Professional Documents
Culture Documents
Andi Septiani (Antiparkinson)
Andi Septiani (Antiparkinson)
Pengamatan dilakukan pada lima belas pasien wanita yang berusia berkisar antara 31-
62 tahun dan semua berada pada pengobatan konstan dengan neuroleptik dan obat antikolinergik.
Setelah masuk ke periode observasi, obat antikolinergikn digantikan oleh plasebo, sementara
neuroleptik dilanjutkan pada dosis biasa. Setelah 7 hari, amantadine diberikan selama 15 hari
dengan dosis 200 mg, dan kemudian amantadine kembali beralih ke plasebo selama 4 hari.
Evaluasi klinis dilakukan sebelum memulai pengobatan amantadine pada hari 1, 4, 7 jam 09.00
dan pada hari ke 8, 11, 14, 17,20,21,22,23, 24, dan 25. Pengambilan sampel darah dilakukan
sebelum dan 6 jam setelah asupan harian amantadine atau plasebo pada hari ke 8, 11, 14, 17, 20,
21 dan 22.
Sedangkan itu , pengaruh terhadap kadar plasma dapat dipengaruhi oleh Penghentian
pemberian amantadine dimana dapat mengakibatkan semua kasus mengalami penurunan tingkat
plasma dan hilangnya obat secara total dalam waktu 72 jam. Dapat dilihat bahwa nilai-nilai
variabilitas interindividual dari waktu paruh plasma yang berkisar dari 10-28,5 jam.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Tidak ada hubungan langsung yang dapat diamati
antara efek klinis dan kadar plasma amantadine dengan mempertimbangkan subjek secara
individual. Namun hubungan yang jelas dapat diamati dengan memplot nilai rata-rata dari
tingkat plasma selama 8 jam waktu pengamatan. Selain itu, hubungan yang signifikan (P <0,02)
diamati antara tingkat plasma 48 jam setelah penghentian obat dan persentase perburukan gejala
pada masing-masing pasien .Dengan kata lain, di mana tingkat hilangnya kadar amantadine
lebih cepat dibandingkan dengan kemunculan kembali gejala ekstrapiramidal yang lebih nyata
dan parah.