Professional Documents
Culture Documents
Fluida Laporan
Fluida Laporan
R 4 p p P2 p 1 p
Q- ; dimana x
8 x L L
maka :
R 4 P D 4 P
Q .........................................( 2.1)
8 L 128 L
Q 4Q
V . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.2a) atau
A D 2
D 2 P
V . . . .. . .. . .. . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . (2.2b)
32 L
64
f la min er . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(2.4a)
Re
1.2.4.1 Faktor gesek untuk aliran laminer
Dari rumus di atas tampak bahwa pada aliran laminer, faktor gesek tidak tergantung
pada kekasaran pipa.
1.2.4.2 Faktor gesek untuk aliran turbulen
0,3164
f turbulen . . . . . . . . . . . . . . . .(2.4b)
Re 0, 25
Faktor gesek dapat juga di definisikan sebagai fungsi angka reynold dan kekasaran
relatif bahan pipa.
e
f Q(Re, )
D
Diagram untuk mencari harga faktor gesek dari Re dan e/D adalah sebagai berikut :
Langkah ke-1 :
Resevoir air diisi air sampai pada batas ketinggian permukaan air tertentu sesuai
dengan yang diinginkan. Sebelum pompa dihidupkan, semua globe valve dalam
keadaan terbuka kecuali gate valve pada pipa discharge dari pompa dalam keadaan
tertutup. Hal ini bertujuan untuk mencegah atau menghindari terjadinya penekanan
tiba-tiba dari laju aliran pada saat pompa mulai dihidupkan, sehingga dapat merusak
instalasi.
Langkah ke-3 :
Setelah aliran air bebas gelambung udara,laju aliran yang dipompakan diatur dengan
memutar gate valve sesuai dengan jumlah atau kapasitas laju aliran yang telah
ditentukan. (dilihat pada rotameter).
Langkah ke-4 :
Amati hasil pengukuran pada pressure gauge ditiap-tiap tempat yang telah ditetapkan,
untuk mengetauhi perbedaan tekanan ( pressure drop ) pada pipa yang diukur.
Misalkan : kita melakukan pengamatan pada pipa pertama, maka kita harus menutup
aliran yang menuju pada pipa kedua, ketiga dan keempat. Gate valve dibuka secara
bertahap sambil mengamati rota meter dan pressure gauge dengan jarak tap yang
sudah ditetapkan.
Langkah ke -5 :
Buka gate valve secara bertahap hingga batas maksimal. Berapa laju aliran maksimum
yang hanya diperlukan untuk pipa lurus sepanjang jarak tap yang sudah ditetapkan,
serta berapa tekanan maksimum yang terjadi di sepanjang pipa lurus tersebut.
Langkah ke – 6 :
Lakukan percobaan yang sama pada kedua, pipa ketiga dan pipa keempat.
Data hasil pengamatan pada pipa lurus tembaga, temperatur air ( T air = 27 oC ).
Q = 0,024 m3⁄𝑠
D = 17 mm = 0,017 m
4 ∗0,024
V= = 105,7 𝑚⁄𝑠
·(0,0172 )
V =105,7𝑚⁄𝑠
D = 17 mm = 0,017 m
105,7 · 0,017
Re = = 2.09 · 106
0,8598 · 10−6
𝑃1 𝑉1 2 𝑃2 𝑉2 2
+ + 𝑔𝑧1 = + + 𝑔𝑧2 + hl
𝜌 2 𝜌 2
𝑃1− 𝑃2
= hl
𝜌
𝑘𝑔⁄
𝑝 0.2 · 104
𝑚2
Hl = = 𝑘𝑔⁄ = 2,006 mka
𝜌 996,54
𝑚3
D = 17 mm = 0,017 m
4 ∗ 0,028
V= = 123,4 𝑚⁄𝑠
·(0,0172 )
V =123,4 𝑚⁄𝑠
D = 17mm = 0,017 m
𝑃1 𝑉1 2 𝑃2 𝑉2 2
+ + 𝑔𝑧1 = + + 𝑔𝑧2 + hl
𝜌 2 𝜌 2
𝑃1− 𝑃2
= hl
𝜌
𝑘𝑔⁄
𝑝 0.1 · 104
𝑚2
Hl = = 𝑘𝑔⁄ = 1,0035 mka
𝜌 996,54
𝑚3
D = 17 mm = 0,017 m
4 ∗ 0,029
V= = 127,8 𝑚⁄𝑠
·(0,0172 )
D = 17mm = 0,017 m
127,8 · 0,017
Re = = 2,52 · 106
0,8598 · 10−6
𝑃1− 𝑃2
= hl
𝜌
𝑘𝑔⁄
𝑝 0.1 · 104
𝑚2
Hl = = 𝑘𝑔⁄ = 1,0035 mka
𝜌 996,54
𝑚3
Bukaan Q P V Hl
3 𝑘𝑔⁄ 𝑚
( ⁄𝑠 )
Katup ( 𝑚 ⁄𝑠 ) (
Re (mka)
(putaran) 𝑐𝑚2 )
1 0,026 0,2 105,7 2,09 · 106 0,008 1,0069
3 0,028 0,1 123,4 2,44 · 106 0,008 1,0034
5 0,030 0,1 127,8 2,52· 106 0,007 1,0035
Pipa 4 21 mm = 0,021 m
D = 21 mm = 0,021 m
4∗0,027
V= = 77,9 𝑚⁄𝑠
·(0,0212 )
V =77,9 𝑚⁄𝑠
D = 21 mm = 0,021 m
77,9 · 0,027
Re = = 1,90 · 106
0,8598 · 10−6
𝑃1− 𝑃2
= hl
𝜌
𝑘𝑔⁄
𝑝 0,2 · 104
𝑚2
Hl = = 𝑘𝑔⁄ = 2,0069 mka
𝜌 996,54
𝑚3
D = 21 mm = 0,021 m
4 ∗ 0,028
V= = = 80,88 𝑚⁄𝑠
·(0,0212 )
V =80,88 𝑚⁄𝑠
D = 21 mm = 0,021 m
ʋ = 0,8598 x 10-6 m2/sec
80,88 · 0,028 2.26464
Re = = = 1.97 · 106
0,8598 · 10−6 0,8598 · 10−6
𝑃1− 𝑃2
= hl
𝜌
𝑘𝑔⁄
𝑝 0,1 · 104
𝑚2
Hl = = 𝑘𝑔⁄ = 2,0069 mka
𝜌 996,54
𝑚3
D = 21 mm = 0,021 m
4 ∗ 0,029 0,116
V= = = 83,77 𝑚⁄𝑠
·(0,0212 ) 0.00138474
V =83,77 𝑚⁄𝑠
D = 21 mm = 0,021 m
𝑃1 𝑉1 2 𝑃2 𝑉2 2
+ + 𝑔𝑧1 = + + 𝑔𝑧2 + hl
𝜌 2 𝜌 2
𝑃1− 𝑃2
= hl
𝜌
𝑘𝑔⁄
𝑝 0,2 · 104
𝑚2
Hl = = 𝑘𝑔⁄ = 2,0069 mka
𝜌 996,54
𝑚3
Bukaan Q P V Hl
3 𝑘𝑔⁄ 𝑚
( ⁄𝑠 )
Katup ( 𝑚 ⁄𝑠 ) (
Re (mka)
(putaran) 𝑐𝑚2 )
1 0,027 0,2 77,99 1,90 · 106 0,0085 2,0069
3 0,028 0,2 80,88 1,97 · 106 0,0084 2,0069
5 0,029 0,2 83,77 2,04 · 106 0,0083 2,0069
Q = 0,026 m3⁄𝑠
V =44,77 𝑚⁄𝑠
D = 27,2 mm = 0,0272 m
𝑃1 𝑉1 2 𝑃2 𝑉2 2
+ + 𝑔𝑧1 = + + 𝑔𝑧2 + hl
𝜌 2 𝜌 2
𝑃1− 𝑃2
= hl
𝜌
𝑘𝑔⁄
𝑝 0.2 · 104
𝑚2
Hl = = 𝑘𝑔⁄ = 2,0069 mka
𝜌 996,54
𝑚3
D = 27,2 mm = 0,0272 m
4 ∗ 0,028
V= = 48,21 𝑚⁄𝑠
·(0,02722 )
V =48,21 𝑚⁄𝑠
D = 27,2 mm = 0,0272 m
48,21 · 0,0272
Re = = 1,41 · 106
0,8598 · 10−6
𝑃1− 𝑃2
= hl
𝜌
𝑘𝑔⁄
𝑝 0.1 · 104
𝑚2
Hl = = 𝑘𝑔⁄ = 1,0035 mka
𝜌 996,54
𝑚3
D = 27,2 mm = 0,0272 m
4 ∗ 0,029
V= = 49,93𝑚⁄𝑠
·(0,02722 )
V =49,93 𝑚⁄𝑠
D = 27,2 mm = 0,0272 m
49,93 · 0,0272
Re = = 1,57 · 106
0,8598 · 10−6
𝑃1 𝑉1 2 𝑃2 𝑉2 2
+ + 𝑔𝑧1 = + + 𝑔𝑧2 + hl
𝜌 2 𝜌 2
𝑃1− 𝑃2
= hl
𝜌
Bukaan Q P V Hl
3 𝑘𝑔 𝑚
( ⁄𝑠 )
Katup ( 𝑚 ⁄𝑠 ) ( ⁄𝑐𝑚2 )
Re (mka)
(putaran)
1 0,026 0,2 44,77 1,4 · 106 0,009 2,0069
3 0,030 0,1 51,65 1,6 · 106 0,008 1,0035
5 0,030 0,1 51,65 1,6 · 106 0,008 1,0035
𝑘𝑔⁄
𝑝 0.1 · 104
𝑚2
Hl = = 𝑘𝑔⁄ = 1,0035 mka
𝜌 996,54
𝑚3
1.7 KESIMPULAN
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Dengan meningkatnya Debit aliran (Q) maka akan meningkatkan Angka Reynold.
2. Angka Reynold tertinggi ditunjukkan pada pipa1, buka katup 6 putaran dengan nilai
4,35 × 104
3. Dengan meningkatnya Debit aliran (Q) menyebabkan faktor geseknya semakin turun.
4. Semakin besar diameter sebuah pipa, maka nilai faktor geseknya semakin rendah.
5. Semakin tingginya Angka Reynold menyebabkan nilai faktor geseknya semakin
turun.
6. Peningkatan Debit aliran berbanding lurus dengan tinggi nya angka Reynold, namun
berbanding terbalik dengan nilai faktor gesek
7. Terjadinya penurunan tekanan akibat adanya kerugian gesek pada sistem perpipaaan.
1
V
A udA
luas
Untuk aliran laminer di dalam pipa, berarti Re < 2300. maka “entrance lenght” (L) akan kita
dapatkan :
L = 0,06 Re.D
L = 0,06 (2300).D
L = 138.D . . . .. .... .. .. .. .. . . . . . . .(2.1)
Untuk aliran turbulen, karena tumbuhnya lapisan batas lebih cepat, maka “entrance lenght”
akan menjadi lebih pendek, yaitu kira-kira 25 s/d 40 kali diameter pipa.
Dimana :
p = tekanan (P1 = P2 = P atm) ( kg/cm2)
v = kecepatan cairan (V1 = 0) (m/s)
= berat jenis cairan (kg/m3)
g = gravitasi 9,8 (m/sec2)
Qt 2 / 3 2 gL H 3 / 2 .........................................(2.3)
Dimana, Qt = kapasitas discarge teoritis
L = Lebar saluran (weir)
X L L(H - )
maka : X
H VH 2 g (dari persamaan
H 2.2)
disubtitus ikan pada V, kita dapatkan :
H
kapasitas L
discharge0 , 5 teoritis :
H
Qt 2g (HH
) dy
Qt V dA V X dy . . . . . . . . . . . . . . . . . .(2.6)
0
VaxDa
Re
VdxDd
Re
4Q
Vd
Dd 2
QH
WHP (hp)
75
Dimana : WHP = Water horse power = daya hidroulik pompa (hp)
Q = Laju volume (debit) aliran dari pompa (m3/jam)
H = Head pompa (mka)
γ = Berat jenis cairan (kg/ m3)
WHP
p x100%
N mek
Pa Pv
NPSH Hs h1s
Pa
10,333 m
Keterangan :
hsv = NPSH yang diperlukan (mka)
Pa = Tekanan atmosfir (mka)
Pv = Tekanan uap jenuh (mka)
Sedangkan pompa yang dipakai adalah 1 unit pompa sentrifugal, merk DAB dengan
spesifikasi sebagai berikut :
Model = Aqua 175 A-pompa susun dangkal (non otomatis)
Kapasitas maksimum = 100 lt/min
Total head = 22,5 m
Putaran = 2850 rpm
Diameter discharge = 1 inch
Diameter suction = 1 inch
Voltage = 220 Volt
Daya motor = 175 Watt
Keterangan: Zd = 27,8 cm Zs = 9 cm
ZZ1 = 10 cm
Hs ( Tinggi isap statis ) = hs – Zs
Hd ( Tinggi tekanan statis ) = hd – Zd
hs dan hd : diperoleh dari pengujian
hs : Tinggi permukaan air pada sisi isap
hd : Tinggi permukaan air pada sisi tekan
b. Head Pompa
𝑃1 𝑉1 2 𝑃2 𝑉2 2
( + + 𝑍1 + 𝐻𝑃) − ( + + 𝑍2 ) = 𝐻𝐿
𝛾 2𝑔 𝛾 2𝑔
2
𝑉2 2 − 𝑉1 𝐿 𝑉2 𝑉2
𝐻𝑃 = ( + (𝑍2 − 𝑍1 ) + 𝑓 +𝑘 )
2𝑔 𝐷 2𝑔 2𝑔
𝑉22 𝐿 𝑉2 𝑉2
𝐻𝑃 = ( + (ℎ𝑠 − 𝑍𝑑 ) + 𝑓 + (3. 𝑒𝑙𝑏𝑜𝑤 90𝑜 + 𝑘𝑒) )
2𝑔 𝐷 2𝑔 2𝑔
Bukaan Katup 3:
𝑉22 𝐿 𝑉2 𝑉2
𝐻𝑃 = ( + (ℎ𝑠 − 𝑍𝑑 ) + 𝑓 +𝑘 )
2𝑔 𝐷 2𝑔 2𝑔
2.12 131,5 1,12 𝑜
1,12
=( + 44,9 + 0,023 𝑥 + (3. 90 + 0,35 )
19,6 2,54 19,6 19,6
= (0,23 + 44,9 + 0,1 + 270,02)
𝑯𝑷 = 𝟑𝟏, 𝟓𝟑 𝒎𝒌𝒂
Bukaan Katup 7:
𝑉22 𝐿 𝑉2 𝑉2
𝐻𝑃 = ( + (ℎ𝑠 − 𝑍𝑑 ) + 𝑓 +𝑘 )
2𝑔 𝐷 2𝑔 2𝑔
502 131,5 25,12 25,12
=( + 44,5 + 0,023 𝑥 + (3. 90𝑜 + 0,35 )
19,6 2,54 19,6 19,6
= (127,6 + 44,9 + 38,3 + 281,3)
𝑯𝑷 = 𝟒𝟗, 𝟐𝟏 𝒎𝒌𝒂
WHP = . Q . H ( Hp )
75
e. Daya mekanik
f. Efisiensi pompa
p = WHP . 100 %
N mek
Bukaan katup 1
Bukaan katup 3
p = 8,82.10 -4 . 100 % = 0,0005 %
192,1
Bukaan katup 7
p = 32,77 . 10 -4 . 100 % = 0,002 %
192,1
60
50 49.21
Head Pompa (H) mka
40
31.35
30 31.74
20
10
0
0 1 2 3 4 5 6
35
Daya Hidroulik Pompa (WHP) Hp
32.77
30
25
20
15
10
8.82
5
1.82
0
0 1 2 3 4 5 6
250
200
Daya Motor (Nmtr) Hp
150
100
50
0
0 1 2 3 4 5 6
0.0025
Efisiensi Pompa (p) %
0.002 0.002
0.0015
0.001
0
0 1 2 3 4 5 6
Perbandingan hasil grafik hubungan antara Head Pompa dan Kapasitas Aliran dari hasil
praktikum dengan grafik data spesifikasi pompa, maka ditemukan kesamaan karakteristik
pompa yaitu semakin besar Head Pompa maka Kapasitas Aliran semakin kecil. Akan tetapi
grafik hasil praktikum digambarkan cenderung linier, hal ini disebabkan adanya kesalahan-
kesalahan pada waktu pengujian antara lain: adanya kebocoran instalasi pipa, kebocoran pada
reservoir, alat ukur tachometer (pengukur kecepatan putaran pompa) yang tidak bisa konstan
1. Fox, Robert W. nd Mc. Donald, Alan T., Introduction to fluid mechanics, 3th edition,
2. Hilmy Achmad, dkk., Buku Panduan Praktikum Mekanika Fluida, Fakultas Teknik
3. Khetagurov M., Marine Auxiliary Machinery And System, Peace Publisher Moscow.