Professional Documents
Culture Documents
Dokumen - Tips - BHN Kuliah Produksi II SRP
Dokumen - Tips - BHN Kuliah Produksi II SRP
Dokumen - Tips - BHN Kuliah Produksi II SRP
III - 2
Gambar 3.1.
Pompa Angguk (SRP)
Pumping Unit.
3. Air Balance
Unit
Pada tipe ini
tabung udara
yang
bertekanan di
gunakan sebagai pengganti counter weight
dan titik pusat putaran tuas berada di ujung
walking beam. Pumping unit tipe ini lebih
kecil dan ringan dari unit yang laindan
dilengkapi dengan air compresor serta
III - 5
ukuran yang di buat terbatas, tetapi ada
yang mencapai 150 Horse Power.
III - 6
2.2 Klasifikasi Pompa dari API
API telah membuat klasifikasi pompa
subsurface berdasarkan plungernya, dan gambar
3.6 memperlihatkan bermacam-macam jenis
tersebut, Gambar 3.7 menunjukkan kode huruf
menurut API untuk alat bawah permukaan.
Gambar 3.6
Klasifikasi Pompa dari API
III - 7
Gambar 3.7.
Pump Designation
III - 8
disebut -1,-2,-3,-4 dan -5, Type -1 untuk
viskositas minyak 0 – 20 cp, untuk diatas 400 cp
dan banyak pasir digunakan type - 5. Selain itu
perlu disebutkan bahan material pompanya
apakah untuk korosive fluidanya dan lain-lain.
A. Klasifikasi Tubing Pump
a. Berdasarkan lokasi standing valve
1. Tetap (fixed) dilekatkan didasar tubing,
diameternya lebih besar,baik untuk level
cairan dalam, fluida viscous dan bila fluida
barrel tidak terisi penuh.
2. Dapat dikeluarkan (removeable), Standing
valve bisa dilekatkan (atau diturunkan)
bersama working barrel, valve ini ditahan
disana dengan alat penahan atau anker
tertentu.
b. Type Plunger Seal
1. Soft Packed Plunger (cup equipped) di
buat dari kulit atau karet terpal atau bahan
sintesis lainnya yang tahan karat. Pada gerak
keatas, tekanan kolom fluida menekan cup
sehingga mengembang dan menyekat antara
ujung cup dan dinding barrel. Pada down
stroke tekanan diluar dan didalam cup akan
seimbang sehingga plunger akan turun
dengan mudah, Soft packed dipakai pada rod
dan tubing pump untuk kedalaman sampai
5000 ft, gambar 3.8. memperlihatkan
skematiknya.
III - 9
Gambar 3.8. Soft Packed Plunger (OilWell)
III - 10
Gambar 3.9. Plain and Groove metal plunger (OilWell)
III - 11
2. Stationary insert pump (stationary barrel)
ini adalah yang paling umum dipakai,
jenisnya adalah thin (tipis) dan heavy wall
(one-piece) barrel dan liner barrel (liner
barrel bukan standard API).
III - 13
Gambar 3.10
Komponen SRP
1. Prime mover
Sebuah motor listrik atau reciprocating
engine dengan putaran 800 – 1200 RPM
dipakai untuk menggerakan pumping unit.
III - 14
Gambar 3.11
2. Gear Reducer
Gear reducer adalah alat untuk menurunkan
putaran dari motor atau engine menurut
yang di butuhkan
Gambar 3.12
3. Crank
Crank disambungkan pada sumbu putaran
rendah yang keluar dari gearbox yang
berputar 360 derajat, lubang yang di sebelah
luar dari crank di sambungkan ke pitman.
Kalau counter weight di butuhkan oleh
pumping unit,maka dapat dipasang pada
crank.
III - 15
Gambar 3.13. Crank
4. Pitman
Pitman dipasang untuk menghubungkan
crank dengan walking beam dan berfungsi
untuk merubah gerakan berputar dari gear
box menjadi gerakan turun naik pada walking
beam, Panjang stroke pemompaan ( SL) pada
setiap pumping unit dirubah dengan
memindahkan sambungan pitman pada
lubang yang ada di crank. Bila sambungan
dirubah ke arah sumbu gear box (inboard)
maka stroke length menjadi lebih pendek
sedangkan kalau menjauhi sumbu gear box
(outboard) maka stroke length menjadi lebih
panjang
5. Walking Beam
Walking beam bergerak keatas dan kebawah
dan ditopang oleh samson post dan saddle
bearing
6. Horse Head
Horse head (kepala kuda) dipasang pada
walking beam dengan memakai engsel sling.
III - 16
Horse head disambung ke polished rod agar
polished rod dapat bergerak keatas dan
kebawah mengikuti gerakan dari walking
beam
III - 17
penggerak di waktu up-stroke dan down-
stroke.
Disamping itu sekaligus untuk memperkecil
horse power yang di butuhkan oleh motor.
Pada Air Balance pumping unit, tabung udara
yang bertekanan berfungsi sebagai pengganti
counter weight.
9. Brake ( rem )
Rem berfungsi untuk mengatur posisi kepala
kuda kalau pumping unit harus dimatikan
untuk keperluan perbaikan pada well atau
pada pumping itu sendiri
III - 18
Gambar 3.15, cylce pompa; (a) plunger turun
dekat dasar; (b) plunger naik dekat dasar; (c)
plunger naik dekat puncak; (d) plunger turun
dekat puncak.
III - 20
FUNGSI KOMPNEN POMPA
A. Travelling Barrel
Yaitu pump-barrel yg bergerak naik turun dgn
traveling value pada bagian atas barrel.
Keuntungan:
1.Travel barrel menyebabkan fluida bergerak
sampai dekat Seating Nepple.
2.Pompa berkala tidak menyebabkan pasir
menutup barrel.
3.BHD melekat dibawah dapat menghindari barrel
pecah.
Kerugian:
1.Karena tabung panjang,jarak tempuh fluida
dalam barrel panjang,pompa ini tidak cocok
fluida level static rendah.
2.Pada sumur-sumur dalam, tabung bisa bengkok.
3.Lubang bengkok dpt merusak barrel.
Kerugian :
1.Pasir bisa mengendap di sekitar barrel.
2.Pasir bisa mengendap pd pemompaan berkala.
D.Tubing Pump
Keuntungan:
1.Produksi fluida flunger lebih besar.
2.Lubang Standing value .
Kerugian :
Harus menarik Tubing untuk mengganti barrel.
D).Rod (Stang)
III - 22
Energi ditransfer dari alat-alat permukaan ke
pompa melalui Sacker Rod String.Rod terbuat
dari 90% lebih besi.dgn campuran C, Mn, S i
,Ni,Cu.
Tubing
ROD
Size OD Berat(lb/ft) Luas Irisan
Tubing Dinding At,
(inch) inc
1,5 1,900 2,90 0,800
2 2,375 4,70 1,304
2,5 2,875 6,50 1,812
3 3,500 9,30 2,590
3,5 4,000 11,00 3,077
4 4,500 12,75 3,601
Tabel 2
Kombinasi untuk Sucker Rod
UKURAN ROD PD STRING HARGA R SEBAGAI FUNGSI DARI
Ap(note R1adalah yg bawah,kecil
III - 23
5/8 – ¾ R1=0,759-0,0896 Ap
R2=0,241+0,0896 Ap
¾ - 7/8 R1=0,786-0,0566 Ap
R2 =0,214 + 0,0566 Ap
7/8 – 1 R1 =0,0,814-0,0375 Ap
R2=0,186+0,0375Ap
5/8-3/4-7/8 R1 = 0,627 - 0,1393 AP
R2 = 0,199 + 0,0737 AP
R3 = 0,175 + 0,0655 AP
¾-7/8-1 R1 = 0,644 – 0,0894 AP
R2 = 0,181 + 0,0478 AP
R3 = 0,155 + 0,0146 AP
¾-7/8-1-1 1/8 R1 = 0,582 + 0,1110 AP
R2 = 0,158 + 0,0421 AP
R3 = 0,137 + 0,0364 AP
R4 = 0,123 + 0,0325 AP
III - 25
cp=40.8L2 (inch). . . . . . . . . . . . . .(8)
E
Dimana :
cp=Plunger over travel (in)
ct =Tubing Stretch (in)
cr=Rod Stretch (in),Ap=Luas Plunger (in2)
E =Modulus Young besi. 30 x106Psi
D=Kedalaman Working Fluid Level (ft)
At=LuasPenampang Tubing (inc)2
G=Specific gravity fluida
Sp=Plunger Stroke
III - 27
BBL
*1440 menit/hari =0.1484 Ap Sp N /D
9702 inch3/bbl
atau V= K . Sp N . . . . . . . . . . . (16)
Ci = 0. 50 (Wmax + Wmin).
Subsitusi dari pers (14) dan (15) diperoleh :
f).Daya Mesin.
Hh=7.36*10-6 q G Ln . . . . . . . .. . (22)
III - 29
Kecepatan Pompa (N) .
PERENCANAAN POMPA
Langkah2 perencanaan:
(lihat gbr.7)
pergunakan tabel 2.
Dimana: V=K Sp N Q =K Sp N Ev
Wf =0.433 G L. Ap – 0.294 Wr
WMax = Wf + Wr (1 + )
Hh=7.36*10-6 q G Ln . . . . .. . (22)
Contoh Perencanaan:
5.Faktor Percepatan :
= S N2 =
64 x ( 20 x 20 )
= 0,363
70500
70500
III - 35
Sp = 64 +40,8x45002x0.363 – (5,2x0,90x4500x1.767
30 x 106 30 x 106
= 64 + 10 – 13.3
Sp = 60.7 inch
7. Ev = 80 % Q= K Sp N Ev
Wr = (1,16 x1725)+(1,63x1475)+(2,16x1300)
= 7222 lb
III - 36
10. PRl Maksimum.
WMax = Wf + Wr (1 + )
= 2275 + 7222 ( 1 + 0.363 )
= 12.115 lb.
Beam load untuk unit ini adalah 20.700 lb, bila
diambil unit pompa dari Bethelhem Steel, missal 160 D
20 S – 64, dengan ini PRL maksimum lebih kecil dari
beam loadnya dan dianggap unit memenuhi.
III - 37
Karena unit diatas dipilah dengan API rating 160, jadi
ini memenuhi.
Hh = 7,36 x 10-6 xq x G x LN
= 7,36 x 10-6 x 254,5 x 0,901 x 4500
= 7,6 hp.
Hf = 6,31 x 10-7 x Wr x S X N
= 6,31 x 10-7 x 7222 x 64 x 20
= 5,87 hp.
Brake horse Power
Reflection from
Fluid level
B.Menggunakan dynamometer
1. Dynamometer
III - 39
Alat analisa pompa angguk terutama dari dynamometer, umumnya dynamometer
digunakan untuk analisa beban rod. Disini akan dibicarakan beberapa penggunaan dari
dynamometer tersebut. Pada saat ini dynamometer telah di hubungkan dengan komputer
untuk mendapatkan analisa secara tepat dan praktis. Gambar 4.1 memperlihatkan peralatan
komputer ini
Jadi Dynamometer adalah peralatan untuk mencacat beban dari sucker rod string dan
beban lainnya dan akan memberikan pencatatan kontinue semua gaya sepanjang as polished
rod pada segala waktu dari pumping cycle. Informasi yang langsung didapat dari
dynamometer card adalah beban sebenarnya pada segala titik cylce pompanya.
III - 41
1.2. Prinsip Kerja Dynamometer
Penggunaan dynamometer pada pompa
angguk diperlihatkan pada gambar 2 dan
dijelaskan sebagai berikut : Load Cell dipasang
diantara Polished Rod Clamp dan Carrier bar.
Load Cell merupakan sebuah sensor pengukur
beban yang merubah satuan berat menjadi
resistansi listrik. Position transducer mempunyai
tali senar yang di pasang pada polished rod dan
di dalam Position Transducer terdapat
potensiometer yaitu alat eletronika yang dapat
berubah-ubah resistansinya dan dihubungkan
dengan tali senar dan akan memanjang dan
memendek sesuai dengan naik turunnya rod
yang berguna menentukan posisi rod pada
perekam, di dalam Position
Dari kedua sensor beban (Load Cell) dan
Position transducer di kirim ke perekam atau
ADC (Analog to Digital Converter), kemudian di
hubungkan dengan unit komputer yang telah
berisi program dynamometer, dari komputer
tersebut dapat dilihat kurva sumbu x dan sumbu
y, atau kurva load (lbs) terhadap displacement
(inch). Maka kurva tersebut inilah yang
dinamakan dynamometer card atau dynograph,
kemudian dynograph ini dapat menentukan
kondisi sumur tersebut.
III - 42
CARRIER BAR
LOAD CELL
POLISHED ROD
SENAR
ADC
POSITON
TRANSDUCER
WELL HEAD
III - 43
1.3. Bentuk Dynamometer Card
Gambar 3 sampai dengan 4 memperlihatkan
perkembangan teoritis dari suatu dynamometer
dimana pada sumbu horisontal diberikan
displacement rod dan pada sumbu vertikal
digambarkan bebannya.
III - 46
Gb 6. Dynamometer card sebenarnya.
Fluid Founding
Fluid found adalah suatu keadaan dimana
barrel tidak terisi penuh oleh fluida seperti
terlihat pada gambar 4.1. Pada titik A
plunger mulai bergerak ke atas , pada titik A
– B , fluida memasuki barrel pompa, karena
tidak cukup banyak fluida yang memasuki
barrel, pada akhir langkah upstroke pompa
hanya terisi sebagian oleh liquid dan
sebagian lagi gas bertekanan rendah. Pada
III - 48
langkah C downstroke di mulai , karena
tidak ada liquid yang membuka TV maka ia
akan tetap tertutup, plunger tetap
terbebani maksimum sampai akhirnya
menghantam liquid pada titik D, TV
membuka seketika dan beban fluida dengan
cepat di transfer ke tubing.
III - 50
Keberadaan free gas dapat mempengaruhi
efisiensi pompa dan menurunkan produksi atau
bahkan menimbulkan gas lock. Perbedaan gas
pound dengan gas lock adalah pada gas pound
masih ada produksi fluida sedangkan pada gas
lock tidak ada produksi sama sekali.
III - 52
Gambar 9. Travelling valve check
III - 54
Gambar 10. Standing valve check, bocor
III - 56
Gambar 11.Plunger hitting bottom.
Gambar 12
Fo = 0.34 x SGt x D2 x L
141.5
SGO ……………….4.4
o
API 131.5
III - 59
Berdasarkan gambar diatas, maka dapat dihitung pump intake pressure,
Pi = Pa - DPpump
Pa = (0.433 x SG x L) + Pt ……………….4.5
Fo
DPpump
Ap
maka :
Fo
Pi Pa
Ap ……………….4.6
Working Fluid Level (WFL) atau aras cairan kerja dapat ditentukan dengan
mengetahui berapa harga dari Pwf/0.433 SG, untuk itu harga working fluid level adalah :
III - 60
WFL = D - Pwf . ……………….4.7
(0.433 x SG)
Dimana :
Kalau misalnya air SG nya 1,02 dan minyak 0,79, sedangkan watercut = 60%, maka SG
Atau tinggi fluida diatas pompa dapat dihitung dari persamaan berikut :
Pi Pc
H ……………….4.8
0.433SGc
dan FL = L – H ……………….4.9
L = Pump Depth, ft
Cara paling praktis dalam menggunakan persamaan 4.6 adalah menghitung level fluida
efektif, yakni dengan menggunakan nilai SGc sama dengan SGt sehingga dapat dihitung tinggi
Travelling valve check dapat digunakan untuk menghitung pump slip. TV check
memperlihatkan sejumlah beban fluida yang bocor dalam pound/detik. Dari sini kita dapat
memperkirakan berapa besar rugi produksi yang terjadi :
Rod Shrinkage (in/det) = Er x L x LRtv ……………….4.10
2 Fr
Laju _ Slip ( BFPD) Vol .Slip.Ratex8.905x ……………….4.12
2
Solusi :
persamaan :
D 1.5
III - 63
Pwf = Pc ( H _________
)
100
Dimana :
D = kedalaman pipa dalam sumur (ribuan Ft),
Pc =Tekanan Casing (Psia)
H = kedalaman fluid level(ft).
Ap
Wf = ____
( Wr - SVL ), subsitusikan ke per 33
Ar
Ap
Pwf Ap = ____
( Wr - SVL )-(TVL –SVL)-Pt(Ap-Ar)
Ar
Wr-SVL TVL-SVL
Pwf= _________ _ __________
+ Pt( 1- Ar/Ap)
Ar Ap
Contoh :
Suatu sumur pompa dengan 3700 ft 7/8” rod.
Dan plunger 13/4. Suatu SV check dilakukan dan
dibaca beban 7050 lb dynamometer, sedang
TVL Check memberikan beban 7935 lb, Pt
adalah 70 Psia.
Cari tekanan alir dasar sumur.
III - 65
Solusi :
3,14 7
Ar = _________ ( ___ )2 = 0,601 in2
4 8
3,14 7
Ap = _________ ( ___ )2 = 2.405 in2
4 4
Ar/Ap = 0,25.
517 885
Pwf= _____ _ __________ + 70{1- (0,601/2,405)}
0,601 2,405
III - 66
Gb. A -1
P.N.PERTAMINA
DATA RESERVOIR
DATA PRODUKSI :
PERSOALAN PRODUKSI :
III - 67
PN. PERTAMINA
DATA SHEET NO 2 PERENCANAAN POMPA ANGGUK
(SRP)
SUMUR : TM UIR TGL : 1 JUNI 2009
LAPANGAN: MARPOYAN UNIT: OLEH :
MHS
DATA YANG ADA (DIANGGAP)
III - 68
1. Wr = 1.548 (Tabel A-4 atau dihit. Non
API)
2. Er = 1.006 X10-6 (Tabel A-4 atau A-7 non API)
3. Fc = 1.179 (Tabel A-4 atau Gb A-15 Non API)
PERHITUNGAN Sp DAN PD :
KARAKTERISTIK OPERASI
III - 70
23. PPRL = Wrf + ( F1 / Skr ) × Skr ) = ___ + ____ × __ = ____ lb
Baris 16 Baris 18 Baris 7
24. MPRL = Wrf - ( F2 / Skr ) × Skr ) = _____ - ____ × _____ = ____ lb
Baris 16 Baris 19 Baris 7
2
25. PT = (2T/S kr) × Skr × S/2 × Ta = _________ × _________ ×
Baris 20 Baris 7
_________ × _________ = __________lb-ft
(Baris D) / 2 Baris 22
26. PRHP = (F3/Skr) × Skr × S × N × 2.53 × 10-6 =
_________ × _________ × _________ × _________ × 2.53 × 10-6 =
__________ Baris 21 Baris 7 Baris D Baris E
34. HP Elektrik motor pada Nameplate (motor dengan high-slip y = 0,8 ; normal
slip y = 0,6) Rata-rata 0,7
NPHP = EBHP/y = ________ : y = __________ hp
III - 71
d = (N × R × dia : RPM ) = (_____ × _____ × _____ ) : (_____ ) = ______ in
Baris E Catalog Catalog Catalog
III - 72