Professional Documents
Culture Documents
Bab 2
Bab 2
TEORI MEDIS
Masa Nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai
dengan 6 minggu (42 hari ) setelah itu.Pelayanan pasca persalinan harus terselenggara pada
masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi,yang meliputi upaya pencegahan,deteksi
dini dan pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi,serta penyediaan
Masa Nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi,plasenta,serta selaput
yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan
waktu kurang lebih 6 minggu. Masa nifas (puerperium),berasal dari bahasa latin yaityu,Puer
yang artinya bayi dan parous yang artinya melahirkan atau berarti masa sesudah
pasien mulai dari saat setelah lahirnya bayi sampai dengan kembalinya tubuh dalam keadaan
seperti sebelum hamil atau mendekati keadaan sebelum hamil.Periode masa nifas
(puerperium) adalah periode waktu selama 6-8 minggu setelah persalinan.Proses ini dimulai
setelah selesainya persalinan dan berakhir setelah alat reproduksi kembali seperti keadaan
sebelum hamil/tidak hamil sebagai akibat dari adanya perubahan fisiologi dan psikologi
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam.pada masa ini sering terdapat
suhu.
Di fase ini bidan memastikan involusio uteri dalam keadaan normal,tidak ada
perdarahan,lokhea tidak berbau busuk, tidak ada demam , ibu cukup mendapat makanan dan
Di fase ini bidan memastikan involusio uteri dalam keadaan normal,tidak ada
perdarahan \.lokhea tidak berbau busuk,tidak ada demam,ibu cukup mendapatkan makanan
Bidan memiliki Peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan postpartum.Adapun
kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas.
e. Membantu ibu dalam menyusui bayinya dan mendorong ibu untuk menyusui bayinya
g. Membuat kebijakan,perencana program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak dan
periode nifas
Kunjungan masa nifas yaitu paling sedikit empat kali melkaukan kunjungan pada masa
3.Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas
4.Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan menganggu kesehatan ibu nifas maupun
bayinya
b) Medeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan merujuk apabila perdarahan
berlanjut.
c) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana
g) Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi
baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam
keadaan stabil 2.
d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi
keadaan sebelum hamil. Perubahan keseluruhan alat genitalia ini disebut involusi. Pada masa
ini terjadi
juga perubahan penting lainnya, perubahan-perubahan yang terjadi antara lain sebagai
berikut.
a. Uterus
Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus
menerus dari uterus setelah pengeluaran plasenta sehingga membuat uterus menjadi relatif
2) Atrofi jaringan – Atrofi jaringan terjadi sebagai reaksi penghentian hormon esterogen
3) Autolysis – Merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di dalam otot
uterus. Enzim proteolitik akan memendekkan jaringan otot yang telah mengendur hingga
panjangnya 10 kali panjang sebelum hamil dan lebarnya 5 kali lebar sebelum hamil yang
terjadi selama kehamilan. Hal ini disebabkan karena penurunan hormon estrogen dan
progesteron.
4) Efek Oksitosin – Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterus
sehingga akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke
uterus. Proses ini membantu untuk mengurangi situs atau tempat implantasi plasenta serta
mengurangi perdarahan.
Ukuran uterus pada masa nifas akan mengecil seperti sebelum hamil. Perubahan-perubahan
Uterus Uterus
Akibat involusi uteri, lapisan luar desidua yang mengelilingi situs plasenta akan
menjadi nekrotik. Desidua yang mati akan keluar bersama dengan sisa cairan. Percampuran
Lokia adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi basa/alkalis
yang membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada pada
vagina normal.
Lokia mempunyai bau yang amis (anyir) meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya
berbeda-beda pada setiap wanita. Lokia mengalami perubahan karena proses involusi.
Pengeluaran lokia dapat dibagi menjadi lokia rubra, sanguilenta, serosa dan alba.
Rubra 1-3 hari Merah kehitaman Terdiri dari sel desidua, verniks
merah
Serosa 7-14 hari Kekuningan/ Lebih sedikit darah dan lebih banyak
berdiri. Hal ini terjadi akibat pembuangan bersatu di vagina bagian atas saat wanita dalam
posisi berbaring dan kemudian akan mengalir keluar saat berdiri. Total jumlah rata-rata
Selama proses persalinan vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan,
setelah beberapa hari persalinan kedua organ ini kembali dalam keadaan kendor. Rugae
timbul kembali pada minggu ke tiga. Himen tampak sebagai tonjolan kecil dan dalam proses
pembentukan berubah menjadi karankulae mitiformis yang khas bagi wanita multipara.
Ukuran vagina akan selalu lebih besar dibandingkan keadaan saat sebelum persalinan
pertama.
Perubahan pada perineum pasca melahirkan terjadi pada saat perineum mengalami robekan.
Robekan jalan lahir dapat terjadi secara spontan ataupun dilakukan episiotomi dengan
indikasi tertentu. Meskipun demikian, latihan otot perineum dapat mengembalikan tonus
tersebut dan dapat mengencangkan vagina hingga tingkat tertentu. Hal ini dapat dilakukan
meningkatkan kolestrol darah, dan melambatkan kontraksi otot-otot polos. Pasca melahirkan,
kadar progesteron juga mulai menurun. Namun demikian, faal usus memerlukan waktu 3-4
Beberapa hal yang berkaitan dengan perubahan pada sistem pencernaan, antara lain :
1. Nafsu Makan
mengkonsumsi makanan. Pemulihan nafsu makan diperlukan waktu 3–4 hari sebelum faal
usus kembali normal. Meskipun kadar progesteron menurun setelah melahirkan, asupan
2. Motilitas
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selama waktu
yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan anastesia bisa memperlambat
3 .PengosonganUsus
Pasca melahirkan, ibu sering mengalami konstipasi. Hal ini disebabkan tonus otot
usus menurun selama proses persalinan dan awal masa pascapartum, diare sebelum
persalinan, enema sebelum melahirkan, kurang makan, dehidrasi, hemoroid ataupun laserasi
jalan lahir. Sistem pencernaan pada masa nifas membutuhkan waktu untuk kembali normal.
Beberapa cara agar ibu dapat buang air besar kembali teratur, antara lain:
Bila usaha di atas tidak berhasil dapat dilakukan pemberian huknah atau obat yang lain
berada di antara anyaman otot-otot uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan
persalinan, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tak jarang
uterus jatuh kebelakang dan menjadi retrofleksi karena ligamentum retundum menjadi
kendor. Tidak jarang pula wanita mengeluh “kandungannya turun” setelah melahirkan karena
ligament, fasia, jaringan penunjang alat genitalia menjadi kendor. Stabilitasi secara sempurna
Sebagai akibat putusnya serat-serat plastic kulit dan distensi yang belangsung lama
akibat besarnya uterus pada waktu hamil, dinding abdomen masih agak lunak dan kendor
genitalia, serta otot-otot dinding perut dan dasar panggul, di anjurkan untuk melakukan
a. Suhu
Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 derajat Celsius. Sesudah partus dapat
naik kurang lebih 0,5 derajat celcius dari keadaan normal, namun tidak akan melebihi 8
derajat celcius. Sesudah 2 jam pertama melahirkan umumnya suhu badan akan kembali
normal. Bila suhu lebih dari 38 derajat celcius, mungkin terjadi infeksi pada klien.(Siti
saleha,2009)
b. Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali per menit. Pasca melahirkan,
denyut nadi dapat menjadi bradikardi maupun lebih cepat. Denyut nadi yang melebihi 100
kali per menit, harus waspada kemungkinan infeksi atau perdarahan post partum.
c. Tekanan Darah
Tekanan darah adalah tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri ketika darah
dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah normal manusia
adalah sistolik antara 90-120 mmHg dan diastolik 60-80 mmHg. Pasca melahirkan pada
kasus normal, tekanan darah biasanya tidak berubah. Perubahan tekanan darah menjadi lebih
rendah pasca melahirkan dapat diakibatkan oleh perdarahan. Sedangkan tekanan darah tinggi
pada post partum merupakan tanda terjadinya pre eklamsia post partum. Namun demikian,
d. Pernafasan
Frekuensi pernafasan normal pada orang dewasa adalah 16-24 kali per menit. Pada
ibu post partum umumnya pernafasan lambat atau normal. Hal ini dikarenakan ibu dalam
keadaan pemulihan atau dalam kondisi istirahat. Keadaan pernafasan selalu berhubungan
dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Bila suhu nadi tidak normal, pernafasan juga akan
mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran nafas. Bila pernafasan pada
masa post partum menjadi lebih cepat, kemungkinan ada tanda-tanda syok.
Selama kehamilan, volume darah normal digunakan untuk menampung aliran darah
yang meningkat, yang diperlukan oleh placenta dan pembuluh darah uteri. Penarikan kembali
esterogen menyebabkan dieresis yang terjadi secara cepat sehingga mengurangi volume
plasma kembali pada proporsi normal. Aliran ini terjadi dalam 2-4 jam pertama setelah
kelahiran bayi. Selam masa ini, ibu mengeluarkan banyak sekali jumlah urine. Hilangnya
vaskuler pada jaringan tersebut selama kehamilan bersama-sama dengan trauma masa
persalinan. Pada persalinan vagina kehilangan darah sekitar 200-500 ml, sedangkan pada
persalinan dengan SC, pengeluaran dua kali lipatnya. Perubahan terdiri dari volume darah
Setelah persalinan, shunt akan hilang dengan tiba-tiba. Volume darah ibu relative
akan bertambah. Keadaan ini akan menyebabkan beban pada jantung dan akan menimbulkan
decompensatio cordis pada pasien dengan vitum cardio. Keadaan ini dapat diatasi dengan
kembali seperti sedia kala. Umumnya, ini akan terjadi pada 3-5 hari post partum.
Pada minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen dan plasma serta faktor-faktor
pembekuan darah meningkat. Pada hari pertama post partum, kadar fibrinogen dan plasma
akan sedikit menurun tetapi darah lebih mengental dengan peningkatan viskositas sehingga
Leukositosis adalah meningkatnya jumlah sel-sel darah putih sebanyak 15.000 selama
persalinan. Jumlah leukosit akan tetap tinggi selama beberapa hari pertama masa post partum.
Jumlah sel darah putih akan tetap bisa naik lagi sampai 25.000 hingga 30.000 tanpa adanya
Pada awal post partum, jumlah hemoglobin, hematokrit dan eritrosit sangat bervariasi.
Hal ini disebabkan volume darah, volume plasenta dan tingkat volume darah yang berubah-
ubah. Tingkatan ini dipengaruhi oleh status gizi dan hidarasi dari wanita tersebut. Jika
hematokrit pada hari pertama atau kedua lebih rendah dari titik 2 persen atau lebih tinggi
daripada saat memasuki persalinan awal, maka pasien dianggap telah kehilangan darah yang
cukup banyak. Titik 2 persen kurang lebih sama dengan kehilangan darah 500 ml darah.
Penurunan volume dan peningkatan sel darah pada kehamilan diasosiasikan dengan
peningkatan hematokrit dan hemoglobin pada hari ke 3-7 post partum dan akan normal dalam
4-5 minggu post partum. Jumlah kehilangan darah selama masa persalinan kurang lebih 200-
500 ml, minggu pertama post partum berkisar 500-800 ml dan selama sisa masa nifas
a. Hormon placenta
Hormon placenta menurun dengan cepat setelah persalinan. HCG (Human Chorionic
Gonadotropin) menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke-
7 post partum dan sebagai omset pemenuhan mamae pada hari ke-3 post partum.
b. Hormone pituitary
Prolaktin darah akan meningkat dengan cepat. Pada wanita yang tidak menyusui,
prolaktin menurun dalam waktu 2 minggu. FSH dan LH akan meningkat pada fase
konsentrasi folikuler ( minggu ke-3) dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.
menyusui. Sering kali menstruasi pertama ini bersifat anovulasi karena rendahnya kadar
d. Kadar estrogen
Setelah persalinan, terjadi penurunan kadar estrogen yang bermakna sehingga aktifitas
prolaktin yang juga sedang meningkat dapat mempengaruhi kelenjar mamae dalam
a.Fase Taking In
Fase ini merupakan periode ketergantungan, yang berlangsung dari hari pertama sampai
hari ke dua setelah melahirkan. Ibu terfokus pada dirinya sendiri, sehingga cenderung pasif
terhadap lingkungannya. Ketidaknyamanan yang dialami antara lain rasa mules, nyeri pada
luka jahitan, kurang tidur, kelelahan. Hal yang perlu diperhatikan pada fase ini adalah
Gangguan psikologis yang dapat dialami oleh ibu pada fase ini adalah:
Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Ibu merasa khawatir akan
ketidakmampuan dan rasa tanggung jawab dalam perawatan bayinya. Perasaan ibu lebih
sensitif sehingga mudah tersinggung. Hal yang perlu diperhatikan adalah komunikasi yang
baik, dukungan dan pemberian penyuluhan/pendidikan kesehatan tentang perawatan diri dan
bayinya. Tugas bidan antara lain: mengajarkan cara perawatan bayi, cara menyusui yang
benar, cara perawatan luka jahitan, senam nifas, pendidikan kesehatan gizi, istirahat,
Fase ini merupakan fase menerima tanggungjawab akan peran barunya. Fase ini
berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai dapat menyesuaikan diri dengan
ketergantungan bayinya. Terjadi peningkatan akan perawatan diri dan bayinya. Ibu merasa
percaya diri akan peran barunya, lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan dirinya dan
bayinya. Dukungan suami dan keluarga dapat membantu merawat bayi. Kebutuhan akan
3. Sosial.Perhatian, rasa kasih sayang, menghibur ibu saat sedih dan menemani saat ibu
merasa kesepian
4. Psikososial.
Dahulu biasa untuk membatasi diet wanita masa nifas yang melahirkan
pervaginam,tetapi sekarang diet umum yang menarik dianjurkan.Kalau pada akhir 2 jam
setelah melahirkan setelah melahirkan per vaginam tidak ada kemungkinan komplikasi yang
memerlukan anestesi,pasien hendaknya diberikan minum dan makan jika ia lapar dan
haus.Sebaiknya selama menyusui ibu tidak melakukan diet untuk menghilangkan kelebihan
kalori berguna untuk produksi ASI dan mengembalikan tenaga setelah persalinan.Jika ibu
menyusui bayi,sebaiknya tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung alkohol.Obat-
obatan dikonsumsi sebatas yang dianjurkan dan tidak berlebihan.Sebaiknya penggunaan oba
Jumlah kalori yang dikonsumsi pada ibu menyusui mempengaruhi kuantitas dari ASI yang
kalori.Pada saat minggu pertama dari 6 bulan menyusui(ASI ekslusif)jumlah susu yang harus
dihasilkan oleh ibu sebanyak 750 ml setiap harinya.Dan mulai minggu kedua susu yang harus
dihasilkan adalah sejumlah 600 ml,jadi tambahan jumlah kalori yang harus dikonsumsi oleh
ibu adalah 510 kalori.Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein,mineral,dan
Minum sedikitnya 1-1,5 liter air setiap hari(anjurkan ibu untuk minum setelah setiap kali
selesai menyusui)
Makanan yang dikonsumsi haruslah makanan yang sehat,makanan yang sehat adalah
1. Sumber tenaga(energi)
Sumber tenaga diperlukan untuk pembakaran tubuh, pembentukan jaringan baru serta
penghematan protein (jika sumber tenaga kurang proteindigunakan sebagai cadangan untuk
memenuhi kebutuhan energi). Zat gizi yang termasuk sumber tenaga adalah, yaitu beras,
2. Sumber pembangun
Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan pergantian sel sel yang rusakdan mati.
Protein dari makanan harus diubah menjadi asam amino sebelum diserap dalam darah.
Pencernaannya dibantu oleh enzim dalam lambung dan pankreas sebelumdiserap oleh sel
mukosa usus dan dibawa ke hati (hepar) melalui pembuluh darah (vena porta). Sumber
protein dapat diperoleh dari protein nabati dan hewani. Protein nabati anatara lain ikan,
udang, kerang, kepiting, daging ayam, hati, telur, susu, dan keju. Protein nabati banyak
terkandung dalam kacang-kacangan, seperti kacang tanah, kacang merah, kacang hijau,
kacang kedelai, tahu dan tempe. Sumber protein terlengkap terdapat dalam susu, telur, dan
keju. Ketiga makanan tersebut juga mengandung zat kapur, zat besi dan vitamin B.
tubuh dari serangan penyakit dan mengatur kelancaran metabolisme di dalam tubuh. Sumber
buah pengatur dan pelindung bisa diperoleh dari semua jenis sayur dan buah-buahan segar.
a. Zat kapur
Zat kapur dibutuhkan untuk pembentukan tulang. Sumbernya antara lain susu, keju,
Fosfor dibutuhkan untuk pembentukan kerangka dan gigi anak. Sumbernya antara lain
c. Zat Besi
Tambahan zat besi sangat penting dalam masa menyusui karena dibutuhkan untuk
kenaikan sirkulasi darah dan sel darah merah sehingga daya angkut oksigen sehingga
mencukupi kebutuhan. Sumber zat besi antara lain kuning telur, hati, daging, kerang, ikan,
d. Yodium
kekerdilan fisik yang serius. Sumber yodium adalah minyak ikan, ikan laut dan garam
beryodium.
e. Kalsium
Ibu menyusui membutuhkan kalsium untuk pertmbuhan gigi dan anak sebagai sumbernya
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diprosuksi sampai proses
Payudara (mammae, susu) adalah kalenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada.
Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk menutrisi bayi. Manusia mempunyai
sepasang kalenjar payudara, yang beratnya lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat
Bagian yang menojol yang dimasukan ke mulut bayi untuk aliran air susu.
b. Fisiologis laktasi
Selama kehamilan, hormone prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI biasanya
belum keluar karena masih terhambat oleh kadar estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau
ketiga pasca persalinan, kadar estrogen dan progestero menurun drastis, sehingga prolaktin
lebih dominan dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Dua reflek pada ibu yang sangat
penting dalam proses laktasi yaitu prolaktin dan reflek aliran yang timbul akibat
2. Pengertian Laktasi
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dai ASI diproduksi sampai proses bayi
menghisap dan menelan ASI. Masa laktasi mempunyai tujuan meningkatkan pemberian ASI
eksklusif dan meneruskan pemberian ASI sampai anak umur 2 tahun secara baik dan benar
3. Fisiologi laktasi
hormon esterogen dan progesteron ber-kurang. Pada hari kedua atau ketiga setelah
persalinan, kadar esterogen dan progesteron turun drastis sedangkan kadar prolaktin tetap
tinggi sehingga mulai terjadi sekresi ASI. Saat bayi mulai menyusu, rangsangan isapan bayi
pada puting susu menyebabkan prolaktin dikeluarkan dari hipofise sehingga sekresi ASI
semakin lancar.
Pada masa laktasi terdapat refleks pada ibu dan refleks pada bayi. Refleks yang terjadi pada
ibu adalah:
a) Refleks prolaktin
Rangsangan dan isapan bayi melalui serabut syaraf memicu kelenjar hipofise bagian
depan untuk mengeluarkan hormon proaktin ke dalam peredaran darah yang menye-babkan
sel kelenjar mengeluarkan ASI. Semakin sering bayi menghisap semakin banyak hormon
prolaktin dikeluarkan oleh kelenjar hipofise. Akibatnya makin banyak ASI dipro-duksi oleh
sel kelenjar. Sebaliknya berkurangnya isapan bayi menyebabkan produksi ASI berkurang,
Rangsangan isapan bayi melalui serabut saraf, memacu hipofise bagian belakang untuk
mensekresi hormon oksitosin ke dalam darah. Oksitosin ini menyebabkan sel – sel myopytel
yang mengelilingi alveoli dan duktuli berkon-traksi, sehingga ASI mengalir dari alveoli ke
duktuli menuju sinus dan puting. Dengan demikian sering menyusu baik dan penting untuk
plasenta dari dinding rahim dan mengurangi perdarahan setelah persalinan. Let down reflex
dipengaruhi oleh emosi ibu, rasa khawatir, rasa sakit dan kurang percaya diri.
Bila pipi atau bibir bayi disentuh, maka bayi akan menoleh ke arah sentuhan, membuka
mulutnya dan beru-saha untuk mencari puting untuk menyusu. Lidah keluar dan melengkung
Refleks terjadi karena rangsangan puting susu pada palatum durum bayi bila areola
masuk ke dalam mulut bayi. Gusi bayi menekan areola, lidah dan langit – langit sehingga
menekan sinus laktiferus yang berada di bawah areola. Kemudian terjadi gerakan peristaltik
1. Tidurkan bayi bersama ibunya segera sesudah dilahirkan selama beberapa jam pertama.
Ini penting sekali untuk membina hubungan/ikatan disamping bagi pemberIbun ASI.
Bayi yang normal berada dalam keadaan bangun dan sadar dalam beberapa jam pertama
sesudah lahir. KemudIbun mereka akan memasuki suatu masa tidur pulas. Penting untuk
membuat bayi menerima ASI pada waktu masih terbangun tersebut. Seharusnya dilakukan
perawatan mata bayi pada jam pertama sebelum atau sesudah bayi menyusui untuk pertama
kalinya. Buatlah bayi merasa hangat dengan membaringkannya dan menempel pada kulit
ibunya dan menyelimuti mereka. Jika mungkin lakukan ini paling sedikit 30 menit, karena
2. Ajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah umum
yang timbul.
Ibu harus menjaga agar tangan dan putting susunya selalu bersih untuk mencegah
kotoran dan kuman masuk ke dalam mulut bayi. Ini juga mencegah luka pada putting susu
dan infeksi pada payudara. Seorang ibu harus mencuci tangannya dengan sabun dan air
sebelum menyentuh putting susunya dan sebelum menyusui bayinya. Ibu juga harus mencuci
tangannya sesudah buang air kecil atau air besar atau menyentuh sesuatu yang kotor. Ibu juga
harus membersihkan payudaranya dengan air bersih satu kali sehari. Ibu tidak boleh
i. Berbaring miring, ini posisi yang amat baik untuk pemberian ASI yang pertama kali atau
posisinya tegak lurus (90 derajat) terhadap pangkuannya. Ini mungkin dapat dilakukan
dengan duduk bersila di atas tempat tidur atau di lantai, atau duduk di kursi.
Tanda-tanda bahwa bayi telah berada pada posisi yang baik pada payudara yaitu:
4. Bayi harus ditempatkan dekat ibunya di kamar yang sama (rawat gabung/rooming in).
Dengan demikian Ibu dapat dengan mudah menyusui bayinya bila lapar. Ibu harus
belajar mengenali tanda-tanda yang menunjukkan bahwa byinya lapar. Bila Ibu terpisah
tempatnya dari bayi, maka Ibu akan lebih lama belajar mengenali tanda-tanda tersebut.
Biasanya bayi baru lahir ingin minum ASI setiap 2-3 jam atau 10-12 kali dalam 24 jam.
Bila bayi tidak minta diberi ASI, katakana pada Ibu untuk memberikan ASInya pada bayi
setidaknya setiap 4 jam. Namun, selama dua hari pertama sesudah lahir, beberapa bayi tidur
panjang selama 6-8 jam. Untuk memberikan ASI pada bayi setiap/sesudah 4 jam, yang paling
baik adalah membangunkannya selama siklus tidurnya. Pada hari ketiga setelah lahir,
Makanan lain termasuk air dapat membuat bayi saki dan menurunkan persediaan ASI
Ibunya karena ibu memproduksi ASI tergantung pada seberapa banyak ASInya dihisap oleh
bayi. Bila minuman lain atau air diberikan, bayi tidak akan merasa lapar, sehingga ia tidak
akan menghisap.
Susu botol atau kempengan membuat bayi bingung dan dapat membuatnya menolak
pentil ibunya atau tidak menghisap dengan baik. Mekanisme menghisap botol atau
kempengan berbeda dari mekanisme menghisap putting susu pada payudara ibu. Ini akan
membingungkan bayi. Bila bayi diberi susu botol atau kempengan, ia akan lebih susah belajar
4. Manfaat Menyusui
Bagi bayi :
semula
d.menunda kesuburan
Bagi keluarga :
c.Bayi yang mendapat ASI jarang sakit,sehingga dapat menghemat biaya untuk berobat
Bagi Negara :
b.penghematan devisa dalam hal pembelian susu formula dan perlengkapan menyusui
c. mengurangi polusi
6.Stadium ASI
Kolostrum adalah cairan emas, cairan pelindung yang kaya zat anti infeksi dan
kolostrum yang keluar sedikit menurut ukuran kita, tetapi volume kolostrum yang ada dalam
payudara mendekati kapasitas lambung bayi yang berusia 1-2 hari. Volume kolostrum antara
Kolostrum yang encer dan seringkali berwarna kuning atau dapat pula jernih ini lebih
menyerupai darah daripada susu, sebab mengandung sel darah putih yang dapat membunuh
kuman penyakit.Kolostrum mengandung zat anti infeksi 10-17 kali lebih banyak
dibandingkan ASI matang.Protein dalam kolostrum lebih banyak daripada ASI matang, kadar
karbohidrat dan lemak lebih rendah dibandingkan ASI matang, dan mengandung total energi
Kolostrum juga merupakan pencahar ideal untuk membersihkan zat yang tidak terpakai dari
usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan bagi bayi
ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum ASI matang,
yaitu sejak hari ke-4/ke-7 sampai hari ke-10/ke-14.Kadar protein makin merendah, sedangkan
ASI mature yaitu ASI yang keluar setelah hari ke-14 dan seterusnya. Komposisi ASI
relatif konstan.
Bayi usia 0-6 bulan, dapat dinilai mendapat kecukupan ASI bila mencapai keadaan sebagai
berikut:
1. Bayi minum ASI tiap 2-3 jam atau dalam 24 jam minimal mendapatkan ASI 8 kali
3. Bayi akan buang air kecil (BAK) paling tidak 6-8 x sehari.
7. Pertumbuhan berat badan (BB) bayi dan tinggi badan (TB) bayi sesuai dengan grafik
pertumbuhan.
8. Perkembangan motorik baik (bayi aktif dan motoriknya sesuai dengan rentang usia
putting susu.
hatihati.
b. Payudara Bengkak
ketiga.
penyebabnya adalah :
karena peningkatan aliran vena dan limfe sehingga menyebabkan bendungan ASI
pada payudara ibu dan dapat terjadi pula bila ibu memiliki kelainan putting susu
2. Etiologi
berlebihan)
b. Hisapan bayi yang tidak aktif (Pada masa laktasi, bila ibu tidak
c. Posisi menyusui bayi yang tidak benar (Tehnik yang salah dalam
dalam menyusu, Karena bayi tidak dapat menghisap putting dan areola,
kesulitan pada saat bayi menyusu karena bayi tidak dapat menghisap
a. Mammae panas serta keras pada perabaan dan nyeri ketika di tekan
d. Payudara bengkak
dikerjakan dengan sangat teliti dan tidak boleh kasar dan keras. Tidak jarang
dengan lesi ganas tidak boleh berulang-ulang diperiksa oleh dokter atau
Pertama lakukan dengan cara inspeksi (periksa pandang), hal ini harus
dilakukan pertama dengan tangan disamping dan sesudah itu dengan tangan ke
atas, selagi pasien duduk. Kita akan melihat dilatasi pembuluh-pembuluh balik
dibawah kulit akibat pembesaran tumor jinak atau ganas di bawah kulit. Perlu
diperhatikan apakah kulit pada suatu tempat apakah menjadi merah, misalnya oleh
mastitis karsinoma. Edema kulit harus diperhatikan pada tumor yang terletak tidak
jauh dibawah kulit. Kita akan jelas melihat edema kulit seperti gambaran kulit
Kemudian lakukan palpasi (periksa raba), ibu harus tidur dan diperiksa
secara sistematis bagian medial lebih dahulu dengan jari-jari yang harus ke bagian
lateral. Palpasi ini harus meliputi seluruh payudara, dari parasternal kearah garis
aksilla belakang dan dari subklavikular kearah paling distal. Setelah palpasi
pemeriksaan aksilla orang sakit duduk, tangan aksilla yang akan diperiksa
dengan tangan yang kontralateral dari tangan si penderita. Misalnya kalau aksilla
kiri orang sakit yang akan diperiksa, tangan kiri dokter mengadakan palpasi (Ai
Yeyeh, 2010).
5. Penatalaksaanan
kebutuhan bayi
lembek
kebutuhan ASI
d. Untuk mengurangi rasa sakit pada payudara berikan kompres dingin dan
f. Bila perlu berikan paracetamol 500 mg per oral setiap 4 jam (Rukiyah dan
keluhan berkurang.
dan lebih sering, kompres hangat air susu dikeluarkan dengan pompa dan
memungkinkan air susu dikeluarkan dengan pijatan. Keadaan ini pada umumnya
akan menurun dalam berapa hari dan bayi dapat menyusu (Sarwono, 2008).
6. Pencegahan
menyusui secara ondemand. Bayi harus sering disusui. Apabila terlalu tegang atau
bayi tidak dapat menyusu sebaiknya ASI dikeluarkan dahulu, agar ketegangan
menurun.
Untuk merangsang reflek oksitosin maka dilakukan:
tengah).