Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 5

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr.

HASAN SADIKIN BANDUNG


Dr. HASAN SADIKIN GENERAL HOSPITAL BANDUNG
KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN
HEALTH RESEARCH ETHICS COMMITTEE
Jl. Pasteur No. 38 Bandung 40161
Formulir 2)
___________________________________________________________________________________

INFORMASI

PENGALAMAN KELUARGA SELAMA PROSES PENDAMPINGAN PASIEN DI RUANG GICU


RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

Akses Penelitian : Fakultas Keperawatan Univesitas Padjadajran Bandung

Tim Peneliti terdiri dari :

NO. TIM PENELITI HP/TELP


1. Peneliti Dwi Nur Rahmantika Puji Safitri 085733105783
2. Tim Pembimbing Yanny Trisyani W, S.Kep.,MN.,PhD 081222073465

Aan Nuraeni S.Kep.,Ners.,M.Kep 085624217606


082217391965
3. Tim Penelaah Henny Suzana Mediani S.Kp., MNg., PhD

Titin Mulyati S.Kep.,M.Kep 081320619166

Anastasia Anna S.Kep.,M.Kes


081322584011

Latar Belakang :
ICU adalah unit khusus yang menangani pasien kritis akibat penyakit, trauma atau komplikasi
penyakit lain yang memfokuskan diri dalam bidang life support atau organ support yang kerap
membutuhkan pemantauan intensif. Ketidakstabilan kondisi, status kegawatan yang tidak pasti dan
ancaman kematian menuntut perhatian khusus baik dari staf ICU maupun dari keluarga (Potter &
Perry, 2010). Menurut McAdam (2008) dalam penelitian kualitatifnya didapatkan bahwa peran
keluarga dalam keperawatan kritis diantaranya aktif berada disisi pasien (active presence),
memastikan perawatan terbaik telah diberikan (protector), memfasilitasi kebutuhan pasien kepada
perawat (facilitator), sumber informasi riwayat pasien (historian), pendorong dan pendukung pasien
(coaching). Peran keluarga selama proses perawatan ICU menjadikan keluarga mengadapi
berbagai situasi yang memberikan pengalaman yang dapat dipersepsikan berbeda pada setiap
individu.
Pengalaman keluarga pada aspek emosional secara spesifik dijelaskan oleh Schmidt (2012)
dan Cypres (2011) dimana keluarga mengalami kecemasan dan depresi pada hari pertama
perawatan ICU, diikuti stres dan kesulitan memahami informasi yang diberikan tenaga kesehatan.
Orang dekat disekitar pasien juga akan mengalami distres psikologis, serangan panik, depresi dan
Post Tramatik Stress Disorder (PTSD). Perasaaan stres pada keluarga disebabkan oleh ketatnya
jam kunjungan di ICU, komunikasi yang kurang dengan staf ICU, kurangnya informasi medis yang
komprehensif dan ketakutan kondisi pasien (Garrouste-Orgeas et al., 2014). Mc Adam (2010)
menambahkan bahwa keluarga juga merasa lelah, sedih dan takut selama mendampingi pasien.
Pengalaman lainnya yang dirasakan oleh keluarga adalah berhubungan dengan perubahan pada
gaya hidup, ekonomi dan privasi. Sebagian besar partisipan mengalami penurunan kualitas tidur
(43,5%) dimana penyebab utamnya adalah kecemasan (43,6%), tekanan (28,7%) dan takut
(24,5%) (Corwin, 2015; Day, Haj-Bakri, Lubchansky, & Mehta, 2013).
Pengalaman keluarga selama mendampingi pasien di ICU memberikan pengalaman atau kesan
berbeda pada setiap situasi yang muncul sejak masuknya pasien hingga proses pemulangan.
Bentuk pengalaman yang dirasakan keluarga juga bervariasi seperti pengalaman interaksi dengan
staf, pengalaman emosional, pengalaman perubahan aktivitas hingga pengalaman keterlibatan
dalam proses perawatan. Penelitian pengalaman keluarga selama menadmpingi keluarga di ICU
telah banyak diteliti di beberapa negara, namun perbedaan budaya, pelayanan rumah sakit dan
perbedaan agama akan memberikan gambaran pengalaman keluarga yang berbeda pada
masyarakat Indonesia. Kondisi ini membuat peneliti tertarik untuk mengeksplor lebih jauh terkait
pengalaman keluarga selama mendampingi pasien di unit intensif khususnya di ruang GICU RSUP
dr. Hasan Sadikin Bandung.

Tujuan:
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplor secara mendalam terkait pengalaman keluarga
selama proses pendampingan pasien di ruang General Intensive Care Unit (GICU) di RSUP dr.
Hasan Sadikin Bandung.

Mengapa anda terpilih:

Bapak/ibu terpilih dalam penelitian ini dikarenakan bapak/ibu memenuhi kriteria inklusi yang telah
ditentukan oleh penliti. Adapun kriteria inklusi yaitu berperan sebagai penanggung jawab pasien
atau orang memiliki kedekatan dengan partisipan, mendampingi pasien minimal selama 24 jam,
mampu berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia.

Manfaat:
Hakikatnya sebuah penelitian adalah menghasilkan manfaat bagi sekitar, begitu pula penelitian ini
meliputi :
Aspek teoritis (Keilmuan)
Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan penjelasan ilmiah terkait pengalaman keluarga
selama melakukan proses pendampingan pasien di General Intensive Care Unit (GICU) di RSUP
dr. Hasan Sadikin Bandung sebagai bahan telaah pada tatanan pelayanan dan dikembangkan
melalui penelitian selanjutnya.
Aspek praktis
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
Dr. HASAN SADIKIN GENERAL HOSPITAL BANDUNG
KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN
HEALTH RESEARCH ETHICS COMMITTEE
Jl. Pasteur No. 38 Bandung 40161
Formulir 2)
___________________________________________________________________________________

Memberikan gambaran bagi perawat untuk menentukan asuhan keperawatan yang sesuai
kebutuhan keluarga pasien di General Intensive Care Unit (GICU) di RSUP dr. Hasan Sadikin
Bandung.

Potensi ketidaknyamanan dan Risiko:

Tidak ada resiko yang mengancam keselamatan atau kesehatan keluarga maupun pasien pada
penelitian ini, hal ini dapat dilihat melalui tidak adanya perlakuan yang diberikan pada keluarga.
Peneliti hanya akan memberikan beberapa pertanyaan sesuai topik penelitian. Potensi
ketidaknyamanan pada keluarga yang mungkin muncul adalah ketidaknyaman karena harus
menceritakan bagaimana perasaan yang dialami pada orang diluar anggota keluarga.
Ketidaknyamanan ini akan diatasi dengan cara memberikan kebebasan pada partisipan untuk tidak
menceritakan hal yang dirasa pribadi dan tidak bisa diceritakan. Selain itu peneliti akan memberikan
jaminan semua data hanya digunakan untuk keperluan proses analisis sampai penyusunan laporan
penelitian sehingga partisipan tidak perlu takut data yang bersfiat rahasia dan pribasi diketahui
orang lain.

Kemungkinan timbul risiko yang belum diketahui.

Tidak ada

Penatalaksanaan alternatif:
Jika partisipan menolak terlibat dalam penelitian ini maka peneliti akan mencari partisipan lainnya
yang telah di sesuaikan dengan kriteria inklusi yang telah ditetapkan. Jika partisipan menghentikan
proses wawancara di tengah keberjalanan, maka peneliti akan menjadwalkan kembali wawancara
sesuai waktu yang telah disepakatai bersama keluarga.
Tata Cara/Prosedur:
1) Fase orientasi
Peneliti melakukan pengamatan lingkungan, mengatur setting tempat, menciptakan suasana yang
nyaman, menyampaiakan kontrak yang telah disepakati dan menanyakan kesiapan partisipan untuk
melakukan wawancara. Peneliti juga menjelaskan kembali tujuan penelitian, perlindungan terhadap
kerahasiaan data partisipan dan menyerahkan lembar informed consent. Peneliti juga menyiapkan
lembar catatan dan menghidupkan voice recorder.
2) Fase pelaksanaan
Peneliti memastikan lingkungan untuk wawancara nyaman, terhindari gangguan dan menjaga
privasi/kerahasiaan responden. Peneliti mulai melakukan wawancara dengan mengajukan
pertanyaan yang telah disusun oleh peneliti sebelumnya. Dalam proses wawancara ketika terjadi
distraksi peneliti akan menghentikan wawancara. Wawancara akan dilanjutkan kembali jika situasi
telah kondusfi kembali atau jika responden menghentikan proses wawancara karena suatu hal
maka peneliti akan menjadwalkan ulang wawancara. Selama proses penelitian, peneliti akan
didampingi translator yang memiliki latar belakang budaya yang sama dengan responden.
3) Fase terminasi
Terminasi dilakukan disetiap akhir wawancara dengan mengevaluasi perasaan partisipan setelah
wawancara dan membuat kontrak waktu berikutnya. Setelah proses validasi hasil wawancara
disetujui partisipan, selanjutnya peneliti melakukan terminasi dengan partisipan dan keluarganya
dengan mengucapkan terima kasih atas partsipasinya dalam penelitian ini.

Kesukarelaan:
Penelitian ini bersifat sukarela atau tanpa paksaan. Partisipan memiliki hak untuk membuat
keputusan secara sadar utnuk menerima atau menolak menjadi partisipan. Penelitimenjelaskan
kepada partisipan tentang proses penelitian yang meliuti wawancara mendalam dengan direkam
menggunakan voice recorder, selanjutnya partisipan diberi kebebasan untuk memilih apakah
bersedia atau menolak berpartisipasi dalam penelitian.

Subjek dapat dikeluarkan/mengundurkan diri dari penelitian

Partisipan akan dikeluarkan dari penelitian jika :


1) Mengalami gangguan kesehatan sehingga tidak mampu melanjutkan proses wawancara
2) Tidak bersedia untuk melanjutkan wawancara

Kerahasiaan data:

Peneliti menjelaskan kepada partisipan bahwa identitasnya terjamin kerahasiaannya dengan


menggunakan pengkodean sebagai pengganti identitas partisipan. Selain itu peneliti menyimpan
seluruh dokumen hasil penelitian dalam tempat khusus yang hanya dapat diakses oleh peneliti.
Semua data hanya digunakan untuk keperluan proses analisis sampai penyusunan laporan
penelitian sehingga partisipan tidak perlu takut data yang bersfiat rahasia dan pribasi diketahui
orang lain.

Kemungkinan timbulnya biaya Penelitian


Biaya yang dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi :
1. Ijin penelitian Rp 475.000
2. Publikasi Rp 1.000.000
3. Penggandaan tesis Rp 200.000
4. Administrasi Rp 200.000
5. Souvenir partisipan (10 orang) Rp 500.000
Total Rp 2.375.000

Penyulit dan kompensasi:


-
Pertanyaan :
Jika ada pertanyaan sehubungan dengan penelitian ini kepada peneliti dengan alamat jl. Sukagalih
no 220 Sukajadi Bandung No Hp 085733105783.
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
Dr. HASAN SADIKIN GENERAL HOSPITAL BANDUNG
KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN
HEALTH RESEARCH ETHICS COMMITTEE
Jl. Pasteur No. 38 Bandung 40161
Formulir 2)
___________________________________________________________________________________

Bandung, 10 Februari 2016

Yang menyatakan
Penanggung jawab penelitian, Peserta penelitian,

(Dwi Nur Rahamntika PS ) ( )

Saksi-saksi:
1. ( )
2. ( )

You might also like