Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 5

Introduction

Teh adalah salah satu minuman yang paling banyak dikonsumsi di dunia.
tanaman Teh dibudidayakan di lebih dari 30 negara di seluruh dunia yang milik
keluarga Theaceae. Ada dua varietas utama dari tanaman teh: C. sinensis var.
sinensis, kecil berdaun, seperti tumbuhan semak dari china ang tumbuh di
beberapa negara Asia Tenggara mengalami iklim dingin dan C. sinensis var.
assamica, pohon berdaun besar ditemukan di wilayah Assam India yang tumbuh
di beberapa negara dengan iklim semi tropic. dari tingkat "fermentasi", dapat
dikelompokkan menjadi tiga jenis utama: yaitu tidak difermentasi (hijau dan teh
putih), sebagian difermentasi (oolong tea) dan benar-benar difermentasi (teh
hitam). Untuk menghasilkan teh hijau (GT), daun teh digulung dan dikukus untuk
meminimalkan oksidasi dan menonaktifkan polifenol oksidase sebelum
pengeringan. Dalam produksi teh hitam, setelah daun digulung, yang mengganggu
kompartemensi seluler dan membawa senyawa fenolik dalam kontak dengan
oksidasi polifenol, teh mengalami oksidasi untuk 90-120 menit. Teh oolong
diproduksi dengan waktu yang lebih singkat "fermentasi" dari teh hitam dan
memiliki rasa dan warna antara teh hijau dan hitam.
Teh mengandung beberapa senyawa bioaktif yang diyakini memiliki
berbagai sifat fisiologis, termasuk menjadi stimulan dan antidepresan, anti-
inflamasi, antioksidan, antiatherosclerotic, antihipertensi, penyakit anti-infeksi,
antimuta-genic, anti kanker dan antikanker mempromosikan antimikroba,
hipolipidemik, hipokolesterolemik, saraf, dan agen antidiabetes, serta
meningkatkan respon imun dalam beberapa penelitian. Meskipun banyak data
tentang konstituen fenolik, aktivitas antioksidan dan efek ameliorating teh hijau
dan hitam pada kesehatan manusia, sedikit yang diketahui dalam hal ini tentang
white tea, yang paling langka dan teh setidaknya diproses. Efek kesehatan yang
terdapat pada white tea sedang diteliti dan telah menerima banyak perhatian dalam
beberapa tahun terakhir. Tujuan dari kajian ini adalah untuk menyatukan
informasi ilmiah terbaru tentang sifat-sifat white tea dan efek fisiologis mereka.

White Tea Chemical Composition


Komposisi kimia dari daun teh adalah protein, polisakarida, polifenol, mineral dan
elemen, amino dan asam, lignin, dan methylxanthines (kafein, teofilin, dan
teobromin). Methylxanthines merupakan (kafein ) bagian dari kelas flavonoid.
Flavonoid adalah turunan fenolik disintesis dalam jumlah yang cukup besar (0,5
sampai 1,5%) yang banyak terdistribusi di antara tanaman dan memiliki sifat
biologis yang unik yang mungkin bertanggung jawab untuk banyak manfaat
kesehatan dikaitkan dengan teh. Senyawa yang hadir di dalam daun teh adalah
katekin (juga dikenal sebagai flavan-3-ols) dan turunannya, yang merupakan 30%
dari berat keringnya.
Oksidasi oleh polifenol oksidase selama pemrosesan mengarah pada
pembentukan katekin dan kompleks asam galat seperti theaflavin, asam
theaflavinic, thearubigins dan polimer proantosianidin gin Thearubi-, yang
memiliki berat molekul yang lebih tinggi. Theaflavin dicirikan oleh struktur cincin
ne benzotropolo- dan warna merah-oranye terang, dan memberikan kontribusi
pada rasa yang unik dari teh hitam.
Teh juga mengandung banyak asam amino,yaitu asam bebas dan
dianggap konstituen flavourous daun teh. Klorofil, karotenoid, lipid, dan senyawa
mudah menguap tidak konstituen utama dalam minuman teh tetapi mereka
memainkan peran penting dalam pengembangan aroma.
Setiap jenis teh memiliki komposisi yang berbeda. Katekin relatif konten
teh tergantung pada bagaimana daun diproses sebelum pengeringan, serta lokasi
geografis dan berkembang kondisi-kondisi Konsentrasi flavonoid juga tergantung
pada jenis teh (mis, dicampur, tanpa kafein, instant.

Antioxidant Potential of White Tea and Associated Health Benefitz


Pada jaman ini antioksidan mendapat perhatian khusus, karena kemampuannya
dalam menangkal radikal bebas dan menghambat oksidasi. Makhluk hidup seperti
manusia sebenarnya dalam melindungi dari penyakit tetapi karena faktor eksternal
seperti merokok, alkohol dan obat kemampuan untuk termasuk juga karena
bertambahnya usia, maka dari itu manusia memerlukan antoksidan untuk
menambah imune tubuh agar terlindungi diri penyakit. Ada banyak penyakit
berbahaya yang dapat menyerang dan menyebabkan kematian contohnya penyakit
kardiovaskular, diabetes melitus, inflamasi kronis dan beberapa jenis kanker.
Antioksidan memiliki kemampuan dalam menangkal penyakit berbahaya tersebut,
antioksidan mudah diperoleh di alam khususnya pada tumbuhan teh yang bernama
catechin. Sebenarnya tidak hanya katekin yang bertanggung jawab dalam
memberi khasiat antioksidan pada teh ada banyak senyawa seperti EGCG,
theaflavin dan glikosida flavanol.
Cardioprotective effects
Kardiovaskular adalah penyakit yang mematikan dan sering menyerang
manusia, banyak faktor yang dapat menyebabkan penyakit ini terutama adalah
faktor makanan, makanan yang mengandung kolestrol atau lemak yang memiliki
densitas rendah akan ikut larut dalam darah dan dapat mengendap pada jaringan
darah, jika lemak tersebut terhambat pada jaringan darah jantung akan
menyebabkan penyakit kardivaskular. antioksidan alami, seperti senyawa
polifenol asal makanan, dapat menghambat oksidasi lipid dan menipiskan
kemajuan aterosklerosis dan trombosis
Antidiabetic potential
Diabetes melitus merupakan penyakin naiknya gula darah yang bisa
disebabkan beberapa faktor salah satunya adalah makanan. Bisa disebabkan
karena terlalu banyak gula yang diserap oleh tubuh atau gangguan sekresi insulin.
Teh memiliki senyawa khusus yang dapar menurunkan gula darah sehingga teh
disebut sebagai agen Hipoglikemik, pada beberapa literature juga menyebutkan
bahwa EGCC, catechin dan theaflavin bantuan mencegah hiperglikemia dengan
meningkatkan aktivitas insulin.
Anticarcinogenic And Antimutagenic Activities
Kanker umumnya dianggap sebagai pembelahan sel yang tidak terkendali
yang mengakibatkan agregasi sel untuk membentuk tumor. Ini adalah salah satu
penyebab utama kematian di dunia modern dan telah terbukti menjadi penyakit
dapat dicegah, sangat rentan terhadap modulasi tion oleh faktor makanan. Ada
banyak faktor yang terlibat dalam patogenesis kanker, misalnya mutasi genetik,
merokok, konsumsi logam berat, dan polusi lainnya dan memang kurangnya diet
yang tepat.
DNA mutasi merupakan langkah penting dalam karsinogenesis dan
peningkatan kadar lesi. Polifenol dalam teh memiliki peran penting dalam
pencegahan kanker dengan mengurangi kerusakan DNA dalam sel dan
mengurangi aktivasi kanker yang mengarah ke keganasan. Banyak penelitian telah
menunjukkan bahwa teh dan konstituennya, terutama EGCG, yang an-
timutagenic dan anti-inflamasi dengan mencegat agen karsinogenik dan dengan
mengurangi spesies oksidan sebelum mereka dapat merusak DNA.
Neuroprotective Activity
Dalam sistem saraf pusat (SSP), OS yang disebabkan oleh peningkatan
produksi Rons merupakan mekanisme penting untuk fungsi saraf dan hilangnya
sel pada gangguan neurodegenerative yang berbeda. OS adalah salah satu faktor
paling penting yang berkontribusi terhadap proses penuaan dan gangguan
generatifneurode, seperti penyakit alzheimer. Penyakit alzheimer adalah jenis
demensia paling umum yang awalnya ditandai oleh melemahnya daya ingat,
hingga gangguan otak dalam melakukan perencanaan, penalaran, persepsi, dan
berbahasa. Ada populasi tertentu neuron yang sangat rentan terhadap OS. Efek
neuroprotektif telah dianggap berasal dari konten polifenol tinggi teh, terutama
katekin dan flavanol lainnya. Mengingat bahwa katekin menunjukkan aktivitas
antioksidan lebih tinggi dari theaflavin, telah dihipotesiskan bahwa perlindungan
yang lebih tinggi mungkin diharapkan dari teh yang telah mengalami pengolahan
minimal.
Baru-baru ini, L-theanine telah dikaitkan dengan perasaan relaksasi yang
dilaporkan oleh orang-orang yang minum teh. L-theanine tampaknya meniadakan
beberapa efek kafein. Hal ini diyakini untuk menurunkan kadar kortisol, sehingga
mengurangi psikologis dan fisiologis stres. Dalam hal ini, hasil menunjukkan
bahwa perlindungan mungkin karena efek sinergis antara berbagai senyawa teh.
Bersifat antrimicobial
Polifenol dari teh memilki sifat antimikorba. Dimana, bakteri gram negatif
memilki resitansi yang lebih baik terhadap polifenol daripada bakteri gram positif,
karena bakteri gram negatif memilki perbedaan pada membran luarnya. Teh tanpa
fermentasi memiliki kandungan polifenol lebih tinggi dari pada tehterfermentasi,
sehingga teh tanpa fermentasi memilki antimikroba lebih tinggi. White tea
memilki polifenol yang tinggi. Komponen polifenol yang paling berperan dalam
anti mikroba adalah EGCG dan EGC, karena memiliki antioksidan lebih banyak.
EGCG pada konsentrasi 10-100 µl dapat membunuh 50% bakteri Escherichia
coli. Saat ini, antioksidan dalam bentuk alami atau dalam bahan yang fresh lebih
diminti dan disukai oleh masyarakata karena less-additive.
Aktivitas anti-candida dari teh dan turunan dari katekin memiliki efek
menguntungkan melawan mikroorganime pangan. Telah banyak diberitakan.
Bahwa Pyrogallolcatechin (EGCG, EGC, gallocathechin, dan gallocathechin 3-
gallate) memiliki aktivitas antifungi yang lebih baik untuk melawan Candida
albican daripada catechol catechins (EC, ECG, catechin, dan catechin 3-gallate).
EGCG bertindak sebagai agen antifolat akan mengganggu metabolisme asam folat
dari Candida albican dan akhirnya akan menghambat sintesis dari ergosterol.
Aktivitas antijamur pada teh non-fermentasi (white tea dan green tea) lebih
tinggi daripada teh dengan semi-fermentasi (teh oolong) dan teh fermentasi (black
tea). EGCG dan EGC menghambat perkembangan dari virus HIV dengan
pengambatan berbalik enzim transcriptase, yang merupakan enzim yang
memungkinkan pembentukan enzim pada sel inang. White tea dapat menjadi
alternatif untuk melawan mikroorganisme penyebab penyakit.
Anti-obesity Potential
Banyak penyebab dari terjadinya obesitas pada seseorang, mulai dari pola
makan, dan pola hidup dan pola aktivitas. Obesitas menjadi pemicu terjadinya
penyakit – penyakit lain, dan saat in obesitas menjadi salah masalah kesehatan di
dunia. Salah satu usaha dalam mengatur berat badan adalah dengan
mengkonsumsi teh. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengkonsumsi tea
catechin dan diimbangi oleh olahraga yang teratur dapat mengurangi obesitas.
Perawatan dengan mengkonsumsi 7.0 mmol/g dietary EGCG selama 15 minggu
dapat menurunkan berat badan (33-41%) pria dengan lemak tinggi. Mekanisme :
dari antiobesitas ini dimulai dari stimulasi dari metabolisme lemak hati
(stimulation of hepatic lipid metabolism), kemudian penghambatan lipase
(inhibiton lipase), stimulasi thermogenesis, kemudian pengaturan nafsu makan
(modulation appetite), dan sinergi dengan kafein. Bagi pendetita obesitas,
mengkonsumsi teh lebih baik daripada mengkonsumsi obat,olahraga dan operasi
bariatrik. Ekstrak White tea efektif menghambat adipogenesis dan menstimulasi
aktivitas lipolisis.

You might also like