.
d) Teliti adanya keluhan dari dada, berkembangnya nadi yang tidak
teratur/distrimia atau demam yang terus menerus.
Rasional :
Infeksi sekunder seperti miokarditis dapat berkembang dan memerlukan
intervensi lanjut.
e) Auskultasi suara napas. Pantau kecepatan pernapasan dan usaha
pernapasan.
Rasional :
Adanya rochi/mengi, takhipnea dan peningkatan kerja pernapasan
mungkin mencerminkan adanya akumulasi sekret dengan resiko
terjadinya infeksi pernapasan.
f) Ubah posisi klien dengan teratur dan anjurkan untuk melakukan
napas dalam.
Rasional :
Mobilisasi sekret dan meningkatkan kelancaran sekret yang akan
menurunkan resiko terjadinya komplikasi terhadap pernapsan.
g) Catat karakteristik urine seperti warna, kejernihan dan bau.
Rasional :
Urine statis, dehidrasi dan kelemahan umum meningkatkan resiko
terhadap infeksi kandung kemih/ginjal/awitan.
h) Kolaborasi: berikan terapi antibiotik, IV sesuai indikasi: penicillin G,
ampisilin, kloramfenikol, gentamisin, amfoterisin B.
Rasional:
Obat yang dipilih tergantung pada tipe infeksi dan sensitifitas individu.
Catatan: obat intratekal mungkin di indikasikan untuk basilus gram
negatif, jamur, amuba.

b. Resiko tinggi terhadap perubahan perfusi jaringan serebral


berhubungan dengan oedema serebral
1) Tujuan
a) Tujuan jangka panjang
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 4 hari gangguan perfusi
jaringan serebral tidak terjadi
b) Tujuan jangka pendek
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1 hari tanda-tanda
gangguan perfusi jaringan serebral tidak terjadi dengan kriteria:
- Tingkat kesadaran membaik
- Tanda-tanda vital stabil
- Tidak adanya nyeri kepala
- Tidak adanya tanda peningkatan TIK
2) Intervensi :
a) Tentukan faktor-faktor yang berhubungan dengan keadaan tertentu
atau yang menyebabkan koma/penurunan perfusi jaringan otak dan
potensial peningkatan TIK
Rasional:
Menentukan pilihan intervensi. Penurunan tanda/gejala neurologis atau
kegagalan dalam pemulihannya setelah serangan awal menunjukan klien
itu perlu dipindahkan ke perawatan intensif untuk mementau tekanan TIK
atau pembedahan.
b) Pantau status neurologis secara teratur dan bandingkan dengan nilai
standar (misalnya: GCS)
Rasional:
Mengkaji adanya kecenderungan pada tingkat kesadaran dan potensial
peningkatan TIK dan bermanfaat dalam menentukan, lokasi, perluasan
dan perkembangan kerusakan SSP.
c) Pantau tanda-tanda vital meliputi TD, Nadi, Respirasi
Rasional:
Peningkatan tekanan darah sistemik yang diikuti oleh penurunan tekanan
darah diastolik merupakan tanda adanya peningkatan TIK nafas yang
tidak teratur dapat menunjukan lokasi gangguan serebral dan tanda
adanya peningkatan serebral.
d) Bantu klien untuk menghindari manuver valsava, seperti batuk,
mengejan.
Rasional:
Aktivitas ini akan meningkatkan tekanan intra thoraks yang akan
meningkatkan TIK
e) Perhatikan adanya gelisah yang meningkat, peningkatan keluhan dan
tingkah laku yang tidak sesuai
Rasional:
Petunjuk non verbal ini menunjukan adanya peningkatan TIK atau adanya
nyeri kepala
f) Tinggikan kepala klien 15-45 derajat sesuai indikasi yang dapat
ditoleransi.
Rasional:
Meningkatkan aliran balik vena dari kepala sehingga akan mengurangi
kongesti dan oedema atau resiko peningkatan TIK.
g) Kolaborasi untuk pemberian obat sesuai indikasi seperti
dexametason
Rasional:
Menurunkan inflamasi yang selanjutnya menurunkan oedema jaringan.

c. Resiko tinggi terhadap trauma berhubungan dengan


penurunan kesadaran
1) Tujuan
a) Tujuan jangka panjang
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 4 hari trauma/injuri tidak
terjadi
b) Tujuan jangka pendek
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1 hari tanda-
tanda trauma tidak terjadi dengan kriteria:
- Tidak mengalami kejang
- Kejang dapat diatasi
2) Intervensi
a) Monitor adanya kejang/kedutan pada tangan, kaki dan mulut atau
otot wajah yang lain.
Rasional:
Mencerminkan adanya iritasi SSP secara umum yang memerlukan
evaluasi segera dan intervensi yang mungkin untuk mencegah
komplikasi.
b) Berikan keamanan pada klien dengan memberi bantalan pada
penghalang tempat tidur, pertahankan penghalang tempat tidur tetap
terpasang dan pasang jalan nafas buatan plastik atau gulungan lunak dan
alat penghisap.
Rasional:
Melindungi klien jika terjadi kejang. Catatan: Memasukan jalan nafas
buatan/ gulungan lunak hanya jika rahangnya relaksasi, jangan dipaksa,
memasukan ketika giginya mengatup karena dapat merusak jaringan
lunak.
c) Kolaborasi dengan medik untuk pemberian obat sesuai indikasi,
seperti Fenitoin (dilantin), diazepam (valium), fenobarbital (luminal)
Rasional:
Merupakan indikasi untuk penanganan dan pencegahan kejang. Catatan:
Fenobarbital dapat menyebabkan depresi pernafasan dan sedatif serta
menutupi tanda/gejala dari peningkatan TIK.

d. Nyeri berhubungan dengan adanya proses infeksi pada


susunan saraf pusat
1) Tujuan
a) Tujuan jangka panjang
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 4 hari nyeri hilang
b) Tujuan jangka pendek
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1 hari nyeri berangsur-
angsur berkurang dengan kriteria:
- Klien melaporkan nyeri hilang atau terkontrol
- Menunjukan postur rileks dan mampu tidur/istirahat dengan tepat
2) Intervensi
a) Berikan lingkungan yang tenang, ruangan agak gelap sesuai indikasi
Rasional:
Menurunkan reaksi terhadap stimulasi dari luar atau sensitivitas pada
cahaya dan meningkatkan istirahat/relaksasi.
b) Letakan kantung es pada kepala, pakaian dingin diatas mata.
Rasional:
Meningkatkan vasokontriksi, menumpulkan persepsi sensori yang
selanjutnya akan menurunkan nyeri.
c) Dukung untuk menemukan posisi yang nyaman, seperti kepala agak
tinggi sedikit.
Rasional:
Menurunkan iritasi meningeal, resultan ketidak nyamanan lebih lanjut.
d) Berikan latihan rentang gerak aktif/pasif secara tepat dan lakukan
massase otot daerah bahu atau leher.
Rasional:
Dapat membantu merelaksasikan ketegangan otot yang meningkatkan
reduksi nyeri atau rasa tidak nyaman tersebut.

e. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan


neuromuskuler
1) Tujuan
a) Tujuan jangka panjang
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 4 hari gangguan
mobilitas fisik meningkat/membaik
b) Tujuan jangka pendek
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1 hari gangguan
mobilitas fisik berangsur-angsur berkurang dengan kriteria:
- Klien mampu melakukan mobilisasi
2) Intervensi
a) Periksa kembali kemampuan dan keadaan secara fungsional pada
kerusakan yang terjadi
Rasional:
Mengidentifikasi kemungkinan kerusakan secara fungsional dan
mempengaruhi dan pilihan intervensi yang akan dilakukan.
b) Kaji derajat imobilisasi klien dengan menggunakan skala
ketergantungan
Rasional:
Klien mampu mandiri (nilai 0) atau memerlukan bantuan/peralatan yang
minimal (nilai 1); memerlukan bantuan sedang dengan
pengawasan/diajarkan (nilai 2); memerlukan bantuan/peralatan yang
terus menerus dan alat khusus (nilai 3); atau tergantung secara total
pada pemberian asuhan (nilai 4). seseorang da lam semua kategori
sama-sama mempunyai resiko kecelakaan namun kategori dengan nilai
2-4 mempunyai resiko terbesar untuk terjadinya bahaya tersebut
sehubungan dengan imobilisasi.
c) Berikan atau bantu untuk melakukan latihan rentang gerak/ROM.
Rasional:
Mempertahankan mobilisasi dan fungsi sendi/posisi normal ekstremitas
dan menurunkan terjadinya vena yang statis
d) Berikan perawatan kulit dengan cermat, masase dengan pelembab
dan ganti linen/pakaian yang basah dan pertahankan linen tersebut tetap
bersih dan bebas dari kerutan.
Rasional:
Meningkatkan sirkulasi dan elastisitas kulit dan menurunkan resiko
terjadinya ekskoriasi kulit

f. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penekanan


pada pusat pengaturan pernapasan
1) Tujuan
a) Tujuan jangka panjang
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 4 hari pola napas efektif
b) Tujuan jangka pendek
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1 hari pola nafas
berangsur-angsurmembaik dengan kriteria:
- Frekuensi nafas normal 16-20x/menit
- Irama nafas regular
2) Intervensi
a) Kaji dan pantau frekuensi pola dan irama nafas.
Rasional:
Perubahan pola nafas tidak efektif merupakan tanda berat adanya
peningkatan tekanan intrakranial yang menekan medulla oblongata
b) Pertahankan jalan nafas efektif dengan melakukan pembersihan
jalan nafas seperti pengisapan lendir dan oral hygiene.
Rasional:
Lendir yang berlebihan akan menumpuk dan menimbulkan obstruksi jalan
nafas.
c) Berikan O2 sesuai order dan monitor efektifitas pemberian oksigen
tersebut.
Rasional:
Untuk memenuhi kebutuhan oksigen dalam darah dan jaringan.
d) Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan leher dan posisi netral
Rasionaal:
Posisi leher yang ekstensi/menekuk mengakibatkan jalan nafas terhambat

g. Peningkatan suhu tubuh: hipertermi berhubungan dengan


inflamasi pada meningen
1) Tujuan
a) Tujuan jangka panjang
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 4 hari suhu tubuh dalam
batas normal
b) Tujuan jangka pendek
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1 hari suhu tubuh
berangsur-angsur membaik dengan kriteria:
- Klien mampu melakukan mobilisasi
- Suhu tubuh 36 - 37 °C, keringat berkurang
2) Intervensi
a) Berikan kompres dingin pada daerah yang banyak pembuluh
darah sampai suhu badan kembali normal.
Rasional:
Kompres dingin dapat menimbulkan
proses konduksi dimana terjadi perpindahan panas dari satu
objek ke objek lain dengan kontak fisik antara kedua objek tersebut.
b) Anjurkan pada klien untuk mengenakan pakaian tipis dan
menyerap keringat.
Rasional:
Dengan pakaian tipis memudahkan penyerapan keringat dan
memberi rasa nyaman.
c) Observasi tanda-tanda vital suhu, tensi, respirasi, dan nadi.
Rasional:
Untuk mengetahui lebih lanjut tindakan yang akan dilakukan.
d) Kolaborasi pemberian terapi antipiretik.
Rasional:
Antipiretik berfungsi menghambat panas pada hipotalamus.

h. Resiko terjadi gangguan integritas kulit berhubungan dengan


tirah baring lama
1) Tujuan
a) Tujuan jangka panjang
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 4 hari gangguan
integritas kulit tidak terjadi
b) Tujuan jangka pendek
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1 hari tanda-tanda
gangguan integritas kulit tidak terjadi dengan kriteria:
- Tidak tampak tanda-tanda gangguan integritas kulit
seperti: kemerahan dan lecet pada kulit.
2) Intervensi
a) Atur dan rubah posisi tidur klien setiap 2 jam.
Rasional:
Dapat mengurangi tekanan yang terus menerus yang menimbulkan
sirkulasi yang optimal pada daerah penekanan.
b) Berikan bantalan pada area tubuh yang menonjol dan berada pada
permukaan tempat tidur
Rasional:
Dengan diberikan bantalan pada daerah penekanan akan mengurangi
tekanan efek sirkulasi yang tidak lancar.
c) Lakukan masase pada daerah penekanan seperti bokong, siku dan
turn it setiap hari.
Rasional:
Tindakan masase sebagi stimulus terhadap vasodilatasi bagi vaskuler
yang mengalami kontriksi pada permukaan sehingga akan membantu
melancarkan sirkulasi pada daerah tersebut.
d) Observasi tanda dekubitus seperti lecet, kemerahan pada siku,
tumit, bokong dan daerah punggung setiap hari.
Rasional:
Bila ditemukan tanda-tanda dekubitus segera ambil tindakan untuk
mengantisipasi terjadinya kerusakan jaringan kulit yang berlebihan.
i. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kelemahan refleks menelan atau adanya disfagia atau
adanya rasa mual, muntah, anoreksia
1) Tujuan
a) Tujuan jangka panjang
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 4 hari kebutuhan nutrisi
terpenuhi
b) Tujuan jangka pendek
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1 hari kebutuhan nutrisi
berangsur-angsur membaik dengan kriteria:
- Disfagia dapat diatasi
- Tidak terjadi aspirasi.
- Mual, muntah dan anoreksia tidak ada.
2) Intervensi
a) Timbang berat badan seminggu sekali.
Rasional:
Untuk mengetahui efektivitas therapi
b) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk membantu perencanaan makanan.
Rasional:
Ahli gizi adalah spesialis nutrisi yang dapat membantu kebutuhan nutrisi
klien dan langsung mempersiapkan kebutuhan nurisi kliennya.
c) Jika masukan makanan hanya sedikit, BB terus menerus turun
selama 5 hari, status menunjukkan kekurangan nutrisi kolaborasi dengan
dokter untuk pemberian nutrisi parenteral total (NPT).
Rasional:
NPT mensuplai protein dan kalori,asam lemak dan vitamin dapat
diberikan IV bersama-sama larutan NPT, protein, Karbohidrat dan lemak
penting untuk fungsi dan perkembangan sel.
d) Bila terjadi disfagia kolaborasi dengan dokter untuk pemasangan
NGT.
Rasional:
Dengan NGT dapat menghindari terjadinya aspirasi karena kelemahan
reflek menelan.
e) Kolaborasi pemberian obat H2 reseptor antagonis sesuai advis
Rasional:
H2 reseptor antagonis dapat menghambat produksi HCl atau menetralisir
asam lambung.

j. Kurang perawatan diri berhubungan dengan perubahan


susunan saraf pusat, kelemahan fisik
1) Tujuan
a) Tujuan jangka panjang
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 4 hari perawatan diri
terpenuhi
b) Tujuan jangka pendek
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1 hari kurang perawatan
berangsur-angsur terpenuhi dengan kriteria:
- Aktifitas sehari-hari dapat dilakukan pasien sementara sakit dan dapat
dilakukan setelah pukang dari rumah sakit
- Berat badan tidak turun
- Kulit utuh
- BAB dan BAK normal
2) Intervensi
a) Observasi tingakt fungsi pasien
Rasional:
Menentukan tingkat kebutuhan pasien
b) Anjurkan pasien untuk mengungkapkan perasaannya tentang
ketidakamampuannya melakukan perawatan diri sendiri
Rasional:
Membantu pasien dalam mendapatkan tingkat fungsi yang lebih baik
c) Berikan bantuan dan dukungan sesuai kebutuhan seperti mandi,
BAB/BAK, hygiene, berpakaian dan makan.
Rasional:
Akan meningkatkan perasaan independent (mandiri).
d) Berikan semua pengukuran/alat-alat makanan dan hygiene.
Rasional:
Untuk menghemat energi
e) Pertahankan kateter indwelling bila perlu.
Rasional:
Untuk mengosongkan kandung kemih pada pasien tidak sadar

k. Gangguan rasa aman: cemas klien dan keluarga berhubungan


ancaman kematian
1) Tujuan
a) Tujuan jangka panjang
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 4 hari gangguan rasa
aman; cemas dapat teratasi
b) Tujuan jangka pendek
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1 hari gangguan rasa
aman; cemas berangsur-angsurberkurang dengan kriteria:
- Klien atau keluarga mengakui dan mendiskusikan rasa takut.
- Klien atau keluarga tampak rileks (tidak memperlihatkan kecemasan
seperti gelisah)
2) Intervensi
a) Kaji status mental dan tingkat ansietas dari klien/keluarga. Catat
tanda-tanda verbal atau non verbal
Rasional:
Gangguan tingkat kesadaran dapat mempengaruhi ekspresi rasa takut
tapi tidak menyangkal keberadaannya. Derajat ansietas akan dipengaruhi
bagaimana informasi tersebut diterima oleh individu.
b) Berikan penjelasan hubungan antara proses penyakit dan gejalanya
Rasional:
Meningkatkan pemahaman, mengurangi rasa takut karena ketidaktahuan
dan dapat membantu menurunkan ansietas.
c) Jelaskan dan persiapkan untuk tindakan prosedur sebelum dilakukan.
Rasional:
Dapat meringankan ansietas terutama ketika pemeriksaan tersebut
melibatkan otak.
d) Libatkan klien/keluarga dalam perawatan, perencanaan kehidupan
sehari-hari, membuat keputusan sebanyak mungkin.
Rasional:
Meningkatkan perasaan kontrol terhadap diri dan meningkatkan
kemandirian

You might also like