Professional Documents
Culture Documents
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara pembuatan ekstrak pepaya.
2. Untuk mengetahui cara pembuatan biosintesis.
3. Untuk dapat menganalisa nanopartikel didalam sampel dengan menggunakan
spektrofotometri.
4. Untuk dapat menganalisa nanopartikel didalam sampel dengan menggunakan citra
digital.
BAB II
PROSEDUR PERCOBAAN
2.1.1 Alat
2.1.2 Bahan
AgNO3
Buah Pepaya
Air
HgNO3
Kertas saring
Buah papaya
1. Ditimbang 20 gr buah papaya
2. Di potong menjadi 4 bagian
3. Dipanaskan air 100 mL sampai suhu konstan 80o C
4. Dimasukan buah papaya
5. Dipanaskan sambil diaduk, lalu didinginkan
6. Di saring
Ekstrak buah
papaya
1. Dimasukan ekstrak dan AgNO3 kedalam botol vial dengan perbandingan 1:2
(20 ml:10 ml)
2. Dipanaskan dengan sinar matahari selama 15 menit
3. Dihitung absorbannya
Identifikasi Hg
Nanopartikel
1. Di ambil 2 ml nanopartikel
2. Dimasukkan kedalam gelas ukur
3. Di tambahkan 1 ml Hg
4. Di masukkan botol vial kecil
5. Dimasukkan kedalam kuvet
6. Diukur absorbansi pada spektrofotometer
7. Di atur sedeemikian rupa pada mini Box
8. Di foto
50 ppm : A = 1,048
40 ppm : A = 1,074
30 ppm : A = 0,988
50 ppb : A = 0,799
Larutan X : A = 0,744
BAB III
PEMBAHASAN
Konsentrasi
Rata-Rata RGB Absorbansi
(ppm)
R G B R G B
Larutan x
160,2519 163,4802 168,308 0 0 0
0
141,8556 123,9196 65,9766 0,052956702 0,120325157 0,406714828
1
141,5714 118,7392 56,198 0,053827661 0,138871042 0,476383899
2
143,0568 122,4254 53,9792 0,049294681 0,125593629 0,493878316
3
152,9315 137,2709 58,53 0,020306239 0,075886679 0,458726235
4
152,002 135,9644 58,5556 0,022953885 0,08003995 0,458536324
5
148,9603 133,1038 55,2348 0,031732649 0,089274706 0,483891974
6
147,2302 131,1262 54,8403 0,036806285 0,095775685 0,487004937
7
147,2302 116,6711 25,6683 0,057026415 0,146501868 0,816707653
3.3. Pembahasan
Pada percobaan tentang Biosintesis Nano Partikel Perak untuk Identifikasi Merkuri
Menggunakan Metode Citra Digital ini,pertama-tama sampel yang digunakan harus diekstrak
dulu . supaya dapat dianalisa menggunakan citra digital dan spektrofotometri.
Dewasa ini nanopartikel banyak dibuat dengan metode kimia (reduksi kimia)karena
proses pembuatannya lebih mudah bisa diproduksi dalam skala besar, namun kelemahannya
yaitu menghasilkan limbah yang berbahaya serta konsumsi energy tinggi sehingga
mendorong dikembangkannya metode pembuatan nano partikel yang ramah lingkungan ,
antara lain metode biosintesis yang menggunakan ekstrak tumbuhan sebagai agen pereduksi .
Adapun cara pembuatan ekstrak kates ini yaitu pertama, timbang kates sebanyak 20
gram, kemudian dipotong menjadi 4 bagian, lalu dipanaskan liemineral 100 ml sampai suhu
nya mencapai 80oC. kemudian, kates yang telah dipotong-potong dimasukkan kedalam air
yang suhu nya sudah mencapai 80o ,dipanaskan dan diaduk selama 15 menit dengan
menggunakan magnetic stirrer, adapun fungsi dari pengaduk magnetic stirrer ini yaitu untuk
menghomogen kan suatu larutan dengan pengadukan.pelat (plate) yang terdapat dalam alat
ini dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi. Setelah
dipanaskan,larutan didinginkan .kemudian di saring dan didapatkan lah ekstrak dari kates .
Dari pernyataan diatas, vitamin C dan flavonoid ini, memiliki nilai potensial reduksi
yang lebih kecil dibandingkan potensial reduksi Ag, hal inilah yang dapat menyebabkan,
vitamin C dan flavonoid dalam percobaan ini yaitu berupa kates dapat mereduksi Ag.
Percobaan kedua adalah membuat biosintesis nanopartikel dari ekstak buah papaya
yang telah dihasilkan sebelumnya. Biosintesis nanopartikel adalah pembuatan nanopartikel
dari ekstrak tumbuhan atau ekstrak buah – buahan dengan tujuan agar lebih ramah
lingkungan karena kebanyaakan nanopartikel perak menggunakan bahan kimia yang dapat
berbahaya terhadap lingkungan.
Setelah proses pemanasan dengan sinar matahari selama 15 menit maka akan
terbentuk NPP berwarna kecoklatan . lalu hasil NPP ini diukur absorbansinya dengan
menggunakan spektrofotometer. Dimana didapatkan absorbansi maksimumnya sebesar 0,961
pada panjang gelombang 426 nm.
Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang digunakan
untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang
didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Adapun peralatan yang digunakan
dalam spektrofotomeri disebut spektrofotometer Vis 50-DA.
Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrofotometer
dan fotometer. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang
gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan
atau yang diabsorpsi (Khopkar,1983 :225).
Dengan menggunakan spektrofotometer ini kita dapat menganalisa nilai transmitan dan
Absorbansi dari suatu sampel, pada percobaan ini, sampel yang kami gunakkan yaitu ekstrak
kates yang mengandung senyawa antioksidan yang berupa vitamin C dan flavonoid .
Dari percobaan yang telah dilakukan, diperoleh nilai Absorbansi Hg yang dianalisa
menggunakan spektrofotometer dengan konsentrasi masin-masing yaitu, 50 ppm ; 40 ppm; 30
ppm ;200 ppb; 100 ppb ; 50 ppb dan larutan X didapat nilai Absorbansi berturut-turut dari
masing-masing konsentrasi yaitu ,1,048 ; 1,074 ; 0,988 ; 0,874 ; 0,795 ; 0,799 ; dan 0,744.
Dilihat dari nialai absorbansi yang dihasilkan , absorbansi semakin kecil dengan semakin
kecilnya konsentrasi . jadi berlaku hokum lambert Beer , dimana Absorbansi berbanding
lurus konsentrasi yaitu semakin besar Absorbansi maka semakin besar konsentrasinya , dan
sebaliknya .
Analisis Spektrofotometri UV-Vis telah terbukti menjadi teknik yang sangat berguna
untuk analisis nanopartikel. Di pesan untuk memverifikasi sintesis nanopartikel perak, tes
sampel menjadi sasaran spektrofotometri UV-Vis analisis.Sampel uji ekstrak daun
diperlakukan dengan 1mM perak nitrat . dikumpulkan di alikuot dari reaksi campuran dan
dianalisis untuk merekam absorbansi mereka dengan UV-Vis Spektrofotometer. Analisis ini
menunjukkan absorbansi maksimum nya 427 nm yang khusus untuk nanopartikel perak
(Bonde, 2013 )
Dari literature diatas didapat Absorbansi maksimum dari nanopartikel perak yaitu pada
panjang gelombang 427 nm, sedang kan pada percobaan , Absorbansi maksimum perak yang
kami peroleh yaitu pada panjang gelombang 426 nm . jadi hanya terdapat perbedaan tipis
antara literature dengan hasil percobaan yang kami peroleh . mungkin pada percobaan
terdapat kesalahan teknis seperti kurang tepat pada saat mengatur sampel yang ada pada
sampel holder .
Pada Percobaan tentang Biosintesis Nano Partikel Perak untuk Identifikasi Merkuri
Menggunakan Metode Citra Digital, mtode yang utama digunakan sesuai dengan percobaan
ini adalah dengan enggunakna metode citra digital.
Citra digital adalah suatu sinyal diskrit 2 dimensi. Secara matematis, sinyal ini dapat
direpresentasikkan sebagai fungsi dari variable-variabel 2 dimensi. Setiap elemen dari array
disebut piksel atau citra digitial adalah citra kontinu yang diubah dalam bentuk diskrit, baik
koordinat ruang maupun intensitas cahayanya. Citra digital dapat dinyatakan dalam bentuk
matriks dua dimensi f(x,y), dimana ‘x’ dan ‘y’ merupakan koordinat piksel dalam matriks
dan ‘f’ merupakan derajat intensitas piksel tersebut.
Citra di rubah kedalam bentuk digital, agar dapat disimpan dalam memori komputer
atau media lain. Proses mengubah citra ke dalam bentuk digital bisa dilakukan dengan
beberapa perangkat, misalnya, scanner, kamera digital, dan handycam. Ketika sebuah citra
sudah diubah kedalam bentk digital, bermacam-macam proses penglahan citra dapat
diperlakukan terhadap citra tersebut (Setiyo, 2011:181).
Dalam menganalisis sampel menggunakan metode citra digital, hal yang kita perlukan
adalah sebuah aplikasi yang dsebuta MATLAB. Aplikasi Matlab merupakan suatu aplikasi
yang dapat dimanfaakan bagi penghitungan nilai standar dari absorbansi untuk mencari suatu
konsentrasi dengan menggunakan citra digital melalui foto percobaan hasil nanopartikel.
Dalam citra digtal kita memanfaatkan RGB untuk memperoleh nilai dari image yang
kita gunakan. Menurut Yoga (2004), RGB adalah suatu singkatan dari Red, Green, and Blue
yang memiliki rentan nilai dari 0-225 untuk masing-masing penyusunnya atau yang umum
disebut dengan chanel warna.
Proses penghitungan dengan menggunakan citra digital ini adalah dengan mengambil
image/foto dari sampel yang akan kita ukur, kemudian kita crop atau kita potong dengan
bentuk persegi empat menggunakan aplikasi foto seperti image curter atau phtoshop pada
bagian warna yang akan kita analisis, kemudian kita gunakan MATLAB dengan menentukan
nilai yang terbentuk yaitu absorbansinya. Kemudian setelah diperoleh data tersebut kita
gunakan Excel untuk menentukan kurva kalibrasi yang terjadi dengan membandingkan antara
Konsentrasi Vs Absorbansi.
Menurt Sari,dkk (2017), Metode Citra Digital adalah suatu metode yang memiliki
keakuratan tinggi, jika dibandingkan dengan Metode Spktrofotometri UV-Vis dengan Metode
Citra Digital, Metode citra digital emiliki kakuratan 99, 4 %. Ini adalah nilai yang sangat baik
untuk keakuratan sebuah metode, sehingga metode citra digital lebih baik dibandingkan
spekrofotometri Uv-Vis.
Berdasarkan Percobaan bahwa kurva kalibrasi yang ditentukan dengan menggunakan metode citra
digital hasilnya baik dengan memiliki nilai koefisien determinasi mendekati 1 dan kemiringan yang
tinggi. Jadi dapat disimpulkan bahwa citra digital akurat untuk metode analisis dan sensitif sampai
dengan konsentrasi ppb.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.1.1 Ekstrak buah pepaya dibuat dengan memanaskan buah pepaya sebanyak 20 gr
yang dipotong empat bagian dengan 100 ml air pada suhu 80ᴼ C, ekstrak yang
dihasilkan berwarna orange.
4.1.2 Biosintesis nanopartikel adalah pembuatan nanopartikel dari ekstrak tumbuhan
atau buah, dalam percobaan ini nanopartikel dibuat dengan menambahkan ekstrak
papaya (20 ml) dan larutan AgNO3 (10 ml) kemudian dipanaskan dengan sinar
matahari selama 15 menit, sehingga dihasilkan larutan berwarna kecoklatan.
4.1.3 Analisa nanopartikel perak dengan metode spektrofotometri menghasilakn
absorbansi maksimum pada panjang gelombang 426 nm dengan nilai absorbansi
sebesar 0,961.
4.1.4
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Bonde, Shital. 2013. A Biogenic Approach For Green Synthesis Of Silver Nanoparticles
Using Extract Of Foeniculum Vulgare and Its Activity Against Staphylococcus
Aureus and Escherichia Against
A. Jawaban Pertanyaan
Jawaban:
1. Citra digital adalah gambar dua dimensi yang bisa ditampilkan pada layar komputer
sebagai himpunan/ diskrit nilai digital yang disebut pixel/ picture elements. Dalam
tinjauan matematis, citra merupakan fungsi kontinu dari intensitas cahaya pada bidang
dua dimensi.
2. Format data citra digital berhubungan erat dengan warna . Persepsi visual citra
berwarna (color images) umumnya lebih kaya dibandingkan dengan citra hitam putih
(greyscale), karena itu citra berwarna lebih disenangi dari pada citra hitam putih.
Citra berwarna menampilkan warna objek seperti warna aslinya (meskipun tidak
selalu tepat demikian). Setiap piksel citra berwarna mengandung tiga komponen
warna dasar yaitu komponen warna merah (red), warna hijau (green), dan komponen
warna biru (blue) yang sering disebut dengan komponen RGB. Atas dasar tersebut
citra berwarna disusun oleh tiga buah matriks komponen warna, yaitu matriks
komponen warna R, matriks komponen warna G, dan matriks komponen warna B
untuk sistem ruang warna RGB.
3.
B. Gambar Alat
Sudip
Mini Studio
D. Rincian Perhitungan
Konsentrasi
Rata-Rata RGB Absorbansi
(ppm)
R G B R G B
Larutan x
a. Red b. Green
Konsentrasi 50 ppm Konsentrasi 50 ppm
160,2519 163,4802
A = log 160,2519 = 0 A = log 163,4802 = 0
c. Blue
Konsentrasi 50 ppm
168,308.
A = log 168,308. = 0
Konsentrasi 40 ppm
168,308.
A = log = 0,407
65,9766
Konsentrasi 30 ppm
168,308.
A = log = 0,476
56,198,.
Konsentrasi 50 ppb
168,308.
A = log = 0,459
58,5556,.
0,0581x = 0,744-0,0663
x = 0,05811/0,0581
= 10,002
E. Foto Percobaan
F. Bukti Pustaka