Uji Kehamilan

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 12

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM EMBRIOLOGI HEWAN

KEGIATAN 4
PEMERIKSAAN KEHAMILAN
(Metode Galli Mainini)

Disusun oleh :

Nama : Fitri Susanti


NIM : K4315023
Kelas :A
Kelompok : 12

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2018
PEMERIKSAAN KEHAMILAN
(Metode Galli Mainini)

Judul : Pemeriksaan Kehamilan (Metode Galli Mainini)

Tujuan :

1. Dapat menyebutkan tanda-tanda katak jantan.


2. Dapat melakukan pemeriksaan kehamilan cara Galli Mainini dan cara imunologi.
3. Dapat menarik kesimpulan mengenai hasil pemeriksaan serta dapat menerangkan
dasar-dasar pemeriksaan tersebut.

Alat dan Bahan :


Alat Bahan
1. Mikroskop 1. Katak jantan dewasa
2. Object glass dan deg glass 2. Urin wanita hamil (1-2,5 bulan)
3. Alat suntik 3. Urin wanita tidak hamil
4. Beker glass
5. Pipet tetes

Prinsip kerja :
A. Percobaan 1 : Galli Mainini
1. Urin yang akan diperiksa disuntikkan sebanyak 3-5 ml ke dalam kantong getah bening
katak jantan di bawah kulit di daerah ventral paha, lalu diteruskan menembus sekat
pembatas paha dan perut. Disemprotkan urin tersebut ke dalam kantong abdominal.
2. Meletakkan katak ke dalam gelas beker yang berisi sedikit air.
3. Sesudah kurang lebih dua jam, katak itu diambildan diusahakan mengeluarkan urinnya
diatas pelat kaca yang kering.
4. 1-2 tetes urin itu diteteskan dengan pipet di atas kaca obyek, ditutup dengan kaca
penutup dan diperiksa di bawah mikroskop.
5. Bila terlihat spermatozoa, diperhatikan bentuk dan gerakannya. Dalam keadaan
demikian pemeriksaan positif.

B. Percobaan 2 : Test Imunologi


Test ini menggunakan alat yang sudah disediakan berupa alat test pack yang
memiliki daya akurasi yang cukup baik atau akurat. Alat tersebut dicelupkan ke alam urin
wanita yang tidak hamil sampai batas yang sudah ditentukan. Setelah beberapa saatalat
tersebut diperiksa. Apakah timbul dua garis maka menandakan hasil yang positif.
DATA PENGAMATAN
Gambar Metode Keterangan

Metode Immunologi Urin wanita hamil


dengan testpack terbentuk 2 strip garis.

Urin wanita tidak hamil


hanya terbentuk 1 strip
garis

Metode Galli Mainini ditemukan sperma pada


urin katak
PEMBAHASAN

A. Hormon HCG (Human Chorionic Gonadotropin)

Hormon HCG adalah hormon gonadotropin yang disintesis oleh sel-sel sinsitio-
trophobiast dari palsenta dan disekresikan dalam urin wanita hamil muda. hCG
merupakan hormon glikoprotein yang mengandung FSH dengan bobot molekul 32.000
dan mengandung 236 asam amino sedangkan LH berbobot molekul 30.000 mempunyai 2
rantai asam amino, 1 subunit ± yang dibentuk dari 96 asam amino dan 1 subunit terdiri
atas 199 asam amino dan mengandung karbohidrat sebesar 18%-45%. Aktivitas hormon
hCG menyerupai LH dan sedikit menyerupai FSH. Hormon HCG merangsang
peningkatan konsentrasi gonadotropin yang berfungsi pada proses vitellogenessis dan
kematangan akhir (Kusuma, Putra, Sudrajat, & U, 2013).
Sedangkan menurut Harti, Estuningsih, & Nurkusumawati (2013) HCG (Human
Chorionic Gonadotropin) merupakan suatu hormon yang dihasilkan oleh jaringan
plasenta yang masih muda dan dikeluarkan lewat urin. Hormon ini juga dihasilkan bila
terdapat proliferasi yang abnormal dari jaringan epitel korion seperti molahidatidosa atau
suatu chorio carsinoma. Kehamilan akan ditandai dengan meningkatnya kadar HCG
dalam urin pada trimester I, HCG disekresikan 7 hari setelah ovulasi.
Human Chorionic Gonadotropin (HCG) diproduksi oleh proliferasi trofoblas dan
konsentrasi HCG di urin atau serum menunjukkan jumlah dari sel trofoblas yang hidup
sehingga HCG merupakan penanda unik untuk managemen pasien dengan penyakit
trofoblas gestasional. HCG dapat mendukung kehamilan dengan menyediakan
progesteron yang digunakan dalam mempersiapkan uterus untuk implantasi janin. HCG
terdiri dari 145 asam amino subunit beta dan 92 asama amino subunit alpha (Paputungan,
Wagey, & Lengkong, 2016).
HCG yaitu suatu hormon glikoprotein yang mempertahankan system reproduksi
wanita dalam keadaan cocok untuk kehamilan. HCG disintesa pada retikulum
endoplasma kasar, glikosilasi disempurnakan apparatus golgi. HCG dapat juga digunakan
dalam upaya mensinkronkan ovulasi dan perkawianan yang diperlukan agar terjadi suatu
konsepsi. Bila terdapat HCG dalam urine, HCG terikat pada antibodi dan dengan
demikian akan mencegah aglutinasi partikel lateks yang dilapisi HCG yang diperlihatkan
oleh antibodi tersebut. Dengan demikian uji kehamilan positif apabila tidak terjadi
aglutinasi, dan kehamilan negatif jika terjadi aglutinasi(Mahalika, Satyanegara, &
Tiamung, 2015).
HCG berfungsi untuk mempertahankan corpus luteum yang membuat estrogen dan
progesteron sampai saat plasenta terbentuk sepenuhnya dan dapat membuat sendiri cukup
estrogen dan progesteron. Pada waktu itu kadar HCG juga turun. Human Chorionic
Gonadotropic adalah hormon yang terdapat pada urine semasa kehamilan pada manusia.
Oleh sebab itu HCG hanya dapat digunakan pada manusia saja, sedangkan pada hewan
tidak dapat digunakan (Mahalika et al., 2015).
Human chorionic gonadotropin (HCG) adalah hormon yang diproduksi oleh embrio
pada tahap awal kehamilan. Ini adalah penanda implantasi dan penggunaannya ditetapkan
dalam tes kehamilan oleh para profesional dan dalam tes kehamilan di rumah, banyak
yang mencapai akurasi 99% ketika digunakan pada hari menstruasi. Kadar hCG
meningkat secara eksponensial dan dapat diduga selama awal kehamilan dan
berhubungan dengan durasi kehamilan (Larsen, Buchanan, Johnson, Godbert, &
Zinaman, 2013).

B. Uji Galli Mainini


Hasil Pengamatan Referensi

1 1

2
2
3
3

Sumber : (Martinez & Cabada, 1996)


Keterangan Keterangan

1. Kepala sperma 1. Kepala sperma


2. Leher 2. Leher
3. Ekor 3. Ekor

Pembahasan
1. Penjelasan
Penggunaan katak jantan dalam tes diagnostik untuk kehamilan pertama kali diperkenalkan
oleh Galli Mainini (1947). Hal ini didasarkan pada penemuan oleh Houssay dan Lascano
Gonzalez (1929) bahwa implant ke lobus anterior kelenjar pituitari kodok menginduksi
serangkaian perubahan pada testis yang berujung pada pengeluaran spermatozoa ke dalam
kloaka. Galli Mainini menemukan bahwa kehadiran chorionic gonadotropins dalam urin hamil
dapat ditunjukkan dengan pemulihan spermatozoa dari kloaka Bufo arenarum Hensel beberapa
jam setelah hewan itu disuntik dengan urin tersebut (Klopper & Frank, 1949).
Penemuan Galli Mainini diulang oleh Haines (1948), yang mengimpor 136 spesimen Bufo
arenarum Hensel. Hasil-hasilnya sangat menggembirakan sehingga mengarahkannya untuk
menyarankan kemungkinan untuk melembagakan pencarian kodok Old World yang cocok untuk
uji. Untuk tujuan ini telah dikirim katak dan katak Inggris seperti yang digunakan untuk
menyuntikkan urin wanita hamil. Hasil yang baik diperoleh dengan katak Inggris, Bufo vulgaris
(Klopper & Frank, 1949).
2. Prinsip
Haines (1948) menggunakan spesimen urin pagi hari yang tidak terkonsentrasi.
Tetapi penemuan baru mengatakan bahwa setiap urine kehamilan memicu reaksi,
terlepas dari kapan kurin dikumpulkan. Dosis standar yang digunakan adalah 2 ml,
jumlah yang tidak menyebabkan kematian dengan segera , meskipun beberapa katak
menjadi sakit dan koma. Pada percobaan sebelumnya digunakan dosis 10 ml dan
menyebabkan kematian pada kodok(Klopper & Frank, 1949).
Setiap katak dikateterisasi sebelum memulai tes untuk memastikan bahwa tidak ada
spermatozoa yang hadir. Setelah kateterisasi, kodok disuntik dengan 2 ml urine di bawah
kulit dorsal. Mereka kemudian diisolasi dalam guci atau kandang plastik sampai akhir
uji. Spesimen uji urin diperiksa I, 2, 3, dan 4 jam setelah injeksi. Setetes urin kodok
ditempatkan di atas kaca slide, ditutupi dengan cover-slip, dan diperiksa di bawah
mikroskop. Reaksi positif rata-rata terlihat sekilas bidang berkerumun dengan
spermatozoa berenang ke segala arah(Klopper & Frank, 1949).
Reaksi Galli Mainini ini menggunakan kodok yang mudah di dapat. Kodok yang di
gunakan adalah kodok biasa yaitu Bufo vulgaris dengan berat katak antara 25 – 30 gram
yang hidup di padang rumput dekat rumah – rumah, tetapi katak jantan tersebut tidak
mempunyai sel mani. Jadi kodok ini sebelum disuntikan dengn urin wanita yang sedang
hamil, diperiksa terlebih dahulu urin katak tersebut apakah mengandung sel mani atau
tidak mengandung sel mani, lalu urin penderiuta disuntikkan pada katak, jika
mengandung sel mani berarti menandakan bahwa reaksi kehamilan positif, sehingga
dapat di ketahui pregnandiol mempengaruhi keluarnya sel mani. Telah kita ketahui
bahwa dalam melakukan reaksi Galli Mainini harus di gunakan katak Bufo vulgaris
jantan. Adapun ciri – ciri dari katak Buffo vulgaris jantan adalah sebagai berikut :
a. Pada telapak kaki depan terdapat penebalan berwarna hitam.
b. Pada kulit leher bagian ventral terdapat warna agak merah yang kekuning – kuningan.
c. Warna tubuh biasanya lebih agak gelap di banding dengan betina (Mahalika et al.,
2015).

3. Hasil Praktikum
Menurut Fawcett, Don W. (2002), sperma pada Ranidae umumnya berbentuk
filiformis terdapat flagella serta memiliki banyak tonjolan pada membran dibagian kepala
sperma. Kepalanya melengkung dengan ujung tumpul seperti bulan sabit (lipke et al.,
(2009).
Berikut merupakan hasil positif uji Galli Mainini yang menunjukkan adanya
sperma katak. Sperma merupakan alat reproduksi jantan yang diproduksi di epididimis.
Struktur dari sperma adalah sebagai berikut:
a. Kepala sperma mengandung inti. Inti memegang DNA dari sel. Kepala juga
mengandung enzim yang membantu sperma memecah melalui membran sel telur.
b. Bagian tengah sperma (midpiece) dikemas dengan mitokondria. Mitokondria adalah
organel dalam sel yang menghasilkan energi. Sperma menggunakan energi dalam
midpiece untuk bergerak.
c. Ekor sperma bergerak seperti baling-baling, berputar-putar. Ekor ini adalah flagella
panjang yang mendorong sperma ke depan.

Namun, pada beberapa kelompok menunjukkan hasil negatif karena tida


ditemukannya sperma pada katak jantan. Ketidakberhasilan percobaan dapat disebabkan
oleh bebrapa hal berikut ini:
a. Praktikan kurang tepat dalam menyuntikkan jumlah urine, sehingga jumlah urine
yang masuk kurang banyak atau malah berlebihan.
b. Praktikan kurang teliti, bagian manakah dari tubuh katak yang seharusya disuntik (ini
juga sangat berpengaruh terhadap reaksi yang dihasilkan akan bersifat positif ataupun
negatif.
c. Kurang teliti dalam meggunakan waktu (waktu yang digunakan berlebih atau bahkan
kurang), sehingga ketika waktu pada saat pengamatan kurang, maka urine wanita
hamil tersebut belum bereaksi pada tubuh katak atau sebaliknya.

C. Uji Immunologi (Test Pack)


Hasil Pengamatan Referensi

1 2

source: www.gilangalingcom

Keterangan Keterangan
1. Strip 1 urine wanita tidak hamil
2. Strip 2 urine wanita hamil
1. Positif
2. Negatif

Pembahasan
1. Penjelasan
HGC dalam urine akan diketahui pada wanita hamil karena HGC terbentuk hanya pada
wanita yang sedang hamil. Adanya HCG dapat dideteksi 8-9 hari setelah adanya peristiwa
ovulasi. HCG dalam urine berisi dua reagen, pertama adalah suspensi partikel lateks yang dilapisi
atau terikat secara kovalen dengan HCG dan yang lain berisi larutan antibodi HCG. Bila terdapat
HCG dalam urine, HCG terikat pada antibodi dan dengan demikian akan mencegah aglutinasi
partikel lateks yang dilapisi HCG yang diperlihatkan oleh antibodi tersebut. Dengan demikian uji
kehamilan positif, apabila tidak terjadi aglutinasi, dan kehamilan negatif jika terjadi aglutinasi.
Identifikasi HCG ini dapat dilakukan pada awal-awal kehamilan (Murray et al, 1999).
Test slide ini sangat tergantung pada kerja sama antibodi dan antigen. Antibodi ini zat
kimia yang dihasilkan oleh limfosit dan struktur lain di dalam tubuh. Sedangkan antigen, zat
asing yang masuk dan merangsang reaksi kimia tubuh. Jika antigen masuk ke dalam jaringan
tubuh, antibodi bereaksi sehingga antigen tidak berbahaya lagi. Tiap antibodi hanya bereaksi
terhadap antigen tertentu. Antibodi-antibodi itulah yang “ditambatkan” pada media tes, yang
mempunyai dua strip (garis) indicator (Pearce, 1997).
2. Prinsip
Prinsip dasar dari pengujian ini yaitu adanya ikatan antibodi-antigen. Sebagai
antigennya adalah protein hormon beta HCG yang dihasilkan tropoblast/ bagian plasenta
dan sebagai antibodi adalah antibodi yang dihasilkan tubuh yang apabila direaksikan
dengan zat tertentu akan berubah warna. Menurut Pearce (1997) test slide ini sangat
tergantung pada kerja sama antibodi dan antigen. Antibodi ini zat kimia yang dihasilkan
oleh limfosit dan struktur lain di dalam tubuh. Sedangkan antigen, zat asing yang masuk
dan merangsang reaksi kimia tubuh. Jika antigen masuk ke dalam jaringan tubuh,
antibodi bereaksi sehingga antigen tidak berbahaya lagi. Tiap antibodi hanya bereaksi
terhadap antigen tertentu. Antibodi-antibodi itulah yang “ditambatkan” pada media test,
yang mempunyai dua strip (garis) indikator. Alat uji yang digunakan memiliki dua buah
“jendela” atau garis. Garis yang pertama mengisyaratkan bahwa tes dilakukan dengan
benar, yang disebut garis kontrol. Garis kontrol akan tampak apabila yekspack
mendapatkan cukup air seni untuk diuji. Sementara garis kedua menunjukkan hasil tes
yang merupakan bagian yang memiliki antibodi yang bereaksi dengan HCG dan dapat
berubah warna bila hormon ini terdeteksi (Sacher, 2004).
Menurut Mahalika et al (2015) bila terdapat HCG dalam urine, HCG terikat pada
antibodi dan dengan demikian akan mencegah aglutinasi partikel lateks yang dilapisi
HCG yang diperlihatkan oleh antibodi tersebut. Dengan demikian uji kehamilan positif
apabila tidak terjadi aglutinasi, dan kehamilan negatif jika terjadi aglutinasi.

3. Hasil Praktikum
Berhasil, pada urin wanita hamil diperoleh dua strip, sedangkan pada urin wanita tidak hamil
hanya ditemukan satu strip.

D. Perbandingan Keakuratan
Jumlah HCG yang dieksresikan dalam urine wanita hamil berbeda–beda. HCG
dapat ditemukan dengan mudah pada usia kandungan 1-3 bulan. Oleh sebab itu, metode
Galli Manini kurang tepat digunakan untuk menentukan kehamilan usia diatas 3 bulan.
Selain itu, sebelum kodok disuntikkan urin ibu hamil, pada urin katak tersebut sudah
terdapat sperma, sehingga setelah katak di suntikan dengan urin orang hamil, urin dari
katak tersebut dapat terlihat sperma juga dan tidak dapat di bedakan, apakah sperma
tersebut berasal dari rangsangan HCG yang terdapat dalam urin orang hamil.
Uji Imunologi menggunakan test pack memiliki daya akurasi yang cukup baik
atau akurat dibanding uji Galli Manini, karena pada uji Imunologi menggunakan test pack
akan bereaksi jika dalam urin wanita hamil terdapat HCG dan tanda pada uji ini
menunjukkan dua garis yang artinya wanita tersebut sedang hamil. Pada wanita hamil
akan terdeteksi kadar HCG yang cukup tinggi didalam urinnya (sedikitnya akan mencapai
25mlU/mL). Namun, kadar sensitifitas setiap alat tes kehamilan berbeda-beda. Semakin
sensitif tentu semakin baik. Ada juga alat tes yang mampu mendeteksi kadar HCG
sebanyak 5 mlU/mL saja.
KESIMPULAN
1. HCG (Human Chorionic Gonadotropin) merupakan suatu hormon yang dihasilkan oleh
jaringan plasenta yang masih muda dan dikeluarkan lewat urin. Hormon ini juga
dihasilkan bila terdapat proliferasi yang abnormal dari jaringan epitel korion seperti
molahidatidosa atau suatu chorio carsinoma. Kehamilan akan ditandai dengan
meningkatnya kadar HCG dalam urin pada trimester I, HCG disekresikan 7 hari setelah
ovulasi.
2. Human Chorionic Gonadotropin (HCG) diproduksi oleh proliferasi trofoblas dan
konsentrasi HCG di urin atau serum menunjukkan jumlah dari sel trofoblas yang hidup
sehingga HCG merupakan penanda unik untuk managemen pasien dengan penyakit
trofoblas gestasional. HCG dapat mendukung kehamilan dengan menyediakan
progesteron yang digunakan dalam mempersiapkan uterus untuk implantasi janin. HCG
terdiri dari 145 asam amino subunit beta dan 92 asama amino subunit alpha.
3. HCG yaitu suatu hormon glikoprotein yang mempertahankan system reproduksi wanita
dalam keadaan cocok untuk kehamilan. HCG disintesa pada retikulum endoplasma kasar,
glikosilasi disempurnakan apparatus golgi. HCG dapat juga digunakan dalam upaya
mensinkronkan ovulasi dan perkawianan yang diperlukan agar terjadi suatu konsepsi.
HCG berfungsi untuk mempertahankan corpus luteum yang membuat estrogen dan
progesteron sampai saat plasenta terbentuk sepenuhnya dan dapat membuat sendiri cukup
estrogen dan progesteron.
4. Bila terdapat HCG dalam urine, HCG terikat pada antibodi dan dengan demikian akan
mencegah aglutinasi partikel lateks yang dilapisi HCG yang diperlihatkan oleh antibodi
tersebut. Dengan demikian uji kehamilan positif apabila tidak terjadi aglutinasi, dan
kehamilan negatif jika terjadi aglutinasi.
5. Penggunaan katak jantan dalam tes diagnostik untuk kehamilan pertama kali
diperkenalkan oleh Galli Mainini (1947). Hal ini didasarkan pada penemuan oleh
Houssay dan Lascano Gonzalez (1929) bahwa implant ke lobus anterior kelenjar pituitari
kodok menginduksi serangkaian perubahan pada testis yang berujung pada pengeluaran
spermatozoa ke dalam kloaka. Galli Mainini menemukan bahwa kehadiran chorionic
gonadotropins dalam urin hamil dapat ditunjukkan dengan pemulihan spermatozoa dari
kloaka Bufo arenarum, beberapa jam setelah hewan itu disuntik dengan urin tersebut.
6. Uji immunologi dengan test pack lebih efektif dan lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Harti, A. S., Estuningsih, & Nurkusumawati, H. (2013). Pemeriksaan HCG (Human


Chorionic Gonadotropin) untuk Deteksi Kehamilan Dini secara Immunokromatografi.
Jurnal Kesmadaska, 1(1), 1–4.
Klopper, A., & Frank, H. (1949). Use of Male Toads in Pregnancy Test. The Lancet, 9–11.
Kusuma, W., Putra, A., Sudrajat, A. O., & U, N. B. P. (2013). INDUKSI MATURASI
BELUT SAWAH (Monopterus albus) DENGAN HORMON HUMAN CHORIONIC
GONADOTROPIN DAN ANTIDOPAMIN. Jurnal Riset Akuakultur, 8(2), 209–220.
Larsen, J., Buchanan, P., Johnson, S., Godbert, S., & Zinaman, M. (2013). Human chorionic
gonadotropin as a measure of pregnancy duration. International Journal of Gynecology
and Obstetrics, 123(3), 189–195. https://doi.org/10.1016/j.ijgo.2013.05.028
Lipke, C., Meinecke-Tillmann, S., & Meinecke, B. (2009). Induced spermiation and sperm
morphology in a dendrobatid frog, Dendrobates auratus (Amphibia, Anura,
Dendrobatidae). Salamandra, 45(2), 65–74.
Mahalika, P., Satyanegara, & Tiamung, A. D. (2015). Tes HCG Kehamilan & Korelasi Kadar
Serum Basal AMH dengan Respons Ovarium terhadap Stimulasi Ovulas. Jurnal Obstetri
Dan Ginekologi, 15(1), 34–38.
Martinez, M. L., & Cabada, M. O. (1996). Assessment of the acrosome reaction in Bufo
arenarum spermatozoa by immunostaining: comparison with other methods. Zygote
(Cambridge University Press), 4(3), 181–190.
Murray, et al. 2009. Biokimia. Jakarta : ECG.

Paputungan, T. V., Wagey, F. W., & Lengkong, R. A. (2016). Profil penderita mola
hidatidosa di RSUP Prof . Dr . R . D . Kandou Manado. Jurnal E-Clinic, 4(1), 215–222.
Pearce, E. (1997). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Prawirohardjo, S. 1976. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Sacher, Ronald.A, dkk. 2004. Tinjauan Klinik Hasil Pemeriksaan Laboratorium Ed. 2.
Jakarta: EGC.
LAMPIRAN

(Dokumentasi Hasil Pengamatan)


LAMPIRAN LAPORAN SEMENTARA (3)
FOTOCOPY LOGBOOK YANG SUDAH DI ACC

You might also like