Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 35

SATU

BESARAN DAN SATUAN

DIMENSI DAN SATUAN

Dimensi adalah konsep dasar mengenai pengukuran, seperti, panjang, massa, waktu,
suhu dan sebagainya
Satuan adalah cara untuk menyatakan dimensi seperti meter untuk panjang, kilogram
untuk massa dan detik untuk waktu.
Tiga dimensi dasar yang dipilih adalah panjang, massa dan waktu, dengan satuan-
satuan dasar yang digunakan adalah kilogram (kg) untuk massa, meter (m) untuk
panjang dan detik (dtk) untuk waktu. Semua satuan yang lain bisa diturunkan dari
ketiganya.

Aturan penggunaan satuan pada dasarnya meliputi :


 Penjumlahan, pengurangan , kesamaan
Penjumlahan, pengurangan atau menyamakan kuantitas numerik dapat dilakukan
hanya bila satuan-satuan dari kuantitas tersebut sama
Contoh :
8 kg + 4 atm
Tidak dapat dikerjakan karena dimensi maupun satuan dari kedua unsur tersebut
berbeda.
Sedangkan operasi numerik
8 kg + 4 lb
Dapat dikerjakan karena dimensinya sama, meskipun satuannya berbeda, dengan
terlebih dahulu mengubah satuannya menjadi sama.

 Perkalian dan pembagian


Perkalian dan pembagian dapat dilakukan pada satuan-satuan yang tidak sama
seperti :
60 kg m /s
Satuan diatas tidak dapat digabungkan atau disederhanakan kecuali bila satuan
tersebut identik.
4m2/80 cm
2
bisa disederhanakan menjadi 4 m /0.8 m dan kemudian menjadi 5 m.

Tabel 1. Dimensi dan Satuan dalam SI

Dimensi (Besaran) Satuan Simbol


Pokok
Panjang Meter m
Massa Kilogram kg
Waktu Sekon/detik s
Suhu Kelvin K
Turunan
Energi Joule J = kg.m2.s-2
Gaya Newton N = kg.m.s-2 ; J.m-1
Berat Jenis Kilogram per meter kubik Kg.m-1
Kecepatan Meter per sekon m.s-1
Percepatan Meter per sekon kuadrat m.s-2
Tekanan Newton per meter persegi / pascal N.m-2 ; Pa
Kapasitas Panas Joule per kilogram kelvin J.kg-1.K-1
Daya Watt W = kg.m2.s-3 ; J.s-1
Kekentalan Kilogram per meter sekon Kg.m-1.s-1

1
Tabel 2. Dimensi dan Satuan dalam Sistem British

Dimensi/Besaran Satuan Simbol


Pokok
Panjang Kaki Ft
Massa Lb (massa) lbm
Waktu Sekon/detik S
o
Suhu Derajat Rankine R
Turunan
Energi British thermal unit, kaki pon (gaya) Btu, ft.lbf
Gaya Lb (gaya) lbf
Berat Jenis Lb (massa) per kaki kubik lbm.ft-3
Kecepatan Kaki per sekon ft.s-1
Percepatan Kaki per sekon kuadrat ft.s-2
Tekanan Lb (gaya) per inch persegi lbf.in-2
Kapasitas Panas Btu per lb (massa) per derajat Fahrenheit Btu.lbm-1.oF-1
Daya Horse power /tenaga kuda hp
Kekentalan Slug/kaki sekon Slug.ft-1.s-1

Tabel 3. Dimensi-dimensi pokok dalam satuan SI dan British

Dimensi pokok Satuan SI Satuan British Faktor konversi


Massa Kilogram (kg) Slug 1 slug = 14,5939 kg
Panjang Meter (m) Kaki (ft) 1 ft 0,3048 m
Waktu Sekon (s) Sekon (s)
Suhu Kelvin (K) Rankine (oR) 1 K = 1,8oR

Tabel 4. Dimensi-dimensi Turunan dalam satuan SI dan British

Dimensi pokok Satuan SI Satuan British Faktor konversi


Tekanan Pa = N/m2 Lbf/ft2 1 Lbf/ft2 = 47,88 Pa
Energi, Usaha J = N.m Ft.lbf 1 ft.lbf = 1,3558 J
Kerapatan Kg/m3 Slug/ft3 1 Slug/ft3 = 515,4 kg/m3
Kekentalan Kg/(m.s) Slug/(ft.s) 1 slug/(ft.s) = 47,88 kg/(m.s)

KONVERSI

Contoh :
1. Jika sebuah aliran fluida bergerak dengan debit 30 m3/s berapa jumlah alirannya
dalam ft3/jam ?

Jawab :

2
3
m 3,280 4 ft 3,280 4 ft 3,2804 ft 0 s6 60 min
30       3813984 ft3/jam

s 1 m 1 m 1 m 1 min 1 jam
2. Sebuah benda beratnya 1000 lbf di bawah pengaruh medan gravitasi bumi yang
percepatannya g = 32,174 ft/s2.
a. berapa massa dalam kilogram?
b. Berapa besar percepatan benda tersebut jika gaya netto sebesar 400 lbf
dikenakan padanya?

Jawab :
a. Persamaan yang berlaku, dengan F = berat , a = g
F = W = m.g = 1000 lbf = m (slug) . 32,174 (ft/s2)
Sehingga
1000(lbf )
M (slug) = =31,08 slug
32,174( ft / s 2 )
M (kg) = 31,08 (slug) . 14,5939 (kg/slug) = 453,6 kg

b. Soal ini merupakan penerapan hukum Newton secara langsung


F = 400 lbf = m.a = 31,08 (slug) . a (ft/s 2)
400(lbf )
A= = 12,43 ft/s2
31,08( slug )
A = 12,43 (ft/s2) . 0,3048 (m/s2) = 3,79 m/s2

3. Dalam system lama (cgs) dikenal satuan poise atau g/(cm.s) untuk kekentalan.
Jika air tawar pada suhu 20oC memiliki kekentalan (viskositas) m = 0,01 poise.
Nyatakan nilai ini dalam (a) SI dan (b) British

Jawab :
g kg cm kg
a.   0,01 1  100  0,01
cm.s 1000 g m m.s

kg 1 slug m 5 slug
b.   0,01   0,3048  2,09 10
m.s 14,59 kg ft ft.s
BEBERAPA DIMENSI (BESARAN) YANG SERING DIGUNAKAN DALAM PERHITUNGAN

a. MASSA JENIS (RAPAT MASSA)

3
Massa jenis adalah massa pe satuan volume dari suatu zat. Untuk cairan
massa jenisnya bisa dianggap tetap untuk setiap perubahan tekanan yang
tidak terlalu besar. Rapat air adalah 1000kg/m3 pada 4oC.

m
 ....... (1)
V

dimana r = massa jenis; m = massa zat , V = Volume zat

Massa jenis dari suatu gas bisa dihitung dengan menggunakan persamaan
keadaan gas

P
 ....... (2)
R.T

dimana P = tekanan mutlak (Pa), R = tetapan gas (J/kg.K), T = Suhu (K)

b. BERAT JENIS
Berat jenis (spesific weight) adalah berat per satuan volume dari suatu fluida.
Merupakan hasil kali antara kerapatan dengan percepatan gravitasi atau sama
dengan g. Sebagai contoh berat jenis air dan udara pada 20 oC dan 1 atm
adalah :
g udara = (1,204 kg/m3) (9,807 m/s2) = 11,8 N/m3 = 0,0752 lbf/ft3
g air = (1,204 kg/m3) (9,807 m/s2) = 11,8 N/m3 = 0,0752 lbf/ft3
Berat jenis biasanya diberi symbol khusus  = g.

c. SPECIFIC GRAVITY (S.G)


Spesifik gravity adalah bilangan murni yang menunjukkan perbandingan antara
massa suatu benda dengan massa suatu zat dengan volume yang sama yang
ditetapkan sebagai patokan (referensi).
 Untuk zat cair dan padat, menggunakan air pada 4oC sebagai referensi
 Untuk gas, menggunakan udara bebas yang mengandung CO 2 atau
hydrogen pada suhu 0oC dan tekanan 1 atm sebagai referensi

d. KEKENTALAN
1) Kekentalan mutlak (dinamik) ()
Kekentalan suatu fluida adalah sifat yang menentukan besarnya daya tahan
terhadap gaya geser
U Lempengan bergerak
F

V
y
dy
dV

Lempengan diam

jika dua lempengan sejajar, terpisah dengan jarak y, ruang antara dua
lempeng diisi fluida. Anggaplah lempeng bagian atas digerakkan oleh suatu
gaya F, sehingga bergerak dengan kecepatan U.

4
Fluida yang bersentuhan dengan lempengan bagian atas akan melekat
kepadanya dan bergerak dengan kecepatan. Sedangkan fluida yang berada di
lempengan bawah akan diam dan kecepatannya akan nol.
Jika jarak y dan kecepatan U, tidak terlalu besar, gradien kecepatan akan
merupakan suatu garis lurus. Percobaan menunjukkan bahwa gaya F berubah
sebanding dengan Luas lempengan dengan kecepatan U, dan berlawanan
dengan jarak y. Sehingga kita mempunyai persamaan :

AU dV F dV
F  A atau    ........ (3)
y dy A dy
Dimana = F/A merupakan tegangan geser.

Jika suatu tetapan  (mu) dimasukkan ke dalam persamaan, maka :


dV 
  atau   ........ (4)
dy dV / dy
Tetapan kesebandingan ini () disebut kekentalan mutlak (dinamik)

Jika digambarkan dalam profil hubungan tegangan geser dengan kekentalan


adalah sebagai berikut :

U
y
Profil
kecepatan

dU
dV
dy  
dy
2) kekentalan kinematik ()
0 Tidak tergelincir di dinding

kekentalan kinematik didefinisikan sebagai berikut :

kekentalan mutlak 
koefisien kinematik  (nu) =

rapat massa 

 ....... (5)

Kekentalan cairan berkurang seiring bertambahnya suhu, dan tidak banyak


dipengaruhi oleh perubahan tekanan.
Pada suatu keadaan nilai kekentalan berbeda-beda untuk berbagai fluida
Kekentalan dan kekentalan kinematik untuk beberapa flluida pada 1 atm 20oC

  
Fluida
kg/(m.s) kg/m3 m2/s
Hidrogen 8,8 E-6 0,084 1,05 E-4

5
Udara 1,8 E-4 1,20 1,51 E-5
Bensin 2,9 E-4 680 4,22 E-7
Air 1,0 E-3 998 1,01 E-6
Ethanol 1,2 E-3 789 1,52 E-6
Air raksa 1,5 E-3 13.580 1,16 E-7
Minyak pelumas SAE 0,29 891 3,25 E-4
Gliserin 1,5 1.264 1,18 E-3

6
DUA
TEKANAN DALAM FLUIDA

TEKANAN FLUIDA
Tekanan fluida dipancarkan dengan kekuatan yang sama ke semua arah dan bekerja
tegak lurus pada suatu bidang. Dalam bidang datar yang sama kekuatan tekanan
dalam suatu cairan sama

Dalam bidang teknik pengukuran dilakukan dengan dua cara yaitu tekanan mutlak
(Absolute pressure) dan tekanan yang diukur terhadap tekanan atmosfer lokal.
Untuk kasus yang kedua, Jika tekanan yang diukur lebih tinggi dari tekanan atmosfer
lokal disebut tekanan tolok (gage pressure). Jika tekanan yang diukur lebih rendah
dari tekanan atmosfer lokal disebut Tekanan Vakum (vacuum pressure).
Contoh :

P = 3 atm abs = 2 atm gage

Patmosfer = 1 atm

P = 0,5 atm abs = 0,5 atm vacuum

P = 0 atm abs = 1 atm vacuum

TEKANAN DAN SATUANNYA

Tekanan dinyatakan sebagai gaya per satuan luas.

F
p ........ (6)
A
dimana P adalah tekanan (N/m2), F adalah gaya yang bekerja (N) dan A adalah luas
(m2)

TEKANAN HIDROSTATIK
Perbedaan tekanan antara dua titik pada ketinggian yang berbeda dari suatu fluida
cair dinyatakan dengan persamaan :

p 2  p1   g z 2  z 1  atau

p 2 p1
z 2  z1   ......... (7)
g g

Dimana g merupakan berat jenis cairan (N/m3) dan z2-z1 merupakan perbedaan
ketinggian (m).
Persamaan di atas dapat digunakan selama besarnya  tetap

7
Tabel 5. Berat jenis beberapa fluida yang lazim

Berat jenis (g) pada 20oC


Fluida
Lbf/ft3 N/m3
Udara pada 1 atm 0,0752 11,8
Etanol 49,2 7733
Minyak pelumas SAE 30 57,3 8996
Air 62,4 9790
Air Laut 64 10050
Gliserin 78,7 12360
Karbon tetraklorida 99,1 15570
Air raksa 846 133100

Contoh :
Sebuah tangki penampungan minyak pelumas memiliki ketinggian 20 m dengan
tekanan atmosfer adalah 100 kPa. Hitung tekanan mutlak di dasar tangki jika tangki
diisi 75 %.

Jawab :
Dari tabel diketahui berat jenis untuk minyak pelumas (g) = 8996 N/m3, dengan
tekanan udara rata-rata (pa) = 100 kPa dan ketinggian (z) = (0,75)(-20) m = -15 m

Dari persamaan diperoleh tekanan pada kedalaman tersebut adalah :

p  p  ρg(z  z )
2 1 2 1
p2 – 100 kN/m = -8996 N/m3 (-15 m – 0)
2

p2 = 100 kN/m2 + (8996 N/m3) (15 m)


p2 = 100 kN/m2 + 134940 N/m2
p2 = 100000 N/m2 + 134940 N/m2
p2 = 234940 N/m2
p2 = 234,94 kN/m2 = 234,94 kPa

Dengan menghilangkan tekanan atmosfer kita akan memperoleh tekanan tolok


(pressure gage) = 134,94 kPa

Permukaan bebas z = 0
z1 = 0

Minyak Pelumas

z2 = -z g

PENERAPAN DALAM MANOMETER


Dari persamaan hidrostatik perubahan ketinggian (z2-z1) suatu zat cair setara dengan
perubahan tekanan (p2-p1)/g. Jadi satu lajur yang terdiri dari satu atau lebih zat cair
dapat digunakan untuk mengukur perbedaan tekanan antara dua titik. Alat semacam
itu disebut manometer.

8
Gambar di bawah ini melukiskan penggunaan rumus hidrostatik untuk mengukur beda
tekanan beberapa fluida

z = z1 Tekanan yang diketahui p1

z2 Minyak, O
p  p  ρ g(z  z )
2 1 O 2 1

Air, W
z3 p p  ρ g(z z )
3 2 W 3 2

Gliserin , G
z4 p p  ρ g(z  z )
4 3 G 4 3

Jumlah = p
4
p
1

Kalau kita ingin menetahui perubahan tekanan secara total kita bisa menjumlahkan
perubahan tekanan secara berurutan.
p  p  ρ g(z  z )  ρ g(z  z )  ρ g(z  z )
4 1 O 2 1 W 3 2 G 4 3

Gambar di bawah ini menunjukkan sebuah manometer terbuka yang sederhana


Terbuka, pa

z2,p2 ~ pa
1
zA,pA A

xA yA
z1,p1 p = p1 pada z = z1, dalam fluida 2

2

Tekanan pada ketinggian level z1 (pada titik x dan y) adalah sama sebesar p1. hal ini
disebabkan kedua titik tersebut dihubungkan oleh fluida yang sama dan tidak
terputus. Hal ini sesuai dengan hokum pascal :
Dua titik sembarang pada ketinggian yang sama di dalam suatu massa fluida static
yang sama serta kontinyu akan mempunyai tekanan yang sama.

Perubahan tekanan pada gambar di atas adalah :

p  p  ρ g(z  z ) p  p  ρ g(z  z )
A 1 1 A 1 1 2 2 1 2

Jika p2 ~ pa maka persamaan diatas dapat kita jumlahkan kembali menjadi


p p  ρ g(z  z )  ρ g(z  z )
A a 1 A 1 2 1 2

Contoh :

9
1. Tentukan tekanan pA dalam gambar di atas jika pa = 2116 lb/ft2, zA = 7 inch, z1
= 4 inch, z2 = 13 inch, fluida 1 adalah air dan fluida 2 adalah air raksa
2. Berapa ketinggian z2 untuk tekanan pA yang sama kalau air raksa diganti
gliserin

Jawab :
1. Dari table 5 kita mempunyai 1g = 62,4 lbf/ft3 dan 2g = 846 lbf/ft3. kita
substitusikan ke dalam persamaan
pA = 2116 – 62,4 (7/12 – 4/12) – 846 (4/12 – 13/12)
pA = 2116 – 16 + 635
pA = 2735 lbf/ft3

2. berat jenis gliserin adalah 78,7 lbf/ft3. persamaan sekarang menjadi :


p p  ρ g(z  z )  ρ g(z  z )
A a 1 A 1 2 1 2
2735 = 2116 – 62,4 (7/12 – 4/12) – 78,7 (4/12 – z2)
z2 = 635/78,7 + 4/12 = 8,4 ft
z2 = 101 in

Soal :
Carilah beda tekanan pA - pB dalam gambar diatas jika zA = 1,6 m; z1 = 0,7 m; z2 =
2,1 m; z3 = 0,9 m; zB = 1,8 m. fluida 1 dan 3 adalah air, sedangkan fluida 2 dan 4
adalah air raksa.

3

z2,p2 z2,p2

Menyeberang

B
1
zA,pA A

x y
z1,p1 A A z1,p1 zB,pB

z3,p3 z3,p3

2

4

GAYA HIDROSTATIK PADA BIDANG DATAR

10
Gaya F yang dikerjakan oleh cairan pada suatu luas bidang A sama dengan hasilkali
berat jenis cairan, kedalaman pusat berat luasan (hcg) dengan luasnya

F  ρgh
cg
A
………. (8)

Garis kerja gaya yang melalui pusat tekanan dapat diperoleh dengan persamaan :

I sin θ I sin θ
xyc
y   xc x 
cp h A cp h A
cg cg

Contoh :
Sebuah tangki minyak mempunyai sebuah panel berbentuk segitiga siku-siku di dekat
dasarnya seperti pada gambar di bawah, dengan mengabaikan pa carilah :
a) Gaya hidrostatik
b) Pusat tekanan cp pada panel tersebut

Jawab :

5m Minyak  = 800 kg/m3


11 m
30o
4m 6m

CP
CG 4m
8m
2m
4m

11
Jawab :
Segitiga itu mempunyai sifat-sifat yang diberikan seperti dalam gambar , yakni titik
beratnya sisi siku-siku ke atas (4 m) dan sepertiga sisi alasnya ke samping (2 m) dari
sudut siku-sikunya.
Luasnya adalah :

Jawab :
Luas (A) = ½ x 6 m x 12 m = 36 m2
Momen – momen inersia :
ab 3 (6m)(12m) 3
Ixc =   288m 4
36 36
a (a  2d )b 2 (6m) 6m  2(6m)(12m) 2
Ixyc =   72 m 4
72 72

b 12
Titik berat mempunyai kedalaman hcg = 5m   5m  m  9m
3 3
Gaya hidrostatik menurut persamaan :
F  ρgh
cg
A
= (800 kg/m3)(9,807 m/s2)(9 m)(36 m2)
= 2,54 x 106 (kg.m)/s2 = 2,54 x 106 N

Letak pusat tekanan CP :


I sin θ ( 288m4 )(sin 30o )
y   xc   0,444m
CP h A
cg (9m )(36m 2 )

sin θ
I
xyc ( 72 m 4 )(sin 30o )
x    0,111m
cp h A (9 m)(36m 2 )
cg

GAYA HIDROSTATIK PADA BIDANG LENGKUNG

Contoh :
Tentukan besar dan letak komponen-komponen gaya akibat air yang bekerja pada luas
lengkungan AB dalam gambar di bawah ini, per meter panjangnya.

A C
Engsel

2m

PH B

PV

12
Jawab :
FH = gaya pada proyeksi tegak CB = ghcgACB
= 9810(1)(2x1) = 19620 N
Bekerja pada :
Momen-momen inercia :
ab 3 (1m)(2m) 3 2 4
Ixc =   m
12 12 3
Ixyc = 0

Garis verja FH ada di bawah titik berat


I xc sin  ( 2 / 3m 4 )(sin 90 o ) 1
y CP      m atau 1/3 m di bawah titik berat
hCG A proyeksi (1m)(2m  1m) 3
FV = berat air di atas luas AB = gV
 22
= 9810(  1)  30820 N
4
Bekerja melalui pusat berat volume cairan.
4r
Pusat berat seperempat lingkaran bekerja pada :
3
4r 4 2
x CP     0,85m ; 0,85 m di sebelah garis BC
3 3 

PENGAPUNGAN DAN PENGAMBANGAN

Prinsip Archimedes
1) Benda yang terbenam dalam suatu fluida mengalami gaya apung ke atas sebesar
berat fluida yang dipindahkan.
2) Benda yang terapung memindahkan fluida yang beratnya sama dengan berat
benda tersebut.

FB
(Volume yang dipindahkan) x (g fluida) =
berat benda

Agar terjadi kestabilan suatu benda yang tenggelam, pusat berat benda tersebut
haruslah terletak di bawah pusat pengapungan (berat) cairan yang didesak

B B = pusat pengapungan
CG = pusat berat benda
CG

Contoh :

13
1. Sebuah benda beratnya 400 N di udara dan ketika dicelupkan dalam air
beratnya 222 N. Hitung volume batu dan berat jenisnya.

Jawab :
Dibuat dalam bentuk diagram benda bebas T=222 N
EFY = 0
400 – 222 – FV = 0
Sehingga FV = 178 N
W= 400 N
Karena gaya apung = berat fluida yang didesak,
FV = gv
178 N = 9810 N/m3 x v , sehingga v = 0,018 m3

Berat jenis batu = berat batu/volume FV


= (400/0,018) = ………… N/m3

2. Sebuah hidrometer beratnya 21,57 x 10 -3 N dan memiliki sebuah tangkai di


ujung sebelah atas yang silindris dan garis tengahnya 2,794 mm. Seberapa
dalamkah ia akan mengambang dalam minyak yang s.g. nya 0,780 jika
dibandingkan alkohol yang s.g. nya 0,821 ?

Jawab : h
Untuk kedudukan 1 gambar di samping berada dalam
alkohol,
Berat hidrometer = berat cairan yang didesak
21,57 x 10-3 = 0,821 x 9810 x v1
v1 = 2,678 x 10-6 m3 (dlm alkohol)

Untuk kedudukan 2
21,57 x 10-3 = 0,780 x 9810 x (v1 + Ah)
= 0,780 x 9810 [2,678 x 10-6 + /4 (2,794 x 10-3)2 h
Sehingga

h = 22,98 mm

0,821 0,780

14
TRANSLASI DAN ROTASI MASSA CAIRAN

Suatu fluida bisa mengalami translasi dan rotasi dengan percepatan tetap, tanpa ada
gerak relatif diantara partikel-partikel.

Gerakan mendatar.

Untuk gerakan mendatar, permukaan cairan akan menjadi suatu bidang miring.
Kemiringan benda tersebut ditentukan oleh :

a (percepa tan linier bejana , m / dtk 2 )


tan  
g(percepa tan gaya berat , m / dtk 2 )
Rotasi massa fluida
Persamaan parabola untuk fluida dalam bejana yang berputar :
2 2
y x
2g
Dimana x dan y merupakan koordinat-koordinat dalam meter, dari sembarang titik di
permukaan yang diukur dari puncak sumbu putaran.  merupakan kecepatan sudut
yang konstan dalam rad/detik.

Contoh :

1) Sebuah tangki panjang 6 m , tinggi 1,8 m dan lebar 2,1 m berisi 0,9 m air. Jika
percepatan linier mendatar dalam arah panjangnya tangki adalah 2,45 m/dtk2, (a)
hitunglah gaya total akibat air yang bekerja pada setiap ujung tangki.

Jawab :

Tan  = percepatan linier = 2,45 = 0,250 dan t = 14,2o


Percepatan gaya berat (9.81)

Dari gambar tersebut kedalaman tersebut, kedealaman d untuk ujung dangkalnya


adalah :
D = 0,9 – y = 0,9 – 3 tan  = 0,9 – 3 tan 14,2 = 0,15 m
Dan tinggi ujung dalamnya adalah = 0,9 + y = 1,65 m
Sehingga :
FAB = ghCG A = 9810 (1,65/2) (1,65 x 2,1) = 28000 N
FCD = ghCG A = 9810 (0,15/2) (0,15 x 2,1) = 230 N

A

y 0,9 m
C d
B
D

6m

15
TIGA
DASAR-DASAR ALIRAN FLUIDA

Konsep penting dalam aliran fluida :


1) prinsip kekekalan massa, darimana dikembangkan persamaan kontinuitas
2) prinsip energi kinetik, darimana diturunkan persamaan aliran-aliran tertentu.
3) Prinsip momentum, darimana persamaan-persamaan yang menghitung gaya-
gaya dinamik yang dikerjakan oleh fluida yang mengalir bisa ditentukan.

Persamaan kontinuitas :

Untuk aliran mantap (kecepatan tetap terhadap waktu) massa fluida yang mengalir di
semua bagian dalam arus fluida per satuan waktu adalah sama.

 1 A 1 V1   2 A 2 V2  kons tan
Atau

1g1A1V1   2g 2 A 2 V2 (dalam satuan berat)


Untuk fluida tak kompresibel dan bila 1 = 2, persamaan di atas menjadi :

Q  A1V1  A 2 V2  kons tan ta (dalam m 3 / dtk)


Persamaan Energi

Energi + Energi – Energi – Energi = Energi


di bag I yg ditambahkan yang hilang yang diambil di bag II

Persamaan di atas untuk fluida non kompresibel dapat disederhanakan menjadi :

 P1 V
2
 P V
2

  1  z1   H A  H L  H E   2  2  z 2 
 g   
 2g   g 2g 

Persamaan ini dikenal sebagai teorema bernoulli

Penerapan Teorema bernoulli


1. Pilih sebuah gambar sistemnya, pilih dan tandai semua irisan penampang arus
yang diselidiki
2. terapkan persamaan bernoulli dalam arah aliran. Pilih bidang datum untuk tiap
persamaan yang ditulis. Titik yang rendah merupakan pilihan logis agar tanda-
tanda minus dapat dihindari.
3. Hitunglah energi hulu di bagian I. Satuan energi harus sama dengan yang di
bagian II. (gunakan satuan meter fluida)
4. Tambahkan, dalam meter fluida, setiap energi yang diberikan oleh alat-alat
mekanis, seperti pompa
5. kurangkan setiap energi yang hilang sepanjang aliran
6. kurangkan setiap energi yang diambil oleh alat-alat mekanis seperti turbin
7. samakan penjumlahan energi ini ke jumlah head tekanan, head kecepatan dan
head ketinggian di bagian II
8. Jika kedua head kecepatan tersebut tidak diketahui, hubungkan satu sama lain
dengan menggunakan persamaan kontinuitas.

16
Contoh :
1) Bila 1800 liter per menit mengalir melalui sebuah pipa 0,3 m yang kemudian
mengecil menjadi pipa 0,15 m. Hitunglah kecepatan rata-rata di kedua pipa
tersebut.

Jawab :
Q dalam m3/dtk = 1800 l/dtk x 10-3 m3/l = 3 x 10-2 m3/dtk

Q m 3 / dtk 3  10 2
V30    0,42 m / dtk
A m 0,25 (0,3)
2 2

Q m 3 / dtk 3  10 2
V15    1,68 m / dtk
A m 0,25 (0,15)
2 2

17
SOAL LATIHAN

1) Minyak dengan s.g. 0.750 mengalir melalui sebuah pipa 150 mm di bawah
tekanan 1,05 bar. Jika energi total relatifnya ke suatu bidang datum 2.5 m di
bawah pusat pipa 18 J/N atau 18 (m) tentukanlah aliran minyak dalam m3/dtk

Jawab :
Diketahui s.g. = 0,750
g = 0,750 x 9,81 m/dtk2 x 1000 kg/m3 = 7357,5 kg/ (m2dtk2)
P = 1,05 bar = 1,05 x 105 Pa = 1,05 x 105 N/m2
Z = 2,5 m
Energi = 18 J/N
D = 150 mm = 0,15 m
A = 0,25  D2 = 0,25 x 3,14 x (0,15)2 = 0,01766 m2

Energi/N minyak = energi tekanan + energi kinetik + energi potensial


(head kecepatan)
energi p v2
  z
N minyak g 2g
1,05  105 V2
18    2,5
7357,5 2  9,81
V = 4,91 m/dtk
Sehingga Q = A V = 0,01766 x 4,91 = 0,0867 m3/dtk

2) Sebuah turbin bekerja pada 450 kilowatt ketika aliran air melaluinya 0.6
m3/dtk. Dengan menganggap efisiensi 87% berapakah head yang bekerja pada
turbin tersebut ?

Jawab :
Diketahui Daya (P) = 450 kW = 450 x 103 W
Q = 0,6 m3/dtk
Efisiensi () = 87%
g = 9,81 x 1000 = 9810 kg/ (m2dtk2)

Daya yang bekerja = Daya yang diambil x efisiensi


P   gQHT   
450 x 103 = (9810 x 0,6 x HT) x 0,87
HT = 88 m

3) Jika kecepatan dalam sebuah pipa 12 mm besarnya 0.5 m/dtk, berapakah


kecepatannya pada suatu semburan (jet) ber garis tengah 3 mm yang ke luar
dari suatu nosel yang dipasang di pipa tersebut ?

Jawab :
Q = A12 V12 = A3 V3
(0,25  D122)(0,5) = (0,25  D32)( V3)
(122)(0,5) = (32)(V3)
V3 = 8 m/dtk

4) Sebuah saluran air mendatar luas irisan penampangnya mengecil dari 0.75 m2
ke 0.2 m2. dengan menganggap tidak ada head losses, berapakah perubahan

18
tekanan yang terjadi jika 6 kg/dtk udara mengalir? Gunakan  udara = 3.2
kg/m3

Jawab :
Diketahui A1 = 0,75 m2
A2 = 0,2 m2
m = 6 kg/dtk
 = 3,2 kg/m3

6 kg / dtk Q 1,88
Q=  1,88m3 / dtk , V1    2,5 m / dtk
3,2 kg / m3 A1 0,75

Q 1,88
V2    9,4 m / dtk
A2 0,2

Dengan menggunakan persamaan bernoulli diperoleh :


P 2   2 
 1  V1  z   0   P2  V2  z 
1 2
 g 2g   g 2g 
   
 P1 2,52  P 9,42 
   0  0   2   0
 g   
 2g   g 2g 

P1 P2
  4,2 m udara
g g
p1 – p2 = 4,2 (g) = 4,2 x 3,2 x 9,81 = 132 Pa

5) Sistem seperti gambar di bawah ini, pompa BC harus mengalirkan minyak 0,16
m3/dtk. S.g minyak = 0,762 ke reservoar D. Dengan menganggap bahwa
energi yang hilang dari A ke B besarnya 2,5 J/N dan dari C ke D 6,5 J/N.
Berapa banyak daya yang harus diberikan dari pompa ke sistem?

A 57 m

12 m
B C

Jawab :
Diketahui :

= 0,762 x 1000 kg/m3 = 762 kg/m3
G = 9,81 m/s2
Q = 0,16 m3/detik
Hloss = 6,5 + 2,5 J/N = 9 J/N = 9 m

Kecepatan partikel di A dan D akan menjadi sangat kecil, sehingga V A dan VD bisa
diabaikan.

19
 PA VA
2
  PD VD
2


=    z   H  H     zD 
A
 Pompa Hilang
 g 
 g 2g   2g 
= (0 + diabaikan + 12) + H Pompa – (2,5 + 6,5) = (0 + diabaikan + 57)
H Pompa = 54 m = 54 J/N

Daya pompa (P)


P = gQHpompa
= (762 kg/m3 x 9,81 m/dtk2)(0,16 m3/dtk)(54 m)
= (7475,22 N/m3)(0,16 m3/dtk)(54 J/N)
= 64586 J/s = 64586 Watt = 64,6 kW

6) Air mengalir seperti pada gambar di bawah ini dengan laju 0,2 m 3/dtk dan
tekanan di A dan B masing-masing 1,5 bar dan -0,3 bar. Tentukanlah gaya
yang diberikan oleh turbin ke air

. 0,3 m
A
Turbin
1m

.
B 0,6 m

Jawab :

Aggap Datum di titik B


Diketahui :
Q = 0,2 m3/dtk
DA = 0,3 m; AA = 0,25 x 3,14 x (0,32) = 0,07065 m2
DB = 0,6 m; AB = 0,25 x 3,14 x (0,62) = 0,2826 m2

Sehingga
VA = Q/AA = 0,2 / 0,07065 = 2,8 m/dtk
VB = Q/AB = 0,2 / 0,2826 = 0,7 m/dtk

 PA V
2
 P V
2

  A  z A   0  H Turbin   B  B  z B 
 g 2g   g 2g 
   

 1,5  10 5 2,8 2    0,3  10 5 0,7 2 


   1  H Turbin     0 
 9810 2 g   9810 2 g 

Diperoleh Hturbine = 18,7 m

Daya turbine (P)


P = gQHturbine
= (9810)(0,2)(18,7)
= 36,7 kW

20
7) Minyak dengan rapat relatif 0,761 mengalir dari tangki A ke tangki E seperti
pada gambar di bawah

C D
A 0,6 m

B 0,3 m 12 m
0,15 m

Head turun bisa dianggap sebagai berikut :

A ke B = 0,6 (V0,32 / 2g) B ke C = 9 (V0,32 / 2g)

C ke D = 0,4 (V0,152 / 2g) D ke E = 9 (V0,152 / 2g)

Carilah : a) Aliran Q
b) tekanan di C dan
c) daya di C, datum E

Jawab :

a) Gunakan datum E

Kecepatan partikel di A dan E akan menjadi sangat kecil, sehingga V A dan VE


bisa diabaikan.

 PA V A 2  P V 2 
   z A   H Hilang   E  E  z E 
 g 2 g   g 2 g 
   

 V0,3
2
V0,3
2
  V
2
V
2


(0  diab  12)  0,6 9    0,4 0,15  9 0,15   (0  diab  0)
 2g 2g   2g 2g 
   
12 = 9,6 (V0,32 / 2g) + 9,4 (V0,32 / 2g) .......... (1)

Hubungan pipa 0.3 m dan 0.15 m


V0.3 A0.3 = V0.15 A0.15
V0.3 (0,25 x 3,14 x D0.32) = V0.15 (0,25 x 3,14 x D0.152)
V0.3 = (1/4) (V0.15) .................(2)
V0.32 = (1/16) (V0.15)2 .................(3)

21
Kita substitusikan persamaan 3 ke persamaan 1, sehingga :
12 = 9,6 x (1/16)(V0,152 / 2g) + 9,4 (V0,152 / 2g)
12 = 0,6 (V0,152 / 2g) + 9,4 (V0,152 / 2g)
12 = 10 (V0,152 / 2g)
V0.152/2g = 1,2 m
V0.15 = 4,9 m/s
Q = 0,25 x 3,14 x (0,15)2 x 4,9 = 0.0866 m3/s

b) Gunakan A ke C, datum A
 V 0,3
2
V0,3   PC V0,3
2 2


(0  diab  0)  0,6 9      0,6 
 2g 2 g   g 2g 
 
2 2
V0,3 1 V0,15 1
Dan   (1,2)  0,075 m
2g 16 2 g 16
Sehingga
PC
0,6(0,075)  9(0,075)   0,075  0,6
g
PC
 1,25m ; Pc = (0,761 x 9810)(-1,25) = -9300 Pa
g

c) Daya di C (P)
P = gQHC
Head di C meliputi : - Head tekanan (- 1,25 m)
- Head kecepatan (0,075 m)
- Head ketinggian (12 m + 0,6 m)
Sehingga HC = (-1,25 + 0,075 + 12,6) = 11,425 m
P = (0,761 x 1000 x 9,81)(0,0866)(11,425) = 7386,3 Watt = 7,4 kW

22
EMPAT
ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA

Aliran suatu fluida nyata lebih rumit dari suatu fluida ideal. Pada fluida nyata
kekentalan (viscositas) fluida akan menghasilkan gaya geser antara partikel dan
dinding pembatasnya (pipa) dan gaya geser antara partikel-partikel fluida itu sendiri.

Ada dua jenis aliran mantap dalam fluida nyata :


1) Aliran laminer
2) Aliran turbulen
Kedua jenis aliran tersebut diatur dengan hukum yang berbeda.

I. Aliran Laminer dan Turbulen

 Dalam aliran laminer fluida bergerak lurus, sejajar dalam lapisan-lapisan di


sepanjang lintasan.
 Dalam aliran turbulen partikel bergerak secara serampangan ke semua arah.

Kecepatan Kritis
Batas aliran laminer ditentukan oleh bilangan Reynolds, sebesar kira-kita 2000
RE < 2000, aliran laminer

 Untuk pipa bundar yang mengalir penuh

Vd Vd
RE = atau ............. 3.1
 
Dimana,
V = kecepatan rata-rata dalam m/dtk
d = garis tengah pipa dalam m
v = kekentalan kinematik fluida dalam m2/dtk
 = rapat massa fluida dalam kg/m3
 = kekentalan mutlak dalam Pa dtk

 Untuk irisan penampang yang tidak bundar,

V(4R )
RE = ................. 3.2

Dimana,
R = jari-jari hidraulik dalam m (perbandingan luas irisan penampang terhadap
keliling yang basah)

Contoh :

1) Tentukanlah kecepatan kritis untuk (a) minyak bakar menengah pada 15,6 oC
yang mengalir melalui sebuah pipa 152,4 mm dan (b) air pada 15,6 oC dalam
pipa 152,4 mm

Jawab :
a. Untuk aliran laminer harga maksimum bilangan reynoldnya adalah 2000.
dari tabel ... kekentalan kinematik minyak bakar menengah pada 15,6 oC
adalah 4,410 x 10-6 m2/dtk

23
Vd V(0,1524)
RE =  ; V = 0,0579 m/dtk
 4,410  10  6

b. Dari tabel ..... kekentalan kinematik (v) air pada 15,6oC = 1,130 x 10-6
m2/dtk
Vd V(0,1524)
RE =  ; V = 0,0149 m/dtk
 1,130  10  6

2) Tentukanlah jenis aliran yang terjadi dalam sebuah pipa 305 mm bila (a) air
pada 15,6oC mengalir pada suatu kecepatan sebesar 1,067 m/dtk dan (b)
minyak bakar berat pada 15,6oC mengalir pada kecepatan yang sama.

Jawab :
Vd 1,067(0,305)
a. RE =  = 288000 > 2000 aliran turbulen
 1,130  10  6
b. Dari tabel 2 dalam Apendiks, v = 205 x 10-6 m2/dtk
Vd 1,067(0,305)
RE =  = 1580 < 2000 aliran laminer
 205  10  6

3) untuk syarat-syarat aliran laminer berapakah ukuran pipa yang akan


mengalirkan 5,67 x 10-3 m3/dtk minyak bakar menengah pada 4,4oC

jawab :
Dari tabel ..... kekentalan kinematik (v) air pada 4,4oC = 6,08 x 10-6 m2/dtk
V = Q/A = Q/(¼d2) = 4(5,67 x 10-3)/(d2) = 0,02268/(d2)

Vd 0,02268 d
RE = 
 d 2
6,08  10  6

0,02268 d
2000  ; d = 0,593 m
d 2
6,08  10  6

II. Tegangan geser pada dinding pipa

A
r0
r r
p1A p2A r0

Untuk benda bebas seperti gambar di atas, karena alirannya mantap, setiap
partikel bergerak ke kanan tanpa percepatan. Jadi penjumlahan gaya dalam
arah sumbu x harus sama dengan nol

( p1  p 2 )r
p1(r2) - p2(r2) - (2rL) = 0 atau  ................ 3.3
2L

Tegangan geser pada dinding suatu pipa dirumuskan sebagai berikut :

24
fV 2
0  ..................... 3.4
8

dimana f adalah faktor gesekan tak berdimensi

kecepatan gesekan atau kecepatan geser (v 0) ditentukan dengan


persamaan :

0 f
v0  V .................. 3.5
 8

III. Penurunan Head untuk Aliran Laminer


Penurunan head untuk aliran laminar dirumuskan oleh persamaan Hagen
Poiseulle :

32 LV
Head turun = ..................... 3.6
gd 2
Dimana,
V = kecepatan rata-rata dalam m/dtk
d = garis tengah pipa dalam m
v = kekentalan kinematik fluida dalam m2/dtk
 = rapat massa fluida dalam kg/m3
 = kekentalan mutlak dalam Pa dtk
L = panjang pipa dalam m

dalam kekentalan kinematik, karena / = v, maka kita peroleh :

32LV
Head turun = .................. 3.7
gd 2

IV. Rumus Darcy – Weisbach

Rumus ini merupakan dasar untuk menghitung head turun untuk aliran
fluida dalam pipa-pipa dan saluran-saluran. Persamaannya adalah sebagai
berikut :

LV2
Head turun = f .................... 3.8
d 2g

Dimana, f adalah faktor gesekan tidak berdimensi

V. Faktor Gesekan

1) Aliran Laminer
untuk aliran laminer di semua pipa untuk semua jenis fluida, harga f
adalah :

64
f  ...................... 3.9
RE

2) Aliran Turbulen

25
Untuk mencari harga f pada aliran turbulen digunakan diagram yang
menyatakan hubungan antara faktor gesekan (f0, bilangan Reynolds
(RE) dan kekasaran relatif (/d).

VI. Penurunan head yang lain

Penurunan head yang lain seperti dalam sambungan pipa, secara umum
dinyatakan sebagai :

V2
Head turun = K .................. 3.9
2g

harga K diberikan dalam tabel

Contoh :

1) Minyak pelumas menengah s.g. 0,860 dipompa melalui 304,8 m dari pipa
mendatar dengan diameter 51 mm pada laju 1,23 x 10-3 m 3/dtk. Jika
penurunan tekanannya 207 kPa, berapakah kekentalan minyak tersebut

Jawab :
Dengan menganggap aliran laminer, sesuai dengan persamaan 3.6, kita
memperoleh :

( p1  p 2 ) 32 LV
Head turun = = ,
g gd 2

32 LV 1,23 10 3


Sehingga : p1 – p2 = , dimana V = Q/A = = 0,602
d2 1
4
  0 ,051 2
m/dtk

32   304 ,8 0 ,602 


Maka : 207  10 
3
,  = 0,091 Pa dtk
 0,051 2
2) Minyak dengan kekentalan mutlak 0,1 Pa dtk dan rapat relatif 0,850 mengalir
melalui pipa besi tuang dengan panjang 305 mm dan panjang 3048 m, pada
laju sebesar 44,4 x 10-3 m3/dtk. Berapakah head turun dari pipa tersebut

Jawab :
44 ,4  10 3
V = Q/A = = 0,61 m/dtk
1
4
  0 ,305 2

Vd 0 ,61  0 ,305  850


dan RE = = = 1580, berarti aliran laminer
 0 ,1

64
sehingga f  = 0,0407
RE

26
3048  0 ,61
2
LV2
Head turun = f = 0 ,0407   = 7,71 m
d 2g 0 ,305 2g

3) Titik C dan titik D, pada ketinggian yang sama, terpisah 152 m dalam sebuah
pipa 203 mm dan dihubungkan ke suatu meteran diferensial dengan
menggunakan tabung kecil. Bila aliran air 0,1786 m 3/detik, penyimpangan air
raksa dalam meteran itu 1,96 m. tentukan factor gesekan?

L R h = 1,96 m

CA D

A B

Diketahui:Q = 0,1786 m3/s


L = 152 m
d = 203 mm = 0,203 m
Hg = 13,57 kg/m3
g = 9,807 m/dtk2
Ditanyakan : Faktor gesekan (f) ?

Jawab :
Q Q 0,1786
V 1 21  5,5182 m / dtk
A 4 d 4
(3,14 )( 0, 203) 2

Menurut persamaan bernoulli dari C ke D berlaku :


 PC VC 2   PD V D 2 
  
 zC  H f     zD 
 g 2 g   g 2 g 
   

Karena VC = VD dan ZC = ZD, maka persamaan diatas bisa disederhanakan menjadi


 PC  L V 2  PD 
  0  0   f    0  0 
 g  d 2 g  g 

 PC P  LV2
  D   f
 g g  d 2g

27
 PC P  152 5,5182 2  PC P 
  D   f ;   D   1162,4665 f .............. (i)
 g g  0,203 2(9,807)  g g 

Dari meteran diferensial berlaku :


Head tekanan di L (PL) = head tekanan di R (PR)
PC P 
 z   D  ( z  h)   HG h
g  g 

PC P 
 z   D  z  h   HG h
g  g 

PC P PC PD
 D   HG h  h ;   (13,57)(1,96)  1,96  24,6372 m ......... (ii)
g g g g
Dengan menyamakan persamaan (i) dan (ii), diperoleh :

1162,4665 f = 24,6372 ;
f = 0,212

harga faktor gesekan (f) = 0,212

4) Minyak bakar menengah pada 10oC, dipompa ke tangki C melalui 1829 m dari
pipa baja sambungan yang baru, garis tengah sebelah dalam 406 mm. tekanan
di A 13,79 kPa. Bila alirannya 0,198 m3/detik
a. berapakah daya yang harus disuplai pompa AB ke minyak.
b. Berapakah tekanan yang harus dipertahankan di B?

1829 m
Z2 = 24,38 m
pompa
A B
d = 406 mm Z1 = 0 m

Diketahui :
Jenis fluida minyak bakar mengengah pada suhu 10oC
 = 861 kg/m3
Q = 0,198 m3/dtk
L= 1,829 m
d = 406 mm = 0,406 m
PA = 13,79 kPa = 13,79 x 103 Pa

Dari grafik A-1 diperoleh harga  = 1,829 mm untuk jenis pipa baja sambungan
yang baru

Ditanyakan :
a. W pompa
b. PB

Jawab :
Dari tabel 2 diperoleh data :
Minyak bakar menengah pada suhu 10oC, mempunyai kekentalan kinematik (v) =
5,16 x 10-6 m2/dtk

28
Mencari kecepatan aliran
Q Q 0,198
V 1 21  1,5294 m / dtk
A 4 d 4
(3,14)( 0, 406) 2

Mencari bilangan Reynolds :


Vd 1,5294  0,406
RE = =  121000 (aliran turbulen)
 5,16  10  6
Dari diagram A-1, f = 0,030 untuk /d = 1,829/406 = 0,0045

a. Menurut persamaan bernoulli, A ke C berlaku :


 PA V A 2  P V 2 
   z A   H P  H f  H V   C  C  zC 
 g 2 g   g 2 g 
   
Titik A merupakan datum, sehingga zA = 0. Fluida di titik C berada di tangki
terbuka dan dalam kondisi diam sehingga :
 PA V A 2  2 2
   0   H P  f L V   V   0  0  zC 
 g 2 g  d 2g 2g
 
2
PA V A LV2 V2
  HP  f   zC
g 2 g d 2g 2g

penurunan head dari pipa ke tangki,  = 1 (tabel 4)

PA LV2 P LV2
 HP  f  zC ; H P  zC  A  f
g d 2g g d 2g

13,79  10 3 1829 (1,5294) 2


H P  24,38   (0,03) = 38,8 m
(861)(9,807) 0,406 2(9,807)

Menghitung daya yang harus disuplai dari pompa AB ke minyak adalah :


WP = gQHP = 861 x 9,807 x 0,198 x 38,8 = 64,9 x 103 W
WP = 64,9 kW

b. Menghitung head tekanan di titik B, dapat dihitung dengan menggunakan pers.


Bernoulli
 PA V A 2   PB V B 2 
   zA  HP  
   zB 
 g 2 g   g 2 g 
   
Karena VA = VB dan zA = zB, maka dapat disederhanakan menjadi :

PA P
 HP  B ;
g g

PB 13,79  10 3
  38,8  40,45 m
g 861  9,807

Menghitung tekanan yang harus dipertahankan di B:


PB = g (Head) = 861 x 9,807 x 40,45 = 341,7 x 103 Pa
PB = 341,7 kPa

5) Minyak mengalir dari tangki A melalui pipa besi tuang baru yang tercelup
dalam aspal, dengan panjang 153 m dan diameter pipa 153 mm, ke titik B

29
pada ketinggian 100 m. tinggi minyak dalam tangki A adalah 93,9 m.
Berapakah tekanan yang dibutuhkan di A untuk menyebabkan 0,0127 m 3/dtk
minyak mengalir. (s.g. = 0,840 ; v = 2,11 x 10 -6 m2/dtk). gunakan  = 0,122
mm.

Udara
100 m
A ZA = 0
93,9 m

Diketahui :
Jenis pipa : pipa besi tuang baru yang tercelup aspal ( = 0,061 - 0,186 mm ;
gunakan  = 0,122 mm).
L = 153 m
D = 153 mm = 0,153 m
Q = 0,0127 m3/dtk
 = 0,840 x 1000 kg/m3 = 840 kg/m3
v = 2,11 x 10-6 m2/dtk

Ditanyakan PA ?

Jawab :

Mencari kecepatan aliran


Q Q 0,0127
V 1 21  0,69 m / dtk
A 4 d 4
(3,14 )( 0,153) 2

Mencari bilangan Reynolds :


Vd 0,69  0,153
RE = =  50000 (aliran turbulen)
 2,11  10  6
Dari diagram A-1, f = 0,0235 untuk /d = 0,122/153 = 0,0008

Menurut persamaan bernoulli, A ke C berlaku :


 PA V A 2   PB V B 2 
   z   H  H     z 
 g 2 g A  f V  g 2 g B 
   
Titik A merupakan datum, sehingga zA = 0. sehingga ZB = 100 – 93,9 = 6,1 m
Fluida di titik A dalam kondisi diam sehingga, VA = 0
Titik B berada dalam kondisi terbuka sehingga PB = 0

V 2  V B 
2
 PA  LV2
  0  0   f   0  zB 
 g  d 2g 2 g  2g 

PA 153 0,69 2 0,69 2 0,69 2
 0,0235  0,5   6,1
g 0,153 2 g 2g 2g

PA
 6,7 m
g

30
Menghitung tekanan yang dibutuhkan di A:
PA = g (Head) = 840 x 9,807 x 6,7 = 55200 Pa
PB = 55,2 kPa
LIMA
PIPA-PIPA EKIVALEN, BERSAMBUNG, BERUNTAI DAN
BERCABANG

Sebuah pipa dikatakan ekivalen dengan pipa yang lain jika untuk setiap penurunan
head dihasilkan jumlah aliran yang sama pada pipa ekivalen tersebut.
Pipa bersambung terdiri dari pipa-pipa dengan beberapa ukuran yang disusun seri.
Pipa beruntai terdiri dari dua atau lebih pipa yang bercabang dan kembali bertemu di
arah hilirnya
Pipa bercabang terdiri dari dua atau lebih pipa yang bercabang dan tidak kembali
bertemu di arah hilirnya

Contoh : ubahlah sistem pipa yang ada pada gambar di bawah ini menjadi suatu
panjang ekivalen pipa 152 mm

A
zA
M
BA C
L
KA
E
FA
DA

IA
G H J

Faktor-faktor K
Saringan (B) = 8,0
Belokan 305 mm (C, F) = 0,5
Sambungan Te 305 mm (D) = 0,7
Keran 305 mm (E) = 1,0
Persilangan 305 mm x 152 mm (G) = 0,7
Meteran 152 mm (H) = 6,0
Belokan 152 mm (J, K) = 0,5
Keran 152 mm (L) = 3,0

Penyelesaian :
Soal ini dapat diselesaikan dengan menggunakan persamaan bernoulli dari A ke M
dengan datum M

P 2   2 
 A  VA  z   H  H   PM  VM  z 
 g A  f V  g M 
 2g   2g 

P 2  2 2  2 
 A  VA  z   f L V  K V   0  VM  z 
 g 2g A  M
  d 2g 2g  2g 

31
Diketahui :
 PA = PM = tekanan udara luar = 0 atm gauge
 VA = VM = fluida statis, kecepatan linier = 0
 zM = 0, karena merupakan datum

Friksi pada peripaan (f) :


 pipa 305 mm, f = 0,025
 pipa 152 mm, f = 0,020

Panjang pipa (L) :


 pipa 305 mm, L = 460 m
 pipa 152 mm, L = 30,5 m

Sehingga diperoleh :

2 2 2
 0  0  zA   0,025 460 V305  0,020
30,5 V152 V
 (8,0  2  0,5  0,7  1,0) 305
3,05 2g 1,52 2g 2g

2
V152
 (0,7  6,0  2  0,5  3,0  1,0)   0  0  0
2g

2 2
V305 V
Maka : zA = 14,5  15,7 152
2g 2g

Ingat ! A1V1 = A2V2 ; D12 V1= D22 V2 ; sehingga

2 2 2
1 V152 V V
zA = 14,5   15,7 152  16,6 152
16 2 g 2g 2g

2
V152
Untuk sistem diatas penurunan head sebesar 16,6
2g
Head turun tersebut ekivalen pada pipa 152 mm dengan panjang (L) :
2 2
V152 L V
16,6  0,02 E 152
2g d 2g

LE
16,6  0,02 ; LE = 126,2 m
0,152

32
PERSAMAAN HAZEN WILLIAMS

Persamaan hazen williams banyak digunakan untuk perhitungan pipa-pipa


bersambung, becabang dan beruntai.
Persamaannya adalah sebagai berikut :

Q  0,2785 C1 d2.63 S0,54


Dimana :
Q = laju aliran (m3/dtk)
d = garis tengah pipa (m)
S = kemiringan gradien hidraulik
C1 = koefisien kekasaran relatif hazen williams

Harga-harga C1 diberikan dalam tabel di bawah ini :

Jenis Pipa Koefisen Hazen Williams (C1)


Pipa yang sangat mulus dan lurus 140
Pipa besi tuang mulus, baru 130
Pipa besi tuang sedang, pipa baja dikeling baru 120
Pipa selokan bening 110
Pipa besi tuang, digunakan beberapa tahun 100
Pipa besi tuang, dalam keadaan buruk 80

Sumber : Schaum, teori dan soal mekanika Fluida dan Hidraulika

Selain dengan persamaan di atas, dapat digunakan Diagram B (terlampir) untuk


memperoleh harga-harga Q (laju alir volumetrik) atau C1 ( koefisien Hazen Williams).

Dalam diagram tersebut harga Q dinyatakan dalam MGD (Million Gallon per Day) atau
juta galon per hari. Faktor konversinya adalah :

1 mgd = 1,547 cfs = 0,0438 m3/dtk

Contoh soal :
1) Untuk system pipa beruntai dalam gambar di bawah ini, head tekanan di A : 120
m air dan head tekanan di E : 105,4 m air. Dengan memisalkan pipa-pipa tersebut
berada pada suatu bidang mendatar, berapakah aliran di tiap cabang dari
untaiannya?

B
3658 m – 305 mm, C1 = 100

A C E
Q Q
1219 m – 203 mm, C1 = 100
D
2438 m – 254 mm, C1 = 100

Jawab :
Penurunan head dari A ke E adalah : 120 – 105,4 = 14,6 m air, dengan
mengabaikan harga head losses akibat head kecepatan
Aliran di tiap percabangan pipa dapat dihitung selama kemiringan gradien
hidrauliknya (S) diketahui.

33
Dengan menggunakan diagram B

S305 
14,6

14,6 / 3,658  4m ,
Q305 = 1,39 mgd = 0,061 m3/dtk
3658  3658 / 3,658 1000m

S203 
14,6

14,6 / 1,219  12m ,
Q203 = 0,89 mgd = 0,039 m3/dtk
1219 1219 / 1,219 1000m

S254 
14,6

14,6 / 2,438  6m ,
Q254 = 1,09 mgd = 0,048 m3/dtk
2438 2438 / 2,438 1000m
Q total = 0,148 m3/dtk

2) Dari soal di atas andaikan aliran totalnya menjadi 0,285 m 3/dtk, berapa banyak
head turun antara A dan E, dan bagaimanakah Q terbagi dalam untaian tersebut?

Jawab :
Dengan mengandaikan head turun seperti dalam soal nomor 1, sebesar 14,6 m air,
maka diperoleh persentase laju alir volumetrik tiap pipa.

14,6 4m
S305   , Q305 = 1,39 mgd = 0,061 m3/dtk (41,2%)
3658 1000m
14,6 12m
S203   , Q203 = 0,89 mgd = 0,039 m3/dtk (26,4%)
1219 1000m
14,6 6m
S254   , Q254 = 1,09 mgd = 0,048 m3/dtk (32,4%)
2438 1000m
Q total = 0,148 m3/dtk (100%)

Aliran dalam tiap cabang tersebut merupakan presentase dari aliran total, sehingga
untuk aliran total sebesar 0,285 m3/dtk, aliran di tiap cabang pipa :

Q305 = 41,2% x 0,285 = 0,117 m3/dtk

Q203 = 26,4% x 0,285 = 0,074 m3/dtk

Q254 = 32,4% x 0,285 = 0,094 m3/dtk

Q total = 0,285 m3/dtk

Dari diagram B diperoleh :


13,5m 13,5  3,658 49,4m
S305    , penurunan head A ke E = 49,4 m
1000m 1000  3,658 3658m
40m 40  1,219 48,8m
S203    , penurunan head dari A ke E = 48,8 m
1000m 1000  1,219 1219m
20m 20  2,438 48,8m
S203    , penurunan head dari A ke E = 48,8 m
1000m 1000  2,438 2438m

Dari ketiga hasil diatas penurunan head relatif sama.

34
Cara perhitungan yang lain adalah dengan pipa ekivalen

Misal pada pipa 305 mm.


Diketahui : C1 = 100
D = 305 mm = 0,305 m
L = 3658 m
Dengan menggunakan harga-harga di atas, untuk head turun sebesar 14,6 m akan
dihasilkan aliran sebesar :

S = h/L = 14,6 / 3658 = 0,0399

Q  0,2785 C1 d2.63 S0,54


Q = 0,2785 x 100 x 0,3052,63 x 0,03990,54
Q = 0,0621 m3/dtk

Untuk head turun

35

You might also like