Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 5

Biogeografi adalah mempelajari distribusi geografi dari tanaman dan hewan.

Dengan mempelajari biogeografi kita


dapat menjelaskan mengapa spesies-spesies berdistribusi, dan apa bentuk distribusi yang diperlihatkan mengenai
habitat dan daerah asal mula mereka. Dari perjalanan Darwin mengelilingi dunia dengan H.M.S. Beagle, ia
menemukan bahwa spesies tanaman dan hewan umumnya tidak berdistribusi jauh dari habitat yang potensial. Studi-
studi mengenai biogeografi sejak Darwin dibuktikan berulang-ulang oleh para ilmuan. Contohnya pada Maret 1858,
Alfred Russel Wallace mengirimkan sebuah surat kepada ilmuwan terkenal, Charles Darwin melalui kapal pos milik
Belanda. Dalam surat yang dikenal dengan Letter From Ternate, naturalis asal Inggris itu menyisipkan sebuah
makalah pendek yang ia beri judul On the Tendency of Varieties to Depart Indefinitelty from the Original Type.
Makalah tersebut berbicara tentang seleksi alam yang terjadi pada suatu spesies di dunia. Dari sana Wallace
dianggap memlilik peran dalam pencetusan Teori Darwin.

Wallace yang merupakan mitra yunior Darwin, adalah salah satu ahli sejarah dan Bio-Geografi Evolusi muda yang
gemar berpetualang. Ia tiba di Nusantara (Indonesia) tahun 1854 setelah perjalanan dan penelitiannya di Singapura.
Ia juga sempat menyusuri sungai Amazon, Brazilia tahun 1846 ketika usianya baru 23 tahun. Wallace menggunakan
uang hasil menjual serangga temuannya untuk menggelilingi nusantara. Selama 8 tahun ia menetap dan melakukan
penelitian perihal beragam jenis satwa di nusantara.

Dalam catatannya, Wallace menemukan 126.000 spesimen fauna meliputi 8050 spesimen burung, 7500 kerangka
dan tulang aneka satwa, 310 spesimen mamalia, serta 100 spesimen reptil. Sisanya, sebanyak 109.700 merupakan
spesimen serangga. Wallace mendapati bahwa terdapat garis imajiner yang menjadikan pembeda antara satwa yang
berada di wilayah barat nusantara dengan tengah dan timur. Ia mengemukakan bahwa kedalaman laut merupakan
salah satu faktor yang mendasari perbedaan tersebut. Contoh yang mudah dilihat ialah terdapat kesamaan satwa
yang terdapat di Pulau Sumatera, Jawa, dan Kalimantan seperti Harimau, Monyet, Kucing Liar, dan Lingsang.

Di bagian tengah nusantara, Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Bali memiliki beberapa satwa endemik seperti Babi
Rusa dan Tapir karena memang dibatasi oleh laut dalam seperti Laut Aru, dan Selat Lombok. Sementara satwa-
satwa di wilayah timur seperti Papua dan Nusa Tenggara memiliki kemiripan dengan satwa yang ada di Australia
seperti Kangguru dan satwa endemik Nusa Tenggara, Komodo.
Catatan Wallace itu dibukukan dengan judul The Malay Archipelago. Mulai saat itu Alfred Russel Wallace
dianggap sebagai Bapak Biogeografi Evolusi dan ia mempromosikan Nusantara (Indonesia) sebagai laboratorium
Geo-biodeversity Dunia.

Khatulistiwa

Dipromosikan sebagai laboratorium Geo-biodeversity dunia merupakan sebuah kebanggaan bagi Indonesia di mata
dunia. Hal ini dimungkinkan mengingat Indonesia memiliki sekitar 300.000 jenis satwa liar atau sekitar 17% satwa
di dunia. Selain itu, Indonesia juga menempati posisi pertama dalam hal kekayaan mamalia karena memiliki 515
jenis, 1539 jenis burung, dan sekitar 45% jenis ikan.

Pakar zoologi, Gono Semiadi menjelaskan keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia didasari dari dari letak
goegrafinya yang dilalui khatulistiwa. Tingginya curah hujan juga memiliki andil besar dalam menyediakan pangan
khususnya bagi satwa.
“Indonesia memiliki banyak satwa yang mampu unik dan menarik. Tidak heran jika keunikan satwa Indonesia
menjadi komoditas utama perdagangan satwa di dunia,” terangnya.

Dalam wawancaraku mengenai keberadaan satwa-satwa di Indonesia sore itu, Profesor yang kini sedang fokus
meneliti rusa dan babi menjelaskan ada dua alasan mengapa setiap tahun keberadaan satwa di Indonesia mengalami
penurunan jumlah di habitat aslinya. Pertama perihal pembukaan akses hutan dan penangkapan satwa melalui
pembalakkan. Kedua tentang meningkatnya gaya (pola) hidup yang menjadikan daging, kulit, ataupun ornamen
seekor satwa sebagai bahan konsumsi atau sekedar prestis (budaya).

“Sejauh ini masyarakat yang tinggal di wilayah Asia Timur ditengarai sebagai konsumen terbesar bagi satwa-satwa
di dunia. Hal ini tentu saja dilatarbelakangi dari nilai budaya yang ada di masyarakatnya, yang mempercayai bahwa
dengan memakan satwa yang langka akan meningkatkan prestise dan kesehatan.”

Dari keterangannya ini aku juga mendapati bahwa fakta-fakta mengenai keberadaan satwa Indonesia yang ada di
masyarakat tidak selamanya benar. Aku sempat mencatat beberapa fakta mengenai jumlah satwa yang dikatakan
mengalami kepunahan namun fakta-fakta dilapangan masih dimungkinkan adanya hewan tersebut. Seperti halnya
Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica). Harimau Jawa merupakan jenis harimau yang hidup di hutan-hutan pulau
Jawa. Harimau Jawa memiliki tubuh yang lebih besar dibandingkan Harimau Sumatare.

Pada tahun 1980-an, Harimau Jawa mengalami penurunan jumlah yang cukup drastis akibat perburuan dan
perkembangan lahan pertanian oleh masyarakat dan pemerintah di pinggiran habitatnya. Sebagian peneliti
memperkirakan Harimau Jawa telah punah mengingat catatan terakhir yang diketahui tahun 1950-an disebutkan
bahwa jumlah Harimau Jawa diperkirakan hanya tinggal 25 ekor jenis harimau ini di habitatnya. Selain Harimau
Jawa, adapun beberapa jenis satwa endemik Indonesia yang dilansir mengalami kepunahan seperti, Harimau Bali
(Panthera tigris sondaica Bali) tahun 1925, Kuau Bergaris Ganda (Argusianus bipunctatus) ,Tikus Hidung Panjang
(Flores Paulamys naso Flores ) dan Verhoeven’s Giant Tree Rat (Papagomys theodorverhoeveni) di Flores 1996.
Kesimpulan mendasar dari studi biogeografis memperlihatkan bahwa suatu spesies baru muncul pada satu tempat
dan kemudian menyebar menuju keluar dari titik atau tempat asal. Beberapa spesies kemudian menjadi lebih luas
distribusinya, tetapi mereka tidak dapat melewati barier-barier alami yang terpisah daerah biogeografis yang besar.
Oleh karena itu, meskipun lingkungan hidup sesungguhnya identik pada daerah biogeografis berbeda, jarang
ditempati oleh spesies yang sama. Buktinya, setiap daerah geografi besar di dunia mempunyai karakteristik
kelompok tanaman dan hewan. Sebagai contoh, di Australia semacam kanguru (marsupial) mempunyai kantong
yang berperan sebagai tempat menyusui dan melindugi anaknya, pada daerah biogeografi yang lain kanguru
(marsupial) hampir tidak ditemukan. Selanjutnya, catatan fosil setiap daerah menampilkan suatu garis evolusioner
kejadian-kejadian biologis yang terpisah dari semua daerah-daerah lain. Dengan setiap garis evolusioner, banyak
fosil-fosil yang telah ditemukan dapat dibentuk atau disusun suatu spesies yang pernah hidup pada daerah tertentu.
Bukti-bukti observasi atau pengamatan memperkuat konsep bahwa seleksi alam berlaku, oleh kekuatan besar dari
lingkungan sehingga muncul spesies baru yang hanya dapat hidup beradaptasi atau dapat menyesuaikan diri dengan
kondisi topografinya maupun kondisi iklim disekelilingnya. Sebagai buktinya, apa yang dilihat Darwin ketika
menemuakan bahwa spesies pada pulau tertentu terhalang untuk berhubungan dengan spesies pada pulau-pulau
dekat, dan bahwa spesies sepulau umumnya berhubungan dengan speseis terdekat yang hidup sedaratan. Sebaliknya,
tidak ada bukti yang mendukung keberadaan sekelompok“island species” (spesies yang hanya ada pada pulau
tertentu) dengan karakteristik tertentu ditemukan dalam habitat-habitat pulau lain kemanapun kita mengelilingi
dunia.
Pada tingkatan yang lebih spesifik, biogeografi menunjukkan banyak bukti-bukti menyolok yang mengarah pada
kejadian evolusi konvergen (convergent evolution). Organisme-organisme pada kenyataannya mempunyai
biogeografi berbeda-beda, meskipun diturunkan dari keturunan nenek moyang yang sangat berbeda, memiliki
kesamaan proses adaptasi pada habitat-habitat khusus. Sebagai contoh, tanaman kaktus (famili Cactaceae)
ditemukan di gurun pasir sebelah tenggara Amerika Utara, dan di gunung pasir Andes, tetapi tidak ada dimanapun di
tempat lain. Di samping itu habitat-habitat kering dan tandus di Afrika ditempati oleh sekelompok tanaman dari
famili Euphorbiaceae. Contoh-contoh ini memperjelas teori kekuatan seleksi alam dimana terbentuk ciri-ciri atau
bentuk-bentuk yang sangat sama oleh karena adaptasi pada lingkungan yang sama.

Lebih jauh dijelaskan, dua tempat yang memiliki iklim yang sama belum tentu keadaan flora dan faunanya sama,
bahkan mungkin berbeda sama sekali. Sebagai contoh kepulauan Galapagos dan kepulauan Cape Verde mempunyai
iklim yang sama tetapi flora dan faunanya berbeda. Flora dan fauna di kepulauan Galapagos hampir sama dengan
flora dan fauna yang terdapat di Amerika Selatan.

Dihasilkannya 13 spesies burung Finch di kepulauan Galapagos disebabkan oleh adanya penyebaran geografi.
Burung yang berasal dari Amerika Selatan yang bermigrasi ke kepulauan Galapagos ini menemukan lingkungan
baru yang berbeda dengan lingkungan asalnya sehingga terbentuk varian-varian yang sesuai dengan lingkungan
yang baru dan terus berkembang.
Cara penyebaran ini ada 2 macam yaitu penyebaran aktif dan penyebaran pasif. Penyebaran aktif ialah penyebaran
yang didorong oleh factor-faktor dari dalam diri inidividu itu sendiri, misalnya perpindahan populasi burung dari
suatu tempat ke tempat lain untuk mencari makanan; sedangkan penyebaran pasif ialah penyebaran yang disebabkan
oleh factor-faktor lain, misalnya penyebaran buah kelapa oleh air. Dalam melakukan penyebaran itu banyak
rintangan yang tidak dapat diterobos atau dilalui. Jika dapat diterobos lingkungan yang baru itu tidak memenuhi
persyaratan bagi hidupnya, oleh karena itu baik penyebaran aktif maupun penyebaran pasif tidak selalu berakibat
perluasan daerah.
teori pangea gondwana

Lapisan bumi yang tersusun dari berbagai proses secara sedemikian rupa, nampaklah bagian-bagian yang di
antaranya bagian terluar yang keras dan bagian bawah yang relatif cair. Kita merasakan seolah – oleh permukaan
bumi sesuatu yang kaku dan diam (tidak bergerak). Ternyata sejak zaman dulu, permukaan bumi yang diam ini telah
mengalami perjalanan atau pergeseran yang jauh dari bentuknya semula. Di antara para ilmuwan yang memberikan
gagasan tentang adanya pergeseran di bumi yaitu Antonio Snidar – Pellegrini yang mengamati benua-benua Afrika
dan Amerika Selatan merupakan benua yang pernah bersatu.

Seorang ahli ilmu cuaca dari Jerman yang bernama Alfred Wegener (1912), dalam teorinya yang terkenal yaitu teori
pengapungan benua (Continental drift theory) mengemukakan bahwa sampai sekitar 225 juta tahun lalu, di bumi
baru ada satu benua dan samudra yang maha luas. Benua raksasa ini dinamakan pangea, sedangkan kawasan
samudera yang mengapitnya dinamakan panthalassa.

Sedikit demi sedikit pangea mengalami retakan-retakan dan pecah. Sekitar 135 juta tahun yang lalu, benua raksasa
tersebut pecah menjadi dua, yaitu pecahan benua di sebelah utara dinamakan Laurasia dan di bagian selatan
dinamakan gondwana. Kedua benua itu dipisahkan oleh jalur laut sempit yang dinamakan Laut Tethys. Sisa Laut
Tethys pada saat ini merupakan jalur cebakan minyak bumi di sekitar laut-laut di kawasan Timur Tengah.

Baik Laurasia maupun Gondwana kemudian terpecah-pecah lagi menjadi daratan yang lebih kecil dan bergerak
secara tidak beraturan dengan kecepatan gerak berkisar antara 1 – 10 cm pertahun . Dalam sejarah perkembangan
planet bumi, sekitar 65 juta tahun lalu, Laurasia merupakan cikal bakal benua-benua yang saat ini letaknya di
sebelah utara ekuator (belahan bumi utara), meliputi Eurasia, Amerika Utara, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.
Adapun Gondwana merupakan cikal bakal benua-benua di belahan bumi selatan, meliputi Amerika Selatan, Afrika,
Sub benua India, Australia, dan Antartika, hingga terbentuklah benua-benua yang kita saksikan saat ini.

Bioma
Bioma yang bermacam-macam merupakan bukti evolusi makhluk hidup yang berada di dalamnya.
1. Bioma Tundra = bioma yg terdapat di daerah lingkaran kutub utara dan selata. Pada bioma ini tidak terdapat
perpohonan yg dapat tumbuh, yg ada hanya tumbuha kecil sejenis rumput dan lumut.
– Ciri-cirinya :
a. Hampir semua wilayahnya tertutup oleh salju/es
b. Memiliki musm dingin yg panjang dan gelap serta musin panas yg panjang dan terang
c. Usia tumbuh tanaman sangat pendek, berkisar antara 30-120 hari (1-4 bulan)

2. Bioma Gurun = bioma yg di dominasi oleh batu/pasir dg tumbuh sangat jarang. Bioma ini paling luas sekitar
20derajat LU melalui dari pantai Atlantik di Afrika hingga ke Asia Tengah. Sepanjang daerah itu terdapat kompleks
Gurun Sahara, Gurun Arab & Gurun Gobi dg luas mencapai 10 juta km.
– Ciri-cirinya :
a. Curah hujan sangat rendah, <250mm/tahun dg itensitas panas matahari sangat tinggi.
b. Tingkat penguapan (evaporasi) lebih tinggi dari curah hujan.
c. Air tanah cenderung asin, karena lautan garam dalam tanah tidak cenderung berpindah baik karena pencucian oleh
air maupun rainase
d. Tumbuha yg hidup didaerah gurun umumnya yg mempunyai daun kecil seperti duri dan berakar panjang

3. Bioma Padang Rumput = terbentang dari daerah tropika sampai ke daerah subtropika yg curah hujannya tidak
cukup untuk perkembangan hutan
– Ciri-cirinya :
a. Curah hujan tidak teratur, antara 250-500m/tahun
b. Tanah pada umumnya tidak mampu menyimpan air yg di sebabkan oleh rendahnya tingkat potensitas tanah dan
sistem penyaluran yg kurang baik sehingga menyebabkan rumput” tumbuh dg subur
c. Beberapa jenis rumput mempunyai ketinggian hingga 3,5m
d. Memiliki pohon yg lebat yaitu Akasia
e. Wilayah persebaran bioma stepa meliputi Afrika, Amerika Selatan, Amerika Serikat Bagian Barat, Argentina, dan
Australia

4. Bioma Taiga = banyak ditemukan di belahan negara Rusia dan Kanada. Bioma Taiga merupakan bioma terluas
dari bioma” yg laun yg ad di bumi
– Ciri-cirinya :
a. Mempunyai musim dingin yg cukup panjang dan musim kemarau yg panas dan sangat singkat
b. Jenis tumbuhan yg hidup sangat sedikit, biasanya hanya terdiri dari dua atau tiga jenis tumbuhan

5. Bioma Sabana = padag rumbut yg diselingi oleh pohon” yg tumbuh menyebar, biasanya pohon palem dan akasia.
Sabana merupakan salah satu sistem biotik terbesar dibumi yg menempati daerah luas di Benua Afrika, Amerika
Serikat, dan Australia. Sabana pada umumnya terbentuk di daerah tropik sampai subtropik.
– Ciri-cirinya :
a. Bersuhu panas sepanjang tahun
b. Hujan terjadi secara musiman, da menjadi faktor penting bagi terbentuknya sabana

Sumber

Ernst Meyr. 2001. What Evolution Is.

Stephen K Sanderson. 1991. Macrosociology. Harper Collins.

Referensi lanjut

Dobzhansky, T. 1962. Mankind Evolving. New Haven: Yale UP.

Futuyma, D.J. 1986. Evolutionary Biology. 2 nd Ed. Sunderland: Sinauer.


Stebbins, C.L. dan Ayala, F.J. 1981. Is a New Evolutionary Synthesis Necessary? Science 213: 967-971

You might also like