Jurnal Penelitian Sosiologi Hukum

You might also like

Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 14

Tugas Jurnal Penelitian

SOSIOLOGI HUKUM
“Pelaksanaan Kewenangan Satuan Polisi Pamong Praja dalam
Menegakkan Perda No.10 Tahun 2014 Tentang Ketertiban Umum
dan Ketentraman Masyarakat”

Oleh :
Kelompok I

No. Nama Stambuk


1. Andi Agung Chatawiguna H1A116025
2. Harjiman H1A116093
3. Ainul Fadhilah H1A116311
4. Azra Nofanti H1A117203
5. Imam Saputra H1A117226
6. Annisa H1A116

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018
Pelaksanaan Kewenangan Satuan Polisi Pamong Praja dalam Menegakkan
Perda No.10 Tahun 2014 Tentang Ketertiban Umum dan Ketentraman
Masyarakat

Andi Agung Chatawiguna, Ainul Fadhilah, Azra Nofanti, Imam Saputra, Harjiman, Annisa

ABSTRAK

Meningkatnya jumlah PKL di pusat-pusat perkotaan sekarang ini menjadi masalah yang
urgent untuk diperhatikan. Keberadaan mereka sering kali dinilai sebagai faktor penghambat program
tata letak dan tata ruang kota yang dilakukan oleh pemerintah daerah di Indonesia. Perspektif yang
muncul akibat adanya PKL menuntut pemerintah daerah untuk membuat suatu kebijakan yang
nantinya diharapkan menjadi penengah dengan beberapa kepentingan yang ada. Produk kebijakan ini
akan terwujud jika dalam proses kebijakan yang akan dibuat oleh pemerintah harus melibatkan
masyarakat umum, terutama pelaku usaha Informal yakni PKL baik secara individual, perwakilan
bahkan organisasi yang terbentuk dalam PKL tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tujuan mendeskripsikan bentuk-bentuk serta
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penertiban PKL berdasarkan Perda No. 10 Tahun 2014
tentang Ketertiban Umum & Ketentraman Masyarakat di Kota Kendari. Penelitian ini dilakukan
di Kota Kendari Jl. Taman Suropati, Lawata. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
wawancara, observasi, dan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis secara
induktif, dengan metode perbandingan.. Hasil penelitian menunjukkan apa saja bentuk-bentuk
implementasi penertiban PKL dan faktor apa yang menghambat penertiban PKL berdasarkan Perda
No. 10 Tahun 2014 tentang Ketertiban Umum & Ketentraman Masyarakat di Kota Kendari

Kata Kunci : Kebijakan Publik, Implementasi Kebijakan, Pedagang Kaki Lima

PENDAHULUAN memiliki daya tawar lemah terhadap pihak

Adanya ketimpangan sosial dan lain.

kemiskinan yang disebabkan oleh Kemiskinan merupakan masalah

pembangunan dalam perspektif ekonomi klasik yang dihadapi oleh semua negara,

politik dapat diterjemahkan sebagai hasil terutama negara-negara sedang

dari proses yang mendorong konsentrasi berkembang. Kemiskinan di negara

kekayaan dan kekuasaan di satu pihak dan berkembang umumnya disebabkan oleh

menumbuhkan masyarakat pinggiran yang keterbelakangan pendidikan, minimnya


pengembangan sumber daya alam dan
manusia yang dimiliki serta ketidaktepatan Pedagang Kaki Lima di Jalan Taman
strategi dan program pembangunan yang Suropati umumnya menggunakan bahu
diterapkan dan yang paling penting adalah jalan untuk tempat mereka berdagang.
faktor ketidakmerataan pendidikan dan Penggunaan bahu jalan untuk tempat
akses informasi. mereka mendirikan lapakpun
mengakibatkan terganggunya lalu lintas di
Pedagang kaki lima yang banyak
kawasan tersebut. Banyak dari mereka
menjajakan dagangannya di tempat yang
yang menggunakan meja dan payung di
sebenarnya tidak diperuntukkan untuk
trotoar, ada juga yang menggunakan mobil
berjualan, banyak sekali menimbulkan
bak terbuka yang diparkir di bahu jalan
kerugian. Salah satu tempat yang
yang sudah jelas tertera rambu-rambu lalu
digunakan pedagang kaki lima untuk
lintas dilarang parkir, tetapi yang
menjajakan dagangannya ialah trotoar
mengganggu lalu lintas adalah parkir
yang fungsinya untuk fasilitas pejalan
pembeli yang menyebabkan kemacetan di
kaki. Keberadaan mereka tidak hanya
area tersebut.
merugikan hak para pejalan kaki untuk
menikmati fasilitas trotoar, tetapi juga Peraturan Daerah Kota Kendari
memberi dampak yang kurang sedap memberikan sanksi administrasi dan
dipandang mata. Tatanan kota yang tidak sanksi pidana kepada pihak-pihak yang
teratur, belum lagi ada pihak-pihak yang melanggar ketentuan Peraturan Daerah
tidak bertanggung jawab membiarkan Kendari. Hal ini tertuang dalam Bab XI
tenda-tenda dagangan mereka tetap berada sanksi administrasi pasal 34 dan pasal 35
di area trotoar tersebut. Hal ini masih serta ketentuan pidana pada bab XIII pasal
menjadi permasalahan yang belum ada 37 Peraturan Daerah Kota Kendari No. 10
solusi yang signifikan. Tahun 2014 Tentang Ketertiban Umum
dan Ketentraman Masyarakat.
Keberadaan PKL yang
memanfaatkan trotoar sebagai tempat TINJAUAN PUSTAKA
berjualan jelas memberikan dampak yang
A. Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol
merugikan bagi sebagian lingkungan, salah
PP)
satunya adalah hak pejalan kaki dan 1. Definisi Satpol PP
terganggunya lalu lintas di sepanjang Berdasarkan Peraturan Pemerintah
kawasan tersebut. Hal ini membuat Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2010
sebagian kalangan merasa sangat tentang Satuan Polisi Pamong Praja, dalam
dirugikan. Bab I (1) tentang ketentuan umum
disebutkan Satuan Polisi Pamong Praja, umum dan ketenteraman masyarakat serta
yang selanjutnya disingkat Satpol PP, perlindungan masyarakat. Dalam
adalah bagian perangkat daerah dalam menjalankan tugas tersebut Satpol PP juga
penegakan Peraturan daerah (Perda) dan mempunyai beberapa fungsi, diantaranya :
a) Program dan pelaksanaan penegakan
penyelenggaraan ketertiban umum dan
Perda, penyelenggaraan ketertiban
ketenteraman masyarakat. Polisi Pamong
umum dan ketenteraman masyarakat
Praja adalah anggota Satpol PP sebagai
serta perlindungan masyarakat
aparat pemerintah daerah dalam
b) Pelaksanaan kebijakan penegakan
penegakan Perda dan penyelenggaraan
Perda dan peraturan kepala daerah
ketertiban umum dan ketenteraman c) Pelaksanaan kebijakan
masyarakat, dimana ketertiban umum dan penyelenggaraan ketertiban umum
ketenteraman masyarakat adalah suatu dan ketenteraman masyarakat di
keadaan dinamis yang memungkinkan daerah
d) Pelaksanaan kebijakan perlindungan
Pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat
masyarakat dapat melakukan kegiatannya
e) Pelaksanaan koordinasi penegakan
dengan tenteram, tertib, dan teratur.
Perda dan peraturan kepala daerah,
Menurut Peraturan Pemerintah penyelenggaraan ketertiban umum
Republik Indonesia nomor 6 tahun 2010, dan ketenteraman masyarakat
Satpol PP dibentuk untuk membantu dengan Kepolisian
f) Negara Republik Indonesia,
kepala daerah dalam menegakkan perda
Penyidik Pegawai Negeri Sipil
dan penyelenggaraan ketertiban umum dan
daerah, dan/atau aparatur lainnya
ketenteraman masyarakat, di setiap g) Pengawasan terhadap masyarakat,
provinsi dan kabupaten atau kota dibentuk aparatur, atau badan hukum agar
Satpol PP. Pembentukan organisasi Satpol mematuhi dan menaati Perda dan
PP berpedoman pada Peraturan Pemerintah peraturan kepala daerah
tersebut. h) Pelaksanaan tugas lainnya yang
2. Tugas dan Fungsi Satuan Polisi diberikan oleh kepala daerah.
Pamong Praja
Dalam Peraturan Pemerintah nomor
6 tahun 2010 tentang Satuan Polisi 3. Wewenang, Hak dan Kewajiban
Pamong Praja, pada bab II (2) disebutkan Satuan Polisi Pamong Praja
Satpol PP mempunyai tugas menegakkan Peraturan Pemerintah nomor 6
Perda dan menyelenggarakan ketertiban tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong
Praja, dalam Bab III (3) menjelaskan a) Polisi Pamong Praja mempunyai
tentang wewenang, hak dan kewajiban hak sarana dan prasarana serta
Satpol PP yang diatur dalam tiga pasal. fasilitas lain sesuai dengan tugas
Pasal 6 menjelaskan wewenang dari dan fungsinya berdasarkan
Satpol PP, diantaranya : ketentuan peraturan perundang-
a) Melakukan tindakan penertiban undangan.
b) Polisi Pamong Praja dapat
nonyustisial terhadap warga
diberikan tunjangan khusus sesuai
masyarakat, aparatur, atau badan
dengan kemampuan keuangan
hukum yang melakukan
daerah. Selain hak Satpol PP juga
pelanggaran atas Perda dan atau
memiliki kewajiban yang harus
peraturan kepala daerah
b) Menindak warga masyarakat, ditaati
aparatur, atau badan hukum yang
kewajiban dari Satpol PP diatur
mengganggu ketertiban umum dan
dalam Peraturan Pemerintah nomor 6
ketenteraman masyarakat
c) Fasilitasi dan pemberdayaan tahun 2010, pada bab III (3) pasal 8, yaitu :

kapasitas penyelenggaraan a) Menjunjung tinggi norma hukum,

perlindungan masyarakat norma agama, hak asasi manusia,


d) Melakukan tindakan penyelidikan dan norma sosial lainnya yang
terhadap warga masyarakat, hidup dan berkembang di
aparatur, atau badan hukum yang masyarakat
diduga melakukan pelanggaran atas b) Menaati disiplin pegawai negeri

Perda dan atau peraturan kepala sipil dan kode etik Polisi Pamong

daerah Praja
e) Melakukan tindakan adm inist rati f c) Membantu menyelesaikan

terhadap warga masyarakat, perselisihan warga masyarakat

aparatur, atau badan hukum yang yang dapat mengganggu ketertiban

melakukan pelanggaran atas Perda umum dan ketenteraman

atau peraturan kepala daerah. masyarakat


d) Melaporkan kepada Kepolisian Negara
Selanjutnya hak dari Satpol PP yang Republik Indonesia atas ditemukannya
diatur dalam Peraturan Pemerintah nomor atau patut diduga adanya tindak pidana
6 tahun 2010, pada bab III (3) pasal 7, e) Menyerahkan kepada Penyidik Pegawai
yaitu : Negeri Sipil daerah atas ditemukannya
atau patut diduga adanya pelanggaran
terhadap Perda dan/atau peraturan 2. Ciri-Ciri Pedagang Kaki Lima
kepala daerah. Ciri-ciri umum dari pedagang kaki lima
yang dikemukakan oleh Kartono dkk.
B. Pedagang Kaki Lima (PKL) (1980: 3-7), yaitu:
1. Definisi Pedagang Kaki Lima a) Merupakan pedagang yang
kadang- kadang juga sekaligus
Banyak defenisi tentang pedagang sebagai produsen
kaki lima, menurut Kamus Besar b) Ada yang menetap pada lokasi
Bahasa Indonesia Kontemporer (1991), tertentu, ada yang bergerak dari
adalah pedagang yang menjual barang tempat satu ketempat yang lain
c) Menjajakan bahan makanan,
dagangannya di pinggir jalan atau di
minuman, barang-barang
dalam usahanya menggunakan sarana
konsumsi lainnya yang tahan
dan perlengkapan yang mudah
lama secara eceran
dibongkar pasang atau dipindahkan d) Umumnya bermodal kecil,
serta memempergunakan bagian jalan kadang hanya merupakan alat
atau trotoar, tempat-tempat yang tidak bagi pemilik modal dengan
diperuntukkan bagi tempat untuk mendapatakan sekedar komisi
berusaha atau tempat lain yang bukan sebagai imbalan atas jerih
miliknya. payahnya
e) Kualitas barang- barang yang
Menurut McGee dan Yeung (1977:
diperdagangkan relatif rendah
25), pedagang kaki lima merupakan
dan biasanya tidak berstandar
orang-orang yang menjajakan barang
f) Volume peredaran uang tidak
dan jasa untuk dijual di tempat yang
seberapa besar, para pembeli
merupakan ruang untuk kepentingan
merupakan pembeli yang
umum, terutama di pinggir jalan dan
berdaya beli rendah
trotoar.
g) Tawar menawar antar penjual
Dapat disimpulkan bahwa dan pembeli merupakan relasi
pedagang kaki lima merupakan suatu ciri yang khas pada usaha
pekerjaan atau usaha kecil oleh pedagang kaki lima
masyarakat yang berpenghasilan rendah
3. Jenis Dagangan dan Lokasi
atau mempunyai modal kecil dengan Pedagang Kaki Lima
menjual barang atau jasa di tempat Jenis dagangan dari PKL
umum yang bukan miliknya. sangat dipengaruhi oleh sifat
pelayanan PKL itu sendiri. Barang sesuai dengan musim musim
yang didagangkan biasanya buah. Lokasi PKL yang
bergantung pada lokasi dimana PKL menjual buah-buahn berada di
berdagang. Jenis dagangan yang pusat-pusat keramaian serta
biasa didagangkan oleh PKL, cenderung berbaur dengan
diantaranya (McGee dan Yeung; jenis komoditas lainnya.
d) Rokok dan obat-obatan,
1977:69) :
biasanya pedagang yang
a) Makanan dan minuman, terdiri
menjual rokok juga berjualan
dari pedagang yang berjualan
makanan ringan, obat, dan
makanan dan minuman yang
permen. Lokasi dagangan jenis
telah dimasak dan langsung
ini cenderun berada di pusat-
disajikan ditempat maupun
pusat keramaian, atau dengan
dibawa pulang. Lokasi
kegiatan-kegiatan sektor
dagangan untuk barang
formal.
dagangan seperti ini biasanya
e) Barang cetakan seperti
berlokasi di perkantoran,
majalah, koran dan buku
tempat rekreasi, sekolah, ruang
bacaan. Jenis dagangan seperti
terbuka atau taman, dan
ini cenderung berlokasi di
persimpangan jalan utama
pusat-pusat keramaian dan
menuju keramaian.
berbaur dengan pedagang jenis
b) Pakaian atau tekstil dan
komoditas lainnya.
mainan anak. Untuk barang
f) Jasa perorangan, terdiri dari
dagangan seperti ini biasanya
tukang kunci, reparasi jam,
pola pengelompokan lebih
tukang stempel hingga tukang
berbaur dengan komoditas
pembuat figuran. Pedagang
lain. Lokasi dagangan
jenis ini berlokasi didaerah
cenderung sama dengan para
pertokoan dan berbaur dengan
pedagang makanan dan
jenis komoditas lain
minuman.
c) Buah-buahan, dimana jenis
4. Bentuk Sarana Perdagangan
buah yang diperdagangkan
Yang digunakan Pedagang Kaki
berupa buah-buah segar.
Lima
Komoditas perdagangkan
Berdarsarkan hasil penelitian
cenderung berubah-ubah
oleh Waworoentoe (1973:24)
bentuk sarana perdagangan yang bangku panjang. Bentuk
digunakan pedagang kaki lima sarana ini beratap dari
dikelompokan sebagai berikut : bahan terpal atau plastik
a) Pikulan atau Keranjang, yang tidak tembus air. PKL
bentuk sarana ini digunakan yang menggunakan sarana
oleh pedagang keliling atau ini merupakan jenis PKL
sering berpindah-pindah. yang menetap.
Bentuk ini dimaksudkan f) Kios, pedagang yang
agar barang dagangan menggunakan jenis sarana
mudah untuk dibawah ini merupakan pedagang
berpindah-pindah tempat. yang menetap, karena
b) Gelaran atau alas, pedagang
secara fisik jenis ini tidak
menjual barang
dapat dipindahkan.
dagangannya diatas kain
Biasanya merupakan
atau tikar. Bentuk sarana ini
bangunan semi permanen
digunakan oleh pedagang
yang dibuat dari papan.
semi menetap.
c) Meja, bentuk sarana METODE PENELITIAN
berdagang yang A. Lokasi Penelitian
menggunakan meja dan Penelitian ini dilaksanakan di Jl.
beratap maupun tidak Taman Senopati, Sulawesi Tenggara
beratap. Sarana ini Kota Kendari.
digunakan oleh PKL yang
menetap.
d) Gerobak atau kereta dorong.
B. Informasi Penelitian
Jenis sarana ini dibagi atas
Informasi yang kami dapatkan melalui
dua jenis, yaitu yang
wawancara maupun observasi
beratap dan tidak beratap.
langsung, dimana metode yang kami
Sarana ini dikategorikan
gunakan adalah pendekatan kualitatif
untuk PKL yang menetap
(suatu proses penelitian dan
maupun tidak menetap.
pemahaman yang berdasarkan pada
e) Warung semi permanen,
metodologi yang menyelidiki suatu
terdiri dari beberapa
fenomena sosial dan masalah
gerobak yang dilengkapi
manusia)
dengan meja dan bangku-
C. Teknik Pengumpulan Data dilakukan dengan langkah- langkah
Teknik pengumpulan data yang kami sebagai berikut: (Miles dan
gunakan ada tiga yaitu : Huberman, 1992: 18)
1. Pengumpulan informasi,
1. Observasi dengan melakukan
melalui wawancara maupun
pengamatan langsung pada obyek
observasi langsung.
yang diteliti. Metode ini
2. Reduksi. Langkah ini adalah
dilakukan tanpa perlu
untuk memilih informasi mana
memberikan pertanyaan kepada
yang sesuai dan tidak sesuai
responden. Kami melakukan
dengan masalah penelitian.
pengamatan di lingkungan kerja 3. Penyajian. Setelah informasi
alami dan mencatat perilaku dipilih maka disajikan bisa
subyek penelitian. dalam bentuk uraian
penjelasan.
2. Wawancara adalah percakapan 4. Tahap akhir, adalah menarik
dengan maksud untuk maksud kesimpulan.
tertentu. Pada metode ini kami
dan responden berhadapan HASIL DAN PEMBAHASAN
langsung (face to face) untuk A. Bentuk-Bentuk Implementasi
mendapatkan informasi secara Penertiban Pedagang Kaki Lima
lisan dengan tujuan mendapatkan Oleh Satuan Polisi Pamong Praja
data yang dapat menjelaskan Berdasarkan Peraturan Daerah
permasalahan penelitian. No.10 Tahun 2014 di Kawasan Jl.
3. Kuesioner merupakan Taman Senopati Kota Kendari
metode pengumpulan data
Berdasarkan realita yang
yang dilakukan dengan
terjadi di lapangan, maka Pemerintah
cara memberi seperangkat
Daerah khususnya Satpol PP yang
pertanyaan atau
merupakan pelaksana penegakan dan
pernyataan tertulis kepada
penertiban Peratuan Daerah
responden untuk dijawab.
melakukan upaya-upaya dalam
D. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan penegakan Peraturan Daerah No. 10

yaitu analisis secara induktif, dengan Tahun 20014 tentang Ketertiban

metode perbandingan. Untuk Umum dan Ketentraman Masyaraat,

menganalisis penelitian ini, maka sebagai berikut:


1. Pembinaan PKL bekerjasama cara relokasi pada tempat yang
dengan Dinas Pasar dan disediakan, tetapi pemerintah
Pemerintah Daerah Kota Kota Kendari membuat tempat
Kendari. Selama ini PKL relokasi yang kurang strategis
berbekal sedikit pengalaman sehingga daya beli masyarakat
dalam menjalankan usahanya. pun menjadi kegagalan relokasi
Dengan cara melakukan untuk para PKL.
pembinaan PKL maka akan
Hal tersebut sesuai dengan
terciptanya PKL yang
pendapat Ibu Fatimah yang
mempunyai potensi baik dalam
berpendapat tentang tempat
sektor perekonomian daerah.
relokasi
PKL dalam binaan Pemerintah
Daerah bersama dengan Dinas “Pernah memang to saya
ditawari pindah ke Pasar PKL
Pasar ini ditempatkan pada
tapi itumi kasian penghasilanta
kawasan yang disebut dengan sedikit skali”1
Zona Khusus. Para PKL tersebut Memang pada kenyataannya
diberikan bantuan kredit berdasarkan survei angket yang kami
kelompok dan bantuan alat sebarkan di jejeran PKL Jalan Taman
usaha untuk modal mereka Suropati, kegiatan para PKL yang
melakukan kegiatan usahanya berjualan dikawasan tersebut tidak
dalam berdagang. Di Kota memiliki izin dari Pemerintah Daerah
Kendari sendiri sudah ada Kota Kendari, dikarenankan para PKL
kawasan Zona Khusus tersebut, yang tidak menaati Peraturan Daerah
sebagai contoh adanya Kota Kendari No. 10 Tahun 20014
kompleks pasar PKL di tentang Ketertiban Umum dan
Tobuuha, Puuwatu, Kota Ketentraman Masyarakat. Upaya
Kendari. Pemerintah Daerah khususnya untuk

2. Relokasi yang diikuti sosialisasi Satpol PP selaku pelaksana

dan konsep yang efektif dalam penegakkan dan penertiban Perda

penataan kembali Pedagang untuk melakukan penataan bagi PKL

Kaki Lima di Kota Kendari ini sering dilakukan dengan

khususnya kawasan Jl. Taman


1
Wawancara dengan Ibu Fatimah yang merupakan
Suropati dapat dilakukan dengan salah satu PKL(pedagang buah) di Jalan
Taman Suropati, 27 April 2018
mengeluarkan kebijakan-kebijakan menjadi menarik, karena PKL menjadi
dan upaya-upaya seperti yang sudah sebuah dilema tersendiri bagi
dijelaskan diatas. Tidak semua dari Pemerintah. Disatu sisi PKL sering
implementasi kebijakan tersebut bisa mengganggu lalu lintas dan tidak
diterima oleh setiap pedagang, maka sesuai dengan tata ruang kota, disisi
dalam penegakan dan penertiban lain PKL menjalankan peran sebagai
Peraturan Daerah No. 10 Tahun 20014 bayangan ekonomi dan lapangan
tentang Ketertiban Umum dan pekerjaan yang belum bisa disediakan
Ketentraman Masyarakat yang Pemerintah.
dilakukan Pemerintah Daerah
Kegiatan penataan bagi PKL
khususnya Satpol PP selaku pelaksana
merupakan kesulitan tersendiri bagi
tidak jarang adanya hambatan.
Pemerintah. Selain jumlahnya yang
B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi semakin banyak, keberadaan
Implementasi Penertiban Pedagang merekapun dipengaruhi aspek
Kaki Lima Oleh Satuan Polisi ekonomi. Problematika dalam
Pamong Praja Berdasarkan penataan pedagang kaki lima adalah
Peraturan Daerah No.10 Tahun bahwa jumlah mereka yang sangat
2014 di Kawasan Jl. Taman banyak dan memerlukan ruang yang
Senopati Kota Kendari cukup besar untuk menampung
mereka agar dapat tertata. Pemerintah
Fenomena Pedagang Kaki
Daerah Kota Kendari sendiri
Lima telah banyak menyita perhatian
melakukan penataan bagi PKL dengan
Pemerintah. PKL sering kali dianggap
cara menyediakan tempat relokasi
mengganggu ketertiban lalu lintas,
untuk para PKL dalam menjalankan
merampas hak para pejalan kaki
kegiatan usahanya. Seringkali upaya
akibat digunakannya trotoar, dan tata
yang dilakukan Pemerintah Daerah
ruang kota yang kacau. Pemerintah
Kota khususnya Satpol PP selaku
sebagai pembuat kebijakan harus
pelaksana penegakan dan penertiban
bersikap tegas dalam menentukan
Peraturan Daerah Kota Kendari No.
kebijakan, namun dalam penegakan
10 Tahun 2014 tentang Ketertiban
dan penertiban kebijakan Pemerintah
Umum dan Ketentraman Masyarakat
juga sangatlah sulit dikarenakan
mengalami hambatan dan kendala.
berbenturan dengan masalah
Adapun hambatan-hambatan yang
kemanusian. Permasalahan PKL
dialami dalam menertibkan PKL yang mengampu berapa Kecamatan
tidak memiliki izin untuk mendirikan saja.”2

usaha di Jalan Taman Suropati,


2. Banyaknya Pedagang Kaki
diantaranya adalah:
Lima yang tidak memiliki izin
1. Keterbatasan SDM Satpol PP
usaha. Masih banyaknya
dalam operasional penegakan
Padagang Kaki Lima yang tidak
Perda dan penertiban umum.
memiliki izin usahapun menjadi
Personel Satpol PP dalam
hambatan bagi Pemerintah
penegakan Perda dan penertiban
Daerah dalam penegakan dan
umum hanya ada 45 orang
penertiban Peraturan Daerah
dalam 1 (satu) regu. 1 (satu)
Kota Kendari No. 10 Tahun
regu tersebut tidak hanya
2014 tentang Ketertiban Umum
menertibkan PKL saja, tetapi
dan Ketentraman Masyarakat.
mencakup semua seperti
Mengingat juga dalam
spanduk, penertiban minuman
penegakan Perda dan penertiban
beralkohol, dan perlindungan
PKL Satpol PP selaku pelaksana
masyarakat. Seperti yang sudah
keterbatasan personel dalam
disampaikan oleh Bapak Adi
operasional penertiban PKL. hal
dalam sesi wawancara:
tersebut sesuai dengan
“Kegiatan kami dalam satu keterangan yang diberikan oleh
tahun itu segini, jadi PKL itu Ibu Fatimah:
hanya sebagian kecil saja. Ini
kan jatah dana aggaran yang “memang kebanyakan disini
disediakan dari Pemerintah itu PKL-nya tidak ada izinnya dek,
sudah di susun untuk kegiatan.
kayak saya mi ini juga nda ada
Ini sudah tersusun rata setiap
bulannya. Kalo kita hanya fokus surat izin jualan disini.
sama PKL, kita keterbatasan Sekarang untuk apa mengurus
personel, karena Satpol PP
izin dek sedangkan saya jualan
Kota Kendari bukan Cuma
menertibkan PKL saja, tapi juga juga hanya musim-musim
menertibabkan spanduk, tertentu saja, tidak perluji
penertiban minuman
tempat luas juga. Jadi, saya
beralkohol, dan perlindungan
masyarakat. Kalo kita tertibkan
semua itu kendalanya kita SDM
hanya 45 orang ji, hanya 2
Wawancara dengan Bapak Adi salah satu Anggota
Satpol PP Kota Kendari, 30 April 2018
jualan pindah-pindah tidak keputusan Pengadilan itu maka
perlu urusi izin”3 ada keputusan yang kuat untuk
PKL tersebut yang menyatakan
3. Penolakan dari PKL untuk di mereka bersalah”.
relokasi di lahan yang sudah di
Selama ini dalam pembuatan-
fasilitasi oleh Pemerintah
pembuatan peraturan dan macam
Daerah. Alasannya karena bila
penataan, PKL menilai bahwa
direlokasi ditempat yang sudah
Pemerintah kurang mengikut sertakan
disediakan Pemerintah Daerah
mereka. Bahwa dimata PKL,
di Kawasan kompleks pasar
Peraturan Daerah Kota Kendari No.
PKL di Tobuuha, Puuwatu, Kota
10 Tahun 2014 tentang Ketertiban
Kendari pendapatan mereka
Umum dan Ketentraman Masyarakat
tidak sebanding bila mereka
hanyalah untuk tujuan merelokasi
berjualan di Jalan Taman
mereka. Dari presepsi PKL yang
Suropati yang merupakan
menganggap bahwa mereka kurang
kawasan jalan ramai yang
diikut sertakan juga menjadi salah satu
banyak terdapat konsumen.
faktor untuk menghambat upaya
4. Rendahnya kesadaran untuk Pemerintah Daerah khususnya Satpol
menaati hukum dan tata ruang PP selaku pelaksana penegakan Perda
kota, baik dari sektor informal dan penertiban PKL di Jalan Taman
maupun masyarakat itu sendiri. Suropati, Kota Kendari.
Seperi yang sudah disampaikan
oleh Bapak Adi dalam
wawancara:

“Kita kasih peringatan 3 kali


masing-masing itu 7 hari, kalo KESIMPULAN DAN SARAN
tidak ada pembongkaran dari
A. Kesimpulan
Pedagang Kaki Lima tersebut
yasudah terpaksa kita data trus 1. Bentuk implementasi yang
kita bongkar dengan berita dilakukan Satpol PP terhadap
acara pembongkaran. Kalo
PKL yaitu; Pembinaan PKL
PKL itu tetap kapatuli langsung
kita data lagi dan kita bawa ke bekerjasama dengan Dinas Pasar
persidangan. Dengan adanya dan Pemerintah Daerah Kota
3
Wawancara dengan Ibu Fatimah yang merupakan Kendari dan Relokasi yang diikuti
salah satu PKL(pedagang buah) di Jalan
Taman Suropati, 27 April 2018 sosialisasi dan konsep yang
efektif dalam penataan kembali DAFTAR PUSTAKA
Pedagang Kaki Lima di Kota
HASIL WAWANCARA
Kendari khususnya kawasan Jl. Wawancara dengan Bapak Adi salah satu
Taman Suropati dapat dilakukan Anggota Satpol PP Kota Kendari, 30 April
dengan cara relokasi pada tempat 2018
yang disediakan.
Wawancara dengan Ibu Fatimah yang
2. Faktor yang mempengaruhi merupakan salah satu PKL(pedagang
implementasi yang dilakukan buah) di Jalan Taman Suropati, 27 April
Satpol PP terhadap PKL yaitu; 2018
Keterbatasan SDM Satpol PP
DOKUMEN PERUNDANGAN
dalam operasional penegakan
Perda dan penertiban umum, Peraturan Daerah No.10 Tahun 2014

Banyaknya Pedagang Kaki Lima tentang Ketertiban Umum & Ketentraman

yang tidak memiliki izin usaha, Masyarakat.

Penolakan dari PKL untuk di Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2010


relokasi di lahan yang sudah di tentang Satuan Polisi Pamong Praja
fasilitasi oleh Pemerintah Daerah
dan Rendahnya kesadaran untuk
menaati hukum dan tata ruang
kota

B. Saran
1. Bagi pemerintah sebaiknya lebih
meningkatkan peraturan dan
melakukan sosialisasi ke berbagi
daerah agar para pedagang kaki
lima mengetahui secara pasti
mana yang boleh dilakukan dan
tidak boleh dilakukan.

2. Bagi PKL di kawasan Jalan


Taman Senopati, Kota Kendari
hendaknya bisa menaati
peraturan-peraturan yang berlaku
demi kepentingan bersama.

You might also like