Professional Documents
Culture Documents
Ulumul Hadits - Hadits Mukhtalif
Ulumul Hadits - Hadits Mukhtalif
Ulumul Hadits - Hadits Mukhtalif
Di Susun Oleh :
i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur yang kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan hidayah untuk berpikir sehingga dapat menyelesaikan makalah pada
mata kuliah Ulumul Hadits.
Dalam penulisan ini kami tulis dalam bentuk sederhana, sekali mengingat
keterbatasan yang ada pada diri penulis sehingga semua yang ditulis masih sangat
jauh dari sempurna.
Atas jasanya semoga Allah SWT memberikan imbalan dan tertulisnya
Makalah ini dapat bermanfaat dan kami minta ma’af sebelumnya kepada Dosen,
apabila ini masih belum mencapai sempurna kami sangat berharap atas kritik dan
saran-saran nya yang sifatnya membangun tentunya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan .......................................................................................... 1
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana kita tahu ilmu hadits dalam pembagiannya memiliki
banyak sekali cabang –cabang yang membahas tentang hal-hal yang berkaitan
dengan hadits. Ilmu-ilmu tersebut sangat penting untuk diketahui apalagi bagi
orang-orang yang menekuni bidang hadits, karena dapat membantu dalam
menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan hadits. Salah satu dari
ilmu-ilmu tersebut adalah ilmu mukhtalif al-hadits. Ilmu ini membahas tentang
hadits-hadits yang secara lahir saling bertentangan antara satu dengan yang
lain. Pertentangan tersebut terkadang membuat orang-orang yang menekuni
hadits menjadi bingung tentang apa yang sebenarnya dimaksudkan dalam
hadits-hadits tersebut. Karena hal inilah para tokoh hadits berpikir tentang apa
yang seharusnya dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Akhirnya
ditemukanlah ilmu mukhtalif al-hadits ini yang di dalamnya membahas
tentang metode-metode yang digunakan untuk memecahkan masalah
pertentangan diantara hadits-hadits nabi tersebut. Dan untuk lebih jelasnya,
makalah ini akan mencoba membahas tentang ilmu mkhtalif al-hadits ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Singkat Mukhtalif al-Hadits?
2. Bagaimana Pengertian Mukhtalif al-Hadits?
3. Bagaimana Urgensi Mukhtalif al-Hadits?
4. Bagaimana Sebab-sebab Mukhtalif al-Hadits?
5. Bagaimana Penyelesaian Mukhtalif al-Hadits?
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Daniel Juned, Ilmu Hadis, Jakarta: Erlangga, 2010, hal. 109-111
2
dibaca fathah lam’nya adalah dua hadis yang secara makna saling
bertentangan. dari dua definisi diatas bisa disimpulkan bahwa Mukhtalif Al-
Hadis adalah adalah esensi hadis itu sendiri, sedangkan Mukhtlaf Al-Hadis
adalah pertentangannya.2
Sedangkan menurut istilah ilmu mukhtalif al-Hadits ialah ilmu yang
membahas hadits-hadits, yang menurut lahirnya bertentangan atau
berlawanan, kemudian pertentangan tersebut dihilangkan atau
dilkompromikan antara keduanya, sebagaimana membahas hadits-hadits yang
sulit dipahami kandungannya, dengan menghilangkan kesulitannya serta
menjelaskan hakikatnya. (Al-Hafidz Ibnu Katsir, al- Basis al-Hadits; Syarah
Ikhtisar ‘Ulum Al-Hadits).3
Dari pengertian ini dapat dipahami, bahwa dengan menguasai ilmu
mukhtalif al-hadits, hadits-hadits yang tampaknya bertentangan akan dapat
diatasi dengan menghilangakan pertentangan tersebut. Begitu juga
kemusykilan yang terlihat dalam hadits, akan segera dapat dihilangkan dan
ditemukan hakikat dari kandungan hadits tersebut.
Definisi yang lain menyebutkan bahwa ilmu mukhtalif al-hadits ialah
ilmu yang membahas hadits-hadits yang menurut lahirnya saling bertentangan,
karena adanya kemungkinan dapat dikompromikan, baik dengan cara
mentaqyid kemutlakannya, atau mentakhsis keumumannya, atau dengan cara
membawanya kepada beberapa kejadian yang relevan dengan hadits
tersebut.(Subhi Al-Shalih)
Sebagian ulama’ menyamakan istilah ilmu mukhtalif al-hadits dengan
ilmu musykil al-hadits, ilmu ta’wil al-hadits, ilmu talfiq al-hadits, dan ilmu
ikhtilaf al-hadits.
Jadi ilmu ini berusaha untuk mempertemukan dua atau lebih hadits
yang bertentangan maknanya. Ilmu ini sangat dibutuhkan oleh ulama’ hadits,
ulama’ fiqh, dan lain-lain.4
2
http://kasroni.blogspot.com/2011/10/mukhtalif-al-hadits.html
3
Munzier Suparta, Ilmu Hadis, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003, hal. 42
4
Munzier Suparta, Ilmu Hadis, hal. 43
3
C. Urgensi Mukhtalif al-Hadits
Bahwasanya memahami hadis Nabi SAW. dengan pemahaman yang
sehat, kuat, dan jernih serta dalam, dan juga melakukan istinbat hukum dari
hadis tersebut secara benar dan sah tidak bisa terlaksana dengan sempurna
kecuali didukung dengan pengetahuan tentang Mukhtalaf Al-Hadis, sehingga
mau tidak mau bagi seorang ilmuan (‘ulama) yang berkecimpung dalam
bidang tersebut memahami Mukhtalif Al-Hadis merupakan sebuah
keniscayaan.
Saking pentingnya memahami Muhktalif Al-Hadis, para ‘ulama
bervariasi dalam memposisikan (Makanah) Ilmu Muhktalaf Al-Hadis.
Diantara mereka adalah Ibnu Hazm Al-Dhahiri, berikut statmennya:
“dan ini (maksudnya adalah Ilmu Muhktalaf Al-Hadis) merupakan salah satu
disiplin ilmu yang sulit, rumit bagi seorang ilmuan (Ahl Al-‘Ilm) dalam
merumuskan atau menjabarkan nash-nash hadis”
Dan Imam Abu Zakariya Al-Nawawi mengatakan dengan ungkapan :
“dan ini (maksudnya adalah Ilmu Mukhtalaf Al-Hadis) merupakan salah satu
fan ilmu terpenting. dan semua ‘ulama dari segala kelompok mutlak
membutuhkan pengetahuan tentang ilmu ini.”
Terkait urgensi Ilmu Mukhtalaf Al-Hadits Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah mengatakan : “sesungguhnya pertentangan (secara dhahir) antara
beberapa petunjuk dalil dan melakukan tarjih pada sebagian dalil tersebut
merupakan samudera yang sangat luas (artinya sangat luas dan rumit)”5
5
http://kasroni.blogspot.com/2011/10/mukhtalif-al-hadits.html
4
2. Faktor Eksternal (al’ Amil al Kharijy)
Yaitu faktor yang disebabkan oleh konteks penyampaian dari Nabi,
yang mana menjadi ruang lingkup dalam hal ini adalah waktu, dan tempat
dimana Nabi menyampaikan haditsnya.
3. Faktor Metodologi (al Budu’ al Manhajy)
Yakni berkitan dengan cara bagaimana cara dan proses seseorang
memahami hadits tersebut. Ada sebagian dari hadits yang dipahami secara
tekstualis dan belum secara kontekstual yaitu dengan kadar keilmuan dan
kecenderungan yang dimiliki oleh seorang yang memahami hadits,
sehingga memunculkn hadits-hadits yang mukhtalif.
4. Faktor Ideologi
Yakni berkaitan dengan ideologi suatu madzhab dalam memahami
suatu hadits, sehingga memungkinkan terjadinya perbedaan dengan
berbagai aliran yang sedang berkembang.6
6
http://kangmuz.wordpress.com/2011/07/29/ilmu-mukhtaliful-hadits/
5
2. Pendekatan Nasakh
Pendekatan ini dilakukan jika jalan taufiq tidak dapat dilakukan. Itupun
jika data sejarah kedua hadits yang ikhtilaf dapat diketahui dengan jelas.
Tanpa mengetahui taqaddum dan taakhhur dari kedua hadits itu, metode
nasakh mustahil dapat dilakukan.7 Pendekatan nasakh sendiri yaitu
menghapus hadits yang turunnya lebih dahulu kemudian mengamalkan
hadits yang turunnya kemudian.
3. Pendekatan Tarjih
Dalam pengertian sederhana, tarjih adalah suatu upaya komparatif untuk
menentukan sanad yang lebih kuat pada hadits-hadits yang tampak
ikhtilaf. Tarjih merupakan upaya terakhir yang mungkin dilakukan dalam
menyelesaikan hadits-hadits mukhtalif ketika jalan taufiq dan nasakh
mengalami kebuntuan. Jika pada langkah terakhir ini ikhtilaf juga tidak
dapat diselesaikan, maka hadits-hadits tersebut terpaksa dinyatakan tidak
dapat diamalkan (tawaqquf).8
7
Daniel Juned, Ilmu Hadis, hal. 130
8
Daniel Juned, Ilmu Hadis, hal. 149
6
BAB III
KESIMPULAN
7
DAFTAR PUSTAKA