Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

EKSPLORASI ANAKAN ALAM AREN (Arenga pinnata MERR)

DI TEMANGGUNG DAN CARA PENANGANANNYA


Exploration and Handling of Aren (Arenga pinnata Merr) Wildlings In Temanggung

Arif Setiawan
Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan
Jl. Palagan Tentara Pelajar Km 15, Purwobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta
email: arif.setiawan80@yahoo.com

I. PENDAHULUAN
Tanaman aren (Arenga pinnata MERR) banyak dikenal dan diusahakan petani di
Indonesia. Pohon aren tersebar hampir di seluruh wilayah di Indonesia dan menjadi sumber
pendapatan petani di Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan
Timur, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Papua,
Maluku dan Nusa Tenggara Timur (Lay dan Karouw, 2006). Tanaman aren dapat tumbuh di
dekat pantai sampai pada ketinggian 1.400 meter dpl, pertumbuhan yang baik adalah pada
ketinggian sekitar 500 -1.200 meter dpl, karena pada kisaran lahan tersebut tidak kekurangan
air tanah dan tidak tergenang oleh banjir permukaan (Akuba, 2004). Menurut Polnaja (2000),
tanaman aren dapat tumbuh dan berbuah dengan optimal pada berbagai jenis tanah, tetapi
yang sangat cocok pada kondisi lahan yang mempunyai tekstur tanah liat berpasir dengan
suhu pertumbuhan optimal 20-25 °C dan curah hujan yang cukup tinggi antara 1.200-3.500
mm/tahun.
Tanaman aren saat ini umumnya dikembangkan secara generatif melalui biji. Aren yang
tumbuh di lapangan berdasarkan tinggi tanaman dikategorikan menjadi 2 aksesi yaitu aren
genjah, adalah pohon aren yang memiliki ciri fisik agak pendek dan kecil dengan produksi nira
antara 5-10 liter tiap tandan tiap hari dan aren dalam adalah pohon aren yang memiliki ciri
fisik tinggi dan besar dengan produksi 15-25 liter tiap tandan tiap hari (Rompas et al, 1996).
Pohon aren berfungsi baik untuk konservasi lahan karena mempunyai perakaran dangkal
dan melebar serta mampu tumbuh baik pada tebing-tebing sehingga sangat bermanfaat untuk
mencegah terjadinya erosi tanah dan longsor, demikian pula dengan daun yang cukup lebat
dan batang yang tertutup lapisan ijuk akan sangat efektif untuk menahan air hujan yang
langsung turun ke permukaan tanah. Secara ekologis tanaman aren dapat juga berfungsi
sebagai pendukung habitat dari fauna tertentu (Anonim, 2008).
Manfaat pohon aren secara produksi diperoleh dari semua bagian tanaman antara lain
akar, batang, daun, bunga dan buah (Polnaja, 2000). Secara tradisional, produksi tanaman
aren dalam bentuk nira telah lama dimanfaatkan penduduk setempat untuk membuat gula dan
alkohol, meskipun demikian tanaman ini belum dikembangkan secara khusus sehingga pada

13
Informasi Teknis
Vol. 15 No. 1, Juli 2014, 13-20

umumnya aren tumbuh secara bergerombol dengan jarak yang tidak beraturan.
Produksi potensial aren dapat mencapai 20 ton gula/ha/tahun (Dalibard, 1999). Saat ini
dengan adanya kemajuan teknologi, nira aren dapat dibuat sebagai sumber biofuel (Sangian
et al, 2007). Pemanfaatan aren yang meluas dikhawatirkan akan menyebabkan kelangkaan
mengingat umur panennya cukup panjang yaitu sekitar 7-12 tahun (Manaroinsong et al, 2006).
Tanaman aren saat ini belum menjadi pioritas untuk dikembangkan, karena saat
ini teknologi budidaya untuk memperbanyak aren secara besar-besaran belum banyak
dikuasai. Keterbatasan mengenai informasi teknik budidaya menyebabkan masyarakat
enggan mengembangkannya. Tanaman aren dikenal sebagai tanaman hapaksantik yaitu fase
reproduktifnya membatasi pertumbuhan batang, artinya setelah berbunga betina dalam waktu
hampir bersamaan (4-7 tandan) diikuti oleh tumbuhnya bunga jantan mulai dari atas tanaman
sampai pangkal batang (9-11 tandan) dan mulai bunga keluar, tanaman hanya bertahan hidup
sekitar 3 tahun lalu mati (Tulung, 2003).
Tujuan dari penulisan ini adalah menyebarkan informasi mengenai teknik pembibitan
yang lebih singkat dan cepat dengan menggunakan materi anakan alam dan penangananya di
persemaian sampai dengan bibit siap tanam ke lapangan.

II. KEADAAN UMUM WILAYAH

Kabupaten Temanggung merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Jawa Tengah


dengan luas wilayah 870,65 Km2. Secara Geografis Kabupaten Temanggung terletak diantara
7°14’ LS – 7°32’35” LS dan 110°23’ BT - 110°46’30” BT. Di sebelah timur berbatasan dengan
Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang, di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten
Kendal dan Kabupaten Semarang, di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Wonosobo dan
di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Magelang. Secara Administratif Kabupaten
Temanggung terdiri dari 20 Kecamatan, 266 desa dan 23 kelurahan dengan 1.584 dusun/
lingkungan. Wilayahnya sebagian besar berada di dataran dan pegunungan pada ketinggian
antara 500 - 3.000 meter dpl.
Kabupaten Temanggung juga sangat terkenal sebagai daerah agraris karena lebih dari
70% penduduknya adalah petani, dan angka Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)
30% disumbang dari sektor pertanian. Pada era 1970 sampai dengan 1980 Kabupaten
Temanggung terkenal sebagai daerah yang banyak menghasilkan Tembakau, Kopi, Panili 
dan Aren. Kabupaten Temanggung menjadi daerah penghasil produk asal pohon aren yang
sangat terkenal, karena hampir semua kebutuhan tepung sagu dan gula aren bahan bakunya
dipasok dari Kabupaten Temanggung. (Sumber : Amin, 2008).

14
Eksplorasi Anakan Alam Aren (Arenga Pinnata Merr) di Temanggung dan Cara Penanganannya
Arif Setiawan

III. DEFINISI UMUM AREN

Di Indonesia, Aren mempunyai banyak nama daerah antara lain bakjok (Aceh), paula
(Taro), bagot (Toba), agaton/bargat (Mandailing), anau/nanggong (Jawa), aren/kawung
(Sunda), hanau (Dayak/Kalimantan), Onau (Toraja, Sulawesi) dan nawa-nawa (Ambon,
Maluku). Di negara lain aren juga mempunyai berbagai nama seperti enau (Malaysia), kaong
(Filipina) dan sugar palm (Inggris).
Klasifikasi ilmiah aren yaitu :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Genus : Arenga
Arenga pinnata Merr.
Spesies :
(Sumber : Wikipedia, 2014).

IV. PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Bahan dan Peralatan

Bahan dan peralatan yang digunakan antara lain anakan alam aren, es box, kertas
koran, gunting cabang, label, air bersih, fungisida, insektisida, cangkul, linggis, polibag, top
soil, pupuk kompos, pupuk NPK tumbuh, bambu, plastik sungkup, kawat bendrat, paranet
intensitas 60% dan alat tulis.

B. Rangkaian Pelaksaaan Kegiatan

1. Ekplorasi anakan alam

Pelaksanaan eksplorasi anakan alam aren dilakukan pada bulan September 2011 di
wilayah Kabupaten Temanggung Propinsi Jawa Tengah. Menurut Tulung (2003) ciri-ciri pohon
induk aren yang baik yaitu batang harus besar (kekar), pelepah daun merunduk, akarnya baik,
daunnya rimbun dan tebal (gambar 1a). Pohon yang memiliki ciri-ciri demikian kemudian
ditandai menggunakan label. Secara alami buah aren yang sudah tua akan rontok dan biasanya
menjadi makanan binatang. Proses pembibitan aren secara alami ini proses dormansi bijinya
biasa dibantu oleh musang. Binatang tersebut memakan buah aren dan bijinya keluar secara
utuh dari perut bersama kotoran (Anonim, 2008).

15
Informasi Teknis
Vol. 15 No. 1, Juli 2014, 13-20

Anakan aren yang tumbuh secara alami ini tumbuh secara teratur dan berkelompok.
Anakan alam aren yang memenuhi syarat sebagai bibit adalah mengandung bagian-bagian
tumbuhan antara lain akar, batang dan daun dengan tinggi maksimal 30 cm agar memudahkan
proses pengepakan dan transportasi. Cara pengambilan anakan aren dilakukan dengan
cara digali terlebih dahulu menggunakan cangkul dan linggis. Cara ini lebih efektif untuk
menghindari kerusakan yang ditimbulkan akibat pencabutan anakan aren secara paksa. Anakan
aren yang dicabut secara paksa mengakibatkan bagian akar tertinggal di dalam tanah, sehingga
anakan yang diperoleh menjadi kering dan tidak bisa ditumbuhkan lagi.
Proses pengepakan anakan aren harus segera dilakukan untuk meminimalkan kekeringan
dan kematian anakan aren yang terlalu lama di udara terbuka. Proses pengepakan juga berperan
penting dalam ketahanan anakan aren selama dalam perjalanan. Teknik yang digunakan pada
proses pengepakan ini adalah mengurangi daunnya dengan cara memotong setengah dari
bagian daun, bertujuan untuk mengurangi penguapan. Anakan aren yang sudah dipersiapkan
kemudian ditata dengan rapi dan dibungkus koran basah untuk menjaga kelembaban selama
dalam proses pengangkutan (gambar 1b). Anakan aren diberi label sesuai pohon induk dan
dimasukan ke dalam es bok, kemudian dibawa menuju Persemaian Balai Besar Penelitian
Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan (BBPBPTH) Yogyakarta. Menggunakan teknik
pengepakan ini bisa membuat anakan alam aren bertahan dan tetap segar selama 1 minggu
ketika diangkut.


a b

Gambar 1. Pohon induk aren (a), proses pengepakan bibit aren yang dibungkus koran
basah (b)

16
Eksplorasi Anakan Alam Aren (Arenga Pinnata Merr) di Temanggung dan Cara Penanganannya
Arif Setiawan

2. Penanganan bibit di persemaian

Anakan alam yang diperoleh dari hasil eksplorasi harus segera ditanam pada media
tanam dalam polibag yang telah sediakan dengan ukuran polibag 15 X 20 cm (gambar 2a).
Media tanam menggunakan campuran top soil dengan pupuk kompos dengan perbandingan
3:1 (Anonim, 2008). Selanjutnya anakan yang sudah ditanam disiram dan disemprot dengan
larutan fungisida 1 gram/liter dan disungkup rapat agar selalu terjaga kelembabannya.
Pemberian naungan berupa paranet intensitas 60% (gambar 2b), sangat diperlukan supaya
anakan yang masih dalam proses adaptasi dengan lingkungan yang baru dapat terhindar dari
cahaya matahari secara langsung.


a b
Gambar 2. Proses penyapihan bibit (a), penyungkupan dan pemberian naungan setelah
penyapihan (b)

Pemeliharaan selama proses pembibitan cukup sederhana antara lain penyiraman,


penyiangan, pemupukan, pemberantasan penyakit dan jamur. Penyiraman cukup dilakukan
sekali sehari tergantung tingkat kekeringan dan kelembaban media tanam. Pagi hari adalah
waktu yang terbaik untuk pelaksanaan penyiraman agar air dapat dimanfaatkan secara
maksimal untuk fotosintesis (Hadiyan dan Setiawan, 2010).
Penyiangan yaitu menghilangkan rumput tanaman pengganggu/gulma yang tumbuh
pada media tanam dalam polibag. Penyiangan sebaiknya dilakukan secara rutin setiap 2
minggu sekali tergantung jumlah gulma agar tidak terjadi persaingan dengan tanaman
utama. Teknis pemberantasannya dilakukan dengan cara mekanis yaitu dengan mencabut
dan menghilangkan tanaman pengganggu tersebut dari sekitar anakan.

17
Informasi Teknis
Vol. 15 No. 1, Juli 2014, 13-20

Pencegahan dan pemberantasan penyakit dan jamur dilakukan seminggu sekali dengan cara
menyemprotkan larutan fungisida dan insektisida dengan konsentrasi 1 ml/liter air.
Pemupukan bertujuan untuk merangsang pertumbuhan agar lebih cepat. Pemupukan
dilakukan setelah tanaman berumur 1 bulan dari masa penyapihan pada polibag, menggunakan
larutan pupuk NPK 1 gram/10 liter dengan cara menyiram pada media tanam secara rutin
setiap 2 minggu sekali dan diusahakan tidak mengenai daun maupun batang bibit.
Pembukaan sungkup dilakukan secara bertahap untuk mencegah agar tanaman tidak
layu. Sungkup mulai dapat dibuka seperempat setelah 2 bulan dari masa penyapihan dan bisa
dibuka seluruhnya setelah 3 bulan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dengan teknik ini untuk mendapatkan
bibit aren siap tanam dengan tinggi rata-rata 40 cm memerlukan waktu 5-6 bulan sesuai
dengan perkembangan tanaman (gambar 3). Apabila teknik pembibitan ini dilakukan secara
benar, prosen jadi tanaman aren dapat mencapai rata-rata 70%. Jika dibandingkan dengan
teknik persemaian menggunakan biji, teknik persemaian menggunakan anakan alam ini
jauh lebih singkat karena bila menggunakan biji, akan melewati masa dormansi yang cukup
lama. Anonim (2007), melaporkan biji aren mempunyai masa dormansi yang sangat lama
yaitu bervariasi antara 6-12 bulan yang terutama disebabkan oleh kulit biji yang keras dan
impermeabel sehingga menghambat terjadinya imbibisi air ke dalam biji dan apabila ditambah
dengan waktu bibit siap tanam di lapangan, memerlukan waktu di persemaian 12-15 bulan
agar bibit berukuran tinggi 40 cm.

Gambar 3. Bibit siap tanam di lapangan tinggi rata-rata 40 cm

18
Eksplorasi Anakan Alam Aren (Arenga Pinnata Merr) di Temanggung dan Cara Penanganannya
Arif Setiawan

V. KESIMPULAN
Ciri-ciri pohon induk aren yang baik adalah batang harus besar (kekar), pelepah daun
merunduk, akarnya baik, daunnya rimbun dan tebal. Proses pembibitan aren secara alami,
proses dormansi bijinya dibantu oleh musang. Binatang tersebut memakan buah aren dan
bijinya keluar secara utuh dari perutnya bersama kotoran. Bagian tanaman aren berupa
akar, batang dan daun semua harus terpenuhi untuk mendapatkan anakan alam yang bisa
ditumbuhkan lagi menjadi bibit aren. Sebaiknya pengambilan anakan aren tidak dicabut secara
paksa, tetapi dengan cara digali menggunakan cangkul dan linggis. Pengepakan yang baik
membuat anakan aren bisa bertahan selama 1 minggu ketika diangkut.
Penanaman aren segera dilakukan pada media tanam polibag ukuran 15 X 20 cm. Media
tanam adalah campuran top soil dan pupuk kompos. Pemberian naungan bertujuan untuk
menghindari cahaya matahari secara langsung.
Pemeliharaan tanaman aren di persemaian berupa penyiraman, penyiangan, pemupukan,
pemberantasan penyakit dan jamur menjadi satu rangkaian kegiatan yang sangat menentukan
keberhasilan dalam proses pembibitan aren. Waktu yang dibutuhkan pada proses pembibitan
tanaman aren menggunakan anakan alam adalah 5-6 bulan dengan prosen jadi tanaman
mencapai 70%.

UCAPAN TERIMA KASIH


Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Balai Besar Penelitian
Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan, Yogyakarta sebagai institusi dan tempat
penelitian, Liliek Haryjanto, S.Hut. M.Sc., selaku penanggung jawab kegiatan Konservasi
ex-situ untuk Mendukung Program Pemuliaan Aren (Arenga pinnata MERR) sebagai Sumber
Energi Alternatif, Supriyanto sebagai tenaga harian di persemaian yang telah membantu
proses kegiatan perbanyakan nyawai, serta semua anggota tim penelitian aren.

DAFTAR PUSTAKA
Akuba, R.H. 2004. Profil Aren. Prosiding Seminar Nasional Aren, Tondano, 9 Juni 2004. Balai
Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain.
Amin, M. 2008. Mengembalikan Kejayaan Aren di Temanggung. Potensi Unggulan Kabupaten
Temanggung. Pemerintah Kabupaten Temanggung. Diakses melalui http://www.
temanggungkab.go.id/potensi.php?mnid=94 pada tanggal 7 Januari 2014.
Anonim. 2007. Sumber Benih dan Teknologi Pembibitan Aren. Balai Penelitian Kelapa dan
Palma Lain. Manado.
Anonim. 2008. Budidaya Aren (Arenga pinnata). Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
Serayu Opak Progo. Yogyakarta.

19
Informasi Teknis
Vol. 15 No. 1, Juli 2014, 13-20

Dalibard, C. 1999. Overal View Tradition of Tapping Palm Trees and Prospects for Animal
Production. Liverstock Research for Rural Development Vol. 11 No. 1.
Hadiyan, Y. dan Setiawan, A. 2010. Teknik Sederhana Menyemai Benih Suren (Toona
sinensis). Informasi Teknis Vol. 8 No. 1, Juli 2010. Balai Besar Penelitian Bioteknologi
dan Pemuliaan Tanaman Hiutan. Yogyakarta.
Lay, A. dan Karouw, S. 2006. Agroindustri Gula Semut Aren dengan Model Harian di Propinsi
Banten. Buletin Palma No. 31. Desember 2006.
Manaroinsong, E. Maliangkay, R.B. dan Mantana, Y.R. 2006. Observasi Produksi Nira Aren
di Kecamatan Langowan, Kabupaten Minahasa Induk, Propinsi Sulawesi Utara. Buletin
Palma No. 31. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Perkebunan, Bogor.
Polnaja, M. 2000. Potensi Aren sebagai Tanaman Konservasi dan Ekonomi dalam Pengusahaan
Hutan Rakyat. Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Vol. 5, No. 4.
Rompas, T. Lengeky, H.G. Pandin, D.S. dan Tenda, E.T. 1996. Karakteristik Populasi Aren
di Kalimantan Selatan. Prosiding Seminar Regional Hasil-hasil Penelitian Tanaman
Kelapa dan Palma Lain. Buku II. Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain.
Sangian, H.F. Lumi, B. Tangkuman, H. Sratinoyo, H. Kereh, F. Halluwet, H. Dan Rorong,
D. 2007. Prepartion and Application of Arenga pinnata Ethanol. Fuel As Alternative
Energy Saurce in The Coming Years in Nort Sulawesi. Prosiding Seminar Nasional
Bioful. Temu Nasional Pengembangan Bahan Bakar Nabati Manado, 30 Juli 2007.
Tulung, F.H. 2003. Budidaya dan Manfaat Aren di Minahasa. Suara Lingkungan dan Penyadar
Aren. Yayasan Masarang dan Kelompok Tani Aren Pinata. Brosur Edisi Desember
2003.
Wikipedia. 2014. Enau. http://id.wikipedia.org/wiki/Aren. Diakses pada tanggal 6 Januari
2014.

20

You might also like