Professional Documents
Culture Documents
Bismillah Proposal
Bismillah Proposal
Oleh
Mimma Amalia
NIM 150332601326
Kata Kunci : Buah delima, asam urat, xantin oksidase, allopurinol, inhibisi.
1.1 Latar Belakang
Penyakit asam urat atau gout merupakan salah satu penyakit tertua
yang dikenal manusia. Diperkirakan bahwa penyakit asam urat terjadi pada
840 orang setiap 100.000 orang (Juandy, 2008). Asam urat atau gout ini
merupakan jenis artitis terbanyak ketiga setelah osteoporosis dan kelompok
rematik luar sendi (Nainggolan, 2009).
Asam urat merupakan hasil metabolisme akhir dari purin yaitu salah
satu komponen asam nukleat yang terdapat dalam inti sel tubuh (Andry,
2009). Gout atau asam urat merupakan penyakit yang ditandai dengan nyeri
yang terjadi berulang-ulang yang disebabkan karena adanya endapan kristal
monosodium urat yang tertumpuk di dalam sendi sebagai akibat tingginya
kadar asam urat di dalam darah. Insiden penyakit gout sebesar 1-2% terjadi
pada usia 30-40 tahun dan 20 kali lebih sering pada pria darupada wanita
(Muttaqin, 2009).
Asam urat disebabkan oleh makan makanan mengandung banyak
purin seperti kacang-kacangan, diet kaya daging, dan konsumsi tinggi alkohol
(Weaver, 2008). Asam urat atau gout ini merupakan jenis artitis terbanyak
ketiga setelah osteoporosis dan kelompok rematik luar sendi (Nainggolan,
2009). Kadar normal asam urat dalam darah antara laki-laki dan perempuan
berbeda. Kadar asam urat normal pada laki-laki adalah 3,0-7,0 mg/dL dan
kadar asam urat normal pada perempuan adalah 2,4-6,0 mg/dL (Sutanto.
2013).
Enzim yang memiliki peranan dalam pembentukan asam urat adalah
enzim xantin oksidase. Xantin oksidase mengkatalisis hipoxantin menjadi
xantin dan kemudian menjadi asam urat. Allopurinol merupakan obat
penghambat xantin oksidase. Allopurinol dapat secara efektif menurunkan
kadar asam urat pada pasien hiperurisemia melalui mekanisme kerja
urikostatik dan secara spesifik diindikasikan pada pasien dengan peningkatan
produksi asam urat. Namun, obat-obatan ini memiliki efek samping seperti
deman, sakit kepala, diare, reaksi hipersensitivitas, dan lain-lain (Aanders,
2004).
Oleh karena itu, perlu dicarikan cara alternatif untuk mengobati gout
atau asam urat. Salah satunya adalah menggunakan obat yang ada pada
lingkungan sekitar yaitu tanaman obat dengan melakukan penelitian tentang
obat tradisional yang mempunyai eferk terhadap penurunan kadar asam urat.
Beberapa senyawa metabolit sekunder pada tanaman dapat menghambat kerja
enzim xantin oksidase seperti flavonoid, saponin dan tanin. Flavonoid
merupakan senyawa bioaktif yang berpotensi besar dalam menurunkan kadar
asam urat dengan cara menghambat kerja enzim xantin oksidase. Flavonoid
memiliki banyak macam, tetapi hanya 2 jenis flavonoid yaitu golongan flavon
dan flavonol yang memiliki daya inhibisi paling tinggi dengan memiliki gugus
hidroksil dimana gugus tersebut mempunyai posisi mudah dalam menangkap
elektron dari sisi aktif enzimnya (Cos et al., 1998).
Buah yang mengandung banyak senyawa bioaktif flavonoid adalah
buah delima. Sari buah delima banyak mengandung flavonoid dengan anti
karsinogenik, yaitu senyawa antioksidan yang mampu mencegah radikal
bebas di dalam tubuh sekaligus memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak. Di
Indonesia, buah delima digunakan sebagai minuman seperti jus delima.
Namun belom ada penelitian lebih lanjut tentang pemanfaatan metabolit
sekunder flavonoid pada buah delima dalam menghambat kerja enzim xantin
oksidase untuk obat penyakit asam urat sebagai pengganti obat allopurinol.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Penyakit gout atau asam urat merupakan substansi akhir dari hasil
metabolisme purin. Peningkatan kadar asam urat dapat mengakibatkan
gangguan pada tubuh manusia seperti linu-linu di daerah persendian dan
sering disertai rasa nyeri bagi penderitanya (Andry, 2009). Kelainan dari
penyakit gout atau asam urat ini berkaitan dengan penimbunan kristal urat
monohidrat monosodium pada tahap yang lebih lanjut terjjadi degenerasi
tulang rawan sendi (Muttaqin, 2008 ). Xantin oksidase memberikan peranan
penting dalam proses pembentukan asam urat dengan mengkatalisis
hipoxantin menjasi xantin kemudian terbemtuk asam urat.
Kadar rata-rata asam urat di dalam darah atau serum tergantung pada
usia dan jenis kelamin. Sebelum pubertas kadarnya sekitar 3,5 mg/dl. Setelah
pubertas, pada laki-laki kadarnya meningkat secara bertahap dan dapat
mencapai 5,2 mg/dl. Pada perempuan kadar asam urat rendah, baru ketika
masa pramenopause kadarnya di dalam darah kadarnya meningkat lagi hingga
mencapai 4,7 mg/dl. Ginjal merupakan organ tubuh yang paling bertanggung
jawab agar kadar asam urat di dalam darah selalu dalam batas normal yaitu
3,6 - 6 mg/dl. Pada keadaan hiperurisemia plasma darah tidak mampu lagi
menampung asam urat sehingga terjadi pengendapan pada berbagai organ
seperti sendi dan ginjal. Hiperurisemia adalah keadaan di mana terjadi
peningkatan kadar asam urat di atas normal (Hidayat, 2009)
(https://commons.wikimedia.org)
2.2 Flavonoid
Gambar 2.2
Subkelas : Rosidae
Ordo : Myrtales
Famili : Lythraceae
Genus : Punica
2.5 Allopurinol
Allopurinol berguna untuk mengobati gout atau asam urat. Obat ini
bekerja dengan menghambat xantin oksidase, yang mengubah hipoxantin
menjadi xantin dan selanjutnya menjadi asam urat. Mekanisme umpan balik
allopurinol menghambat sintesis purin yang merupakan prekusor xantin.
Allopurinol sendiri mengalami biotransformasi oleh enzim xantin oksidase
menjadi aloxantin yang masa paruhnya lebih panjang daripada allopurinol, itu
sebabnya alopurinol yang masa paruhnya pendek cukup diberikan satu kali
sehari (Gunawan & Sulistia 2007). Berikut merupakan mekanisme kerja
allopurinol:
2.7.1 Ekstraksi
Fasa diam KLT terbuat dari serbuk halus dengan ukuran 5-50 um.
Serbuk halus ini dapat berupa suatu adsorben, penukar ion, suatu pengayak
molekul atau merupakan penyangga yang dilapisi suatu cairan. Untuk
membuat lapisan tipis perlu dibuat bubur berair dari serbuk tadi. Zat pengikat
seperti gips barium sulfat, polivinil alkohol, dan kanji perlu ditambahkan
untuk membantu pelekatan lapisan tipis tadi pada papan penyangga. Bubuk
halus ini kemudian ditebarkan pada papan penyangga (kaca, plastik, atau
alumunium secara merata. Bahan adsorben sebagai fasa diam dapat digunakan
silika gel, alumina dan serbuk selulosa (Soebagio, dkk., 2005). Jarak
pemisahan kromatogramnya dinyatakan dengan Rf yang dinyatakan sebagai
berikut: