Ulumul Hadits - Hadits Mukhtalif

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 11

HADITS MUKHTALIF

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Pada Mata Kuliah Ulumul Hadits

FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM


PROGRAM STUDI S.I HUKUM EKONOMI SYARIAH

Di Susun Oleh :

1. Mustaqim Fikri 171140015


2. Jalu Krisna Rangga 171140009

INSTITUT AGAMA ISLAM MA’ARIF NU


METRO LAMPUNG
1439 H/ 2018 M

i
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur yang kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan hidayah untuk berpikir sehingga dapat menyelesaikan makalah pada
mata kuliah Ulumul Hadits.
Dalam penulisan ini kami tulis dalam bentuk sederhana, sekali mengingat
keterbatasan yang ada pada diri penulis sehingga semua yang ditulis masih sangat
jauh dari sempurna.
Atas jasanya semoga Allah SWT memberikan imbalan dan tertulisnya
Makalah ini dapat bermanfaat dan kami minta ma’af sebelumnya kepada Dosen,
apabila ini masih belum mencapai sempurna kami sangat berharap atas kritik dan
saran-saran nya yang sifatnya membangun tentunya.

Metro, Mei 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang................................................................................. 1

B. Rumusan .......................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 2

A. Sejarah Singkat Mukhtalif Al-Hadits ............................................ 2

B. Pengertian Mukhtalif Al-Hadits ..................................................... 2

C. Urgensi Mukhtalif al-Hadits .......................................................... 4

D. Sebab-sebab Mukhtalif al-Hadits ................................................... 4

E. Penyelesaian Mukhtalif al-Hadits .................................................. 5

BAB III KESIMPULAN .................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagaimana kita tahu ilmu hadits dalam pembagiannya memiliki
banyak sekali cabang –cabang yang membahas tentang hal-hal yang berkaitan
dengan hadits. Ilmu-ilmu tersebut sangat penting untuk diketahui apalagi bagi
orang-orang yang menekuni bidang hadits, karena dapat membantu dalam
menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan hadits. Salah satu dari
ilmu-ilmu tersebut adalah ilmu mukhtalif al-hadits. Ilmu ini membahas tentang
hadits-hadits yang secara lahir saling bertentangan antara satu dengan yang
lain. Pertentangan tersebut terkadang membuat orang-orang yang menekuni
hadits menjadi bingung tentang apa yang sebenarnya dimaksudkan dalam
hadits-hadits tersebut. Karena hal inilah para tokoh hadits berpikir tentang apa
yang seharusnya dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Akhirnya
ditemukanlah ilmu mukhtalif al-hadits ini yang di dalamnya membahas
tentang metode-metode yang digunakan untuk memecahkan masalah
pertentangan diantara hadits-hadits nabi tersebut. Dan untuk lebih jelasnya,
makalah ini akan mencoba membahas tentang ilmu mkhtalif al-hadits ini.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Singkat Mukhtalif al-Hadits?
2. Bagaimana Pengertian Mukhtalif al-Hadits?
3. Bagaimana Urgensi Mukhtalif al-Hadits?
4. Bagaimana Sebab-sebab Mukhtalif al-Hadits?
5. Bagaimana Penyelesaian Mukhtalif al-Hadits?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat Mukhtalif Al-Hadits


Pada masa awal sistematisasi, perumusan dan penulisannya, ilmu yang
berhubungan dengan hadits-hadits yang mukhtalif ini dibahas dalam ilmu
ushul fiqh. Ini jelas terlihat dari rumusan yang dilakukan oleh Imam Syafi’i
dalam kitab ar-Risalah, al-Umm, dan Ikhtilaf al-Hadits. Pembahasan ikhtilaf
ini juga ditulis oleh Ibnu Qutaibah dalam kitabnya Ta’wil Mukhtalif al-Hadits
(213-276 H) dan Musykil al-Atsar karya ath-Thahawi (229-321 H).
Di sisi lain, ilmu yang berhubungan dengan ilmu hadits dalam makna
ilmu riwayah, lebih bersifat ilmu musthalah al-hadits. Hal ini terlihat jelas
dalam kitab al-Muhaddits al-Fashil karya Ramahurmuziy (w. 360), yang
dipandang sebagai kitab pertama dalam ilmu ini.
Dalam perkembangannya, ilmu ini tidak saja dibahas dalam kitab-
kitab ushul fiqih, tetapi juga dalam ilmu hadits pada umumnya. Sementara
terapannya bertebaran dalam kitab-kitab fiqih dan syarah hadits, seperti al-
Mughni karya Ibnu Qudamah, Fath al-Bari; Syarah Shahih Bukhori karya
Ibnu Hajar, Syarah an-Nasa’iy karya as-Suyuti, Tanwir al-Hawalik; Syarah
Muwaththa’ karya as-Suyuti, Syarah Muwaththa’ karya az-Zarqani, Subulus
Salam;Syarah Bulughu al-Maram karya ash-Shan’ani dan sebagainya.1

B. Pengertian Mukhtalif Al-Hadits


Dalam kaidah bahasa Mukhtalaf Al-Hadis adalah susunan dua kata
benda (isim) yakni Mukhtalaf dan Al-Hadis. Mukhtalaf sendiri adalah isim
maf’ul dari kata ikhtalafa yang berarti perselisihan dua hal atau
ketidaksesuaian dua hal, secara umum apabila ada dua hal yang bertentangan,
hal tersebut bisa dikatakan mukhtalaf atau ikhtilaf. Sedangkan dalam istilah
ahli hadis, Mukhtalif Al-Hadis (dengan dibaca kasroh lam’) adalah hadis yang
- secara dhohir - tampak saling bertentangan dengan hadis lain. dan dengan

1
Daniel Juned, Ilmu Hadis, Jakarta: Erlangga, 2010, hal. 109-111

2
dibaca fathah lam’nya adalah dua hadis yang secara makna saling
bertentangan. dari dua definisi diatas bisa disimpulkan bahwa Mukhtalif Al-
Hadis adalah adalah esensi hadis itu sendiri, sedangkan Mukhtlaf Al-Hadis
adalah pertentangannya.2
Sedangkan menurut istilah ilmu mukhtalif al-Hadits ialah ilmu yang
membahas hadits-hadits, yang menurut lahirnya bertentangan atau
berlawanan, kemudian pertentangan tersebut dihilangkan atau
dilkompromikan antara keduanya, sebagaimana membahas hadits-hadits yang
sulit dipahami kandungannya, dengan menghilangkan kesulitannya serta
menjelaskan hakikatnya. (Al-Hafidz Ibnu Katsir, al- Basis al-Hadits; Syarah
Ikhtisar ‘Ulum Al-Hadits).3
Dari pengertian ini dapat dipahami, bahwa dengan menguasai ilmu
mukhtalif al-hadits, hadits-hadits yang tampaknya bertentangan akan dapat
diatasi dengan menghilangakan pertentangan tersebut. Begitu juga
kemusykilan yang terlihat dalam hadits, akan segera dapat dihilangkan dan
ditemukan hakikat dari kandungan hadits tersebut.
Definisi yang lain menyebutkan bahwa ilmu mukhtalif al-hadits ialah
ilmu yang membahas hadits-hadits yang menurut lahirnya saling bertentangan,
karena adanya kemungkinan dapat dikompromikan, baik dengan cara
mentaqyid kemutlakannya, atau mentakhsis keumumannya, atau dengan cara
membawanya kepada beberapa kejadian yang relevan dengan hadits
tersebut.(Subhi Al-Shalih)
Sebagian ulama’ menyamakan istilah ilmu mukhtalif al-hadits dengan
ilmu musykil al-hadits, ilmu ta’wil al-hadits, ilmu talfiq al-hadits, dan ilmu
ikhtilaf al-hadits.
Jadi ilmu ini berusaha untuk mempertemukan dua atau lebih hadits
yang bertentangan maknanya. Ilmu ini sangat dibutuhkan oleh ulama’ hadits,
ulama’ fiqh, dan lain-lain.4

2
http://kasroni.blogspot.com/2011/10/mukhtalif-al-hadits.html
3
Munzier Suparta, Ilmu Hadis, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003, hal. 42
4
Munzier Suparta, Ilmu Hadis, hal. 43

3
C. Urgensi Mukhtalif al-Hadits
Bahwasanya memahami hadis Nabi SAW. dengan pemahaman yang
sehat, kuat, dan jernih serta dalam, dan juga melakukan istinbat hukum dari
hadis tersebut secara benar dan sah tidak bisa terlaksana dengan sempurna
kecuali didukung dengan pengetahuan tentang Mukhtalaf Al-Hadis, sehingga
mau tidak mau bagi seorang ilmuan (‘ulama) yang berkecimpung dalam
bidang tersebut memahami Mukhtalif Al-Hadis merupakan sebuah
keniscayaan.
Saking pentingnya memahami Muhktalif Al-Hadis, para ‘ulama
bervariasi dalam memposisikan (Makanah) Ilmu Muhktalaf Al-Hadis.
Diantara mereka adalah Ibnu Hazm Al-Dhahiri, berikut statmennya:
“dan ini (maksudnya adalah Ilmu Muhktalaf Al-Hadis) merupakan salah satu
disiplin ilmu yang sulit, rumit bagi seorang ilmuan (Ahl Al-‘Ilm) dalam
merumuskan atau menjabarkan nash-nash hadis”
Dan Imam Abu Zakariya Al-Nawawi mengatakan dengan ungkapan :
“dan ini (maksudnya adalah Ilmu Mukhtalaf Al-Hadis) merupakan salah satu
fan ilmu terpenting. dan semua ‘ulama dari segala kelompok mutlak
membutuhkan pengetahuan tentang ilmu ini.”
Terkait urgensi Ilmu Mukhtalaf Al-Hadits Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah mengatakan : “sesungguhnya pertentangan (secara dhahir) antara
beberapa petunjuk dalil dan melakukan tarjih pada sebagian dalil tersebut
merupakan samudera yang sangat luas (artinya sangat luas dan rumit)”5

D. Sebab-sebab Mukhtalif al-Hadits


1. Faktor Internal Hadits (al ‘Amil Al Dakhily)
Yaitu berkaitan dengan internal dari redaksi hadits tersebut.
Biasanya terdapat ‘illat (cacat) didalam hadits tersebut yang nantinya
kedudukan hadits tersebut menjadi dha’if. Dan secara otomatis hadits
tersebut ditolak ketika hadits tersebut berlawanan dengan hadits shohih.

5
http://kasroni.blogspot.com/2011/10/mukhtalif-al-hadits.html

4
2. Faktor Eksternal (al’ Amil al Kharijy)
Yaitu faktor yang disebabkan oleh konteks penyampaian dari Nabi,
yang mana menjadi ruang lingkup dalam hal ini adalah waktu, dan tempat
dimana Nabi menyampaikan haditsnya.
3. Faktor Metodologi (al Budu’ al Manhajy)
Yakni berkitan dengan cara bagaimana cara dan proses seseorang
memahami hadits tersebut. Ada sebagian dari hadits yang dipahami secara
tekstualis dan belum secara kontekstual yaitu dengan kadar keilmuan dan
kecenderungan yang dimiliki oleh seorang yang memahami hadits,
sehingga memunculkn hadits-hadits yang mukhtalif.
4. Faktor Ideologi
Yakni berkaitan dengan ideologi suatu madzhab dalam memahami
suatu hadits, sehingga memungkinkan terjadinya perbedaan dengan
berbagai aliran yang sedang berkembang.6

E. Penyelesaian Mukhtalif al-Hadits


Dari definisi yang telah disebutkan dapat ditarik beberapa kesimpulan
bahwa, pertentangan yang terjadi pada hadits-hadits mukhtalif bersifat lahir,
bukan hakiki. Hal ini tentu saja berangkat dari asumsi yang sangat kuat bahwa
tidak mungkin terjadi pertentangan yang sangat kuat antara hadits-hadits yang
sumbernya sama yaitu Rasulullah saw. Selanjutnya, secara metodologis
penyelesaian hadits mukhtalif dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan.
1. Pendekatan at-Taufiq atau al-Jam’u
Pendekatan ini dilakukan dengan mengkompromikan kedua hadits yang
mukhtalif tersebut. Upaya kompromi ini secara umum dapat dilakukan
dengan penerapan pola umum khusus atau muthlaq dan muqayyad.
Penerapan pola khusus dapat pula dilihat kekhususan dari konteks kapan,
di mana, dan kepada siapa Nabi bersabda.

6
http://kangmuz.wordpress.com/2011/07/29/ilmu-mukhtaliful-hadits/

5
2. Pendekatan Nasakh
Pendekatan ini dilakukan jika jalan taufiq tidak dapat dilakukan. Itupun
jika data sejarah kedua hadits yang ikhtilaf dapat diketahui dengan jelas.
Tanpa mengetahui taqaddum dan taakhhur dari kedua hadits itu, metode
nasakh mustahil dapat dilakukan.7 Pendekatan nasakh sendiri yaitu
menghapus hadits yang turunnya lebih dahulu kemudian mengamalkan
hadits yang turunnya kemudian.
3. Pendekatan Tarjih
Dalam pengertian sederhana, tarjih adalah suatu upaya komparatif untuk
menentukan sanad yang lebih kuat pada hadits-hadits yang tampak
ikhtilaf. Tarjih merupakan upaya terakhir yang mungkin dilakukan dalam
menyelesaikan hadits-hadits mukhtalif ketika jalan taufiq dan nasakh
mengalami kebuntuan. Jika pada langkah terakhir ini ikhtilaf juga tidak
dapat diselesaikan, maka hadits-hadits tersebut terpaksa dinyatakan tidak
dapat diamalkan (tawaqquf).8

7
Daniel Juned, Ilmu Hadis, hal. 130
8
Daniel Juned, Ilmu Hadis, hal. 149

6
BAB III
KESIMPULAN

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa:


a. Pada masa awal sistematisasi, perumusan dan penulisannya, ilmu yang
berhubungan dengan hadits-hadits yang mukhtalif ini dibahas dalam ilmu
ushul fiqh.
b. Dalam kaidah bahasa Mukhtalaf Al-Hadis adalah susunan dua kata benda
(isim) yakni Mukhtalaf dan Al-Hadis. Sedangkan dalam istilah ahli hadis,
Mukhtalif Al-Hadis (dengan dibaca kasroh lam’) adalah hadis yang - secara
dhohir - tampak saling bertentangan dengan hadis lain.
c. Memahami hadis Nabi SAW. dengan pemahaman yang sehat, kuat, dan jernih
serta dalam, dan juga melakukan istinbat hukum dari hadis tersebut secara
benar dan sah tidak bisa terlaksana dengan sempurna kecuali didukung dengan
pengetahuan tentang Mukhtalaf Al-Hadis, sehingga mau tidak mau bagi
seorang ilmuan (‘ulama) yang berkecimpung dalam bidang tersebut
memahami Mukhtalif Al-Hadis merupakan sebuah keniscayaan.
d. Sebab-sebab Mukhtalif al-Hadits
1. Faktor Internal Hadits (Al ‘Amil Al Dakhily)
2. Faktor Eksternal (al’ Amil al Kharijy)
3. Faktor Metodologi (al Budu’ al Manhajy)
4. Faktor Ideologi
e. Penyelesaian Mukhtalif al-Hadits
1. Pendekatan at-Taufiq atau al-Jam’u
2. Pendekatan Nasakh
3. Pendekatan Tarjih
f. Dan jika ketiga metode penyelesaian tersebut tidak berhasil dilakukan, maka
yang mukhtalif tersebut terpaksa dinyatakan tidak diamalkan (tawaqquf).

7
DAFTAR PUSTAKA

Juned, Daniel, Ilmu Hadis, Jakarta: Erlangga, 2010


Suparta, munzier, Ilmu Hadis, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003
http://kasroni.blogspot.com/2011/10/mukhtalif-al-hadits.html
http://kangmuz.wordpress.com/2011/07/29/ilmu-mukhtaliful-hadits/

You might also like