Professional Documents
Culture Documents
CASE DHF Grade II
CASE DHF Grade II
IDENTITAS PENDERITA
1
II. ANAMNESIS
2
2.6. Gigi geligi
Pertama : 6 bulan Sekarang:
2.9. Makanan
Usia 0 – 4 bln : ASI on demand
Usia 4 – 6 bln : ASI on demand + buah-buahan 1-2 kali + bubur susu 1-2 kali
Usia 6 – 9 bln : ASI on demand + buah-buahan 2 kali + bubur tim saring 2 kali
3
Usia 9 – 12 bln : ASI on demand + buah-buahan 2 kali + bubur susu 1 kali + nasi tim 2
kali.
Usia 12bln-skrg: makanan sesuai dengan pola makan keluarga
4
Kesadaran : compos mentis
Posisi : tidak ada letak paksa
Penampilan umum : Mental normal
Fisik normal
3.3. Pengukuran
Berat badan : 49 Kg
Tinggi badan : 160 cm
( 110 % standar BB/U NCHS WHO)
( 104 % standar PB/U NCHS WHO)
( 98,6 % standar BB/TB NCHS WHO)
Status gizi : baik
Lingkar kepala : - cm
Lingkar dada : - cm
Lingkar perut : - cm
Lingkar lengan atas : - cm
Test RL : tidak dilakukan
5
KGB : tidak teraba membesar
3.4.3. Leher
KGB : tidak teraba membesar; tortikolis (-)
3.4.4. Dada
3.4.4.1. Dinding dada / paru
Inspeksi : B/P simetris kiri = kanan, retraksi (-)
Palpasi : pergerakan simetris kiri = kanan
Perkusi : sonor
Auskultasi : VBS +/+, Rh-/-, Wh-/-
3.4.4.2. Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis kuat angkat (-), penjalaran (-)
Perkusi : dalam batas normal
Auskultasi : bunyi jantung murni, regular, murmur (-)
3.4.5. Perut
Inspeksi : datar
Palpasi : lembut; nyeri tekan (+) hepar tidak teraba membesar , tepi
tumpul, kenyal, permukaan rata; lien tidak teraba
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal
6
3.4.6. Genital
Perempuan, tidak ada kelainan
19 oktober 2007
V. RESUME
Seorang anak perempuan usia 12 tahun dengan BB : 49 kg, tinggi badan 160 cm,
dengan status gizi
7
3 hari 4 hari
2 hari dirawat dirawat
1 hari dirawat
dirawat
1hari
SMRSI
- Demam (+) - Demam (+) - Demam (+) - Demam (↓) - Demam (↓)
- Kejang (-) - Kejang (-) - Kejang (-) - Kejang (-) - Kejang (-)
- Muntah (-) - Muntah (+) - Muntah (-) - Muntah (-) - Muntah (-)
- Penurunan - Penurunan - Penurunan - Penurunan - Penurunan
Kesadaran(-) Kesadaran (-) Kesadaran (-) Kesadaran(-) Kesadaran(-)
Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada anggota keluarga os yang sedang sakit panas.
Riwayat persalinan : Lahir cukup bulan, lahir spontan, ditolong bidan.
Riwayat imunisasi : Imunisasi dasar lengkap sesuai dengan jadwal
Imunisasi ulangan belum lengkap
Imunisasi anjuran belum lengkap
Riwayat nutrisi : Kualitas dan kuantitas cukup
8
KGB : Tidak teraba membesar
Mata : Konjungtiva anemis -/-
Hidung : Pernafasan cuping hidung -/-, sekret (-)
Mulut : Bibir lembab, mukosa mulut basah.
Dada
Dinding dada/Paru-paru
Inspeksi : Bentuk dan gerak simetris kiri & kanan,
retraksi intercostalis (-), epigastrium (-)
Palpasi : Pergerakan simetris kanan = kiri
Perkusi : Sonor
Auskultasi : VBS+/+, Rh-/-, Wh -/-
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Iktus kordis tidak kuat angkat
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : Bunyi jantung murni, reguler, murmur (-)
Perut
Inspeksi : datar
Palpasi : lembut; nyeri tekan (+), hepar tidak teraba membesar , tepi
tumpul, kenyal, permukaan rata; lien tidak teraba
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal
9
Dari pemeriksaan penunjang didapatkan
19/10/2007
Darah :
VI. DIAGNOSIS
Differential diagnosis :
VIII. PENATALAKSANAAN
Medika mentosa :
10
Luminal 3 X 5 mg
Questran 2 X 1/3 bks
Inf D5% 8-12 tts/mnt
Flasbumin 20% isi 50cc, 25 cc/6 jam
IX. PROGNOSIS
X. PENCEGAHAN
11
Kesadaran (-) Sampai flasbumin habis
pakai threeway
Out : in :
1. 20 cc 20cc
2. 25 cc 25cc
3. 25 cc 25cc
4. 25 cc 25cc
CaCl2 1cc
5. 25 cc 25cc
6. 25 cc 25cc
7. 25 cc 25cc
8. 25 cc 25cc
CaCl2 1cc
9. 25 cc 25cc
10.25 cc 25cc
11. 25 cc 25cc
12. 25 cc 25cc
CaCl21cc
13. 25 cc 25cc
12
14. 25 cc 25cc
15. 25 cc 25cc
16. 25 cc 25cc
CaCl21cc
17. 25 cc 25cc
18. 25 cc 25cc
19. 25 cc 25cc
20. 25 cc 25cc
CaCl21cc
21. 25 cc 25cc
22. 25 cc 25cc
23. 25 cc 25cc
24. 25 cc 25cc
Total : 595 cc 595 cc
13
- Penurunan
Kesadaran(-)
XII. Pembahasan
14
Ikterus adalah diskolorisasi kuning kulit atau organ lain akibat penumpukan
bilirubin dalam serum. Pada neonatus ikterik pada masa neonatal dapat merupakan
manifestasi daripada suatu penyakit atau keadaan patologis, selain itu dapat merupakan
suatu stadia maturasi fungsional.
Ikterus patologi adalah ikterus yang mempunyai dasar yang atau kadar bilirubinnya
mencapai suatu nilai yang hiperbilirubinemi.
Etiologi Ikterus fisiologis:
- Peningkatan jumlah bilirubin yang masuk ke dalam sel hepar.
- Defek pengambilan bilirubin plasma.
- Defek konjugasi bilirubin.
- Ekskresi bilirubin menurun.
Etiologi Ikterus patologis:
- Anemia hemolitik: isoimunisasi, defek eritrosit, penyakit hemolitik bawaan,
sekunder dari infeksi, dan mikroangiopati.
- Ekstravasasi darah: hematoma, ptekie, perdarahan paru, otak, retroperitoneal dan
sefalhematom.
- Polisitemia.
- Sirkulasi enterohepatik berlebihan: obstruksi usus, stenosis pilorus, ileus
15
Ikterus dikatakan Patologis :
1. Ikterus yang terjadi pada 24 jam pertama
2. Konsentrasi bilirubin serum sewaktu 10 mg% pada neonatus cukup bulan dan
12,5 mg% pada neonatus kurang bulan
3. Kecepatan peningkatan kadar 5 mg% atau lebih setiap 24 jam
4. Ikterus yang disertai proses hemolisis (inkompabilitas darah,defisiensi enzim
G6PD dan sepsis)
5. Ikterus yang disertai keadaan sebagai berikut
5.1. Berat lahir kurang dari 2.000 gram
5.2. masa gestasi kurang dai 36 minggu
5.3. Asfiksia, hipoksia, sindrom gangguan pernafasan.
5.4. Infeksi
5.5. Trauma lahir pad kepala
5.6. Hipoglikemi
5.7. Hiperosmolalitas darah
Hiperbilirubinemi adalah suatu keadaan yang mana kadar bilirubinnya mencapai suatu
nilai yang mempunyai suatu potensi yang menimbulkan kernicterus kalau tidak
ditanggulangi dengan baik
Kern icterus adalah sindroma neurologik yang disebabkan oleh menumpuknya bilirubin
indirek/tak terkonjugasi dalam sel otak.
Stadium 1
Refleks moro jelek, hipotoni, letargi, poor feeding, vomitus, high pitched cry,
kejang.
Stadium 2
Opistotonus, panas, rigiditas, occulogyric crises, mata cenderung deviasi ke atas.
Stadium 3
Spastisitas menurun, pada usia sekitar 1 minggu.
Stadium 4
16
Gejala sisa lanjut; spastisitas, atetosis, tuli parsial/komplit, retardasi mental,
paralisis bola mata ke atas, displasia mental.
Penatalaksanaan :
Ikterus neonatal dapat dikendalikan dengan mengadakan intervensi pada jalur
metabolismenya cara itu adalah :
1. Mengstimulasi konjugasi
2. Melakukan fotoisomerisasi dengan terapi sinar
3. Menambah zat-zat yang kurang dalam transportasi dan metabolisme
4. mengeluarkan bilirubin dengan transfusi tukar
5. membatasi sirkulus entero hepatis
6. Mengtasi penyebabnya bila mungkin
Photo-therapy
Tujuan : menurunkan kadar bilirubin indirek dalam serum
Prinsip : terapi sinar menyebabkan terjadinya isomerisasi bilirubin indirek yang
Mudah larut. Didalam plasma dan mudah diekskresi oleh hati ke saluran
empedu
Indikasi : 1. Pada setiap keadaan dimana kadr bilirubin serum mencapai 10 mg%
Atau lebih. Kecuali telh memenuhi syarat transfusi tukar
2. Pra transfusi tukar
3. Pasca transfusi tukat
17
Transfusi tukar (exchange Transfusion)
Tujuan : Mengganti eritrosit yang dapat dihemolisis dan menurunkan kadar
Bilirubin indirek
Indikasi : Apabila pada suatu saat sijumpai kadar biliribin indirek ≥ 20 mg%
Keadaan lain apabila dijumpai kadar bilirubin tali pusat ≥ 4 mg% dan
Kadar Hb tali pusat < 10 g%
18