Professional Documents
Culture Documents
Pemerintahan Megawati Soekarno Putri: Wanita Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Partai Demokrasi Indonesia
Pemerintahan Megawati Soekarno Putri: Wanita Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Partai Demokrasi Indonesia
Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarno Putri atau yang lebih sering dipanggil
Megawati Soekarno Putri adalah salah satu mantan presiden Republik Indonesia yang
merupakan presiden wanita Indonesia pertama dan merupakan anak dari presiden
Indonesia pada tahun 1999. Pemilu 1999. Megawati dilantik pada tanggal 23 Juli
bagai seorang nasionalis sejati yang konsisten dengan sikap dan tindakan yang
Setelah Gus Dur diturunkan dari jabatan Presiden RI dengan kurang hormat,
Megawati yang pada saat itu menjabat sebagai wakil presiden naik menggantikan
posisi Gus Dur sebagai Presiden RI yang kelima. Megawati mewarisi kondisi
domestic Indonesia yang kacau dan kondisi hubungan luar negeri Indonesia yang
minim kepercayaan internasional. Megawati dalam memimpin banyak mengambil
kebijakan yang berorientasi kanan yang ditandai dengan dijadikannya Amerika
Serikat sebagai negara non-Asia pertama yang dikunjungi Megawati. Selanjutnya,
Megawati banyak melakukan kunjungan luar negeri sebagai bentuk kelanjutan usaha-
usaha pendahulunya untuk mencari dukungan dan kerjasama luar negeri.
Kebijakan luar negeri Megawati yang menarik adalah kerjasama dengan Rusia
melalui pembelian pesawat Sukhoi. Kebijakan yang lain adalah pemutusan hubungan
dengan International Monetary Fund (IMF). Dalam kedua hal tersebut, terbukti bahwa
Megawati mereduksi kecenderungannya pada Barat dan berusaha bertindak netral.
Meskipun demikian banyak yang menyebut era kepemimpinan Megwati seperti
mendayung yang menabrak karang terus menerus. Hutang Indonesia pada saat itu
masih belum bisa tertanggulangi dengan baik. Megawati menjalankan strategi poltik
luar negeri yang cenderung low profile.
Pada masa Megawati ini, terjadi peristiwa Bom Bali yang menjadi ujian bagi
politik luar negeri Indonesia. Semenjak peristiwa tersebut, isu terorisme menjadi
perhatian Indonesia di forum internasional dan lagi- lagi mencoreng citra baik yang
sedang dibangun Indonesia. Akan tetapi berkat kepiawaian Departemen Luar Negeri
yang saat itu menjabat, maka permasalahan ini tidak berdampak sangat serius
terhadap hubungan internasional Indonesia. Sayangnya, di tengah-tengah usaha untuk
membangun kembali diplomasi Indonesia, justru terjadi kegagalan diplomasi terkait
sengketa pulau Sipadan dan Ligitan dengan Malaysia yang berakibat terhadap
lepasnya kedua pulau out dari NKRI.
A. Politik
B. Ekonomi
C. Sosial
Depdiknas telah merekrut 4110 guru baru untuk persiapan ditempatkan di Aceh dan
menyiapkan sekitar 3000 guru aktif dari daerah lain untuk mengajar di daerah konflik
seluruh Aceh. Sedikitnya 506 bangunan sekolah di seluruh MAD terbakar, atau 10%
dari total bangunan sekolah di seluruh NAD. Rehabilitasi fisik sekolah baru akan
dimulai awal 2004 dan diperkirakan membutuhkan waktu satu tahun serta dana lebih
dari Rp 300 miliar untuk menyelesaikannya.
D. Budaya
Pada masa ini Indonesia berpegang pada kebudayaan lokal atau asli Indonesia.
E. Pertahanan dan Keamanan
Pada masa pemerintahan Presiden megawati, salah satu yang mendesak adalah
perlunya pengawasan yang lebih ketat terhadap senjata, amunisi, dan bahan peledak
yang merupakan tanggung jawab pemerintah. Dan ada indikasi kegiatan terorisme di
Asia Tenggara, termasuk Indonesia, cenderung akan terus berlanjut. Selanjutnya
pengamanan, penangkalan, dan pencegahan yang lebih intensif terhadap
kemungkinan itu.
Salah satu cara dalam pertahanan dan keamanan yang dilakukan Presiden
Megawati Soekarnoputri yaitu dengan mendirikan Akademi Intelegent yang pertama
kali.
Pada pemerintahan Megawati ini terjadi peristiwa lepasnya Pulau Sipadan dan
Pulau Ligitan dari Indonesia dan masuk ke wilayah negara Malaysia.
Secara umum dapat dilihat bahwa kepentingan nasional Indonesia pada era
Megawati masih seputar menjaga stabilitas ekonomi, politik dan pertahanan serta
keamanan. Di sisi lain, perjuangan untuk memulihkan citra baik Indonesia di mata
internasional masih terus dilakukan melalui diplomasi untuk bantuan dan dukungan
asing, investasi sektor swasta, perdagangan bebas, promosi sistem politik yang
demokratis dan otonomi kekuatan regional. Pada masa tersebut, Megawati
memusatkan perhatian politik luar negeri Indonesia pada wilayah regional terlebih
dahulu.