Professional Documents
Culture Documents
Desiminasi Awal Bab 3 Fix
Desiminasi Awal Bab 3 Fix
TINJAUAN LAHAN
Tahun 2002, Rumah Sakit Jiwa Banjarmasin (RSAS) sedang dalam proses
penatapan kelas Rumahy Sakit Jiwa kelas B menjadi kelas A, tahun 2001
diberlakukan otonomi daerah. RSAS diserahkan ke Pemerintah Daerah.
Pemprov Kalsel mengusulkan melalui surat Gubernur Kalimantan Selatan
Nomor : 061/00611/ORG, tanggal 30 april 2001, perihal usulan konversi
dari RS Jiwa Banjarmasin kelas B non pendidikan.
3.2 Input
3.2.1 Data Umum Ruangan
3.2.1.1 Visi Ruangan Safir
“Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Prima Dan Unggul Yang
Terigrasi Dengan Pendidikan Dan Penelitian”
3.2.1.2 Misi Ruangan Safir
a. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu Dan
Berorientasi Pada Kepuasan Pelanggan
b. Menyelenggarakan Pengembangan Pusat Rujukan Pelayanan
Kesehatan Dengan Unggulan Penyakit Syarat, Penyakit
Infeksi Di Provinsi Kalimantan Selatan
c. Menyelenggarakan Pendidikan Dan Penelitian Untuk Tenaga
Dokter Dan Tenaga Kesehatan Lainnya.
d. Menyelenggarakan Tata Kelola Organisasi Yang Efisien,
Efektif, Dan Akuntabel
3.2.1.3 Motto Ruangan Safir
Keselamatan Pasien Kami Utamakan
3.2.1.4 Kapasitas Unit Ruang
Ruang Safir terdiri dari nurse station, ruang perawat dan ruang
rawat inap yang terdiri dari 8 kamar yang terbagi menjadi kelas I
(A, B, D, E), kelas II (B), kelas III (A, B), dan kamar isolasi.
Secara keseluruhan kapasitas kamar ada terdapat 29 bed.
3.2.1.5 Jumlah Mahasiswa Praktik
Mahasiswa yang berpraktik di Ruang Safir RSUD. Dr. H. Moch.
Anshari Saleh Banjarmasin biasanya diikuti oleh beberapa
institusi, institusi yang berpraktik saat ini yaitu mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin jurusan S1
Keperawatan Ners A stase manajemen berjumlah 11 orang dan
dokter muda dari institusi FK UNLAM berjumlah 5 orang.
Asma Anemia
9% 9% Diare
12%
DM dengan
komplikasi
13%
Gambar 3.1 Sepuluh penyakit terbanyak di ruang Safir RSUD Dr. H Moch. Ansari
Saleh Banjarmasin periode Januari – September 2017
3.2.2.4 Tenaga Perawat di ruang Safir RSUD Dr. H Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin.
Tabel 3.1 Tenaga perawat di Ruang Safir di ruang Safir RSUD
Dr. H Moch. Anshari Saleh Banjarmasin
No. Nama Jabatan Pendidikan Pelatihan
Manajemen
Bangsal
Marhaidi Kepala Keperawatan,
1. Ners/2011
S.Kep., Ners Ruangan BTLS, Perawatn
Menuju
Akreditasi JCI
Dewi Muthia Perawat Interprestasi
2. Juna, S.Kep., Assosiet S1/2005 Ekg, Pelatihan
Ners tim I PPI, BTLS, CI
Perawat Pelatihan PPI,
3. Aulia, AMK Assosiet D3/2000 Analisa Gas
tim I Darah, BTLS
Asisten
Perawat
Hairil Irvan, Endoscopy, PPI,
4. Assosiet D3/2006
AMK BTLS, Diklat
tim I
EKG
Lara Dita Perawat
5. Wulandari, Assosiet D3/2012 RJP, BTLS
AMK tim I
Perawat
Neneng K,
6. Assosiet D3/2007 RJP, BTLS
AMK
tim I
Perawatan
Intensif,
Pelatihan Dasar
Keperawatan
Intensif, CI,
Pengambilan
Darah Arteri &
AGD, PPGD,
BCLS, MPKP,
KATIM
M. RJP, BTLS,
II/Peraw
7. Hidayatullah, D3/1997 Manajemen
at
AMK Bangsal
Primer
Keprawatan,
Proses
Keperawatan
dan
Dokumentasi
Asuhan
Keperawatan
Sesuai Standar
JCI
8. Sri Wahyuni, Perawat D3/1999 BTLS, CI, K3
AMK Assosiet
tim II
Luthfia Perawat
9. Midawati, Assosiet D3/2012 BTLS, CI, K3
AMK tim II
Perawat
Irma Liayani BCLS, Pelatihan
10. Assosiet D3/2005
AMK PPI, BTLS
tim II
Ike Gustiana Perawat BTLS, Recent
11. Ningsih, Assosiet S1/2008 Management Of
S.Kep., Ners tim II Wound Care
Perawat BTLS, Recent
M. Ihsan
12. Assosiet S1 Management Of
Supriadi
tim II Wound Care
KATIM Pelatihan PPI,
Ermadayanti, III/Pera Analisa Gas
13. S1
S.Kep., Ns wat Darah, BTLS
Primer
Btls, Pelatihan
Pengambilan
Fitria Perawat Darah
14. Hindayati, Assosiet D3 Arteri&Agd,
AMK tim III Recent
Management Of
Wound Care
Maya Perawat
15. Rosana, Assosiet D3 BTLS
AMK tim III
Perawat
Markiyah,
16. Assosiet D3 BTLS
AMK
tim III
Akhmad Perawat
17. Yani, S.Kep., Assosiet S1 BTLS
Ners tim III
18. Supriadi, Perawat S1 BTLS
S.Kep.,Ns Assosiet
tim II
Luthfi R. Perawat
19. Ahmad, Assosiet S1 BTLS
S.Kep., Ns tim II
Muhyar Perawat
20. Supian, Assosiet D3 BTLS
AMK tim II
Akhmad Perawat
21. Murdini Assosiet D3 BTLS
Hasbi, AMK tim II
c. Sentralisasi Obat
Kontroling terhadap penggunaan dan konsumsi obat, sebagai
salah satu peran perawat perlu dilakukan dalam suatu pola/
alur yang sistematis sehingga penggunaan obat benar –
benar dapat dikontrol oleh perawat sehingga resiko kerugian
baik secara material maupun secara non material dapat
dieliminir.
DIREKTUR
Dr. dr. Izaak Zoelkarnain A.Sp.OT
WADIR PELAYANAN
Drg. Yuyun Sukaesi
CLEANING SERVICE
MARIATUL SANIAH
PEKARYA
SAIFUL BAHRI
ADMINISTRASI
H. ISMAIL, S.Sos
3.2.5 Pembiayaan (M4-Money)
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan Safir RSUD Dr.
H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin, mengenai sumber pembiayaan
ruangan berasal dari dana rumah sakit, sumbangan Anggaran Pendapatan
dan Belajar Daerah (APBD) dan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
Anggaran dana untuk pembayaran gaji perawatan yang PNS sudah diatur
oleh pihak pemerintah ditambah intensif dari jasa pelayanan, jamkesmas,
jamkesprov/jamkesda, sedangkan gaji pegawai Non PNS/BLUD diatur
oleh pihak rumah sakit ditambah insentif dari jasa pelayanan, jamkesmas,
jamkesprov, jamkesda, sedangkan pemeliharaan ruangan seperti sarana
dan prasarana dan alat kesehatan serta perbaikan keadaan ruang safir
biasanya diperoleh dari penghasilan yang dikelola sendiri oleh rumah
sakit dari anggaran pertahun oleh APBN/APBD. Prosedur pengadaan
barang dan jasa dananya bersumber dari BLUD Dr. Moch. Ansari saleh
Banjarmasin.
No Kegiatan Jumlah Persentasi
Masuk Keluar Pembiayaan
Laki- Perempuan Jlh Laki Perempuan Jlh
laki -laki
1. Membayar/Umum 1 2 3 2 5 7 7%
2. BPJS Non PBI
a. ASKES PNS 3 12 15 4 12 16 17%
b. Mandiri 25 28 53 20 26 46 47%
3. BPJS PBI
a. Jamkesmas 9 12 21 8 12 20 20%
b. Jamkesda 6 0 6 7 1 8 8%
a. Jamkesprov 1 0 1 1 0 1 1%
Total 45 54 99 42 56 98 100%
3.3 Proses
3.3.1 Fungsi Perencanaan
3.3.1.1 Visi ruangan
“Terwujudnya sistem pemberian pelayanan keperawatan profesional
yang berkesinambungan”
3.3.1.2 Misi ruangan
1) Meningkatkan kinerja profesional kerja perawat.
2) Meningkatkan mutu asuhan keperawatan sesuai dengan ilmu
keperawatan kode etik dan undang-undang kesehatan,
pelatihan staf dan perkembangan SDM.
3) Meningkatkan kerja sama antar profesi di ruang lingkup
penyakit dalam.
4) Ikut serta mendukung visi dan misi RSUD Dr. H. Moch.
Ansari Saleh Banjarmasin.
3.3.1.3 Motto Ruangan Safir
Keselamatan Pasien Kami Utamakan
3.3.1.4 Standar Operasional Prosedur
Standar Prosedur Operasional (SPO) Ruang Safir menggunakan
SPO yang telah disediakan bidan keperawatan RSUD Dr. H.
Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.
Tabel. SOP yang digunakan di Ruang Safir RSUD Dr. H. Moch.
Ansari Saleh Banjarmasin.
No. Standar Operasional Prosedur (SOP) Keperawatan
1. Mengukur Suhu Tubuh
2. Menghitung Pernapasan
3. Menghitung Denyut Nadi
4. Mengukur Tekanan Darah
5. Menimbang Berat Badan
6. Memberikan Obat Melalui Oral
7. Memberikan Obat Injeksi Sub Cutan
8. Memberikan Obat Injeksi IntraVena
9. Memberikan Obat Injeksi Intra Muscular
10. Memberikan Obat Injeksi Intracutan
11. Pemberian Oksigen dengan Menggunakan Nasal Kanul
12. Pemberian Oksigen dengan Menggunakan Masker
13. Pemberian Oksigen dengan Menggunakan Nasal Kateter
14. Melakukan Semprot Gliserin
15. Pemasangan NGT
16. Kateterisasi Urine
17. Memberikan Makanan Melalui NGT
18. Memasang Infus
19. Memasang Transfusi Darah
20. Mengganti dan Memasang Pembalut Luka
21. Mencuci tangan dengan cara steril
22. Memakai sarung tangan steril
23. Mencuci tangan dengan cara desinfeksi
24. Mencuci tangan biasa
25. Cuci tangan steril
26. Pemakaian Syringe pump
27. Pemakaian Nebulizer
28. Pemakaian Regulator dan tabung Oksigen
29. Penggunaan APAR
30. Orientasi klien baru di ruang rawat inap
31. Persiapan klien pulang dari ruang rawat inap
32. Proses asuhan keperawatan
33. Timbang terima
34. Memakai masker
35. Perawatan klien dalam isolasi
36. Manajemen nyeri keperawatan
37. Menyiapkan obat suntik/injeksi dari ampul/vial
38. Memberikan injeksi dengan alat khusus/pen
39. Pemberian obat dengan belus intra vena
40. Melakukan skin test
3.3.1.5 SAK
Standar Asuhan Keperawtaan (SAK) ruang safir sesuai dengan
keputusan direktur RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin
yaitu (No.821/25//-TU/RSAS/2015).
DIREKTUR
Dr. dr. Izaak Zoelkarnain A.Sp.OT
WADIR PELAYANAN
Drg. Yuyun Sukaesi
CLEANING SERVICE
MARIATUL SANIAH
PEKARYA
SAIFUL BAHRI
ADMINISTRASI
H. ISMAIL, S.Sos
Gambar 3.6 Struktur Organisasi di Ruang Safir RSUD Dr. H.
Moch. Ansari Saleh Banjarmasin
Poliklinik IGD
Ruang ICU
Kembali keruangan safir
Klien pulang
Perawatan & Penyembuhan APS/Ijin Dokter
Nilai standar jumlah perawat per shift berdasarkan klasifikasi
menurut Douglas
Tabel 3.14 Klasifikasi klien berdasarkan tingkat
ketergantungan
KLASIFIKASI DAN KRITERIA
Minimal Care (1-2 jam)
a. Dapat melakukan kebersihan diri sendiri, mandi, ganti
pakaian dan minum.
b. Pengawasan dalam ambulasi atau gerakan.
c. Observasi Tanda vital setiap shift.
d. Pengobatan minimal, status psikologi stabil.
e. Persiapan prosedur pengobatan
Intermediet Care (3-4 jam)
a. Dibantu dalam kebersihan diri, makan dan minum, ambulasi.
b. Observasi tanda vital tiap 4 jam.
c. Pengobatan lebih dari 1 kali.
d. Pakai foley kateter.
e. Pasang infuse, intake out-put dicatat.
f. Pengobatan perlu prosedur.
Total Care (5-6 jam)
a. Dibantu segala sesuatunya.
b. Posisi diatur.
c. Observasi tanda vital tiap 2 jam.
d. Pakai NGT.
e. Terapi intravena, pakai suction.
f. Kondisi gelisah/disorientasi/tidak sadar.
A x B x 365
Tenaga Perawat (TP) =
(365-C)x jam kerja/hari
Keterangan:
A : Jam efektif/24 jam →waktu perawatan yang
dibutuhkan klien/hari
Bangsal A Medikal 3,4 jam
Bangsal B, Perawatan Bedah 3,5 jam
Bangsal C Nifas, 3 jam
Bangsal D Bayi, 2,5 jam
Bangsal E Anak 4 jam
Bangsal Ruang Safir lantai 3 (Penyakit dalam)
merupakan bangsal medikal (3,4 jam)
B : Rata-rata jumlah klien perhari → BOR x Jumlah tempat
tidur
BOR ruang perawatan 61,2% periode April 2018
C : Jumlah hari libur (76 hari), 365 = jumlah hari kerja
dalam 1 tahun
Sehingga:
Untuk kebutuhan tenaga perawat di ruang perawatan
biasa adalah :
3,4 𝑥 (61,2%𝑥29) 𝑥 365
Tenaga perawat =
(365−76)𝑥7
3.3.4 Fungsi pengarahan (Operan, Pre dan post conferent, Motivasi kepada
perawat, Pendelegasian, Supervisi dan Ronde Keperawatan)
3.3.4.1 Operan
Berdasarkan data hasil quesioner pada 7 orang perawat di
ruang safir, menunjukkan bahwa 4 orang perawat (57,1%)
menyatakan kadang-kadang saja timbang terima dipimpin
oleh kepala ruangan.
Timbang terima
Tidak
43%
Ya
57%
Ya Tidak
3.3.4.4 Pendelegasian
Pendelegasian adalah penyelesaian suatu pekerjaan melalui
orang lain atau dapat juga diartikan sebagai pelimpahan suatu
tugas kepada seseorang atau kelompok dalam menyelesaikan
tujuan organisasi (Nursalam, 2014).
3.3.4.5 Suvervisi
Supervisi adalah melakukan pengamatan secara langsung dan
berkala oleh atasan terhadap pekerjaan yang dilaksanakan
oleh bawahan untuk kemudian apabila ditemukan masalah,
segera diberikan petunjuk atau bantuan yang bersifat langsung
guna mengatasinya (Hidayah, 2014).
3.4 Output
3.4.1 Indikator Mutu Ruangan (BOR, LOS, TOI, BTO)
Jumlah pasien saat ini (18 Mei 2018) yang berada di Ruang Safir Dr. H.
Moch Ansari Saleh Banjarmasin adalah sebanyak 24 pasien. Adapun
tingkat indikator pelayanaan keefisienan ruang Safir yang di hitung selama
1 bulan, yaitu bulan April 2018 adalah sebagai berikut :
3.4.1.1 BOR
Pemakaian tempat tidur dipergunakan untuk melihat berapa banyak
tempat tidur di rumah sakit yang digunakan pasien dalam suatu
masa. BOR adalah persentasi penggunaan tempat tidur. Parameter
BOR ideal antara 60-85 % (Depkes, 2005).
(Jumlah hari perawatan dirumah sakit)
𝐵𝑂𝑅 = (jumlah TT x Jumlah hari dalam satuan periode)x100%
533 x 100 %
= 61,2 %
29 𝑥 30
LOS= 533/90
= 5,9 hari = 6 hari
Dengan demikian nilai LOS Ruang Safir selama 1 bulan
yaitu periode April 2018 yaitu 6 hari
Jadi, nilai TOI ruang Tulip IC (Bedah Umum) pada Januari adalah
3,7 hari.
Indikator mutu yang mengacu pada aspek pelayanan
a. Angka kejadian decubitus
Dari hasil observasi tanggal 19 Mei 2018, dari 20 pasien yang di
rawat di ruang Safir (Penyakit Dalam) 1 pasien yang mengalami
decubitus.
b. Angka kejadian kesalahan dalam pemberian obat
Dari hasil observasi tanggal 19 Mei 2018, dari 20 pasien yang
mendapat terapi pengobatan baik injeksi maupun oral tidak ada
terjadi kesalahan pada pemberian. Hal ini dapat dicegah karena
sebelum pemberian obat perawat membaca etiket dan kartu obat
terlebih dahulu.
c. Angka kejadian pasien jatuh
Dari hasil observasi pada rekam medis tanggal 19 Mei 2018, 20
pasien yang di rawat di ruang Safir didapatkan 4 pasien yang
memiliki risiko tinggi jatuh, 9 pasien memiliki risiko sedang jatuh,
dan 7 pasien memiliki riwayat rendah jatuh, namun dari hasil
observasi 4 pasien yang risiko tinggi jatuh belum terpasang pin
warna kuning. Dari hasil wawancara perawat mengatakan biasanya
pin warna kuning dipasangkan pada pasien dengan risiko tinggi
jatuh.
2 Apakah perawat
melarang
13 87 2 13 100
anda/pengunjung
merokok diruangan?
6 Apabila anda/keluarga
anda tidak mampu makan
12 80 3 20 100
sendiri apakah perawat
membantu menyuapinya?
8 Apabila anda/keluarga
anda mengalami
kesulitan buang air besar.
Apakah perawat
11 73 4 27 100
menganjurkan makan
buah-buahan, sayuran,
minum yang cukup dan
banyak bergerak?
12 Selama anda/keluarga
anda belum mampu
mandi (dalam keadaan 15 100 0 0 100
istirahat total) apakah
dimandikan perawat.
13 Apakah anda/kelauarga
andadibantu oleh perawat
jika tidak mampu :
menggosok gigi, 2 13 13 87 100
membersihkan mulut
atau mengganti pakaian
atau menyisir rambut.
17 Selama anda/keluarga
anda dalam perawatan,
apakah perawat : 15 100 0 0 100
memanggil nama anda
dengan benar.
18 Selama anda/keluarga
anda dalam perawatan
apakah perawat
15 100 0 0 100
mengawasi keadaan anda
secara teratur pada pagi,
sore maupun malam hari.
19 Selama anda/keluarga
anda dalam perawatan ,
apakah perawat segera 14 93 1 7 100
memberi bantuan bila
diperlukan.
21 Apakah anda/keluarga
anda mengetahui perawat 11 73 4 27 100
25 Selama anda/keluarga
anda dirawat apakah
diberikan penjelasan
tentang
Perawatan/pengobatan/pe 14 93 1 7 100
meriksaan lanjutan
setelah anda/keluarga
anda diperbolehkan
pulang.
TOTAL 76 % 24 % 100
Keterangan:
80-100% : Puas
60-80% : Cukup Puas
<60% : Kurang puas
Berdasarkan hasil evaluasi melalui kuesioner pada 15 klien/keluarga
yang telah dilakukan pada tanggal 17 sampai 18 Mei 2018 didapatkan
kesimpulan bahwa sebanyak 100% klien/keluarga mengatakan puas
terhadap pelayanan keperawatan terutama pada poin pertanyaan 7, 14,
17 dan 23 yaitu apakah perawat selalu memeriksa cairan infus dan
tetesannya dan area sekitar pemasangan jarum infus pada saat infus
terpasang, perawat menganti seprei, selimut saat kotor. Memanggil
nama klien dengan benar dan perawat selalu memperhatikan keluhan
pasien.
Hasil evaluasi perawatan luka bersih yang didapatkan dari 15 item yang
dinilai, didapat observasi pada tanggal 12 maret 2018 dengan observasi 5
perawat, rata-rata terdapat 14 item yang dilakukan (93%), dengan tindakan
yang terbanyak tidak dilakukan adalah tidak memakai perlak kecil saat
melakukan perawatan luka.
Hasil evaluasi yang didapatkan dari mencuci tangan 6 item yang dinilai
kepada 5 perawat, 3 perawat melakukan sesuai dengan SOP, Sedangkan 2
perawat tidak sesuai SOP dengan rata-rata terdapat 5 item yang dilakukan
(83,3%), dengan tindakan tebanyak yang tidak dilakukan yaitu langkah ke 6
tidak membersihkan kuku dan tidak melakukan tindakan 5 momen cuci
tangan dengan baik yaitu hanya mencuci tangan setelah melakukan tindakan.
M3 Method (SP2KP)
Penerapan Model
a) Sudah ada model asuhan keperawatan yang digunakan yaitu metode
modular.
b) Model yang digunakan sesuai dengan visi dan misi ruangan
c) Hampir semua perawat mengerti/ memahami model yang digunakan
dan menyatakan cocok dengan model yang ada
d) Memiliki standar asuhan keperawatan
e) Model yang digunakan cukup efesien.
f) Terlakasananya komunikasi yang cukup baik antar profesi
Dokumentasi Keperawatan
a) Tersedianya sarana dan prasarana (administrasi penunjang)
b) Sudah ada sistem pendokumentasian terintegrasi
c) Dokumentasi keperawatan yang dilakukan meliputi pengkajian
menggunakan sistem Head to Toe serta diagnosis keperawatan sampai
dengan evaluasi dengan menggunakan SOAP
d) Format pengkajian sudah ada dan dapat memudahkan perawat dalam
pengkajian dan pengisiannya
e) Kebanyakan/hampir semua perawat mengerti cara pengisian format
dokumentasi yang digunakan dengan benar dan tepat
f) Perawat melakukan dokumentasi segera setelah melakukan tindakan.
g) Format yang digunakan sangat membantu dalam melakukan pengkajian
pada pasien
Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan perrnah dilakukan pada saat mahasiswa melakukan
praktek
Sentralisasi Obat
a) Semua perawat mengerti tentang sentralisasi obat
b) Diruangan tersebut ada sentralisasi obat. Ini dilihat dari adanya lemari
khusus obat
c) Sebagian besar perawat pernah berwenang mengurusi sentralisasi obat.
Supervisi
a. RSUD Ulin Banjarmasin merupakan RS pendidikan tipe A yang
menjadi RS rujukan bagi wilayah setempat
b. Adanya kemauan perawat untuk berubah.
c. Kepala ruangan mendukung kegiatan supervisi demi mutu pelayanan
keperawatan
Timbang Terima
a. Timbang terima merupakan kegiatan rutin, yaitu dilaksanakan 3x sehari
b. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan akan dinas
c. Dipimpin oleh supervisor
d. Adanya klarifikasi tanya jawab dan validasi terhadap semua yang
ditimbang terima
e. Semua perawat tahu hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam timbang
terima
f. Selalu ada interaksi dengan pasien selama timbang terima
g. Semua perawat mengetahui prinsip-prinsip tentang teknik penyampaian
timbang terima dihadapan pasien
h. Ada buku khusus untuk pelaporan.
i. Setelah dilaporkan, laporan ditandatangani oleh yang bersangkutan
Discharge Planning
a) Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga saat
akan pulang
b) Perawat menggunakan bahasa yang mudah dimengerti saat
perencanaan pulang
c) Adanya pemahaman tentang perencanaan pulang oleh perawat
M4 (Money)
a) Kebutuhan dana untuk pembelian alat kesehatan dengan harga < Rp.
1.000.000,- menggunakan kas dari ruang Bedah Umum, kemudian
pihak Ruangan mengajukan surat ke IRNA untuk proses klaim.
b) Kebutuhan dana untuk pembelian alat kesehatan dengan harga > Rp.
1.000.000,-, pihak ruangan akan mengajukan surat permintaan dana ke
Direktur Rumah Sakit.
c) Dana kesejahteraan pegawai diperoleh dari APBN dan APBD
d) Adanya Variasi karakteristik dari pasien (umum, Jamkesprov dan
BPJS)
M5 (Marketing)
a. Adanya SAK dan SPO sebagai pedoman dalam melaksanakan tindakan
keperawatan
b. Sebagai tempat praktik mahasiswa keperawatan D3 maupun S1
Keperawatan
3.5.2 Weakness/Kelemahan
M1 (Ketenagaan)
a. Tenaga kerja di ruangan masih kurang sehingga pelaksanaan SP2KP
masih belum maksimal
b. Belum semua tenaga perawat mendapatkan pelatihan perawatan luka
dan pelatihan cidera kepala
c. Masih ada sebagian perawat yang melakukan tindakan keperawatan
tidak sesuai dengan SOP yang sudah ditetapkan
M3 METHOD (SP2KP)
Penerapan Model
a. Menurut lokakarya PPNI tenaga kerja diruangan masih kurang 13
orang sehingga pelaksanaan SP2KP masih belum maksimal
b. Job kadang-kadang tidak sesuai dengan lulusan akademik yang
berbeda tingkatannya (kurang jelas)
Dokumentasi Keperawatan
Sistem pendokumentasian masih dilakukan secara manual (belum ada
komputerisasi)
Ronde Keperawatan
a. Ronde keperawatan yang sesuai dengan teori hanya dilakukan ketika
ada mahasiswa praktek manajemen
b. Tidak adanya pembentukan tim dalam pelaksanaan ronde
keperawatan.
Sentralisasi Obat
Selama ini belum ada format serah terima sentralisasi obat untuk pasien
Supervisi
Belum adanya format penilaian supervise
Timbang Terima
Masalah keperawatan lebih fokus pada diagnosa medis
Discharge Planning
a. Pelaksanaan perencanaan pulang belum optimal
b. Tidak tersedianya brosur atau leaflet untuk pasien saat melakukan
perencanaan pulang
c. Keterbatasan waktu perawat dalam pemberian penkes
d. Belum optimalnya pendokumentasian perencanaan
pulang
M4 (Money)
Kebutuhan dana untuk pembelian alat kesehatan dengan biaya > Rp.
1.000.000,- harus mengajukan surat terlebih dahulu ke Direktur sehingga
membutuhkan waktu yang lama untuk pencairan dana.
M5 (Marketing)
a) Kurangnya pengawasan terhadap pelaksanaan tindakan sesuai SOP
b) Penggunaan APD dan hand hygiene saat melakukan tindakan masih
belum maksimal
3.5.3 Opportunity/Peluang:
M1 (Ketenagaan)
a. Adanya kebijakan pemerintah tentang profesionalisasi perawat
b. Rumah sakit memberikan kebijakan untuk pelatihan bagi perawat
ruangan
c. Rumah Sakit memberikan kesempatan untuk meningkatkan
kemampuan kerja melalui pelatihan dan meningkatkan pendidikan
d. Adanya SOP yang membantu pekerjaan perawat ruangan
Timbang Terima
a) Adanya mahasiswa yang praktik di ruangan
b) Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa dengan perawat ruangan
c) Bersedianya keluarga pasien untuk memberikan informasi pada
kegiatan timbang terima
Discharge Planning
a) Adanya mahasiswa yang melakukan praktik
b) Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa dengan perawat ruangan
c) Kemauan pasien atau keluarga terhadap anjuran perawat
M4 (Money)
a) Status RSUD Ulin sebagai Rujukan Bertipe A
b) Adanya kerjasama dengan pihak ketiga dalam hal pembiayaan
Sebagai tempat praktik mahasiswa keperawatan D3 maupun S1
M5 (Mesin)
a) Adanya mahasiswa yang berpraktik manajemen
b) Adanya kebijakan untuk menerapkan SP2KP
3.5.4 Threatened/Ancaman:
M1 (Ketenagaan)
a) Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan yang lebih
professional.
b) Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan
c) Makin tingginya kesadaran masyarakat atas hukum
d) Adanya pertanggungjawaban legalitas bagi pasien
M3 Method (SP2KP)
Penerapan Model
a) Persaingan dengan rumah sakit lain
b) Tuntutan masyarakat akan pelayanan yang maksimal
c) Kebebasan Pers mengakibatkan mudahnya penyebaran informasi di
dalam ruangan ke masyrakat
Dokumentasi Keperawatan
a) Adanya kesadaran pasien adanya tanggung jawab dan tanggung gugat
b) Akreditasi rumah sakit tentang sistem dokumentasi
Ronde Keperawatan
Adanya tuntutan yang lebih tingi dari pasien dan keluarga pasien untuk
mendapatkan pelayanan yang lebih profesional
Sentralisasi Obat
Adanya tuntutan akan pelayanan yang profesional
Supervisi
Tuntutan pasien sebagai konsumen untuk mendapatkan pelayanan yang
profesional dan bermutu sesuai dengan peningkatan biaya perawatan
Timbang Terima
a) Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan keperawatan yang profesional
b) Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang tanggung jawab dan
tanggung gugat perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan
Discharge Planning
a) Adanya tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
keperawatan yang profesional
b) Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan
M4 (Money)
a) Adanya tuntutan dari masyarakat untuk pelayanan yang lebih profesiona
dengan harga terjangkau
b) Persaingan rumah sakit dalam memberikan pelayanan keperawatan
M5 (Mesin)
a) Risiko terjadinya penularan infeksi karena lemahnya melakukan hand
hygine
b) Adanya standar masyarakat yang harus dipenuhi
3.6 Analisa Masalah
No Data Masalah
1 DS :
- Perawat mengatakan dari empat Kurang optimalnya
wasteful yang ada diruangan tidak pelaksanaan hand hygiene
ada yang berfungsi. Ketika sudah di ruangan berkaitan dengan
diperbaiki, hanya bertahan beberapa sarana mencuci tangan
bulan, setelah itu wastafelnya seperti wastafel yang rusak
kembali tidak berfungsi dengan baik
DO :
- Saat dilakukan observasi dari empat
wastafel hanya satu wastafel yang
berfungsi dengan baik
- Wastafel tampak tidak terawat
2 DS :
- Perawat mengatakan proses timbang Penerapan metode SP2KP
terima dilakukan setiap pergantian pada timbang terima belum
shif tanpa adanya format khusus. optimal di ruangan Tulip IC
Ada klarifikasi, tanya jawab dan (Bedah Umum) RSUD Ulin
validasi terhadap semua yang Banjarmasin
dioverkan pada saat timbang terima
di samping bed pasien
DO :
- Berdasarkan hasil observasi, proses
timbang terima dilakukan keliling ke
ruangan pasien, baik itu timbang
terima dari dinas pagi ke sore, sore
ke malam, maupun malam ke pagi
- Belum adanya format khusus
timbang terima yang memudahkan
perawat dalam melakukan timbang
terima (Komunikasi SBAR)
3 DS:
- Perawat ruangan mengatakan ronde Belum optimalnya
keperawatan sebenarnya sudah penerapan ronde
dilaksanakan namun tidak terstruktur keperawatan dalam
dan tidak terdokumentasi. penerapan metode SP2KP
di ruangan Tulip IC (Bedah
DO: Umum) RSUD Ulin
- Saat dilakukannya observasi oleh Banjarmasin
mahasiswa program profesi Ners B
stase managemen ketika pengkajian
tanggal 12-14 Maret 2018, ronde
keperawatan belum ada
dilaksanakan
4 DS :
- Perawat mengatakan jumlah tenaga Jumlah tenaga keperawatan
di Ruang Tulip IC (Bedah Umum) masih kurang dengan
memang kekurangan tenaga jumlah pelayanan klien di
keperawatan ruang Tulip IC (Bedah
Umum) RSUD Ulin
DO : Banjarmasin
- Menurut perhitungan Lokakarya
PPNI, Ruang Tulip IC (Bedah
Umum) dengan kapasitas 57 tempat
tidur dan nilai BOR 69,3% masih
kekurangan sekitar 13 tenaga
keperawatan untuk memberikan
pelayanan yang optimal.
5 DS : Belum optimalnya
- Perawat mengatakan berusaha penerapan SOP dalam
melakukan tindakan sesuai SOP melakukan tindakan
yang ada di ruangan keperawatan di ruang tulip
DO : IC (bedah umum) RSUD
- satu handscon dipakai untuk Ulin Banjarmasin
beberapa pasien saat melakukan
injeksi
- Beberapa perawat tidak melakukan
tindakan aseptic sebelum
melakukan injeksi
INDIKATOR BIAYA
PENANGGUN
No MASALAH TUJUAN KEGIATAN KEBERHASILA WAKTU
G JAWAB
N
M1 (MAN)
1 Jumlah tenaga 1. Mengoptimal 1. Melakukan perhitungan 1. Mengoptimalka 19-31 Didapatkan 1. Cahya Isla
keperawatan masih kan asuhan jumlah ketenagaan n asuhan Maret dari Ilmia
kurang dengan keperawatan perawat ruangan Tulip keperawatan 2018 Suasambada 2. Elfa
jumlah pelayanan dengan IC (Bedah Umum) dengan mahasiswa noorsantri
klien berdasarkan melibatkan sesuai perhitungan BOR melibatkan
perhitungan mahasiswa 2. Berkolaborasi dengan mahasiswa
Lokakarya PPNI yang supervisor agar yang
yaitu sebanyak 13 berpraktek di dilakukan pembagian berpraktek di
orang tenaga Ruang Tulip jadwal bagi mahasiswa Ruang Tulip
keperawatan 1C (Bedah dalam setiap shift dinas 1C (Bedah
Umum) selama berpraktek di Umum) dalam
dalam Ruang Tulip 1C (Bedah melakukan
melakukan Umum) serta melakukan asuhan
asuhan pembagian tugas yang keperawatan
keperawatan telah didelegasikan oleh
perawat kepada 2. Terlaksananya
mahasiswa secara adil peningkatan
agar beban kerja perawat kualitas SDM
2. Meningkat- dapat berkurang.
kan kualitas 3. Kolaborasi dengan
Sumber Daya perawat untuk
Manusia melibatkan mahasiswa
(SDM) dalam mejalankan
asuhan keperawatan
dengan membagi tugas
secara adil agar
meringankan kerja
perawat yang mana
jumlah tenaga perawat
yang kurang di ruangan.,
4. Berkolaborasi dengan CI
ruangan untuk
melakukan pengawasan
dan pengarahan dalam
setiap kegiatan asuhan
keperawatan yang
dilakukan oleh
mahasiswa kepada klien
agar asuhan keperawatan
yang diberikan sesuai
dengan SOP yang ada di
Ruang Tulip 1C (Bedah
Umum)
M2
(MATERIAL)
2 Kurang optimalnya 1. Mencegah 1. Melakukan koordinasi 1. Risiko infeksi 19-31 Didapatkan 1. Ahmad Zaini
pelaksanaan hand penularan dengan kepala ruangan tidak terjadi Maret dari Ghani
hygiene di ruangan infeksi. untuk memperbaiki dengan 2018 Suasambada 2. Rezky
berkaitan dengan 2. Masalah sarana dan prasarana kepatuhan mahasiswa Setiabudi
sarana mencuci terpecahkan yang rusak ruangan agar melakukan cuci
tangan seperti dari diskusi wastafel dapat digunakan tangan
wastafel yang bersama kembali 2. Adanya
rusak kepala pemecahan
ruangan 2. Melakukan koordinasi masalah dari
untuk dan mengikutsertakan diskusi bersama
perbaikan dan keluarga klien untuk kepala ruangan
pengadaaan menjaga kebersihan agar untuk
sarana dan tidak membuang sisa perbaikan dan
prasarana makanan ke wastafel pengadaaan
sanitasi sarana dan
tangan 3. Melaksanakan kegiatan prasarana
3. Memanfaatka praktek cuci tangan sanitasi tangan
n sarana yang sesuai dengan SOP secara 3. Memanfaatkan
sudah demonstrasi setiap kali sarana yang
tersedia pertemuan pagi (morning sudah tersedia
dengan meeting) dimana setiap dengan
Memotivasi perawat melaksanakan memotivasi
dan dan dievalasi kembali dan
menginforma menginformasi
si-kan kan keluarga
keluarga untuk tidak
untuk tidak membasuh dan
membasuh membuang sisa
dan makanan
membuang kedalam
sisa makanan wastafel.
kedalam
wastafel.
M3 (Metode)
3 Belum optimalnya 1. Memaksimalka 1. Menjalin hubungan baik 1. Pemberian terapi 19-31 Didapatkan 1. Aisyah Alis
penerapan ronde n terapi medis dengan perawat ruangan medis ataupun Maret dari Noor
keperawatan ataupun dan tim medis lain untuk keperawatan 2018 Suasambada 2. Ahmad
dalam penerapan keperawatan mengoptimalkan kegiatan lebih efektif mahasiswa Husaini
metode SP2KP di agar lebih ronde eperawatan 2. Ronde 3. Dian
ruangan Tulip IC efektif 2. Melaksanakan kegiatan keperawatan Handayani
(Bedah Umum) 2. Terlaksananya ronde keperawatan untuk dapat terlaksana Sailillah
RSUD Ulin ronde membahas permasalah secara terus
Banjarmasin keperawatan keperawatan yang belum menerus dan
secara terus terpecahkan terjadwal
menerus dan 3. Membuat Roleplay
terjadwal.
M3 (Metode)
4 Penerapan metode 1. Pelaksanaan 1. Menerapkan kegiatan 1. Perawat dapat 19-31 Didapatkan 1. Ahmad Al
SP2KP pada penerapan timbang teima dengan melaksanakan Maret dari Ghozali
timbang terima metode metode komunikasi efektif proses timbang 2018 Suasambada 2. Ahmad
belum optimal di timbang terima (SBAR) sesuai standar terima mahasiswa Husen Rifa´i
ruangan Tulip IC di ruangan yang ditetapkan berdasarkan
(Bedah Umum) dapat berjalan 2. Perawat harus menambah stadart yang telah
RSUD Ulin optimal pengetahuan dan ditentukan
Banjarmasin 2. Timbang keterampilan kelompok 2. Proses timbang
terima dalam melaksanakan terima berfokus
berfokus pada model-model konseptual pada masalah
masalah dalam keperawatan keperawatan
keperawatan 3. Membuat lembar panduan
tentang proses timbang
terima berdasarkan
standart yang telah
ditentukan sehingga dapat
menjadi acuan dalam
melakukan proses timbang
terima.
M5 (Marketing)
Belum optimalnya 3. Memaksimalka 4. Melakukan koordinasi 3. Pemberian terapi 19-31 Didapatkan 1. Aminah
penerapan SOP n penerapan dengan perawat untuk medis ataupun Maret dari 2. Aulia
dalam melakukan SOP mengingatkan kembali keperawatan 2018 Suasambada Rahimah
5 tindakan keperawatan tentang SOP yang ada di lebih efektif mahasiswa
keperawatan di agar lebih ruangan 4. Tindakan
ruang tulip IC efektif 5. Melakukan simulasi salah keperawatan
(bedah umum) 4. Terlaksananya satu tindakan keperawatan dapat terlaksana
RSUD Ulin tindakan sesuai SOP setiap sesuai SOP
Banjarmasin keperawatan morning meeting
sesuai dengan
SOP
Fish Bone
Pasien
Pulang Perawatan &
APS/Ijin Penyembuhan
Pasi M2
Dokter en
Pul
ang Ax Ax
AP Bx Bx
S/Iji 365 365
n Ten Ten
Kembali Keruang Tulipaga
Dok aga
IC Pera Pera Ruang ICU
ter
(Bedah Umum) wat wat
(TP) (TP)
= =
(365 (365
-C) -C)x
x jam
jam kerj
kerj a/ha