Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 9

REFLEKSI KASUS HIDUP

Dokter Pembimbing :
dr. I. B. Gd Surya Putra P, Sp. F

Disusun oleh :
………..
406……..

KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
PERIODE 8 JANUARI 2018 – 3 FEBRUARI 2018
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR SARDJITO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
A. Identitas

Nama : Tn. JS

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 20 tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : Tidak bekerja

Alamat : Purwomartani Kalasan, Kab. Sleman

Tanggal Pemeriksaan : 7 Januari 2018

Jam Pemeriksaan : 02.10 – 03.00 WIB

Peristiwa : Kecelakaan lalu lintas

B. Deskripsi

1. Anamnesis

Sekitar 5 jam sebelum masuk Rumah Sakit, pasien penumpang sepeda motor matic

tanpa memakai helm, mengalami kecelakaan tunggal dari motor yang menabrak palang

penutup jalan dan terlempar ke jalan sekitar pukul 02.00 WIB di daerah purwomartani

kalasan. Pengantar merupakan pengendara motor dan mengaku melihat kejadiaan saat

terlempar ke jalanan dengan arah ke depan kanan dan posisi tergeletak. Saat terlempar

ke jalanan, pengantar mengaku pasien masih sadar diri namun hanya mengerang-

ngerang. Pengantar kemudian membawa pasien ke RS HI dan menurut pengantar tidak

ada kejang maupun muntah. Pasien kemudian dirujuk ke RS Sarjidto dalam keadaan

stabil untuk penanganan lanjut. Pengantar mengaku habis minum minuman beralkohol

bersama pasien.
2. Pemeriksaan Fisik

KU: Tampak sakit sedang

Kesadaran: Somnolen (GCS E4V2M5)

Tanda vital: TD 139/75 mmHg, N 107x/m, RR 20x/m

a. Kepala: normocephali

 Dahi: dalam batas normal

 Mata: terdapat luka lecet geser pada sudut kelopak mata kanan sisi luar, dasar kulit,

warna kemerahan, arah dalam ke luar dengan ukuran 1x0.7 cm

 Pipi: terdapat luka terbuka pada pipi kanan 4 cm dari GPD dan 5.5 cm dibawah mata,

ukuran 7x1 cm

 Dagu: dalam batas normal

 Telinga: terdapat luka memar pada belakang telinga kanan regio dengan ukuran

4x3cm

 Leher: terdapat luka lecet geser pada leher belakang sisi kiri , dasar kulit, warna

kemerahan, arah dalam ke luar dengan ukuran 10x7 cm

 Toraks bagian belakang

o Inpeksi:

 Bentuk dada bagian belakang normal

 Bentuk skapula simetris

 Tidak ditemukan bekas luka ataupun benjolan

o Palpasi:

 Perbandingan pergerakan nafas dan stem fremitus sama kuat

o Perkusi:

 Sonor pada kedua lapang dada


o Auskultasi:

 Terdengar bunyi vesikular pada kedua lapang dada

 Ronki dan wheezing tidak ada

 Toraks bagian depan

o Inpeksi:

 Bentuk dada bagian belakang normal

 Bentuk skapula simetris

 Tidak ditemukan bekas luka ataupun benjolan

o Palpasi:

 Tidak terdapat pembesaran KGB supraklavikula, submandibula,

servikal dan aksila

 Perbandingan pergerakan nafas dan stem fremitus sama

o Perkusi:

 Sonor pada kedua lapang dada

o Auskultasi:

 Terdengar bunyi vesikular pada kedua lapang dada

 Ronki dan wheezing tidak ada

 Jantung

o Inpeksi:

 Tidak terlihat pulsasi ictus cordis

o Palpasi:

 Tidak teraba pulsasi ictus cordis

o Perkusi:

 Batas kiri jantung: ICS V, lateral midklavikula sinistra

 Batas atas jantung: ICS III, parasternal line sinistra


 Batas kanan jantung: ICS IV, parasternal line dextra

o Auskultasi:

 BJ I-II reguler cepat, S3 tidak ada, murmur tidak ada

 Abdomen

o Inpeksi:

 Perut datar

 Striae tidak ada

o Auskultasi:

 Bising usus normal, bruit (-), friction rub (-)

o Palpasi:

 Perabaan supel

 Tidak teraba massa pada seluruh kuadran

 Tidak teraba lien dan hepar

o Perkusi:

 Timpani pada seluruh kuadran

 Ekstremitas atas:

o Kanan:

 Terdapat luka lecet geser pada tangan kanan sisi belakang, 2 cm dari

pergelangan tangan, warna kemerahan, dasar kulit, luka kotor, arah

dalam ke luar dengan ukuran 4x5cm

 Terdapat luka lecet geser pada lengan bawah sisi belakang 2cm

dibawah siku, warna kemerahan, dasar luka kotor, arah dalam ke luar

dengan ukuran 12x3cm

 Terdapat derik tulang pada pergelangan tangan

o Kiri:
 Tidak terdapat luka, memar dan derik tulang

 Ekstremitas bawah:

o Tungkai Kanan:

 Tidak terdapat luka, memar dan derik tulang

o Tungkai Kiri:

 Tidak terdapat luka, memar dan derik tulang

 Alat kelamin: tidak dilakukan pemeriksaan

C. Masalah

a. Mekanisme injury?  wiseley

Kecelakaan adalah serangkaian peristiwa dari kejadian yang tidak diduga sebelumnya,
dan selalu mengakibatkan kerusakan benda, luka atau kematian.
Kecelakaan lalu lintas adalah setiap kecelakaan kendaraan bermotor yang
terjadi di jalan raya.
Lalu kecelakaan lalu lintas dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
 “A motor vehicle accident”
Adalah kejadian yang melibatkan kendaraan bermotor
 “Non-motor vehicle accident”
Adalah kejadian yang terjadi di jalan raya, yang melibatkan pemakai jalan untuk
transportasi atau untuk mengadakan perjalanan dengan kendaraan yang bukan
kendaraan bermotor.1
Tujuan utama dalam penyidikan kasus kecelakaan lalu lintas adalah untuk
pencegahan terjadinya kecelakaan dimasa mendatang. Masalah hukuman seperti
dimaksud dalam KUHP Bab XXI perihal menyebabkan masalah lain / sekunder.
Walaupun yang menjadi tujuan utama dalam penyidikan kecelakaan lalu lintas
adalah untuk maksud penccegahan, kemungkinan kasus pembunuhan harus tetap selalu
difikirkan. Dengan demikian sebagai konsentrasinya, penyidikan harus dilakukan
dengan sebaik-baiknya.
Bila berdasarkan korban yang terluka, dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :
 Pedestrians
Pejalan kaki yang terluka oleh kendaraan bermotor dapat mengalami cedera melalui
kontak langsung dengan kendaraan (injuri primer) atau melalui kontak dengan
objek lain setelah terjadi kontak primer dengan kendaraan bermotor (injuri
sekunder).
Injuri primer dapat membentuk suatu pola yang mudah dikenali, walaupun
banyak hal pula yang dapat mempengaruhi. Contohnya pada orang dewasa, jika
tertabrak oleh bagian depan sebuah mobil, bemper bagian depan biasanya
mengalami kontak setinggi lutut korban. Namun dapat pula terjadi injuri primer
tambahan, seperti pada bagian paha, dikarenakan kontak oleh bagian lain dari
mobil, contohnya bonnet / hood.
Injuri sekunder biasanya lebih serius dan dapat menyebabkan kematian lebih
banyak dibanding injuri primer. Injuri sekunder sendiri bervariasi, dapat terjadi
secara ringan berupa abrasi, hingga yang berat berupa patah tulang.
 Car occupants
Sebagian besar kecelakaan yang terjadi adalah bagian depan mobil menabrak mobil
lain atau benda lain yang cenderung diam, kecelakaan jenis ini dengan cepat
menurunkan kecepatan mobil / deceleration impact. Sedangkan pada sebagian kecil
kecelakaan terjadi dari belakang, dan menyebabkan acceleration impact. Dan yang
paling jarang terjadi berupa side impact dan roll-over. Penggunaan seatbelt dan
airbags pun dapat menimbulkan cedera pada penggunanya.
 Cyclist
Mayoritas cedera yang terjadi pada pengendara roda dua dikarenakan terjatuhnya
korban dari kendaraan bermotor ke jalan raya. Abrasi dapat terjadi pada hampir
semua kasus dengan kecepatan tinggi, sedangkan cedera pada dada, tulang
belakang, dan ekstremitas biasanya disebabkan oleh benturan langsung dengan
kendaraan lain atau jalan raya. Kecelakaan juga dapat terjadi secara tail gating,
dimana kendaraan roda dua masuk ke bawah truk, yang dapat menyebabkan cedera
kepala berat hingga dekapitasi.2
Faktor yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan lalu lintas, antara lain:
 Faktor manusia
Faktor manusia merupakan faktor yang paling dominan dalam kecelakaan. Hampir
semua kejadian kecelakaan didahului dengan pelanggaran rambu-rambu lalu lintas.
Pelanggaran dapat terjadi karena sengaja melanggar, ketidaktahuan terhadap arti
aturan yang berlaku ataupun tidak melihat ketentuan yang diberlakukan atau pula
pura-pura tidak tahu, kelelahan fisik bahkan penggunaan alkohol ataupun obat-obat
terlarang.
 Faktor kendaraan
Faktor kendaraan yang paling sering terjadi adalah ban pecah, rem tidak berfungsi
sebagaimana seharusnya, kelelahan logam yang mengakibatkan bagian kendaraan
patah, peralatan yang sudah aus tidak diganti dan berbagai penyebab lainnya.
Keseluruhan faktor kendaraan sangat terkait dengan technologi yang digunakan,
perawatan yang dilakukan terhadap kendaraan. Data resmi yang dikeluarkan
Dishub Kota Depok mencatat, saat ini jumlah angkot yang beroperasi melayani
penumpang di 40 trayek atau rute yang ada berjumlah 7.504 unit kendaraan. Dari
jumlah itu sebanyak 3.752 unit atau 50 persennya tidak layak beroperasi.
Keberadaan angkot tak layak jalan itu pun kerep menimbulkan persoalan. Seperti,
terjadinya kebakaran akibat konsleting listrik. Dan mogok ditengah jalan sehingga
menggangu arus lalu lintas.
 Faktor jalan
Faktor jalan terkait dengan kecepatan rencana jalan, geometrik jalan, pagar
pengaman didaerah pegunungan, ada tidaknya median jalan, jarak pandang dan
kondisi permukaan jalan. Jalan yang rusak/berlobang sangat membahayakan
pemakai jalan terutama bagi pemakai sepeda motor.
 Faktor lingkungan
Hari hujan juga mempengaruhi unjuk kerja kendaraan seperti jarak pengereman
menjadi lebih jauh, jalan menjadi lebih licin, jarak pandang juga terpengaruh karena
penghapus kaca tidak bisa bekerja secara sempurna atau lebatnya hujan
mengakibatkan jarak pandang menjadi lebih pendek. Asap dan kabut juga bisa
mengganggu jarak pandang, terutama didaerah pegunungan.3

b. Apakah perlu dilakukan visum?  tiffany

c. Medikolegal (UU)?  Yinvill

d. Pemeriksaan penunjang?  gardino

D. Analisis Kasus

E. Kesimpulan
F. Referensi

Budiyanto A, Wdiatmaka W, Sudiono S, Hertian S, Winardi T, Sampurna B, et al. 1997.

Traumatologi Forensik. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik FKUI, p37-41.

Nurhantari Y, Suhartini, Widagdo H, Pidada IBG, Suciningtyas M, Gizela BA, et al.

2011. Paduan Belajar Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal. Yogyakarta: Fakultas

Kedokteran Universitas Gadjah Mada.

You might also like