Professional Documents
Culture Documents
Bahan Print
Bahan Print
Konsentrasi VFA rumen merupakan salah satu tolok ukur untuk menilai fermentabilitas
pakan dan erat kaitannya dengan aktivitas dan populasi mikrobial rumen. Mikrobial
rumen mengkonversi karbohidrat pakan menjadi VFA, karbondioksida dan methan. Energi
yang dihasilkan dari konversi karbohidrat pakan tersebut, digunakan untuk pertumbuhan
mikrobial rumen.
Tabel 10 Pengaruh waktu inkubasi dan macam Casrea terhadap konsentrasi VFA
(mM).
Tabel 11 Pengaruh waktu inkubasi dan macam Casrea terhadap konsentrasi NH3
(mM).
Gambar 3 Spektrum infra merah pada Casrea1 (a) dan Casrea2 (b).
semakin besar, dan ikatan ini sangat sulit dipecah kecuali dengan bantuan
biocatalyst berupa enzim-enzim yang ada dalam rumen.
Percobaan ini juga dikuatkan dari hasil penelitian yang dilakukan Galo et al.
(2003) yang mana urea yang dilapisi polimer (polymer-coated urea) mampu
memperlambat hidrolisis menjadi ammonia dari pada urea yang tidak dilapisi, dan
ammonia dapat digunakan lebih efisien oleh mikrobial rumen. Huntington et al.
(2006) juga menguatkan hasil penelitian ini, bahwa produk Slow Release Urea
(SRU) mampu efektif mengurangi laju pelepasan N ammonia rumen dibandingkan
dengan penggunaan suplemen urea dalam ransum sapi jantan kebiri.
Tabel 11 menunjukkan bahwa waktu inkubasi berpengaruh nyata terhadap
konsentrasi NH3 (p<0.05). Waktu inkubasi 2 jam menghasilkan NH3 lebih rendah
dibandingkan waktu inkubasi 4 dan 6 jam. Namun demikian, waktu inkubasi 4 dan
6 jam tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, ini menunjukkan bahwa
konsentrasi NH3 mulai stabil pada waktu inkubasi 4 jam sampai 6 jam. Pada waktu
mulai inkubasi 4 jam penggunaan NH3 oleh mikrobial rumen mulai
45
optimal, sehingga pada inkubasi berikutnya (6 jam) tidak terjadi peningkatan NH3
yang nyata.
Tabel 12 Pengaruh waktu inkubasi dan macam Casrea terhadap bobot protein
endapan (mg).
Kecernaan Protein
Kecernaan protein mencerminkan mutu protein yang masuk ke dalam usus
halus setelah melalui rumen, baik yang berupa protein mikrobial maupun protein
pakan. Gambar 4 menunjukkan bahwa kecernaan protein pada Casrea1 lebih rendah
(p<0.05) dibandingkan ke tiga Casrea lainnya (Casrea2, Casrea3, dan Casrea 4).
Fenomena ini menunjukkan bahwa proses ekstrusi mampu meningkatkan mutu
protein yang masuk ke usus halus. Kecernaan protein pada Casrea1, Casrea2,
Casrea3, dan Casrea4 masing-masing adalah 53.95, 76.16,
72.18 dan 69.07%. Casrea2 memiliki kecernaan protein tertinggi dibandingkan
Casrea1 (54%), Casrea3 (72%) dan Casrea4 (69%). Tingginya kecernaan protein
pada perlakuan Casrea2 disebabkan produksi protein mikrobial pada perlakuan ini
menunjukkan angka yang lebih besar (29.04 mg) diantara perlakuan lainnya. Hasil
ini membuktikan bahwa protein mikrobial rumen mempunyai kualitas yang baik
dan kecernaan yang tinggi serta sangat besar artinya untuk peningkatan pasokan
protein bagi ternak. Menurut Stern et al. (2006) karena protein mikrobial memiliki
kualitas yang tinggi, maka sangat penting untuk memaksimalkan sintesis protein
4
7
b b b
80
a
70
60
50
40
30
20
10
0
Casrea1 Casrea2 Casrea3 Casrea4
Macam Casrea