Kosmografi Bab 1

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 19

KOSMOGRAFI (ABKA574)

”KOSMOGRAFI DAN PENGENALAN JAGAT RAYA”

Dosen pengasuh

Dr. DEASY ARISANTY, M.Sc

MUHAMMAD EFFENDI, M.Pd

Di susun oleh :

GUSMANSYAH A1A514204

SHELLA OKTAVIANI S. A1A514206

SYARIF HIDAYATULLAH A1A514208

PROGRAM STUDI PENDIDIKANGEOGRAFI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

2017

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah
tentang “Pendidikan Lingkungn Hidup” tepat pada waktunya.Kami juga berterima kasih
kepada Ibu Dr. Deasy Arisany M.Sc dan bapak Muhammad Effendi, M.Pd selaku dosen
pembimbing mata kuliah Kosmografi ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan pembaca tentang makalah iini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya.Kritik dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.

Banjarmasin , 19 September 2017

Penyusun
Kelompok 9

2
DAFTAR ISI
Cover ........................................................................................................................ 1
KATA PENGANTAR ............................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang .............................................................................................. 4
B. Rumusan masalah ........................................................................................ 4
C. Tujuan penelitian ......................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN
A. KOSMOGRAFI
1. Definisi Kosmografi........................................................................... 6-7
2. Batasan Kosmografi ............................................................................... 7
3. Beberapa Penjelasan dari Ahli Astronomi tentang Kosmografi ............ 7
4. Tujuan dan manfaat kosmografi ............................................................ 8
B. JAGAT RAYA
1. Pengertian Jagat Raya ............................................................................ 9
2. Jagat Raya Mengembang ................................................................. 9-10
3. Teori Pembentukan Jagat Raya ...................................................... 10-12
4. Pandangan Manusia terhadap Jagat Raya ...................................... 12-15
5. Anggota Jagat Raya ....................................................................... 15-17

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 19

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Alam semesta sangatlah luas, akan tetapi, saat kita mulai berpikir tentang seberapa
luas hal ini sebenarnya, kita akan menjumpai gambaran yang jauh berbeda dari apa yang
bisaanya kita pahami. Garis tengah matahari adalah 103 kali lebih besar daripada garis tengah
bumi. Mari kita perjelas hal ini dengan menggunakan perbandingan. Jika kita umpamakan
bumi sebagai kelereng, matahari adalah bola yang dua kali lebih besar daripada sebuah bola
sepak. Hal yang menarik di sini adalah jarak di antara keduanya. Agar dapat membuat tiruan
yang mencerminkan ukuran sesungguhnya, kita perlu menempatkan jarak sejauh kira-kira
280 meteri ( 920 kaki) di antara bumi berukuran kelereng dengan Matahari berukuran bola
tersebut. Dan bintang-bintang yang berada di luar tata surya kita perlu ditempatkan berkilo-
kilometer jauhnya.
Dengan perbandingan ini, dapat membayangkan bahwa tata surya merupakan tempat
yang sangat luas. Tetapi, saat kita membandingkannya dengan galaksi Bima Sakti, tempat
tata surya kita berada, tata surya kita akan tampak sangat kecil. Karena, di dalam galaksi
Bima Sakti, ada sekitar 250 miliar bintang yang mirip dengan matahari kita, dan kebanyakan
jauh lebih padat. Matahari kita terletak pada salah satu lengan galaksi yang berbentuk spiral
ini. Tetapi, yang menarik adalah galaksi Bima Sakti sesungguhnya adalah tempat yang sangat
“kecil” pula, bila kita memperhitungkan keseluruhan luar angkasa. Sebab, ada juga galaksi-
galaksi lain di ruang angkasa yang diperkirakan berjumlah keseluruhan sekitar 300 miliar.
Untuk mengetahui itu semua maka di perlukan ilmu dalam hal mempelajari itu semua
fenomena – fenomena tersebut oleh karena itu diperlukan suatu kelilmuan khusus yaitu
Kosmografi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Kosmografi ?
2. Apa Saja Tujuan Dan Manfaat Kosmografi ?
3. Apa Yang Dimaksud Dengan Jagat Raya?
4. Bagaimana Pandangan Manusia Terhadap Jagat Raya ?
5. Apa Saja Teori Pembentukan Jagat Raya ?
6. Apa saja anggota jagat raya?

4
C. Tujuan
1. Untuk Menegetahui Apa Yang Dimaksud Dengan Kosmografi.
2. Untuk Menegetahui Apa Saja Tujuan Dan Manfaat Kosmografi.
3. Untuk Menegetahui Apa Yang Dimaksud Dengan Jagat Raya.
4. Untuk mengetahui Pandangan Manusia Terhadap Jagat Raya
5. Untuk Mengetahui Apa Saja Teori Pembentukan Jagat Raya.
6. Untuk mengetahui anggota jagat raya

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. KOSMOGRAFI
1. Definisi Kosmografi
Kosmografi (harafiah berarti "pengukuran langit") adalah ilmu yang mengkaji
penggambaran alam semesta, baik langit maupun bumi (atau benda-benda langit
lainnya). Kajian dari ilmu ini menghasilkan berbagai peta langit maupun bumi.
Kosmografi diambil dari bahasa Yunani, cosmos dan graphein. Cosmos
artinya alam semesta atau jagad raya (universe), sedangkan graphein artinya
tulisan, penggambaran atau uraian tertulis. Dengan demikian secara harfiah
kosmografi adalah ilmu pengetahuan yang menguraikan atau menggambarkan
tentang alam semesta serta menjelaskan fenomena-fenomena dan hukum-hukum
yang terjadi di alam semesta (universe), (Endarto : 2014).
Pengetahuan tentang letak, pergerakan dan sifat-sifat matahari, bulan, bintang,
planet dan sebagainya disebut astronomi (aster=bintang). Sedangkan peramalan
nasib peruntungan manusia, sesuatu bangsa atau negara dan sebagainya dengan
memperhatikan letak benda-benda langit itu (pada hakikatnya adalah tahayul),
dinamai astrologi.Ajaran mengenai asal mula terjadinya seluruh benda-benda
langit ataupun alam semesta yang umumnya berhubungan rapat dengan filsafat,
kepercayaan (agama) dinamai kosmogoni. Semua yang diatas itu termasuk
wilayah ilmu falak atau yang disebut juga kosmografi (kosmos=alam semesta;
graphein=menulis), karena nama istilah inilah yang biasa diberikan untuk ikhtisar
umum astronomi. Boleh juga kita sebut ilmu bumi pasti.
Pengetahuan akan posisi berbagai benda langit yang dipelajari dalam
kosmografi dalam bentuknya yang paling awal telah lama dimanfaatkan oleh
berbagai bangsa dunia pada masa prasejarah sebagai pedoman navigasi untuk
menunjukkan arah atau posisi pengamat; atau sebagai panduan untuk penentuan
suatu kegiatan budaya. Sebagai misalnya diberikan dua contoh. Pelaut masa lalu
mengandalkan pengetahuan mengenai posisi beberapa rasi bintang sebagai
petunjuk untuk memulai suatu perjalanan lewat laut serta untuk menentukan arah.
Dukun dari suatu masyarakat agraris akan membaca tanda-tanda di langit dan
alam sekitarnya untuk menentukan kapan suatu upacara atau kegiatan penanaman
dimulai.
6
Dari pengetahuan mengenai kosmografilah berbagai sistem penanggalan
dibuat. Ilmu-ilmu modern seperti geografi, geodesi, kartografi, serta astronomi
mendapat banyak kontribusi dari kosmografi.

2. Batasan Kosmografi
Kosmografi adalah ilmu pengetahuan yang menguraikan dan memberikan
gambaran alam semesta serta menjelaskan fenomena dan hukum-hukum yang
terjadi di alam semesta. Kosmografi memiliki persamaan dengan cabang-cabang
lain dari geografi seperti kosmologi dan astronomi, yaitu dalam objek kajiannya
yang sama-sama mempelajari tentang alam semesta. Perbedaannya terletak pada
spesifikasi materi pembelajaran dalam kosmologi yang mempelajari struktur dan
sejarah alam semesta yang berukuran besar. Sedangkan astronomi mempelajari
berbagai sisi dari benda-benda langit seperti asal-usul, sifat fisik atau kimia,
meteorologi dan gerak serta pengetahuan mengenai benda-benda alam semesta
yang menjelaskan pembentukan dan perkembangan alam semesta, (Yani, 2014).

3. Beberapa Penjelasan Dari Ahli Astronomi Tentang Kosmografi


a. Ptolomeus, (ab. 2 ses. M) sarjana Mesir di Iskandariah juga berpendapat
bahwa bumi ini adalah tinggal diam, sedang seluruh benda-benda langit
beredar mengelilinginya (susunan geosentris=berpusatkan bumi).
b. Kopernikus (1473-1543) sarjana Jerman, ahli Astronomi yang terulung yang
digelari orang bapak Astronomi mutakhir (modern), yang menentang teori
Ptolomeus. Kopernikus mengatakan bahwa bumi adalah salah satu planet
juga yang bersama-sama dengan planet lainnya mengedari matahari
(susunan heliosentris=berpusatkan matahari).
c. Galilei (1564-1642)seorang sarjana Italia. Teori Kupernikus
dikembangkannya hingga mendapat tentangan hebat dari gereja. Mereka
khawatir jangan-jangan pendapat baru ini merusak kepercayaan agama.
“Eppursi muove” (tetapi dia (dibumi) bergerak juga), ini merupakan suatu
semboyan yang semestinya diucapkan Galilei , ketika ia dipaksa
membatalkan Teori Kupernikus..
d. Kapler (1551-1630) sarjana Jerman dam Newton (1643-1727) sarjana
Inggris yang besar juga jasanya di lapangan Astronomi.

7
4. Tujuan dan Manfaat Kosmografi
a. Tujuan kosmografi
Kosmografi mempelajari segala seluk-beluk yang berkaitan dengan benda-
benda angkasa, misalnya; matahari, planet-planet, meteor, satelit, komet,
bintang dan benda-benda angkasa yang lainnya termasuk bumi. Benda-benda
langit tersebut dipelajari, baik sifat fisik maupun karakteristiknya yang tentu
dikaitkan dengan gejala yang terjadi dan dapat diamati oleh manusia sebagai
penghuni bumi.
Meski demikain pengetahuan tentang bumi dan sifat karakteristiknya
akan mendapat titik fokus kajian yang tentu dianggap paling penting meliputi
rotasi, revolusi dan hubungan dengan benda-benda angkasa lain serta akibat-
akibat dari hubungan tersebut. Kosmografi merupakan bagian dari ilmu-ilmu
bintang yang disebut astronomi. Ilmu-ilmu bantu lain dalam astronomi, selain
kosmografi adalah:
1. Astrofisika, ilmu yang mempelajari/menyelidiki tentang benda-benda
angkasa, suhu, unsur-unsur penyusun benda angkasa dan atmosfer serta
sifat fisik lain.
2. Astrometri, ilmu yang mempelajari tentang posisi atau kedudukan suatu
tempat di bumi dan di langit, jarak, ukuran terhadap bumi dan benda
angkasa lain.
3. Astromekanika, ilmu yang mempelajari tentang keadaan gerakan-gerakan,
seperti rotasi, revolusi,lintasan benda langit dan hukum-hukum yang
mempengaruhi gerakan tersebut.
4. Kosmogoni, ilmu yang mempelajari dan menyelidiki bangun atau bentuk
dari perubahan-perubahan alam semesta (jagad raya).
b. Manfaat Kosmografi
Adapun manfaat dalam kosmografi adalah untuk pengkajian fenomena
alam semesta dalam hubungannya dengan iklim, penerbangan atau
penjelajahan ruang angkasa, teknologi komunikasi, serta ilmu pelayaran dan
penerbangan karena bagi para pelaut dan penerbangan. Langit perbintangan
merupakan peta atau petunjuk jalan di tengah – tengah samudra Dan angkasa.
Dalam ilmu ukur tanah, dalam penetapan musim, perhitungan tinggi air
pasang, perhitungan gerhana dan lain-lainnya, kosmografi bermanfaat bagi
pemenuhan kebutuhan manusia.
8
B. Jagat Raya

1. Pengertian Jagat Raya


Jagat Raya merupakan ruang yang sangat luas tak terbatas. Jagat raya terdiri atas

bermilyar-milyar galaksi, dan setiap galaksi terdiri atas bermilyar-milyar bintang.

Benda-benda langit yang bertebaran di jagat raya sebenarnya masing-masing terikat

pada suatu susunan atau kumpulan-kumpulan tertentu, dan benda-benda langit ini ada

yang bisa terlihat secara langsung dengan mata telanjang maupun dengan teropong yang

besar. Besar kecilnya ukuran benda-benda langit yang terlihat bisa disebabkan jarak

antara benda-benda langit yang sangat jauh. Apabila langit dalam keadaan cerah, kita

akan melihat bintang-bintang di langit yang jumlahnya sangat banyak. Disamping itu,

kita akan melihat kenampakan seperti embun tipis yang membentang dari utara ke

selatan. Embun atau kabut tipis ini ternyata merupakan kumpulan bintang-bintang yang

jumlahnya banyak sekali, sebagai bagian daerah galaksi kita yakni Bima Sakti atau

Kabut Susu (Milky Way). Galaksi kita ini berbentuk cakram (spiral). Bagian tengah

galaksi Bima Sakti lebih tebal, terdiri sekitar 80 milyar bintang, dan bagian tepinya

semakin menipis terdiri sekitar 20 milyar bintang. Dengan melihat galaksi Bima Sakti,

sesungguhnya kita berada di tengah-tengah rapatnya bintang-bintang.

2. Jagat Raya Mengembang

Edwin Hubble seorang astronom Amerika Serikat melakukan pengamatan

terhadap galaksi, yaitu dengan pengukuran jarak berdasarkan spektrum.Panjang

gelombang galaksi-galaksi banyak yang bergeser dari panjang gelombang yang

seharusnya. Pergeseran panjang gelombang ini dikenal dengan nama efek Doppler.

Hasil pengamatan Hubble menunjukkan bahwa spektrum galaksi bergeser ke arah

panjang gelombang merah, yang berarti galaksi bergerak menjauhi pengamat.Makin

besar pergeseran merahnya makin cepat gerakannya.Jika galaksi-galaksi saling

menjauh maka konsekuensi logisnya dulu saling berdekatan.Dengan menghitung

9
mundur pergerakan galaksi-galaksi di alam semesta, maka dahulu galaksi-galaksi

tentulah saling berdekatan, bahkan menyatu, dengan kerapatan massanya yang

sangat besar.Pada kondisi ini tentunya temperatur dan energi jagad raya ini amat

sangat tinggi.Hal ini berarti bahwa galaksi-galaksi bergerak saling menjauh dan jagat

raya mengembang menjadi lebih luas.

3. Teori Pembentukkan Jagat Raya

Beberapa teori tentang terjadinya jagad raya adalah sebagai berikut.


a. Teori Ledakan Besar (The Big Bang Theory)

Menurut teori ini, jagat raya terbentuk dari ledakan dahsyat yang terjadi

kira-kira 13.700 juta tahun yang lalu. Akibat ledakan tersebut materi-materi

dengan jumlah sangat banyak terlontar ke segala penjuru alam semesta.

Materi-materi tersebut akhirnya membentuk bintang, planet, debu kosmis,


asteroid, meteor, energi, dan partikel-partikel lain. Teori ”Big Bang” ini
didukung oleh seorang astronom dari Amerika Serikat, yaitu Edwin Hubble.
Berdasarkan pengamatan dan penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa
jagat raya ini tidak bersifat statis. Semakin jauh jarak galaksi dari Bumi,
semakin cepat proses pengembangannya. Penemuan tersebut dikuatkan lagi
oleh ahli astrofisika dari Amerika Serikat, Arno Pnezias dan Robert Wilson
pada tahun 1965 telah mengukur tahap radiasi yang ada di angkasa raya.

Gambar 1.3 Teori Ledakan Besar (The Big Bang Theory)

10
b. Teori Mengembang dan Memampat (The Oscillating Theory)

Teori ini dikenal pula dengan nama teori ekspansi dan konstraksi. Menurut

teori ini jagat raya terbentuk karena adanya suatu siklus materi yang diawali

dengan massa ekspansi (mengembang) yang disebabkan oleh adanya reaksi

inti hidrogen. Pada tahap ini terbentuklah galaksi- galaksi.Tahap ini

diperkirakan berlangsung selama 30 miliar tahun. Selanjutnya, galaksi-galaksi

dan bintang yang telah terbentuk akan meredup kemudian memampat

didahului dengan keluarnya pancaran panas yang sangat tinggi. Setelah tahap

memampat, maka tahap berikutnya adalah tahap mengembang dan kemudian

pada akhirnya memampat lagi.

Gambar 1.4 Teori Mengembang dan Memampat (The Oscillating Theory)

c. Teori keadaan tetap (Creatio Continua Theory)

Teori ”keadaan tetap” atau teori ciptaan sinambung menyatakan bahwa


jagat raya selama berabad-abad selalu dalam keadaan yang sama dan zat
hidrogen senantiasa dicipta dari ketiadaan. Penambahan jumlah zat, dalam
teori ini memerlukan waktu yang sangat lama, yaitu kira-kira seribu juta tahun
untuk satu atom dalam satu volume ruang angkasa. Teori ini diajukan oleh ahli
astronomi Fred Hoyle dan beberapa ahli astrofisika Inggris. Dalam teori
”keadaan tetap”, kita harus menerima bahwa zat baru selalu diciptakan dalam
ruang angkasa di antara berbagai galaksi, sehingga galaksi baru akan terbentuk

11
guna menggantikan galaksi yang menjauh. Orang sepakat bahwa zat yang
merupakan asal mula bintang dan galaksi tersebut adalah hidrogen.

Gambar 1.5 Teori keadaan tetap (Creatio Continua Theory)

4. Pandangan Manusia Terhadap Jagat Raya


Beberapa pandangan mengenai jagat raya dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Egosentris / Antroposentris, yaitu anggapan bahwa yang menjadi pusat alam
semesta adalah manusia.
b. Geosentris, yaitu anggapan bahwayang menjadi pusat jagat raya adalah bumi.
c. Heliosentris, yaitu anggapan bahwa yang menjadi pusat jagat raya adalah
matahari.
d. Galaktosentris, yaitu anggapan bahwa yang menjadi pusat jagat raya adalah
galaksi.
Untuk lebih mengenal beberapa anggapan atau pandangan manusia mengenai jagat
raya, kita kenal pandangan beberapa ahli berikut:
a. Eodoxus, Eodoxus mengamati adanya gerakan rektograde benda-benda langit.
Dia berpendapat bahwa bumi diam dan berada di tengah-tengah jagat raya. Di
jagat raya terdapat beberapa lapisan bola kaca atau bola langit dimana bintang-
bintang berada pada bola kaca paling luar atau paling jauh, kemudian disusul
bola kaca tempat beredarnya Saturnus, Yupiter, Mars, Matahari, Venus, dan
sebagainya

12
Gambar 1.6 pandangan Eodoxus terhadap jagat raya
b. Claudius Ptolomeus / Ptolemy (140 M), Pendapatnya: bumi berada dalam

keadaan diam di jagat raya, kemudian berturut-turut dikelilingi oleh Bulan,

Venus, Mercurius, Matahari, Mars, Jupiter, dan Saturnus. Ketujuh benda

langit tersebut selalu beredar mengelilingi bumi menjalani lintasan

masing-masing yang berbentuk lingkaran dan berturut-turut semakin jauh

letaknya dari bumi, semakin besar pula bentuk lingkarannya. Semua benda

langit itu terkurung oleh bola langit, dimana pada dindingnya melekat

bintang-bintang yang juga beredar mengelilingi bumi sepanjang lingkaran

yang terletak paling jauh/paling luar. Pandangan ini kemudian dikenal

sebagai pandangan geosentris dan dikenal pula sebagai system Ptolomeus

atau system geosentrik. Kesulitan terbesar pandangan ini adalah

pembuktian bahwa beberapa planet secara periodik mempunyai gerakan

yang berbalik didalam lintasannya.

Gambar 1.7 pandangan Claudius Ptolomeus / Ptolemy terhadap jagat raya


13
c. Nicolas Copernicus (1473-1543 M), Merupakan tokoh pertama yang

memiliki pandangan heliosentris, yakni matahari sebagai pusat tata surya.

Didalam system heliosentris ini, bintang- bintang masih dianggap melekat

pada sebuah bola langit, dan beredar mengelilingi matahari. Antara

matahari dan bintang-bintang terdapat planet-planet termasuk bumi yang

selalu beredar mengelilinginya sepanjang lintasan-lintasan yang masng-

masing berbentuk lingkaran. Gerakan membalik planet-planet oleh Teori

Copernicus dapat diterangkan karena kecepatan bergerak planet-planet

dan bumi dalam mengelilingi matahari masing-masing tidak sama. Hukum

Copernicus berbunyi:

1. Bumi beredar mengelilingi sumbunya sekali sehari.

2. Bumi mengelilingi matahari sekali dalam satu tahun.

Adapun kelemahan teori Copernicus adalah anggapannya bahwa:

3. Bintang-bintang beredar mengelilingi matahari.

4. Lintasan planet-planet berbentuk lingkaran.

d. Tycho Brahe (1546-1601 M), Memadukan geosentris dan heliosentris,


sehingga ia berpendapat terdapat dua pusat jagat raya yaitu bumi dan
matahari. Bulan dan matahari beredar mengelilingi bumi, sedangkan
matahari dikelilingi planet-planet lain. Dan pada bagian luar bola langit,
terdapat bintang yang beredar pada orbitnya.
Persamaan Teori Ptolomeus, Copernicus, dan Tycho Brahe:
1. Terdapat pusat (pengendali tata surya atau jagat raya)
2. Bintang ditempatkan pada bagian paling luar sphere
3. Sepakat terdapat satu bola langit
4. Bulan adalah satelit bumi sehingga pasti beredar mengelilingi
bumi
5. Bentuk orbit berupa lingkaran.

14
e. Galileo Galilei (1564-1642 M), Merupakan tokoh penemu teropong
(teleskop) pada tahun 1609, serta orang pertama yang menemukan hukum
“jatuh bebas”. Ia berpendapat bahwa bumi berbentuk bulat, dan bukan
merupakan pusat alam semesta. Keterangan Galilei ditentang oleh gereja,
dan baru pada tahun 1965 namanya direhabilitasi.

5. Anggota Jagat Raya


a. Galaksi
Benda-benda langit berada dan bergerak di antariksa dengan sangat rapi
dan teratur, menunjukkan suatu keteraturan dengan perhitungan yang sangat
cermat.Beberapa benda-benda langit berkelompok membentuk suatu system
bintang atau tata bintang yang kemudian disebut sebagai galaksi.Sebuah
galaksi terdiri dari berjuta-juta bahkan bermilyar bintang atau benda
langit.Jarak antara bintang-bintang pada umumnya amat jauh sehingga alam
semesta tampak “kosong”.Akan tetapi ada pula beberapa puluh ribu bintang
yang tampak mengelompok mengelilingi sebuah pusat sehingga tampak
seperti kabut.Selain itu ada pula benda langit yang memang merupakan kabut
(nebula) yang terdiri atas gumpalan gas kosmis yang maha besar. Ciri-ciri
sebuah galaksi (yang membedakannya dengan kabut kosmis atau nebula biasa)
adalah:
1. Galaksi-galaksi mempunyai cahaya sendiri sehingga bukan cahaya
fluorescensi atau cahaya pantulan, dan cahaya itu member spectrum
serap yang menunjukkan bahwa benda penyinarnya itu adalah benda
padat yang diliputi oleh gas-gas.
2. Jarak antara galaksi yang satu dengan galaksi yang lain sejauh jutaan
tahun cahaya.
3. Galaksi-galaksi mempunyai bentuk-bentuk tertentu yang selalu
mempunyai inti yang bercahaya di pusatnya sehingga mudah dikenali.
Pada tahun 1925, Hubble mengajukan klasifikasi galaksi yang sekarang
telah diterima, Dalam bentuk aslinya, klasifikasi itu membagi galaksi kedalam
4 kelas utama sebagai berikut:
1. Bulat Panjang (E). Galaksi ini mempunyai struktur yang halus, dari suatu
pusat yang terang sampai tepi-tepi yang batasnya tidak begitu jelas.

15
2. Spiral Normal (S). Galaksi bentuk ini menunjukkan lengkungan-
lengkungan spiral yang keluar dari sebuah nucleus atau pusat galaksi
yang terang.
3. Spiral Berpalang (SB). Lengkungan spiral galaksi bentuk ini keluar dari
tepi-tepi paling ujung dari sebuah palang pada nukleusnya.
4. Galaksi tak beraturan (I). Beberapa diantaranya setipe dengan dua
galaksi yang disebut Awan Magelanik dan diklasifikasikan magelanik
tak beraturan (Im)

Gambar 1.8 Macam-macam bentuk galaxy


b. Bintang
Bintang adalah benda langit yang dapat memancarkan cahaya dan panas
sendiri. Diduga bintang berwujud bola gas yang amat besar, yang sangat
panas, dan menyala-nyala. Bintang-bintang dapat digolongkan sesuai
spectrumnya, yaitu garis cahaya terkuat yang dipancarkannya.Dikenal terdapat
tujuh golongan bintang, yakni golongan O, B, A, F, G, K, dan M.
1. Bintang golongan O adalah bintang termuda sekaligus terpanas diantara
bintang-bintang lainnya dengan suhu permukaan antara 30.2730C hingga
60.2730C. Populasinya adalah yang terkecil, hanya 0,003% diantara
bintang-bintang yang ada. Bintang ini berwarna biru.
2. Bintang golongan B, memiliki suhu permukaan antara 10.2730C hingga
30.2730C. Bintang ini berwarna biru keputihan, dengan populasi sekitar
0,13%.
3. Bintang golongan A, memiliki suhu permukaan antara 7.7730C hingga
10.2730C. Bintang ini berwarna putih, dan populasinya hanya 0,63%
diantara bintang-bintang.

16
4. Bintang golongan F, memiliki suhu permukaan antara 6.2730C hingga
7.7730C. Bintang ini berwarna putih kekuningan, dengan populasi 3,1%
diantara bintang-bintang.
5. Bintang golongan G, memiliki suhu permukaan antara 5.2730C hingga
6.2730C. Bintang ini ditandai dengan ion kalsium tunggal yang kuat
dengan warna kuning. Populasinya adalah 8%.
6. Bintang golongan K, memiliki suhu permukaan antara 3.7730C hingga
5.2730C, ditandai dengan warna jingga, memiliki populasi tergolong besar
yakni 13% diantara bintang-bintang.
7. Bintang golongan M, merupakan bintang tertua dan sekaligus terdingin.
Bintang ini memiliki suhu permukaan lebih kecil daripada 3.7730C.
Bintang ini ditandai dengan warna merah, dengan populasi yang terbesar
yakni 78% diantara bintang-bintang.

Gambar 1.9 Klasifikasi Bintang Berdasarkan Spektrum Sumber: Sudibyo, 2012

17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kosmografi (harafiah berarti "pengukuran langit") adalah ilmu yang mengkaji
penggambaran alam semesta, baik langit maupun bumi (atau benda-benda langit
lainnya). Kajian dari ilmu ini menghasilkan berbagai peta langit maupun bumi.
Jagat Raya adalah istilah lain dari alam semesta. Dalam ilmu astronomi (ilmu
yang mempelajari ihwal bintang) Jagat Raya, semesta, / yang disebut Cosmos
sesungguhnya adalah sebuah ruang tempat segenap benda langit berada, termasuk
bumi tempat manusia hidup. Di Jagat Raya terdapat bermilyar bintang, planet - planet,
komet, serta meteor. Selain itu, di Jagat Raya juga terdapat benda - benda langit lain
seperti debu, kabut, dan gas.
Beberapa teori tentang terjadinya jagad raya adalah sebagai berikut.
1. Teori Ledakan Besar (The Big Bang Theory).
2. Teori Mengembang dan Memampat (The Oscillating Theory).
3. Teori Keadaan Tetap.
Beberapa pandangan mengenai jagat raya dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Egosentris / Antroposentris, yaitu anggapan bahwa yang menjadi pusat alam
semesta adalah manusia.
2. Geosentris, yaitu anggapan bahwayang menjadi pusat jagat raya adalah bumi.
3. Heliosentris, yaitu anggapan bahwa yang menjadi pusat jagat raya adalah
matahari.
4. Galaktosentris, yaitu anggapan bahwa yang menjadi pusat jagat raya adalah
galaksi.
beberapa anggapan atau pandangan manusia mengenai jagat raya yang dikemukan oleh
ahli antara lain, Eodoxus,Claudius Ptolomeus / Ptolemy, Nicolas Copernicus (1473-1543
M), Tycho Brahe (1546-1601 M), dan Galileo Galilei (1564-1642 M). Anggota jagat
raya yaitu galaxsi dan bintang.

18
DAFTAR PUSTAKA

Endarto, Danang. 2014. Kosmografi. Yogyakarta : Penerbit

Ombak.https://geografii.wordpress.com/2010/07/21/kosmografi/

Yani, Ahmad. 2014. Pengantar Kosmografi. Yogyakarta : Penerbit Ombak.

Modul Geografi Kelas X, SMA Negeri 3 Surakarta. Jagat raya dan tata surya

19

You might also like