Professional Documents
Culture Documents
20-Djoko Indro PDF
20-Djoko Indro PDF
Kota-kota di wilayah Pantura (pantai Utara Pulau Jawa) merupakan kota-kota tepian air (waterfront
cities) yang sarat dengan potensi dan masalah penyelesaian pengaliran air dari wilayah di daerah
pegunungan ke arah laut. Semarang sebagai salah satu kota tepian air memiliki beberapa sungai / kali
besar baik alami maupun buatan / rekayasa yang potensi dan masalah menarik untuk dikaji penataannya
dalam lingkup perancangan kota / kawasan. Salah satu dari dua kanal / kali yang pada awalnya dirancang
untuk mengatasi masalah banjir di kota Semarang adalah Banjir Kanal Barat. Kali Banjir Kanal Barat
merupakan kelanjutan dari ruas kali Garang yang mengalir dari gunung Ungaran ke Utara pada
pertemuan 2 cabang utama, yaitu sungai Kripik dan sungai Kreo, masing-masing kurang lebih 12 km dan
10 km dihitung dari hulu ke mulut sungai. Satuan Wilayah Sungai (SWS) kali Banjir Kanal Barat
Semarang meliputi wilayah seluas ± 11.946,26 Ha. Pada pembahasan kajian penataan kawasan tepian
Kali Banjir Kanal Barat ini menggunakan konsep pengembangan taman. Konsep pengembangan taman ini
adalah menyediakan pelebaran jalan masuk publik riverfront yang berkualitas tinggi sebagai bagian dari
pengembangan fungsi baru yang utama di jantung barat kota Semarang. Konsep Riverfront Park
digunakan sebagai penekanan desain pada kawasan ini yang merupakan fasilitas umum. Taman ini
merupakan bagian dari perkembangan fungsi gabungan yang luas di tepi cabang utama sungai Banjir
Kanal Barat. Riverfront Park merupakan hasil kolaborasi desain ruang luar dari bantaran sungai Banjir
Kanal Barat dengan unit-unit bangunan penunjang di antaranya restoran dan kefetaria outdoor yang
merupakan pemandangan indah bagi pejalan kaki yang melewati taman ini.
*)Ir. (UNDIP), MT (UGM) Staf Pengajar Jur. Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang
20
Penekanan Desain Riverfront Park…
Nikko Hotel. Dengan restoran dan kefetaria lingkungan di sekitar bantaran sungai.
outdoor yang merupakan pemandangan Kondisi ini dapat dijumpai dari kebiasaan
indah bagi pejalan kaki yang melewati masyarakat setempat yang menjadikan
taman ini sebagian bantaran sebagai tempat
pembuangan sampah akhir, pemanfaatan
Tinjauan Bantaran Kali Banjir Kanal bantaran sungai yang mengabaikan fungsi
Barat dan Lingkungan Sekitar kanal sebagai penahan banjir. Oleh karena
itu perlu adanya pengaturan yang baik dari
A. Tinjauan Kali Banjir Kanal Barat seluruh kegiatan yang menggunakan
terhadap kota Semarang bantaran kali Banjir Kanal Barat sebagai
medianya.
1. FISIK
Kali Banjir Kanal Barat merupakan B. Bantaran Kali Banjir Kanal Barat
kelanjutan dari ruas kali Garang yang Semarang
mengalir dari gunung Ungaran ke Utara 1. DEFINISI BANTARAN SUNGAI
pada pertemuan 2 cabang utama, yaitu Menurut Peraturan Pemerintah
sungai Kripik dan sungai Kreo, masing- Republik Indonesia No. 36 tahun 1991
masing kuran lebih 12 km dan 10 km tentang sungai, pada pasal 1 menyebutkan
dihitung dari hulu ke mulut sungai. tentang definisi-definisi sebagai berikut :
Keseluruhan area tangkapan kira-kira 204 a) Sungai adalah tempat-tempat dan
km², yang termasuk area tangkapan 70 km² wadah-wadah serta jaringan
untuk sungai Kreo (panjang sungai berkisar pengaliran mulai dari mata air
12 km) dan 34 km² untuk sungai Kripik sampai muara dengan dibatasi kanan
(panjang sungai berkisar 8 km). Satuan dan kirinya serta sepanjang
Wilayah Sungai (SWS) kali Banjir Kanal pengalirannya oleh garis sempadan.
Barat Semarang seluas ± 11.946,26 Ha. b) Bantaran sungai adalah lahan pada
Bendungan Simongan, berlokasi kedua sisi sepanjang palung sungai
kira-kira 5,3 km dihitung dari hulu ke mulut dihitung dari tepi sampai dengan
sungai, adalah struktur sungai Mayor dari kaki tanggul sebelah dalam.
Kali Banjir Kanal Barat / kali Garang dan
aliran di bawah kanal inilah yang disebut 2. KONDISI FISIK BANTARAN KALI
sebagai kali Banjir Kanal Barat yang BANJIR KANAL BARAT SEMARANG
langsung menuju ke Laut Jawa. Saat ini Bantaran kali Banjir Kanal Barat
Banjir Kanal Barat berfungsi sebagai saluran terjadi sebagai akibat dari endapan
pembuangan air (drainase) utama kota bagi sedimentasi yang merupakan lanjutan erosi
kota Semarang yang akan meneruskan yang dibawa aliran Kali Garang.
pembuangan air ke Laut Utara (Laut Jawa). Pengerasan sedimentasi ini juga terlihat pada
Kali Banjir Kanal Barat memiliki lebar yang tepi-tepi sungai, mengakibatkan
cukup besar, kurang lebih 50 m, dengan penyempitan pada badan sungai.
aliran air yang cukup tenang karena dasar Pada daerah bantaran sungai,
sungainya yang landai. terdapat 2 area bantaran, yaitu bantaran
sungai sebelah Barat dan Timur.
2. NON FISIK Bantaran Sungai Bagian Barat
Pemanfaatan ruang yang tidak Bantaran sungai bagian Barat
teratur di sekitar bantaran kali Banjir Kanal merupakan bagian lahan yang sering
Barat mengakibatkan turunnya kualitas dimanfaatkan warga setempat sebagai
21
Vol. 1, 2003 MODUL ISSN 0853 2877
sarana olahraga, tetapi semakin ke arah kegiatan, maupun dalam perkembangan fisik
Utara pemanfaatan bantaran sebagai kota. Kota Semarang dilintasi jalan arteri
sarana olahraga semakin kurang hal ini primer yang menghubungkan kota Jakarta
disebabkan karena lebar bantaran yang dan Surabaya, serta kearah Selatan
mkin menyempit. Dari segi dihubungkan dengan kota Surakarta dan
pemanfaatan, bantaran bagian Barat Yogyakarta. Dengan disukung struktur jalan
dekat dengan konsentrasi penduduk. tersebut, serta daerah belakang propinsi
Perbedaan ketinggian dengan tanggul Jawa Tengah maka perkembangan kota-kota
berkisar antara 3.00 – 1.00 m, semakin besar di propinsi lain akan mendorong
ke Utara perbedaan ketinggian terhadap pertumbuhan kota Semarang. Dari segi
tanggul semakin kecil. Lebar bantaran kedudukan lokasional, kota Semarang
sungai bagian Barat yang efektif mempunyai kesempatan memanfaatkan
dipergunakan selebar sekitar 10.00 – keuntungan-keuntungan lokasi untuk
70.00 m. pertumbuhan dan perkembangannya.
Bantaran Sungai Bagian Timur Kondisi tersebut sangat
Bantaran bagian Timur mempunyai memungkinkan kota Semarang akan
lebar antara 20.00 – 85.00 m, semakin berkembang pesat di bidang ekonomi
ke Utara semakin lebar. Pada bantaran menuju kota industri. Untuk menjaga
Timur ini sebagian dimanfaatkan warga keseimbangan pertumbuhan psiko-logi
untuk berdagang kaki lima (sekitar masyarakat kota Semarang, perlu
jembatan Karangayu) dan sebagian diperhatikan pula kebutuhan masyarakat
dimanfaatkan warga sebagai sarana olah Semarang terhadap ruang-ruang publik yang
raga (sekitar jalan Kokrosono s.d. bersifat rekreatif. Berdasarkan data yang
Tanah Mas). Perbedaan ketinggian diperoleh dari Statistik Arus wisatawan Jawa
tanggul berkisar antara 3.00 – 1.00 m. Tengah 1997 yang dikeluarkan oleh Dinas
Kelebihan bantaran bagian Barat Pariwisata Propinsi Daerah Tingkat I Jawa
dibandingkan dengan sebelah Timur Tengah, menyebutkan bahwa jumlah
adalah pada beberapa tempat terdapat pengunjung pada214 obyek wisata di Jawa
lebih banyak lahan kosong dengan lebar Tengah pada tahun 1997 mencapai jumlah
efektif yang potensial untuk 14.266.188 orang, sehingga diperkirakan
dikembangkan sebagai kawasan rata-rata tiap obyeknya dikunjungi 66.664
rekreasi. Selain itu area pencapaian ke orang.
arah kawasan rekreasi yang akan Penyelenggaraan kegiatan paket
direncanakan tersebut juga lebih optimal wisata ke Jawa Tengah tahun 1997 mencapai
untuk diolah. 158 buah yang terdiri dari agen perjalanan
dan lembaga swadaya masyarakat.
Analisa Potensi Bantarann Kali Banjir Sedangkan 10 besar daerah yang
Kanal Barat Semarang Sebagai Kawasan paling banyak disinggahi paket wisata
Rekreasi Kota berturut-turut menurut ranking kunjungan
adalah :
Kabupaten Magelang : 2. 459.013
A. Kawasan Rekreasi sebagai Kebutuhan orang ( 7 obyek wisata )
bagi Kota Semarang Kabupaten Klaten : 1.400.208 orang
Kota Semarang yang berada di ( 12 obyek wisata )
bagian Utara propinsi Jawa Tengah Kabupaten Demak : 1.301.301
mempunyai karakter tersendiri dalam orang ( 2 obyek wisata )
22
Penekanan Desain Riverfront Park…
23
Vol. 1, 2003 MODUL ISSN 0853 2877
pengunjung/wisatawan dari waktu ke waktu. B. Potensi Bantaran Kali Banjir Kanal Barat
Hal ini terjadi juga di wilayah Kodia dan Lingkungan Sekitar
Semarang. Pada tahun 1995 jumlsh Sesuai dengan tujuan pembahasan
pengunjung ke seluruh objek dari daya tarik adalah mengadakan penyusunan data dan
wisata adalah 457.504 orang, Pada tahun penganalisaan segala permasalahan dan
1996 jumlah pengunjung mencapai 496.088 potensi yang terkait dengan penataan kali
orang, pada tahun 1997 terjadi penurunan Banjir Kanal Barat dan lingkungan sekitar
menjadi 296.562 orang Bila ditelaah lebih sebagai kawasan rekreasi kota, maka pada
lanjut, hal ini disebabkan antara lain dengan kajian ini diutamakan pada analisa potensi
ditutupnya objek rekreasi Pantai Tanjung kepariwisataan.
Mas yang pada tahun-tehun sebelumnya Kali Banjir Kanal Barat dengan
telah memberikan kontribusi yang besar panjang ± 5.3 km dan lebar bentangan 160
sebagai objek wisata yang potensial. Selain m merupakan ruang kota dengan view yang
itu ditinjaumdari minat kunjungan, temoat bisa dioptimalkan sebagai ruang rekreasi
rekreasi bersifat alam, baik pada objek alami bagi kota Semarang. Pemandangan terhadap
maupun buatan, merupakan prioritas utama. ruang yang lapang dengan aliran air yang
Dengan demikian dapat diketahui bahwa stabil di tengah kota merupakan suasana lain
pengunjung sebenarnya lebih tertarik untuk yang berbeda dari pemandangan yang ada di
mengunjungi objek-objek rekreasi yang kota Semarang.
bernuansa alam. Tuntutan ini seiring dengan Berdasarkan Studi Master Plan dan
fakta makin surutnya kuantitas dan kualitas Studi Kelayakan Banjir Kanal Barat yang
objek-objek wisata di Semarang yang dilakukan oleh Japan International
bernuansa alam (misalnya tidak Cooperation Agency (JICA) pada tahun
berfungsinya Pantai Tanjung Mas dan 1993 menyebutkan bahwa debit air kali
perubahan fungsi Tman Tabanas di Banjir Kanal Barat untuk periode 100
Gombel). tahunan adalah sebesar 980 m³/detik. Hal
Dengan jumlah penduduk kota ini merupakan potensi alami yang menjamin
Semarang yang terus meningkat, kestabilan arus sungai tiap tahun. Debit
diproyeksikan pada tahun 2005 sebesar sungai yang besar ini dapat dimanfaatkan
1.450.133 jiwa (sumver : RDTRK Kodia oleh warga untuk melakukan kegiatan
Semarang 1995-2005), sebagai rekreasi air, seperti dayung, becak air.
konsekuensinya adalah masih dibutuhkan Letak kali Banjir Kanal Barat berada
peningkatan kuantitas dan kualitas kawasan di jalur utama transportasi kota Semarang
rekreasi dengan nuansa alami. Rencana yang memungkinkan lokasi kali Banjir
kebutuhan ruang untuk fasilitas olahraga dan Kanal Barat mudah dicapai dari berbagai
rekreasi yang disediakan oleh Pmerintah jurusan. Sarana transportasi yang menuju
Daerah Tingkat II Semarang pada tahun keli Bajir Kanal Barat relatif memadai dan
2005 adalah ± 6.491 Ha. memiliki waktu pelayanan yang panjang.
Sifat kegiatan pariwisata Regional di Selain itu dengan loasi yang strategis ini,
kawasan Semarang, diarahkan untuk pemandangan di sekitar kali Banjir Kanal
maksud-maksud pendekatan di samping Barat dapat dinikmati oleh warga kota yang
kebutuhan-kebutuhan relaksasi, antara lain melalui jalan-jalan di sekitar kali.
akan dikembangkan kegiatan pariwisata Sesuai dengan Rencana Induk dari
yang berorientasi kepada kegiatan samudera JICA (1993), kali Banjir Kanal Barat
dan pegunungan dan mempunyai kriteria- direncanakan sebagai saluran drainase kota,
kriteria yang bersifat aktif maupun pasif. bukan semata-mata sebagai banjir kanal
24
Penekanan Desain Riverfront Park…
25
Vol. 1, 2003 MODUL ISSN 0853 2877
26
Penekanan Desain Riverfront Park…
27
Vol. 1, 2003 MODUL ISSN 0853 2877
28
Penekanan Desain Riverfront Park…
(landmark building). Dengan skala di luar adalah penting pada lingkungan yang
manusia untuk bangunan tengeran, akan memilki keragaman gaya bangunan.
menarik dan bangunan mudah Dengan ciri-ciri komulatifnya, yang
dikenali/diingat. Dengan skala manusia, menimbulkan kejenuhan dan monoton,
pengguna akan merasa akrab dengan perlu diberikan atribut-atribut khusus
fasilitas rekreasi. pada bangunan yang penting. Hal ini
Menurut Richard Headman dalam untuk memberikan kesatuan dan
Fundamentals of Urban Design (1984), ada sensitifitas yang lebih baik dari
lima kategori yangdapat memberikan lingkungan tersebut.
gagasan untuk menentukan penampilan e) Replikasi. Hal ini menyangkut
bangunan yang kontekstual terhadap rancangan pada lingkungan yang
lingkungan, yaitu : membutuhkan replikasi bangunan
a) Bebas Pilihan. Untuk lingkungan eksisiting atau yanng pernah ada dengan
dengan keragaman visual yang masih kecermatan dan ketelitian. Bangunan-
sederhana, samar-samar, dapat secara bangunan eksisting tersebut
bebas memilih kualitas yang bermanfaat, dipertimbangkan atas dasar alasan-
yang dapat membantu pembangunan alasan historis, atribut kota, seperti
baru, sebagai buah “benchmark”. Hal gerbang masuk, kekuatan aksis dan lain-
ini dapat mendukung community sense lain. Ketelitian dibutuhkan dalam
yang ada, sehingga lingkungan tersebut menetapkan detail, penampilan
mempunyai identitas dan kontinuitas bangunan secara arsitektural mewakili
visual. replikasi tersebut, terutama dalam studi
b) Gabungan Pilihan. Untuk lingkungan dokumen dan pelaksanaannya.
dengan keragaman visual begitu rumit, 4.2. Pendekatan Kontras
menyolok dan saling bertentangan, Bentuk-bentuk yang paling baik dari
pendekatan secara kolektif sangat suatu objek sering dapat diperkuat melalui
diperlukan. Elemen atau unsur-unsur kontras, dilakukan dengan mendramatisir
rupa yang teridentifikasi dapat diperkuat nilai-nilai yang paling kuat dari masing-
atau hanya dengan sentuhan lunak dan masing unsur lansekap dan bangunan
seragam pada satu sisi, dapat penunjang.
menurunkan kerumitan visual dan Kontras sebagai suatu hakekat
mengakitkan kesatuan visualnya. merancang sebuah lingkungan kota,
c) Adaptasi Lunak. Kebebasan yang lebih memerlukan kehati-hatian. Karena kalau
luas dalam menanggapi rancangan tidak hati-hati, akibat kesalahan, kelebihan,
memungkinkan pada lingkungan yang kekurangan dalam memilih dan memutuskan
memiliki keragaman gaya bangunan. dapat menjadikan lingkungan kota kacau
Dengan ciri-ciri komulatifnya, yang dan tidak menarik. Menurut Richard
menjadi kunci rancangan yang sesuai Headman (1984), kunci untuk membuat
dan mengikat, adalah memberi rasa keselarasan lingkungan fisik kota adalah
lebih akan kesatuan dan keselarasan. pengertian tentang sifat-sifat dan batas-batas
Elemen-elemen atau unsur baru dapat kontras. Keberhasilan penggunaan secara
diberikan dalam lingkungan tersebut positif kontras, ditentukan oleh aturan-aturan
dengan diikuti oleh ikatan rancangan dasar ukuran dan perletakan bangunan.
yang kuat. Sebuah bangunan kontras tidak pernah
d) Adaptasi Kuat. Ketelitian yang lebih dicoba hanya sebagai bangunan yanng
cermat dalam menanggapi rancangan berbeda terhadap sifat, kebutuhan, dan
29
Vol. 1, 2003 MODUL ISSN 0853 2877
settingnya. Bangunan yang mempunyai orang akan berpikir untuk memilih metoda
energi yang kuat di unngkapkan dalam lain.
sebuah kerangka bangunan secara berurutan, b) Kenyamanan. Kenyamanan orang untuk
lebih sebagai semi abstrak tampil pada posisi berjalan kaki dipengaruhi oleh faktor
terbaik dalam settingnya. Bangunan- cuaca dan jenis kegiatan. Di Indonesia
bangunan kontras yang menjadi satu dalam (termasuk kota Semarang), dengan cuaca
rancangan kawasan diperileh melalui yang sangat panas akan mempengaruhi
bentuk-bentuk clusternya. Ada beberapa kenyamanan orang berjalan kaki di
nilai yang diberikan oleh kontras, yanng Indinesia ± 400 meter (Kompas 4 April
dapat diterapkan dalam bentuk : 1989), sedang untuk kegiatan berbelanja
Mendekatkan kepentingan dari membawa barang, berjalan kaki
penggunaan secara komunitas penting diharapkan tidak lebih dari 300 meter.
Memberikan sebuah fokus sentral ke Untuk kegiatan berbelanja sambil rekreasi,
sebuah ruangan terbuka. maka faktor kenyamanan berjalan sangat
Memberikan kebutuhan aksen ke area berpengaruh terhadap lamanya melakukan
yang kurang menarik, atau perjalanan.
Memperkenalkan sebuah urutan yang c) Ketersediaan Kendaraan Bermotor.
lebih besar ke cityscape untuk Kesinambungan penyediaan angkutan
membantu penentuan suatu lingkungan kendaraan bermotor baik umummaupun
dan membantu kejelasan secara visual pribadi sebagai moda penghantar sebelum
komunitas. atau sesudah berjalan kaki sangat
mempengaruhi jarak tempuh orang
7. POLA PEDESTRIAN berjalan kaki. Ketersediaan fasilitas
Perencanaan pola pedestrian pada kendaraan angkutan umum yang memadai
kawasan rekreasi di bantaran kali Banjir dalam hal penempatan penyediaannya
Kanal Barat dan lingkungan sekitar akan mendorong orang untuk berjalan
merupakan teori-teori penunjang bagi jalur lebih jauh dibanding dengan apabila tidak
pejalan kaki : tersedianya fasilitas ini secara merata.
7.1. Jarak Berjalan Kaki Termasuk juga penyediaan fasilitas
Menurut Unterman (1984), ada transportasi lainnya seperti jaringan jalan
empat faktor penting yang mempengaruhi yang baik, kemudahan parkir, dan lokasi
panjang/jarak orang untuk berjalan kaki, penyebaran serta pola penggunaan lahan
yaitu : campuran ( mix use) dan sebagainya.
a) Waktu. Berjalan kaki pada waktu-waktu d) Pola Tata Guna Lahan. Pada daerah
tertentu mempengaruhi panjang/jarak dengan penggunaan lahan campuran (mix
berjalan yang mampu ditempuh. Misalnya use) seperti yang banyak ditemui di pusat
berjalan kaki pada waktu rekreasi kota, perjalanan dengan berjalan kaki
mempunyai jarak yang relatif dapat dilakukan lebih cepat dibanding
dibandingkan waktu berbelanja. Di perjalanan dengan kendaraan bermotor
Amerika, orang berjalan kaki pada waktu karena dengan kendaraan bermotor sulit
makan siang panjang/jarak biasanya untuk berhenti setiap saat. Sebagai
dilakukan tidak terlalu jauh dari tempat gambaran orang Eropa lebih terdorong
kerjanya, panjang/jarak tempuh berjalan untuk berjalan kaki dengan jangkauan
kaki masih dianggap menyenangkan jarak yang lebih jauh dibandingkan dengan
sampai jarak 500 yard (455 m), menurut orang Amerika karena kecenderungan
mereka lebih panjang 500 yard maka kota-kota di Eropa dengan penggunaan
30
Penekanan Desain Riverfront Park…
31
Vol. 1, 2003 MODUL ISSN 0853 2877
32
Penekanan Desain Riverfront Park…
DAFTAR PUSTAKA
33