You are on page 1of 6

Mengenal Karakteristik dan Fungsi Jaringan Parenkim

Resti Nuraeni1), a), Siti Sara1), Sri Wahyuni1), Syfa Isnaeni1), Wianda Nurfauziah1), Yayang Karlina1)
1)
Mahasiswa Pendidikan Biologi, Universitas Muhammadiyah Sukabumi
a)
Email: Restinuraeni71@ummi.ac.id

Abstrak

Jaringan parenkim merupakan jaringan tanaman yang paling umum dan belum berdiferensiasi.. Parenkim biasanya
memiliki dimensi panjang dan lebar yang sama (isodiametrik) dan protoplas aktif dibungkus oleh dinding sel primer
dengan selulose yang tipis. Ruang interseluler antar sel umum terdapat pada parenkim. Praktikum ini dilaksanakarn
hari Kamis, 19 Oktober 2017 pukul 09.30 – 11.30 WIB, bertempat di Laboratorium SEB Universitas
Muhammadiyah Sukabumi. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui karakteristik dan fungsi jaringan
parenkim pada tumbuhan. Alat yang digunakan adalah Mikroskop dan perlengkapannya, objek glass, cover glass,
silet. Bahan yang digunakan adalah: petiolus Eichornia crasipes, preparat awetan batang Heliantus, petiolus bunga
tasbih, preparat awetan umbi Solanum tuberosum, preparat awetan daun Ficus dan Pinus. Untuk mengamati jaringan
parenkim dilakukan dengan mengamati penampang melintang dari petiolus Eichornia crasipes, preparat awetan
batang Heliantus, petiolus bunga tasbih, preparat awetan umbi Solanum tuberosum, preparat awetan daun Ficus dan
Pinus dengan menggunakan mikroskop cahaya dan amati bentuk parenkim yang terlihat. Cara kerjanya dengan
mengamati anatomi dari bahan yang digunakan dan dilihat karakteristik jaringan parenkim dengan menggunakan
mikroskop. Hasil yang didapatkan dari praktikum ini adalah Jaringan parenkim terlihat memiliki dinding yang tipis
dan memiliki ruang antar sel

Kata kunci: Jaringan parenkim, Ruang antar sel, Palisade, Jaringan tiang, Jaringan spons

Latar Belakang

Organ pada tumbuhan dibangun oleh sel yang tersusun oleh berbagai jaringan, seperti
jaringan epidermis, periderm, parenkhim, kolenkim, sklerenkim, xilem, dan floem (Hidayat, 1995 dalam
Indah, 2015). Parenkim dapat dijumpai hampir di setiap bagian tumbuhan pada batang, akar serta
pada tangkai daun. Jaringan Parenkim berkembang dari meristem dasar dan ada juga dari
jaringan pembuluh berkembang dari prokambium gabus. Parenkhim memiliki jenis dan fungsi beraneka
ragam pada akar, batang, daun dan tangkai daun (Campbell et al.,2003). Kajian tentang karakteristik
jaringan parenkim dan fungsinya biasanya hanya bisa dilihat melalui literatur saja, tanpa pengamatan
langsung sehingga penelitian ini sangat penting dilakukan untuk mengetahui secara langsung mengenai
karakteristik-karakteristik jaringan Parenkim dan fungsi atau peranan jaringan parenkim tesebut . Aspek
yang menjadi batasan penelitian ini diantaranya untuk mengetahui ;
1. Apakah jaringan parenkim yang ditemukan pada organ yang sama memiliki bentuk dan
karakteristik yang berbeda ?
2. Apakah jaringan parenkim yang ditemukan pada organ yang berbeda meiliki bntuk dan
karakteristik yang berbeda?
3. Apakah jaringan parenkim pada jenis tanaman yang berbeda memiliki karakteristik bentuk
yang berbeda?
4. Apakah jaringan parenkim pada organ yang berbeda atau pada tumbuhan yang berbeda
memiliki fungsi yang berbeda

Landasan Teori

Jaringan parenkim disebut sebagai jaringan dasar karena banyak dijumpai hampir ditiap bagian
tumbuhan, dengan karakteristik sel berupa sel hidup, struktur dan fungsi sangat bervariasi, bervakuola
besar, dinding sel tipis, terdapat kloroplas dan pigmen lainnya. Dalam sebuah jurnal penelitian
menyebutkan bahwa “Parenchyma is an important tissue in secondary xylem of seed plants”, (Hugh,
2016). Jaringan parenkim merupakan bagian utama sistem jaringan dasar dan terdapat pada berbagai
organ sebagai jaringan yang berkesinambungan seperti pada korteks dan empulur batang, korteks akar,
jaringan dasar pada tangkai daun, mesofil daun, bagian buah yang berdaging, serta dalam jaringan
pembuluh (xylem dan floem) (Savitri, 2015). Jaringan parenkim dijumpai pada kulit batang, kulit akar,
daging, daun, daging buah dan endosperm. Bentuk sel parenkim bermacam-macam. Sel parenkim yang
mengandung klorofil disebut klorenkim, yang mengandung rongga-rongga udara disebut aerenkim.
Penyimpanan cadangan makanan dan air oleh tubuh tumbuhan dilakukan oleh jaringan parenkim.
Jaringan yang menempati di berbagai organ atau jaringan lain dalam tubuh tanaman di sebut jaringan
parenkim, sedangkan ciri-ciri dari jaringan parenkim adalah (Sarwono, 2012) ; Selnya hidup, Dinding sel
tipis, Letak sel tidak merapat, dan Ukuran sel besar.

Berdasarkan bentuk, parenkim dibagi menjadi beberapa jenis yakni parenkim palisade dengan
bentuk bulat memanjang atau lonjong yang berjajar seperti tiangatau pagar dan dalam parenkim palisade
ini terdapat sel klorofil atau zat hijau daun. Bunga karang dengan ruang antar rongga yang sangat besar
dan tidak beraturan, pada bunga karang terdapat klorofil dalam jumlah kecil (tidak seperti palisade).
Parenkim bintang, dinamakan sesuai bentuknya yang menyerupai bintang karena bersegi lima menjuntai
atau lebih. Dan parenkim lipatan yang terdapat pada pinus dan padi, dengan bentuk yang berlipat ke arah
dalam serta banyak mengandung kloroplas (Nurlilayanti 2015). Sedangkan berdasar fungsi, parenkim
dibedakan menjadi parenkim asimilasi yaitu sebagai pembuat zat makanan bagi tumbuhan yang diproses
dari fotosintesa di daun. Parenkim penimbun berfungsi dalam menyimpan cadangan makanan bagi
tumbuhan berupa hasil fotosintesa, seperti protein, amilum, gula tepung, atau lemak. Parenkim air
berfungsi sebagai tempat menyimpan air pada tumbuhan xerofit atauepifit (sedikit air) untuk menghadapi
kemarau. Parenkim udara disebut sebagai aerenkim bertugas menyimpan udara dalam kantung besarnya,
terdiri dari sel gabus dengan rongga yang besar sehingga membantu menjaga kelebihan air pada
tumbuhan dengan habitat perairan. Dan parenkim pengangkut bertugas mengangkut sari makanan hasil
proses fotosintesa ke seluruh bagian tumbuhan, sel sesuai dengan bentuk memanjang arah
pengangkutannya (Nurlilayanti 2015).

Metodologi Penelitian

Praktikum “Jaringan Parenkim (Jaringan Dasar)” dilaksanakan di Laboratorium SEB Gedung E


pada hari Kamis, 19 Oktober 2017, dengan alat-alat yang digunakan antara lain: Mikroskop dan
perlengkapannya, objek glass, cover glass, silet. Bahan yang digunakan adalah: petiolus Eichornia
crasipes, preparat awetan batang Heliantus, preparat awetan daun Ficus, preparat awetan daun Pinus
merkusi, petiolus Canna indica (bunga tasbih), dan preparat awetan umbi Solanum tuberosum. Kegiatan
yang kami lakukan yaitu membuat preparat segar pada petiolus Eichornia crasipes dan petiolus Canna
indica (bunga tasbih) dengan cara membuat sayatan melintang setipis mungkin kemudian simpan hasil
sayatan ke objek glass yang sudah di tetesi air kemudian tutup dengan cover glass, lalu melakukan
pengamatan pada preparat-preparat tersebut dibawah mikroskop.

Hasil dan Pembahasan

1. Karakteristik jaringan parankim pada batang Heliantus


Berdasarkan hasil pengamatan batang heliantus, sel parenkim
terdapat di bagian utama jaringan dasar yang saling berkesimbungan
seperti pada korteks dan empulur. Selain itu, jaringan parenkim pada
Parenkim korteks
batang Heliantus yang terdapat di korteks lebih kecil dibanding jaringan
parenkim yang terdpat di empelur.Jaringan parenkim juga terlihat
memiliki dinding yang tipis dan memiliki ruang antar sel, sel kambium
merupakan sel hidup yang aktif membelah meskipun telah dewasa. Xylem Floem
Jaringan parenkim yang terdapat pada kortes dan empulurnya memiliki
persaman fungsi kerana memiliki sifat-sifat dan karekteristik yang sama Parenkim Empulur
sebagai jaringan dasar. Jaringan parenkim pada batang Heliantusa
Gambar 1.Preparat batang Heliantus
pembesaran 120x
adalah parenkim pengangkut yang berfungsi membantu kerja xylem dan floem.

2. Karakteristik jaringan parenkim daun Ficus

3. Berdasarkan hasil pengamatan kami terhadap daun Ficus, kami menemukan jaringan tiang
(palisade) yang berbentuk silinder dan jaringan spons (bunga karang) dimana jaringan palisade
memiliki hijau yang lebih pekat dibandingkan dengan jaringan spons. Adapun bentuk sel
parenkim pada daun Ficus terdapat sel-sel yang tersebar yang di sebuat mesofil (daging
daun).Jaringan parenkim pada Ficus memiliki ruang antar sel dan sebagian mengalami penebalan.
Palisade adalah tempat terjadinya fotosintesis dan antar selnya rapat dan memiliki bentuk silinder,
sedangkan spons adalah tempat menyimpan cadangan makanan dan sel-selnya agak renggang
sehingga masih terdapat rungan-ruang antar sel, dan kedunya termasuk kedalam jaringan
parenkim karena jaringan parenkim bisa disebuat sebagai jaringan dasar, yang berarti bahwa
hampir setiap bagian tumbuhan akan terdapat jaringan parenkim sebagai jaringan dasar, dimana
jaringan-jaringan lain terdapat di dalamnya. Jaringan tiang (palisade) memiliki kloroflas karena
fungsi utama dari kloroflas adalah untuk proses fotosintesis, jaringan tiang (palisade) kegiatan
fotosintesis karena kloroflasnya lebih banyak daripada jaringan bunga karang (spons).

4. Karakteristikjaringan parenkim daun Pinus

Pada preparat daun pinus tidak ditemukan jaringan tiang dan spons
karenaEpidemis
daun pinus itu merupakan daun monokotil. Akan tetapi pada
preparat ini kami mengamati bentuk sel parenkimnya yang berbeda
dengan
Parenkim/ daun
mesofil ficus. Jika pada daun ficus bentuk selnya seperti tiang dan
spons yang memiliki kloroplas dan memiliki pigmen hijau, sedangkan
pada daun pinus bentuk sel parenkimnya berlipat . Terdapat fungsi yang
sama pada kedua Floem jenis jaringan tersebut yaitu sebagai tempat

fotosintesis dan Xilemsebagai tempat cadangan makanan. Karakteristik selnya


bernbentuk segi enam, dinding
Ruang antar sel selnya tipis, ukuran selnya besar dan
hidup, banyak terdapat ruang antar sel, dapat membelah secara

Gambar 2.Preparat daun Pinuss pembesaran 120x


meristematik dan secara embrional. Termasuk Parenkim lipatan dengan bentuk yang terlipat ke arah
dalam serta banyak mengandung kloroplas.

5. Karakteristik Jaringan Parenkim pada Tangkai daun


Eichornia crasipes

Eceng gondok (Euchoria crassipes) termasuk dalam jaringan


parenkim yang terdiri dari jaringan spons, jaringan pengangkut dan
Jaringan
celah atau lubang spons
udara untuk melakukan pernafasan. Ruang atau
lubang udara pada jaringan parenkim tersebut berukuran besar dan
panjang. Parenkim udara disebut sebagai aerenkim bertugas menyimpan
udara dalam kantung Jaringan
besarnya, terdiri dari sel gabus dengan rongga
Pengaangkut
yang besar sehingga Floem
membantu menjaga kelebihan air pada tumbuhan
Celah/lubang
dengan habitat perairan
udara

Gambar 2.Preparat Tangkai daun Eichornia


crasipes 120x Hasil Rekonstruksi

6. Karakteristik Jaringan Parenkim pada Petiolus


Bunga Tasbih
Petiolus bunga Tasbih memiliki jaringan parenkim bentuk bintang,
berbeda dengan bentuk jaringan
Ruang antar sel parenkim yang ditemukan pada batang

Heliatus dan tangkai daun Eichornia crasipes. Jaringan parenkim pada


petiolus bunga tasbih berfungsi sebagai jaringan pengankut. Umumnya
jaringan parenkim memiliki dinding sel yang tipis dan memiliki ruang
antar sel. Pada setiap tumbuhan memiliki bentuk dan fungsi yang
berbeda jaringan parenkimnya. Seperti yang ditemukan pada jaringan
petiolus bunga tasbih jaringan parenkim berbentuk bintang karena
menyerupai bintang bersegi lima menjuntai atau lebih. Ruang antar sel
Gambar 2.Preparat Bunga Tasbih120x Hasil
Rekonstruksi
pada jaringan parenkim bunga tasbih besar karena berfungsi sebagai
jaringan pengangkut yang membantu kinerja dari xilem dan floem yaitu
menghubungkan jaringan bagian luar dan jaringan dalam pada batang.
7. Karakteristik Jaringan Parenkim pada Umbi Solanum tuberosum

Jaringan parenkim pada kentang dapat dilihat memiliki


Epidermis
bentuk poligonal yaitu memiliki sudut yang banyak
Jaringan Palisade
dengan ciri khas yaitu terletak pada endosperma yang
Jaringan
berfungsi sebagai cadangan makanan Spons
hasil dari
fotosintesis. Solanum tuberosum merupakan salah satu
tumbuhan yang termasuk kedalam umbi akar sehingga
jaringan parenkimnya memiliki bentuk poligonal yang
berfungsi sebagai cadangan makanan hasil fotosintesis.
Cadangan makanan yang disimpan yaitu berupa pati
Gambar 2.Preparat Umbi Solanum120x Hasil Rekonstruksi
(amilum).
Dari sejumlah jaringan parenkim yang sudah diamati dapat disimpulkan bahwa karakteristik jaingan
parenkim adalah selnya hidup, dinding sel tipis, letak sel tidak merapat, dan ukuran sel besar. Sel paenkim
yang ditemukan pada organ yang berbeda meiliki fungsi yang berbeda seperti pada umbi akar jaringan
parenkimnya memiliki bentuk poligonal yang berfungsi sebagai cadangan makanan hasil fotosintesis,
Petiolus bunga Tasbih memiliki jaringan parenkim bentuk bintang, berbeda dengan bentuk jaringan
parenkim yang ditemukan pada batang Heliatus dan tangkai daun Eichornia crasipes. Jaringan parenkim
pada petiolus bunga tasbih berfungsi sebagai jaringan pengankut, pada Tangkai daun Eichornia crasipes
jaringan parenkim berfungsi sebagai tempat melakukan pernapasan dan pada batang Heliantusa adalah
parenkim pengangkut yang berfungsi membantu kerja xylem dan floem. Pada jaringan Parenkim yang
menyusun mesofil daun dapat ditemukan Klorenkim. Klorenkim ini dapat ditemukan pada bagian organ
lainnya selain daun yaitu dapat ditemukan pada bunga dan buah.

Kesimpulan

Jaringan parenkim disebut sebagai jaringan dasar karena banyak dijumpai hampir ditiap bagian
tumbuhan baik pada bagian empulur, korteks, perisikel, mesofil, buah, xylem, dan floem. Ciri-ciri
jaringan parenkim yaitu, Terdiri dari sel-sel hidup yang berukuran besar dan berdinding tipis. Bentuk sel
parenkim segi enam. Memiliki banyak vakuola. Mampu bersifat meristematik. Memiliki ruang antar sel
sehingga letaknya tidak rapat. Berdasarkan bentuk, parenkim dibagi menjadi beberapa jenis yakni:
Parenkim palisade, Bunga karang, Parenkim bintang, dan Parenkim lipatan. Adapun fungsi sel parenkim
antara lain: Fotosintesis, Respirasi, Sekresi, dan Menyimpan air dan cadangan makanan.

Daftar Pustaka

Arbellay E, Fonti P, Stoffel M. 2012. Duration and extension of anatomical changes in wood
structure after cambial injury. Journal of Experimental Botany 63: 3271–3277
Bagchi R, Gallery RE, Gripenberg S, Gurr SJ, Narayan L, Addis CE, Freckleton RP, Lewis OT.
2014. Pathogens and insect herbivores drive rainforest plant diversity and composition.
Nature 506: 85–88
Carlquist S. 2014. Fibre dimorphism: cell type diversification as an evolutionary strategy in
angiosperm woods. Botanical Journal of the Linnean Society 174: 44–67

Choat B, Brodersen CR, McElrone AJ. 2014. Synchrotron X‐ray microtomography of xylem
embolism in Sequoia sempervirens saplings during cycles of drought and recovery. New
Phytologist 205: 1095–1105
Hidayat,B.estiti.1995.Anatomi tumbuhan berbiji. Bandung:ITB

Junquera, L.C. and Carneiro, J. ,1980, Basic Histology, Lange Medical Pbl. Drawer L.,Los Altos,
California.

Hugh, Leuzinger S, Philipson CD, Tay J, Hector A. 2016. Drought survival of tropical tree
seedlings enhanced by non‐structural carbohydrate levels. Nature Climate Change 4:
710–714
Pfautsch S, Renard J, Tjoelker MG, Salih A. 2015. Phloem as capacitor: radial transfer of water
into xylem of tree stems occurs via symplastic transport in ray parenchyma. Plant
Physiology 167: 963–971
Rust, T.G., 1983, A guide to Biology Lab 3 rd, Lebco Graphics, San Antonio,Texas

Soerdikoesomo. 2007. Anatomi dan fisiologi tumbuhan. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sarwono., 2012, Dasar-dasar anatomi dan fisiologi tumbuhan, Jurdik Biologi FPMIPA, Bandung.

Sutrian, Indah., 2015, Pengantar anatomi tumbuh tumbuhan. Rineka Cipta,Jakarta

You might also like