Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

SYARAT

– SYARAT DAN PERATURAN TEKNIS




Kegiatan : Pembangunan Pasar Tradisional
Pekerjaan : Pembangunan Pasar Tradisional Sidorejo (DAK)
Sumber Dana : DAK Tahun 2018
Lokasi : Kecamatan Brangsong


PASAL 01. LOKASI PEKERJAAN
Pekerjaan ini terletak di area Pasar Tradisional Sidorejo yang beralamat di
Kecamatan Brangsong.

PASAL 02. MACAM – MACAM PEKERJAAN
Apabila tidak ada ketentuan lain, pekerjaan yang dilaksanakan meliputi :
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
B. PEKERJAAN PONDASI
• Pondasi : pondasi footplat (mutu K 225)
a. PEKERJAAN PENINGGIAN DAN LOS PASAR
b. Pekerjaan Tanah dan Peninggian Pile Lantai
• Peninggian Lantai Los : urugan tanah padas (dipadatkan dengan
alat sederhana)
• Penjepit : pas. bata tebal ½ bata 1PC : 5PP, plesteran
1PC : 5PP
c. Pekerjaan Kolom Beton
• Kolom Beton K1 : ukuran 40 x 25 cm (mutu K225)
• Kolom Beton K2 : ukuran 30 x 20 cm (mutu K225)

d. Pekerjaan Konstruksi Baja
• Tiang : Kolom K1 pakai IWF 300.150.6,5.9
mm
Kolom K2 pakai IWF 250.125.6.9 mm

• Kuda - kuda : kuda – kuda baja IWF 200.100.5,5.8 mm
• Konsol Talang : konsol talang baja IWF 150.75.5.5 mm
• Rangka Atap : gording baja kanal C 150 x 65 x 20 x 2,3
mm dengan pengaku siku 50 x 50 x 5 mm,
trackstang Ø 10 mm, dan kait angin Ø 12
mm
• Penutup Atap : Atap Galvalum 0,3 mm, dan nok Galvalum
0,3 mm, talang Galvalum 0,3 mm 35 x 35
cm, pipa PVC tipe AW Ø 4”
e. Pekerjaan Penutup Lantai
• Lantai Los : urugan pasir bawah lantai rabat tebal 5 cm,
lantai rabat beton (mutu K100) tebal 5 cm,
lantai keramik 30 x 30 cm (putih/polos)
• Lantai Selasar Los : urugan pasir bawah lantai rabat tebal 5 cm,
lantai rabat beton (mutu K200) tebal 10 cm
f. Pekerjaan Pengecatan
• Cat Tembok : kolom beton dan pasangan bata los
g. Pekerjaan Instalasi Listrik : Menyambung instalasi listrik lama,
lampu SL 23 watt + KAP 20 titik.
C. PEKERJAAN DRAINASE DAN PENATAAN LINGKUNGAN
a. Pekerjaan Penataan Lingkungan

Syarat – Syarat dan Peraturan Teknis 1


• Peninggian Lingkungan : urugan tanah padas (dipadatkan dengan
stemper)
• Penjepit : kansteen pas. bata tebal ½ bata 1PC : 5PP,
plesteran 1PC : 5PP

• Penutup Lingkungan : rabat beton (K 200) tebal 8 cm.
b. Pekerjaan Drainase
• Saluran Drainase : got 30 x 50 cm dengan penutup beton tebal
6 cm.
• Penjepit : pas. bata tebal ½ bata 1PC : 3PP, plesteran
1PC : 3PP
D. KETENTUAN LAIN – LAIN

PASAL 03. URAIAN UMUM
A. Pelaksanaan berdasarkan atas :
a. Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara antara lain :
• Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A : SK SNI S –04-1989 – F
• Paku dan kawat paku : SNI 03 – 0323 –1989
• Agregat beton : SNI 03 – 1750 – 1990
• Pasir untuk adukan dan beton : SNI 03 – 1756 – 1990
• Perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung : SNI 03 – 1729
– 2002
b. Gambar rencana
c. Petunjuk serta perintah Pengguna Anggaran dan Pejabat Pembuat
Komitmen pada waktu atau sebelum berlangsungnya pekerjaan.

B. Perbedaan ukuran :
Bila terdapat perbedaan ukuran atau tidak kesesuaian antara :
a. Gambar rencana dengan detail, maka yang mengikat adalah gambar
yang skala lebih besar.
b. Gambar dengan Spesifikasi Teknis, yang berlaku adalah Spesifikasi
Teknis atau petunjuk / penjelasan dari Pengguna Jasa.
c. Bila pada gambar terlukis, sedang dalam Spesifikasi Teknis tidak
disebutkan, maka gambar yang mengikat.
d. Bila dalam Spesifikasi Teknis disebutkan, sedang dalam gambar tidak
dilukiskan, maka yang mengikat adalah Spesifikasi Teknis.

Meskipun demikian, hal – hal tersebut di atas harus diberitahukan
kepada Pengguna Jasa dan Direksi untuk mendapatkan persetujuan
sebelum dilaksanakan.

PASAL 04. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor Pelaksana wajib memberi
tahukan secara tertulis kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) tentang pelaksanaan
lapangan dan kapan pekerjaan dimulai, dengan tembusan kepada Kepala
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kendal, Pengawas
Lapangan dari Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Kendal, dan
Instansi lain yang dipandang perlu.
2. Tempat pekerjaan diserahkan kepada Kontraktor dalam keadaan seperti
pada waktu penjelasan di lapangan.
3. Kerusakan menuju lokasi dan tempat pekerjaan yang disebabkan oleh
pelaksanaan pembangunan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor
Pelaksana, untuk itu diharapkan Kontraktor Pelaksana meminta ijin
kepada pihak yang bersangkutan untuk mendapatkan dispensasi
pemakaian jalan menuju lokasi.
4. Papan Nama Kegiatan
Syarat – Syarat dan Peraturan Teknis 2
Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor Pelaksana harus membuat papan
nama kegiatan dengan ukuran, gambar dan redaksionalnya sesuai yang
ditentukan / petunjuk direksi.
5. Pagar Sementara Proyek Tinggi 2 M
Pagar sementara proyek diperlukan untuk pengamanan proyek,
dipasang mengelilingi daerah kerja proyek. Pagar terbuat dari terpal
setinggi 2 meter dengan rangka terbuat dari bambu, pagar dibuat
sedemikan rupa sehingga dapat menjamin keamanan proyek.



6. Direksi Keet (Brak Kerja)
Kontraktor Pelaksana harus membuat direksi keet (brak kerja) untuk
ruang perkantoran direksi dan administrasi proyek dilapangan. Direksi
Keet dibuat semi permanen dengan ukuran 24 m2 dengan konstruksi
sebagai berikut :
Kerangka kayu kalimantan, atap seng gelombang, dinding triplek, lantai
terbuat dari beton rabat atau bata diplester dengan campuran 1PC : 5PP
serta dilengkapi penerangan yang cukup.
Direksi Keet dilengkapi :
- 1 buah meja tulis dan 1 buah kursi.
- 1 buah meja + 4 buah kursi istirahat.
- 1 almari / rak buku.
Direksi Keet dilengkapi juga dengan gambar – gambar dan bestek, Time
Schedule, kalender dan obat – obatan (P3K).
Direksi Keet dilarang untuk gudang.
Direksi Keet dapat dipakai bersama untuk ruang kerja pelaksana.
7. Pengukuran (marking) dan pemasangan papan bangunan (bouwplank /
papan piket)
a. Ketepatan letak bangunan diukur di bawah pengawasan Konsultan
Pengawas.
b. Penetapan ukuran – ukuran dan sudut siku - siku harus diperhatikan
ketelitiannya dan menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana
sepenuhnya.
c. Pengukuran dilaksanakan secara teliti dan cermat kemudian hasil
pengukuran diberi tanda atau patok secara jelas dan tidak berubah
selama pekerjaan berlangsung. Bila terjadi pengukuran yang berbeda
antara gambar dan bestek serta tidak cocok dengan keadaan
lapangan, maka perbedaan tersebut harus dikonsultasikan dengan
Direksi Teknis untuk mendapat persetujuan bersama.
d. Hasil pengukuran harus disetujui oleh Direksi Teknis, Konsultan
Pengawas dan Perencana.
8. Pembongkaran
a. Pembongkaran dilakukan dengan alat - alat yang mencukupi, tepat
guna dan aman. Pengawasan agar dilakukan tehadap timbulnya
debu, suara dan getaran yang mempengaruhi lingkungan sekitar.
b. Agar diusahakan alat - alat atau cara - cara pengamanan, baik untuk
bangunan yang tidak dibongkar atau kesiapan - kesiapan
pekerjaannya.
c. Segala kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab Kontraktor
Pelaksana.
d. Puing – puing hasil pembongkaran harus segera dibuang dari lokasi
pekerjaan (proyek).
e. Pembongkaran dilaksanakan untuk pembongkaran :
- Los yang akan dilakukan peninggian dan rehabilitasi los baru.
- Paving dan Got U lama yang akan dilakukan peninggian lingkungan
dan pembuatan drainase baru.
Syarat – Syarat dan Peraturan Teknis 3
9. Air kerja dan listrik
Kontraktor harus menyediakan air untuk keperluan bangunan dan air
bersih yang memenuhi syarat, tidak mengandung lumpur. Air kerja
dapat berasal dari PAM atau sumber air (sumur).
Pengadaan penerangan proyek pada malam hari sebagai keamanan
selama proyek berlangsung selama 24 jam penuh dalam sehari.
Pengadaan penerangan dapat diperoleh dari sambungan PLN atau
Genset dan semua perijinan untuk pekerjaan tersebut menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
10. Ukuran
a. Ukuran yang digunakan dalam pekerjaan ini dinyatakan dalam cm,
kecuali ukuran untuk baja dan besi yang dinyatakan dalam mm.
b. Titik duga permukaan tanah akan ditetapkan saat peninjauan lokasi.
c. Di bawah Direksi dan Konsultan Pengawas, Kontraktor diwajibkan
membuat titik duga di atas tanah bangunan dengan tiang kayu ukuran
10 x 10 cm, yang akan dipakai sebagai ± 0.00. Titik duga harus dijaga
kedudukannya serta tidak terganggu selama pekerjaan berlangsung
dan tidak boleh dibongkar sebelum mendapat ijin tertulis dari
Konsultan Pengawas.
11. Pada waktu akan memulai pelaksanaan, kontraktor harus menyerahkan
gambar – gambar kerja (shop drawing) terlebih dahulu untuk
mendapatkan persetujuan dari konsultan pengawas dan gambar –
gambar tersebut harus diserahkan minimal 2 (dua) minggu sebelum
dilaksanakan pekerjaan.
12. Kontraktor Pelaksana harus menyiapkan bahan – bahan material yang
diperlukan dengan terlebih dahulu dilakukan test / uji laboratorium,
apabila disetujui dapat dilaksanakan penggarapannya dan bila tidak
disetujui, maka bahan – bahan material tersebut disingkirkan dari lokasi
pekerjaan (proyek).

PASAL 05. PONDASI FOOTPLAT
1. Semua pekerjaan pondasi boleh dikerjakan atau dimulai apabila galiannya
telah diperiksa dan disetujui ukurannya / kedalamannya serta kedudukannya
as – asnya oleh Direksi.
2. Setelah selesai galian tanah, sebagai dasarnya diurug dengan pasir urug lebih
dahulu setebal 5 - 10 cm.
3. Kemudian dilanjutkan dengan lantai kerja menggunakan beton K.100 dengan
tebal 5-10cm.
4. Dilanjutkan dengan memasang bekesting dan tulangan kemudian dilanjutkan
dengan pengecoran K.225 mulai dari atas lantai kerja sampai dengan muka
tanah (kolom pedestal).
5. Menggunakan pasir beton Muntilan dengan portland cement yang ada di
pasaran, harus dari satu jenis merk, produk lokal atau sekualitas Semen Holcim
atau produk lain yang setara.
6. Semua bahan material harus mendapatkan ijin dari Direksi Teknis / Pengawas.

PASAL 06. PEKERJAAN TANAH DAN PENINGGIAN PILE LANTAI
1. Urugan Tanah Padas (dipadatkan dengan alat sederhana)
a. Pekerjaan untuk urugan tanah padas harus mencapai titik piel yang
dikehendaki.
b. Tanah yang digunakan harus bersih dari akar – akar, bahan organik,
sampah dan batu - batuan yang lebih besar dari 10 cm.
c. Penurugan tanah padas tersebut dimana tanah diratakan dengan alat
bantu kemudian tanah yang telah dihampar tiap lapis 30 cm
dipadatkan dengan stamper guna mecapai pemadatan maksimal.

Syarat – Syarat dan Peraturan Teknis 4


d. Secara umum, pengurugan dan perataan harus dilakukan dengan cara
yang benar agar dihasilkan pemadatan yang baik dan memenuhi
persyaratan serta ketentuan yang ada dalam spesifikasi teknis.

2. Pasangan Bata Merah Tebal ½ Bata, 1PC : 5PP
a. Pasangan bata merah tebal ½ bata menggunakan bahan :
• Batu bata merah, harus tanah lempung yang dibakar, produk lokal,
harus bersih, padat tidak berpori, bentuk dan warna homogen,
bebas kotoran dan bahan organis.
• Portland cement, harus dari produk lokal atau sekualitas Semen
Holcim atau produk lain yang setara.
• Pasir pasang yang digunakan harus bersih, berbutir tajam, bebas
kotoran atau bahan organis. Pasir yang digunakan adalah pasir
Muntilan.
b. Pasangan batu bata tebal ½ bata dengan campuran 1PC : 5PP
digunakan untuk pasangan batu bata dinding penjepit lantai los
penahan tanah urugan, tebal siar spesi ± 15 mm.
c. Batu bata sebelum dipasang harus direndam dalam air terlebih dahulu
sampai jenuh.
d. Pasangan batu bata dilakukan bertahap lapis per lapis secara cermat,
rapih, tegak lurus terhadap permukaan dan merupakan bidang rata,
siku. Setiap tahap ditunggu sampai kuat betul minimal 1 hari untuk
pasangan berikutnya.
e. Batu bata yang kurang dari ½ (setengah) tidak boleh dipasang kecuali
pada bagian – bagian yang membutuhkan.
f. Tidak boleh memasang batu bata yang patah lebih dari dua bagian dan
melakukan pelubangan untuk perancah pada bidang permukaannya.
g. Pemasangan batu bata diikuti dengan pembuatan kolom yang
berfungsi sebagai pengikat dan atau penguat.
h. Siar harus dikorek sedalam ± 1 cm dan dibersihkan dari serpihan
kotorannya sebelum diplester. Setelah selesai dikorek, seluruh bidang
permukaan pasangan batu bata disiram dengan air bersih secukupnya.
i. Pasangan batu bata yang menempel dengan beton tidak boleh tembus
pandang.
j. Pasangan batu bata yang telah berdiri harus terus menerus dibasahi air
selama 7 (tujuh) hari, setiap hari sekali pada pagi hari. Konstruksi
pelaksanaannya sesuai gambar.
k. Bahan yang digunakan harus mempunyai kualitas baik dengan
persetujuan dari Direksi Teknis / Pengawas Lapangan.

3. Plesteran, 1PC : 5PP
a. Bahan plesteran dan acian, diantaranya :
• Portland cement, harus produk lokal atau sekualitas Semen
Holcim atau produk lain yang setara.
• Pasir pasang yang digunakan harus bersih, berbutir tajam, bebas
kotoran atau bahan organis. Pasir yang digunakan adalah pasir
Muntilan.
• Air, harus bersih, tawar, tidak mengandung minyak dan asam,
bebas kotoran atau bahan organis.
• Penggunaan bahan diantaranya untuk lapisan dan bidang
permukaan pasangan bata.
b. Pada dasarnya spesi untuk plesteran sama dengan campuran spesi
untuk pekerjaan pasangannya. Plesteran campuran 1PC : 5PP
diterapkan untuk bidang permukaan pasangan bata dengan
campuran 1PC : 5PP.
c. Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan, bidang - bidang yang akan
diplester harus dibersihkan terlebih dahulu, kemudian dibasahi
dengan air agar plesteran tidak cepat kering dan tidak retak - retak.
Syarat – Syarat dan Peraturan Teknis 5
d. Adukan untuk plesteran harus benar - benar halus sehingga plesteran
tidak terjadi pecah - pecah.
e. Tebal plesteran 15 mm dan merupakan tebal finish pada lapisan dan
sisi bidang permukaan pasangan.
f. Plesteran supaya digosok berulang - ulang sampai mantap dengan
acian semen sehingga tidak terjadi retak - retak dan pecah dengan
hasil halus, rata.
g. Pekerjaan plesteran terakhir harus lurus, rata, vertikal dan tegak
lurus dengan bidang lainnya.

PASAL 07. PEKERJAAN KOLOM BETON
1. Pembuatan Beton mutu f'c = 19,3 MPa (K225)
Persyaratan umum :
a. Mutu beton f’c = 19,3 MPa (K225), pasir menggunakan pasir
Muntilan.
b. Untuk pekerjaan beton dalam pengerjaannya dipersyaratkan minimal
menggunakan alat pengaduk beton (molen).
Persyaratan pelaksanaan pekerjaan :
a. Mutu beton yang dipersyaratkan sebagai berikut :
• Untuk beton pada bagian kolom los ukuran 25 x 40 cm (K1) dan
20 x 30 cm (K2) menggunakan beton mutu K225.
b. Bahan – bahan
Bahan – bahan pasangan beton yang digunakan pada umumnya
bahan lokal yang memenuhi persyaratan teknis.
• Semen
Semen yang dipakai harus Portland Cement dari merk yang
disetujui dan yang dalam segala hal memenuhi persyaratan beton.
Semua yang digunakan harus berkualitas baik, tidak boleh yang
sudah mengeras. Dalam pengangkutan, semen harus terlindung
dari hujan, zak (kantong) semen asli dari pabriknya dalam
keadaan tertutup rapat harus disimpan dalam gudang yang cukup
ventilasinya. Penimbunan semen dalam gudang harus dilakukan
di atas balok – balok kayu, sehingga tidak terkena rembesan uap
air tanah / lantai. Penimbunan semen tidak boleh ditumpuk lebih
dari 2 meter dan tiap pengiriman baru harus dipisahkan dan
diberi tanda dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan
menurut aturan pengirimannya.
• Agregat halus (butiran pasir)
Agregat halus harus bebas lumpur, bersih dari / tidak boleh
tercampur tumbuh – tumbuhan, biji – bijian, akar – akaran yang
nantinya akan merusak bentuk / kualitas beton sehingga
mempengaruhi kekuatannya. Pasir beton yang digunakan harus
berbutir keras dan tajam.
• Kerikil beton / splyt yang digunakan harus bersih, bebas dari
lumpur dan tanah.
• Air
Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih dan bebas
dari bahan – bahan yang bersifat merusak beton dan baja
tulangan atau campuran, yang mempengaruhi daya lekat semen.
Sebaiknya air yang dipakai untuk mengaduk adalah air bersih
dapat diminum.

c. Persiapan pengecoran
• Mulai pengecoran harus sepengetahuan dan seijin direksi proyek
dan Konsultan Pengawas.
• Sebelum mengadakan pengecoran semua cetakan dibersihkan
dari segala macam kotoran.
Syarat – Syarat dan Peraturan Teknis 6
• Cetakan harus datar dan tegak lurus, cetakan tidak ada yang
bocor dan harus kokoh sehingga kedudukan dan bentuknya tetap,
tidak bergetar maupun bergeser pada waktu dan setelah
pengecoran, tetapi mudah dibongkar. Papan bekisting antara
kolom dan dinding harus rapi, rapat dan kuat.
• Sebelum pengecoran, penulangan diteliti kembali dan disesuaikan
dengan gambar, kalau ada yang bengkok / berubah posisinya
harus segera dibetulkan.
• Perubahan / penambahan penulangan dan ukuran beton atau
perbedaan dengan gambar kerja harus sepengetahuan dan
persetujuan Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas.
• Perbandingan adukan beton harus sesuai dengan ukuran yang
diminta, menggunakan pasir Muntilan dan harus memenuhi mutu
beton yang dipersyaratkan (K225).
• Takaran harus dibuat baik dan kuat, sebelum dipakai harus
dimintakan persetujuan Konsultan Pengawas seperti ukuran yang
tercantum diatas.
• Pengadukan minimum 5 menit setelah semua bahan - bahan
masuk kedalam drum pengaduk. Setelah selesai pengadukan,
adukan beton harus memperlihatkan susunan warna yang sama.
• Adukan beton harus sudah dituangkan (dicor) sebelum waktu 10
menit setelah pengadukan bahan dengan air dimulai.
• Penggunaan bahan – bahan harus terlebih dahulu disetujui oleh
Pengguna Jasa / Konsultan Pengawas.
• Beton harus dicor dengan cara sedemikian rupa untuk
menghindari pemisahan agregat kasar dan halus di dalam adukan.
• Beton tidak boleh dijatuhkan secara bebas ke dalam acuan
(bekisting) dari ketinggian lebih dari 150 cm.
• Beton harus dicor berturut – turut sehingga beton yang telah
dicor masih dalam keadaan plastis waktu beton berikut dicor
diatas atau disampingnya.
• Beton harus dikonsolidasikan dengan alat yang disetujui dan
hanya boleh dilakukan pada adukan yang baru dicor, tidak boleh
mengenai beton yang sudah mulai mengendap.
• Pengawasan Kualitas
Apabila dimintakan oleh Pemberi Tugas / Direksi, Kontraktor
Pelaksana harus melakukan test – test kubus / silinder atau
pengujian kekuatan / mutu beton dengan biaya Kontraktor
Pelaksana.
Pengujian mutu beton dilakukan menggunakan kubus / silinder
dengan mengambil sampel pada tiap – tiap bagian komponen
struktur bangunan seperti bagian pengunci kolom, kolom pagar
dan dinding pagar yang dicetak ditempat, dengan ketentuan
sesuai arahan Direksi.
1) Pengujian Slump
Penguian slump pada setiap takaran beton sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Teknis.
2) Pengujian Contoh Beton
Kontraktor harus membuat empat contoh beton uji untuk
masing – masing mutu beton komponen struktur yang akan
diuji tekan di laboratorium atau setiap 5 M³ untuk pekerjaan
beton yang besar atau sesuai petunjuk Direksi Teknis.
3) Pengujian Beton Lain
Kontraktor juga melaksanakan pengujian tambahan apabila
diminta Direksi Teknis, seperti :
- Pengujian ulangan bahan beton sewaktu - waktu

Syarat – Syarat dan Peraturan Teknis 7


- Pengujian dengan menggunakan scelometer
- Pengujian beban pada struktur yang sudah jadi

2. Penulangan
a. Penulangan menggunakan besi ulir dengan ukuran diameter 16 mm
dan besi polos ukuran diameter 8 mm, sesuai yang ada di gambar.
b. Membengkok dan meluruskan tulangan untuk beton bertulang harus
dilakukan dalam keadaan dingin, batang tulangan harus dipotong dan
dibengkokkan sesuai dengan gambar.
c. Tulangan harus bebas dari kotoran dan karat serta bahan – bahan lain
yang mengurangi daya rekat.
d. Jumlah luas penampang besi beton harus sama seperti tercantum
dalam perhitungan. Bila dipakai besi beton kurus, maka jumlah batang
– batang harus ditambah sehingga luas yang ditentukan terpenuhi /
dalam hal ini harus dimintakan persetujuan terlebih dahulu.
e. Tulangan menggunakan besi beton polos yang sesuai dengan Standart
Nasional Indonesia (SNI) atau sesuai petunjuk Direksi Teknis, tidak ada
istilah gemuk dan kurus. Penggantian dengan diameter lain hanya
diperkenankan dengan persetujuan tertulis dari pengelola kegiatan.
f. Tulangan harus dipasang sedemikian rupa sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah kedudukannya.
g. Tulangan lengkung tidak boleh menempel pada papan cetakan atau
tumpuan lain. Untuk itu harus dibuat beton tahu / dekking dengan
tebal 2 cm.

3. Bekisting
a. Pembuatan cetakan beton (bekisting) dari kayu sengon.
b. Bekisting / cetakan beton dari kayu yang bermutu, baik ketebalan
tergantung dari jarak dan kualitas rangka penguat. Konstruksi rangka
harus kuat untuk menahan getaran atau lengkungan akibat tekanan
adukan beton. Ukuran dan bentuk harus sesuai dengan gambar.
c. Cetakan harus datar dan tegak lurus, cetakan tidak ada yang bocor dan
harus kokoh sehingga kedudukan dan bentuknya tetap, tidak bergetar
maupun bergeser pada waktu dan setelah pengecoran, tetapi mudah
dibongkar.
d. Pembongkaran Bekisting
• Pembongkaran semua cetakan beton harus sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
• Pembongkaran papan bekisting dapat dilaksanakan sesudah
mendapat persetujuan Direksi.
• Setelah pekerjaan bekesting dibongkar, semua bidang yang
terlihat tidak rata, terdapat lubang – lubang harus segera ditutup
dengan acian semen / adukan spesi 1PC : 2PP.



4. Acian Semen
a. Pekerjaan kolom beton yang permukaannya tampak dan ada lubang
karena proses pengecoran, diplester dengan acian semen.
b. Semua permukaan beton yang dipasang acian, permukaannya harus
dikasarkan terlebih dahulu. Acian semen supaya digosok berulang -
ulang sampai mantap sehingga tidak terjadi retak - retak dan pecah
dengan hasil halus dan rata.
c. Pekerjaan acian terakhir harus menghasilkan bidang yang tegak lurus
dengan bidang lainnya, rata, halus, dan tidak bergelombang.

PASAL 08. PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA
1. Pasang Tiang dan Rangka Atap Baja Profil
Syarat – Syarat dan Peraturan Teknis 8
a. Lingkup pekerjaan pasang rangka atap baja profil meliputi pengiriman
material ke site, perangkaian (assembling) dan ereksi (erection),
seluruh pekerjaan pemasangan baja profil seperti tercantum dalam
gambar kerja, yaitu :
• Tiang
• Rangka atap
• Gording dan pengaku
• Aksesoris rangka (baut, plat pengaku, sargod / stiffner gording dan
trackstang)
Lingkup pekerjaan ini tidak meliputi :
• Pemasangan penutup atap
• Pemasangan nok atap
b. Profil yang digunakan untuk tiang adalah IWF 300 x 150 mm dan IWF
250 x 125 mm.
Profil yang digunakan untuk rangka atap adalah kuda – kuda (rafter)
IWF 200 x 100 mm.
Profil gording yang digunakan adalah kanal C 150 x 65 x 20 x 2,3 mm
dengan pengaku siku 50 x 50 x 5 mm.
Profil regel yang digunakan adalah kanal Besi siku 50 x 50 double +
besi tulangan D 12 mm.
Sargod / Stiffner (jarum gording) menggunakan besi Ø 12 mm dan
windstang (trackstang) menggunakan besi Ø 10 mm.
Rangka penutup samping los menggunakan baja L 100 x 50 x 10 x 2
mm
Dipilih besi yang berkualitas bagus dan kuat serta memenuhi syarat –
syarat teknis.
Bahan mur baut digunakan bahan yang berkualitas baik dan tidak
karat.
c. Persyaratan Pra-Konstruksi
• Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap, detail
dan akurat.
• Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab
terhadap semua ukuran yang tercantum dalam gambar kerja.
Pada prinsipnya ukuran pada gambar kerja adalah ukuran jadi /
finish.
• Perubahan bahan / detail karena alasan tertentu harus diajukan
ke Direksi atau Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan secara tertulis.
d. Pemotongan Material
• Pekerjaan pemotongan material baja ringan harus menggunakan
peralatan yang sesuai, alat potong listrik dan telah ditentukan.
• Alat potong harus dalam kondisi baik.
• Pemotongan material harus mengikuti gambar kerja.
• Bagian bekas irisan harus benar – benar datar, lurus dan bersih.
e. Pemasangan Konstruksi Rangka Baja Profil
• Pemasangan tiang dan kuda - kuda baja di atas struktur
pendukungnya (baja UNP dan kolom beton) harus dilaksanakan
secara benar dan cermat, agar rangka atap baja terpasang sesuai
dengan persyaratannya. Persyaratan teknis rangka atap baja di
antaranya adalah :
- Tiang dan kuda – kuda terpasang kuat dan stabil, dilengkapi
dengan baja UNP pada kedua tumpuannya.
- Semua tiang dan kuda - kuda tegak lurus terhadap kolom
penumpunya.
- Sisi miring atap rata (tidak bergelombang).
- Tidak ada kerusakan lapisan pelindung.

Syarat – Syarat dan Peraturan Teknis 9


- Tidak terjadi deformasi (perubahan bentuk) akibat kesalahan
pelaksanaan pekerjaan.
f. Inspeksi Akhir
Karat dapat disebabkan oleh penempelan kotoran (serpihan -
serpihan akibat proses pemotongan baja) atau penggunaan bahan
logam lain pada struktur baja, seperti : pengikatan dengan kawat
bendrat, pemasangan baut yang tidak standar, atau karena goresan
benda tajam. Jika terjadi korosi pada suatu logam yang menempel
pada baja, maka resiko penjalaran korosi sangat besar. Oleh karena itu
harus dilakukan inspeksi akhir untuk memastikan tidak ada kotoran
maupun logam - logam lain yang masih menempel ataupun berada di
sekitar struktur baja.

2. Penutup atap Galvalum 0,3 mm
a. Bahan penutup atap, diantaranya :
• Atap Galvalum 0,3 mm
• Penggunaan bahan untuk penutup atap los.
• Nok Galvalum 0,3 mm, produk lokal berkualitas yang terdapat
dipasaran.
• Pembuangan air hujan : talang Galvalum 0,3 mm 40 x 40 cm, pipa
PVC tipe AW Ø 4”
b. Sebelum memasang atap Galvalum 0,3 mm, terlebih dahulu ukur
jarak tumpuan. Untuk rangka besi baja dengan penutup atap
Galvalum 0,3 mm, jarak tumpuan 120 cm (seperti terlihat pada
gambar).
c. Tumpuan menggunakan kuda - kuda baja, desain kuda - kuda baja
harus memperhatikan kekuatannya dalam menahan beban atap,
kemiringan atap (agar air hujan dapat mengalir dengan lancar).
d. Penutup atap dilakukan setelah pekerjaan tumpuannya (rangka atap
baja) selesai dengan sempurna.
e. Pemasangan atap Galvalum 0,3 mm sebaiknya dilakukan dengan
rapi agar tidak terjadi kebocoran saat hujan.
f. Pemasangan bubungan / nok perlu dilakukan dengan rapi, kuat dan
teliti.
g. Perkuatan bubungan / nok dilakukan menggunakan bahan aksesories
yang sesuai, sedemikian rupa dapat terpasang kokoh dan kuat.

PASAL 09. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI
1. Pekerjaan Urugan Pasir
a. Pekerjaan urugan pasir setebal 5 cm berada dibawah rabat beton lantai
los dan rabat beton selasar los yang ditunjukkan pada gambar.
b. Penghamparan pasir dilaksanakan sebelum pekerjaan rabat beton
dilaksanakan.
c. Pekerjaan urugan pasir menggunakan pasir urug.
d. Pelaksanaan pekerjaan dan bahan yang digunakan harus mendapat
persetujuan dari Direksi Teknis dan Pengawas Lapangan.

2. Rabat Beton Lantai Los, tebal 5 cm (mutu K100)
a. Pekerjaan rabat beton dilaksanakan dibawah lantai keramik los.
b. Dasar dari rabat beton menggunakan pasir urug tebal 5 cm.
c. Lantai rabat beton yang dipasang dibawah lantai keramik dengan mutu
K100, tebal 5 cm.

3. Rabat Beton Selasar Los, tebal 8 cm (mutu K200)
a. Pekerjaan rabat beton ini dilaksanakan untuk lantai selasar los.
b. Dasar dari rabat beton menggunakan pasir urug tebal 5 cm.
c. Lantai rabat beton pada selasar los ini dengan mutu K200, tebal 10 cm.

Syarat – Syarat dan Peraturan Teknis 10
4. Pasang Lantai Keramik
a. Keramik, harus terdiri dari satu merk, terbuat dari tanah lempung
yang dibakar, bentuk dan warna homogen, bebas kotoran dan cacat.
• Lantai keramik untuk los, produk lokal sekualitas Mulia atau
produk lain yang setara. Warna keramik ditentukan kemudian.
• Penggunaan bahan diantaranya untuk;
- Lantai los pedagang, keramik motif polos uk. 30 x 30 cm.
b. Lokasi pekerjaan yang akan dipasang keramik terlebih dahulu diberi
acuan menggunakan patok - patok dan benang atau bahan sejenis
lainnya, sebagai panduan dan atau batasan ukur terhadap arah
horizontal maupun arah vertikal bidang permukaannya. Panduan dan
atau batasan ukur ini tidak boleh berubah selama pelaksanaan
berlangsung hingga selesai.
c. Finishing lapisan keramik baru dapat dimulai apabila telah terdapat
jumlah yang cukup sesuai kebutuhan dan semua pekerjaan dibawah
lapisan harus sudah selesai dikerjakan.
d. Pemotongan keramik harus dilakukan dengan alat potong khusus
keramik sehingga hanya memotong pada salah satu sisinya saja.
e. Pinggulan / sisi tepi keramik dilakukan dengan alat gerinda agar
diperoleh permukaan yang rapi, siku, halus dan sempurna.
f. Sebelum digunakan, bahan keramik terlebih dahulu harus
dibersihkan dan direndam air hingga jenuh.
g. Bidang permukaan yang akan difinish lapisan keramik harus rata,
dalam keadaan kering dan bersih.
h. Finishing lapisan keramik dilakukan bertahap lapis per lapis secara
cermat, rapi, tegak lurus terhadap lantai dan menghasilkan bidang
permukaan yang rata.
i. Spesi lapisan harus dilakukan sedemikian rupa agar mengisi penuh
bidang permukaan keramik bagian bawahnya dan celah – celah yang
terjadi.
j. Nat / siar antar finishing lapisan keramik dibuat sama lebar dan
kedalamannya maksimal 2 mm, kecuali ditentukan lain, membentuk
garis sejajar dan lurus. Nat / siar yang berpotongan harus
membentuk sudut siku dan tegak lurus sesamanya.
k. Apabila finishing lapisan keramik sudah terpasang, siar – siar spesi
harus digaru sedalam ± 5 mm dan dibersihkan dari serpihan
kotorannya. Setelah selesai, seluruh bidang permukaan lapisan
disiram dengan air bersih secukupnya.

PASAL 10. PEKERJAAN PENGECATAN
1. Pekerjaan Cat Kolom dan Dinding Lapak (1 lapis plamir, 1 lapis cat
dasar, 2 lapis cat penutup)
a. Bahan cat kolom dan dinding lapak harus mengikuti persyaratan
teknis dan pemakaian bahan dari pabrik yang memproduksinya,
diantaranya :
• Cat lapisan dasar (plamir), produk lokal yang disetujui Direksi.
• Cat lapisan finishing dinding, produk lokal yang disetujui Direksi.
- Jenis weathershield.
- Tipe dan warna cat ditentukan kemudian.
- Daya lekat lapisan optimum.
- Ketahanan cuaca optimum.
- Penggunaan untuk dinding luar dan dalam.
• Pengencer air, harus bersih, tawar, tidak mengandung minyak
dan asam atau bahan organis. Perbandingan campuran 20% air :
80% cat.
b. Pelaksanaan pengecatan tidak boleh dilakukan selama masih ada
kegiatan yang perlu diselesaikan atau diperbaiki pada bidang
permukaannya.
Syarat – Syarat dan Peraturan Teknis 11
c. Bidang permukaan pengecatan harus dibuat rata, tidak cacat
berlubang atau pecah – pecah, dalam keadaan kering, bebas dari
kotoran yang dapat mengurangi kualitas pengecatan.
d. Pengecatan awal dilakukan menggunakan bahan cat lapisan dasar
(plamir) untuk menutup secara merata bidang permukaannya.
Pengecatan dilakukan 1x lapis menggunakan kuas.
e. Apabila lapisan dasar telah mengering, bidang permukaannya
dihaluskan sampai rata dan halus menggunakan amplas yang sesuai.
Hilangkan debu dan kotoran yang masih melekat pada bidang
permukaannya menggunakan kain atau bahan lainnya.
f. Pengecatan kedua dilakukan menggunakan bahan cat lapisan
finishing untuk menutup secara merata permukaan lapisan cat dasar.
Pengecatan dilakukan 1x lapis (30 micron) menggunakan kuas.
g. Pengecatan akhir dilakukan menggunakan bahan cat yang sama
sebanyak 2x lapis (30 micron), atau sedemikian rupa agar
menghasilkan finishing warna, tekstur dan ketebalan lapisan cat yang
merata dan baik pada bidang permukaannya.
h. Untuk daerah bidang permukaan yang sempit dan atau merupakan
bidang pertemuan pola yang ditentukan, pengecatan dilakukan
menggunakan kuas biasa.
i. Pengecatan harus dilakukan secara bertahap, setiap tahapan
dilakukan 1x lapis hingga menutupi bidang permukaan pengecatan
secara merata dan sama ketebalannya. Lapis pengulangan dilakukan
setelah lapisan sebelumnya mengering benar, minimal interval 2 – 3
jam, untuk menghindari terjadinya gelembung udara pada bidang
permukaannya.

PASAL 11. PEKERJAAN DRAINASE DAN PENATAAN LINGKUNGAN
1. Pasangan Bata Merah Tebal ½ Bata, 1PC : 3PP
a. Pasangan bata merah tebal ½ bata menggunakan bahan :
• Batu bata merah, harus tanah lempung yang dibakar, produk lokal,
harus bersih, padat tidak berpori, bentuk dan warna homogen,
bebas kotoran dan bahan organis.
• Portland cement, harus dari produk lokal atau sekualitas Semen
Holcim atau produk lain yang setara.
• Pasir pasang yang digunakan harus bersih, berbutir tajam, bebas
kotoran atau bahan organis. Pasir yang digunakan adalah pasir
Muntilan.
b. Pasangan batu bata tebal ½ bata dengan campuran 1PC : 3PP
digunakan untuk pasangan batu bata peninggian kansteen saluran
yang berfungsi juga sebagai penjepit paving, tebal siar spesi ± 15 mm.
c. Batu bata sebelum dipasang harus direndam dalam air terlebih dahulu
sampai jenuh.
d. Pasangan batu bata dilakukan bertahap lapis per lapis secara cermat,
rapih, tegak lurus terhadap permukaan dan merupakan bidang rata,
siku. Setiap tahap ditunggu sampai kuat betul minimal 1 hari untuk
pasangan berikutnya.
e. Batu bata yang kurang dari ½ (setengah) tidak boleh dipasang kecuali
pada bagian – bagian yang membutuhkan.
f. Tidak boleh memasang batu bata yang patah lebih dari dua bagian dan
melakukan pelubangan untuk perancah pada bidang permukaannya.
g. Pemasangan batu bata diikuti dengan pembuatan kolom yang
berfungsi sebagai pengikat dan atau penguat.
h. Siar harus dikorek sedalam ± 1 cm dan dibersihkan dari serpihan
kotorannya sebelum diplester. Setelah selesai dikorek, seluruh bidang
permukaan pasangan batu bata disiram dengan air bersih secukupnya.
i. Pasangan batu bata yang menempel dengan beton tidak boleh tembus
pandang.
Syarat – Syarat dan Peraturan Teknis 12
j. Pasangan batu bata yang telah berdiri harus terus menerus dibasahi air
selama 7 (tujuh) hari, setiap hari sekali pada pagi hari. Konstruksi
pelaksanaannya sesuai gambar.
k. Bahan yang digunakan harus mempunyai kualitas baik dengan
persetujuan dari Direksi Teknis / Pengawas Lapangan.

2. Plesteran, 1Pc : 3PP.
a. Bahan plesteran dan acian, diantaranya :
• Portland cement, harus produk lokal atau sekualitas Semen
Holcim atau produk lain yang setara.
• Pasir pasang yang digunakan harus bersih, berbutir tajam, bebas
kotoran atau bahan organis. Pasir yang digunakan adalah pasir
Muntilan.
• Air, harus bersih, tawar, tidak mengandung minyak dan asam,
bebas kotoran atau bahan organis.
• Penggunaan bahan diantaranya untuk lapisan dan bidang
permukaan pasangan bata.
b. Pada dasarnya spesi untuk plesteran sama dengan campuran spesi
untuk pekerjaan pasangannya. Plesteran campuran 1PC : 3PP
diterapkan untuk bidang permukaan pasangan bata dengan
campuran 1PC : 3PP.
c. Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan, bidang - bidang yang akan
diplester harus dibersihkan terlebih dahulu, kemudian dibasahi
dengan air agar plesteran tidak cepat kering dan tidak retak - retak.
d. Adukan untuk plesteran harus benar - benar halus sehingga plesteran
tidak terjadi pecah - pecah.
e. Tebal plesteran 15 mm dan merupakan tebal finish pada lapisan dan
sisi bidang permukaan pasangan.
f. Plesteran supaya digosok berulang - ulang sampai mantap dengan
acian semen sehingga tidak terjadi retak - retak dan pecah dengan
hasil halus, rata.
g. Pekerjaan plesteran terakhir harus lurus, rata, vertikal dan tegak
lurus dengan bidang lainnya.

3. Urugan Tanah Padas (dipadatkan dengan alat sederhana)
a. Pekerjaan urugan tanah padas ini dilaksanakan untuk meninggikan
pile lingkungan los.
b. Pekerjaan untuk urugan tanah padas harus mencapai titik piel yang
dikehendaki.
c. Tanah yang digunakan harus bersih dari akar – akar, bahan organik,
sampah dan batu - batuan yang lebih besar dari 10 cm.
d. Penurugan tanah padas tersebut dimana tanah diratakan dengan alat
bantu kemudian tanah yang telah dihampar tiap lapis 20 cm
dipadatkan dengan stamper guna mecapai pemadatan maksimal.
e. Secara umum, pengurugan dan perataan harus dilakukan dengan cara
yang benar agar dihasilkan pemadatan yang baik dan memenuhi
persyaratan serta ketentuan yang ada dalam spesifikasi teknis.

4. Pasang Got 30 x 50 cm
a. Lingkup pekerjaan meliputi :
• Pekerjaan got 30 x 50 cm dengan penutup beton tebal 6 cm untuk
saluran drainase samping los.
b. Saluran tertutup terbuat dari pasangan rolag bata 30 x 50 cm dengan
pasangan bata tebal ½ bata sebagai penjepit dan pengaku.
c. Saluran terbuka dilengkapi dengan bak kontrol dari pasangan bata
tebal ½ bata, seperti pada gambar.

Syarat – Syarat dan Peraturan Teknis 13


d. Setelah pelaksanaan pekerjaan, seluruh drainase pembuangan harus
dapat berfungsi sebagaimana mestinya sesuai dengan yang
direncanakan.

PASAL 13. KETENTUAN LAIN - LAIN
1. Semua bahan - bahan yang akan dipergunakan dan didatangkan harus
sesuai yang diminta dalam bestek ini serta harus mendapatkan ijin dari
Direksi dan Konsultan Pengawas.
2. Penggunaan bahan - bahan yang tidak sesuai dengan syarat - syarat yang
tercantum dalam Spesifikasi Teknis ini, akan ditolak atau dikeluarkan
dari lokasi atas perintah Direksi atau Konsultan Pengawas dan semuanya
menjadi resiko Kontraktor Pelaksana.
3. Apabila terjadi keraguan akan mutu bahan - bahan yang didatangkan dan
Konsultan Pengawas minta penyelesaian pemeriksaan pada
laboratorium bahan bangunan tersebut, maka biaya yang timbul menjadi
tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
4. Mutu beton harus sesuai dengan yang disyaratkan (K225). Apabila mutu
beton kurang dari K225, maka akan diambil tindakan sesuai dengan
keputusan dalam Rapat Direksi.
5. Apabila terdapat jenis pekerjaan yang belum diuraikan dalam bestek ini,
maka akan dibetulkan dalam Aanwijzing dan dituangkan dalam
Addendum.
6. Semua bahan – bahan / material yang masih mempunyai nilai ekonomis
setelah pelaksanaan pembangunan selesai, diserahkan kembali kepada
Direksi (seperti bekisting dan lainnya).
7. Pelaksanaan pekerjaan tepat sesuai dengan Time Schedule (tepat waktu).
8. Menjaga ketertiban, kebersihan dan keamanan lingkungan.

Segala sesuatu yang belum tercantum dalam ketentuan tersebut di atas yang berhak
menentukan adalah Pengguna Jasa dan Direksi / Unsur Teknis.


Kendal, 2018
Menyetujui : Dibuat :
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Konsultan Perencana
Dinas Perdagangan Kab. Kendal CV. GLOBAL DISAIN





ZIA HAWARI HUDAYA, ST TUTUT WIDYATMOKO, ST
NIP. 19800722 200903 1 001 Direktur

Syarat – Syarat dan Peraturan Teknis 14

You might also like