Professional Documents
Culture Documents
SAP Pek
SAP Pek
SAP Pek
(SAP)
Tujuan Instruksional
1. Tujuan Instruksional Umum :
Setelah mengikuti ceramah dan diskusi selama 20 menit, diharapkan ibuhamil dan
keluarga dapat mengetahui dan memahami tentang kunjungan ANC
2. Tujuan Instruksional Khusus :
Setelah ceramah dan diskusi selama 20 menit diharapkan ibu hamil dan
keluarga mampu :
Menjelaskan tentang pengertian antenatal care/ANC
Menjelaskan tentang tujuan dan manfaat ANC
Menjelaskan tentang jadwal kunjungan ANC
Menjelaskan tentang tempat kunjungan ANC
Menjelaskan tentang pemeriksaan yang dilakukan ketika kunjungan
ANC
KEGIATAN PENYULUHAN
NO. WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA
1. 5 Menit Pembukaan :
a. Memberi salam dan Menjawab salam dan
perkenalan diri. memperhatikan.
b. Menjelaskan tujuan
penyuluhan.
2. 10 Menit Pelaksanaan :
Menjelaskan tentang materi
penyuluhan secara teratur :
a. Pengertian Antenatal
Care
b. Tujuan dan Manfaat
Antenatal Care Menyimak dan
c. Jadwal Kunjungan memperhatikan.
Antenatal Care
d. Tempat Kunjungan
Antenatal Care
e. Pemeriksaan yang
Dilakukan Ketika
Kunjungan ANC (Standar
Pelayanan ANC 10T)
3. 5 Menit Penutup : Bertanya dan mengulang
a. Evaluasi kembali materi yang
b. Kesimpulan disampaikan secara
c. Memberi salam singkat dan menjawab
penutup dan terima kasih. pertanyaan.
EVALUASI
- Metode Evaluasi : Tanya jawab
URAIAN MATERI
A. Pengertian
Imunisasi TT 0,5 cc
f. Tes laboratorium
Tes laboratorium sederhana yang dilakukan saat pemeriksaan
kehamilan adalah pemeriksaan Hb untuk menilai status anemia atau tidak
pada ibu hamil. Sebaiknya pemeriksaan Hb ini dilakukan sejak trimester I,
sehingga apabila ditemukan kondisi anemia akan dapat segera diterapi
dengan tepat.
Apabila didapatkan resiko penyakit lainnya saat kehamilan seperti
darah tinggi/hipertensi dan kencing manis/diabetes melitus, maka dapat
dilakukan tes laboratorium lainnya seperti tes fungsi ginjal, kadar protein
(albumin dan globulin), kadar gula darah dan urin lengkap.
Tes laboratorium dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi ibu
hamil saat melakukan pemeriksaan kehamilan dan bertujuan untuk
mengatasi risiko penyakit lain selama kehamilan. Sehingga ketika waktu
persalinan dapat berlangsung dengan aman dan sehat.
g. Tes Terhadap Penyakit Menular Seksual (PMS)
Ibu hamil resiko tinggi terhadap PMS, sehingga dapat mengganggu
saluran perkemihan dan reproduksi. Upaya diagnosis kehamilan dengan
PMS di komunitas adalah melakukan diagnosis pendekatan gejala,
memberikan terapi, dan konseling untuk rujukan. Hal ini bertujuan untuk
melakukan pemantauan terhadap adanya PMS agar perkembangan janin
berlangsung normal.
h. Status gizi ibu
Untuk mengetahui status gizi ibu hamil, haruslah dilakukan beberapa
pengukuran. Bidan / dokter saat pemeriksaan masa kehamilan akan
melakukan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA).Pengukuran LILA
dilakukan pada wanita usia subur (15-45 tahun) dan ibu hamiluntuk
memprediksi adanya kekurangan energi dan protein yang bersifat kronis
atau sudah terjadi dalam waktu lama.
Pengukuran LILA dilakukan dengan melingkarkan pita LILA
sepanjang 33 cm, atau meteran kain dengan ketelitian 1 desimal (0,1 cm).
Saat dilakukan pengukuran, ibuhamil pada posisi berdiri dan dilakukan
pada titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku lengan kiri, jika ibu
hamil yang bersangkutan tidak kidal.
Sebaliknya jika dia kidal, pengukuran dilakukan pada lengan kanan.
Hal ini dilakukan untuk memperkecil bias yang terjadi, karena adanya
pembesaran otot akibat aktivitas, bukan karena penimbunan lemak.
Demikian juga jika lengan kiri lumpuh, pengukuran dilakukan pada lengan
kanan.
Dengan pengukuran LILA dapat digunakan untuk deteksi dini dan
menapis risiko bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Setelah
melalui penelitian khusus untuk perempuan Indonesia, diperoleh standar
LILA sebagai berikut :
1. Jika LILA kurang dari 23,5 cm, berarti status gizi ibuhamil kurang,
misalnya kemungkinan mengalami KEK (Kurang Energi Kronis) atau
anemia kronis, dan berisiko lebih tinggi melahirkan bayi BBLR.
2. Jika LILA sama atau lebih dari 23,5 cm, berarti status
gizi ibuhamil baik, dan risiko melahirkan bayi BBLR lebih rendah.
i. Letak presentase bayi dan DJJ
Dalam melakukan pemeriksaan fisik saat kehamilan, bidan / dokter
akan melakukan suatu pemeriksaan untuk menentukan posisi janin,
terutama saat trimester III atau menjelang waktu prediksi persalinan.
Selain itu, akan dilakukan pula pemeriksaan denyut jantung janin (DJJ)
sebagai acuan untuk mengetahui kesehatan ibu dan perkembangan janin,
khususnya denyut jantung janin dalam rahim. Denyut jantung janin normal
permenit adalah sebanyak 120-160 kali. Pemeriksaan denyut jantung janin
harus dilakukan pada ibu hamil, dan denyut jantung janin baru dapat
didengar pada usia kehamilan 16 minggu / 4 bulan.
Alat yang sering digunakan dalam menentukan posisi janin dan
denyut jantung janin saat ini adalah USG (Ultra Sono Grafi). USG adalah
suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan gelombang
ultrasonik (gelombang yang memiliki frekuensi yang tinggi yaitu 250 kHz
– 2.000 kHz) yang kemudian hasilnya ditampilkan dalam layar monitor.
USG ini aman untuk janin dan sang ibu.
j. Temu Wicara dan Tata Laksana
Memberikan konsultasi atau melakukan kerjasama penanganan
tindakan yang harus dilakukan oleh bidan atau dokter dalam temu wicara,
antara lain :
1. Merujuk ke dokter untuk konsultasi, menolong ibu menentukan pilihan
yang tepat.
2. Melampirkan kartu kesehatan ibu beserta surat rujukan
3. Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa surat hasil
rujukan
4. Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama kehamilan
5. Memberikan asuhan Antenatal (selama masa kehamilan)
6. Perencanaan dini jika tidak aman melahirkan dirumah
7. Menyepakati diantara pengambil keputusan dalam keluarga tentang
rencana proses kelahiran
8. Persiapan dan biaya persalinan