Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 27

Mooreisme alias Utopisme dari Thomas Moore

Pada tahun 1516 terbit sebuah buku berjudul Utopia karya Sir Thomas More, seorang falsafah
dan penulis Inggris. Buku yang masuk kategori karya fiksi dalam falsafah politik ini
menggambarkan sebuah masyarakat pulau yang serba tertib dan teratur baik dalam kehidupan
sosial, politik maupun agama; bebas dari berbagai kelemahan dan kekurangan. Padahal
masyarakat yang nyata tak mungkin seindah itu.

Thomas More (1477 – 1535) merupakan tokoh kontroversial dalam kehidupan dan kematiannya.
Ia memulai karirnya sebagai seorang ahli hukum, anggota dewan, duan akhirnya menjabat
sebagai Kaunselor. Thomas More menentang tindakan raja Henry VIII untuk memisahkan diri
dari Roma, dan akhirnya dihukum mati krerana keyakinannya tersebut. karya
besarnya Utopia merupakan salah satu contoh penting dari humanisme selama masa Renaisans.
(Pengantar dari buku Thomas More, karangan Anne Murphy)Baru setengah buku saya baca, saya
ingin menuliskan beberapa hal yang menarik yang saya dapatkan dari salah seorang tokoh
humanis; yang tidak banyak dikenal sebelumnya -namun kontroversial setelah saya
mengetahuinya. Bagaimana tidak, salah seorang yang mempelajari tentang humanismenya pun
sampai berkata, “Saya tidak bisa mengatakan apakah saya akan menyebutnya seorang bijaksana
yang bodoh atau seorang bodoh yang bijaksana.” (Edward Hall, Chronicler). Bagi saya, mungkin
St. Thomas More seperti seorang Gus Dur di Indonesia.

Bermula dari keluarga yang kaya, Thomas More terlahir dari pasangan John dan Agnes, pada
saat Raja Edward memerintah di Inggris. Kehidupan di tengah Inggris inilah yang menjadi latar
belakang pendidikan More.Selama hidupnya, More bekerja tidak jauh dari kerajaan. Bahkan
hampir seluruh hidupnya, dia baktikan untuk gereja dan kerajaan Inggris. Beberapa pemikiran
humanisme yang dia tulis, mengangkat posisinya hingga menjadi Kaunselor Inggris; yang pada
akhirnya berujung bentrok dengan sang Raja, Henry VIII yang melantiknya.
Salah satu pikiran kritis yang ia tulis, tercantum dalam buku The Best State of a Commonwealth
and the New Island or Utopia. Terdiri dari dua buku, yang pertama berisi kritikan terhadap
pemerintah Inggris yang sudah memasuki bentuk tirani (atau aristokrat yang bobrok); keinginan
penguasa bahkan menyeleweng dari tindak sosial sekaligus menentang Paus. Sedangkan buku
kedua berisi tentang fiksi yang menggambarkan sebuah negara yang ideal menurut More, yang
disebut dengan Utopia.

Kesalehan dan keutamaan merupakan kata-kata yang tidak kita hargai saat ini. Namun bagi
Erasmus, sahabat sekaligus tokoh humanisme dari Belanda, kesalehan berarti agama yang
didasarkan pada kasih, dan keutamaan berarti kekuatan moral dari kesadaran manusia, yang
dapat mengarahkan kita untuk memilih yang terbaik dalam kehidupan sehari-hari. Utopia,
mengambil sebuah situasi negara dengan masyarakat yang mengutamakan keutamaan ini.
Walaupun terkesan sangat ideal, namun memang banyak kejanggalan yang jelas menimbulkan
kalimat: “Ah, itu tidak mungkin terjadi di dunia ini,” dalam benak manusia. Tetapi, banyak pula
orang yang membaca tulisannya itu, ingin melihat kenyataan sosial semacam itu di dunia nyata
ini.

Walaupun bukan berasal dari golongan agamawan atau hirarki Gereja, melainkan sebagai
seorang awam, pemikiran More tentang humanisme inilah yang mengubah sejarah pemerintahan
Inggris. Dimulai dari sebuah kisah keluarga, bagaimana More menggambarkan keluarga bukan
hanya terdiri dari seorang ayah, ibu dan anak, melainkan juga pembantu serta pelayan keluarga.
Mereka inilah keluarga, yang kemudian dilukis oleh seorang pelukis yang dekat dengan keluarga
More. Kehangatan dalam keluarga ini yang nantinya digambarkan sebagai sekolah Plato mini.

Pembelaan terhadap kesucian perkawinan, serta penolakan atas keputusan Raja untuk
menceraikan istrinya adalah alasan mengapa dia kemudian mati menjadi seorang martir. Yang
dia pertahankan bukanlah soal pelanggaran yang dilakukan raja waktu itu, tetapi juga akibat
keputusan Raja yang akan dirasakan nantinya. Di akhir hayatnya, dia tetap mempertahankan
keputusnnya untuk tidak setuju dengan Raja walaupun putrinya telah berulang kali menyarankan
More untuk menarik kata-katanya sebagai seorang Kanselir Kerajaan. More mati dipenggal
kepalanya.
Kedisiplinan, tingkat ketelatenan, kedekatan dengan keluarga rumah tangganya, serta pikiran-
pikiran humanisme More inilah yang menyebabkan namanya dikenang sepanjang masa. Bahkan,
oleh Gereja Katolik, More diangkat menjadi salah satu orang kudus yang turut memperjuangkan
kemanusiaan.

I. Pendahuluan

Setiap negara menginginkan keharmonisan, keadilan dan kedamaian. Keharmonisan, keadilan


dan kedamaian dalam sebuah negara akan terwujud apabila negara itu memiliki sistem
pemerintahan yang baik. Yang dimaksud dengan sistem pemerintahan yang baik adalah bahwa
dalam suatu negara ada seorang pemimpin, seperti Presiden, Perdana Menteri, dan para dewan
pemerintahan memimpin dengan baik sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat.
Seorang pemimpin negara harus mempunyai orientasi yang jelas dalam membangun sebuah
negara yang harmonis, adil dan damai. Artinya, seorang pemimpin negara tidak boleh sewenang-
wenang dan atas kehendak pribadi mengambil sebuah keputusan dalam sebuah negara.
Sebaliknya, seorang pemimpin negara harus memperhatikan berbagai aspirasi dari warga
negaranya untuk mengambil sebuah keputusan secara bersama-sama.

Dengan demikian, sistem pemerintahan yang baik akan terwujud apabila mencakup sikap
hormat terhadap warga negara dan kebebasan masyarakat.
Tema tentang “SISTEM PEMERINTAHAN YANG IDEAL MENURUT THOMAS MORE”
merupakan sebuah tema yang penulis bahas dalam paper ini. Titik tolaknya adalah sistem
pemerintahan di kota Utopia. Dalam membahas bagaimana More memahami pemerintahan yang
ideal, pertama-tama penulis melihat latar belakang munculnya utopia dan pengertian utopia itu
sendiri. Kemudian, penulis melihat bagaimana sistem pemerintahan di kota Utopia. Setelah itu,
penulis melihat bagaimana pemikiran Thomas More tentang sistem pemerintahan yang ideal
dalam sebuah negara. Dalam bagian refleksi teologis, penulis melihat dimensi Allah berbicara
apa kepada Thomas More dalam menanggapi situasi jamannya, dan dari sana penulis
mengaplikasikan sistem pemerintahan itu untuk pemerintahan kita pada jaman sekarang.

II. Latar belakang Utopia Thomas More

Judul asli dari buku Thomas More adalah “The Best State of Commonwealth and the New Island
or Utopia.”1 Namun, judul buku ini disingkat menjadi “Utopia.” Buku ini terdiri dari dua buku,
yaitu buku satu dan buku dua. Buku satu tidak mempunyai sub-sub judul sedangkan buku dua
terdiri dari beberapa sub judul, misalnya tentang perekonomian dan pekerjaan, tentang
pemerintah, pernikahan dan lain sebagainya. Kedua buku ini ditulis pada tahun 1515-1516. Perlu
diingat bahwa Utopia buku II diselesaikan oleh Thomas More lebih dahulu dari pada Utopia
buku satu.
Jika kita membaca kedua buku ini, maka kita mendapat kesan bahwa buku ini terlalu
membosankan, karena kita seakan-akan dibawa pada sebuah dunia khayalan, sebuah dunia yang
tidak nyata, apalagi utopia buku yang pertama hampir seluruhnya berisikan tentang dialog.
Sedangkan dalam utopia buku yang kedua, kita baru mendapat pemahaman apa arti utopia yang
dimaksudkan oleh Thomas More. Namun, walaupun demikian, bila kita masuk lebih dalam
untuk memahami gagasan-gagasan More dalam kedua buku ini, maka kita dapat mengerti bahwa
utopia yang digagas oleh More tidak sekadar bersifat khayalan, tetapi lebih dari itu utopia
Thomas More mengandung nilai-nilai kehidupan, baik yang bersifat religius maupun yang
bersifat sosial.
Dalam buku satu kita melihat bahwa latar belakang utopia diawali dari sebuah taman di
Antwerp.2 Antwerp adalah sebuah kota pelabuhan besar di Eropa yang penuh dengan kapal dan
pengelana dari Dunia Baru. Kota ini ditemukan oleh Columbus sekitar tahun 1492. Di kota ini,
ada dua orang bersahabat, yaitu Peter Giles dan Morus bersama-sama mendengarkan kisah
perjalanan Raphael Hytholday salah seorang pengelana Portugis yang tidak hanya menjadi
seorang pengelana biasa, tetapi lebih sebagai seorang pencari kebenaran dalam kehidupan
politik. More sendiri diperkenalkan oleh Peter Giles kepada Raphael Hytholday yang baru
pulang dari Amerika. Dan pertemuan mereka merupakan dasar permasalahan utama dalam
utopia Thomas More.
Dalam utopia buku Dua, kita mendapat sebuah pemahaman bahwa utopia diandaikan sebagai
sebuah pulau yang secara geografis dan sosial merupakan gambaran kota Inggris.3 Pulau ini
didirikan oleh Utopus4. Secara geografis, pulau utopia memiliki luas 200 mil di bagian tengah.
Tetapi, karena pulau ini dipersempit akhirnya sekelilingnya menjadi 500 mil sehingga pulau itu
berbentuk seperti bulan sabit. Di sekeliling pulau utopia, ada belasan pulau yang terpisah ke
dalam sebuah teluk yang besar. Di pulau utopia, ada 54 negara kota dan satu ibu kota sebagai
tempat pertemuan para wakil dari masing-masing kota adalah kota Amaurot. Kota ini berada di
dekat pusat pulau utopia.
Sebagian besar warga negara utopia adalah bertani, sehingga setiap kota di pulau utopia harus
dibangun dengan baik dan dilengkapi dengan peralatan pertanian. Oleh karena itu, setiap
penduduk utopia diharapkan untuk mempunyai keahlian dan ketrampilan dalam mengolah tanah
sebagai tempat mencari nafkah sehari-hari.

III. Pengertian Utopia

Apa itu Utopia? Utopia merupakan sebuah sistem sosial politik yang sempurna yang hanya ada
dalam bayangan (khayalan) dan sulit atau tidak mungkin diwujudkan dalam sebuah
kenyataan.5 Dikatakan sulit dan tidak mungkin, karena sesuatu “itu” hanya berada dalam angan-
angan. Misalnya: seorang pemimpin negara mempunyai cita-cita untuk mewujudkan sebuah
negara yang adil dan makmur. Namun, untuk mewujudkan cita-cita seperti itu tidaklah mudah
dan bahkan tidak mungkin kalau dalam suatu negara terdapat pemimpin-pemimpin yang
cenderung konservatif, artinya selalu menentang segala sesuatu yang tidak sesuai dengan
harapan dan keinginan mereka. Atau juga dalam sebuah negara terjadi pergolakan politik,
misalnya pergolakan politik yang baru-baru terjadi sekarang ini adalah di Myanmar, Pakistan,
dan beberapa negara lain yang mengalami pergoalakan politik. Akhirnya, konsep untuk
mewujudkan sebuah negara yang adil dan makmur hanyalah merupakan sebuah konsep utopis
belaka.
Berkaitan dengan konsep utopis semacam itu, ada beberapa pandangan yang mencoba
menginterpretasikan arti dan tujuan utopia Thomas More. Sekurang-kurangnya ada
tiga6interpretasi yang saling bertentangan berkaitan dengan arti dan tujuan utopia Thomas More.
Ketiga unsur tersebut adalah sebagai berikut: Pertama: Utopia merupakan sebuah kerangka
pemikiran More tentang suatu negara yang ideal. Kedua: Utopia merupakan sebuah tulisan yang
dipenuhi dengan teka-teki dan ironi, artinya sebagian gagasan utopia itu mencerminkan
pandangan More dan sebagian lagi tidak. Pandangan ini didukung oleh mereka yang beraliran
humanis yang cenderung menempatkan gagasan More dalam pemahaman humanisme yang lebih
luas. Mereka melihat bahwa utopia merupakan sebuah perjalanan menuju ke “tempat yang tidak
ada.” Pandangan yang ketiga adalah sebuah pandangan yang tidak meyakinkan, yaitu utopia
merupakan sebuah karangan More yang tidak pernah dimaksudkan untuk dianggap sebagai
sesuatu yang serius.
Dari ketiga pandangan di atas, kita dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa utopia dipahami
sebagai sebuah pulau khayalan yang mungkin di suatu tempat di Dunia Baru di mana
warganegaranya mampu membentuk sebuah sistem pemerintahan yang ideal.

IV. Riwayat Hidup Thomas More

Thomas More adalah seorang humanis yang dilahirkan pada tanggal 7 Februari 1478.7More
mengawali pendidikannya di St. Anthony’s School salah satu sekolah terkenal di London.
Sebagai seorang pemuda yang tumbuh dan berkembang menuju kedewasaan, Thomas More
diutus untuk mengabdi sebagai pesuruh di istana Lambeth di rumah keluarga Uskup Agung
Canterbury, yaitu John Morton. Pada tahun 1942, More mengikuti pendidikan di Universitas
Oxford selama dua tahun. Setelah itu, More dipanggil oleh ayahnya untuk belajar hukum di New

Inn dan Lincoln’s Inn di London.8


Selama empat tahun More tinggal di London Charterhouse tempat tinggal para biarawan
Chartusian. Selama berada di sana, More menjalani kehidupan sebagaimana layaknya seorang
biarawan, dan bahkan dikatakan bahwa More pernah tertarik dengan gaya hidup religius seperti
itu. Namun, di pada akhirnya dia menikah dengan Jane Colt pada tahun 1505. Tetapi,
pengalaman hidup religius yang dialami oleh More selama tinggal di Charterhouse mempunyai
pengaruh yang sangat besar dalam membentuk spiritulitas kehidupan Thomas More, terutama
dalam bidang ketaatan, ortodoksi religius, dan kehidupan keimanan.
Pada tahun 1054 sebelum menikah dengan Jane Colt, Thomas More dipilih menjadi salah satu
anggota Parlemen. Dikatakan bahwa Thomas More mengawali karirnya sebagai seorang
humanis dengan menerjemahkan puisi, dan beberapa karya kalsik, seperti tulisan tentang
kehidupan Pico della Mirandola salah satu tokoh utama dalam renaisans Italia. Dia juga menulis
tentang History of King Richard III dan sekaligus membaca karya-karya klasik teolog Kristen,
seperti Hieronimus, Ambrosius, dan Agustinus tentang City of God. Bahkan karya Agustinus ini
membentuk pola pemikiran Thomas More dalam menulis karyanya yang termasyhur, yaitu
Utopia. Kemudian, pada tahun 1511, More menikah lagi dengan Lady Alice Middleton, karena
istrinya yang pertama Jane Colt meninggal. Selama menjalani karir sebagai seorang ahli hukum,
More terlibat dalam berbagai perdebatan yang bersifat humanis, misalnya ia mengecam Martin
Luther atas “indulgensi,” memproses pembatalan perkawinan Henry VIII dengan Catherine dari
Aragon. Kemudian, pada tahun 15159 More dikirim ke Flanders. Dua tahun kemudian, More
diangkat menjadi anggota Dewan Raja. Tahun 1523, ia menjadi Juru Bicara Majelis Umum, dan
pada tahun 1525 More diangkat sebagai Kanselir Lancaster. Lalu, pada tahun 1529-1532 More
menggantikan Wolsey sebagai Kanselir Inggris. Perlu diketahui bahwa selama menjadi Kanselir
di Inggris, More mempunyai hubungan yang sangat baik dengan Raja Henry VIII. Namun,
hubungan keduanya terpecah ketika More menolak rencana Henry VIII untuk membatalkan
pernikahannya dengan Catherine dari Aragon.10Akhirnya, Pada tahun 1534 More dipenjara
karena menolak bersumpah untuk akta suksesi. Akibatnya, pada tanggal 6 Juli 1535, Thomas
More menemui ajalnya dengan hukuman gantung di menara London, karena dianggap berkhianat
melawan Henry VIII.11Sebelum kematiannya, salah satu kata yang terkenal dari Thomas More
adalah “The King’s good servant, but God’s first.” Pada tahun 1935, Thomas more diangkat
menjadi Santo dalam Gereja Katolik oleh Paus Pius XI dan Gereja Katolik menghormati dia
sebagai “pelindung para pengacara.”12

V. Sistem Pemerintahan yang Ideal

5.1. Konteks Pemerintahan Inggris

Pada abad XVI kerajaan Inggris berada di bawah kekuasaan raja Henry VIII. Pada saat Henry
menjadi pemimpin tertinggi di Inggris, salah satu persoalan yang terjadi di kerajaan itu adalah
munculnya “anglikanisme.” Munculnya anglikanisme di Inggris pada abad XVI tidak lepas dari
kebijakan politik-keagamaan “skismastik” raja Henry VIII. Sebagai seorang raja, Henry VIII
mempunyai kekuasaan yang bersifat otoritas tehadap negara yang dia pimpin sehingga pada saat
itu Henry VIII memisahkan Gereja dari negara dan tentu saja dengan memisahkan Gereja dari
negara, Henry VIII melepaskan diri dari Gereja Katolik Roma.
Henry VIII memisahkan diri dari Gereja Katolik Roma, bukan pertama-tama disebabkan oleh
karena persoalan teologis, melainkan oleh karena tindakan personal dan tindakan politik.
Artinya, sebagai seorang raja, Henry VIII mempunyai ambisi yang sangat kuat untuk mewarisi
tahta kerajaan Inggris kepada keturunannya. Namun, yang menjadi persoalannya adalah Henry
VIII tidak mempunyai keturunan laki-laki yang dapat mewarisi tahta kerajaan. Oleh karena itu,
Henry VIII berusaha untuk mencari jalan keluar bagaimana supaya dia memperoleh keturunan
yang dapat meneruskan tahta kerajaan Inggris yang dia pimpin. Salah satu cara yang dia pilih
adalah Henry VIII berusaha untuk membatakan pernikahannya dengan Catherine Aragon karena
Catherine ini tidak memberi keturunan laki-laki kepada raja. Selain itu, Henry VIII bermaksud
untuk menikah dengan Anne Boleyn yang lebih muda dari Catherine. Namun, apa yang
direncanakan oleh Henry VIII sebagai seorang raja menimbulkan perosalan baru khususnya di
dalam Gereja. Artinya, Gereja tidak menyetujui pernikahan Henry VIII dengan Anne Boleyn.
Oleh karena Henry VIII tidak menghiraukan hukum Gereja, akhirnya dia diekskomunikasi dari
Gereja oleh Paus Clemens VII.
Tidak lama setelah diekskomunikasi dari Gereja, Henry VIII mengangkat dirinya sendiri sebagai
kepala Gereja Inggris. Dia mengatakaan bahwa “berangsiapa yang tidak mengakui Henry VIII
sebagai kepala Gereja nasional, maka dia akan ditindas dan dibunuh.” Dan Thomas More
menjadi salah satu korban yang dihukum mati karena tidak taat pada Henry VIII berkaitan
dengan pernikahan Henry VIII dengan Anne Boleyn. Jadi, dari peristiwa ini dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa konteks pemerintahan Inggris diwarnai oleh sebuah gejolak politik yang
mengakibatkan Gereja dan negara saling bertentangan. Gereja yang terlalu dogmatis tidak
menerima apa yang dilakukan oleh Henry VIII sebagai seorang raja.

5.2. Sistem Pemerintahan di Pulau Utopia

Pulau utopia merupakan sebuah pulau yang tidak hanya sekedar memiliki keindahan dalam
khayalan, tetapi lebih dari itu pulau utopia mempunyai sebuah struktur sistem pemerintahan yang
ideal. Bentuk pemerintahan pulau utopia merupakan federasi13 kota-kota yang memiliki
otonomi untuk mengatur urusan internal mereka.14 Bentuk pemerintahan di kota utopia
didasarkan pada bentuk rumah tangga, artinya ada kepala rumah tangga dan ada anggota-
anggotanya.
Karena bentuk pemerintahan didasarkan pada bentuk rumah tangga, maka setiap tahun kelompok
yang terdiri dari tiga puluh keluarga memilih seorang pembesar (magistrate) atau seorang
pemimpin yang disebut sebagai phylarch.15 Untuk setiap sepuluh pemimpin kepala suku atau
klan, akan membentuk satu kelompok dan dari kelompok itu mereka memilih satu orang dari
antara mereka sebagai perwakilan. Orang yang dipilih ini disebut sebagai tranibor.16 Para
tranibor yang terpilih dapat mengadakan pertemuan untuk memilih seorang hakim atau gubernur
dari empat orang yang dicalonkan oleh masing-masing kota.
Dalam pemerintahan utopia, seorang gubernur yang terpilih akan menjabat sebagai gubernur
seumur hidup. Namun, apabila seorang gubenur yang berkuasa di pulau utopia melakukan
tindakan yang bersifat anarkis terhadap warganegaranya, maka gubernur tersebut akan diganti
dan dipilih gubernur yang lain.
Dalam sistem pemerintahan di kota utopia, para tranibor mempunyai peranan yang sangat
penting terutama dalam mengkonsultasikan berbagai persoalan negara kepada gubernur. Setiap
hari, para tranibor bersama dengan dua orang pemimpin yang mereka ajak ke dalam sebuah senat
berkonsultasi dengan gubernur untuk mencari solusi yang baik dan efektif bagaimana
menyelesaikan sebuah persoalan dalam sebuah negara. Namun, semua persoalan yang
disampaikan akan dibicarakan dalam sebuah dewan umum yang terdiri dari para pejabat yang
dipilih. Para pejabat yang terpilih akan melibatkan seluruh warganegara dalam mengambil
sebuah kebijakan atau keputusan secara demokratis. Dengan kata lain, pejabat yang berkuasa
tidak sewenang-wenang dalam mengambil sebuah keputusan. Sebaliknya, mereka menghargai
dan melibatkan seluruh rakyat untuk mengambil keputusan secara bersama-sama. Dengan
demikian, pemerintah di kota utopia berusaha untuk menghindari sistem pemerintahan yang
bersifat “aristokrasi” di mana sebuah negara dipimpin oleh seorang bangsawan yang mempunyai
kedudukan dalam masyarakat.
Keterangan di atas memberikan gambaran kepada kita bagaimana sistem pemerintahan di kota
utopia. Kita melihat bahwa salah satu kekhasan dari sistem pemerintahan utopia adalah adanya
kerjasama yang baik di antara sesama warga masyarakat. Dan model kerjasama yang ada dalam
pemerintahan kota utopia, tidak hanya diterapkan dalam sistem pemerintahan, tetapi juga di luar
pemerintahan, yaitu mereka bekerjasama dalam membangun kota-kota mereka, bekerjasama
dalam membangun perekonomian warganegara. Misalnya: para warga, baik laki-laki maupun
perempuan dilatih untuk mempunyai suatu keahlian agar dalam memilih pekerjaan mereka
benar-benar bekerja sesuai dengan keahlian mereka. Para warga juga diberi kebebasan untuk
memilih jenis keahlian yang mereka inginkan sesuai dengan kemampuan mereka.
Jadi, sistem pemerintahan di kota utopia sangat berbeda dengan sistem pemerintahan di kota
Inggris. Kalau di Inggris tidak ada kerjasama antara raja dengan warganegara, sebaliknya di kota
utopia model kerjasama antara pemimpin dan warganegara sangat diutamakan. Dengan
demikian, sistem pemerintahan yang ideal adalah sebuah sistem pemerintahan di mana kerjasama
antara pemimpin dan warga negara tercipta dengan baik.

5.3. Gagasan Thomas More tentang Sistem Pemerintahan yang Ideal

Gagasan-gagasan Thomas More tentang sistem pemerintahan yang ideal diawali ketika More
berada di Flanders sebagai salah satu anggota utusan diplomasi dalam kaitannya dengan
perdangangan wool antara Inggris dan Flemish. Pada waktu itu, More mempunyai waktu
senggang selama tiga bulan sebelum dia kembali ke London untuk memikirkan gagasan-
gagasannya tentang sistem pemerintahan yang baik. Dalam menggagas sistem pemerintahan
yang baik, Thomas More menghadap Peter Giles sebagai juru tulis dewan kota praja dan seorang
rekan humanis Erasmus. Pertemuan mereka menjadi latar belakang yang secara aktual
membentuk pemikiran fiktif dalam buku Thomas More selanjutnya. Dan dari sini pula, Thomas
More menemukan cara baru dalam memasuki sebuah perdebatan dengan kaum humanis tentang
apa yang membentuk pemerintahan yang baik.
Menurut Thomas More, awal dari kehancuran sebuah pemerintahan yang baik adalah
“tirani.”17 Dalam memahami “tirani” sebagai awal kehancuran dari sebuah sistem pemerintahan
yang ideal, Thomas More berangkat dari sebuah realitas pemerintahan yang mengalami
kehancuran di bawah pemerintahan seorang pemimpin yang menerapkan konsep tirani dalam
sebuah negara. More berangkat dari sistem pemerintahan Richard III sebagai seorang raja yang
dikenal betindak tidak adil. Dan bahkan More menulis buku tentang The History of King
Richard III (1513) sebagai sebuah studi tentang tirani. More melihat bahwa Richard III adalah
seorang tiran yang merebut kekusaan dengan cara yang tidak adil. Dalam menulis The History of
King Richard III, More menunjukkan bagaimana sebuah negara yang sebelumnya memiliki
sistem pemerintahan yang baik di bawah kekuasaan Edward IV (1483)18 berubah menjadi
sebuah pemerintahan yang korup karena ambisi dari seorang manusia yang haus akan kekuasaan.
More melihat bahwa Richard III merebut kekuasaan dari para kemenakannya dan dari para
pewaris yang sah dengan melakukan berbagai tindakan yang merugikan mereka. Misalnya:
mereka dianggap sebagai anak haram dan menolak hak mereka untuk memperoleh suaka atas
keluarga mereka. Namun, yang menjadi persoalan adalah bagaimana seseorang bersikap ketika
melihat sebuah peristiwa yang menyedihkan atas kehancuran masyarakat? More mengatakan
bahwa pada umumnya manusia akan bersikap negatif karena manusia tidak mampu berbuat apa-
apa. Misalnya: orang miskin tidak mempunyai pengaruh untuk mengatasi sebuah kejahatan yang
dilakukan oleh seorang raja sebagai penguasa. Atau orang bijaksana mengatakan bahwa lebih
baik mereka bersikap rendah hati terhadap apa yang dilakukan oleh seorang raja sebagai
penguasa. Di sinilah More melihat dimensi ketidakadilan yang luar biasa dalam sebuah negara di
mana penguasa menerapkan cara-cara yang mengancurkan kerjasama di antara sesama manusia.
Inilah yang diterpakan pada masa pemerintahan Richard III di mana kehidupan manusia
kerapkali diubah menjadi tempat penggantungan bagi para korban politik. More melihat bahwa
dalam kehidupan politik ada suatu keanehan dan ketidakadilan yang tampak secara nyata dari
pemerintah. Salah satunya adalah bahwa selir Edward, yakni Jane Shore dipaksa untuk
menyatakan rasa penyesalannya di depan publik karena telah menyatakan diri menjadi istri raja
secara terang-terangan. Tetapi, di pihak lain tindakan-tindakan Richard III yang terlalu keji,
seperti pembunuhan, penolakan hak suaka dan lain sebagainya tidak dihukum secara adil.
Dengan kata lain, Jane Shore dipermalukan sedangkan Richard III diagungkan. Bukankah ini
sebuah bentuk ketidakadilan dari seorang penguasa?
Apa yang dikatakan oleh Thomas More berkaitan dengan cara meraih sebuah sistem
pemerintahan yang ideal dalam sebuah negara tampaknya dipahami sebagai sebuah utopis
belaka, hanya merupakan sesuatu yang ada dalam angan-angan semata dan tidak pernah akan
bisa dicapai. Namun, sesungguhnya utopia Thomas More menunjukkan sesuatu yang nyata
untuk membangun sebuah sistem pemerintahan yang baik kendatipun harapan semacam itu
merupakan sesuatu yang harus diraih pada masa yang akan datang. Dan masa yang akan datang
itu tidak ditentukan oleh ruang dan waktu, tetapi suatu saat sistem pemerintahan yang baik akan
terwujud dengan sendirnya.
Dengan demikian, utopia Thomas More tidak bersifat khayalan belaka melainkan sebuah realitas
yang membawa manusia pada realitas kesadaran. Artinya, untuk mewujudkan sistem
pemerintahan yang ideal dalam sebuah negara, pemerintah harus membangun sebuah kerjasama
yang baik dengan warganegara seperti yang tampak dalam pemerintahan di kota utopia. Selain
itu, seorang pemimpin dalam sebuah negara harus menjauhi hal-hal yang bersifat tirani, sebab
“tirani” merupakan awal kehancuran dan sekaligus kematian sebuah bentuk pemerintahan yang
ideal. Dalam sistem pemerintahan yang bersifat “tirani,” segala nilai kebersaman, kerjasama, dan
lain sebagainya tidak pernah akan tercapai tanpa adanya kesadaran dari seorang pemimpin.
Inilah yang menjadi kritik Thomas More dalam sistem pemerintahan zaman sekarang, bahwa
sistem pemerintahan kita kerapkali berada dalam sebuah tataran ketidakadilan. Artinya,
pemerintah seringkali menerapkan prinsip-prinisip yang bersifat anarkis dan tirani terhadap
warganegara. Akibatnya, untuk mewujudkan sistem pemerintahan yang ideal tidak pernah
tercapai karena tindakan pemerintah itu sendiri yang terlalu mementingkan diri sendiri dan tidak
mau bekerjasama dengan warganegara. Bahkan, lebih tragisnya lagi para pejabat pemerintah
menghancurkan sistem pemerintahan yang baik lewat korupsi yang mereka lakukan.
VI. Refleksi Teologis

Sikap “tirani” Richard III sebagaimana dirilis oleh Thomas More dalam The History of King
Richard III mengundang Thomas More untuk melihat realitas pemerintahan dalam sebuah negara
yang kemudian dia tuangkan dalam karya terkenalnya yaitu “Utopia.” Thomas More terpanggil
untuk menggambarkan bagaimana sistem pemerintahan yang ideal dalam sebuah negara. More
melihat bahwa sistem pemerintahan yang ideal dalam sebuah negara harus disertai dengan
sebuah kerja sama antara pemimpin dan warganegara. Seperti di kota utopia, antara pemerintah
dan warganegara terjalin suatu relasi kerja sama yang baik yang tidak hanya diterpakan dalam
sistem pemerintahan, tetapi juga kerja sama dalam membangun perekonomian masyarakat19 di
mana di kota utopia tidak ada warganegara yang menganggur. Mereka semua bekerja selama 6
jam sehari, sedangkan sisa waktu yang ada mereka gunakan untuk melatih diri mereka dalam
sebuah bidang keahlian. Dengan demikian, para warga diberi kebebasan untuk mempunyai
keahlian sesuai dengan minat dan kemampuan mereka. Selain itu, kerja sama juga diterapkan
dalam bidang pertanian20 di mana dalam sebuah kota dilengkapi berbagai alat pertanian agar
warga dapat bekerja dengan baik. Juga kerja sama dalam mengambil sebuah keputusan, para
warga dilibatkan untuk bersama-sama mengambil sebuah keputusan.
Terlepas dari sistem pemerintahan yang ideal dalam sebuah negara sebagaimana dilukiskan oleh
Thomas More, salah satu persoalan penting yang sangat bergejolak di Inggris adalah persoalan
politik. Gejolak politik ini terjadi pada jaman pemerintahan Henry VIII (1491-1557). Pada saat
itu, Gereja berhadapan dengan sistem pemerintahan Henry VIII yang memisahkan diri dari
Gereja Katolik Roma karena Gereja Katolik tidak menyetujui pernikahan Henry VIII dengan
Anne Boleyn. Namun, yang menjadi persoalannya adalah bahwa pernikahan Henry VIII dengan
Anne Boleyn ada yang mendukung dan ada yang tidak. Bahkan beberapa dari kalangan Gereja
ikut menyetujui pernikahan Henry VIII dengan Anne Boleyn.
Tetapi, Thomas More sebagai seorang ahli hukum melihat bahwa pernikahan Henry VIII dengan
Anne Boleyn tidak sah. More sangat berpegang pada ortodoksi iman kristen, bahwa masalah
perkawinan berada dalam wewenang Gereja dan bukan dalam wewenang negara. More sangat
bertekun dalam mempertahankan pengajaran kristen, bahkan dia merelakan nyawanya demi
iman kristen.
Setelah melihat bagaimana perjuangan Thomas More, baik dalam menggagas sistem
pemerintahan yang ideal dalam sebuah negara maupun dalam mempertahankan ortodoksi iman
kekristenan, penulis melihat bahwa Allah sungguh-sungguh bekerja dalam diri Thomas More
untuk tetap setia dalam mempertahankan ajaran iman. Penulis melihat bahwa masing-masing
dari kita dipakai oleh Allah untuk berbagai hal tertentu. Demikianlah Thomas More dipanggil
oleh Allah dan dijadikan sebagai alat-Nya untuk tetap mempertahankan ajaran iman kristiani
bahwa pernikahan berada dalam wewenang Gereja. Selain itu, penulis yakin bahwa Thomas
More juga dipanggil oleh Allah untuk menunjukkan dedikasi dan perhatiannya dalam melihat
bagaimana sesunggunya pemerintahan yang ideal dalam sebuah negara. Allah sungguh-sungguh
berbicara dalam diri More untuk menanggapi situasi zamannya yang sarat dengan persoalan
kehidupan, baik dari segi iman, kepemimpinan, keadilan, kesederhanaan dalam hidup, dan lain
sebagainya.

VII. Relevansi

Setelah mendalami gagasan Thomas More tentang sistem pemerintahan yang ideal, kini penulis
menyimpulkan bahwa apa yang digagas oleh More dalam utopianya sangat relevan dalam situasi
pemerintahan kita khususnya di Indonesia pada zaman sekarang. Relevansi sistem pemerintahan
yang ideal penulis uraikan dalam beberapa dalam beberapa poin berikut.

1. Bagi para Pemimpin Negara

Jika kita melihat situasi yang terjadi di negara kita, maka kita dapat berkesimpulan bahwa pada
jaman sekarang sistem pemerintahan tidak lagi memperlihatkan sebuah sistem pemerintahan
yang ideal. Para pemimpin negara kita lewat kekuasaannya lebih menekankan kehendak pribadi
dari pada kehendak bersama. Akibatnya, dalam mengambil suatu keputusan, para pemimpin di
negara kita lebih mengutamakan nurani mereka, kata hati mereka, suara hati mereka dari pada
mendengarkan suara rakyat. Hal ini dapat kita lihat dari berbagai persoalan yang terjadi di negara
kita akibat keputusan yang diambil secara sewenang-wenang oleh para pemimpin di negara kita.
Salah satu contoh dari sekian banyak keputusan yang dilakuakan oleh pemerintah kita adalah,
misalnya: pemerintahan menaikkan harga-harga bahan sembako tanpa mempertimbangkan
bagaimana nasib rakyat, pemerintah menaikkan tarif listrik, dikeluarkannya PP No 2/2008
tentang pemanfaatan hutan lindung dan lain sebagainya. Dengan demikian, dapat kita kataka
katakan bahwa sistem pemerintahan kita belum memperlihatkan sistem pemerintahan yang ideal.
Padahal sistem pemerintahan yang ideal dalam gagasan Thomas More diartikan sebagai sebuah
sistem pemerintahan di mana para pemimpin, baik di tingkat pusat maupun daerah-daerah
memperlihatkan kerja sama bersama dengan rakyat dalam mengambil suatu keputusan. Sistem
seperti inilah yang terjadi dalam pemerintahan di pulau utopia di mana para pemimpinnya tidak
sewenang-wenang dalam mengambil sebuah keputusan. Sebaliknya, mereka bekerjasama dengan
rakyat, mendengarkan aspirasi rakyat, mempertimbangkan nasib rakyat untuk kemudian
mengambil suatu keputusan secara bersama-sama.
Bertolak dari kenyataan bahwa sistem pemerintahan kita belum memperlihatkan sebuah sistem
pemerintahan yang ideal sebagaimana diharapkan oleh rakyat, maka penulis berpendapat bahwa
utopia Thomas More dalam menggagas sistem pemerintahan yang ideal menjadi sangat nyata
relevansinya jika apa yang digagas oleh More berkaitan dengan kerjasama antara pemerintah dan
masyarakat sungguh dihayati dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menerapkan gagasan More
pada realitas pemerintahan kita, maka penulis yakin dan percaya bahwa suatu saat akan terwujud
sebuah sistem pemerintahan yang baik dalam sebuah negara, khususnya di negara Indonesia
kendati pun cita-cita ini bukan suatu hal yang mudah untuk mewujudkannya. Sebab, selain ada
kerja sama antara pemerintah dan rakyat dalam membangun sistem pemerintahan yang ideal,
perlu juga disadari bahwa apa yang dikatakan sebagai “kerja sama” mempunyai nilai. Dan itulah
yang harus kita kejar, yang harus kita bangun, yang harus kita pertahankan. Tetapi perlu diingat
bahwa kerja sama yang penulis maksudkan di sini adalah bukan kerja sama dalam melakukan
tindakan kejahatan, seperti korupsi, suap menyuap antarmanusia, dan lain sebagainya. Kerja
sama yang penulis maksudkan adalah kerja sama dalam membangun apa yang dianggap bernilai
baik, benar dan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Dengan demikian, kita sampai kepada
apa yang kita sebut sebagai bonum commune yaitu kebaikan bersama, kesejahteraan bersama.
Tanpa adanya kerja sama dan kesadaran bahwa kerja sama itu bernilai, bermakna dalam
kehidupan manusia, maka kita tidak pernah sampai kepada bentuk atau sistem pemerintahan
yang ideal di negara kita ini. Akibatnya, korupsi, suap menyuap antarpejabat merajalela di mana-
mana. Para pemimpin tidak lagi memperhitungkan nilai-nilai kerja sama yang baik dengan
masyarakat, karena mereka hanya menguntungkan diri sendiri.

2. Dalam Kehidupan Iman

Apa yang diperjuangkan oleh Thomas More berkaitan dengan kesetiaannya dalam
mempertahankan iman kristiani, mengajak kita untuk belajar dari More bagaimana kita sebagai
orang kristiani mempertahankan iman kita terhadap berbagai situasi yang kadang mengguncang
iman kita. Pada jaman sekarang, ada begitu banyak tawaran yang menggugah hati kita untuk
berpaling dari iman kita. Namun, bila kita bertahan di tengah badai guncangan itu layaknya
Thomas More yang mempertahankan ortodoksi iman kristiani, maka penulis yakin bahwa kita
tidak akan pernah berubah, berpaling dari penghayatan iman kekristenan kita. Pada tataran in,
More memberikan suatu pelajaran yang sangat berharga bagi kita untuk tetap setia pada iman
kita.

Blasius Baene adalah Mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana Malang

DAFTAR PUSTAKA

Kristiyanto, Eddy, Reformasi dari Dalam: Sejarah Gereja jaman Modern, Yogyakarta:
——-Kanisius, 2004.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), edisi ketiga, Jakarta: Balai Pustaka, 2003.
Murphy, Anne, Thomas More Tokoh Seri Pemikir Kristen, (terj), P. Hardono Hadi,
——-Yogyakarta: Kanisius, 2001.
Ogden, H.V.S. (ed), Principal Dates in More’s Life dalam Utopia by Thomas More, New
——-York: Appleton-Century-Crofits, Inc.
The New Book of Knowledge, Vol. 12, USA: by Grolier Incorporated, 1981.
The Encyclopedia Americana Internation, Vol. 19, USA: Grolier Incorporated, 1981.
The Encyclopedia of Philosophy, Vol. 5, New York: Collier Macmillan Publishers, 1967.

1 Anne Murphy, Thomas More Tokoh Seri Pemikir Kristen, (terj), P. Hardono Hadi, Yogyakarta: Kanisius,
2001, hal. 40.
2 Anne Murphy, hal. 41. Bdk. Utopia, hal. 1.
3 Anne Murphy, hal. 46.
4 Utopia, hal. 28.
5 KBBI, edisi ketiga, Jakarta: Balai Pustaka, 2003, hal. 1257.
6 Anne Murphy, hal. 36.
7 Mengenai tanggal kelahiran Thomas More ada perbedaan. Misalnya: Principal Dates in More’s Life
dalam H.V.S. Ogden, (ed), Utopia by Thomas More, New York: Appleton-Century-Crofits, Inc, hal. xii,
ditulis bahwa Thomas More dilahirkan pada tanggal 6 Februari 1478. Tetapi, beberapa sumber lain
mengatakan bahwa More dilahirkan pada tanggal 7 Februari 1478. Sumber-sumber tersebut, misalnya:
The New Book of Knowledge, Vol. 12, USA: by Grolier Incorporated, 1981, hal. 456. Juga dalam The
Encyclopedia Americana Internation, Vol. 19, USA: Grolier Incorporated, 1981, hal. 448.
8 The Encyclopedia of Philosophy, Vol. 5, New York: Collier Macmillan Publishers, 1967, hal. 390.
9 Anne Murphy, Op. Cit. hal. 39. Thomas More dikirim ke Flanders sebagai salah satu anggota utusan
diplomasi dalam hubungannya dengan perdagangan wool antara Inggris dan Flemish.
10 The New Book of Knowledge, Vol. 12, USA: by Grolier Incorporated, 1981, hal. 456.
11 The Encyclopedia Americana Internation, Vol. 19, USA: Grolier Incorporated, 1981, hal. 449.
12 The New Book of Knowledge, Vol. 12, USA: by Grolier Incorporated, 1981, hal. 456.
13 Federasi merupakan gabungan beberapa negara bagian yang dikoordinasi oleh pemerintahan pusat
yang mengurus hak-hal mengenai kepentingan nasional seluruhnya.
14 Anne Murphy, Op. Cit. hal. 47.
15 Utopia, hal. 32. Phylacrh adalah berasal dari kata Yunani yang berarti kepala suku atau klan.
16 Utopia, hal. 32.
17 KBBI, edisi ketiga, Jakarta: Balai Pustaka, 2003, hal. 1199. Tirani adalah negara yang diperintah oleh
seorang raja atau penguasa yang bertindak sekehendak hatinya.
18 Anne Murphy, hal. 35.
19 Utopia, hal. 33.
20 Utopia, hal. 28.

Thomas More
Daripada Wikipedia, ensiklopedia bebas.

Bagi drama zaman Elizabeth, lihat Sir Thomas More (drama).

Santo Thomas More

Sir Thomas More 7 Feb 1478.(7 Februari 1478 — 6 Julai 1535) ialah peguam, penulis,
negarawan, dan syahid Katolik. Semasa hidupnya, beliau memperoleh reputasi sebagai
seorang cendekiawan humanisme yang terutama di Universiti Oxford, dan pernah
menyandang banyak jawatan awam. More dihargai kerana merupakan pengaruh utama
dalam pengembangan ekuiti (keadilan) sebagai sebuah sistem undang-undang tambahan
kepada undang-undang Inggeris. Beliau mencipta perkataan "utopia" yang merujuk kepada
sebuah negara pulau khayalan yang ideal. Sistem politik negara ini diperihalkan dalam
bukunya yang diterbitkan pada tahun 1516.

Pada musim luruh tahun 1529, More mewarisi Kardinal Wolsey sebagai Lord
Canselor England. Beliau tidak bersetuju dengan Raja Henry VIII terhadap
pembubaran perkahwinan baginda dengan Catherine dari Aragon. Dua tahun kemudian
pada tahun 1532, More meletakkan jawatannya dan bersara daripada kehidupan awam.
Pada tahun 1534, Parlimen meluluskan Akta Keagungan (bahasa Inggeris: Supremacy Act)
yang menjadikan Raja England sebagai ketua Gereja England. More enggan
menerima Raja Henry VIII sebagai ketua Gereja England, satu keputusan yang
menamatkan kerjaya politiknya, serta mengakibatkannya dihukum
mati kerana menderhaka.
Pada tahun 1935, empat ratus selepas kematiannya, More diisytiharkan sebagai
santo Gereja Katolik oleh Paus Pius XI, dan kemudiannya diisytiharkan sebagai santo
penaung untuk golongan negarawan dan peguam. Beliau berkongsi hari perayaan pada 22
Jun dalam takwim santo Katolik, dengan Santo John Fisher, Biskop tunggal semasa
pembaharuan Inggeris yang enggan menolak kepercayaan Katolik dan taat setia
kepada Paus. More ditambah dalam takwim santo Gereja England pada tahun 1980.

Thomas More, yang juga bernama Saint Thomas More, yang


dilahirkan pada 7 Februari 1478, London, England, meninggal dunia
pada 6 Julai 1535, London, 19 Disember 1935; , canselor England
(1529-32), yang dipenggal kepala kerana enggan menerima Raja
Henry VIII sebagai ketua Gereja England. Dia diiktiraf sebagai orang
suci oleh Gereja Katolik Roma.

Kehidupan Awal Dan Kerjaya Thomas, anak sulung John More,


seorang peguam yang kemudiannya berkelahi dan menjadi hakim
Raja Bench-dididik di salah satu sekolah terbaik di London, St
Anthony di Threadneedle Street, dan dalam rumah tangga John
Morton, uskup Canterbury dan canselor England. Kardinal masa
depan, seorang hakim watak yang bijak, meramalkan bahawa
halaman yang cerah dan padat akan menjadi "lelaki yang
mengagumkan." Kepentingannya menghantar budak lelaki ke
Universiti Oxford, di mana Lebih nampaknya telah menghabiskan dua
tahun, menguasai bahasa Latin dan menjalani penggerudian
menyeluruh dalam logik rasmi. Sekitar 1494 bapanya membawa Lebih
banyak lagi ke London untuk mengkaji undang-undang biasa. Pada
Februari 1496, dia dimasukkan ke Lincoln's Inn, salah satu daripada
empat pertubuhan undang-undang yang bersiap untuk masuk ke bar.
Pada tahun 1501 Lebih menjadi "tukang peribahasa", ahli penuh
profesion. Terima kasih kepada rasa ingin tahu yang tidak terhingga
dan keupayaannya untuk bekerja, dia berjaya, bersama-sama dengan
undang-undang, untuk meneruskan usaha sasteranya. Dia membaca
dengan tegas dari Kitab Suci, Bapa Gereja, dan klasik dan
mencobanya di semua genre sastera. Walaupun tunduk kepada
keputusan ayahnya bahawa dia harus menjadi seorang peguam,
Lebih bersedia disangkal dan tidak mematuhi kehendak Tuhan. Untuk
menguji kerjaya beliau untuk keimamatan, dia menetap selama empat
tahun di biara Carthusian bersebelahan dengan Lincoln's Inn dan
berkongsi banyak cara para sami sebagai praktik. Walaupun tertarik
terutamanya kepada perintah Franciscan, Lebih memutuskan bahawa
dia akan lebih baik berkhidmat kepada Tuhan dan rakan-rakannya
sebagai seorang Kristian awam. Walau bagaimanapun, banyak lagi
yang tidak pernah membuang tabiat awal berdoa, berpuasa,
berpuasa, dan mengenakan baju rambut. Tuhan tetap menjadi pusat
hidupnya. Pada akhir 1504 atau awal 1505, Lebih banyak berkahwin
dengan Joan Colt, anak sulung seorang petani lelaki Essex. Beliau
adalah tuan rumah yang kompeten untuk pelawat bukan Inggeris,
seperti humanis Belanda Desiderius Erasmus, yang telah diberikan
bilik tetap di Old Barge di sebelah Thames di Bucklersbury di City of
London, rumah Lebih untuk dua dekad pertama perkahwinannya
kehidupan. Erasmus menulis Pujian Folly semasa tinggal di sana.
Rundingan penting Yang lebih dijalankan pada tahun 1509 bagi pihak
beberapa syarikat London dengan wakil pedagang Antwerp
mengesahkan kecekapannya dalam urusan perdagangan dan
hadiahnya sebagai jurubahasa dan jurucakap. Dari September 1510
hingga Julai 1518, apabila beliau meletak jawatan sepenuhnya dalam
perkhidmatan raja, More adalah salah satu daripada dua ketua bawah
London, "kuda-kuda kerajaan Kota." Dia menaruh perhatian kepada
orang London sebagai hakim yang tidak adil , seorang perunding yang
tidak berkepentingan, dan "penaung umum orang miskin." Idyll
domestik lebih banyak datang ke akhir kejam pada musim panas
tahun 1511 dengan kematian, mungkin dalam melahirkan anak,
istrinya. Dia ditinggalkan seorang duda dengan empat orang anak,
dan dalam beberapa minggu kematian isterinya pertama, dia menikah
dengan Alice Middleton, janda seorang mercer London. Beliau adalah
beberapa tahun yang senior dan mempunyai anak perempuannya
sendiri; dia tidak menanggung Lebih banyak kanak-kanak. Sejarah
lebih banyak Raja Richard III, yang ditulis dalam bahasa Latin dan
dalam bahasa Inggeris antara 1513 dan 1518, merupakan karya
pertama dalam historiografi bahasa Inggeris. Walaupun tidak pernah
selesai, ia mempengaruhi ahli sejarah yang berjaya. William
Shakespeare terhutang budi kepada More untuk potretnya yang
kejam.

The Utopia
Pada bulan Mei 1515 Lebih dilantik sebagai delegasi untuk mengkaji
perjanjian perdagangan Anglo-Flemish. Persidangan itu diadakan di
Brugge, dengan jarak jauh yang lebih banyak digunakan untuk
melawat bandar-bandar lain di Belgium. Dia bermula di Negara-
negara Rendah dan diselesaikan setelah kembali ke London Utopia,
yang diterbitkan di Leuven pada bulan Disember 1516. Buku ini
merupakan kejayaan segera dengan penonton yang Lebih banyak
menulis: manusia dan kumpulan elit pegawai awam.

nama Greek dari Coining lebih, dari ou-topos ("tiada tempat"); a pun
pada eu-topos ("tempat yang baik") dicadangkan dalam sajak
prefatory. Utopia lebih lanjut menggambarkan negara pagan dan
komunis di mana institusi dan dasarnya sepenuhnya ditadbir oleh
sebab. Perintah dan martabat keadaan semacam itu memberikan
kontrakan yang ketara dengan politik Eropah yang tidak munasabah,
dibahagi dengan kepentingan diri sendiri dan ketamakan kekayaan
dan kekayaan, yang Lebih banyak diterangkan dalam Buku I, yang
ditulis di England pada tahun 1516. Penerangan Utopia adalah
dimasukkan ke dalam mulut seorang pengembara misterius, Raphael
Hythloday, untuk menyokong hujahnya bahawa komunisme adalah
satu-satunya penyembuhan terhadap egoisme dalam kehidupan
peribadi dan awam. Melalui dialog Lebih banyak bercakap memihak
kepada pengurangan kejahatan daripada mengubatinya, sifat
manusia menjadi lemah. Antara topik yang dibincangkan oleh More in
Utopia ialah penolakan, pendidikan terkawal, pluralisme agama,
perceraian, euthanasia, dan hak wanita. Demonstrasi hasil
pembelajaran, ciptaan, dan kecerdasannya telah menimbulkan
reputasinya sebagai salah seorang humanis terpenting. Tidak lama
kemudian diterjemahkan ke dalam kebanyakan bahasa Eropah,
Utopia menjadi nenek moyang genre sastera baru, cinta utopia.

https://www.kompasiana.com/indrapradja/thomas-more-seorang-pemimpin-dengan-
integritas_54f6e7c6a33311265e8b4bc3
Sistem Pemerintahan Pulau Utopia
Pulau Utopia sebuah pulau tidak hanya memiliki keindahan dalam
khayalan, tetapi lebih dari itu Pulau Utopia mempunyai sebuah struktur sistem
pemerintahan yang ideal. Pulau Utopia terletak di selatan Khatulistiwa
terdapat 54 kota, di mana tiap kota dengan kota lainnya berjarak 25 mil.
Bertani adalah satu pekerjaan yang dikerjakan oleh semua orang, laki-laki dan
wanita tanpa pengecualian. Pemerintahannya representatif. dengan kebijakan
institusional yang mengarah pada harmoni sosial. Raja Utopus memanage
seluruh kota Amaurot dengan sejumlah cara. Tiap kota dikirim tiga orang
yang bijaksana dan berpengalaman ke ibu kota untuk terlibat dalam urusan
publik.
Bentuk pemerintahannya federasi dimana kota-kota memiliki otonomi
mengatur urusan internalnya sendiri. Bentuk pemerintahannya didasarkan
bentuk rumah tangga; ada kepala rumah tangga dan ada anggota-
anggotanya. Setiap tahun kelompok (terdiri tiga puluh keluarga) memilih
seorang pembesar (Magistrate) sebagai pemimpin yang disebut
Sphylarch. Setiap sepuluh pemimpin kepala suku atau klan, membentuk satu
kelompok dan dari kelompok tersebut dipilih satu orang diantara mereka
sebagai perwakilan (Tranibor). Para tranibor yang terpilih dapat mengadakan
pertemuan untuk memilih seorang hakim atau gubernur---dari empat orang
yang dicalonkan oleh masing-masing kota. Dalam pemerintahan Utopia,
gubernur terpilih menjabat seumur hidup namun apabila seorang gubenur
yang berkuasa dianggap tiran terhadap warganegaranya, maka gubernur
tersebut akan diganti dan dipilih gubernur yang lain.
Para Tranibor berperan penting terutama mengkonsultasikan berbagai
persoalan negara kepada gubernur. Setiap hari, para Tranibor bersama dua
orang pemimpin (yang mereka ajak) masuk ke dalam senat berkonsultasi
dengan gubernur mencari solusi menyelesaikan persoalan negara. Semua
persoalan disampaikan dalam sebuah dewan umum yang terdiri dari para
pejabat terpilih. Para pejabat terpilih melibatkan seluruh warganegara dalam
mengambil kebijakan atau keputusan secara demokratis. Pemerintah di kota
utopia menghindari sistem pemerintahan yang bersifat “aristokrasi”---sebuah
negara dipimpin oleh seorang bangsawan yang mempunyai kedudukan dalam
masyarakat.
Masyarakat pedesaan hidup di lingkungan pertanian yang menyebar di
seluruh pulau dan terdiri dari 40 orang di samping dua budak. Untuk setiap 30
rumah pertanian ada pemimpin yang dikenal dengan Philarch. Sepuluh
Philarch bersama-sama dengan kelompok keluarga mereka di bawah petugas
yang disebut dengan Ketua Philarch. Menunjukkan bahwa alasan tidak
adanya hak milik pribadi dan uang di Utopia. Pangeran pulau dipilih seumur
hidup oleh mereka dari empat kandidat yang diusulkan oleh masyarakat. Dia
akan diturunkan jika dianggap tiran. Hukum-hukumnya berjumlah sedikit,
begitu juga kekerasan yang terjadi. Di antara daerah agrikultur Utopia, ada
ilmu pengetahuan yang diinstruksikan. Anak-anak di sekolah belajar
sejarahnya dan teori. Dari setiap kelompk dari 30 petani, 20 orang setiap
tahunnya dikirim ke Negara tetangga untuk memberi ruang bagi orang yang
datang dari kota ke Negara. Untuk mengatur populasi, pemerintah mengatur
ketetapan bahwa di setiap kota hanya ada 6000 rumah tangga yang setiap
rumah berisikan 10 atau 16 orang. Jika rumah tersebut mempunyai jumlah yang
lebih maka mereka akan ditransfer ke daerah yang tidak mencukupi.
Dari segala waktu, tiap orang diajarkan berdagang
tetapi jika menginginkan yang lain juga diperbolehkan. Kerja masyarakat
Utopia hanya enam jam sehari memenuhi kebutuhan dan kehidupan mereka,
ini diharapkan pemalas menjadi sedikit dan tidak ada waktu yang sia-sia. Di
beberapa kota, kelompok keluarga mempunyai tempat makan umum, meski
setiap orang berhak makan di rumahnya sendiri---Pelayanan dilakukan oleh
para budak, sementara wanita-wanita dari beragam keluarga juga ikut
membantu persiapan makanan. Ketika masyarakat Utopia memproduksi
cukup suplai setidaknya selama dua tahun, mereka memakai surplus yang
diperoleh dari perniagaan dengan Negara-negara tetangga, yang membuat
mereka aman dari emas, perak, besi dan benda-benda lain yang mereka
butuhkan. Mereka tidak menggunakan emas dan perak sebagai mata uang,
sejak mereka mempunyai kepemilikan bersama pada properti, tetapi mereka
menggunakannya untuk menyewa tentara dari negara tetangga. Untuk
urusan musik, aritmatika, dan geometri mereka lebih unggul dai Eropa dan di
astronomi dan meteorolgi mereka jauh melampaui.
Terdapat varian berbeda dalam agama, tetapi ritual publik mereka
mempunyai karakter umum sehingga mereka dapat melakukan ritual
keagamaan bersama. Seluruh kepercayaan selain Atheisme ditoleransi. Etnik
mereka adalah hedonistik dan sedikit dari mereka yang tertarik pada
kehidupan asketik (pertapa). Hukuman mereka pada kriminal dan kejahatan
adalah dijadikan budak, dan seseorang yang seharusnya dihukum mati di
Negara lain juga diperlakukan demikian. Anak-anak dari para budak tidak
mempertahankan status dari orang tua mereka. Seseorang yang terkena
penyakit yang tidak bisa disembuhkan, oleh para pendeta dan hakim
disarankan untuk hidup menyendiri. Jikalau mereka tidak mau, tidak akan
ada paksaan. Mereka yang melakukan bunuh diri tanpa persetujuan pendeta
dan hakim akan dilakukan penguburan yang tidak terhormat dan mereka
yang meninggal dengan gembira, tubuhnya akan dikremasi sebagi simbol
penghormatan. Wanita tidak diperbolehkan menikah di bawah umur 18 begitu
juga laki-laki yang harus di atas umur 22. banyak langkah yang diambil untuk
membuat mereka melakukan pernikahan, salah satunya diperkenalkan satu
sama lainnya untuk menghindari rumah tangga yang tidak bahagia.
Perceraian hanya boleh dilakukan satu kali dan hanya pihak yang tidak
bersalah yang boleh menikah lagi. Pendeta Utopia mempunyai kekudusan
yang tinggi, tetapi jumlahnya sedikit. Mereka dipilih oleh masyarakat dengan
surat suara rahasia. Wanita tidak dimasukkan pada kependetaan, meskipun
sebagian mereka—janda dan wanita tua—dipilih. Kependetaan berada di
kehormatan yang sangat tinggi. Pelancong menyimpulkan bahwa kuantitas ini
menunjukkan kebahagiaan dan persesuaian yang berlaku di Utopia berada
pada tiadanya property pribadi.
Untuk urusan bepergian, Hythloday berkata, “Seseorang yang ingin
mengunjungi temannya di negeri lain dengan gampang mendapat izin dari
Syphogrant dan Tranibor (petugas yang menangani hal tersebut), kecuali jika
untuk beberapa alasan dia dibutuhkan di rumah.” Tetapi dia harus berjanji
untuk kembali pada waktu tertentu. Jikalau dia melanggar maka akan diberi
hukuman keras. Ini mengindikasikan masyarakat yang kolektif, bahwa
seseorang meninggalkan komunitas tanpa memberitahu seseorang merupakan
kriminal dan harus dihukum.
7. Penutup

Karya Utopia adalah potret sempurna sosial pemerintahan yang dibangun berdasarkan
fundamen-fundamen agama. Faktanya, ia adalah prototip dari tulisan tentang sistem sosial pada
abad ke-8; pandangan Utopia sekuler. Konsep pemerintah sosial yang sempurna adalah surga
yang dibawa ke bumi atau surga yang diwujudkan di bumi. More menyadari bahwa nafsu pada
kekayaan sumber utama kejahatan dalam masyarakat. Utopia menggambarkan kondisi
masyarakat terpuaskan atas kebutuhan-kebutuhan dasar dan menyediakan penyangga atas
bahaya-bahaya di masa depan, termasuk serangan negara lain. Di dalam Utopianisme-nya,
masyarakat tidak perlu bekerja lebih untuk berbagai keperluan namun tetap menghormati
pekerjaan yang dilakukan atas kemauan sendiri. Gagasan More banyak ditiru pemikir setelahnya,
meski tidak serupa tetapi hal tersebut sebuah interpretasi dan kelanjutan dari karya More yang
membumi. Sebut saja karya Prancis Bacon; "New Atlantis" (1624), Campanella; "City of the
Sun" (1637), William Morris's; "News from Nowhere" (1890) termasuk Saint-Simon, penganut
Utopia modern dan KarlMarx.

Karya Utopia Thomas More sebuah pemikiran penting membantu kita memahami
pemikiran politik masa sekarang dan renaissance serta meninjau ulang kondisi Eropa abad ke-16.
Karya ini adalah kendaraan More meninjau dan menguraikan
beberapa gagasan terkait dengan nasehat raja pada peranan
properti pribadi di dalam masyarakat. Ceritanya; More diberitahu
tentang pulau di dunia baru bernama Utopia oleh Raphael
Hythloday—arti Hythloday adalah orang yang ahli omong kosong—
yang merupakan daratan yang mempunyai perbedaan dan persamaan
dengan negara Inggris yang dipimpin oleh Tudor. More menyimpulkan
perbedaan di akhir bukunya bahwa beberapa hukum dan kebiasaan yang
dijelaskan Hythloday di Negara Utopia sebenarnya sangat absurd, dia
mengakui bahwa di negara makmur Utopia ada beberapa ciri-ciri dan
karakter yang sama dalam masyarakat kita lebih dari yang kita lihat.

8. Daftar Pustaka
Ian Ousby, Ed. 1998. The Life of Sir Thomas More (1478-1535), The Cambridge
Guideto Literature in English.(Cambridge University Press: Cambridge).
Frank O'Hara. 1912. Utopia. Catholic The Catholic Encyclopedia. Volume XV.
(Archbishop of NewYork.).
Kristiyanto, Eddy, Reformasi dari Dalam: Sejarah Gereja jaman Modern,
Yogyakarta:
——-Kanisius, 2004.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), edisi ketiga, Jakarta: Balai Pustaka,
2003.
Murphy, Anne, Thomas More Tokoh Seri Pemikir Kristen, (terj), P. Hardono
Hadi,
——-Yogyakarta: Kanisius, 2001.
Ogden, H.V.S. (ed), Principal Dates in More’s Life dalam Utopia by Thomas
More, New
——-York: Appleton-Cent0ury-Crofits, Inc.
Richard Marius. 1995. Utopia as Mirror for a Life and Times. (Keynote Address,
Loyola Collegeof BaltiMore, BaltiMore, Maryland).
Syakban Rosyidi. 2002. The History of Modern Thought. CISC (Center of
Interdisciplinary Study and Cooperation: Malang).
The New Book of Knowledge, Vol. 12, USA: by Grolier Incorporated, 1981.
The Encyclopedia Americana Internation, Vol. 19, USA: Grolier Incorporated, 1981.
The Encyclopedia of Philosophy, Vol. 5, New York: Collier Macmillan Publishers,
1967.
Alcaponne, 12 September 2015
Salam 1 Malaysia.

Reka Bentuk Kajian


- Reka bentuk kajian memberi gambaran tentang kerangka, perancangan atau strategi yang
menentukan prosedur kajian.
- Aspek-aspek reka bentuk merangkumi:

pendekatan kajian,

Kaedah persampelan,

Cara pengumpulan data,

Teknik memproses dan menganalisis data, dan

Penulisan laporan.

Reka bentuk Kuasi-Eksperimen• Kajian Eksperimental tulen menggunakan pemilihan rawak dan
pengagihan rawak peserta kajian kepada kumpulan eksperimen dan kawalan

• Kajian kuasi-eksperimen TIDAK melaksanakan pemilihan rawak peserta kajian


• Sebab utama adalah kerana subjek kajian tidak dapat dipilih dan diagihkan secara rawak
• Cth menggunakan kelas-kelas yang sedia ada kerana konstrain pentadbiran.
Kajian Kuasi Eksperimental

Kajian ini digunakan untuk menilai keberkesanan suatu program apabila responden tidak dapat diagihkan
secara rawak. Dua kumpulan responden mestilah tidak seimbang dan tidak mempunyai ciri-ciri yang sama.
Rekabentuk kuasi-eksperimen digunakan untuk menggantikan reka berbentuk eksperimen tulin apabila pengagihan
responden secara rawak tidak dapat dilakukan oleh penyelidik. Kajian ini dilakukan ke atas individu yang sentiasa
terdedah dengan ralat-ralat dari luar misalnya perbezaan jantina, umur, latar belakang, pengalaman lepas,
pengetahuan sedia ada, pengaruh persekitaran dan sebagainya. Kesemua faktor berkenaan boleh mempengaruhi
hasil eksperimen. Dalam perkataan lain, penyelidik kurang yakin sama ada perubahan pada responden kumpulan
rawatan pada akhir eksperimen adalah disebabkan oleh rawatan yang diberikan kepadanya atau faktor-faktor luaran
yang lain.

Kajian ini digunakan oleh penyelidik bidang psikologi, sosiologi dan pendidikan. Ia menggunakan prosedur
persampelan secara kebetulan/ pensampelan kesediaan dan persampelan bertujuan. Sampel begini bukan merupakan
sampel rawak.
Terdapat tiga reka bentuk kajian kuasi-eksperimen yang biasa digunakan iaitu Ujian pra-pasca kumpulan-kumpulan
tidak seimbang. Reka bentuk regrasi tidak bersambungan dan reka bentuk siri masa. Reka bentuk ujian pra-pasca
kumpulan-kumpulan tidak seimbang merupakan reka bentuk yang paling popular digunakan dalam kajian
keberkesanan dalam bidang pendidikan. Dalam reka bentuk kajian ini, analisis Ujian-t dan Ujian ANOVA
digunakan untuk menentukan perbezaan antara kedua-dua kumpulan responden. Reka bentuk regresi tidak
bersambung biasanya digunakan dalam kajian yang melibatkan kumpulan khas misalnya menilai keberkesanan
program pemulihan dan menguji keberkesanan program kaunseling ke atas sikap pelajar bermasalah disiplin.
Analisis data adalah menggunakan Ujian regrasi.
Saya sependapat dengan saudari. kajian tinjauan, data dikumpul secara terus daripada
sekumpulan sampel. Pengkaji memilih sekumpulan sampel daripada populasi yang sama,
memungut data dan seterusnya menganalisis data tersebut untuk menjawab soalan kajian. Saiz
sampel kajian tinjauan biasanya lebih besar sehingga boleh mencecah jutaan berbanding
eksperimen. Ia sesuai digunakan untuk menghurai sesuatu fenomena atau ramalan mengenai isu
masyarakat dan negara.

Manakala, Kajian Kuasi Eksperimen biasanya digunakan untuk menilai keberkesanan suatu
program apabila responden kajian tidak dapat diagihkan secara rawak. Dua kumpulan responden
yang dipilih mestilah tidak seimbang dan tidak mempunyai ciri-ciri yang sama. Rekabentuk
kuasi-eksperimen digunakan untuk menggantikan reka berbentuk eksperimen tulin apabila dalam
proses pemilihan responden kajian, pengagihan secara rawak tidak dapat dilakukan oleh
penyelidik (Chua, 2006). Tambahan lagi, kajian ini dilakukan ke atas individu yang sentiasa
terdedah dengan ralat-ralat dari luar misalnya perbezaan jantina, umur, latar belakang,
pengalaman lepas, pengetahuan sedia ada, pengaruh persekitaran dan sebagainya. Kesemua
faktor berkenaan boleh mempengaruhi hasil eksperimen. Dalam perkataan lain, penyelidik
kurang yakin sama ada perubahan pada responden kumpulan rawatan pada akhir eksperimen
adalah disebabkan oleh rawatan yang diberikan kepadanya atau faktor-faktor luaran yang lain.

Saya sokong dengan pendapat cikgu. Apakah kajian kuasi–eksperimen? Kajian ini biasanya
digunakan untuk menilai keberkesanan suatu program apabila responden kajian tidak dapat
diagihkan secara rawak. Dua kumpulan responden yang dipilih mestilah tidak seimbang dan
tidak mempunyai ciri-ciri yang sama. Rekabentuk kuasi-eksperimen digunakan untuk
menggantikan reka berbentuk eksperimen tulin apabila dalam proses pemilihan responden
kajian, pengagihan secara rawak tidak dapat dilakukan oleh penyelidik (Chua, 2006).

Tambahan lagi, kajian ini dilakukan ke atas individu yang sentiasa terdedah dengan ralat-ralat
dari luar misalnya perbezaan jantina, umur, latar belakang, pengalaman lepas, pengetahuan sedia
ada, pengaruh persekitaran dan sebagainya. Kesemua faktor berkenaan boleh mempengaruhi
hasil eksperimen. Dalam perkataan lain, penyelidik kurang yakin sama ada perubahan pada
responden kumpulan rawatan pada akhir eksperimen adalah disebabkan oleh rawatan yang
diberikan kepadanya atau faktor-faktor luaran yang lain.

Kajian ini biasanya digunakan oleh penyelidik bidang psikologi, sosiologi dan pendidikan
(Neuman, 2000). Contoh, seorang penyelidik telah menjalankan kajian tentang keberkesanan
program kaunseling ke atas pelajar-pelajar bermasalah disiplin di sebuah sekolah. Kajian ini
menggunakan kaedah pemilihan responden untuk pensampelan bertujuan. Pensampelan ini
menggunakan ciri-ciri tingkah laku bermasalah disiplin. Kumpulan rawatan merupakan pelajar
yang bermasalah disiplin mana kala kumpulan kawalan ialah kumpulan pelajar tidak bermasalah
disiplin. Perbezaan yang boleh dikenal pasti dari kedua-dua kumpulan berkenaan ialah jantina,
bangsa, umur, tahap IQ, tahap pendidikan, pandangan dan sikap mereka.

SOALAN 3

Kajian Tinjauan

1)Cross Sectional digunakan mengutip data yang manggambarkan sikap,pendapat atau kepercayaan
semasa .

2) Melibatkan penggunaan soal selidik atau penggunaan maklumat .

3)tidak dapat mengukur perubahan yang berlaku dalam tempoh masa .

4)boleh mempunyai banyak persampelan dalam satu masa yang sama .

5) mendapat informasi kepada pengkaji tentang aspek sikap ,pendapat ,tingkah laku atau ciri-ciri
sesuatu populasi.

Kajian Kuasi Eksperimen

1)Kajian yang menggunakan kumpulan-kumpulan yang sedia ada sebagai kumpulan kawalan dan
kumpulan eksperimen .

2) perbandingan dan perbezaan antara kumpulan yang menerima rawatan dan kumpulan kawalan.

3)melibatkan satu jangka masa yang panjang dan melibatkan tenaga yang banyak.

4) hanya melibatkan dua kumpulan dan mengkaji keberkesanaan program, maka kajian ini lebih
berfokus kepada sesuatu kumpulan yang memerlukan sahaja .

5) Reka bentuk ini digunakan apabila adanya halangan dalam memilih dan menagihkan subjek kajian
secara rawak.

You might also like