Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 19

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ada banyak upaya yang dapat dilakukan oleh setiap insan pendidikan
untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Salah satu upaya itu
adalah dengan melakukan kegiatan penelitin, khususnya penilitian pendidikan.
Melalui penelitian, masalah-masalah dalam pendidikan dapat "tertangkap"
kemudian ditemukan solusinya. Hal-hal baru yang lebih inovatif dalam
pendidikan dapat pula dikembangkan dan diaplikasikan dari sebuah penelitian.
Ada beberapa jenis penelitian yang dapat dilakukan, salah satunya adalah
penelitian yang bergenre research and development (R&D)/ penelitian dan
pengembangan.
Pada awalnya, penelitian R&D diterapkan pada dunia industri, dan
merupakan ujung tombak dari suatu industri dalam menghasilkan poduk baru
yang dibutuhkan oleh pasar. Hampir 4% biaya digunakan untuk penelitian ini,
bahkan untuk bidang-bidang tertentu seperti komputer dan farmasi alokasi
biayanya dapat melebihi 4% (Borg and Gall, 1989). Sedangkan dalam bidang
sosial dan pendidikan, peranan R&D masih sangat kecil yakni kurang dari 1%
dari biaya pendidikan secara keseluruhan. Hal ini dianggap sebagai salah satu
alasan utama mengapa kemajuan dalam bidang pendidikan agak tertinggal jika
dibandingkan dengan bidang lain.
Oleh karena itu, kami sebagai penyusun makalah akan memaparkan
sedikit tentang Metode Penelitian R&D. Di dalam makalah ini terdapat
pengertian, langkah-langkah dan contoh jurnal pembelajaran matematika yang
menggunakan metode R&D. Untuk pembahasan selanjutnya, dapat dibaca
pada makalah ini.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, didapatlah beberapa rumusan
masalah, yaitu:
1. Apakah pengertian dan maksud dari Metode Penelitian R&D?
2. Seperti apakah konsep dan pentingnya Metode Penelitian dan
Pengembangan (R&D) ?
3. Bagaimana langkah-langkah dari Metode Penelitian R&D?
4. Bagaimana penyusunan laporan Metode Penelitian R&D?
5. Apa kelebihan dan kekurangan Metode Penelitian dan Pengembangan?

1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, didapat tujuan pembahasan yaitu
1. Mengetahui apa itu Metode Penelitian dan Pengembangan atau R & D
2. Memahami konsep dan pentingnya Metode Penelitian dan Pengembangan
atau R & D
3. Mengetahui dan memahami langkah-langkah dari Metode R & D
4. Mengetahui cara penyusunan laporan untuk Metode Penelitian R & D
5. Mengetahui kelebihan dan kekurangan Metode Penelitian dan
Pengembangan.

2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Metode Penelitian dan Pengembangan atau R & D
Apa yang dimaksud dengan Penilitian dan Pengembangan? Ada beberapa
pengertian mengenai Penelitian dan Pengembangan atau dalam bahasa Inggris
Research and Development (R & D).
Menurut Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata dalam bukunya Metode
Penelitan dan Pendidikan, beliau menyebutkan bahwa Penelitian dan
Pengembangan atau Research and Development (R & D) adalah suatu proses atau
langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan
produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan.
Menurut Prof. Dr. Sugiono dalam bukunya Metode Penelitan dan Pendidikan,
beliau menyebutkan bahwa metode Penelitian dan Pengembangan atau dalam
bahasa Inggrisnya Research and Development (R & D) adalah metode penelitian
yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan
produk tersebut.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Penelitian dan
Pengembangan atau Research and Development (R & D) adalah suatu metode
atau langkah untuk menghasilkan produk baru atau mengembangkan dan
menyempurnakan produk yang telah ada, dan digunakan untuk menguji kefektifan
produk tersebut.

2.2 Konsep dan Pentingnya Metode Penelitian dan Pengembangan ( R & D)


Metode penelitian dan pengembangan telah banyak digunakan pada bidang-
bidang Ilmu Alam dan Teknik. Namun demikian metode ini bisa juga digunakan
dalam bidang ilmu;ilmu sosial seperti psikologi, sosiologi, pendidikan,
manajemen, dan lain-lain.
Penelitian-penelitian di bidang pendidikan, umumnya tidak diarahkan pada
pengembangan suatu produk, tetapi ditujukan untuk menemukan pengetahuan
baru berkenaan dengan fenomena-fenomena yang bersifat fundamental, serta
praktik-praktik pendidikan. Penelitian fenomena-fenomena yang bersifat

3
fundamental pendidikan dilakukan melalui penelitian dasar (basic research),
sedangkan penelitian tentang praktik pendidikan dilakukan melalui penelitian
terapan (applied research).
Metode penelitian dan pengembangan merupakan penghubung atau pemutus
kesenjangan antara penelitian dasar dengan penelitian terapan. Sering dihadapi
adanya kesenjangan antara hasil-hasil penelitian dasar yang bersifat teoritis
dengan penelitian yang bersifat praktis. Kesenjangan ini dapat dihilangkan atau
disambungkan dengan penelitian dan pengembangan.
Suatu produk yang baik akan dihasilkan apakah itu perangkat keras atau
perangkat lunak, memiliki karakteristik-karakteristik tertentu. Karakteristik
tersebut merupakan perpaduan dari sejumlah konsep, prinsip, asumsi, hipotesis,
prosedur berkenaan dengan hal yang telah ditemukan atau dihasilkan dari
penelitian dasar. Misalnya karakteristik dari discovery learningmerupakan hasil
temuan dari penelitian dasar yang menyatakan bahwa discovery learning bertolak
dari asumsi bahwa siswa mempunyai potensi, kekuatan, dan kemampuan untuk
belajar sendiri. Pembelajaran ini juga bertolak dari asumsi bahwa discovery
learning bisa dilakukan oleh semua siswa dan pada semua mata pelajaran.
Discovery learning juga bertolak dari hipotesis bahwa belajar yang menekankan
aktivitas siswa lebih berhasil dibandingkan dengan hanya menekankan aktivitas
guru, dikarenakan belajar yang menekankan aktivitas siswa lebih membangkitkan
motivasi beajar, kemampuan berpikir tingkat tinggi, kreativitas, kemandirian, dan
lainnya. Berdasarkan karakteristik-karakteristik tersebut, model pembelajaran
discovery dalam mata pelajaran dan jenjang pendidikan tertentu dikembangkan
melalui penelitian dan pengembangan. Hasil dari pengembangan tersebut berupa
pembelajaran discovery diterapkan dalam praktik pendidikan di sekolah.
Penerapan dari produk-produk penelitian dan pengembangan diteliti dengan
menggunakan penelitian terapan. Dengan demikian, ketiga jenis penelitian ini
saling terkait dan saling mendukung satu sama lain. Kemajuan-kemajuan di dalam
pendidikan dan kurikulum pembelajaran sangat didukung oleh hasil-hasil
penelitian dari ketiga jenis penelitian ini. Penelitian dasar mengembangkan
konsep-konsep, prinsip-prinsip, teori-teori. Peneletian dan pengembangan

4
mengambangkan model-model proses, bahan, sarana-fasilitas, dan penelitian
terapan mengembangkan praktik pelaksanaan pendidikan dan kurikulum
pembelajaran.
Dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan, ada beberapa metode yang
digunakan, yaitu metode: deskriptif, evaluatif, dan eksperimental. Metode
penelitian deskriptif digunakan dala penelitian awal untuk menghimpun data
tentang kondisi yang ada. Kondisi tersebut mencakup: (1) kondisi produk-produk
yang telah ada sebagai bahan perbandingan atau bahan dasar untuk produk yang
akan dikembangkan, (2) kondisi pihak pengguna, seperti sekolah, guru, kepala
sekolah, siswa, serta pengguna lainnya, (3) kondisi faktor-faktor pendukung dan
penghambat pengembangan dan penggunaan dari produk yang akan dihasilkan,
mencakup unsur manusia, sarana-prasarana, biaya, pengelolaan, dan lingkungan.
Metode evaluatif, digunakan untuk mengevaluasi proses uji oba
pengembangan suatu produk. Produk dikembangkan melalui serangkaian uji coba,
dan setiap kegiatan uji coba diadakan evaluasi hasil maupun evaluasi proses.
Berdasarkan temuan-temuan hasil uji coba diadakan penyempurnaan-
penyempurnaan.
Metode eksperimen digunakan untuk menguji keampuhan dari produk yang
dihasilkan. Walaupun dalam tahap uji coba telah ada evaluasi (pengukuran), tetapi
pengkuran tersebut masih dalam rangka pengembangan produk, belum ada
kelompok pembanding. Dalam eksperimen telah diadakan pengukuran selain pada
kelompok eksperimen juga pada kelompok pembanding atau kelompok kontrol.
Pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan secara random.
Pembandingan hasil dari kedua kelompok tersebut menunjukkan keampuhan dari
produk yang dihasilkan.
Strategi penelitian dan pengembangan banyak digunakan dalam teknologi
pembalajaran yang sekarang lebih difokuskan pada sistem pembelajaran. Strategi
ini banyak digunakan untuk mengembangkan model-model, desain atau
perencanaan pembelajaran, proses atau pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
pembelajaran dan model-model program pembelajaran. Penelitian dan

5
pengembangan juga banyak digunakan untuk mengembangkan bahan ajar, media
pembelajaran serta manajemen pembelajaran.

2.3 Langkah-langkah Metode Penelitian dan Pengembangan (R&D)


Langkah-langkah proses penelitian dan pengembangan menunjukkan suatu
siklus, yang diawali dengan adanya kebutuhan, permasalahan yang membutuhkan
pemecahan dengan menggunakan suatu produk tertentu. Contohnya untuk
meningkatkan kemampuan guru-guru yang tersebar dalam suatu daerah yang
sangat luas membutuhkan bahan latihan atau penataran yang disusun dalam
bentuk modul. Langkah selanjutnya adalah menetukan karakteristik atau
spesifikasi dari produk yang akan dihasilkan. Materi latihan apa yang harus
diberikan dan bagaimana proses pembelajarannya. Materi dan proses
pembelajaran tersebut harus disesuaikan dengan kondisi, latar belakang dan
kemampuan guru yang akan mempelajarinya, serta sumber-sumber belajar yang
ada di daerah mereka masing-masing. Setelah itu barulah dibuat draf produk, atau
produk awal yang masih kasar, kemudian produk tersebut diujicobakan di
lapangan dengan sampel secara terbatas dan sampel lebih luas secara berulang-
ulang. Selama kegiatan uji coba dilakukan pengamatan dan evaluasi. Berdasarkan
hasil pengamatan dan evaluasi diadakan penyempurnaan-penyempurnaan.
Kegiatan evaluasi dan penyempurnaan dilakukan secara terus-menerus sampai
dihasilkan produk yang terbaik atau produk standar. Untuk menguji keampuhan
produk yang dihasilkan diadakan pengujian mutu hasil dengan menggunakan
metode eksperimen.
Menurut Borg dan Gall (1989) ada sepuluh langkah pelaksanaan
penelitian dan pengembangan yaitu:
1. Penelitian dan pengumoulan data.
2. Perencanaan.
3. Pengembangan draf produk.
4. Uji coba lapangan awal.
5. Merevisi hasil uji coba.
6. Uji coba lapangan.

6
7. Penyempurnaan produk hasil uji lapangan.
8. Uji pelaksanaan lapangan.
9. Penyempurnaan produk akhir.
10. Diseminasi dan implementasi.
Penjelasan lebih rinci dari tiap tahapan dapat diikuti dalam uraian
berikut.
1. Penelitian dan pengumpulan data (research and information
collecting). Meliputi pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian
dalam skala kecil.
a. Pengukuran Kebutuhan (need assessment)
Produk yang dikembangkan dalam pendidikan dapat berupa
perangkat keras seperti alat bantu pembelajaran, buku, modul atau
paket belajar, dan lain-lain, atau perangkat lunak seperti program-
program pendidikan dan pembelajaran, model-model pendidikan,
kurikulum, implementasi, evaluasi, instrumen pengukuran, dan
lain-lain. Beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan dalam
memilih produk yang akan dikembangkan.
1) Apakah produk yang akan dibuat penting untuk bidang
pendidikan?
2) Apakah produk yang akan dikembangkan memiliki nilai
ilmu, keindahan dan kepraktisan?
3) Apakah para pengembang memiliki pengetahuan,
keterampilan dan pengalaman dalam mengembangkan
produk ini?
4) Dapatkah produk tersebut dikembangkan dalam jangka waktu
yang tersedia?

Kriteria pertama merupakan kriteria pertama, produk


pendidikan yang dihasilakn harus betul-betul penting dan
dibutuhkan dalam pendidikan. Tidak ada gunanya yang tidak
digunakan, makin banyak yang menggunakan makin bermanfaat

7
suatu produk pendidikan. Suatu produk banyak digunakan karena
banyak membawa hasil dan mudah digunakan. Dengan demikian
produk yang akan dikembangkan hendaknya yang akan
memberikan sumbangan bagi peningkatan mutu pendidikan,
kurikulum dan pembelajaran.
Pemilihan suatu produk yang akan dikembangkan sebaiknya
didasarkan atas pengukuran dan pemumpulan data kebutuhan.
Masalah-masalah atau kelemahan apa yang dihadapi sekolah saat
ini? Diantara masalah tersebut mana yang paling mendesak dan
mempunyai pengaruh besar terhadap pelaksanaan pendidikan.
Produk yang dikembangkan harus ampuh untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut. pemilihan produk yang akan
dikembangkan disesuaikan dengan bidang keahlian para
pengembang, kelayakan waktu, peralatan dan biaya.
b. Studi Literatur
Untuk mengembangkan suatu produk pendidikan diperlukan
studi literatur. Studi ini ditujukan untuk menemukan konsep-
konsep atau landasan-landasan teoritis yang memperkuat suatu
produk. Produk pendidikan terutama produk yang berbentuk
model, program, sistem, pendekatan, software dan sejenisnya
memiliki dasar-dasar konsep atau teori tertentu. Untuk menggali
konsep-konsep atau teori yang mendukung suatu produk perlu
dilakukan kajian literatur secara intensif. Melalui studi literatur
juga dikaji ruang lingkup suatu produk, keluasan penggunaan,
kondisi-kondisi pendukung agar produk dapat digunakan atau
diimplementasikan secara optimal, serta keunggulan dan
keterbatasannya. Studi literatur juga diperlukan untuk mengetahui
langkah-langkah yang paling tepat dalam pengembangan produk
tersebut.

8
c. Penelitian dalam Skala Kecil
Dari beberapa pengalaman penelitian dan pengembangan,
hasil pengukuran kebutuhan belum cukup untuk memberikan
dasar-dasar kongkrit bagi pengembangan suatu produk. Kedua
hasil studi tersebut masih perlu dilengkapi dengan penelitian
langsung ke lapangan, bagaimana hal yang akan diproduksi itu
dilaksanakan.

2. Perencanaan
Berpegang pada hasil dari studi literatur, pengukuran dan
pemngumpulan data kebutuhan dan penelitoan dalam skala kecil,
dapat disusun rencana pengembangan produk. Perencanaan ini
meliputi rancangan produk yang akan dihasilkan, serta proses
pengembangannya.
Rancangan produk yang akan dikembangkan minimal mencakup:
(1) tujuan dari penggunaan produk, (2) siapa pengguna dari produk
tersebut, (3) deskripsi dari komponen-komponen produk tersebut, dan
(3) deskripsi dari komponen-komponen produk dan penggunaannya.
Tujuan pengguna produk perlu dirumuskan sejelas dan sekongkrit
mungkin. Dalam teknologi instruksional tujuan dirumuskan dalam
bentuk objektif yang menggambarkan perilaku-perilaku yang bisa
diamati atau diukur.
Dalam merumuskan pengguna produk disebutkan siapa subjek
pengguna produk tersebut. Di samping subjeknya juga perlu
dijelaskan spesifikasinya, seperti latar belakang pendidikan, jabatan
atau kepangkatan, tugas dan peranannya, pengalaman, tugas-tugas non
struktural yang diembannya, dll.
Hal selanjutnya yang perlu dirumuskan adalah komponen-
komponen produk. Produk pendidikan yang berbentuk paket pelatihan
mencakup rumusan tentang: tujuan pelatihan, materi pelatihan, proses
pembelajaran dan media pembelajaran, tugas dan evaluasi hasil

9
pembelajaran, serta sumber-sumber belajar yang digunakan baik
dalam bentuk buku, maupun sumber yang ada di masyarakat.
Dalam proses pengembangan produk yang akan dihasilkan, perlu
dirumuskan lebih rinci, mulai dari penentuan produk, penyusunan draf
atau produk awal, uji coba draf/produk awal di lapangan,
penyempurnaan draf, uji coba draf yang sudah disempurnakan,
pengujian produk akhir, sampai dengan distribusi dan diseminasi
produk yang dihasilkan.
Kegiatan selanjutnya adalah merencanakn subjek uji coba dan
lokasi uji coba, baik untuk uji coba awal, uji coba lebih luas maupun
pengujian produk akhir. Karena produk yang akan dihasilkan adalah
produk standar, maka jumlah subjek yang terlibat dan lingkup lokasi
penelitian dan pengembangan harus representatif unyuk populasi
nasiaonal, propinsi atau kota/kabupaten.
Hal yang tidak kalah pentingnya dalam perenanaan pengembangan
adalah perhitungan biaya, orang-orang yang akan membantu dan
berpartisipasi dalam pelaksanaan pengembangan, alat dan bahan yang
diperlukan serta perkiraan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan
semua kegiatan penelitian dan pengembangan.
Untuk pelaksanaan uji coba hal yang perlu direncanakan dengan
seksama adalah instrumen-instrumen yang diperlukan selama uji coba
pengembangan dan pengujian, baik instumen untuk pengamtan
maupun pengukuran hasil. Untuk pengolahan dan pelaporan hasil
yang diperlukan adalah teknik-teknik analisis hasil pengamatan dan
pengukuran serta bentuk-bentuk sajian hasil pengolahan seperti grafik,
profil, tabel, deskripsi, naratif, dan lain-lain.

3. Pengembangan Produk Awal


Hasil-hasil pengukuran dan analisis kebutuhan memberikan
masukan tentang jenis-jenis produk pendidikan apa yang diperlukan
sekolah saat ini. Hasil studi literatur meberikan masukan tentang

10
beberapa karakteristik penting dari produk yang akan dikembangkan,
serta bentuk-bentuk produk yang telah dikembangkan di tempat lain.
Hasil penelitian dalam lingkup terbatas memberikan gambaran tentang
bahan dasar dan/atau produk-produk sejenis yang telah digunakan,
pelaksanaan produk yang ada, dan kemungkinan faktor-faktor yang
akan mendukung dan menghambat penggunaan produk yang akan
dikembangkan. Sosok atau bangun produk tersebut masih merupakan
produk awal, bersifat tentatif yang akan disempurnakan melalui
serentetan kegiatan uji coba.
Meskipun masih merupakan produk awal, bersifat draf kasar,
tetapi sudah disusun selengkap dan sesempurna mungkin. Draf atau
produk awal dikembangkan oleh para pengembang bekerja sama atau
dengan bantuan para ahli atau orang-orang yang punya keterampialn
yang dibutuhkan. Sebelum diuji cobakan di lapangan diperlukan
evaluasi atau “uji coba di atas meja” (desk try out atau desk
evaluation).
Uji coba atau evaluasi ini semata-mata bersifat perkiraan atau
judgement berdasarkan analisis dan pertimbangan logika dari para
pengembangan dan para ahli. Uji coba atau evaluasi oleh para ahli
juga diperlukan untuk melihat kelayakan produk secara lebih makro.
Uji coba lapanagan akan mendapatkan kelayakan secara mikro, kasus
demi kasus untuk kemudian ditarik kesimpulan secara umum atau
digeneralisasikan.

4. Uji Coba dan Penyempurnaan Produk Awal


Setelah mendapat masukan dan penyempurnaan-penyempurnaan
berdasarkan hasil evaluasi atau uji coba di atas meja, selanjutnya
dilakukan uji coba lapangan di sekolah ataupun di laboratorium. Uji
coba di lapangan lebih baik karena berpraktik dalam situasi yang
sesungguhnya, karena baik keadaan dan jumlah siswa, maupun sarana
dan fasilitas pembelajarannya sesuai dengan keadaan nyata di sekolah.

11
Untuk contoh paket latihan keterampilan mengajar, kegiatan
pertama yang harus dilakukan adalah mengadakan pertemuan, rapat
atau diskusi dengan guru-guru peserta latihan. Dalam pertemuan
tersebut pengembang pertama-tama menjelaskan tujuan umum
pelatihan, langkah-langkah umum yang akan dilakukan serta beberapa
hal pokok yang perlu mendapat perhatian. Setelah itu para peserta
diber kesempatan untuk membaca hasil dari pengembang (paket 1)
dan pengembang memberi penjelasan jika ada hal yang belum
dipahami. Yang sangat penting dalam kegiatan ini adalah para peserta
memberikan masukan komentar, kritik, dan saran untuk
penyempurnaan paket latihan yang kemudian didiskusikan kembali,
dicari kesimpulannya oleh para peserta dan para pengembang bagi
penyempurnaan paket latihan.
Hasil diskusi tersebut dibahas kembali oleh para pengembang.
Paket latihan tersebut yang telah disempurnakan, diberikan kembali
kepada subjek uji coba untuk dilaksanakan.
Langkah selanjutnya guru-guru peserta latihan uji coba
melaksanakan apa yang dirancang dalam paket latihan di kelas
masing-masing. Sebelum pelaksanaan pembelajaran guru terlebih dulu
membuat rencana pembelajaran atau merevisi perencanaan
pembelajaran yang telah ada disesuaikan apa yang dituntut dalam
paket pelatihan.
Selama pembelajaran berlangsung, para pengembang melukakan
pengamatan secara intensif. Pengembang mencatat hal-hal penting
berkenaan dengan respon siswa terhadap apa yang dilakukan dan
disampaikan guru. Pengamatan dilakukan dengan pendekatan
kualitatif (pencatatan deskriptif-naratif) dengan format yang telah
disediakan.
Setelah guru mengajar dalam satu atau beberapa pertemuan, di
luar jam pelajaran guru dan para pengembang mengadakan pertemuan
untuk membahas hasil pengamatan yang perlu mendapatkan

12
klarifikasi dan penyempurnaan. Berdasarkan hasil diskusi itu guru
membuat atau menyempurnakan persiapan mengajar untuk pertemuan
selanjutnya. Selesai melaksanakan satu paket latihan (keterampilan
mengajar) guru membuat persiapan dan melaksanakan pembelajran
(keterampilan mengajar) yang lain dengan topik dan bahasan yang
lain lagi. Selanjutnya uji coba lagi dan dilakukan lagi proses
pengamatan oleh para pengembang, dan dilakukan penyempurnaan
paket latihan. Begitu seterusnya sampai produk paket-paket latihan
(keterampilan mengajar) selesai disempurnakan.

5. Uji coba dan Penyempurnaan Produk Yang Telah


Disempurnakan
Meskipun sudah diperoleh produk yang lebih sempurna, tetapi uji
coba penyempurnaan produk masih harus dilakukan satu kali petaran
lagi. Hal itu dilakukan karena produk yang dihasilkan adalah produk
standar, yang berlaku secara nasional, atau untuk lingkup propinsi,
minimal lingkup kota/kabupaten.
Kelayakan populasi dilakukan dalam uji coba dan penyempurnaan
produk yang telah disempurnakan. Dalam tahap ini dilkukan uji coba
produk dengan sampel yang lebih besar karena sampel harus mewakili
populasi baik dalam jumlah maupun dalam karakteristiknya.
Langkah-langkah pada tahap ini sama dengan langkah-langkah
pada tahap uji coba produk awal. Demikian seterusnya pengamat,
diskusi dengan guru, serta rapat antar tim pengembang dilakukan
secara beulang-ulang sampai semua paket selesai diujicobakan dan
disempurnakan sehingga diperoleh paket latihan final.

6. Pengujian Produk Akhir


Untuk menguji apakah suatu produk pendidikan layak dan
memiliki keunggulan dalam praktik, maka dilakukan pengujian
produk akhir. Dalam pengujian ini sudah tidak ada lagi

13
penyempurnaan produk sebab produk sudah dipandang smpurna
dalam uji coba paket putaran kedua. Pengujian produk dapat
dilakukan pada sekolah-sekolah dan guru-guru yang sama pada
putaran kedua, tetapi dengan topik atau pokok bahasan yang berbeda.
Pengujian bisa juga dilakukan pada sekolah-sekolah dan guru yang
berbeda, hal ini lebih baik karena belum punya pengalaman
menggunakan produk itu. Dalam penilitian disebutnya tidak ada unsur
kematangan.
Dalam pengujian ini juga sebaiknya digunakan kelompok kontrol,
yaitu sekolah-sekolah dan guru-guru yang memiliki karakteristik dan
kemampuan yang sama (random), minimal berpasangan (matching)
dengan kelompok pengujian atau kelompok eksperimen. Kegiatan
pada tahap ketiga ini memang ditujukan untuk menguji dampak dari
penggunaan keterampilan mengajar terhadap pengethuan dan
keterampilan siswa.
Pengujian ini dilaksanakan dalam bentuk desain eksperimen.
Model desain yang digunakan adalah “The Randomized Preteset-
Posttest Control Group Design” merupakan desain eksperimen murni
karena kedua kelompok eksperimen dirandom. Atau minimal
menggunakan desain “The Mathcing Only Pretest-Posttest Control
Group Design” desain ini termasuk ke dalam eksperimen kuasi,
karena kedua kelompok desain hanya dipasangkan.
Dalam pelaksanaannya kedua kelompok baik yang menggunakan
desain pertama maupun kedua, diberi pretest. Kemudian kelompok
eksperimen belajar dengan menggunakan pendekatan keterampilan
mengajar, sedangkan kelompok kontrol menggunakan pendekatan
biasa. Setelai selesai mempelajari semua pokok bahasan kemudian
kedua kelompok diberi post test. Hasil yang dibandingkan: antara
hasil pretest dan post test pada kelompok eksperimen, pretest-posttest
kelompok kontrol. Pretest kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol serta post test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

14
Perbedaan yang signifikan antara pre test dan post test
menunjukkan keberartian hasil belajar, perbedaan signifikan antara
hasil post test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
menunjukkan pengaruh penggunaan keterampilan mengajar.

7. Diseminasi, Implementasi dan Institusionalisasi


Setelah dihasilkan suatu produk final yang sudah teruji
keampuhannya, langkah selanjutnya adalah diseminasi, implementasi
dan institusionalisasi. Diseminasi merupakan langkah untuk
mensosialisasikan dan menyebarkan hasil. Diseminasi produk-produk
yang dikembangkan oleh lembaga-lembaga dibawah Departemen
Pendidikan Nasional sangat mudah. Dengan legalisasi dan instruksi
dari Menteri, Dirjen atau minimal Direktur, maka suatu produk dalam
tempo yang singkat bisa didiseminasikan ke Dinas-dinas Pendidikan
dan ke sekolah-sekolah untuk kemudian diimplementasikan dan
diinstitusionalisasikan.

15
2.4 Sistematika Penyusunan Laporan Metode Penelitian dan Pengembangan

Halaman Judul
Abstrak
Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAUJUAN
HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
B. Kerangka Berpikir
C. Hipotesis
BAB III PROSEDUR PENELITIAN
A. Lagkah-langkah Penelitian
B. Metode Penelitian Tahap I
1. Populasi Sampel Sumber Data
2. Teknik Pengumpulan Data
3. Instrument Penelitian
4. Analisis Data
5. Perencanaan Desain Produk
6. Validasi Desain
C. Metode Penelitian Tahap II
1. Model Rancangan Eksperimen Untuk Menguji Produk Rancangan
2. Populasi dan Sampel
3. Teknik Pengumpulan Data
4. Instrument Penelitian
5. Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Desain Awal Produk (Gambaran dan Penjelasan)
B. Hasil Pengujian Pertama
C. Revisi Produk (Gambaran setelah direvisi dan Penjelasan)
D. Hasil Pengujian Tahap ke II
E. Revisi Produk (Gambaran setelah direvisi dan Penjelasan)
F. Pengujian Tahap ke III (Bila Perlu)

16
G. Penyempurnaan Produk (Gambaran Terakhir dan Penjelasan)
H. Pengembangan Produk
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN PENGGUNAAN
A. Kesimpulan
B. Saran Penggunaan
Daftar Pustaka
Lampiran Instrumen
Lampiran Data
Lampiran Produk yang Dihasilkan

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Metode Penelitian dan Pengembangan


2.5.1 Kelebihan
1. Pendekatan R & D mampu menghasilkan suatu produk / model yang
memiliki nilai validasi tinggi, karena produk tersebut dihasilkan melalui
serangkaian uji coba di lapangan dan divalidasi oleh ahli
2. Pendekatan R & D akan selalu mendorong proses inovasi produk/ model
yang tiada henti / memiliki nilai suistanibility yang cukup baik sehingga
diharapkan akan ditemukan produk-produk / model-model yang selalu
actual sesuai dengan tuntutan kekinian
3. Pendekatan R & D merupakan penghubung antara penelitian yang
bersifat teoritis dengan penelitian yang bersifat praktis
4. Metode penelitian yang ada dalam R & D cukup komprehensif , mulai
dari metode deskriptif, evaluatif, dan eksperimen.

2.5.2 Kekurangan
1. Pada Prinsipnya pendekatan R & D memerlukan waktu yang relative
panjang, karena prosedur yang harus ditempuh pun relative kompleks.
2. Pendekatan R&D dapat dikatakan sebagai penelitian “here and now”,
penelitian ini tidak mampu digeneralisasikan secara utuh, karena pada
dasarnya penelitian ini pemodelannya pada sampel bukan pada populasi.

17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Penelitian R & D merupakan sebuah proses yang digunakan untuk


mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan, atau suatu metode
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji
keefektifan produk tersebut. Produk-produk pendidikan yang dihasilkan baik yang
berupa hardware maupun software diharapkan dapat meningkatkan produktivitas
dan efektifitas pendidikan yang berkualitas, dan relevan dengan kebutuhan.
Sehingga secara umum dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

3.2 Saran

Para pembaca yang budiman, di penghujung tulisan ini kami berharap semoga
kita semua mampu menjaga dan mengamalkan perintah-perintah agama yang
terkandung di dalamnya sehingga kita bias menjadi orang-orang yang beruntung
dan mendapat petunjuk-Nya. Semoga pembaca yang budiman tidak puas akan
hasil makalah ini dan dapat menindaklanjutinya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif,


Kuantitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta
Syaodih, Nana. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya

Frayudha, A. D. (2014, Agustus). Cara Menggunakan Metode Riset and


Development. Retrieved November 7, 2015, from
http://agadefra.blogspot.co.id/2014/08/cara-menggunakan-metode-riset-and.html

19

You might also like