Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 3

Nama : Sukma Ahmad Pratama

Nim : 1157040062

Pembahasan
Pada percobaan pertama Elektrolisis larutan KI 50 mL 0.5 M dengan menggunakan
karbon sebagai elektroda yang digunakan, larutan KI dielektrolisiskan warna larutan di ruang
katoda tidak berwarna tetapi ada gelembung-gelembung kecil disekitar batang karbon
gelembung tersebut gas H2, sedangkan diruang anoda terjadi perubahan warna yang tadinya
tidak berwarna menjadi kuning menandakan di anoda mengandung gas iodine. Kemudian
larutan tidak berwarna pada katoda dipindahkan pada dua tabung reaksi lalu ditmbahkan dua
tetes fenolptalein pada tabung 1 warnanya berubah menjadi merah muda hal ini terjadi
dikarenakan terelektrolisis nya H2O pada ruang katoda, karena fenolptalein berfungsi
mengubah larutan berubah warna menjadi merah muda ketika larutan bersifat basa. Selanjutnya
pada tabung reaksi 2 larutan KI tidak berwarna diruang katoda ditambahkan dua tetes amilum
tetap tidak berwarna hal ini sesuai dengan teori bila larutan KI ditambahkan amilum tidak
berwarna. Karena diruang katoda tidak mengahsilkan salah satu unsur golongan halogen.
Larutan KI berwarna kuning diruang anoda dipindahkan ke dalam dua tabung reaksi sebanyak
10 mL Pada tabung 1 larutan KI berwarna kuning diruang anoda ditambahkan dua tertetes
fenolptalein tetapi tidak terjadi perubahan warna karena yang terelektrolisis pada ruang anoda
adalah I-. Karena pada elektrolisis ion I- tidak menghasilkan ion OH-. Maka fenolptalein tidak
berfungsi tidak dapat merubah warna larutan tersebut karena tidak bersifat basa. Pada tabung
reaksi 2 larutan KI berwarna kuning diruang anoda ditambahkan dua tetes amilum warnanya
berubah menjadi ungu pekat hal ini terjadi akibat ion I- terelektrolisis pada ruang anoda dan
menghasilkan I2 (gas unsur halogen), amilum dapat bekerja merubah warna kuning pada ruang
anoda ketika unsur tersebut unsur halogen.
Pada percobaan kedua yaitu menentukan perhitungan potensial sel dengan
voltmeter lalu membandingkanya dengan hasil perhitungan. Dibutuhkan jembatan garam
untuk mengukur potensial sel yang diletakan pada kedua gelas kimia. Fungsi jembatan
garam untuk mengahantarkan arus listrik kedua larutan elektrolit yang ada pada gelas kimia,
dan juga untuk menetralkan ion-ion kedua larutan elektrolit yang ada pada kedua gelas kimia
selama proses elektrokimia berlangsung. Pertama mengukur potensi sel FeSO4 dan ZnSO4.
Fe berfungsi sebagai katoda sehingga mengalami reaksi reduksi dan Zn berfungsi sebagai
anoda sehingga mengalami oksidasi. Potensi sel dari volmeter didapat sebesar 0.5V dan
menurut perhitungan didapatkan 0,32 v. Larutan FeSO4 dan Larutan ZnSO4 sebagai
elektrolit. Reaksi dan diagram sel nya sebagai berikut:
Katoda : Fe2+ + 2e  Fe
Anoda : Zn  Zn+2 + 2e
Reaksi sel : Fe2+ + Zn  Fe + Zn2+
Diagram sel : Zn/Zn2+//Fe2+/Fe

Kedua mengukur potensi sel ZnSO4 dan Al2(SO4)3. Zn berfungsi sebagai katoda
sehingga mengalami reaksi reduksi dan Al berfungsi sebagai anoda sehingga mengalami
oksidasi. Potensi sel dari volmeter didapat sebesar 0.5V dan menurut perhitungan
didapatkan 0,9 V. Terjadi perbedaan sangat besar, hal ini mungkin karena kesalahan
praktikan yang tidak teliti ketika menggunakan voltmeter atau salah memilih lempeng untuk
larutan ini. Larutan ZnSO4 dan Al2(SO4)3 sebagai elektrolit. Reaksi dan diagram sel nya
sebagai berikut:
Katoda : 3 Zn+2 + 6e  3 Zn
Anoda : 2 Al  2 Al+3 + 6e
Reaksi sel : 3 Zn+2 + 2 Al  3 Zn + 2 Al+3
Diagram sel : 3 Zn+3/3 Zn//2 Al/2 Al+3

Ketiga mengukur potensi sel CuSO4 dan ZnSO4. Cu berfungsi sebagai katoda sehingga
mengalami reaksi reduksi dan Zn berfungsi sebagai anoda sehingga mengalami oksidasi.
Potensi sel dari volmeter didapat sebesar 0,6V dan menurut perhitungan didapatkan 1,1V.
Reaksi dan diagram sel nya sebagai berikut:
Katoda : Cu2+ + 2e  Cu
Anoda : Zn  Zn+2 + 2e
Reaksi sel : Cu2+ + Zn  Cu + Zn2+
Diagram sel : Zn/Zn2+//Cu2+/Cu

Keempat mengukur potensi sel CuSO4 dan ZnSO4. Cu berfungsi sebagai katoda
sehingga mengalami reaksi reduksi dan Zn berfungsi sebagai anoda sehingga mengalami
oksidasi. Potensi sel dari volmeter didapat sebesar 0,6V dan menurut perhitungan
didapatkan 1,1V. Reaksi dan diagram sel nya sebagai berikut:
Katoda : Cu2+ + 2e  Cu
Anoda : Zn  Zn+2 + 2e
Reaksi sel : Cu2+ + Zn  Cu + Zn2+
Diagram sel : Zn/Zn2+//Cu2+/Cu

Kesimpulan

 Ketika larutan KI dielektrolisiskan pada, batang elektroda terjadi 2 reaksi pada ruang
katoda terjadi reaksi reduksi sedangkan pada ruang anoda terjadi oksidasi menjadi I-
yang berwarna kuning.
 Dari percobaan potensial sel:
ZnSO4 dan FeSO4 = 0.3 V
ZnSO4 dan CuSO4 = 0.6 V
Al2(SO4)3 dan ZnSO4 = 0.25 V
Pb(NO3)2 dan CuSO4 =0.1 V
 Dari perhitungan potensial sel:
ZnSO4 dan FeSO4 = 0.32 V perbedaan tidak terlalu jauh hanya 0.02 V
Al2(SO4)3 dan ZnSO4 = 0.9 V perbedaan sangat jauh berbeda 0.65 V
ZnSO4 dan CuSO4 = 0.47 V perbedaan agak jauh berbeda 0.32 V
 Dapat diurutkan Al, Zn, Fe, Pb, Cu semakin kekiri semakin mudah direduksi dan
semakin kekanan semakin mudah dioksidasi
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Reaksi redoks dan Elektokimia.
https://zhivinachem.wordpress.com/reaksi-redoks-dan-elektrokimia/.
Diakses hari selasa 18 April 2016. Pukul 20.00 WIB.
Chang, Raymond. 2005. Kimia dasar jilid II. Bandung: Erlangga.
Pertruci, Ralph H.1987. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga
Ratna. 2016. Deret elektrokimia.
http://ratnandroet.blogspot.co.id/2015/06/elektrokimia.html
Diakses hari selasa 23 April 2016. Pukul 21.00 WIB.

Oxtobi, D.R, (1998). Prinsip-prinsip Kimia Modern Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Sudarmo,unggul.2004. Kimia. Erlangga : Jakarta

You might also like