Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen Biaya adalah sistem yang didesain untuk menyediakan
informasi bagi manajemen untuk pengidentifikasian peluang-peluang
penyempurnaan, perencanaan strategi, dan pembuatan keputusan operasional
mengenai pengadaan dan penggunaan sumber-sumber yang diperlukan oleh
organisasi.
Manfaat Sistem Manajemen Biaya membantu manajemen untuk : (1)
Merencanakan dan mengendalikan organisasi, (2) Meningkatkan keterlacakan
biaya, (3) Mengoptimumkan kinerja daur hidup, (4) Membuat keputusan, (5)
Manajemen investasi, (6) Mengukur kinerja, (7) Mendukung otomasi dan filosofi
pemanufakturan.

Dan pada kesempatan kali ini pemakalah akan membahas mengenai


Perencanaan Biaya Untuk Siklus Hidup Produk : Berdasarkan Target, Teori
Kendala, Dan Penetapan harga Strategis. Pada prinsipnya, Hampir setiap
produk di dunia ini mengalami Siklus Hidup Produk. Namun jangka waktu siklus
hidup produk pada setiap produk tersebut berbeda-beda, ada yang cepat hilang,
ada juga yang dapat bertahan dalam jangka waktu yang relatif lama. Apalagi pada
produk-produk yang berorientasi pada Teknologi seperti pada produk-produk
Elektronika (Ponsel, Komputer, Televisi), Siklus Hidup suatu produk akan
semakin terasa. Mungkin banyak diantara kita yang kurang memperhatikannya,
namun itulah yang sering terjadi di kehidupan kita.

Oleh karena itu, mengerti dan memahami konsep Siklus Hidup Produk
atau Product Life Cycle ini merupakan suatu hal yang penting bagi setiap
produsen untuk memproduksi dan memasarkan produknya. Pada dasarnya, Siklus
Hidup Produk adalah tahapan-tahapan proses perjalanan hidup suatu produk mulai
dari diperkenalkannya kepada pasar (market) hingga pada akhirnya hilang dari
pasaran. Untuk memperpanjang umur hidup suatu produk, produsen harus bekerja

1
keras melakukan berbagai strategi agar produknya dapat bertahan lebih lama lagi
di pasar (market).

Untuk itu pemakalah akan dibahas lebih lanjut mengenai Perencanaan


Biaya Untuk Siklus Hidup Produk : Berdasarkan Target, Teori Kendala, Dan
Penetapan harga Strategis dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diperoleh berdasarkan latar belakang di atas
adalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan Perencanaan Biaya Untuk Siklus
Hidup Produk?
2. Bagaimanakah Target costing untuk memudahkan manajemen
strategis?
3. Bagaimanakah Teori kendala untuk memudahkan manajemen
strategis?
4. Bagaimanakah menentukan Biaya siklus hidup untuk memudahkan
manajemen strategis?
5. Bagaimanakah Sasaran dan teknik penetapan biaya strategis?

C. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang Perencanaan
Biaya Untuk Siklus Hidup Produk.
2. Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang Target costing
untuk memudahkan manajemen strategis.
3. Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami mengenai Teori
kendala untuk memudahkan manajemen strategis.
4. Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang menentukan
Biaya siklus hidup untuk memudahkan manajemen strategis?
5. Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang Sasaran dan
teknik penetapan biaya strategis?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Sebelum mendefinisikan Life Cycle Costing (LCC), ada baiknya bila


mendefinisikan istilah product life cyle terlebih dahulu. Product Lifecycle
Management (PLM) didefinisikan sebagai sebuah proses untuk mengelola seluruh
daur hidup produk mulai dari konsep, tahap desain, produksi, servis, hingga suatu
produk tidak dapat digunakan kembali (Wikipedia, 2010).

Sedangkan definisi lain menurut Mulyadi (2001), daur hidup produk (product
life cycle) adalah waktu suatu produk mampu memenuhi kebutuhan konsumen
sejak lahir sampai diputuskan dihentikan pemasarannya. Lama daur hidup produk
ini akan berbeda-beda pada tiap produk manufaktur atau jasa. Dalam arah
perkembangan akuntansi manajemen yang lebih modern serta kemajuan
teknologi, life cycle costing dianggap sebagai sebuah konsep yang dapat
meningkatkan akurasi perhitungan biaya suatu produk. Life cycle costing
merupakan salah satu metode yang ditawarkan dalam rangka penghitungan biaya
yang lebih akurat dan lebih mendukung dalam pengambilan keputusan serta dapat
diaplikasikan baik pada perusahaan manufaktur ataupun perusahaan jasa.

Definisi life cycle costing (Mulyadi, 2001) adalah biaya yang bersangkutan
dengan produk selama daur hidupnya, yang meliputi biaya pengembangan
(perancanaan, desain, pengujian), biaya produksi, (aktivitas pengubahan sumber
daya menjadi produk jadi), dan biaya dukungan logistik (iklan, distribusi,
maintenance, dan sebagainya). Sebesar lebih dari 80% biaya yang bersangkutan
dengan produk telah ditentukan selama tahap pengembangan dalam daur hidup
produk.

Product life cycle costing adalah sistem akuntansi biaya yang menyediakan
informasi biaya produk bagi manajemen untuk memungkinkan manajemen
memantau biaya produk selama daur hidup produknya. Perkembangan dalam tiap

3
daur hidup produk mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap biaya yang
terjadi.

B. Target costing

Perhitungan biaya berdasarkan target, dimana perusahaan menentukan biaya


yang harus dikeluarkan untuk barang atau jasa berdasarkan harga pasar
kompotetitif dengan demikian dapat diperoleh laba yang diharapkann:

Biaya Target = Harga Kompetitif – Laba yang diharapkan

Perusahaan mempunyai dua pilihan untuk menurunkan biaya sampai level


biaya target :

1. Dengan mengintegrasikan tekhnologi produksi baru, menggunakan tekhnik-


tekhnik manajemen biaya yang canggih seperti perhitungan biaya
berdasarkan aktivitas dan mencari produktivitas yang lebih tinggi.
2. Dengan melakukan desain ulang terhadap barang atau jasa. Metode ini
menguntungkan atas desain sangat mempengaruhi total biaya selama siklus
hidup produk.
Dengan memberikan perhatianyang cermat pada desain, menurunkan biaya
total secara signifikan adalah hal yang mungkin. Pendekatan perhitungan
biaya berdasarkan target ini terutama dihubungkan dengan perusahaan-
perusahaan manufaktur jepang.

Lima tahap penerapan pendekatan perhitungan biaya berdasarkan target sbb :

(1) Menentukan harga pasar


(2) Menentukan laba yang diharapkan
(3) Menghitung biaya target pada harga pasar dikurangi laba yang
diharapkan.
(4) Menggunkan rekayasa nilai untuk menentukan cara menurunkan biaya
produk

4
(5) Menggunakan perhitungan biaya kaizen dan pengendalian operasional
untuk terus menurunkan biaya.

Rekayasa Nilai

Rekayasa nilai (value engineering) digunakan dalam perhitungan biaya


berdasarkan target untuk menurunkan biaya produk dengna cara menganalisis
trade-off antara jenis fungsionalitas produk yang berbeda-beda dan total biaya
produk.
Perhitungan biaya berdasarkan target lebih bermanfaat untuk produk pada
kelompok pertama karena pada kelompok produk ini perusahaan mempunyai
kebijakan atas lebih banyak fitur produk. Jenis rekayasa nilai yang umumnya
digunakan pada perusahaan-perusahaan ini adalah Analisis Fungional (functional
analysis), yaitu proses pengkajian kinerja dan biaya dari setiap fasilitas atau fitur
utama produk. Tujuan analisis ini adalah keseimbangan yang diinginkan antara
kinerja dan biaya. Analisis Desain (design analysis), merupakan bentuk umum
dari rekayasa nilai untuk produk dalam kelompok kedua, yaitu produk-produk
industri dan produk khusus.
Pendekatan penurunan biaya lainnya meliputi tabel biaya dan teknologi
kelompok, dimana Tabel Biaya (cost table) merupakan basis data berbasis
komputer meliputi informasi yang komprehensif tentang penggerak biaya (cost
driver) perusahaan. Teknologi Kelompok (group technology) merupakan metode
untuk mengidentifikasi kesamaan suku cadang dalam produk-produk yang
dihasilkan perusahaan, sehingga suku cadang yang sama dapat digunakan untuk
dua produk atau lebih serta dapat menurunkan biaya.

Perhitungan Biaya Berdasarkan Target dan Perhitungan Biaya Kaizen

Langkah selanjutnya dalam perhitungan biaya berdasarkan target adalah


dengan menggunakan perbaikan terus-menerus atau berkelanjutan (continuous
improvement/kaizen) dan pengendalian operasional untuk menurunkan biaya lebih

5
lanjut. Kaizen berarti perbaikan bekelanjutan, yaitu usaha secara terus menerus
mencari cara baru untuk menurunkan biaya dalam proses produksi produk dengan
desain dan fungsionalitas yang ada.

Dengan demikian, perhitungan biaya berdasarkan target dan kaizen adalah


metode-metode saling melengkapi yang digunakan untuk secara berkelanjutan
menurunkan biaya dan meningkatkan nilai.

C. Teori kendala

Teori kendala (theory of constraint - TOC), yaitu teknik yang digunakan


untuk meningkatkan kecepatan dalam proses produksi. Ukuran didefinisikan
dengan cara-cara yang berbeda untuk tiap-tiap perusahaan. Sebagai contoh, waktu
siklus produksi (cycle time, lead time, or throughput time) umumnya didefinisikan
sebagai berikut :

Waktu Siklus produksi = Jumlah waktu antara penerimaan pesanan


pelanggan dan pengiriman pesanan tersebut.
Ukuran lainnya yang berguna adalah efisiensi Siklus produksi
(manufacturing cycle efficiency-MCE) yang merupakan rasio antara waktu
pemrosesan dengan total waktu siklus.
MCE = Waktu pemrosesan
Total waktu siklus

Lima langkah dalam analisa Teori Kendala :

1. Mengidentifikasikan kendala
2. Menentukan bauran produk yang paling menguntungkan untuk setiap
kendala
3. Memaksimalkan arus yang melalui kendala
4. Menambah kapasitas pada kendala

6
5. Mendesain ulang proses produksi untuk mempercepat fleksibilitas dan
waktu siklus.
Teory of constraint (TOC) adalah metode yang digunakan untuk
mengidentifikasikan dan mengatur kendala dalam proses produksi sehingga dapat
mempercepat arus produksi dalam pabrik. Karena perhatian pihak manajemen,
perusahaan memutuskan untuk melakukan analisis TOC.

Langkah 1 :Meingidentifikasikan kendala

Akuntan manajemen bekerjasama dengan manajer produksi dan para


tekhnisi untuk mengidentifikasikan kendala-kendala yang terdapat dalam proses
produksi dengan membuat diagram arus (flow diagam) dari pekerjaan yang telah
selesai dilakukan. Diagram arus tersebut menunjukkan tahap-tahap urutan proses
dan jumlah waktu yang dibutuhkan oleh setiap prosesnya.

Langkah 2 : Menentukan Bauran Produk yang Paling


Menguntungkan untuk Setiap Kendala

Bauran produk yang paling menguntungkan adalah bauran produk yang


memaksimalkan total keuntungan dari kedua produk tersebut. Untuk menentukan
bauran produk yang paling menguntungkan, kita pertama-tama harus menentukan
produk yang paling menguntungkan, dengan kendala yang ada. TOC mengukur
profitabilitas produk menggunakan Margin Throughout (throughtput margin)
yaitu harga produk dikurangi biaya bahan baku (termasuk biaya dari semua bahan
baku yang menggunakan bahan baku) .

Biaya-biaya produksi lainnya tidak diperhitungkan dalam menghitung


profitabilitas karena diasumsikan tetap dan tidak akan berubah apapun bauran
produk yang diproduksi.

Langkah 3 : Memaksimalkan Arus yang Melalui Kendala

Pada langkah ini, akuntan manajemen mencari cara yang dapat dilakukan
untuk mempercepat arus yang melalui kendala dengan menyederhanakan proses,
memperbaiki desain produk, menurunkan waktu persiapan dan berbagai

7
penundaan lain yang terjadi karena aktivitas-aktivitas yang tidakdijadwalkan dan
tidak bernilai tambah seperti pemeriksaan atau kerusakan mesin dan lain-lain.

Laporan Teori Kendala


Perusahaan yang berfokus pada perbaikan waktu siklus, penghapusan
kendala, dan perbaikan kecepatan pengiriman, ukuran-ukuran evaluasi kinerja
juga berfokus pada faktor-faktor penentu keberhasilan (critical succes factors –
CSF). Pendekatan yang umum adalah melaporkan margin, selain laporan tentang
data operasional terpilih dalam laporan teori kendala.

ABC dan Teori Kendala


Dalam perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity-based costing –
ABC) biasanya digunakan oleh perusahaan yang menggunakan metode
manajemen biaya seperti perhitungan biaya berdasarkan target dan toeri kendala.
ABC digunakan untuk menilai profitabilitas produk, seperti halnya TOC.
Perbedaannya adalah bahwa TOC menggunakan pendekatan jangka pendek dalam
melakukan analisis profitabilitas, sementara ABC menggunakan analisis jangka
panjang.

D. Penentuan Biaya siklus hidup

Life cycle costing memberikan perspektif jangka panjang, karena


mempertimbangkan semua biaya selama siklus hidup produk atau jasa. Manajer
tertarik terhadap total biaya selama siklus hidup keseluruhan yang biasanya
dipisahkan menjadi tiga komponen, yaitu biaya hulu, biaya produksi dan biaya
hilir. Biaya hulu dan hilir dapat dikelola dengan cara meningkatkan hubungan
dengan supplier dan distributor dan cara yang paling penting adalah desain produk
dan proses produksi. Gambar berikut memaparkan tiga komponen life cycle cost
tersebut.

8
Metode manajemen biaya cenderung hanya memfokuskan pada biaya
produksi, biaya hulu dan biaya hilir bisa jadi mempunyai porsi yang signifikan
dari ‘total life cycle cost’ khususnya untuk industri-industri tertentu :

1. Industri dengan porsi biaya hulu dan biaya hilir yang tinggi :
Farmasi dan Produsen Mobil
2. Industri dengan porsi biaya hulu tinggi :
Software Komputer dan Peralatan Medis dan Industri Khusus
3. Industri dengan porsi biaya hilir yang tinggi :
Eceran dan Parfum, Kosmetik, dan Perlengkapan Toilet.

Pentingnya Desain
Dalam pengungkapan diatas bahwa penting bagi manajer untuk
mempertimbangkan biaya hulu dan hilir, demikian pula pengambilan keputusan
pada tahap desain merupakan sesuatu yang kritis (penting). Keputusan pada tahap
desain membawa pada rencana produksi, pemasaran dan pelayanan tertentu. Oleh,
karena itu biaya desain menentukan biaya lainnya yang dikeluarkan selama siklus
hidup produk tersebut.
Faktor keberhasilan kritis ‘ Critical Succes Factors’ pada tahap desain
adalah :
1. Mempercepat waktu pelucuran ke pasar
Dalam lingkungan yang kompetitif, dimana kecepatan pengembangan
produk dan kecepatan pengiriman merupakan sesuatu yang kritis, upaya untuk
menurunkan waktu peluncuran ke pasar menduduki prioritas pertama.
2. Menurunkan biaya layanan/perbaikan yang diharapkan.
Dengan desain yang baik dan sederhana dan penggunaan komponen
modular yang dapat ditukar-tukar, biaya pelayanan yang diharapkan dapat
berkurang banyak.
3. Mempermudah produksi.
Untuk mengurangi biaya produksi dan waktu produksi, desain harus dibuat
sedemikian rupa sehingga produk mudah dibuat.

9
4. Merencanakan dan mendesain proses.
Rencana proses produksi harus dibuat fleksibel, sehingga memungkinkan
dilakukan setup secara cepat dan perubahan produk dengan menggunakan konsep
pemanufakturan yang cerdas’ computer-integrated manufacturing’, computer-
assisted design’ dan concurrent engineering’.

Karakteristik Empat Metode Desain


1. Basic engineering, merupakan metode dimana perancang produk bekerja
secara terpisah dari pemasaran dan produksi untuk mengembangkna
desain dari rencana dan spesifiksi khusus.
2. Prototyping, merupakan metode dimana model fungional dikembangkna
dan diuji coba oleh para tehnisi dan pemakai yang dipilih untuk
percobaan.
3. Templating, merupakan metode desain diman produk yang ada saat ini
ditambahi atau dikurangi supaya sesuai dengan spesifikasi yang
diharapkan dalam produk baru
4. Conccurent Engineering atau ‘simultaneous engineering’, merupakan
pendekatan dimana desain produk diintegrasikan dengan pemasaran dan
produksi dalam siklus hidup produk (product life cycle)

Perhitungan Biaya Menurut Siklus Hidup pada Perusahaan Pembuat


Peranti Lunak
Perhitungan biaya menurut siklus hidup, dapat dilihat pada perusahaan
pengembang peranti lunak Analytical Decisions, Inc. (ADI), yang menyediakan
peranti lunak khusus bank dan lembaga keuangan lainnya untuk digunakan dalam
analisis cadangan kerugian piutang pinjaman dan perencanaan potofolio pinjaman.
ADI mempunyai dua produk, yaitu ADI-I untuk bank-bank besar dan ADI-2
untuk bank-bank kecil dan tabungan serta pinjaman.

10
Perhitungan Biaya Menurut Siklus Hidup untuk Analytical Decisions, Inc.
(ADI)

ADI-1 ADI-2 TOTAL


Penjualan $4.500.000 $2.500.000 $7.000.000
HargaPokokPenjualan $1.240.000(-) $1.005.000(-) $2.245.000(-)
Laba Kotor $3.260.000 $1.495.000 $4.755.000

PenelitiandanPengembangan $1.550.000 $600.000 $2.150.000


Penjualan dan Perbaikan $1.450.000(-) $400.000(-) $1.850.000(-)
Laba sebelum Pajak $260.000 $495.000 $755.000

Dalam analisis ini dapat dilihat dengan jelas bahwa biaya selama siklus
hidup yang merupakan produk yang lebih menguntungkan adalah ADI-2, hal ini
dikarenankan sebagian besar biaya penelitian dan pengembangan serta biaya
penjualan dikeluarkan untuk ADI-1.
Contohnya, rasio antara biaya penelitian dan pengembangan, biaya
penjualan, dan biaya pelayanan terhadap pendapatan penjualan lebih besar untuk
ADI-1 (67%; $3.000.000/$4.500.000) dibandingkan denan ADI-2
(40%;$1.000.000./$2.500.000).
Maka manajemen harus menyelidiki apakah biaya-biaya yang lebih tinggi
tersebut disebabkan oleh karakteristik pelanggan yang berbeda atu masalah-
masalah kualitas pada ADI-1. Hal ini menyebabkan manajer dapat menggunakan
bagian-bagian biaya selama siklus hidup produk untuk mencari peluang
penghematan biaya.

E. Sasaran dan teknik penetapan biaya strategis


 Penetapan Harga Produk Menggunakan Siklus Hidup Produk
Penetapan harga berdasarkan biaya adalah pendekatan yang umum
digunakan oleh perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa. Perusahaan yang

11
bersaing dalam hal kepemimpinan biaya menggunakan informasi biaya untuk
meningkatkan efisiensi operasi dan mengurangi biaya serta harga.
Harga ditetapkan oleh para produsen yang paling efisien, yaitu yang paling
dapat mengurangi biaya-biaya. Sebaliknya, perusahaan yang bersaing dalam hal
diferensiasi memiliki pertimbangkan lebih dalam menetapkan harga. Yang
tujuannya adalah untuk meningkatkan laba dengan menetapkan harga awal yang
tinggi untuk pelanggan yang bersedia membayar, diikuti harga yang lebih rendah
untuk pelanggan yang sangat memerhatikan biaya yang disebut skimming.
Informasi yang digunakan untuk penetapan harga umumnya dibuat
berdasarkan satu dari empat metode berikut, yaitu :
1. Biaya Produksi Penuh Ditambah Markup, yaitu perusahaan yang
menentukan biaya produksi penuh (total biaya produksi tetap dan
variabel) dan menambahkan presentase markup untuk menutup biaya
operasi lain ditamba laba. Persentase markup dapat ditentukan oleh
praktik industri, pertimbangan, atau tingkat laba yang diharapkan.
2. Biaya Selama Siklus Hidup Ditambah Markup, yaitu adanya pendekatan
siklus hidup untuk penetapan harga dengan menggunakan biaya siklus
hidup penuh bukan hanya biaya produksi saja.
3. Biaya Produksi Penuh dan Persentase Margin Kotor yang Diinginkan,
yaitu harga yang ditentukan sedemikian rupa sehingga dicapai suatu
persentase margin kotor yang diinginkan.
4. Tingkat Imbal Hasil Aktiva yang Diinginkan, yaitu pendekatan
penetapan harga lainnya yang umum digunakan adalah dengan
menetapkan harga untuk mencapai tingkat imbal hasil atas aktiva yang
diinginkan.

 Penetapan Harga Strategis Pada Tahap-Tahap Siklus Hidup


Penjualan
Penentuan harga jual stratejik dan pengembangan sistem manajemen biaya
yang tepat tergantung pada posisi produk atau jasa dalam tahap-tahap siklus

12
penjualan (sales life cycle). Hal ini dapat dilihat dari beberapa fase berikut ini,
yaitu :
Fase 1 : Pengenalan Produk
Tahap pertama ini terdapat sedikti persaingan, dan penjualan perlahan-
perlahan mengalami peningkatan karena pelanggan mulai sadar akan adanya
produk atau jasa baru. Biaya relatif tinggi karena tingginya pengeluaran untuk
riset dan pengembangan dan biaya modal untuk memasang fasilitas produksi dan
upaya pemasan. Harga relatif tinggi karena adanya diferensiasi produk dan biaya
tinggi pada tahap ini. Variasi produk terbatas.
Fase 2 : Pertumbuhan
Penjualan mulai tumbuh secara tepat dan variasi produk meningkat.
Produk sedang menikmati manfaat dari adanya diferensiasi. Persaingan semakin
meningkat dan harga mulai lunak.
Fase 3 : Kematangan
Penjualan terus meningkat, tetapi dengan tingkat kenaikan yang menurun.
Ada pengurangan persaingan dan variasi produk. Harga juga tetap lunak, dan
diferensiasi tidak lagi penting. Persaingan berdasarkan biaya, persaingan kualitas
dan fungsionalitas tidak dapat diubah.

Fase 4 : Penurunan
Penjualan mulai menurun, demikian pula jumlah pesaing. Harga menjadi
stabil. Menekankan pada kembalinya diferensiasi. Perusahaan yang dapat
bertahan adalah perusahaan yang dapat melakukan diferensiasi pada produk
mereka, mengendalikan biaya, kualitas pengiriman yang baik, dan pelayanan yang
baik. Pengendalian terhadap biaya dan jaringan distribusi yang efektif merupakan
kunci untuk terus dapat bertahan.
Pada fase pertama fokus manajemen adalah desain, diferensiasi,dan
pemasaran. Fokus manajemen berubah ke arah pengembangan produk baru dan
strategi penentuan harga jual sejalan dengan berkembangnya persaingan pada
tahap ke dua. Pada fase ketiga dan ke empat, perhatian manajemen berubah ke

13
arah pengendalian biaya, kualitas, dan jasa sejalan dengan semakin kompetitifnya
pasar.

Sasaran Penetapan Harga

Berikut adalah tujuan penetapan harga yang bersifat ekonomis dan non
ekonomis;
1. Memaksimalkan Laba
Penetapan harga ini biasanya memperhitungkan tingkat keuntungan yang
ingin diperoleh. Semakin besar marjin keuntungan yang ingin didapat, maka
menjadi tinggi pula harga yang ditetapkan untuk konsumen. Dalam menetapkan
harga sebaiknya turut memperhitungkan daya beli dan variabel lain yang
dipengaruhi harga agar keuntungan yang diraih dapat maksimum.
2. Meraih Pangsa Pasar
Untuk dapat menarik perhatian para konsumen yang menjadi target market
atau target pasar maka suatu perusahaan sebaiknya menetapkan harga yang
serendah mungkin. Dengan harga turun, maka akan memicu peningkatan
permintaan yang juga datang dari market share pesaing atau kompetitor, sehingga
ketika pangsa pasar tersebut diperoleh maka harga akan disesuaikan dengan
tingkat laba yang diinginkan
3. Return On Investment (ROI) / Pengembalian Modal Usaha
Setiap usaha menginginkan tingkat pengembalian modal yang tinggi. ROI
yang tinggi dapat dicapai dengan jalan menaikkan profit margin serta
meningkatkan angka penjualan.
4. Mempertahankan Pangsa Pasar
Ketika perusahaan memiliki pasar tersendiri, maka perlu adanya penetapan
harga yang tepat agar dapat tetap mempertahankan pangsa pasar yang ada
5. Tujuan Stabilisasi Harga
Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap harga, bila suatu
perusahaan menurunkan harganya, maka para pesaingnya harus menurunkan pula
harga mereka. Kondisi seperti ini yang mendasari terbentuknya tujuan stabilisasi
harga dalam industri-industri tertentu (misalnya minyak bumi). Tujuan stabilisasi

14
dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang
stabil antara harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri (industry
leader)
6. Menjaga Kelangsungan Hidup Perusahaan
Perusahaan yang baik menetapkan harga dengan memperhitungkan segala
kemungkinan agar tetap memiliki dana yang cukup untuk tetap menjalankan
aktifitas usaha bisnis yang dijalani.

Tujuan-tujuan dalam penetapan harga ini mengindikasikan bahwa


pentingnya perusahaan untuk memilih, menetapkan dan
membuat perencanaan mengenai nilai produk atau jasa dan tujuan yang ingin
dicapai oleh perusahaan atas produk atau jasa tersebut.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada makalah ini, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Product life cycle costing adalah sistem akuntansi biaya yang
menyediakan informasi biaya produk bagi manajemen untuk
memungkinkan manajemen memantau biaya produk selama daur hidup
produknya. Perkembangan dalam tiap daur hidup produk mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap biaya yang terjadi.
2. Lima tahap penerapan pendekatan perhitungan biaya berdasarkan target
adalah Menentukan harga pasar; Menentukan laba yang diharapkan;
Menghitung biaya target pada harga pasar dikurangi laba yang
diharapkan; Menggunkan rekayasa nilai untuk menentukan cara
menurunkan biaya produk; dan Menggunakan perhitungan biaya
kaizen dan pengendalian operasional untuk terus menurunkan biaya.
3. Teori kendala (theory of constraint - TOC), yaitu teknik yang
digunakan untuk meningkatkan kecepatan dalam proses produksi.
Ukuran didefinisikan dengan cara-cara yang berbeda untuk tiap-tiap
perusahaan.
4. Life cycle costing memberikan perspektif jangka panjang, karena
mempertimbangkan semua biaya selama siklus hidup produk atau jasa.
Manajer tertarik terhadap total biaya selama siklus hidup keseluruhan
yang biasanya dipisahkan menjadi tiga komponen, yaitu biaya hulu,
biaya produksi dan biaya hilir.
5. - Penetapan Harga Produk Menggunakan Siklus Hidup Produk :
Biaya Produksi Penuh Ditambah Markup, Biaya Selama Siklus Hidup
Ditambah Markup,.Biaya Produksi Penuh dan Persentase Margin Kotor
yang Diinginkan, Tingkat Imbal Hasil Aktiva yang Diinginkan.

16
- Penetapan Harga Strategis Pada Tahap-Tahap Siklus Hidup
Penjualan : Fase 1 : Pengenalan Produk; Fase 2 : Pertumbuhan; Fase 3
: Kematangan; dan Fase 4 : Penurunan
- tujuan penetapan harga yang bersifat ekonomis dan non ekonomis
adalah Memaksimalkan Laba, Meraih Pangsa Pasar, Return On
Investment (ROI) / Pengembalian Modal Usaha, Mempertahankan
Pangsa Pasar, Tujuan Stabilisasi Harga, dan Menjaga Kelangsungan
Hidup Perusahaan

B. Saran

Setelah disusunnya makalah mengenai Perencanaan Biaya Untuk Siklus


Hidup Produk : Berdasarkan Target, Teori Kendala, Dan Penetapan harga
Strategis, diharapkan dapat menambah wawasan pembaca khusunya dimata
kuliah manajemen biaya. Namun alangkah baiknya apabila kita mencari
sumber referensi lebih banyak dari berbagai sumber sehingga ilmu dan
wawasan yang kita dapatkan semakin luas.

17
DAFTAR PUSTAKA

Deka. 2013. Penetapan harga: tujuan, strategi dan berbagai macam


pendekatannya.
https://ekonomiana.wordpress.com/2013/06/19/penetapan-harga-tujuan-
strategi-dan-berbagai-macam-pendekatannya/ diakses pada tanggal 16
april 2017

Pamungkas, BP. 2011. Bab Ii Life Cycle Costing. http://e-


journal.uajy.ac.id/1558/3/2EA16104.pdf. diakses pada tanggal 16 april
2017.
Prayogi, budi. 2012. Perencanaan biaya untuk siklus hidup. http://budi-
prayogi.blogspot.co.id/2012/08/perencanaan-biaya-untuk-siklus-hidup.html
diakses pada tanggal 16 april 2017.

18

You might also like