Professional Documents
Culture Documents
ID Perencanaan Pondasi Tiang Pancang Dan Ti PDF
ID Perencanaan Pondasi Tiang Pancang Dan Ti PDF
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
Jl. MT. Haryono no. 167, Malang, 65145, Indonesia
Abstrak
Perencanaan pondasi bertujuan untuk membandingkan besarnya jumlah biaya yang dibutuhkan dalam pekerjaan
pembuatan pondasi untuk abutment jembatan Labuhan Madura. Sehingga nantinya dari dua jenis pondasi dapat
dipilih untuk digunakan. Perencanaan pondasi ini menggunakan perhitungan kapasitas dukung ultimit cara statis.
Yang mana cara ini dihitung dengan menggunakan teori-teori mekanika tanah. Dimana parameter-parameter
tanah yang digunakan adalah: φ, c, cd, dan γ pada kondisi tak terdrainase. Berdasarkan hasil penyelidikan tanah
diketahui bahwa jenis tanah di dominasi oleh tanah pasir. Sehingga untuk estimasi kapasitas dukung tiang
diperoleh dari data pengujian di lapangan, seperti pengujian SPT. Dari perencanaan didapat jumlah tiang untuk
tiang pancang adalah 70 buah (Qijin = 556,6786 kN/tiang) dengan estimasi biaya adalah Rp.1.974.102.300,- dan
untuk tiang bor adalah 56 buah (Qijin = 684,1668 kN/tiang) dengan estimasi biaya adalah Rp. 9.460.902.248,-.
Sehingga pondasi tiang pancang memiliki jumlah biaya yang lebih ekonomis.
1. PENDAHULUAN
1
di desa Labuhan sehingga pada 1.3 Batasan Masalah
perencanaan jalan tersebut perlu pula Batasan masalah dalam penelitian
direncanakan sebuah jembatan yang akan ini dibutuhkan agar pembahasan tidak
melintasi sungai tersebut. Jembatan keluar dari tujuan awal yang ingin dicapai.
tersebut akan diberi nama Jembatan Batasan masalah dalam penelitian ini
Labuhan karena letaknya tersebut. adalah sebagai berikut :
Jembatan Labuhan yang memiliki 1. Penelitian dilakukan hanya sampai
lebar total 20 meter tersebut menurut tahap perencanaan.
perencanaannya akan dibangun secara 2. Data yang digunakan adalah data
bertahap. Sehingga diperlukan pemilihan survei yang diperoleh dari konsultan
pondasi yang akan digunakan pada perencana yang telah ditunjuk untuk
jembatan tersebut agar dapat menahan melaksanakan pekerjaan perencanaan
beban yang dipikulnya. Yang mana Jalan Lingkar Selatan di Pulau Madura.
nantinya pemilihan tipe pondasi ini 3. Perencanaan pembebanan
didasarkan pada aspek keuntungan dari menggunakan RSNI T – 02 – 2005 dan
segi kecepatan dan kemudahan dalam PPPJJR 1987.
pelaksanaan, kekuatan, biaya pemeliharaan 4. Struktur yang direncanakan adalah
dan biaya konstruksi yang minimum. pondasi pada Abutment pada titik B5
Pemilihan tipe pondasi yang akan Jembatan Labuhan.
kita gunakan diperlukan karena kondisi
tanah pada lokasi pembangunan Jembatan
Labuhan bukan merupakan tanah keras. 1.4 Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Hasil dari uji SPT (Standart Penetration Tujuan yang ingin dicapai oleh
Test) yang dilakukan pada lokasi tersebut penulis untuk pembaca dalam penelitian
belumlah mencukupi standar yang telah ini adalah sebagai berikut :
ditetapkan yaitu percobaan SPT akan 1. Mengetahui bagaimana merencanakan
dihentikan setelah didapatkan harga SPT ≥ pondasi tiang pancang pada Jembatan
60 sebanyak 3 (tiga) kali berturut – turut. Labuhan.
2. Mengetahui bagaimana merencanakan
pondasi tiang bor pada Jembatan
1.2 Rumusan Masalah Labuhan
Dalam penelitian ini, dibuat suatu 3. Mengetahui besarnya biaya yang
rumusan masalah yang digunakan sebagaai dibutuhkan untuk masing – masing
pertanyaan penelitian (research question). jenis pondasi yang akan direncanakan
Adapun rumusan masalah dalam penelitian untuk Jembatan Labuhan.
ini adalah sebagai berikut : 4. Mengetahui keekonomisan dan
1. Bagaimana merencanakan pondasi keefisienan dari jenis pondasi yang
tiang pancang Jembatan Labuhan? akan direncanakan untuk Jembatan
2. Bagaimana merencanakan pondasi Labuhan.
tiang bor pada Jembatan labuhan? Penelitian ini nantinya diharapkan
3. Stabilkah pondasi yang direncanakan dapat memberi banyak manfaat bagi para
untuk Jembatan Labuhan? pembaca, antara lain adalah :
4. Berapa besar biaya yang dibutuhkan 1. Menjadi referensi yang berguna bagi
dari setiap jenis pondasi yang akan para akademisi dan praktisi teknik
direncanakan untuk Jembatan sipil.
Labuhan? 2. Menjadi referensi bagi penelitian
5. Jenis pondasi manakah yang paling selanjutnya.
ekonomis dan efisien untuk konstruksi
pekerjaan Jembatan Labuhan?
2
2. TINJAUAN PUSTAKA Dapat melimpahkan beban ke lapisan
tanaah pendukung yang kuat.
2.1 Pembebanan Jembatan Dapat menahan gaya angkat.
Pedoman pembebanan untuk Dapat menahan gayaa horizontal.
perencanaan jembatan jalan raya Dapat memadatkan tanah pasir lepas.
merupakan dasar dalam menentukan Dapat mengurangi bahaya erosi.
beban-beban dan gaya-gaya untuk Dapat menahan beban melalui gesekan
perhitungan tegangan-tegangan yang antara tanah dan pondasi
terjadi pada setiap bagian jembatan jalan Tiang pancang yang biasa
raya. digunakan adalah tiang pancang pracetak
Beban Primer yaitu tiang dari beton yang dicetak di suatu
Yang termasuk dalam beban primer tempat dan kemudian diangkut ke lokasi
dalam pembebanan jembatan adalah rencana bangunan. Keuntungan
sebagai berikut : pennggunaan tiang pancang ini antara lain
a. Beban Mati :
Beban mati merupakan beban yang a. Bahan tiang dapat diperiksa sebelum
diakibatkan oleh berat sendiri dari pemancangan.
masing – masing elemen jembatan. b. Prosedur pelaksanaan tidak dipengarui
b. Beban Hidup oleh air tanah.
Beban hidup yang bekerja pada c. Tiang pancang dapat dipancang sampai
jembatan harus ditinjau lagi dalam : kedalaman yang dalam.
Beban “T” d. Pemancangan tiang dapat menambah
Beban “D” kepadatana tanah granuler.
Beban pada trotoir, kerb, dan Kerugian pemakaian tiang pancang
sandaran pracetak, antara lain :
Beban Kejut a. Penggembungan permukaan tanah dan
Beban Sekunder gangguan tanah akibat pemancangan
Beban angin dapat menimbulkan masalah.
Gaya Rem b. Kepala tiang kadang-kadang pecah
Gaya Akibat Gempa akibat pemancangan.
c. Pemancangan sulit, bila diameter
2.2 Pondasi terlalu besar.
Pondasi secara umum dapat d. Pemancangan menimbulkan gangguan
dikelompokkan menjadi 2 (dua) kelompok suara, getaran, dang deforms tanah
besar sebagai berikut : yang dapat menimbulkan kerusakan
1. Pondasi Dangkal (Shallow Foundation) bangunan di sekitarnya.
Pondasi telapak (Spread Footing) e. Banyaknya tulangan dipengaruhi oleh
Pondasi rakit (Raft/mat tegangan yang terjadi pada waktu
Foundation) pengakuan dan pemancangan tiang.
2. Pondasi Dalam (Deep Foundation)
Pondasi tiang (Pile Footing) 2.3.1 Daya Dukung Tiang
Pondasi sumuran (Well Footing) Daya dukung tiang adalah
Pondasi kaison (Caisson Footimg) kemampuan atau kapasitas tiang dalam
mendukung/memikul beban. Dalam
2.3 Pondasi Tiang Pancang beberapa literatur digunakan istilah pile
Pondasi tiang digunakan untuk capacity atau pile carrying capacity.
mendukung struktur/bangunan bila lapisan
kuat terletak sangat dalam. Alasan memilih 2.3.2 Daya Dukung Ultimit Cara Statis
untuk menggunakan pondasi tiang antara Daya dukung ultimit netto tiang
lain : (Qu) adalah jumlah dari tahanan ujung
3
bawah ultimit (Qb) dengan tahanan gesek untuk z ≤ zc dan sama dengan tekana
ultimit (Qs) antara dinding tiang dan tanah vertikal kritis untuk z ≥ zc
disekitarnya dikurangi dengan berat sendiri Daya Dukung Terhadap Gaya Tarik
tiang (Wp). Bila dinyatakan dalam Untuk menghitung kapasitas tarik
persamaan, maka : tiang digunakan metode Coyle dan
Qu = Qb + Qs – Wp Castello (1981).
Dimana : Ta = + (0,9 x Wtiang)
Wp = berat sendiri tiang (kN)
Dimana :
Qu = kapasitas dukung ultimit netto (kN)
Qs = daya dukung gesek batas
Qb = tahanan ujung bawah ultimit (kN)
Wtiang = berat tiang yang tertanam dalam
Qs = tahanan gesek ultimit (kN)
tanah
Daya Dukung Terhadap Gaya
2.3.3 Daya Dukung Tiang Pada Tanah
Lateral
Non Kohesif/Granuler
Kapasitas momen tiang didasarkan
Daya Dukung/Tahanan Ujung Batas
dari momen pengangkatan tiang.
Pada tanah granuler tidak
Sedangkan kapasitas tanah pendukung
mempunyai kohesi (c = 0) dan diameter
didasarkan pada rumus berikut ini:
tiang relative kecil dibandingkan dengan
M max =
panjangnya sehingga suku persamaan cb .
Nc = 0 dan 0,5 . γd . Nγ dapat diabaikan Dimana :
sehingga : : Berat volume tanah (saturated)
Qb = Ab . pb . Nq lapisan tanah asli
Dimana : d : Diameter tiang pancang
Qb = daya dukung ujung batas. l : Panjang tiang dibawah pile cap
Ab = luas penampang ujung. Kp : Koefisien tekanan tanah pasif
pb = tekanan overburden. : Sudut geser
Nq = faktor daya dukung.
Daya Dukung/Tahanan Gesek Batas f = 0,82√
Daya dukung/tahanan geser satuan
qs atau fs terjadi bila tegangan geser Dimana :
sepanjang tiang – tanah melebihi kuat
geser. Hal ini memerlukan perpindahan Hu =
(displacement) hanya 5 – 10 mm. Tahanan
geser batas antara tiang dengan tanah non
kohesif (pasir) dapat ditulis berdasarkan Efisiensi Tiang
persamaan umum diatas. Tanah non Menurut Vesic (1976), pada tiang
kohesif/granular adalah lolos air maka yang dipancang pada tanah granuler,
analisis didasarkan tinjauan tegangan kapasitas kelompok tiang lebih besar
efektif. daripada jumlah kapasitas masing-masing
Qs = Σ As. Kd. tg δ. Po tiang didalam kelompoknya. Keadaan ini
Dimana : menyebabkan efisiensi kelompok tiang
As = luas selimut tiang cenderung lebih besar dari 1 (>100%).
Kd = koefisien tekanan tanah yang
bergantung pada kondisi tanah 2.4 Pondasi Tiang Bor
Jika tiang pancang dipasang dengan
δ = 2/3 x Ø = sudut gesek antara dinding
cara dipukul ke dalam tanah, tiang bor
tiang dan tanah
dipasang ke dalam tanahh dengan cara
Po = tekanan vertikal efektif rerata di
mengebor tanah terlebih dahulu,baru
sepanjang tiang yang besarnya sama
kemudian dimasukkan tulangan yang telah
dengan tekanan overburden efektif
dirangkai ke dalam lubang bor dan
4
kemudian dicor beton. Keuntungan yang disarankan oleh Reese dan O’Neill
pemakaian tiang bor dibanding tiang (1989) :
pancang adalah : β = 1,5 – 0,245 √ dengan 0,25 ≤ β ≤ 1,2
1. Pemasangan tidak menimbulkan atau
gangguan suara dan getaran. β= (1,5 – 0,245√ ) untuk N60 ≤ 15
2. Mengurangi kebutuhan beton dan
tulangan dowel pada pelat penutup Dimana :
tiang (pile cap). fs = tekanan gesek satuan (kN/m2)
3. Kedalaman tiang dapat divariasikan. po = tekanan overburden di tengah-tengah
4. Diameter tiang memungkinkan dibuat lapisan tanah (kN/m2)
besar. δ = sudut gesek antara tanah dan tiang
5. Tidak ada resiko kenaikan muka tanah. Sehingga :
6. Penulangan tidak dipengaruhi oleh Qs = As. β. Po
tegangan pada waktu pengangkutan
dan pemancangan 2.4.2 Daya Dukung Aksial Tiang
Kerugiannya : Daya dukung aksial tiang terdiri
1. Pengecoran tiang bor dipengaruhi oleh dari daya dukung ujung dasar tiang dan
kondisi cuaca. daya dukung gesek permukaan keliling
2. Pengecoran beton agak sulit bila tiang, dikurangi berat sendiri tiang dengan
dipengaruhi air tanah karena mutu rumusan :
beton tidak dapat dikontrol dengan Qu = Qb + Qs - W
baik. Qijin = –W
3. Pengeboran dapat mengakibatkan Dimana :
gangguan kepadatan, bila tanah berupa Qu = Daya dukung batas tiang
pasir atau tanah yang berkerikil. Qb = Daya dukung batas dasar tiang
4. Air yang mengalir ke dalam lubang bor Qs = Daya dukung batas gesekan tiang
dapat mengakibatkan gangguan tanah, F = Faktor keamanan tiang (F = 3)
sehingga mengurangi kapasitas dukung W = Berat sendiri
tiang.
2.5 Penurunan
2.4.1 Daya Dukung Tiang Pada Tanah Kondisi tanah yang didominasi
Non Kohesif/Granuler oleh tanah pasir sehingga penurunan yang
Daya Dukung Ujung Tiang terjadi adalah penurunan segera (elastic).
Daya dukung ujung tiang untuk Penurunan segera terjadi pada tanah
tanah granuler berdasarkan metode Poulos berbutir kasar dan tanah berbutir halus
dan Davis (1980) : kering (tidak jenuh) terjadi segera setelah
Qb = Ab.pb’.Nq beban bekerja. Penurunan ini bersifat
Dimana : elastis, dalam praktek sangat sulit
pb’ = tekanan vertikal efektif pada ujung diperkirakan besarnya penurunan ini.
tiang (kN/m2) Penurunan segera ini banyak diperhatikan
Nq = faktor kapasitas dukung pada fondasi bangunan yang terletak pada
Ab = luas dasar tiang bor tanah granuler atau tanah berbutir kasar
Qb = daya dukung ujung tiang (Herman, 2014).
Daya Dukung Gesek Tiang Penurunan segera kelompok tiang
Tahanan gesek satuan tiang bor adalah :
dalam pasir dinyatakan oleh :
fs = β. po Sg(e)=√
β = K. tg δ Penurunan total pondasi dibawah
Atau koefisien β juga dapat beban vertikal Qw :
dihitung dengan menggunakan persamaan
5
Se = Se(1) + Se(2) + Se(3) primer dapat diperoleh sumber pihak
Se(1) = Penurunan elastic tiang pertama atau yang terlibat langsung dalam
Se(2) = Penurunan pondasi oleh beban pada permasalahan yang akan dibahas.
ujung tiang 2. Data Sekunder
Se(3) = Penurunan pondasi oleh beban Data sekunder adalah data yang
sepanjang tiang didapat oleh peneliti dari sumber yang
( ) sudah ada. Data sekunder biasanya
Se(1)
digunakan sebagai pendukung dari data
Qwp = Beban pada titik tiang dibawah primer yang kita miliki.
kondisi beban kerja
Qws = Beban oleh resisten friksi dibawah 3.2 Spesifikasi Bangunan
kondisi beban kerja Perencanaan jembatan (viaduct)
Ap = Area cross section tiang pada tugas akhir ini adalah alternatif model
L = Panjang tiang desain pondasi Jembatan Labuhan. Data
Ep = modulus elastisitas material tiang teknis jembatan yang direncanakan adalah
Pada perencanaan struktur atau sebagai berikut :
bangunan membutuhkan perkiraan Tipe jembatan : beton prategang
besarnya penurunan maksimum dan Klasifikasi jalan : kelas I A
perbedaan penurunan yang masih diijinkan Lebar jembatan : 20 meter
untuk terjadi. Jika penurunan berjalan Panjang bentang : 40 meter
lambat maka semakin besar kemungkinan Jumlah bentang : 2 buah
struktur/bangunan untuk menyesuaikan
Jumlah gelagar utama : 11 buah
diri terhadap penurunan yang terjadi tanpa
Jarak gelagar utama : 1,7 meter
adanya kerusakan struktur akibat pengaruh
rangkak. Tinggi jembatan : 7 meter
Tabel 2.12 Batas penurunan maksimum
Skempton dan MacDonald (1995) 3.3 Peraturan Yang Digunakan
Batas Untuk perencanaan dalam tugas
Jenis pondasi penurunan akhir ini mengacu pada peraturan sebagai
(mm) berikut :
Pondasi terpisah pada a. Standar pembebanan untuk
tanah lempung 65 jembatan menggunakan RSNI T –
Pondasi terpisah pada 02 2005 dan PPPJJR 1987.
tanah pasir 40 b. Ketentuan dan standar spesifikasi
Pondasi rakit pada umum 2010 revisi III dan software
tanah lempung 65 – 100 AHS (Analisa Harga Satuan) tahun
Pondasi rakit pada 2014.
tanah pasir 40 - 65
3.4 Tahap Kegiatan Perencanaan
Secara umum, tahap kegiatan
yang akan dilakukan dalam perencanaan
3. METODOLOGI PENELITIAN ini adalah sebagai berikut :
a. Perhitungan gaya-gaya yang bekerja
3.1 Metode Pengumpulan Data pada jembatan.
Data yang digunakan dalam b. Perencanaan abutment jembatan
penulisan tugas akhir ini dibagi menjadi c. Kontrol kestabilan abutment yang
dua, yaitu : direncanakan
1. Data Primer d. Perencanaan tiang pancang
Data primer dibutuhkan untuk diolah e. Perencanaan tiang bor
lebih lanjut lagi dalam penelitian ini. Data f. Penurunan yang terjadi
6
g. Menghitung dan membandingkan
rencana anggaran biaya untuk
masing-masing pondasi yang 4.3.3 Stabilitas Terhadap Daya
direncanankan. Dukung Tanah
qu = c’2NcFcdFci + qNqFqdFqi +
γB’NγFγdFγi
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
qu = (0,4 x 6,489 x 1,231 x 0,869) + (2954
4.1 Pembebanan Jembatan
x 1,568 x 1,084 x 0,869) + (0,5 x
Dari perhitungan Staadpro untuk
1400 x 3,6667 x 1 x 0,349)
pembebanan jembatan yang terdiri dari
= 4455,5602 kg/m2
pembebanan struktur atas dan
pembebanan struktur bawah didapatkan max/min = ( ) < ijin
Vu maksimal = 609376 kg = ( )
4.2 Perencanaan Abutment max = 3347,13025 < 4455,5602 ( OK )
Dari perhitungan pembebanan FS =
direncanakan abutment dengan : = 1,331158 < 3 ( TIDAK OK )
R = 610876 kg
H = 15303 kg 4.4 Perencanaan Pondasi Tiang
265
215
20 35 20 100 60 250
Pancang
q1
q2.Ka q1.Ka
q2
RA
85
W1
T7
200
W2
70
571
34
W3
T1 T2
55
T5
T6 W4
a. Tahanan Gesek (Qs)
751
80
P4 P3 W6
W7
Untuk tahanan gesek menggunakan
252
T8 W5 T12 T11
131
P2
T9
persamaan:
60
60
Qs = Σ As .Kd . tg δ . po
T10
P1
T4
W8 W10
120
120
T3 P5
?.H.Ka
290
W9
100 310
Z
?.H.Kp
?.H.Kp
Dimana :
700
1120,4 5,16
0,88902 < 1,5 ( TIDAK OK ) Qs 373 82
7
Hu = x γ’ x d x L2 x Kp
= x 14 x 0,6 x 302 x 1,5805
b. Tahanan Ujung (Qb) = 17922,87 kN
Tahanan Ujung dihitung Untuk mencari nilai f, digunakaan
menggunakan persamaan: persamaan :
Qb = Ab x pb x Nq , dengan :
f = 0,82√
Qb = tahanan ujung ultimit (kN)
pb = tekanan vertikal efektif pada ujung
tiang (kN/m2) = 0,82√
Nq = faktor kapasitas dukung = 30,1287
Ab = luas dasar tiang (m2) Sehingga untuk nilai Mu :
Jadi : Hu =
Qb = x π x D2 x po x Nq
= x 3,14 x 0,62 x 148 x 1,568 17922,87 =
= 65,5813 kN 2 Mu = 362982,387
Daya dukung ijin tiang terhadap Mu = 181491,1935 kNm
daya desak (Qa) adalah: Sehingga:
Qa = + - Wtiang Ha =
Dimana : =
Wtiang = γ x x π x D2 x L = 11948,58 kN/tiang
2
= 25 x x 3,14 x 0,6 x 30
= 212,14 kN 4.4.4 Kebutuhan Tiang Pancang
Maka Jumlah tiang yang digunakan atau
dibutuhkan :
Qa = – 212,14
n=
= 556,6768 kN/tiang
=
4.4.2 Kapasitas Dukung Ijin Terhadap = 68,4995 ≈ 69 tiang
Gaya Tarik Dalam perencanaan digunakan 70
Untuk menghitung kapasitas tarik tiang, dengan ketentuan :
tiang digunakan metode Coyle dan Jarak antar tiang (Shorizontal) = 1,5 m
Castello (1981). Jarak antar tiang (Svertikal) = 1,5 m
Ta = + (0,9 x Wtiang) Jarak tiang ke tepi poer (horizontal) =
= + (0,9 x 212,14) 0,75 m
Jarak tiang ke tepi poer (vertikal) =
= 415,01346 kN/tiang
0,5 m
Sehingga jumlah tiang pancang
4.4.3 Kapasitas Dukung Ijin
dalam arah :
Terhadap Gaya Lateral
Horizontal = 14 buah
Kapasitas tanah pendukung
Vertikal = 5 buah
didasarkan pada rumus berikut ini:
M max = γ’ x d x L3 x Kp
4.4.5 Efisiensi Tiang
= 14 x 0,6 x 303 x 1,5805
Menurut Vesic (1976), pada tiang
= 358457,4 kNm
yang dipancang pada tanah granuler,
Untuk tiang ujung jepit yang kaku,
kapasitas kelompok tiang lebih besar
keruntuhan tiang akan berupa translasi,
daripada jumlah kapasitas masing-masing
beban lateral ultimit dinyatakan oleh :
8
tiang didalam kelompoknya. Keadaan ini Kapasitas dukung ijin dihitung
menyebabkan efisiensi kelompok tiang menggunakan persamaan:
cenderung lebih besar dari 1 (>100%). Qijin = – Wp
Angi, Ronal. 2013. Perencanaan Pondasi Herman. 2014. Bahan Ajar: Mekanika
Tiang Pancang dan Tiang Bor. Tanah II – Penurunan. Diakses 4
Diakses 20 Juni 2015. Juni 2015.
https://www.scribd.com/doc/14563 http://sisfo.itp.ac.id/bahanajar/Baha
3792/Perencanaan-Pondasi-Tiang- nAjar/Herman/Penurunan.pdf
Pancang-Dan-Tiang-Bor
Kementerian Pekerjaan Umum. 2012.
Braja M., Das. 2007. Principles of Analisis Harga Satuan Pekerjaan
Foundation Engineering 7th (AHSP) Bidang Pekerjaan Umum.
Edition. Stamford: Global Jakarta: PU.
Engineering.
Mulya, Ari. 2013. Perhitungan Bore Pile.
Braja M., Das. 1988. Mekanika Tanah
Diakses 13 juni 2015.
Jilid I. Diterjemahkan oleh : Noor
https://www.scribd.com/doc/15122
Endah Mochtar dkk Jakarta:
6676/Perhitungan-Bore-Pile
Erlangga.
Hardiyatmo, H.C. 2011. Analisa dan Suroso dkk. 2007. Buku Ajar Teknik
Perancangan Fondasi II. Pondasi. Malang : Jurusan Teknik
Yogyakarta : Gadjah Mada Sipil Fakultas Teknik Universitas
University Press. Brawijaya.
11