Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akhir - akhir ini kemajuan dalam bidang nanoteknologi berhasil mengembangkan


metode deteksi yang sangat sensitif dan selektif. Dalam hal ini nanopartikel emas dan
perak telah muncul sebagai alat sensor yang baik karena sifat optis yang mereka miliki
perak memiliki banyak manfaat dibandingkan emas seperti koefisien ekstensi yang lebih
tinggi atau pita ekstensi yang lebih tajam namun stabilitas kimia dari nanopartikel perak
lebih rendah bila dibandingkan dengan emas meskipun demikian telah dilakukan
perkembangan yang mencakup perlindungan permukaan nanopartikel perak untuk
dapatmeningkatkan stabilitas kimiannya. Akibatnya penggunaan nanopartikel perak
menjadi popular.
Biosintesis nanopartikel yang muncul dari pertemuan antara nanoteknologi dan
bioteknologi telah mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya kebutuhan untuk
mengembangkan lingkungan menggunakan bahan sintetis yang ramah lingkungan green
sintesis, banyak cara untuk memasukkan bahan biosintesis kedalam bahan anorganik
terutama nanopartikel logam dengan menggunakan mikrorganisme dan tumbuhan seperti
pepaya.
Oleh karena itu, dilakukan percobaan ini agar mengetahui perbandingan analisis atau
analisa nanopartikel pada suatu sampel menggunakan citra digital warna RGB terhadap
metode spektrofotometri.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara pembuatan ekstrak pepaya?
2. Bagaimana cara pembuatan biosintesis?
3. Bagaimana cara menganalisa nanopartikel didalam sampel dengan menggunakan
spektrofotometri?
4. Bagaimana cara menganalisa nanopartikel didalam sampel dengan menggunakan citra
digital?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara pembuatan ekstrak pepaya.
2. Untuk mengetahui cara pembuatan biosintesis.
3. Untuk dapat menganalisa nanopartikel didalam sampel dengan menggunakan
spektrofotometri.
4. Untuk dapat menganalisa nanopartikel didalam sampel dengan menggunakan citra
digital.
BAB II
PROSEDUR PERCOBAAN

2.1 Alat dan Bahan

2.1.1 Alat

 Neraca Analitik  Thermometer


 Erlenmeyer  Gelas kimia
 Labu ukur  Camera digital
 Gelas ukur  Pisau
 Batang pengaduk  Karton
 Corong kaca  Kardus
 Hot plate  Double tip
 Pipet tetes  Gunting
 Kaca Arloji  Penggaris
 Kuvet  Botol vial
 Spektrofotometer

2.1.2 Bahan

 AgNO3
 Buah Pepaya
 Air
 HgNO3
 Kertas saring

2.2 Langkah Kerja


 Pembuatan ekstrak buah pepaya

Buah papaya
1. Ditimbang 20 gr buah papaya
2. Di potong menjadi 4 bagian
3. Dipanaskan air 100 mL sampai suhu konstan 80o C
4. Dimasukan buah papaya
5. Dipanaskan sambil diaduk, lalu didinginkan
6. Di saring

Ekstrak buah papaya


 Pembuatan nano partikel

Ekstrak buah
papaya
1. Dimasukan ekstrak dan AgNO3 kedalam botol vial dengan perbandingan 1:2
(20 ml:10 ml)
2. Dipanaskan dengan sinar matahari selama 15 menit
3. Dihitung absorbannya

Warna kuning kecoklatan


A = 0,961

 Identifikasi Hg

Nanopartikel

1. Di ambil 2 ml nanopartikel
2. Dimasukkan kedalam gelas ukur
3. Di tambahkan 1 ml Hg
4. Di masukkan botol vial kecil
5. Dimasukkan kedalam kuvet
6. Diukur absorbansi pada spektrofotometer
7. Di atur sedeemikian rupa pada mini Box
8. Di foto

50 ppm : A = 1,048

40 ppm : A = 1,074

30 ppm : A = 0,988

200 ppb : A = 0,874

100 ppb : A = 0,795

50 ppb : A = 0,799

Larutan X : A = 0,744
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Hasil Percobaan

No Konsentrasi HgCl Absorbansi Hg Absorbansi Nanopartikel


1 50 ppm 1,048
2 40 ppm 1,074
3 30 ppm 0,988 𝜆 = 426 𝑛𝑚
4 200 ppb 0,874 A = 0,961
5 100 ppb 0.795
6 50 ppb 0,799
7 Larutan x 0,744

3.2 Hasil Perhitungan

Konsentrasi
Rata-Rata RGB Absorbansi
(ppm)

R G B R G B

Larutan x
160,2519 163,4802 168,308 0 0 0
0
141,8556 123,9196 65,9766 0,052956702 0,120325157 0,406714828
1
141,5714 118,7392 56,198 0,053827661 0,138871042 0,476383899
2
143,0568 122,4254 53,9792 0,049294681 0,125593629 0,493878316
3
152,9315 137,2709 58,53 0,020306239 0,075886679 0,458726235
4
152,002 135,9644 58,5556 0,022953885 0,08003995 0,458536324
5
148,9603 133,1038 55,2348 0,031732649 0,089274706 0,483891974
6
147,2302 131,1262 54,8403 0,036806285 0,095775685 0,487004937
7
147,2302 116,6711 25,6683 0,057026415 0,146501868 0,816707653
3.3. Pembahasan

3.3.1. Cara Pembuatan Ekstrak Kates

Pada percobaan tentang Biosintesis Nano Partikel Perak untuk Identifikasi Merkuri
Menggunakan Metode Citra Digital ini,pertama-tama sampel yang digunakan harus diekstrak
dulu . supaya dapat dianalisa menggunakan citra digital dan spektrofotometri.

Dewasa ini nanopartikel banyak dibuat dengan metode kimia (reduksi kimia)karena
proses pembuatannya lebih mudah bisa diproduksi dalam skala besar, namun kelemahannya
yaitu menghasilkan limbah yang berbahaya serta konsumsi energy tinggi sehingga
mendorong dikembangkannya metode pembuatan nano partikel yang ramah lingkungan ,
antara lain metode biosintesis yang menggunakan ekstrak tumbuhan sebagai agen pereduksi .

Metode biosintesis ini, menggunakan tumbuhan atau buah-buahan sebagai agen


pereduksi. Oleh karena itu dalam percobaan ini kami menggunakan ekstrak kates . adapun
fungsi dari ekstrak kates ini yaitu sebagai pereduksi agar Ag+ menjadi Ag0.

Adapun cara pembuatan ekstrak kates ini yaitu pertama, timbang kates sebanyak 20
gram, kemudian dipotong menjadi 4 bagian, lalu dipanaskan liemineral 100 ml sampai suhu
nya mencapai 80oC. kemudian, kates yang telah dipotong-potong dimasukkan kedalam air
yang suhu nya sudah mencapai 80o ,dipanaskan dan diaduk selama 15 menit dengan
menggunakan magnetic stirrer, adapun fungsi dari pengaduk magnetic stirrer ini yaitu untuk
menghomogen kan suatu larutan dengan pengadukan.pelat (plate) yang terdapat dalam alat
ini dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi. Setelah
dipanaskan,larutan didinginkan .kemudian di saring dan didapatkan lah ekstrak dari kates .

Ekstrak kates ini mengandung vitamin C dan flavonoid.flavonoid adalah senyawa


yang terdiri dari 15 atom karbon yang umum tersebar didunia tumbuhan .ada 3 kelompok
umum flavonoid yaitu, antosianin,flavonol, dan flavon.

Pembuatan nanopartikel dengan metode biosintesis Ini melibatkan senyawa


antioksidan seperti flavonoid dan vitamin C . yang dapat mereduksi Ag+ menjadi Ag0 dalam
bentuk NPP. Vitamin C memiliki nilai potensial reduksi +0,35 dan flavonoid memiliki
potensial reduksi +0,33, ini lebih kecil dari potensial reduksi dari Ag+ yaitu sebesar +0,80,
oleh karena itu vitamin C dan flavonoid mampu mereduksi ion Ag+ menjadi Ag0 dalam
bentuk NPP (Maryani,dkk,2017:50).

Dari pernyataan diatas, vitamin C dan flavonoid ini, memiliki nilai potensial reduksi
yang lebih kecil dibandingkan potensial reduksi Ag, hal inilah yang dapat menyebabkan,
vitamin C dan flavonoid dalam percobaan ini yaitu berupa kates dapat mereduksi Ag.

3.3.2 Pembuatan Biosintesis Nanopartikel

Percobaan kedua adalah membuat biosintesis nanopartikel dari ekstak buah papaya
yang telah dihasilkan sebelumnya. Biosintesis nanopartikel adalah pembuatan nanopartikel
dari ekstrak tumbuhan atau ekstrak buah – buahan dengan tujuan agar lebih ramah
lingkungan karena kebanyaakan nanopartikel perak menggunakan bahan kimia yang dapat
berbahaya terhadap lingkungan.

Untuk membuat biosintesis nanopartikel dalam percobaan ini dilakukan dengan


mencampur eksrak buah papaya dan larutan AgNO3 dengan perbandingan 2 : 1 yaitu
sebanyak 20 ml ekstrak buah papaya dan 10 ml larutan AgNO3 . lalu dipanaskan dengan sinar
matahari selama 15 menit. Dalam biosintesis nanopartikel terdapat beberapa metode untuk
mengontrol pembentukan NPP salah satunya yaitu mengguankan sinar matahari langsung
sebagai stimulus eksternal dalam proses pertumbuhan NPP. Keberadaan sianr matahari
memiliki pengaru yang sangat kuat untuk mengontrol proses pembentukan NPP yang akan
meningkat seiring bertambahnya waktu kontak dengan sinar matahari, dimana terbukti bahwa
nanopartikel dari ekstrak buah papaya terbentuk hanya dalam waktu 15 menit dengan bantuan
sianr matahari(Maryani , 2017: 49)

Pembuatan nanopartikel dengan metode biosintesis ini melibatkan senyawa


antioksidan seperti flavonoid dan vitamin C. yang mana kita ketahuai bahwa buah papaya
mengandung senyawa tersebut. Sehingga ekstrak buah papaya berfungsi sebagai pereduksi
Ag+ menjadi Ag0, sedangkan larutan AgNO3 berfungsi sebagai sumber perak.

Setelah proses pemanasan dengan sinar matahari selama 15 menit maka akan
terbentuk NPP berwarna kecoklatan . lalu hasil NPP ini diukur absorbansinya dengan
menggunakan spektrofotometer. Dimana didapatkan absorbansi maksimumnya sebesar 0,961
pada panjang gelombang 426 nm.

3.3.3. Cara menganalisis Sampel secara Spektrofotometri

Pada percobaan tentang Biosintesis Nano Partikel Perak untuk Identifikasi


Merkuri Menggunakan Metode Citra Digital ini,selain menggunakan metode citra digital ,
bisa juga di analisis dengan menggunakan metode spektrofotometri. Jadi pada percobaan ini
kami menggunakan dua metode yaitu menganalisis sampel secara citra digital dan secara
spektrofotometri .

Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang digunakan
untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang
didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Adapun peralatan yang digunakan
dalam spektrofotomeri disebut spektrofotometer Vis 50-DA.

Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrofotometer
dan fotometer. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang
gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan
atau yang diabsorpsi (Khopkar,1983 :225).

Dengan menggunakan spektrofotometer ini kita dapat menganalisa nilai transmitan dan
Absorbansi dari suatu sampel, pada percobaan ini, sampel yang kami gunakkan yaitu ekstrak
kates yang mengandung senyawa antioksidan yang berupa vitamin C dan flavonoid .
Dari percobaan yang telah dilakukan, diperoleh nilai Absorbansi Hg yang dianalisa
menggunakan spektrofotometer dengan konsentrasi masin-masing yaitu, 50 ppm ; 40 ppm; 30
ppm ;200 ppb; 100 ppb ; 50 ppb dan larutan X didapat nilai Absorbansi berturut-turut dari
masing-masing konsentrasi yaitu ,1,048 ; 1,074 ; 0,988 ; 0,874 ; 0,795 ; 0,799 ; dan 0,744.
Dilihat dari nialai absorbansi yang dihasilkan , absorbansi semakin kecil dengan semakin
kecilnya konsentrasi . jadi berlaku hokum lambert Beer , dimana Absorbansi berbanding
lurus konsentrasi yaitu semakin besar Absorbansi maka semakin besar konsentrasinya , dan
sebaliknya .

Absorbansi Nanopartikel maksimum didapat pada panjang gelombang 426 nm . dengan


nilai Absorbansinya 0,961.

Analisis Spektrofotometri UV-Vis telah terbukti menjadi teknik yang sangat berguna
untuk analisis nanopartikel. Di pesan untuk memverifikasi sintesis nanopartikel perak, tes
sampel menjadi sasaran spektrofotometri UV-Vis analisis.Sampel uji ekstrak daun
diperlakukan dengan 1mM perak nitrat . dikumpulkan di alikuot dari reaksi campuran dan
dianalisis untuk merekam absorbansi mereka dengan UV-Vis Spektrofotometer. Analisis ini
menunjukkan absorbansi maksimum nya 427 nm yang khusus untuk nanopartikel perak
(Bonde, 2013 )

Dari literature diatas didapat Absorbansi maksimum dari nanopartikel perak yaitu pada
panjang gelombang 427 nm, sedang kan pada percobaan , Absorbansi maksimum perak yang
kami peroleh yaitu pada panjang gelombang 426 nm . jadi hanya terdapat perbedaan tipis
antara literature dengan hasil percobaan yang kami peroleh . mungkin pada percobaan
terdapat kesalahan teknis seperti kurang tepat pada saat mengatur sampel yang ada pada
sampel holder .

3.3.4 Cara menganalisis Sampel secara Citra Digital

Pada Percobaan tentang Biosintesis Nano Partikel Perak untuk Identifikasi Merkuri
Menggunakan Metode Citra Digital, mtode yang utama digunakan sesuai dengan percobaan
ini adalah dengan enggunakna metode citra digital.

Citra digital adalah suatu sinyal diskrit 2 dimensi. Secara matematis, sinyal ini dapat
direpresentasikkan sebagai fungsi dari variable-variabel 2 dimensi. Setiap elemen dari array
disebut piksel atau citra digitial adalah citra kontinu yang diubah dalam bentuk diskrit, baik
koordinat ruang maupun intensitas cahayanya. Citra digital dapat dinyatakan dalam bentuk
matriks dua dimensi f(x,y), dimana ‘x’ dan ‘y’ merupakan koordinat piksel dalam matriks
dan ‘f’ merupakan derajat intensitas piksel tersebut.

Citra di rubah kedalam bentuk digital, agar dapat disimpan dalam memori komputer
atau media lain. Proses mengubah citra ke dalam bentuk digital bisa dilakukan dengan
beberapa perangkat, misalnya, scanner, kamera digital, dan handycam. Ketika sebuah citra
sudah diubah kedalam bentk digital, bermacam-macam proses penglahan citra dapat
diperlakukan terhadap citra tersebut (Setiyo, 2011:181).
Dalam menganalisis sampel menggunakan metode citra digital, hal yang kita perlukan
adalah sebuah aplikasi yang dsebuta MATLAB. Aplikasi Matlab merupakan suatu aplikasi
yang dapat dimanfaakan bagi penghitungan nilai standar dari absorbansi untuk mencari suatu
konsentrasi dengan menggunakan citra digital melalui foto percobaan hasil nanopartikel.

Dalam citra digtal kita memanfaatkan RGB untuk memperoleh nilai dari image yang
kita gunakan. Menurut Yoga (2004), RGB adalah suatu singkatan dari Red, Green, and Blue
yang memiliki rentan nilai dari 0-225 untuk masing-masing penyusunnya atau yang umum
disebut dengan chanel warna.

Proses penghitungan dengan menggunakan citra digital ini adalah dengan mengambil
image/foto dari sampel yang akan kita ukur, kemudian kita crop atau kita potong dengan
bentuk persegi empat menggunakan aplikasi foto seperti image curter atau phtoshop pada
bagian warna yang akan kita analisis, kemudian kita gunakan MATLAB dengan menentukan
nilai yang terbentuk yaitu absorbansinya. Kemudian setelah diperoleh data tersebut kita
gunakan Excel untuk menentukan kurva kalibrasi yang terjadi dengan membandingkan antara
Konsentrasi Vs Absorbansi.

Menurt Sari,dkk (2017), Metode Citra Digital adalah suatu metode yang memiliki
keakuratan tinggi, jika dibandingkan dengan Metode Spktrofotometri UV-Vis dengan Metode
Citra Digital, Metode citra digital emiliki kakuratan 99, 4 %. Ini adalah nilai yang sangat baik
untuk keakuratan sebuah metode, sehingga metode citra digital lebih baik dibandingkan
spekrofotometri Uv-Vis.

Berdasarkan Percobaan bahwa kurva kalibrasi yang ditentukan dengan menggunakan metode citra
digital hasilnya baik dengan memiliki nilai koefisien determinasi mendekati 1 dan kemiringan yang
tinggi. Jadi dapat disimpulkan bahwa citra digital akurat untuk metode analisis dan sensitif sampai
dengan konsentrasi ppb.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
4.1.1 Ekstrak buah pepaya dibuat dengan memanaskan buah pepaya sebanyak 20 gr
yang dipotong empat bagian dengan 100 ml air pada suhu 80ᴼ C, ekstrak yang
dihasilkan berwarna orange.
4.1.2 Biosintesis nanopartikel adalah pembuatan nanopartikel dari ekstrak tumbuhan
atau buah, dalam percobaan ini nanopartikel dibuat dengan menambahkan ekstrak
papaya (20 ml) dan larutan AgNO3 (10 ml) kemudian dipanaskan dengan sinar
matahari selama 15 menit, sehingga dihasilkan larutan berwarna kecoklatan.
4.1.3 Analisa nanopartikel perak dengan metode spektrofotometri menghasilakn
absorbansi maksimum pada panjang gelombang 426 nm dengan nilai absorbansi
sebesar 0,961.
4.1.4
BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Bonde, Shital. 2013. A Biogenic Approach For Green Synthesis Of Silver Nanoparticles
Using Extract Of Foeniculum Vulgare and Its Activity Against Staphylococcus
Aureus and Escherichia Against

Khopkar, S. M. 1983.Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI-Press


Maryani,dkk. 2017. Biosintesis Nanopartikel Perak Menggunakan Ekstrak Buah Passiflora
flavicarva (MARKISA) Untuk Mendeteksi Logam Berat

Yoga. 2004. Desain Kreatif Dengan Adobe Photoshop. Jakarta


LAMPIRAN

A. Jawaban Pertanyaan

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan citra digital ?


2. Mengapa citra digital dapat digunakan untuk mengidentifikasi larutan yang berwarna?
3. Sebutkan syarat-syarat suatu sample dapat dianalisis dengan citra digital?

Jawaban:
1. Citra digital adalah gambar dua dimensi yang bisa ditampilkan pada layar komputer
sebagai himpunan/ diskrit nilai digital yang disebut pixel/ picture elements. Dalam
tinjauan matematis, citra merupakan fungsi kontinu dari intensitas cahaya pada bidang
dua dimensi.
2. Format data citra digital berhubungan erat dengan warna . Persepsi visual citra
berwarna (color images) umumnya lebih kaya dibandingkan dengan citra hitam putih
(greyscale), karena itu citra berwarna lebih disenangi dari pada citra hitam putih.
Citra berwarna menampilkan warna objek seperti warna aslinya (meskipun tidak
selalu tepat demikian). Setiap piksel citra berwarna mengandung tiga komponen
warna dasar yaitu komponen warna merah (red), warna hijau (green), dan komponen
warna biru (blue) yang sering disebut dengan komponen RGB. Atas dasar tersebut
citra berwarna disusun oleh tiga buah matriks komponen warna, yaitu matriks
komponen warna R, matriks komponen warna G, dan matriks komponen warna B
untuk sistem ruang warna RGB.
3.
B. Gambar Alat

BatangPengaduk Pipet Tetes KacaArloji Erlenmeyer

Gelas Kimia BotolSemprot GelasUkur Corong


NeracaAnalitik Cutter Tripod danKamera

Sudip
Mini Studio

Kuvet TabungReaksi SpektrofotometerGe


nesys 20
C. Grafik

D. Rincian Perhitungan

Konsentrasi
Rata-Rata RGB Absorbansi
(ppm)

R G B R G B

Larutan x

1 160,2519 163,4802 168,308 0 0 0

2 141,8556 123,9196 65,9766 0,053 0,120 0,407

3 141,5714 118,7392 56,198 0,054 0,139 0,476

4 143,0568 122,4254 53,9792 0,049 0,126 0,494

5 152,9315 137,2709 58,53 0,020 0,076 0,459

6 152,002 135,9644 58,5556 0,023 0,080 0,459

1. Mencari nilai absorbansi dari data MATLAB


𝐼𝑜
A = log 𝐼

a. Red b. Green
 Konsentrasi 50 ppm  Konsentrasi 50 ppm
160,2519 163,4802
A = log 160,2519 = 0 A = log 163,4802 = 0

 Konsentrasi 40 ppm  Konsentrasi 40 ppm


160,2519 163,4802
A = log 141,8556 = 0,053 A = log 123,9196 = 0,120

 Konsentrasi 30 ppm  Konsentrasi 30 ppm


160,2519 .163,4802
A = log 141,5714 = 0,054 A = log = 0,139
118,7392

 Konsentrasi 200 ppb  Konsentrasi 200 ppb


160,2519 163,4802
A = log 143,0568 = 0,049 A = log122,4254 = 0,126

 Konsentrasi 100 ppb  Konsentrasi 100 ppb


160,2519 163,4802
A = log 152,9315 = 0,020 A = log = 0,076
137,2709

 Konsentrasi 50 ppb  Konsentrasi 50 ppb


160,2519 163,4802
A = log = 0,023 A = log 135,9644, = 0,080
152,002

c. Blue
 Konsentrasi 50 ppm
168,308.
A = log 168,308. = 0

 Konsentrasi 40 ppm
168,308.
A = log = 0,407
65,9766

 Konsentrasi 30 ppm
168,308.
A = log = 0,476
56,198,.

 Konsentrasi 200 ppb


168,308.
A = log 53,9792. = 0,494

 Konsentrasi 100 ppb


168,308.
A = log = 0,459
58,53,.

 Konsentrasi 50 ppb
168,308.
A = log = 0,459
58,5556,.

2. Penentuan konsentrasi larutan x dalam sampel secara citra digital


Menggunakan persamaan garis yang “BLUE”
y = 0,0581x + 0,1629

0,744= 0,0581x + 0,1629

0,0581x = 0,744-0,0663

x = 0,05811/0,0581

= 10,002

E. Foto Percobaan
F. Bukti Pustaka

You might also like