Nutrition During Lactation: Dosen Pengampu: Fuadiyah Nila K., S.GZ, MPH

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 14

NUTRITION DURING LACTATION

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah “Nutrisi Pada Siklus Hidup Wanita”

Dosen pengampu : Fuadiyah Nila K., S.Gz, MPH

Oleh:

Kelompok 2:

Yuyun Diestika NIM. 176070400111017


Yulia Silvani NIM. 1760704001110
Alfima NIM. 176070400111027

PROGRAM STUDI MAGISTER KEBIDANAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017
KATA PENGATAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah

melimpahkan rahat, hidayah, inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah tentang Nutrition During Lactation.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan

dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk

itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah

berkontribusi dalam membuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada

kekurangan baik dari segi susunan kalimat, isi materi, maupun tata bahasanya.

Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik

dari teman-teman dan fasilitator agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat

maupun inspirasi bagi kita semua untuk senantiasa berkarya lebih baik lagi.

Malang, Oktober 2017

Peyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................


KATA PENGANTAR ....................................................................................
DAFTAR ISI .................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................
1.1 Latar Belakang .......................................................................
1.2 Tujuan ...................................................................................
1.2 Manfaat .................................................................................

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................


2.1 Masa Laktasi………………………........................................
2.2 Gizi pada Masa Laktasi .........................................................

BAB 3 PENUTUP ......................................................................................


3.1 Simpulan .................................................................................
3.2 Saran .....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pola makan ibu yang buruk, terutama selama kehamilan dan menyusui,

berpotensi menimbulkan gejala ancaman terhadap kesehatan ibu dan anak.

Status gizi wanita pada masa tersebut berpengaruh pada kemampuannya untuk

menyusui bayi yang sehat. Bayi harus disusui secara eksklusif selama enam

bulan pertama kehidupan untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan dan

kesehatan optimal. Kamboja berhasil meningkatkan tingkat pemberian ASI

eksklusif untuk bayi di bawah 6 bulan secara drastis dari 11,7 persen pada tahun

2000 menjadi 74 persen pada tahun 2010. Togo dan Zambia juga meningkat dari

10 dan 20 persen pada akhir tahun 1990 menjadi lebih dari 60 persen pada

tahun 2000. Pada sisi lainnya, tingkat pemberian ASI eksklusif di Tunisia turun

drastis dari 46,5 persen di tahun 2000 menjadi hanya 6,2 persen pada akhir

dekade ini. Tingkat pemberian ASI eksklusif di Indonesia menurun, Nigeria tidak

ada perbaikan selama bertahun-tahun, dan beberapa angka terendah di dunia

adalah di Somalia, Chad dan Afrika Selatan (Unicef Indonesia, 2013).

WHO melaporkan banyak negara di wilayah Mediterania Timur (> 60%)

inisiasi awal pemberian ASI pada bayi dan lebih dari 60% bayi terus disusui pada

satu tahun. Namun, tingkat pemberian ASI eksklusif tampaknya telah menurun,

dengan hanya 40% atau kurang bayi di bawah enam bulan di negara-negara di

kawasan yang disusui secara eksklusif. Di Amerika Serikat juga telah dilakukan

berbagai macam usaha untuk mempromosikan menyusui. Namun, perhatian


kurang diberikan pada dua topik umum: (1) efek menyusui terhadap status gizi

dan kesehatan ibu jangka panjang dan (2) efek status gizi ibu terhadap volume

dan komposisi susunya. dan kemungkinan efek selanjutnya dari perubahan pada

kesehatan bayi. Laporan ini dirancang untuk membahas topik ini.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mempelajari dan memahami kebutuhan nutrisi pada masa laktasi

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengertian masa laktasi

b. Mengetahui gizi pada masa laktasi

1.3 Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah ini antara lain:

a. Bagi Penulis

Membantu penulis mengetahui dan memahami secara mendalam

mengenai pentingnya kebutuhan nutrisi selama laktasi serta sebagai

sumber informasi yang relevan sehingga makalah ini dapat

dikembangkan menjadi lebih baik untuk ke depannya

b. Bagi Pembaca

Makalah ini diharapkan bermanfaat bagi semua pihak dalam rangka

meningkatkan kualitas hidup khususnya mengenai kesadaran akan

pentingnnya pemenuhan kebutuhan nutrisi


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Masa Laktasi

Laktasi adalah seluruh proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai

proses bayi menghisap dan menelan ASI. Laktasi adalah suatu kebiasaan yang

harus dipelajari kembali tanpa diperlukan alat rumit dan biaya yang mahal, dan

yang diperlukan hanyalah kesabaran, waktu, pengetahuan tentang menyusui dan

dukungan dari berbagai pihak, termasuk keluarga, lingkungan dan suami (Roesli,

2005).

Laktasi adalah seluruh tahap menyusui, mulai dari ASI diproduksi hingga

bayi menghisap dan menelan (Prasetyono, 2009). Laktasi adalah bagian dari

proses reproduksi yang meberikan makanan bayi secara ideal dan alamiah dan

merupakan dasar biologic dan psikologik yang dibutuhkan untuk pertumbuhan

(Nugroho, 2011).

Masa laktasi bertujuan meningkatkan pemberian ASI eksklusif dan juga

meneruskan pemberian ASI hingga anak berumur 2 tahun secara baik dan benar

serta anak mendapatkan kekebalan tubuh secara alami (Ambarwati, 2010). Masa

nifas sangat berkaitan erat dengan proses laktasi. Keberhasilan proses laktasi

dipengaruhi oleh kesiapan ibu dari kehamilan dan awal masa nifas yang

berhubungan dengan proses adaptasi masa nifas. Menyusui merupakan hal

yang terbaik untuk bayi karena ASI mudah dicerna dan memberikan nutrisi dalam

jumlah yang cukup untuk kebutuhan bayi.


2.2 Gizi pada Masa Laktasi

Pasca melahirkan banyak ibu yang khawatir akan peningkatan berat

badan nya. Namun ibu harus bersabar dan tidak boleh mengurangi porsi makan

atau bahkan menolak untuk menyusui. Menyusui atau pemberian ASI yang

maksimal justru membantu menurunkan berat badan. Selama enam bulan

pertama menyusui, penurunan berat badan rata-rata 0,6-0,8 kg/ kg bb/ bulan.

Setelah enam bulan, (jika ibu masih menyusui) masih ada proses penurunan

berat badan meskipun tidak secepat enam bulan pertama. Ada beberapa faktor

lain yang mempengaruhi penurunan berat badan, seperti: proses menyusui yang

benar, pengaturan konsumsi kalori yang cukup dan tidak berlebihan, dan

aktivitas yang memadahi. Faktor-faktor tersebut akan menjaga keseimbangan

energi dalam tubuh yang masuk dan yang digunakan tiap hari.

Ibu menyusui membutuhkan energi yang lebih besar untuk kebutuhan

produksi ASI dan untuk kebutuhan aktivitas sehari-hari. Kebutuhan zat gizi ibu

menyusui adalah kebutuhan ibu itu sendiri ditambah dengan zat gizi untuk ASI

yang diproduksi. Untuk memproduksi ASI sekitar 800-1000 cc maka ibu

menyusui dianjurkan untuk menambah asupan energinya sebanyak 500 kkal.

Maka dari itu kuantitas dan kualitas makanan yang dikonsumsi ibu menyusui

akan mempengaruhi jumlah ASI yang dihasilkan.

Lalu apakah dibenarkan jika ibu menyusui yang mengalami obesitas

melakukan diet? Pemberian ASI yang tidak maksimal dan diet yang dilakukan

akan membuat produksi ASI semakin sedikit. Menurut penelitian yang dilakukan

Strode, et al (1986), dikondisi ekstrem asupan kalori yang kurang dari 1.500-

1.700 kkal per hari dapat mengurangi 15% volume ASI yang di produksi.
Status gizi ibu amat penting pengaruhnya bagi kuantitas dan kualitas

ASI. Pada kondisi kekurangan gizi yang ringan, ASI masih diproduksi secara

normal. Namun dalam kondisi kekurangan gizi yang amat berat dan berlangsung

lama, kualitas ASI juga akan menurun. Kandungan komponen lemak akan

menurun disertai perubahan pola sam lemak. Komponen zat antibodi dan juga

kolostrum jumlahnya akan menurun seiring semakin buruknya kondisi ibu

(Hidayati, 2014).

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Kucia 2010, menyebutkan

bahwa diet tinggi protein dengan mengurangi karbohidrat berdampak pada

penurunan lemak dan massa tubuh. Studi pada mencit dan babi menunjukkan

bahwa diet tinggi protein menyebabkan intrauterine growth retardation, namun

dampak dari diet tinggi protein pada saat kehamilan dan laktasi dan awal masa

postnatal sebagian besar belum diketahui. Diet tinggi protein dan rendah

karbohidrat saat kehamilan dan masa laktasi menghasilkan penurunan kadar

lemak tubuh yang berhubungan dengan penurunan massa kelenjar mammae,

jaringan, dan kandungan pada ASI.

Seorang wanita harus berada pada kondisi nutrisi yang seimbang dan

juga cadangan lemak ketika mengalami masa kehamilan untuk menopang

kebutuhan energi selama kehamilan dan laktasi. Keseimbangan cakupan nutrisi

dapat dilihat dari kenaikan berat badan selama kehamilan. Energi diet selama

menyusui melebihi asupan selama kehamilan sekitar 248-354 kcal/hari. Ibu

kehilangan sekitar 1 kg berat badan pada 6 bulan pertama menyusui. Wanita di

pedesaan Bangladesh gagal mendapatkan berat badan yang cukup pada akhir

kehamilan untuk mempersiapkan tubuh saat laktasi, dimana pada saat laktasi

kebutuhan energi meningkat. Kekhawatiran timbul pada pertumbuhan yang buruk


pada bayi yang mendapatkan ASI yang tidak adekuat pada komunitas tersebut

(DS.Alam, 2003).

Keberhasilan ibu untuk memberikan ASI yang cukup kepada bayi nya

sangat ditentukan oleh bagaimana makanan ibu baik kualitas maupun

kuantitasnya, baik saat hamil maupun saat bayi nya lahir.

2.2.1 Kebutuhan Air Minum Ibu Menyusui

Kebutuhan air pada ibu menyusui meningkat karena kebutuhan untuk

produksi ASI. ASI memiliki kadar air sekitar 87% dan rata-rata produksi ASI

sekitar 750 ml/ hari. Jadi, ibu menyusui membutuhkan tambahan air sekitar 750-

1000 ml tiap harinya yaitu setara dengan 8-12 gelas sehari.

2.2.2 Kebutuhan kalori Ibu Menyusui

Kebutuhan energi dari ibu menyusui lebih banyak atau tambahan sekitar

500-700 kkal digunakan untuk membentuk ASI. Bila kebutuhan energy usia

reproduksi sebesar 2.100 kkal/ hari, seorang ibu menyusui memerlukan asupan

rata-rata 2.700 kkal dalam kesehariannya. Sebanyak 200 kkal dipenuhi dari

cadangan tubuh yang dibentuk sejak masa kehamilan, sedangkan sekitar 300-

500 kkal harus dipenuhi ibu dari makanan yang dikonsumsi tiap hari.

Kebutuhan kalori selama menyusui tidak sama dalam dua tahun, bahkan

ada kecenderungan mengalami penurunan. Berikut rincian kebutuahn ibu

menyusui:

 Enam bulan pertama sebanyak 700 kkal sehari

 Enam bulan kedua sebanyak 500 kkal sehari

 Tahun kedua sebanyak 400 kkal sehari


2.2.3 Kebutuhan Protein Ibu Menyusui

Wanita tidak hamil atau menyusui memerlukan protein sebanyak 44 gram

protein sehari. Wanita hamil memerlukan tambahan protein sebanyak 12 gram

sehari, sedangkan wanita menyusui memerlukan tambahan sebanyak:

 Lima bulan pertama 16 gram sehari

 Enam bulan kedua 12 gram sehari

 Tahun kedua 11 gram sehari

2.2.4 Kebutuhan Mineral Ibu Menyusui

Sayuran dianjurkan yang berkuah dan memperbanyak makan buah-

buhan. Selama menyusui ibu dianjurkan pula untuk menambah konsumsi

kalsium dan zat besi karena keduanya merupakan zat pembentuk ASI yang baik.

Zat besi yang dibutuhkan pada 6 bulan pertama menyusui adalah 1,1 mg/ hari

sehingga memerlukan tambahan besi sebesar 5 mg tiap hari. Tambahan kalsium

diperlukan sebesar 400 mg. Dalam proses produksi ASI, tubuh akan menjaga

konsentrasi kalsium dalam ASI relative konstan, baik dalam kondisi intake

kalsium yang cukup maupun kurang. Jika intake kalsium tidak mencukupi maka

kebutuhan kalsium akan diambil dari cadangan kalsium ibu, termasuk dalam

tulang (Hidayati, 2014).

Tabel 1. : Tabel Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Bagi Ibu Menyusui (per orang

per hari) AKG 2013

Zat gIzi Wanita Tidak Tambahan Gizi Wanita


Hamil Menyusui dengan bayi usia
Zat Gizi

19-29 30-49 6 bulan 6 bulan


tahun tahun pertama kedua
Energi (kkal) 2250 2150 +330 + 400
Protein (g0 56 57 +20 +20
Lemak (g) 75 60 +11 +13
Omega-6 (g) 12,0 12,0 +2,0 +2,0
Omega-3 (g) 1,1 1,1 +0,2 +0,2
Karbohidrat (g) 309 323 +45 +55
Serat (g0 32 30 +5 +6
Air (mL) 2300 2300 + 800 +650
Vit A (mcg) 500 500 + 350 + 350
Vit D (mcg) 15 15 +0 +0
Vit E (mg) 15 15 +4 +4
Vit K (mcg) 55 55 +0 +0
Vit B1 (mg) 1,1 1,1 +0,3 +0,3
Vit B2 (mg) 1,4 1,3 +0,4 +0,4
Vit B3 (mg) 12 12 +3 +3
Vit B5 (mg) 5,0 5,0 +2,0 +2,0
Vit B6 (mg) 1,3 1,3 +0,5 +0,5
Vit B9 (mcg) 400 400 +100 +100
Vit B12 (mcg) 2,4 2,4 +0,4 +0,4
Biotin (mcg) 30 30 +5 +5
Kolin (mg) 425 425 +75 +75
Vit C (mg) 75 75 +25 +25
Besi (mg) 26 26 +6 +8
Fluor (mg) 2,5 2,5 +0 +0
Fosfor (mg) 700 700 +0 +0
Iodium (mcg) 150 150 +100 +100
Kalium (mg) 4700 4700 +400 +400
Kalsium (mg) 1100 1000 +200 +200
Kromium (mcg) 25 25 +20 +20
Magnesium (mg) 310 320 +0 +0
Mangan (mg) 1,8 1,8 +0,8 +0,8
Natrium (mg) 1500 1500 +0 +0
Selenium (mcg) 30 30 +10 +10
Seng (mg) 10 10 +5 +5
Tembaga (mcg) 900 900 +400 +400
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Laktasi adalah seluruh proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai

proses bayi menghisap dan menelan ASI. Laktasi adalah suatu kebiasaan yang

harus dipelajari kembali tanpa diperlukan alat rumit dan biaya yang mahal, dan

yang diperlukan hanyalah kesabaran, waktu, pengetahuan tentang menyusui dan

dukungan dari berbagai pihak, termasuk keluarga, lingkungan dan suami

Ibu menyusui membutuhkan energi yang lebih besar untuk kebutuhan

produksi ASI dan untuk kebutuhan aktivitas sehari-hari. Kebutuhan zat gizi ibu

menyusui adalah kebutuhan ibu itu sendiri ditambah dengan zat gizi untuk ASI

yang diproduksi. Untuk memproduksi ASI sekitar 800-1000 cc maka ibu

menyusui dianjurkan untuk menambah asupan energinya sebanyak 500 kkal.

Maka dari itu kuantitas dan kualitas makanan yang dikonsumsi ibu menyusui

akan mempengaruhi jumlah ASI yang dihasilkan.

3.2 Saran

1. Bagi Mahasiswa

Diharapkan mahasiswa dapat mengerti dan lebih memahami tentang

nutrition during lactation dan sebaiknya mahasiswa lebih banyak mencari

referensi pelengkap sehingga menjadi lebih paham akan materi tersebut.

2. Bagi Dosen

Diharapkan dosen dapat memberikan penjelasan detail kepada mahasiswa

sehingga mahasiswa lebih terbantu dalam memahami materi nutrition during

lactation.
3. Masyarakat/ibu menyusui

Diharapkan ibu menyusui memahami tentang kebutuhan nutrisi selama

menyusui sehingga kebutuhan nutrisinya tercukupi dengan baik dan

terhindar dari masalah-masalah yang berhubungan dengan nutrisi.


Daftar Pustaka

Ambarwati. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika

DS.Alam, JMA van Rajj, JGAJ Hautvast, M Yunus, GJ Fuchs. 2003. Europan
Journal Of Clinical Nutrition. Energy Stress During Pregnancy and
Lactation: Consequences for Maternal Nutrition in Rural Bangladesh.

Hidayati Nurul Laily. 2014. 1000 Hari Emas Pertama dari Persiapan Kehamilan
sampai Balita. Yogyakrta: Andi.

Kucia, Langhammer, S.Gors. 2010. High Protein diet During Gestation and
Lactation Affests mammary gland mRNA abundance, milk Composition
and Pre-Weaning Litter Growth in Mice. The Animal Consortium.

Nugroho.2011. Buku Ajar Obstetri untuk Mahasiswa Kedokteran. Yogyakarta:


Nuha Medika

Prasetyono. 2009. Buku Pintar ASI Eksklusif. Jogjakarta: Diva Pres.

Roesli utami. 2005. Panduan Praktis Menyusui. Sentra Laktasi Indonesia.

Unicef Indonesia. ASI adalah Penyelamat Hidup Paling Murah dan Efektif di
Dunia. 2013. https://www.unicef.org/indonesia/id/media_21270.html

WHO. http://www.emro.who.int/health-topics/breastfeeding/index.html (29


September 2017)

You might also like