Tugas Aik 2

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 17

TUGAS

AL – ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN II

OLEH

HILMI IMAWAN

M. HARITUBAGUS

M. RIANSYAH

M. BAGUS ANGGORO

MELA RIZKI ANGRAINI

TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATRA BARAT

BUKITTINGGI

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur sebesar-besarnya kepada Tuhan yang Maha Esa atas kasih karunia-
Nya serta berkat yang diberikan, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada
waktunya. Penulisan tugas ini berjudul “KEMUNDURAN DUNIA ISLAM” .
Penulisan tugas ini berguna untuk memenuhi nilai kelompok mata kuliah AL-
Islam Kemuhammadiyahan 2. Tugas ini akan membahas mengenai pengertian Krisis
dalam Bidang Agama, Sosial dan Politik dan Bidang Ilmu Pengetahuan. Terima kasih
kepada para anggota kelompok yang telah memberikan ide dan meluangkan waktu untuk
bersama-sama mengerjakan tugas ini agar tugas ini dapat selesai sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan
Akhir kata, kami meminta maaf jika ada kesalahan kata dalam penulisan karena
kami ini jauh dari kesempurnaan. Segala kekurangan yang ada disebabkan karena
keterbatasan kami baik dalam kemampuan, pengetahuan maupun pengalaman dalam
menyusun tugas ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari Bpk Drs. H. Suhardi, M.Ag. sebagai dosen mata kuliah AL - Islam
Kemuhammadiyahan2 dan pemberi tugas, agar kami dapat mengevaluasi segala kesalahan

Bukit tinggi, 16 Maret 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Islam sebagai agama yang sempurna, agama yang diridhai oleh Allah Swt yang
memiliki suatu landasan Al-Qur’an dan hadist sebagai pedoman hidup manusia. Maka
sesungguhnya kehidupan manusia telah digarisi oleh Allah Swt, dalam Al-Quran
tentang aturan kehidupan-Nya. Oleh karenanya islam memiliki sejarah tentang masa
kemajuan dan masa kemundurannya. Dikatakan sebagai era kemajuan islam tersebut,
yaitu disaat umat islam telah berhasil menegakkan hak-hak Allah diatas muka bumi
dalam menerapkan hukum-hukum syariat Allah Swt sebagai hukum yang berlaku
dalam kehidupan manusia, baik dalam aturan kepemerintahan, undang-undang,
maupun dalam kemasyarakatan. Pada masa ini Islam mampu mempertahankan
kekuasaannya dan berjaya. Sementara di era kemunduran Islam ditandai dengan
diambil alih oleh pihak luar islam dengan serangan, serbuan dan penghancuran kepada
kerajaan islam yang telah berkuasa. Dan mengambil alih kekuasaan dari kerajaan
islam sebelumnya.
Sejarah Islam dapat dibagi ke dalam periode klasik, pertengahan, dan Modern.
Pada periode klasik (650-1250 M) dibagi menjadi masa kemajuan islam dan masa
didintegrasi. Menurut Harun Nasution pada abad pertengahan adalah era kemunduran
Islam. Sejarah mengenai kemunduran Islam ini banyak masyarakat yang tidak
mengetahuinya. Kemunduran islam pada saat itu, yang mambuat umat islam semakin
terpuruk. Dengan runtuhnya sistem Khilafah, salah satu yang sangat mengharukan
bagi umat islam seakan mereka adalah ayam kehilangan induknya. Umat Islam telah
kocar kacir tidak ada yang mengurus, lain dengan sebelum mundurnya dunia Islam.
Ketika Islam berjaya umat Islam telah diatur sedemikian rupa.
Masyarakat harus mengetahui tentang sejarah kemunduran islam tersebut,
sebagai pelajaran bahwa yang membuat Islam runtuh dan mundur disebabkan oleh
beberapa faktor yang dijelaskan dalam sejarah islam. Seperti krisisnya politik, krisis
intelektual, dan krisis bidang keagamaan menjadi faktor kemunduran dunia Islam pada
saat abad pertengahan. Dengan melihat kondisi islam hari ini semakin terpuruk maka
menjadi suatu rujukan untuk mempelajari hal-hal yang mempengaruhi kemunduran
islam. Maka, umat islam harus menengoknya pada sejarah agar bisa memajukan dan
menjaga islam ini.
B. Tujuan
1. Untuk mempelajari sejarah tentang penyebab kemunduran Islam.
2. Agar umat Islam mengambil suatu pelajaran terjadinya kemunduran dalam dunia
islam.
3. Menambah pengetahuan tentang sejarah Islam.
4. Agar mengetahui tokoh-tokoh yang menghancurkan Islam pada abad pertengahan
yang menyebabakan Islam mundur.

C. Rumusan Masalah
1. Sejak kapan Islam mengalami kemunduran ?
2. Apa yang menyebabkan Islam mengalami kemunduran pada abad pertengahan ?
3. Bagaimana sejarah kemunduran Islam ?
4. Kerajaan yang berada dimana sajakah yang mengalami keruntuhan pada abad
pertengahan ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah kemunduran islam

Masa kemunduran Islam terjadi dari tahun 1250 hingga 1500 M. Pada zaman
ini seorang bernama Jengiskhan dan keturunannya datang membawa penghancuran
bagi dunia islam. Jengiskan yang berasal dari Mongolia dan ia penganut agama
Syamaniah, menyembah bintang-bintang dan sujud kepada Matahari yang sedang
terbit. Setelah menduduki peking pada 1212 M, ia mengalihkan serangannya ke arah
barat. Satu demi satu Kerajaan islam jatuh ke tangannya. Transoxania dan khawarizm
dapat dikalahkan pada 1219 M. Demikian pula Kerajaan Ghazna dapat dikalahkan
(1243 M), Azarbaijan (1223 M), dan Kerajaan Saljuk di Asia Kecil (1243 M). Dari
sini ia meneruskan serangannya ke Eropa dan Rusia.
Serangan ke Baghdad dilakukan oleh cucunya Hulagu Khan Khurasan di
Persia terlebih dahulu ia kalahkan dan Hasyasyasyin di Alamut ia hancurkan. Pada
permulaan 1258 M, ia sampai ke tepi Kota Baghdad. Perintah untuk menyerah ditolak
oleh Khalifah al-Mu’tasim dan Kota Baghdad dikepung. Akhirnya pada 10 Februari
1257 benteng kota
ini dapat ditembus dan Baghdad dihancurkan. Khalifah dan keluarga serta
sebagian besar dari penduduknya dibunuh. Beberapa dari anggota keluarga bani Abbas
dapat melarikan diri, dan di antaranya ada yang menetap di Mesir.
Dari sini Hulagu meneruskan serangannya ke Suriah, dan dari Suriah ia ingin
memasuki Mesir. Tetapi di Ain jalut ( Goliath ) ia dikalahkan oleh Baybars, Jenderal
Mamluk dari Mesir (1260 M). Selanjutnya Timur Lenk, seorang yang berasal dari
keturunan Jengis Khan dapat menguasai Samarkand di tahun 1369 M. dari Samarkand
ia mengadakan serangan ke sebelah barat dan dapat menguasai daerah-daerah yang
terletak antara Delhi dan Laut Marmara. Dinasti Timur Lenk terlihat pada
pembuhnuhan massal yang dilakukannya di kota-kota yang tidak menyerah
kepadanya. Di kota-kota yang telah ditundukkania dirika piramid dari tengkorak
rakyat yang dibunuh. Di Delhi misalnya, ia membunuh 80 orang dari penduduknya. Di
Allepo lebih dari 20.000 orang. Masjid-masjid dan madrasah ia hancurkan. Dimana
saja ia datang, selalu membawa kehancuran.
Selain ditandai oleh adanya serangan, serbuan, penghancuran dari berbagai
musuh yang datang dari luar islam, pada periode ini juga ditandai oleh adanya
perebutan kekuasaan diantara sesama dinasti kecil dalam islam. Di Mesir, al-Ayyubi
(1174 M). Dengan datangnya Salah al-Din, Mesir masuk kembali ke dalam aliran
sunni. Selain itu, Salah al-Din juga dikenal dalam sejarah sejarah sebagai sultan yang
banyak membela Islam dalam perang salib. Selanjutnya, pada 1250 M dinasti Ayyub
jatuh ke tangan kekuasaan kaum Malmuk yang berasal dari budak-budak yang
kemudian mendapat kedudukan tinggi dalam pemerintahan Mesir. Sultan Malmuk
inilah yang dapat mengalahkan Hulagu di A’in jalut, dan ia dapat berkuasa di Mesir
hingga 1517 M. Merekalah yang dapat membebaskan Mesir dan Suriah dari
peperangan Salib dan juga membendung serangan-serangan kaum Mongol di bawah
pimpinanan Hulagu dan Timur Lenk, sehingga Mesir terlepas dari penghancuran
seperti yang terjadi di dunia islam lain.
Selanjutnya, di India juga terjadi persaingan dan peperangan untuk
memperebutkan kekuasaan, sehingga India senantiasa menghadapi perubahan
kekuasaan. Dinasti yang timbul kemudian dijatuhkan oleh dinasti lainnya. Kekuasaan
dinasti Ghaznawi misalnya dipatahkan oleh pengikut Ghaur Khan, yang juga berasal
dari salah satu suku bangsa Turki. Mereka masuk ke India di tahun 1175 M, dan
bertahan hingga 1206 M. India kemudian jatuh ke tangan Qutbuddin Aybak, yang
selanjutnya menjadi pendiri dinasti Malmuk India (1206-1290 M), kemudian ke
tangan Dinasti Khalji (1296-1316 M), selanjutnya Dinasti Tughluq (1320-1413 M),
dan dinasti-dinasti lain, sehingga Babur datang di permulaan abad XVI dan
membentuk Kerajaan Mughal di India. Sementara itu di Spanyoljuga terjadi
peperangan antara dinasti-dinast islam yang ada di sana dengan raja-raja Kristen.
Didalam peperangan ini, raja-raja Kristen dapat memakai politik adu domba antara
dinasti Islam tersebut. Sebaliknya, raja-raja Kristen mengadakan persatuan sehingga
satu demi satu dinasti –dinasti Islam dapat dikalahkan. Cordova misalnya, jatuh pada
1238 M, Serville jatuh pada 1248 M, dan akhirnya Granada jatuh pada 1941 M.
Orang-orang Islam dihadapkan pada dua pilihan, masuk Kristen atau keluar dari
Spanyol. Pada 1609 M dapat dikatakan tidak ada lagi orang Islam di Spanyol.
Pada Masa Kemunduran I ini, juga terjadi kehancuran khalifah secara formil.
Islam tidak lagi mempunyai khalifah yang diakui oleh semua umat sebagai lambang
persatuan dan ini berlaku hingga Kerajaan Utsmani mengangkat khalifah yang baru di
Istanbul di abad keenam belas. Sementara itu perbedaan antara kaum Sunni dan kaum
Syiah menjadi tambah nyata kelihatan. Demikian pula antara Arab dan Persia. Dunia
Islam terbagi dalam dua bagian; bagian Arab yang terdiri atas Semenanjung Arabia,
Irak, Suriah, Palestina, Mesir, Afrika Utara, dan Sudan dengan Mesir sebagai
pusatnya; dan bagian Persia yang terdiri atas Balkan,Turki, Persia, Turkistan, dan
India Persia sebagai Pusatnya.
Pada Periode Kemunduran I ini juga pengaruh tarekat-tarekat bertambah
mendalam dan bertambah luas di dunia Islam. Pendapat yang ditimbulkan di zaman
disintegrasi yang mengatakan, bahwa pintu ijtihad telah tertutup diterima secara umum
di zaman ini. Sementara itu antara mazhab yang empat terdapat suasana damai dan di
madrasah-madrasah diajarkan mazhab yang empat. Perhatian pada ilmu pengetahuan
non-keagamaan sedikit sekali. Tetapi sebaliknya Islam mendapat pemeluk-pemeluk
baru di daerah-daerah yang selama ini belum pernah dimasuki Islam.
Dengan demikian, pada Masa Kemunduran I ini, umat Islam bukan saja
mengalami kehancuran dalam bidang politik dan daulat Islamiyah, melainkan juga
kehancuran dalam bidang kebudayaan, peradaban, dan ilmu pengetahuan. Islam yang
pada zaman kemunduran I ini adalah Islam yang dikotomis antara urusan dunia dan
akhirat, ilmu agama dan umum, ulama dan ilmuan, dan Islam yang telah kehilangan
spritualitas dan energisitasnya. Islam pada masa itu tinggal abunya, sedangkan apinya
sudah padam. Jika di berbagai wilayah Islam dapat meluaskan pengaruhnya, maka
islam yang meluas ini adalah Islam yang bersifat dogmatis, ritual, dan formalitas.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemunduran Islam

Kemunduran Dunia Islam


Kemundruan umat Islam dalam peradabannya terjadi pada sekitar tahun
1250 s/d tahun 1500 M. Kemunduran itu terjadi pada semua bidang terutama dalam
bidang Pendidikan Islam. Di dalam Pendidikan Islam, kemunduran itu oleh sebagai
diyakini karena berasal dari berkembangnya secara meluas pola pemikiran tradisional.
Dunia islam saat ini mempunyai luas wilayah mencapai sekitar 31,8 juta km
atau 25% dari seluruh luas dunia, dari Indonesia sebelah timur hingga sinegal sebelah
barat dan dari utara Turkestan hingga keselatan mozambik, dan jumlah kaum
muslimin lebih dari 1,3 miliyar orang.
Tapi kuantitas umat islam yang begitu besar belum di imbangi dengan
kualitasnya, sehimgga kondisi umat islam sangat tertinggal oleh dunia barat (Kristen).
Kelemahan umat islam tersebut disebabkan oleh faktor-faktor berikut:
1. Umat islam kurang menjalankan akidah islam yang luas.
2. Umat islam kurang melaksanakan hukum Allah.
3. Umat islam kurang menerapkan amar ma’ruf nahi mungkar.
4. Umat islam kurang menjalankan jihad.
5. Umat islam telah terjebak dalam perbedaan-perbedaan internal
ketamakanduniawi.
6. Umat islam terlalu santai dan kurang memperhatikan kepentingan
umat.
7. Umat islam terpengaruh arus pemikiran barat yang merusak.
8. Umat islam mengalami perpecahan dan pertikaian.
9. Upaya keras non Islam dalam mengalahkan umat islam.
Secara garis besar umat islam mengalami kemunduran dikarenakan kurang
memperhatikan pelaksanaan ajaran agamanya dan dominasi Negara-negara barat
dalam bidang politik dan peradaaban. Menyadari kondisi yang demikian umat islam
berusaha bangkit untuk mengejar ketinggalan

1. Krisis dalam Bidang Sosial Politik


Awalnya adalah rapuhnya penghayatan ajaran Islam, terutama yang terjadi
dikalangan para penguasa. Bagi mereka ajaran Islam hanya sekedar diamalkan dari
segi formalitasnya belaka, bukan lagi dihayati dan diamalkan sampai kepada hakekat
dan ruhnya. Pada masa itu ajaran Islam dapat diibaratkan bagaikan pakaian, dimana
kalau dikehendaki baru dikenakan, akan tetapi kalau tidak diperlukan ia bisa
digantungkan. Akibatnya para pengendali pemerintahan memarjinalisasikan agama
dalam kehidupannya, yang mengakibatkan munculnya penyakit rohani yang sangat
menjijikkan seperti keserakahan dan tamak terhadap kekuasaan dan kehidupan
duniawi, dengki dan iri terhadap kehidupan orang lain yang kebetulan sedang sukses.
Akibat yang lebih jauh lagi adalah muncullah nafsu untuk berebut kekuasaan tanpa
disertai etika sama sekali. Kepada bawahan diperas dan diinjak, sementara terhadap
atasan berlaku menjilat dan memuji berlebihan menjadi hiasan mereka
”Syariat Islam adalah demokratis pada pokoknya, dan pada prinsipnya musuh
bagi absolutisme” (Stoddard, 1966: 119) Kata Vambrey,” Bukanlah Islam dan
ajarannya yang merusak bagian Barat Asia dan membawanya kepada keadaan yang
menyedihkan sekarang, akan tetapi ke-tanganbesi-an amir-amir kaum muslimin yang
memegang kendali pemerintahan yang telah menyeleweng dari jalan yang benar.
Mereka menggunakan pentakwilan ayat-ayat al-Quran sesuai dengan maksud-maksud
despotis mereka”.

2. Krisis dalam Bidang Keagamaan


Krisis ini berpangkal dari suatu pendirian sementara ulama jumud
(konservatif) yang menyatakan bahwa pintu ijtihad telah tertutup. Untuk menghadapi
berbagai permasalahan kehidupan umat Islam cukup mengikuti pendapat dari para
imam mazhab. Dengan adanya pendirian tersebut mengakibatkan lahirnya sikap
memutlakkan semua pendapat imam-imam mujtahid, padahal pada hakekatnya imam-
imam tersebut masih tetap manusia biasa yang tak lepas dari kesalahan.
Kondisi dunia Islam yang dipenuhi oleh ulama-ulama yang berkualitas
dibuatnya redup dan pudarnya nur Islam yang di abad-abad sebelumnya merupakan
kekuatan yang mampu menyinari akal pikiran umat manusia dengan terang benderang.

3. Krisis bidang Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan


Krisis ini sesungguhnya hanya sekedar akibat dari adanya krisis dalam bidang
sosial politik dan bidang keagamaan. Pusat-pusat ilmu pengetahuan baik yang berupa
perpustakaan maupun lembaga-lembaga pendidikan diporak-porandakan dan dibakar
sampai punah tak berbekas. Akibatnya adalah dunia pendidikan tidak mendapatkan
ruang gerak yang memadai. Lembaga-lembaga pendidikan tinggi yang ada sama sekali
tidak memberikan ruang gerak kepada para mahasiswanya untuk melakukan penelitian
dan pengembangan ilmu. Kebebasan mimbar dan kebebasan akademik yang menjadi
ruh atau jantungnya pengembangan ilmu pengetahuan Islam satu persatu surut dan
sirna. Cordova dan Baghdad yang semula menjadi lambang pusat peradaban dan ilmu
pengetahuan beralih ke kota-kota besar Eropa.
C. KERAJAAN-KERAJAAN YANG MENGALAMI KEHANCURAN

1. Kerajaan Mamalik di Mesir


Kata Mamalik adalah adalah bentuk jamak dari kota ”Mamluk” yang berarti
budak. Kerajaan atau Dinasti Mamalik didirikan oleh para budak yang berasal dari
tawanan penguasa Dinasti Ayyubiah. Mereka dididik dan dijadikan tentara untuk
dijadikan pengawal kerajaan. Pada masa Al Malik Al Salih, penguasa Ayyubiah
terakhir, kaum Mamalik ini mendapat hak-hak yang istimewa sebagai mana yang
lainnya. Karena khawatir hak-haknya ini dirampas oleh Turansyah (putra Al Malik Al
Salih), setelah ia naik tahta, maka pada tahun 1250 M pimpinan Mamalik, Aybak dan
Baybars, membunuh Turansyah. Pemerintahan kemudian dikendalikan oleh istri Al
Malik Al Salih, Syajarah Al-Durr yang semula juga berasal dari kaum Mamalik.
Namun Syajarah Al Durr kemudian dibunuh oleh Aybak. Aybak semula mengangkat
Musa sebagai penguasa Ayyubiah secara formal, meskipun pengendalinya tetap
Aybak, Musa akhirnya dibunuh juga oleh Aybak dan dia menjadi penguasa resmi
Dinasti Mamalik di Mesir.
Aybak berkuasa selama tujuh tahun (1250-1257 M). Kemudian ia digantikan
anaknya yang masih muda, Ali (tahun 1259 M), Ali mengundurkan diri dan digantikan
oleh wakilnya, Qutuz. Pada waktu Qutuz berkuasa, Baybars pulang ke Mesir setelah
mengasingkan diri ke Syiria, karena tidak senang dengan Aybak. Qutuz dan Baybars
pernah bersama-sama memimpin pasukan dalam melawan tentara Mongol di Ain Jalut
tahun 1260 M dan berhasil mengusirnya. Berkat kemenangan ini, Dinasti Mamalik
dapat menguasai dinasti-dinasti kecil di sekitarnya. Setelah Qutuz meninggal
dunia, Baybars diangkat menjadi Sultan Mamalik (1260-1277 M). Dari 47 Sultan
yang ada, Baybarslah yang merupakan Sultan Mamalik yang termasyhur.

2. Kerajaan Usmani di Turki


Kerajaan Usmani didirikan oleh bangsa Turki dari kabilah Oghuz yang
mendiami daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina. Dibawah pimpinan Ertogrul,
bangsa ini mengabdikan diri kepada Sultan Alaudin II, seorang Sultan dari Turki
Seljuk yang sedang berperang melawan Bizantium. Atas bantuan mereka Sultan
Alaudin mendapat kemenangan atas Bizantium. Atas jasa baik mereka, sultan
kemudian menghadiahkan sebidang tanah di Asia Kecil yang berbatasan dengan
Bizantium yang selanjutnya dijadikan daerah kekuasaan mereka.
Tahun 1289 M Ertogrul meninggal dunia dan digantikan oleh putranya, usman.
Usman ini yang kemudian dianggap sebagai pendiri kerajaan Usmani. Usman
memerintah hingga tahun 1326 M. Ia banyak membantu sultan Alaudin II dalam
melaawan Bizantium. Setelah Sultan meninggal, Usman menyatakan diri merdeka dan
berkuasa penuh di daerah-daerah yang didukinya. Sejak inilah kerajaan Usmani
dinyatakan berdiri dan Usman diangkat sebagai pemimpin pertamanya.
Setelah Utsman I mengumumkan berdirinya Kerajaan Turki Usmani pada
tahun 1300 M, setapak demi setapak,wilayah kerajaan diperluasnya. Ia menyerang
daerah perbatasan Bizantium dan menaklukkan Kota Broissa pada tahun 1317 M.
Pada tahun 1326 M, Kota Broissa dijadikan sebagai ibukota kerajaan. Pada masa
pemerintahan Orkhan (1326 M-1359 M),Kerajaan Turki Usmani menaklukkan Izmir (
Smirna ) tahun 1327 M, Tawasyanli (1330 M), Iskanderun (1338 M), Ankara (1354
M) dan Gallipoli (1356 M).
Usman yang biasa dikenal sebagai Usman I berusaha memperluas daerah
kekuasaan Kerajaan Usmani. Usaha ini dilanjutkan oleh Orkhan (1326-1359). Murad I
(1359-1389) dan Bayazid I (1389-1403). Ekspansi ini sempat terhenti beberapa lama
karena serangan Timur Lenk ke Ankara.
Setelah Timur Lenk meninggal dunia pada tahun 1405 M, Mongol terpecah
dan dikuasai oleh anak-anaknya yang saling berselisih. Kondisi ini dimanfaatkan oleh
Kerajaan Turki Usmani untuk melepaskan diri dari kerajaan Mongol. Setelah sepuluh
tahun perebutan kekuasan terjadi, akhirnya Muhammad berhasil mengalahkan
saudara-saudaranya. Usaha Muhammad yang pertama kali ialah mengadakan
perbaikan-perbaikan dan meletakkan dasar-dasar keamanan dalam negeri. Usaha ini
diteruskan oleh Murrad II ( 1421-1451 M ) sehingga Kerajaan Turki Usmani mencapai
puncak kemajuannya pada masa Muhammad II yang bergelar Muhammad Al-Fatih (
1451-1481 M ).
Prestasi utama Sultan Muhammad Al-Fatih adalah keberhasilannya
menaklukkan Konstantinopel pada tahun 1453 M. Terbukanya Konstantinopel sebagai
benteng pertahanan terkuat Kerajaan Bizantium memudahkan arus ekspansi Kerajaan
Turki Usmani ke Benua Eropa. Akan tetapi, ketika Sultan Salim I ( 1512-1520 M )
naik tahta ia mengalihkan perhatian ke arah timur dengan menaklukkan Persia, Suriah
dan Mesir. Usaha Sultan Salim I ini dilanjutkan oleh Sultan Sulaiman al-Qanuni (
1520-1566 M ). Ia tidak mengarahkan ekpansinya ke salah satu arah timur dan barat,
tetapi seluruh wilayah yang berada disekitar Turki Usmani menjadi objeknya.
Sulaiman berhasil menundukkan Irak, Belgrade,Pulau Rodes, Tunis, Budapest, dan
Yaman di Asia,Mesir, Libia,Tunisia, Aljazair di Afrika,Bulgaria, Yunani,
Yugoslavia,Albania, Hongaria, dan Rumania di Eropa.

Kemajuan dan perkembangan ekspansi Kerajaan Turki Usmani diikuti


kemajuan-kemajuan dalam bidang-bidang kehidupan. Bidang-bidang ini adalah
militer,pemerintahan, ilmu pengetahuan, budaya dan agama.
a. Bidang Militer
Untuk pertama kali , kekuatan militer kerajaan ini mulai diorganisasi dengan
baik dan teratur ketika terjadi kontak senjata dengan Eropa.Pembaruan yang dilakukan
Orkhan adalah disamping memindahkan pimpinan-pimpinan militer juga merombak
prajurit-prajurit dalam keanggotaan.Bangsa-bangsa non Turki dimasukkan sebagai
anggota. Bahkan anak-anak Kristen yang masih kecil diasramakan dan dibimbing
dalam suasana Islam untuk dijadikan prajurit. Progam ini berhasil membentuk
pasukan baru yang disebut pasukan Jenissari atau Inkisyariah. Pasukan inilah yang
membuat Kerajaan Turki Usmani memiliki mesin perang yang sangat kuat dan
memberikan dorongan yang sangat besar dalam penaklukkan negeri-negeri
nonmuslim.
b. Bidang Pemerintahan
Dalam struktur pemerintahan, sultan merupakan penguasa tertinggi. Ia dibantu
oleh Sadr Al-Azam ( perdana menteri )yang membawahi Pasya ( gubernur ). Gubernur
mengepalai daerah tingkat I. Di bawahnya terdapat beberapa orang Az-Zanaziq atau
Al-’Alawiyah ( bupati )
Untuk mengatur urusan pemerintahan negara. Sultan Sulaiman I menyusun
sebuah kitab undang-undang ( Qanun ).Kitab tersebut diberi nama Multaqa al-Abhur
yang menjadi dasar hukum di Kerajaan Turki Usmani hingga datangnya reformasi
pada abad ke-19. Berkat jasanya tersebut, Sultan Sulaiman I mendapat gelar al-
Qanuni.
c. Bidang Budaya
Kebudayaan di wilayah Turki Usmani merupakan perpaduan berbagai macam
kebudayaan, di antaranya kebudayaan Persia, Bizantium dan Arab. Dari kebudayaan
Persia mereka banyak mengambilajran-ajaran tentang etika dan tata krama dalam
istana raja-raja. Organisasi pemerintahan dan kemiliteran banyak mereka serap dari
Bizantium. Ajaran-ajaran prinsip-prinsip ekonomi, sosial, kemasyarakatan,keilmuan
dan huruf mereka terima dari bangsa Arab.
d. Bidang Ilmu Pengetahuan
Sebagai bangsa yang berdarah militer, Kerajaan Turki Usmani lebih banyak
mengfokuskan kegiatan mereka dalam bidang kemiliteran.Dalam bidang ilmu
pengetahuan mereka tidak begitu menonjol. Oleh karena itu, dalam khasanah
intelektual Islam, kita tidak menemukan ilmuwan terkemuka dari Kerajaan Turki
Usmani. Meskipun demikian, mereka banyak berkiprah dalam pengembangan seni
arsitektur Islam berupa bangunan-bangunan masjid yang indah, seperti Masjid al-
Muhammadi atau Masid Jami’ Sultan Muhammad al-Fatih, Masjid Agung Sulaiman,
dan Masjid Abu Ayyub al-Ansari. Masjid-masjid tersebut dihiasi kaligrafi yang indah.
Salah satu masjid yang terkenal dengan keindahan kaligrafinya adalah masjid yang
berasal dari sebuah gereja bernama Aya Sofia.
Sulaiman al-Qannuni juga membangun masjid, sekolah,rumah sakit,
gedung,makam, jembatan,saluran air, vila, dan pemandian umum di berbagai kota.
Menurut sebuah sumber 235 buah dari bangunan itu dibangun di bawah koordinasi
Sinan, seorang arsitek dari Anatolia.
e. Bidang Agama
Agama mempunyai peranan besar di bidang sosial dan polotik dalam tradisi
masyarakat Turki. Masyarakat digolong-golongkan berdasarkan agama. Kerajaan
sendiri sangat terikat dengan syariat sehingga fatwa ulama menjadi hukum yang
berlaku. Oleh karena itu, ulama memiliki tempat tersendiri serta berperan besar dalam
pemerintahan dan kehidupan masyarakat. Mufti, sebagai pejabat urusan agama
tertinggi berwenang memberi fatwa resmi atas segala permasalahan yang dihadapi
msyarakat. Tanpa legitimasi mufti, keputusan hukum kerajaan tidak dapat berjalan.
Pemerintah Kerajaan Turki Usmani berlangsung selama tujuh abad. Kerajaan
ini mulai lemah setelah berakhirnya kekuasaan Sultan Sulaiman al-Qanuni. Penyebab
mundurnya Kerajaan Turki Usmani adalah :
 Pada umumnya sultan yang menggantikan tidak mempunyai wibawa dan
lemah dalam memimpin negara.
 Banyaknya keluarga sultan hidup dalam kemewahan sehingga memboroskan
keuangan negara. Kondisi ini menyebabkan beberapa wilayah Kerajaan Turki
Usmani satu per satu lepas. Aljazair dan Tunisia direbut Prancis tahun 1830 M,
Afrika Utara direbut Italia tahun 1911 M, dan Mesir direbut Inggris tahun 1917
M.
 Makin majunya negara-negara Eropa akibat adanya revolusi industri di Inggris,
selain itu peran Turki Usmani sebagai penghubung perdagangan antara Barat
dan Timur melemah, dengan ditemukannya Tanjung Harapan.

3. Kerajaan Mugal di India


Peranan umat Islam India dalam penyebarluasan agama Islam dapat dilihat
dalam empat periode yaitu sebelum kerajaan Mugal (705-1526 M), periode Mugal
(1526-1858 M), periode masa penjajahan Inggris (1858-1947 M), dan periode
negara India sekuler (1974-sekarang).
Kerajaan Mugal didirikan oleh Zahiruddin Muhammad Babur, keturunan
Jengiz Khan bangsa Mongol pada tahun 1526 M. kerajaan Mugal berpusat di
Delhi (India).
Kerajaan Mugal diperintah secara silih berganti oleh 15 raja (sultan).
Sultan pertama kerajaan Mugal adalah Zahiruddin Muhammad Babur (1526-1530
M) dan Sultan terakhirnya adalah Sultan Bahadur Syah II (1837-1858 M).
Kerajaan Mugal mencapai puncak kejayaannya tatkala diperintah oleh Akbar Syah
II (1556-1605 M), Jahangir atau Nuruddin Muhammad Jahangir (1605-1627 M),
Sultan Jihan (1627-1658 M) dan Aurangzeb atau Alamgir I (1658-1707M).
Pada masa pemerintahan Akbar, kerajaan Mugal mencapai keemasannya.
Akbar menerapkan polotik sulakhul ( toleransi universal ), yaitu politik yang
menekankan kesamaan derajat rakyat India. Mereka tidak dibedakan karena
perbedaan etnis dan agama.
Mantapnya stabilitas politik pada masa pemerintahan Akbar membawa
kemajuan dalam berbagai bidang, seperti ekonomi,pertanian, seni dan budaya.
Dalam bidang ekonomi kerajaan Mugal mengembangkan pertanian,
pertambangan, dan perdagangan. Meskipun demikian , sumber keuangan negara
lebih banyak bertumpu pada sektor pertanian.
Hasil pertanian Kerajaan Mugal yang terpenting adalah biji-bijian, padi,
kacang, tebu, sayur-sayuran, rempah-rempah, tembakau, kapas, nila dan bahan-
bahan celupan.
Di samping untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, hasil pertanian juga
di ekspor ke Eropa, Arab, Afrika, dan Asia Tenggara. Sementara itu, hasil
kerajinan seperti pakaian tenun dan kain diproduksi di Gujarat dan Bengal. Untuk
meningkatkan produksi, Jahangir mengijinkan Ingris ( 1611 M ) dan Belanda (
1617 M ) mendirikan pabrik pengolahan hasil pertanian di Surat.
Bersamaan dengan majunya bidang ekonomi, bidang seni dan budaya juga
berkembang. Karya seni terbesar yang dicapai Kerajaan Mugal adalah karya-karya
arsitektur yang indah dan mengagumkan. Sebagai contoh adalah Istana Fathpur
Sikri yang dibangun Akbar di Kota Sikri serta Taj Mahal yang dibangun Syeh
Jehan.
Setelah Aurangzeb meninggal, tahta kerajaan dipegang oleh raja-raja yang
lemah. Di pihak lain, pada pertengahan abad ke-18 M, Inggris sudah melakukan
penjajahan di India. Pada tahun 1761 M, Inggris mulai menguasai sebagian
wilayah kerajaan Mugal. Pada tahun 1858 M, Bahadur Syah II diusir Inggris dari
istananya dan berakhirnya kekuasaan Bahadur Syah II menandai berakhirnya
Kerajaan Mugal.

4. Kerajaan Safawi di Persia ( sekarang Iran )


Kerajaan Safawi semula berasal dari sebuah gerakan tarekat yang diberi
nama tarekat Safawiyah. Tarekat ini berdiri di sebuah kota di Azerbaijan yang
bernama Ardabil. Nama Safawiyah diambil dari nama pendiri tarekat yaitu Safi Al
Din ( 1252-1334 M ).
Kerajaan Safawi didirikan oleh Syah Ismail Syafawi ( Ismail I ) pada tahun
1501 M di Tabriz. Beliau berkuasa pada tahun 1501 – 1524 M yang wilayah
kekuasaannya di sebelah barat berbatasan dengan kerajaan Usmani ( Ottoman ) di
Turki dan di sebelah timur berbatasan dengan kerajaan Islam Mogul di India.
Setelah pemerintahan Syah Ismail Safawi berakhir. Silih berganti sultan-
sultan Kerajaan Safawi melanjutkan pemerintahannya hingga sebanyak 17 sultan.
Kerajaan Safawi mencapai puncak kejayaannya tatkala diperintah oleh
Syah Abbas (1858 – 1628 M). Beliau berjasa mempersatukan seluruh Persia,
mengusir Portugis dan kepulauan Hormuz, dan nama pelabuhan Gumran diubah
menjadi Bandar Abbas ( sampai sekarang ).
Setelah Syah Abbas berakhir dan digantikan oleh sultan-sultan berikutnya,
kedudukan kerajaan Safawi menjadi lemah. Kelemahan kerajaan Safawi antara
lain disebabkan adanya perebutan kekuasaan.
Selanjutnya Persia diperintah oleh Dinasti Zand (1759 – 1794), Dinasti
Qajar (1794 – 125), Dinasti Pahlevi (1925 – 1979). Kemudian sejak tanggal 11
Februari 179, melalui revolusi Islam yang dipimpin oleh ulama terkenal Ayatullah
Komeini ( 1900 1989 M ). Sistem kerajaan yang ribuan tahun berkuasa, dihapus
dan diganti dengan sistem republik (demokrasi) dengan nama “Jumhuri ye Eslami-
ye Iran” ( Republik Islam Iran ) dan dengan presiden pertamanya Abdul Hassan
Bani Sadr.
Pada waktu kerajaan-kerajaan Islam dan umat Islam di berbagai wilayah
dari benua Asia dan Afrika dalam keadaan lemah, sebaliknya di wilayah Eropa
justru dalam keadaan kuat dan maju khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi baru.
Salah satu penyebab bangsa Eropa kuat dan maju adalah pengaruh baru
dunia Islam. Pada awalnya bangsa Eropa mempelajari berbagai macam ilmu
pengetahuan dari umat Islam pada periode klasik ( periode kejayaan dan keemasan
umat Islam ) seperti ilmu kedokteran, ilmu sejarah, ilmu pertambangan dan ilmu
kimia. Ilmu-ilmu tersebut kemudia mereka dalami dan kembangkan sendiri
sehingga berhasil memperoleh kemajuan dan kekuatan serta berhasil
melaksanakan revolusi di bidang industri.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat kita simpulkan bahwa masuknya serangan dari luar merupakan salah
satu yang menyebabkan kemunduran Islam pada saat itu. Serangan yang dilakukan
oleh Hulagu Khan diberbagai daerah yang bisa melemahkan daripada kerajaan Islam
hingga mengalami keruntuhan. Kemunduran Islam itupun terjadi karena adanya
beberapa faktor yang mempengaruhinya, seperti dibidang Ekonomi yaitu dengan
melemahnya ekonomi hingga melemahkan daripada khilafah pada saat itu, terjadinya
desintegritas umat Islam yang membuat perpecahan diinternal umat Islam, krisis
politik ditandai dengan pemimpin yang tidak mengamalkan ajaran agama, krisis
pengetahuan seperti yang terjadi pada kerajaan Turki Utsmani dengan minimnya
pengetahuan yang menyebabkan kemunduran kerajaan Turki Utsmani pada saat itu,
dan krisis keagamaan. Maka, secara keseluruhan yang membuat Islam runtuh
dikarenakan runtuhnya khilafah yang telah diambil alih oleh pihak lain.

You might also like