Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 38

BAB I

UJI KERUGIAN GESEK ALIRAN


FLUIDA DALAM SISTEM PERPIPAAN

1.1 TUJUAN PRAKTIKUM :


Untuk mengetahui besarnya kerugian gesekan dari pada aliran fluida dalam suatu
aliran perpipaan (instalasi pipa) ; akibat tekanan gesek yang timbul pada pipa karena adanya
viskositas fluida dan kekasaran permukaan dari bahan pipa.

1.2 DASAR TEORI


1.2.1. Laju aliran Volumetrik
Laju aliran sebagai fungsi penurunan tekanan (pressure drop), pada aliran yang sudah
berkembang penuh (Fully developed flow), dan gredasi tekanan p / x konstan, adalah :

R 4  p   p  P2  p 1 p
Q-  ; dimana  x   
8  x    L L

maka :

R 4 P D 4 P
Q  .........................................( 2.1)
8 L 128 L

1.2.2. Kecepatan rata-rata

 Q 4Q
V   . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.2a) atau
A D 2
 D 2 P
V  . . . .. . .. . .. . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . (2.2b)
32 L

1.2.3 Angka Reynold unutk aliran di dalam pipa


 
VD VD
Re  atau Re  . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.3)
 

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya | Laporan Praktikum Fluida 1


1.2.4 Faktor Gesek

64
f la min er  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(2.4a)
Re
1.2.4.1 Faktor gesek untuk aliran laminer
Dari rumus di atas tampak bahwa pada aliran laminer, faktor gesek tidak tergantung
pada kekasaran pipa.
1.2.4.2 Faktor gesek untuk aliran turbulen

0,3164
f turbulen  . . . . . . . . . . . . . . . .(2.4b)
Re 0, 25
Faktor gesek dapat juga di definisikan sebagai fungsi angka reynold dan kekasaran
relatif bahan pipa.

e
f  Q(Re, )
D
Diagram untuk mencari harga faktor gesek dari Re dan e/D adalah sebagai berikut :

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya | Laporan Praktikum Fluida 2


Gambar 2.1 : diagram faktor gesek pada pipa
1.3. Alat Uji dan Kelengkapan
Alat uji dan kelengkapan yang digunakan dalam melakukan percobaan adalah sebagai
berikut :

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya | Laporan Praktikum Fluida 3


 Sistem perpipaan (instalasi pipa gesek)
Instalasi pipa gesek terbuat dari pipa tembaga yang terdiri dari 4 pipa lurus dengan
diameter yang berbeda-beda dan dengan jarak ukur tekanan tertentu. Sistem perpipaan ini
dilengkapi dengan sambungan-sambungan pipa (fittings) dan katup-katup (valves). (lihat
gambar instalasi pipa gesek)

Gambar 2.2 : Alat uji (instalasi) pipa gesek


Keterangan Gambar :
1. Pompa sentrifugal
2. Rotameter
3. Tempat alat ukur pressure gauge
4. Tabung transparan
5 Reservoir
6. Globe Valve
7. Gate Valve

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya | Laporan Praktikum Fluida 4


 Pompa
Pompa yang digunakan didalam mendukung pelaksanaan percobaan di sini adalah 1
(satu) unit pompa sentrifugal, dengan kapasitaas maksimum 6 m3/jam.
 Motor listrik
Motor listrik digunakan untuk menggerakkan pompa. Rate motor listrik adalah
sebagai berikut :
- Daya : 1,5 Kw
- Kecepatan (putaran) : 2900 rpm
- Voltase : 220V / 380V
 Rotameter
Rotameter berfungsi untuk menjukkan kapasitas atau debit air yang dibutuhkan pada
saat pengujian.
 Manometer
Manometer berfungsi untuk mengukur perbedaan tekanan air yang terjadi pada
vanturi. Jenis manometer yang dipakai di sini adalah manometer air raksa.
 Pressure Gauge (pengukur tekanan)
Pengunaan pressure gauge di sini adalah untuk mengukur tekanan yang terjadi pada
masing-masing pipayang diuji.
 Termometer
Fungsi termometer disini adalah untuk mengukur suhu air pada saat melakukan
percobaan. Dengan diketahuinya suhu air, maka density (massa jenis) dan viskositas
air dapat diketahui. Jenis termometer yang dipakai disini adalah jenis termometer air
raksa biasa.

1.4. PROSEDUR ATAU LANGKAH-LANGKAH PENGUJIAN

Langkah ke-1 :
Resevoir air diisi air sampai pada batas ketinggian permukaan air tertentu sesuai
dengan yang diinginkan. Sebelum pompa dihidupkan, semua globe valve dalam
keadaan terbuka kecuali gate valve pada pipa discharge dari pompa dalam keadaan
tertutup. Hal ini bertujuan untuk mencegah atau menghindari terjadinya penekanan
tiba-tiba dari laju aliran pada saat pompa mulai dihidupkan, sehingga dapat merusak
instalasi.

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya | Laporan Praktikum Fluida 5


Langkah ke-2 :
Hidupkan pompa (sakelar pada posisi “on”), kemudian secara perlahan-lahan gate
valve dibuka hingga laju aliran stabil. Laju aliran dapat diamati pada pipa kaca,disini
akan dapat terlihat apakah masih terdapat / terjadi gelembung-gelembung udara pada
alirannya.
Jika sudah tidak terjadi gelembung-gelembung udara, maka globe valve pada pipa by
pass ditutup, sedangkan globe valve pada pipa-pipa yang lain dalam keadaan terbuka
sebelum dilakukan pengamatan pada pengukuran di tiap-tiap tempat yang telah
ditetapkan.

Langkah ke-3 :
Setelah aliran air bebas gelambung udara,laju aliran yang dipompakan diatur dengan
memutar gate valve sesuai dengan jumlah atau kapasitas laju aliran yang telah
ditentukan. (dilihat pada rotameter).

Langkah ke-4 :
Amati hasil pengukuran pada pressure gauge ditiap-tiap tempat yang telah ditetapkan,
untuk mengetauhi perbedaan tekanan ( pressure drop ) pada pipa yang diukur.
Misalkan : kita melakukan pengamatan pada pipa pertama, maka kita harus menutup
aliran yang menuju pada pipa kedua, ketiga dan keempat. Gate valve dibuka secara
bertahap sambil mengamati rota meter dan pressure gauge dengan jarak tap yang
sudah ditetapkan.

Langkah ke -5 :
Buka gate valve secara bertahap hingga batas maksimal. Berapa laju aliran maksimum
yang hanya diperlukan untuk pipa lurus sepanjang jarak tap yang sudah ditetapkan,
serta berapa tekanan maksimum yang terjadi di sepanjang pipa lurus tersebut.

Langkah ke – 6 :
Lakukan percobaan yang sama pada kedua, pipa ketiga dan pipa keempat.

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya | Laporan Praktikum Fluida 6


1.5. DATA HASIL PENGUJIAN

Data hasil pengamatan pada pipa lurus tembaga, temperatur air ( T air = 27 oC ).

Katup Q P1-P2=p (𝑘𝑔/𝑐𝑚2 )


pipa terbuka m3⁄𝑠 D3=17 mm L=140 cm D4=21 mm L=140 cm D5=27,2 mm L=140 cm
(putaran) P1 P2 P1 P2 P1 P2
1 0,024 3 2,8 - - - -
3 3 0,028 4,3 4,2 - - - -
5 0,029 4,6 4,5 - - - -
1 0,027 - - 2,7 2,5 - -
4 3 0,028 - - 4,2 4,0 - -
5 0,029 - - 4,4 4,2 - -
1 0,026 - - - - 2,5 2,3
5 3 0,028 - - - - 4 3,5
5 0,029 - - - - 4,5 4,2

Keterangan : ∆P = Penurunan tekanan (Presure drop)


D = Diameter dalam pipa
L = Jarak tap panjang pipa yang diukur)
Asumsi :
1. Aliran steady : aliran yang kecepatannya tidak berubah dengan waktu.
1. Aliran incompressible : aliran dimana densitas fluidanya berubah didalam medan aliran.
2. Fully developed flow : aliran yang vektor kecepatannya tidak lagi berubah terhadap
koordinat.

1.6. PERHITUNGAN DATA

Temperatur air pada saat percobaan = 270 C.


Dari tabel sifat fisik dari air, satuan SI didapat :
Temperatur (T) Density (ρ) Viskositas kinematik (ʋ)
250C 997,1 Kg/m3 0,897 x 10-6 m2/sec
300C 995,7 Kg/m3 0,804 x 10-6 m2/sec
Dengan cara interpolasi, didapat :
ρ = 996,54 Kg/m3
ʋ= 0,8598 x 10-6 m2/sec

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya | Laporan Praktikum Fluida 7


Pipa 3  D = 17 mm = 0,017 m

 Buka katup : 1 putaran

𝑘𝑔⁄ 𝑘𝑔⁄ 𝑘𝑔⁄


P = 3 𝑐𝑚2  2,8 𝑐𝑚2 = 0.2 𝑐𝑚2
Kecepatan Rata-rata Aliran ( V )
𝑄 4Q
V= =
𝐴 D2

Q = 0,024 m3⁄𝑠

D = 17 mm = 0,017 m
4 ∗0,024
V= = 105,7 𝑚⁄𝑠
 ·(0,0172 )

Angka Reynold (Re)


𝑉 ·𝐷
Re =
ʋ

V =105,7𝑚⁄𝑠

D = 17 mm = 0,017 m

ʋ = 0,8598 x 10-6 m2/sec

105,7 · 0,017
Re = = 2.09 · 106
0,8598 · 10−6

Re = 2.09 · 106 > 2300  Aliran Turbulen

Faktor Gesek ()


0,3164 0,3164
turbulen = = = 0,0083
𝑅𝑒 0,25 (2.09 · 106 )0,25

Harga Kekasaran Pipa Gesek (e)


𝑒⁄ = 0,000001 e = 0,000001·D
𝐷
1 𝑖𝑛
= 0,000001 · (1,7 cm X )
2,54 𝑐𝑚

= 6,69 · 10−7 in = 5,57 . 10−8 ft


Bila dinyatakan dalam mka = (5,57 · 10−8) ft · (0,3048 𝑚⁄𝑓𝑡) = 1,70 · 10−8 mka

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya | Laporan Praktikum Fluida 8


Kerugian Gesek Pada Pipa (Hl)

𝑃1 𝑉1 2 𝑃2 𝑉2 2
+ + 𝑔𝑧1 = + + 𝑔𝑧2 + hl
𝜌 2 𝜌 2

𝑃1− 𝑃2
= hl
𝜌

𝑘𝑔⁄
𝑝 0.2 · 104
𝑚2
Hl = = 𝑘𝑔⁄ = 2,006 mka
𝜌 996,54
𝑚3

 Buka katup : 3 putaran

𝑘𝑔⁄ 𝑘𝑔⁄ 𝑘𝑔⁄


P = 4,3 𝑐𝑚2  4,2 𝑐𝑚2 = 0.1 𝑐𝑚2
Kecepatan Rata-rata Aliran (V)
𝑄 4Q
V= =
𝐴 D2
3
Q = 0,028 𝑚 ⁄𝑠

D = 17 mm = 0,017 m
4 ∗ 0,028
V= = 123,4 𝑚⁄𝑠
 ·(0,0172 )

Angka Reynold (Re)


𝑉 ·𝐷
Re =
ʋ

V =123,4 𝑚⁄𝑠

D = 17mm = 0,017 m

ʋ = 0,8598 x 10-6 m2/sec

123,4 · 0,017 2.0978


Re = = = 2,44 · 106
0,8598 · 10−6 0,8598 · 10−6

Re = 2,44 · 106 > 2300  Aliran Turbulen

Faktor Gesek ()

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya | Laporan Praktikum Fluida 9


0,3164 0,3164 0,3164
turbulen = = = = 0,008
𝑅𝑒 0,25 (2,4 · 106 )0,25 39,5

Harga Kekasaran Pipa Gesek


𝑒⁄ = 0,000001 e = 0,000001·D
𝐷
1 𝑖𝑛
= 0,000001 · (1,7 cm X )
2,54 𝑐𝑚

= 6,69 · 10−7 in = 5,57 . 10−8 ft


Bila dinyatakan dalam mka = (5,57 · 10−8) ft · (0,3048 𝑚⁄𝑓𝑡) = 1,70 · 10−8 mka

Kerugian Gesek Pada Pipa (Hl)

𝑃1 𝑉1 2 𝑃2 𝑉2 2
+ + 𝑔𝑧1 = + + 𝑔𝑧2 + hl
𝜌 2 𝜌 2

𝑃1− 𝑃2
= hl
𝜌

𝑘𝑔⁄
𝑝 0.1 · 104
𝑚2
Hl = = 𝑘𝑔⁄ = 1,0035 mka
𝜌 996,54
𝑚3

 Buka katup : 5 putaran

𝑘𝑔⁄ 𝑘𝑔⁄ 𝑘𝑔⁄


P = 4,6 𝑐𝑚 2  4,5 𝑐𝑚 2 = 0,1 𝑐𝑚2
Kecepatan Rata-rata Aliran (V)
𝑄 4Q
V= =
𝐴 D2
3
Q = 0,029 𝑚 ⁄𝑠

D = 17 mm = 0,017 m
4 ∗ 0,029
V= = 127,8 𝑚⁄𝑠
 ·(0,0172 )

Angka Reynold (Re)


𝑉 ·𝐷
Re =
ʋ

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya | Laporan Praktikum Fluida 10


V =127,8 𝑚⁄𝑠

D = 17mm = 0,017 m

ʋ = 0,8598 x 10-6 m2/sec

127,8 · 0,017
Re = = 2,52 · 106
0,8598 · 10−6

Re = 2,6 · 106 > 2300  Aliran Turbulen

Faktor Gesek ()


0,3164 0,3164
turbulen = = = 0,0079
𝑅𝑒 0,25 (2,52 · 106 )0,25

Harga Kekasaran Pipa Gesek


𝑒⁄ = 0,000001 e = 0,000001·D
𝐷
1 𝑖𝑛
= 0,000001 · (1,7 cm X )
2,54 𝑐𝑚

= 6,69 · 10−7 in = 5,57 . 10−8 ft


Bila dinyatakan dalam mka = (5,57 · 10−8) ft · (0,3048 𝑚⁄𝑓𝑡) = 1,70 · 10−8 mka

Kerugian Gesek Pada Pipa (Hl)


𝑃1 𝑉1 2 𝑃2 𝑉2 2
+ + 𝑔𝑧1 = + + 𝑔𝑧2 + hl
𝜌 2 𝜌 2

𝑃1− 𝑃2
= hl
𝜌

𝑘𝑔⁄
𝑝 0.1 · 104
𝑚2
Hl = = 𝑘𝑔⁄ = 1,0035 mka
𝜌 996,54
𝑚3

Bukaan Q P V Hl
3 𝑘𝑔⁄ 𝑚
( ⁄𝑠 ) 
Katup ( 𝑚 ⁄𝑠 ) (
Re (mka)
(putaran) 𝑐𝑚2 )
1 0,026 0,2 105,7 2,09 · 106 0,008 1,0069
3 0,028 0,1 123,4 2,44 · 106 0,008 1,0034
5 0,030 0,1 127,8 2,52· 106 0,007 1,0035

Pipa 4  21 mm = 0,021 m

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya | Laporan Praktikum Fluida 11


 Buka katup : 1 putaran

𝑘𝑔⁄ 𝑘𝑔⁄ 𝑘𝑔⁄


P = 2,7 𝑐𝑚2  2,5 𝑐𝑚2 = 0,2 𝑐𝑚2
Kecepatan Rata-rata Aliran ( V )
𝑄 4Q
V= =
𝐴 D2
3
Q = 0,027 𝑚 ⁄𝑠

D = 21 mm = 0,021 m
4∗0,027
V= = 77,9 𝑚⁄𝑠
 ·(0,0212 )

Angka Reynold (Re)


𝑉 ·𝐷
Re =
ʋ

V =77,9 𝑚⁄𝑠

D = 21 mm = 0,021 m

ʋ = 0,8598 x 10-6 m2/sec

77,9 · 0,027
Re = = 1,90 · 106
0,8598 · 10−6

Re = 1,90 · 106 > 2300  Aliran Turbulen

Faktor Gesek ()


0,3164 0,3164 0,3164
turbulen = = = = 0,0079
𝑅𝑒 0,25 (2,44 · 106 )0,25 39,56

Harga Kekasaran Pipa Gesek (e)


𝑒⁄ = 0,000001 e = 0,000001·D
𝐷
1 𝑖𝑛
= 0,000001 · (2,1 cm X )
2,54 𝑐𝑚

= 8,27 · 10−7 in = 6,89 · 10−8 ft


Bila dinyatakan dalam mka = (6,89 · 10−8) ft · (0,3048 𝑚⁄𝑓𝑡) = 2,1 · 10−8 mka

Kerugian Gesek Pada Pipa (Hl)

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya | Laporan Praktikum Fluida 12


𝑃1 𝑉1 2 𝑃2 𝑉2 2
+ + 𝑔𝑧1 = + + 𝑔𝑧2 + hl
𝜌 2 𝜌 2

𝑃1− 𝑃2
= hl
𝜌

𝑘𝑔⁄
𝑝 0,2 · 104
𝑚2
Hl = = 𝑘𝑔⁄ = 2,0069 mka
𝜌 996,54
𝑚3

 Buka katup : 3 putaran

𝑘𝑔⁄ 𝑘𝑔⁄ 𝑘𝑔⁄


P = 4,2 𝑐𝑚2  4 𝑐𝑚2 = 0,2 𝑐𝑚2
Kecepatan Rata-rata Aliran (V)
𝑄 4Q
V= =
𝐴 D2
3
Q = 0,028 𝑚 ⁄𝑠

D = 21 mm = 0,021 m
4 ∗ 0,028
V= = = 80,88 𝑚⁄𝑠
 ·(0,0212 )

Angka Reynold (Re)


𝑉 ·𝐷
Re =
ʋ

V =80,88 𝑚⁄𝑠
D = 21 mm = 0,021 m
ʋ = 0,8598 x 10-6 m2/sec
80,88 · 0,028 2.26464
Re = = = 1.97 · 106
0,8598 · 10−6 0,8598 · 10−6

Re = 1,97 · 106 > 2300  Aliran Turbulen

Faktor Gesek ()


0,3164 0,3164
turbulen = = = 0,0084
𝑅𝑒 0,25 (1,97 · 106 )0,25

Harga Kekasaran Pipa Gesek


𝑒⁄ = 0,000001 e = 0,000001·D
𝐷

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya | Laporan Praktikum Fluida 13


1 𝑖𝑛
= 0,000001 · (2,1 cm X )
2,54 𝑐𝑚

= 88,26 · 10−7in = 6,89 · 10−8 ft


Bila dinyatakan dalam mka = (6,89 · 10−8) ft · (0,3048 𝑚⁄𝑓𝑡) = 2,1 · 10−8 mka

Kerugian Gesek Pada Pipa (Hl)


𝑃1 𝑉1 2 𝑃2 𝑉2 2
+ + 𝑔𝑧1 = + + 𝑔𝑧2 + hl
𝜌 2 𝜌 2

𝑃1− 𝑃2
= hl
𝜌

𝑘𝑔⁄
𝑝 0,1 · 104
𝑚2
Hl = = 𝑘𝑔⁄ = 2,0069 mka
𝜌 996,54
𝑚3

 Buka katup : 5 putaran

𝑘𝑔⁄ 𝑘𝑔⁄ 𝑘𝑔⁄


P = 4,4 𝑐𝑚 2  4,2 𝑐𝑚 2 = 0,2 𝑐𝑚2
Kecepatan Rata-rata Aliran (V)
𝑄 4Q
V= =
𝐴 D2
3
Q = 0,029 𝑚 ⁄𝑠

D = 21 mm = 0,021 m
4 ∗ 0,029 0,116
V= = = 83,77 𝑚⁄𝑠
 ·(0,0212 ) 0.00138474

Angka Reynold (Re)


𝑉 ·𝐷
Re =
ʋ

V =83,77 𝑚⁄𝑠

D = 21 mm = 0,021 m

ʋ = 0,8598 x 10-6 m2/sec

83,77 · 0,021 1.75917


Re = −6
= = 2.04 · 106
0,8598 · 10 0,8598 · 10−6

Re = 2.04 · 106 > 2300  Aliran Turbulen

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya | Laporan Praktikum Fluida 14


Faktor Gesek ()
0,3164 0,3164 0,3164
turbulen = = = = 0,0083
𝑅𝑒 0,25 (2.04 · 106 )0,25 37,82

Harga Kekasaran Pipa Gesek


𝑒⁄ = 0,000001 e = 0,000001·D
𝐷
1 𝑖𝑛
= 0,000001 · (2,1 cm X )
2,54 𝑐𝑚

= 8,27 · 10−7 in = 6,89 · 10−8 ft


Bila dinyatakan dalam mka = (6,89 · 10−8) ft · (0,3048 𝑚⁄𝑓𝑡) = 2,1 · 10−8 mka

Kerugian Gesek Pada Pipa (Hl)

𝑃1 𝑉1 2 𝑃2 𝑉2 2
+ + 𝑔𝑧1 = + + 𝑔𝑧2 + hl
𝜌 2 𝜌 2

𝑃1− 𝑃2
= hl
𝜌

𝑘𝑔⁄
𝑝 0,2 · 104
𝑚2
Hl = = 𝑘𝑔⁄ = 2,0069 mka
𝜌 996,54
𝑚3

Bukaan Q P V Hl
3 𝑘𝑔⁄ 𝑚
( ⁄𝑠 ) 
Katup ( 𝑚 ⁄𝑠 ) (
Re (mka)
(putaran) 𝑐𝑚2 )
1 0,027 0,2 77,99 1,90 · 106 0,0085 2,0069
3 0,028 0,2 80,88 1,97 · 106 0,0084 2,0069
5 0,029 0,2 83,77 2,04 · 106 0,0083 2,0069

Pipa 5  D = 27,2 mm = 0,0272 m

 Buka katup : 1 putaran

𝑘𝑔⁄ 𝑘𝑔⁄ 𝑘𝑔⁄


P = 2,5 𝑐𝑚2  2,3 𝑐𝑚2 = 0.2 𝑐𝑚2
Kecepatan Rata-rata Aliran ( V )
𝑄 4Q
V= =
𝐴 D2

Q = 0,026 m3⁄𝑠

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya | Laporan Praktikum Fluida 15


D = 27,2 mm = 0,0272 m
4 ∗0,026 0,104
V= = = 44,77 𝑚⁄𝑠
 ·(0,02722 ) 0.0023230976

Angka Reynold (Re)


𝑉 ·𝐷
Re =
ʋ

V =44,77 𝑚⁄𝑠

D = 27,2 mm = 0,0272 m

ʋ = 0,8598 x 10-6 m2/sec

44,77 · 0,0272 1.217744


Re = = = 1,4 · 106
0,8598 · 10−6 0,8598 · 10−6

Re = 1,4 · 106 > 2300  Aliran Turbulen

Faktor Gesek ()


0,3164 0,3164 0,3164
turbulen = = = =0,009
𝑅𝑒 0,25 (1,4 · 106 )0,25 34,5

Harga Kekasaran Pipa Gesek (e)


𝑒⁄ = 0,000001 e = 0,000001·D
𝐷
1 𝑖𝑛
= 0,000001 · (2,72 cm X )
2,54 𝑐𝑚

= 1,07 · 10−6 in = 8,92 . 10−8 ft


Bila dinyatakan dalam mka = (8,92 · 10−8) ft · (0,3048 𝑚⁄𝑓𝑡) = 2,72 · 10−8 mka

Kerugian Gesek Pada Pipa (Hl)

𝑃1 𝑉1 2 𝑃2 𝑉2 2
+ + 𝑔𝑧1 = + + 𝑔𝑧2 + hl
𝜌 2 𝜌 2

𝑃1− 𝑃2
= hl
𝜌

𝑘𝑔⁄
𝑝 0.2 · 104
𝑚2
Hl = = 𝑘𝑔⁄ = 2,0069 mka
𝜌 996,54
𝑚3

 Buka katup : 3 putaran

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya | Laporan Praktikum Fluida 16


𝑘𝑔⁄ 𝑘𝑔⁄ 𝑘𝑔⁄
P = 4,4 𝑐𝑚2  4,2 𝑐𝑚2 = 0.2 𝑐𝑚2
Kecepatan Rata-rata Aliran (V)
𝑄 4Q
V= =
𝐴 D2
3
Q = 0,028 𝑚 ⁄𝑠

D = 27,2 mm = 0,0272 m
4 ∗ 0,028
V= = 48,21 𝑚⁄𝑠
 ·(0,02722 )

Angka Reynold (Re)


𝑉 ·𝐷
Re =
ʋ

V =48,21 𝑚⁄𝑠

D = 27,2 mm = 0,0272 m

ʋ = 0,8598 x 10-6 m2/sec

48,21 · 0,0272
Re = = 1,41 · 106
0,8598 · 10−6

Re = 1,41 · 106 > 2300  Aliran Turbulen

Faktor Gesek ()


0,3164 0,3164
turbulen = = = 0,009
𝑅𝑒 0,25 (1,41 · 106 )0,25

Harga Kekasaran Pipa Gesek


𝑒⁄ = 0,000001 e = 0,000001·D
𝐷
1 𝑖𝑛
= 0,000001 · (2,72 cm X )
2,54 𝑐𝑚

= 1,07 · 10−6 in = 8,92 . 10−8 ft


Bila dinyatakan dalam mka = (8,92 · 10−8) ft · (0,3048 𝑚⁄𝑓𝑡) = 2,72 · 10−8 mka

Kerugian Gesek Pada Pipa (Hl)

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya | Laporan Praktikum Fluida 17


𝑃1 𝑉1 2 𝑃2 𝑉2 2
+ + 𝑔𝑧1 = + + 𝑔𝑧2 + hl
𝜌 2 𝜌 2

𝑃1− 𝑃2
= hl
𝜌

𝑘𝑔⁄
𝑝 0.1 · 104
𝑚2
Hl = = 𝑘𝑔⁄ = 1,0035 mka
𝜌 996,54
𝑚3

 Buka katup : 5 putaran

𝑘𝑔⁄ 𝑘𝑔⁄ 𝑘𝑔⁄


P = 4,5 𝑐𝑚2  4,2 𝑐𝑚2 = 0,3 𝑐𝑚2
Kecepatan Rata-rata Aliran (V)
𝑄 4Q
V= =
𝐴 D2
3
Q = 0,029 𝑚 ⁄𝑠

D = 27,2 mm = 0,0272 m
4 ∗ 0,029
V= = 49,93𝑚⁄𝑠
 ·(0,02722 )

Angka Reynold (Re)


𝑉 ·𝐷
Re =
ʋ

V =49,93 𝑚⁄𝑠

D = 27,2 mm = 0,0272 m

ʋ = 0,8598 x 10-6 m2/sec

49,93 · 0,0272
Re = = 1,57 · 106
0,8598 · 10−6

Re = 1,57 · 106 > 2300  Aliran Turbulen

Faktor Gesek ()


0,3164 0,3164 0,3164
turbulen = = = = 0,008
𝑅𝑒 0,25 (1,6 · 106 )0,25 35,75

Harga Kekasaran Pipa Gesek


𝑒⁄ = 0,000001 e = 0,000001·D
𝐷

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya | Laporan Praktikum Fluida 18


1 𝑖𝑛
= 0,000001 · (2,72 cm X )
2,54 𝑐𝑚

= 1,07 · 10−6 in = 8,92 . 10−8 ft


Bila dinyatakan dalam mka = (8,92 · 10−8) ft · (0,3048 𝑚⁄𝑓𝑡) = 2,72 · 10−8 mka

Kerugian Gesek Pada Pipa (Hl)

𝑃1 𝑉1 2 𝑃2 𝑉2 2
+ + 𝑔𝑧1 = + + 𝑔𝑧2 + hl
𝜌 2 𝜌 2

𝑃1− 𝑃2
= hl
𝜌

Bukaan Q P V Hl
3 𝑘𝑔 𝑚
( ⁄𝑠 ) 
Katup ( 𝑚 ⁄𝑠 ) ( ⁄𝑐𝑚2 )
Re (mka)
(putaran)
1 0,026 0,2 44,77 1,4 · 106 0,009 2,0069
3 0,030 0,1 51,65 1,6 · 106 0,008 1,0035
5 0,030 0,1 51,65 1,6 · 106 0,008 1,0035
𝑘𝑔⁄
𝑝 0.1 · 104
𝑚2
Hl = = 𝑘𝑔⁄ = 1,0035 mka
𝜌 996,54
𝑚3

1.7 KESIMPULAN

Dari hasil pengujian yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Dengan meningkatnya Debit aliran (Q) maka akan meningkatkan Angka Reynold.
2. Angka Reynold tertinggi ditunjukkan pada pipa1, buka katup 6 putaran dengan nilai
4,35 × 104
3. Dengan meningkatnya Debit aliran (Q) menyebabkan faktor geseknya semakin turun.
4. Semakin besar diameter sebuah pipa, maka nilai faktor geseknya semakin rendah.
5. Semakin tingginya Angka Reynold menyebabkan nilai faktor geseknya semakin
turun.
6. Peningkatan Debit aliran berbanding lurus dengan tinggi nya angka Reynold, namun
berbanding terbalik dengan nilai faktor gesek
7. Terjadinya penurunan tekanan akibat adanya kerugian gesek pada sistem perpipaaan.

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya | Laporan Praktikum Fluida 19


BAB II
UJI POMPA CENTRIFUGAL

2.1. TUJUAN PENGUJIAN


Tujuan uji pompa sentrifugal adalah untuk mengetahui besarnya laju aliran volume
(debit) aliran fluida yang didhasilkan oleh pompa, dengan metode pengukuran yang
menggunakan V-notch weir dan rectangular weir. Dengan diketahuinya debit pompa (Q),
maka dapat pula diketahui variabel-variabel lain dari pompa tersebut, yaitu head pompa (H),
daya hidrolik (WHP), daya pompa (N), effisiensi pompa (η) dan NPSH pompa.
Disamping itu, dapat pula diperoleh karakteristik kerja dari pompa, seperti misalnya :
H = f (Q)
WHP = f (Q)
N = f (Q)
η = f (Q)

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya | Laporan Praktikum Fluida 20


2.2. DASAR TEORI
2.2.1Aliran Internal (Dalam Saluran Tertutup/Pipa)

Gambar 2.1 aliran pada kawasan masuk pipa

Kecepatan rata-rata aliran:

1
V 
A  udA
luas

Ini tentunya harus sama dengan U0 Jadi V = U0 = konstan.


Panjang “entrance length” (L) aliran laminer adalah fungsi dari angka reynold :
  
L VD pVD VD
 0,06 , dimana Re  atau Re
D   

Untuk aliran laminer di dalam pipa, berarti Re < 2300. maka “entrance lenght” (L) akan kita
dapatkan :
L = 0,06 Re.D
L = 0,06 (2300).D
L = 138.D . . . .. .... .. .. .. .. . . . . . . .(2.1)
Untuk aliran turbulen, karena tumbuhnya lapisan batas lebih cepat, maka “entrance lenght”
akan menjadi lebih pendek, yaitu kira-kira 25 s/d 40 kali diameter pipa.

2.2.2. Aliran Eksternal (Aliran Dalam Saluran Terbuka)


Pengukuran kapasitas aliran pada saluran terbuka :

2.2.2.a. Rectanguler Weir

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya | Laporan Praktikum Fluida 21


Gambar 2.2.a. aliran melalui rectanguler weir
Disini berlaku persamaan bernouli :

Di dapat V =  2gγ………………………………………………………….( 2.2 )

Dimana :
p = tekanan (P1 = P2 = P atm) ( kg/cm2)
v = kecepatan cairan (V1 = 0) (m/s)
 = berat jenis cairan (kg/m3)
g = gravitasi 9,8 (m/sec2)

Kapasitas discarge menjadi :


H
Qt   VdA   VLd
4 0
H
 2 gL 
5
dy
0

Qt  2 / 3 2 gL H 3 / 2 .........................................(2.3)
Dimana, Qt = kapasitas discarge teoritis
L = Lebar saluran (weir)

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya | Laporan Praktikum Fluida 22


g = grafitasi = 9,8 (m/sec2)
Eksperimen menunjukkan bahwa eksponen H adalah benar, tetapi koefisiennya terlalu besar.
Kontraksi dan kerugian-kerugian lainnya mengurangi kapasitas teoritis tersebut, sehingga
kapasitas nyata : Q = 62% Qt . . . . . . . . . (2.4)
Jadi Q = 3,33 LH3/2 → satuan english . . . . . . .. . . . . . . .(2.5a)
Q = 1,84 LH3/2 → satuan SI . . . . . . . . . . . . .(2.5b)
2.2.2.b. V- Notch weir

Gambar 2.2.b dari V- notch weir

X L L(H -  )
 maka : X 
H   VH 2 g (dari persamaan
H 2.2)
disubtitus ikan pada V, kita dapatkan :
H
kapasitas L
discharge0 , 5 teoritis :
H
Qt  2g  (HH
  ) dy
Qt   V dA   V X dy . . . . . . . . . . . . . . . . . .(2.6)
0

Qt  4/15 A2g L x 0H 5/2 . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(2.7)


H
dengan merubah L/H dalam bentuk sudut  .... dari V - notch, didapat
L Q
 tan .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.8)
2H 2
sehingga :
Qt  8/15 2g tan Q / 2 x H 5/2 , dimana Q  besar sudut V - notch  90 0
Dengan menggunakan metode yang sama seperti pada rectanguler weir, didapat :
Dengan menggunakan segitiga sebangun, kita dapat hubungkan X dan Y sebagai berikut :
Eksponen pada persamaan di atas benar, tetapi koefisiennya harus dikurangi kira-kira 42%,
karena kontraksinya telah kita abaikan kapasitas nyata :
Q = 58% Qt . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. (2.9)
Secara pendekatan untuk 900 V- notch weir, didapat :
Q = 2,50 H2,5 Satuan English . . . . . . (2.10.a)
Q = 1,38 H2,5 Satuan SI . . . . . . (2.10.b)
2.2.3 Head pompa

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya | Laporan Praktikum Fluida 23


Head pompa dihitung dengan rumus :

Pdr  psr Vdr 2  Vsr 2


HP    Hs  Hd   h1s   h1d
 2g
Keterangan :
Hp = Head pompa (mka)
Hs = Tinggi isap setatis (m)
Hd = Tinggi tekanan statis (m)
Pdr = Tekanan discharge reservoir ( kg/m2)

Psr = Tekanan suction reservoir ( kg/m2)


Vdr = Kecepatan aliran fluida pada discharge reservoir (m/s)
Vsr = Kecepatan aliran fluida pada suction reservoir (m/s)
J = Berat jenis air (kg/m3)
g = Percepatan gravitasi bumi 9,8 (m/sec2)
∑∆hls = Head loss pada pipa suction (mka)
∑∆hld = Head loss pada pipa discharge (mka)

2.2.3.1 Angka reynold aliran fluida di dalam pipa isap


a. Pada pipa isap :

VaxDa
Re 

b. Pada pipa tekan ;

VdxDd
Re 

2.2.3.2 Kecepatan rata-rata aliran di dalam pipa


a. Pada pipa isap :
4Q
Va 
Ds 2

b. pada pipa tekan :

4Q
Vd 
Dd 2

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya | Laporan Praktikum Fluida 24


2.2.3.3 Kecepatan pada reservoir
a. Pada suction reservoir
Vsr = Kecepatan turunan permukaan fluida didalam reservoir karena luas permukaan
fluida pada reservoir jauh lebih besar daripada luas penampang pipa isap, maka
kecepatan turunnya permukaan fluida didalam reservoir sangat kecil, sehingga Vsr ≈0
b. Pada discharge reservoir
Vdr = kecepatan fluida keluar dari ujung pipa discharge karena diameter ujung pipa
discharge sama dengan diameter pipa discharge, maka Vdr = Vd

2.2.3.4 Tekanan pada reservoir


a. Pada suction reservoir
Psr = Tekan pada suction reservoir, adalah sebesar tekanan atmosfir, Psr = Patm
(karena reservoir terbuka ke udara)

b. Pada discharge reservoir


Pdr = tekanan pada discharge reservoir.
 Bila pipa discharge masuk (tenggelam) ke permukaan fluida dalam reservoir,
dimana reservoir terbuka ke udara, maka Pdr = tekanan dipermukaan fluida pada
reservoir = Patm.
 Bila pipa discharge diatas permukaan fluida dalam reservoir dan masih
mempunyai tekanan yang lebih besar dari Patm, maka Pdr hrus diukur atau
dihitung dengan persamaan :
Pdr = (Pd + Patm) – Hd – (Vd2 / 2g) - ∆h1
2.2.3.5 Tekanan pada pipa
a. Pada pipa isap
Ps = tekanan yang diukur dengan pressure gauge pada inlet pompa (lubang
masuk pompa)
b. Pada pipa tekan
Pd = tekana yang diukur dangan pressure gauge pada outlet tekanan pompa (lubang
keluaran pompa)

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya | Laporan Praktikum Fluida 25


2.2.3.6 Tinggi tekanan setatis (static head)
a. Pada pipa isap
Hs = Tinggi statis pada pipa isap.
= Jarak vertikal dari permukaan air pada reservoir, sampai ke poros pompa.
b. Pada pipa tekan
hd = Tinggi statis pada pipa tekan
Hd = Jarak vertikal dari poros pompa sampai ke lubang pengeluaran fluida
(discharge reservoir)
Hd’ = Hd – Zz1 = Hd – 10cm.
2.2.3.7 Kerugian gesek pada instalasi pompa (∑∆h1)
∑∆h1 = ∑∆h1s + ∑∆h1d
a. Pada pipa isap
∑∆h1s = h1s1 + h1s2
dimana :
h1s1 = kerugian gesek karena panjang pipa isap (mayor losses)
h1s2 = kerugian gesek karena sambungan (elbow and tee) dan valve (gate valve) serta
“entrance” (minor losses)
b. Pada pipa tekan
∑∆h1d = h1d1 + h1d2
Dimana :
h1d1 = kerugian gesek karena pnjang pipa tekan (mayor losses)
h1d2 = kerugian gesek karena sambungan (elbow dan tee) dan valve (gate valve)

2.2.4 Daya hidroulik pompa (WHP)


Daya hidroulik adalah daya yang dimiliki oleh fluida atau daya yang dilakukan oleh
pompa untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ketempat lain pada ketinggian (H)
tertentu.

QH
WHP  (hp)
75
Dimana : WHP = Water horse power = daya hidroulik pompa (hp)
Q = Laju volume (debit) aliran dari pompa (m3/jam)
H = Head pompa (mka)
γ = Berat jenis cairan (kg/ m3)

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya | Laporan Praktikum Fluida 26


2.2.5 Daya Motor (Nmtr)
(Nmtr) = EI Cos θ
Dimana : E = Tegangan (voltage) listrik (volt)
I = Kuat arus (ampere)
Cos θ = Faktor konfersi dari daya listrik ke daya mekanik motor
2.2.6 Daya Mekanik (Nmek)
(Nmek) = ηmek x Nmtr
Dimana : ηmek = Effeisiensi mekanik karena adanya kerugian mekanik pada poros motor
akibat gesekan poros dengan bantalan, packing dan sebagainya.
Nmtr = 0,97 (untuk pompa centrifugal)
2.2.7 Effisiensi pompa
Effisiensi pompa adalah perbandingan antara daya yang dimiliki fluida terhadap daya
mekanik.

WHP
p  x100%
N mek

2.2.8 NPSH (Net Positive Suction Head)


Agar pompa dapat bekerja tanpa mengalami kavitasi, harus dipenuhi persyaratan :
NPSH (Head isap positive netto) yang diperlukan > NPSH pada sisi isap pompa
(ekuivalen dengan tekanan isap pada sisi isap pompa), dikurangi dengan tekanan uap
jenuh zat cair di tempat tersebut.
Dalam hal pompa yang menghisap zat cair dari tempat terbuka (dengan atmosfir pada
pemukaan zat cair), maka besarnya :

Pa Pv
NPSH    Hs   h1s
 

Pa
 10,333 m

Keterangan :
hsv = NPSH yang diperlukan (mka)
Pa = Tekanan atmosfir (mka)
Pv = Tekanan uap jenuh (mka)

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya | Laporan Praktikum Fluida 27


γ = Berat zat cair persatuan volume (kgf/m2)
hs = Head isap statis (m), hs (+) jika pompa terletak diatas permukaan zat cair yang
diisapkan dan (-) jika di bawah.
hls = Kerugian di dalam pipa isap (mka)
Contoh :
Pada temperatur air 250 C didapat :
Tekanan uap jenuh (Pv) = 3351 N/m2 = 0,360 mka

2.3. ALAT UJI KELENGKAPAN


2.3.1. Mesin uji pompa sentrifugal
Mesin uji sentrifugal terdiri dari :
 Bak (reservoir) atas dan bawah
 Pompa dan instalasi pipanya (pipa gate valve dan elbow 900)
 Saluran pengukur debit : v-notch weir dan rectanguler weir

Sedangkan pompa yang dipakai adalah 1 unit pompa sentrifugal, merk DAB dengan
spesifikasi sebagai berikut :
Model = Aqua 175 A-pompa susun dangkal (non otomatis)
Kapasitas maksimum = 100 lt/min
Total head = 22,5 m
Putaran = 2850 rpm
Diameter discharge = 1 inch
Diameter suction = 1 inch
Voltage = 220 Volt
Daya motor = 175 Watt

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya | Laporan Praktikum Fluida 28


Gambar : Instalasi Alat Uji Pompa Centrifugal

Keterangan: Zd = 27,8 cm Zs = 9 cm
ZZ1 = 10 cm
Hs ( Tinggi isap statis ) = hs – Zs
Hd ( Tinggi tekanan statis ) = hd – Zd
hs dan hd : diperoleh dari pengujian
hs : Tinggi permukaan air pada sisi isap
hd : Tinggi permukaan air pada sisi tekan

2.3.2. Alat Ukur Yang Dipakai


Alat ukur yang dipakai untuk pengujian ini adalah :
a. Mistar ukur
Terpasang pada bak, dipergunakan untuk mengukur ketinggian air bak
(reservoir)
b. Head tachometer
dipakai untuk mengukur putaran poros elektro motor penggerak pompa,
dipergunakan pada saat poros berputar.
c. Voltmeter
untuk mengukur perubahan voltage (tegengan) listrik saat pompa
dioperasikan.
d. Amperemeter
untuk mengukur perubahan arus listrik pada saat pompa dioperasikan
e. Regulator voltage listrik
untuk menaikan dan menurunkan tegangan listrik (pengujian dilakukan
dangan tegangan listrik yang berbeda – beda)

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya | Laporan Praktikum Fluida 29


2.4. LANGKAH LANGKAH PENGUJIAN
2.4.1. Persiapan sebelum pengujian
a. mempersiapkan peralatan yang akan dipergunakan, terutama instalasi pengisian
pompa
b. membersihkan peralatan pengujian
c. mengisi bak air secukupnya
d. memeriksa ada tidaknya kebocoran pada sambungan instalasi
e. memeriksa alat pengatur regulator voltage listrik, volt meter, ampere meter, dan
tachometer.
f. Switch harus pada off dan gate valve pada pipa discharge harus tertutup rapat.
g. Switch di”on”kan
h. Gate valve dibuka sedikit demi sedikit hingga gelembung-gelembung
udara habis.
i. Pengujian dapat dimulai.

2.4.2. Saat pengujian


a. Putaran poros pompa dicoba pada 3 macam putaran, yaitu 2700, 2800, dan 2850 rpm.
b. Untuk putaran tiap-tiap tertentu tersebut,gate valve dibuka sedikit demi sedikit,
sehinga ketinggian air di dalam bak (resevoir) atas dan bawah dapat ditunjukkan oleh
indikator ketinggian permukaan air (lihat pada sekala mistar ukur) :
Kecepatan putaran poros di atas, masing-masing dengan bukaan katup (gate valve) :
0; 1; 1,5; 2; 2,5; 3; 3,5; 4; 4,5; dan 5 putaran katup.
Kemudian dilihat :
- Besarnya voltage listrik dalam volt.
- Besarnya arus listrik dalam amper.
- Tinggi permukaan air pada sisi tekan (hd) dalam cm.
- Tinggi permukaan air pada sisi hisap (hs) dalam cm.
- Head setatis suction (Hs) dalam cm, dimana Hs = hs  zs
- Tekanan discharge (Pd) dalam Kg/cm2.
2.4.3. selesai pengujian

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya | Laporan Praktikum Fluida 30


Setelah pengujian selesai, mesin dimatikan dengan urutan sebagai berikut :
1. gate valve ditutup.
2. switch di”off” kan.
3. fluida dibuang (bila perlu).
4. alat alat dikembalikan.

2.5. DATA HASIL PENGUJIAN


Rpm Bukaan Voltage Ampere hd hs Pd L pipa Hweir Lweir
Katup (V) (A) ( cm ) ( cm ) ( kg / cm 2 ) (cm) (cm) (cm)
2850 1 220 0.7 31,6 13 1.5 131,1 3.3 7.5
2822 3 220 0.8 31,6 14 0.2 131,1 5 11
2830 7 220 0.6 31,6 14.5 0.1 131,1 5.5 11.5

2.6. PERHITUNGAN DATA


a. kapasitas Alir (Q)
Q = 1,84 LH3/2
Bukan katup 1: Q = 1,84 LH3/2= 1,84 (0,4.0,73/2)= 0,43 cm3= 0,43x 10-6 m3
Bukan katup 3: Q = 1,84 LH3/2= 1,84 (0,7.1,43/2)= 2,1 cm3= 2,1x 10-6 m3
Bukan katup 7: Q = 1,84 LH3/2= 1,84 (3,4.43/2)= 50 cm3= 5x 10-6 m3

b. Head Pompa
𝑃1 𝑉1 2 𝑃2 𝑉2 2
( + + 𝑍1 + 𝐻𝑃) − ( + + 𝑍2 ) = 𝐻𝐿
𝛾 2𝑔 𝛾 2𝑔
2
𝑉2 2 − 𝑉1 𝐿 𝑉2 𝑉2
𝐻𝑃 = ( + (𝑍2 − 𝑍1 ) + 𝑓 +𝑘 )
2𝑔 𝐷 2𝑔 2𝑔

𝑉22 𝐿 𝑉2 𝑉2
𝐻𝑃 = ( + (ℎ𝑠 − 𝑍𝑑 ) + 𝑓 + (3. 𝑒𝑙𝑏𝑜𝑤 90𝑜 + 𝑘𝑒) )
2𝑔 𝐷 2𝑔 2𝑔

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya | Laporan Praktikum Fluida 31


Asumsi:
V1= 0
V2= Q = 1,84 LH3/2 (pada masing-masing bukaan)
𝜋
V= Q/A ; Dimana 𝐴 =
4.𝐷2
(𝑍2 − 𝑍1 ) = (ℎ𝑠 − ℎ𝑑 )
Bukaan Katup 1:
𝑉22 𝐿 𝑉2 𝑉2
𝐻𝑃 = ( + (ℎ𝑠 − 𝑍𝑑 ) + 𝑓 +𝑘 )
2𝑔 𝐷 2𝑔 2𝑔
0,432 131,5 0,222 0,222
=( + 47,4 + 0,023 𝑥 + (3. 90𝑜 + 0,35 )
2. 9,8 2,54 2. 9,8 2. 9,8
= (0,01 + 47,4 + 0,03 + 270)
𝑯𝑷 = 𝟑𝟏, 𝟕𝟒 𝒎𝒌𝒂

Bukaan Katup 3:
𝑉22 𝐿 𝑉2 𝑉2
𝐻𝑃 = ( + (ℎ𝑠 − 𝑍𝑑 ) + 𝑓 +𝑘 )
2𝑔 𝐷 2𝑔 2𝑔
2.12 131,5 1,12 𝑜
1,12
=( + 44,9 + 0,023 𝑥 + (3. 90 + 0,35 )
19,6 2,54 19,6 19,6
= (0,23 + 44,9 + 0,1 + 270,02)
𝑯𝑷 = 𝟑𝟏, 𝟓𝟑 𝒎𝒌𝒂

Bukaan Katup 7:
𝑉22 𝐿 𝑉2 𝑉2
𝐻𝑃 = ( + (ℎ𝑠 − 𝑍𝑑 ) + 𝑓 +𝑘 )
2𝑔 𝐷 2𝑔 2𝑔
502 131,5 25,12 25,12
=( + 44,5 + 0,023 𝑥 + (3. 90𝑜 + 0,35 )
19,6 2,54 19,6 19,6
= (127,6 + 44,9 + 38,3 + 281,3)
𝑯𝑷 = 𝟒𝟗, 𝟐𝟏 𝒎𝒌𝒂

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya | Laporan Praktikum Fluida 32


c. Daya Hidrolik Pompa

WHP =  . Q . H ( Hp )
75

Dimana : Q = Kapasitas aliran dari pompa ( m3 / jam )


H = Head pompa ( mka )
 = Berat jenis cairan ( kg / m )

 Bukaan katup 1 Q = 0,43 x 10 –6 m 3 / jam ; H = 31,74 mka


WHP = 999 . 0,43 x 10 –6. 31,74 = 1,82 x 10 –4 Hp
75
 Bukaan katup 3 Q = 2,1 . 10 –6 m 3 / jam ; H = 31,53 mka
WHP = 999 . 2,1 x. 10-6 . 31,53 = 8,82 x 10 –4 Hp
75

 Bukaan katup 7 Q = 5 x 10 –6 m 3 / jam ; H = 49,21 mka


WHP = 999 . 5 x 10-4 . 49,21 = 32,77 . 10 –4 Hp
75

d. Daya motor ( N mtr )

N mtr = E . I . cos  Dimana: E = Tegangan listrik


I = Kuat arus (ampere)

N mtr = E . I . cos = 220x 1x 0,9 = 198 Hp

e. Daya mekanik

N mek =  mek . N mtr   mek = 0,97

 Bukaan katup 1,3,& 7


N mek = 0,97. 198 = 192,1 Hp

f. Efisiensi pompa

p = WHP . 100 %
N mek

 Bukaan katup 1

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya | Laporan Praktikum Fluida 33


p = 1,82 . 10 -4 . 100 % = 0,0005 %
192,1

 Bukaan katup 3
p = 8,82.10 -4 . 100 % = 0,0005 %
192,1

 Bukaan katup 7
p = 32,77 . 10 -4 . 100 % = 0,002 %
192,1

data hasil perhitungan sebagai berikut:


Rpm Bukaan Kapasitas Daya Daya Efisiensi Head Daya Hidrolik
katub Alir Mekanik Motor Pompa Pompa Pompa
(Q) ( N mek ) ( N mtr ) ( p ) ( HP ) ( WHP )
( m3 / sec ) ( hp ) ( hp ) (%) ( mka ) ( hp )
1 0,43x 10-6 192,1 198 0,0005 31,74 1,82 x 10-4

2850 3 2,1x 10-6 192,1 198 0,0005 31,53 8,82 x 10-4

7 5x 10-6 192,1 198 0,002 49,21 32,77 x 10-4

2.7. GRAFIK HASIL PERHITUNGAN

Grafik Hubungan Antara Debit Aliran dengan Head


Pompa Pada 2850 Rpm

60

50 49.21
Head Pompa (H) mka

40
31.35
30 31.74

20

10

0
0 1 2 3 4 5 6

Debit Aliran (Q) m3/s

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya | Laporan Praktikum Fluida 34


Grafik Hubungan Antara Debit Aliran Dengan Daya
Hidroulik Pompa Pada 2850 Rpm

35
Daya Hidroulik Pompa (WHP) Hp

32.77
30

25

20

15

10
8.82

5
1.82
0
0 1 2 3 4 5 6

Debit Aliran (Q) m3/s

Grafik Hubungan Antara Debit Aliran Dengan Daya Motor


Pada 2850 Rpm

250

200
Daya Motor (Nmtr) Hp

198 198 198

150

100

50

0
0 1 2 3 4 5 6

Debit Aliran (Q) m3/s

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya | Laporan Praktikum Fluida 35


Grafik Hubungan Antara Debit Aliran Dengan Efisiensi
Pompa Pada 2850 Rpm

0.0025
Efisiensi Pompa (p) %

0.002 0.002

0.0015

0.001

0.0005 0.0005 0.0005

0
0 1 2 3 4 5 6

Debit Aliran (Q) m3/s

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya | Laporan Praktikum Fluida 36


2.8. KESIMPULAN

Dari hasil pengujian di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Perbandingan hasil grafik hubungan antara Head Pompa dan Kapasitas Aliran dari hasil

praktikum dengan grafik data spesifikasi pompa, maka ditemukan kesamaan karakteristik

pompa yaitu semakin besar Head Pompa maka Kapasitas Aliran semakin kecil. Akan tetapi

grafik hasil praktikum digambarkan cenderung linier, hal ini disebabkan adanya kesalahan-

kesalahan pada waktu pengujian antara lain: adanya kebocoran instalasi pipa, kebocoran pada

reservoir, alat ukur tachometer (pengukur kecepatan putaran pompa) yang tidak bisa konstan

dan pembacaan mistar ukur ketinggian air yang kurang akurat.

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya | Laporan Praktikum Fluida 37


DAFTAR PUSTAKA

1. Fox, Robert W. nd Mc. Donald, Alan T., Introduction to fluid mechanics, 3th edition,

Jhon Willy & Son, Inc., New York - USA, 1985

2. Hilmy Achmad, dkk., Buku Panduan Praktikum Mekanika Fluida, Fakultas Teknik

Jurusan Teknik Mesin – Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, 1996.

3. Khetagurov M., Marine Auxiliary Machinery And System, Peace Publisher Moscow.

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya | Laporan Praktikum Fluida 38

You might also like