Professional Documents
Culture Documents
Bab I Pendahuluan: Manfaat Sistem Manajemen Biaya Membantu Manajemen Untuk
Bab I Pendahuluan: Manfaat Sistem Manajemen Biaya Membantu Manajemen Untuk
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen Biaya adalah sistem yang didesain untuk menyediakan
informasi bagi manajemen untuk pengidentifikasian peluang-peluang
penyempurnaan, perencanaan strategi, dan pembuatan keputusan operasional
mengenai pengadaan dan penggunaan sumber-sumber yang diperlukan oleh
organisasi.
Manfaat Sistem Manajemen Biaya membantu manajemen untuk : (1)
Merencanakan dan mengendalikan organisasi, (2) Meningkatkan keterlacakan
biaya, (3) Mengoptimumkan kinerja daur hidup, (4) Membuat keputusan, (5)
Manajemen investasi, (6) Mengukur kinerja, (7) Mendukung otomasi dan filosofi
pemanufakturan.
Oleh karena itu, mengerti dan memahami konsep Siklus Hidup Produk
atau Product Life Cycle ini merupakan suatu hal yang penting bagi setiap
produsen untuk memproduksi dan memasarkan produknya. Pada dasarnya, Siklus
Hidup Produk adalah tahapan-tahapan proses perjalanan hidup suatu produk mulai
dari diperkenalkannya kepada pasar (market) hingga pada akhirnya hilang dari
pasaran. Untuk memperpanjang umur hidup suatu produk, produsen harus bekerja
1
keras melakukan berbagai strategi agar produknya dapat bertahan lebih lama lagi
di pasar (market).
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diperoleh berdasarkan latar belakang di atas
adalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan Perencanaan Biaya Untuk Siklus
Hidup Produk?
2. Bagaimanakah Target costing untuk memudahkan manajemen
strategis?
3. Bagaimanakah Teori kendala untuk memudahkan manajemen
strategis?
4. Bagaimanakah menentukan Biaya siklus hidup untuk memudahkan
manajemen strategis?
5. Bagaimanakah Sasaran dan teknik penetapan biaya strategis?
C. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang Perencanaan
Biaya Untuk Siklus Hidup Produk.
2. Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang Target costing
untuk memudahkan manajemen strategis.
3. Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami mengenai Teori
kendala untuk memudahkan manajemen strategis.
4. Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang menentukan
Biaya siklus hidup untuk memudahkan manajemen strategis?
5. Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang Sasaran dan
teknik penetapan biaya strategis?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Sedangkan definisi lain menurut Mulyadi (2001), daur hidup produk (product
life cycle) adalah waktu suatu produk mampu memenuhi kebutuhan konsumen
sejak lahir sampai diputuskan dihentikan pemasarannya. Lama daur hidup produk
ini akan berbeda-beda pada tiap produk manufaktur atau jasa. Dalam arah
perkembangan akuntansi manajemen yang lebih modern serta kemajuan
teknologi, life cycle costing dianggap sebagai sebuah konsep yang dapat
meningkatkan akurasi perhitungan biaya suatu produk. Life cycle costing
merupakan salah satu metode yang ditawarkan dalam rangka penghitungan biaya
yang lebih akurat dan lebih mendukung dalam pengambilan keputusan serta dapat
diaplikasikan baik pada perusahaan manufaktur ataupun perusahaan jasa.
Definisi life cycle costing (Mulyadi, 2001) adalah biaya yang bersangkutan
dengan produk selama daur hidupnya, yang meliputi biaya pengembangan
(perancanaan, desain, pengujian), biaya produksi, (aktivitas pengubahan sumber
daya menjadi produk jadi), dan biaya dukungan logistik (iklan, distribusi,
maintenance, dan sebagainya). Sebesar lebih dari 80% biaya yang bersangkutan
dengan produk telah ditentukan selama tahap pengembangan dalam daur hidup
produk.
Product life cycle costing adalah sistem akuntansi biaya yang menyediakan
informasi biaya produk bagi manajemen untuk memungkinkan manajemen
memantau biaya produk selama daur hidup produknya. Perkembangan dalam tiap
3
daur hidup produk mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap biaya yang
terjadi.
B. Target costing
4
(5) Menggunakan perhitungan biaya kaizen dan pengendalian operasional
untuk terus menurunkan biaya.
Rekayasa Nilai
5
lanjut. Kaizen berarti perbaikan bekelanjutan, yaitu usaha secara terus menerus
mencari cara baru untuk menurunkan biaya dalam proses produksi produk dengan
desain dan fungsionalitas yang ada.
C. Teori kendala
1. Mengidentifikasikan kendala
2. Menentukan bauran produk yang paling menguntungkan untuk setiap
kendala
3. Memaksimalkan arus yang melalui kendala
4. Menambah kapasitas pada kendala
6
5. Mendesain ulang proses produksi untuk mempercepat fleksibilitas dan
waktu siklus.
Teory of constraint (TOC) adalah metode yang digunakan untuk
mengidentifikasikan dan mengatur kendala dalam proses produksi sehingga dapat
mempercepat arus produksi dalam pabrik. Karena perhatian pihak manajemen,
perusahaan memutuskan untuk melakukan analisis TOC.
Pada langkah ini, akuntan manajemen mencari cara yang dapat dilakukan
untuk mempercepat arus yang melalui kendala dengan menyederhanakan proses,
memperbaiki desain produk, menurunkan waktu persiapan dan berbagai
7
penundaan lain yang terjadi karena aktivitas-aktivitas yang tidakdijadwalkan dan
tidak bernilai tambah seperti pemeriksaan atau kerusakan mesin dan lain-lain.
8
Metode manajemen biaya cenderung hanya memfokuskan pada biaya
produksi, biaya hulu dan biaya hilir bisa jadi mempunyai porsi yang signifikan
dari ‘total life cycle cost’ khususnya untuk industri-industri tertentu :
1. Industri dengan porsi biaya hulu dan biaya hilir yang tinggi :
Farmasi dan Produsen Mobil
2. Industri dengan porsi biaya hulu tinggi :
Software Komputer dan Peralatan Medis dan Industri Khusus
3. Industri dengan porsi biaya hilir yang tinggi :
Eceran dan Parfum, Kosmetik, dan Perlengkapan Toilet.
Pentingnya Desain
Dalam pengungkapan diatas bahwa penting bagi manajer untuk
mempertimbangkan biaya hulu dan hilir, demikian pula pengambilan keputusan
pada tahap desain merupakan sesuatu yang kritis (penting). Keputusan pada tahap
desain membawa pada rencana produksi, pemasaran dan pelayanan tertentu. Oleh,
karena itu biaya desain menentukan biaya lainnya yang dikeluarkan selama siklus
hidup produk tersebut.
Faktor keberhasilan kritis ‘ Critical Succes Factors’ pada tahap desain
adalah :
1. Mempercepat waktu pelucuran ke pasar
Dalam lingkungan yang kompetitif, dimana kecepatan pengembangan
produk dan kecepatan pengiriman merupakan sesuatu yang kritis, upaya untuk
menurunkan waktu peluncuran ke pasar menduduki prioritas pertama.
2. Menurunkan biaya layanan/perbaikan yang diharapkan.
Dengan desain yang baik dan sederhana dan penggunaan komponen
modular yang dapat ditukar-tukar, biaya pelayanan yang diharapkan dapat
berkurang banyak.
3. Mempermudah produksi.
Untuk mengurangi biaya produksi dan waktu produksi, desain harus dibuat
sedemikian rupa sehingga produk mudah dibuat.
9
4. Merencanakan dan mendesain proses.
Rencana proses produksi harus dibuat fleksibel, sehingga memungkinkan
dilakukan setup secara cepat dan perubahan produk dengan menggunakan konsep
pemanufakturan yang cerdas’ computer-integrated manufacturing’, computer-
assisted design’ dan concurrent engineering’.
10
Perhitungan Biaya Menurut Siklus Hidup untuk Analytical Decisions, Inc.
(ADI)
Dalam analisis ini dapat dilihat dengan jelas bahwa biaya selama siklus
hidup yang merupakan produk yang lebih menguntungkan adalah ADI-2, hal ini
dikarenankan sebagian besar biaya penelitian dan pengembangan serta biaya
penjualan dikeluarkan untuk ADI-1.
Contohnya, rasio antara biaya penelitian dan pengembangan, biaya
penjualan, dan biaya pelayanan terhadap pendapatan penjualan lebih besar untuk
ADI-1 (67%; $3.000.000/$4.500.000) dibandingkan denan ADI-2
(40%;$1.000.000./$2.500.000).
Maka manajemen harus menyelidiki apakah biaya-biaya yang lebih tinggi
tersebut disebabkan oleh karakteristik pelanggan yang berbeda atu masalah-
masalah kualitas pada ADI-1. Hal ini menyebabkan manajer dapat menggunakan
bagian-bagian biaya selama siklus hidup produk untuk mencari peluang
penghematan biaya.
11
bersaing dalam hal kepemimpinan biaya menggunakan informasi biaya untuk
meningkatkan efisiensi operasi dan mengurangi biaya serta harga.
Harga ditetapkan oleh para produsen yang paling efisien, yaitu yang paling
dapat mengurangi biaya-biaya. Sebaliknya, perusahaan yang bersaing dalam hal
diferensiasi memiliki pertimbangkan lebih dalam menetapkan harga. Yang
tujuannya adalah untuk meningkatkan laba dengan menetapkan harga awal yang
tinggi untuk pelanggan yang bersedia membayar, diikuti harga yang lebih rendah
untuk pelanggan yang sangat memerhatikan biaya yang disebut skimming.
Informasi yang digunakan untuk penetapan harga umumnya dibuat
berdasarkan satu dari empat metode berikut, yaitu :
1. Biaya Produksi Penuh Ditambah Markup, yaitu perusahaan yang
menentukan biaya produksi penuh (total biaya produksi tetap dan
variabel) dan menambahkan presentase markup untuk menutup biaya
operasi lain ditamba laba. Persentase markup dapat ditentukan oleh
praktik industri, pertimbangan, atau tingkat laba yang diharapkan.
2. Biaya Selama Siklus Hidup Ditambah Markup, yaitu adanya pendekatan
siklus hidup untuk penetapan harga dengan menggunakan biaya siklus
hidup penuh bukan hanya biaya produksi saja.
3. Biaya Produksi Penuh dan Persentase Margin Kotor yang Diinginkan,
yaitu harga yang ditentukan sedemikian rupa sehingga dicapai suatu
persentase margin kotor yang diinginkan.
4. Tingkat Imbal Hasil Aktiva yang Diinginkan, yaitu pendekatan
penetapan harga lainnya yang umum digunakan adalah dengan
menetapkan harga untuk mencapai tingkat imbal hasil atas aktiva yang
diinginkan.
12
penjualan (sales life cycle). Hal ini dapat dilihat dari beberapa fase berikut ini,
yaitu :
Fase 1 : Pengenalan Produk
Tahap pertama ini terdapat sedikti persaingan, dan penjualan perlahan-
perlahan mengalami peningkatan karena pelanggan mulai sadar akan adanya
produk atau jasa baru. Biaya relatif tinggi karena tingginya pengeluaran untuk
riset dan pengembangan dan biaya modal untuk memasang fasilitas produksi dan
upaya pemasan. Harga relatif tinggi karena adanya diferensiasi produk dan biaya
tinggi pada tahap ini. Variasi produk terbatas.
Fase 2 : Pertumbuhan
Penjualan mulai tumbuh secara tepat dan variasi produk meningkat.
Produk sedang menikmati manfaat dari adanya diferensiasi. Persaingan semakin
meningkat dan harga mulai lunak.
Fase 3 : Kematangan
Penjualan terus meningkat, tetapi dengan tingkat kenaikan yang menurun.
Ada pengurangan persaingan dan variasi produk. Harga juga tetap lunak, dan
diferensiasi tidak lagi penting. Persaingan berdasarkan biaya, persaingan kualitas
dan fungsionalitas tidak dapat diubah.
Fase 4 : Penurunan
Penjualan mulai menurun, demikian pula jumlah pesaing. Harga menjadi
stabil. Menekankan pada kembalinya diferensiasi. Perusahaan yang dapat
bertahan adalah perusahaan yang dapat melakukan diferensiasi pada produk
mereka, mengendalikan biaya, kualitas pengiriman yang baik, dan pelayanan yang
baik. Pengendalian terhadap biaya dan jaringan distribusi yang efektif merupakan
kunci untuk terus dapat bertahan.
Pada fase pertama fokus manajemen adalah desain, diferensiasi,dan
pemasaran. Fokus manajemen berubah ke arah pengembangan produk baru dan
strategi penentuan harga jual sejalan dengan berkembangnya persaingan pada
tahap ke dua. Pada fase ketiga dan ke empat, perhatian manajemen berubah ke
13
arah pengendalian biaya, kualitas, dan jasa sejalan dengan semakin kompetitifnya
pasar.
Berikut adalah tujuan penetapan harga yang bersifat ekonomis dan non
ekonomis;
1. Memaksimalkan Laba
Penetapan harga ini biasanya memperhitungkan tingkat keuntungan yang
ingin diperoleh. Semakin besar marjin keuntungan yang ingin didapat, maka
menjadi tinggi pula harga yang ditetapkan untuk konsumen. Dalam menetapkan
harga sebaiknya turut memperhitungkan daya beli dan variabel lain yang
dipengaruhi harga agar keuntungan yang diraih dapat maksimum.
2. Meraih Pangsa Pasar
Untuk dapat menarik perhatian para konsumen yang menjadi target market
atau target pasar maka suatu perusahaan sebaiknya menetapkan harga yang
serendah mungkin. Dengan harga turun, maka akan memicu peningkatan
permintaan yang juga datang dari market share pesaing atau kompetitor, sehingga
ketika pangsa pasar tersebut diperoleh maka harga akan disesuaikan dengan
tingkat laba yang diinginkan
3. Return On Investment (ROI) / Pengembalian Modal Usaha
Setiap usaha menginginkan tingkat pengembalian modal yang tinggi. ROI
yang tinggi dapat dicapai dengan jalan menaikkan profit margin serta
meningkatkan angka penjualan.
4. Mempertahankan Pangsa Pasar
Ketika perusahaan memiliki pasar tersendiri, maka perlu adanya penetapan
harga yang tepat agar dapat tetap mempertahankan pangsa pasar yang ada
5. Tujuan Stabilisasi Harga
Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap harga, bila suatu
perusahaan menurunkan harganya, maka para pesaingnya harus menurunkan pula
harga mereka. Kondisi seperti ini yang mendasari terbentuknya tujuan stabilisasi
harga dalam industri-industri tertentu (misalnya minyak bumi). Tujuan stabilisasi
14
dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang
stabil antara harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri (industry
leader)
6. Menjaga Kelangsungan Hidup Perusahaan
Perusahaan yang baik menetapkan harga dengan memperhitungkan segala
kemungkinan agar tetap memiliki dana yang cukup untuk tetap menjalankan
aktifitas usaha bisnis yang dijalani.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada makalah ini, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Product life cycle costing adalah sistem akuntansi biaya yang
menyediakan informasi biaya produk bagi manajemen untuk
memungkinkan manajemen memantau biaya produk selama daur hidup
produknya. Perkembangan dalam tiap daur hidup produk mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap biaya yang terjadi.
2. Lima tahap penerapan pendekatan perhitungan biaya berdasarkan target
adalah Menentukan harga pasar; Menentukan laba yang diharapkan;
Menghitung biaya target pada harga pasar dikurangi laba yang
diharapkan; Menggunkan rekayasa nilai untuk menentukan cara
menurunkan biaya produk; dan Menggunakan perhitungan biaya
kaizen dan pengendalian operasional untuk terus menurunkan biaya.
3. Teori kendala (theory of constraint - TOC), yaitu teknik yang
digunakan untuk meningkatkan kecepatan dalam proses produksi.
Ukuran didefinisikan dengan cara-cara yang berbeda untuk tiap-tiap
perusahaan.
4. Life cycle costing memberikan perspektif jangka panjang, karena
mempertimbangkan semua biaya selama siklus hidup produk atau jasa.
Manajer tertarik terhadap total biaya selama siklus hidup keseluruhan
yang biasanya dipisahkan menjadi tiga komponen, yaitu biaya hulu,
biaya produksi dan biaya hilir.
5. - Penetapan Harga Produk Menggunakan Siklus Hidup Produk :
Biaya Produksi Penuh Ditambah Markup, Biaya Selama Siklus Hidup
Ditambah Markup,.Biaya Produksi Penuh dan Persentase Margin Kotor
yang Diinginkan, Tingkat Imbal Hasil Aktiva yang Diinginkan.
16
- Penetapan Harga Strategis Pada Tahap-Tahap Siklus Hidup
Penjualan : Fase 1 : Pengenalan Produk; Fase 2 : Pertumbuhan; Fase 3
: Kematangan; dan Fase 4 : Penurunan
- tujuan penetapan harga yang bersifat ekonomis dan non ekonomis
adalah Memaksimalkan Laba, Meraih Pangsa Pasar, Return On
Investment (ROI) / Pengembalian Modal Usaha, Mempertahankan
Pangsa Pasar, Tujuan Stabilisasi Harga, dan Menjaga Kelangsungan
Hidup Perusahaan
B. Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
18