Professional Documents
Culture Documents
Laporan Kerja Praktik Metode Artificial Lift Menggunakan: Electrical Submersible Pump (Esp)
Laporan Kerja Praktik Metode Artificial Lift Menggunakan: Electrical Submersible Pump (Esp)
Laporan Kerja Praktik Metode Artificial Lift Menggunakan: Electrical Submersible Pump (Esp)
OLEH
(14.420.410.0834)
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
2017
i
LAPORAN KERJA PRAKTIK
OLEH
(14.420.410.0834)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
2017
i
LAPORAN KERJA PRAKTIK
OLEH
(14.420.410.0834)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
2017
ii
HALAMAN PENGESAHAN
OLEH
HARDI MAIFRA KURNIADI
(14.420.4100.834)
Pembimbing
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja PRAKTIK
dengan judul “Metode Artificial Lift Menggunakan Electrical Submersible
Pump (ESP). Laporan Kerja PRAKTIK ini disusun sebagai salah satu mata
kuliah wajib dan sebagai bukti telah mengikuti dan menyelesaikan Kerja
PRAKTIK yang dilaksanakan di PT. Pertamina EP Asset 1 Lirik Field
Melalui bantuan, dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak, dengan
segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Prof. Dr. M. Dawam Rahardjo, SE., selaku Rektor Universitas Proklamasi
45 Yogyakarta.
2. Syamsul Ma’arif, ST.,M.Eng selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta.
3. Aisyah Indah Nirmaya, ST.,MT selaku Ketua Jurusan Teknik
Perminyakan, Fakultas Teknik, Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta.
4. Sri Haryono ST., M.Eng selaku Koordinator Kerja PRAKTIK.
5. Segenap Dosen dan Pegawai Fakultas Teknik Perminyakan Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta.
6. Rekan – rekan mahasiswa Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta, yang
sudah banyak member semangat dalam penyelesaian laporan ini.
Kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi perbaikan di
masa yang akan datang. Semoga segala kebaikan yang telah diberikan mendapat
pahala yang berlipat ganda.
Penulis
iv
RINGKASAN
Sistem kerja dari ESP ini adalah dengan mengalirkan energi listrik dari
transformer (step down) melalui switchboard. Pada switchboard, semua kinerja
dari ESP dan kabel akan dikontrol atau dimonitor, kemudian energi listrik akan
diteruskan dari switchboard ke motor melalaui cable yang diletakkan
di sepanjang tubing dari rangkaian ESP selanjutnya, melalui
motor energi listrik akan dirubah menjadienergi mekanik yaitu berupa tenaga
putar. Putaran akan diteruskan ke protector dan pump melalui shaft yang
dihubungkan dengan coupling. Pada saat shaft dari pompa berputar, impeller akan
ikut berputar dan mendorong fluida yang masuk melalui pump intake atau gas
separator ke permukaan. Fluida yang didorong akan memasuki tubing dan terus
menuju ke permukaan sampai ke manifold.
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………….i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
RINGKASAN ......................................................................................................... v
2.2. Proses Produksi Minyak di PT. Pertamina EP Asset 1 Lirik Field .......... 6
vi
3.1. Konsep Dasar ......................................................................................... 14
3.3.2.9. Centralizer................................................................................ 27
vii
4.3.2. Over Load ....................................................................................... 31
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB I
PENDAHULUAN
ESP biasanya dipakai untuk laju produksi 200 - 2500 STB/hari, walaupun
dapat digunakan untuk produksi sampai 95.000 STB/hari. ESP umumnya dipakai
di sumur-sumur miring di daerah lepas pantai. Di daratan hanya dipakai untuk laju
produksi di atas 2000 STB/hari karena pompa angguk akan lebih ekonomis untuk
sumur dengan laju produksi rendah.
1
2
Adapun maksud dan tujuan penulisan laporan kerja PRAKTIK ini adalah :
a. Maksud
Maksud dari Kerja Praktik adalah untuk dapat memenuhi syarat telah
mengikuti Kerja Praktik.
b. Tujuan
Tujuan kerja Praktik ini adalah untuk mengetahui peralatan-peralatan dari
Electrical Submersible Pump (ESP).
BAB III berisi tentang dasar teori pengangkatan buatan dan pengangkatan
buatan menggunakan ESP beserta deskripsi peralatan dan fungsi-
fungsinya.
BAB IV berisi tentang pembahasan
BAB V berisi tentang kesimpulan
BAB II
TINJAUAN UMUM LAPANGAN
Pada tanggal 28 maret 1991, telah di tanda tangani kontrak joint oerating
body (JOB) antara PERTAMINA dan PT PETROLIUM di dalam pengolahan
lading minyak lirik dengan pola Enhanced oil recovery (EOR) realisasi atas
4
5
kontrak EOR ini diawali dengan “pilotProject EOR” yang baru di laksanakan
pada bulan agustus 1992 dan status komersialisai struktur sago dimulai pada
tanggal 01 april 1994 dan berakhir pada tanggal 24 maret 2006 dan pada saat ini
dekelola oleh Asset 1 field lirik.
Field
Minyak yang ada di dalam tangki biasanya masih mengandung water cut
berkisar antara 93-97 %, yang mana nantinya akan di transer ke SPU Sei. Karas
7
Minyak dalam tangki T-987 dan T-956 kemudian di drain ke skimming pit
yang kemudian minyak yang ada di skimming pit di pompakan ke tangki T-02
berkapasitas 2,000 bbl dan air di pompakan ke tangki T-1399 berkapasitas 10,000
bbl.
Sedangkan minyak pada tangki T-987, T-956 dan T-02 akan di kirim ke
PPP. Pemompaan dari SPU ke PPP dilakukan sekali dalam 3 hari.
8
Adapun diagram alir di PPP mulai dari pengiriman minyak dari SPU yang
langsung di tranfser ke tangki T-01 kapasitas 55,000 bbl, panas di tangki
diperlukan untuk menjaga suhu minyak agar tidak cepat membeku. Panas tangki
didapat dari steam yang mana steamnya berasal dari boiler. Tak hanya tangki,
steam dari boiler juga digunakan sebagai pemanas pada heat exchanger, heater
treater serta tangki timbun yang ada di SPU.
Minyak yang tersimpan dalam tangki T-01 masuk ke heat exchanger yang
akan membeikan panas sebelum trucking agar minyak tiak cepat membeku
sebelum sampai Terminal Buatan. Trucking dilakukan dalam 5-6 kali dalam
seminggu.
Menjadi perusahaan eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi kelas
dunia
ASSET 1 FIELD
MANAGER
Alice Maylana
ADMINISTRATION STAFF
Uraian Tugas (Job Description) Unit Kerja PT. PERTAMINA EP Field Lirik
2. Sekretaris
Mencatat surat masuk dan keluar dari Field Manager lirik dan menyusun
file – file.Verifikasi Tagihan-tagihan Vendor untuk penandatangan Field Manajer.
3. Operation planning
4. Pertoleum engineering
6. Production Operational
produksi, mesin, listrik, kendaraan / alat – alat berat, jalan dan lokasi, air,
pemeliharaan fasilitas sumur atas tanah.
8. HR ( Human Resourse)
9. FINANCE
a. Menyelenggarakan mengawasi kegiatan keuangan sesuai dengan
kebutuhan, berdasarkan ketentuan yang berlaku di perusahaan.
b. Membuat dan meneliti perhitungan pajak serta penyiapan dokumem pajak,
Membuat SSP atas Faktur Pajak untuk PPN dan Membuat bukti
pemotongan PPh.Ps.23
c. Membuat laporan pergerakan arus minyak perhari dan membuat laporan
bulanan minyak.
d. Verifikasi Deklarasi dan Tagihan Vendor ( Rekanan )
e. Mempersiapkan dokumen pembayaran baik untuk Pekerja maupun Vendor
f. Mengkoordinir / Membuat Realisasi Anggaran Operasi Per Bulan realisasi
anggaran bulanan dan justifikasi pada tahun berjalan.
10. HSSE ( Healty, safety, Security, and Environment )
Melayani pihak ke-3 seperti ganti rugi tanah dan bantuan-bantuan untuk
pembangunana yang ada di wilayah pengobaran dan sekitarnya serta sebagai
koordinator masalah hukum dalam perusahaan.
14
15
b. Gas lift
c. Electrical submersible pump (ESP)
d. Hydraulic piston pumping
e. Hydraulic jet pumping
f. Plunger lift
g. Progressing cavity pump
ESP pertama kali digunakan pada tahun 1928 pada sumur minyak. Pada
tahun 1970, 60 % dari total produksi minyak Indonesia diproduksi dengan pompa
ini. ESP ini merupakan bagian dari well completion yang lazim digunakan pada
sumur minyak. CNOOC SES Ltd sejak awal beroperasinya selalu menggunakan
ESP dan hampir semua sumur minyak yang ada adalah water drive, jadi sedikit
kemungkinan sumur akan flowing atau gas drive. Dan sejak itu, konsep ESP
dipertimbangkan sebagai konsep yang efektif dan ekonomis, karena pompa ini at
memompa fluida 100 – 60000 BPD dari kedalaman diatas 15000 ft, dengan
variasi oil cut 0 – 100%. Selain itu keunggulan ESP adalah d apat digunakan pada
sumur miring dan ruang terbatas.
Namun demikian, keawetan atau life time dari pompa ini tergantung
kepada formasi lapisan yang diproduksi, rate yang diinginkan dan pengopersian
yang benar. Hal terakhir adalah SDM yang handal yang memiliki ketrampilan dan
pengetahuan tentang ESP itu sendiri.
Secara umum peralatan Pompa ESP dapat dibagi menjadi dua bagian,
yaitu:
16
3.3.1.1.Well Head
Wellhead atau kepala sumur dilengkapi dengan tubing hanger khusus yang
mempunyai lubang untuk pack-off atau penetrator. Cable pack-off ini biasanya
tahan samapi tekan 3000 psi.
Welhead juga harus dilengkapi dengan“seal” agar tidak bocor pada Iubang
untuk kabel dan tulang. Wellhead didesain untuk tahan terhadap tekanan 500 psi
sampai 3000 psi.
17
Gambar 3. 4. Switchboard 4)
3.3.1.4.Transformer
Merupakan alat untuk mengubah tegangan listrik, bisa untuk menaikan
atau menurunkan tegangan. Alat ini terdiri dari core (inti) yang dikelilingi oleh
coil dan lilitan kawat tembaga. Keduanya, baik core maupun coil direndam
dengan minyak trafo sebagai pendingin dan isolasi. Perubahan tegangan akan
sebanding dengan jumlah lilitan kawatnya. Biasanya tegangan input transformer
diberikan tinggi agar didapat ampere yang rendah pada jalur transmisi, sehingga
tidak dibutuhkan kabel (penghantar) yang besar. Tegangan input yang tinggi akan
diturunkan dengan menggunakan step-down tranformer sampai dengan tegangan
yang dibutuhkan oleh motor.
Gambar 3. 5. Transformer 4)
20
3.3.2.1.PSI Unit
PSI atau Pressure Sensing Instrument adalah suatu alat yang mencatat
tekanan dan temperatur dalam sumur. Secara umum PSI Unit mempunyai 2
komponen pokok, yaitu:
3.3.2.2.Motor
Jenis motor Pompa ESP adalah motor listrik induksi dua kutub tiga fasa
yang diisi dengan minyak Pelumas khusus yang mempunyai tahanan listrik
(dielectric strength) tinggi. Dipasang paling bawah dari rangkaian, dan motor
tersebut digerakkan oleh arus listrik yang dikirim melalui kabel dari permukaan.
Motor berfungsi untuk menggerakan pompa dengan mengubah tenaga listrik
menjadi tenaga mekanik. Fungsi dari minyak tersebut adalah :
a. Sebagai pelumas
c. Sebagai Media penghatar panas motor yang ditimbulkan oleh perputaran rotor
ketika motor tersebut sedang bekerja.
kimia, dielectric strength tinggi, lubricant dan tahan panas. Minyak yang diisikan
akan mengisi semua celah-celah yang ada dalam motor, yaitu antara rotor dan
stator. Motor berfungsi sebagai tenaga penggerak pompa (prime mover), secara
garis besar motor ini mempunyai dua bagian pokok, yaitu
1. Stator
2. Rotor
Rotor adalah bagian yang berputar dari motor. Rotor terdiri dari rotor
lamination, copper bar, dan rotor bearing. Rotor lamination memiliki diameter
lebih kecil dari stator lamination. Untuk copper bars didukung
oleh copper danrings. Sedangkan bearing merupakan bagian yang vital dari
motor. Keguanaan utamanya adalah memberikan gaya axial dan radial
kepada shaft dan rotors. Tidak hanya itu, bearing juga mempunyai fluid holes,
tempat masuknya sirkulasi minyak dan mendistribusikan pelumasan pada
permukaan bearing. Jumlah dari rotor dihitung dari horse poweer output dari
motor.
22
Gambar 3. 6. Motor 4)
3.3.2.3.Protector
Protector merupakan suatu alat yang dipasang antara intake/ gas separator
dan motor. Protector digunakan untuk menyamakan tekanan dalam motor dengan
tekanan tenggelamnya pompa. Dengan ini mencegah rusaknya dinding motor
terhadap collapse dan juga untuk mencegah masuknya fluida sumur kedalam
motor. Protector juga memisahkan thrust pompa dari bearing-bearing motor.
Secara unum protector mempunyai 3 fungsi dasar yaitu :
3. Tempat duduknya thrust bearing (yang mempunyai bantalan axial dari jenis
marine type) untuk merendam gaya axial yang ditimbulkan oleh pompa
Gambar 3. 7. Protector 4)
3.3.2.4.Intake
Sebelum memasuki pompa, minyak melalui intake yang mempunyai port
berbentuk lubang untuk menyalurkan minyak masuk kedalam pompa. Intake/gas
separator dipasang antara pompa dan protector. Pemakaian intake atau gas
separator tergantung jumlah gas yang masuk ke dalam pompa. Pompa harus
disuplay dengan fluida dalam hal ini berbentuk cairan dan sedapat mungkin bebas
dari gas.
Standar intake biasa digunakan jika kandungan gas tidak terlalu tinggi.
Digunakan karena jelas lebih murah operasionalnya dari pada menggunakan GS.
Hal penting yang harus ada pada standar intake adalah adanya lubang tempat
masuk fluida, adanya saringan atau screen untuk menyaring partikel-partikel
24
berukuran besar agar tidak masuk ke pompa, dan adanya terusan shaft dari motor
yang mentransmisikan putaran ke pompa. Ada dua tipe standar intake yang umum
digunakan, yaitu tipe Integral Standar Intake dan tipe Bolt-on Standar Intake.
Integral standar intake biasa digunakan pada pompa berukuran besar, seri 562
keatas.
Gas Separator harus digunakan jika kandungan gas relative tinggi karena
kalau tidak, keberadaan gas akan menyebabkan efektifitas kerja pompa berkurang
bahkan bisa menyebabkan pompa kehilangan daya angkat sama sekali sehingga
terjadi under load. Perlu diketahui bahwa GS juga merupakan intake, hanya saja
sudah dimodifikasi agar mampu memisahkan free gas dari fluida formasi agar gas
tidak ikut masuk ke pompa. Gas hasil pemisahan biasanya dialirkan ke permukaan
melalui annulus antara tubing dengan separator. Ada dua macam tipe dari Gas
Separator yang umum digunakan, yaitu tipe Aliran Berlawanan (Reverse Flow
type) dan tipe Berputar (Rotary Type).
Gambar 3. 8. Intake 4)
3.3.2.5.Pump Unit
Unit pompa merupakan Multistages Centrifugal Pump, yang terdiri dari :
impeller, diffuser, shaft (tangkai) dan housing (rumah pompa). Di dalam housing
pompa terdapat sejumlah stage, dimana tiap stage terdiri dan satu impeller dan
satu diffuser. Jumlah stage yang dipasang pada setiap pompa akan dikorelasi
langsung dengan Head Capacity dari pompa tersebut. Dalam pemasangannya
25
bisa menggunakan Iebih dan satu (tandem) tergantung dari Head Capacity yang
dibutuhkan untuk menaikkan fluida dari lubang sumur ke permukaan. Impeller
merupakan bagian yang bergerak, sedangkan diffuser adalah bagian yang diam.
Seluruh stage disusun secara vertikal, dimana masing-masing stage dipasang
tegak lurus pada poros pompa yang berputar pada housing.
Prinsip kerja pompa ini, yaitu fluida yang masuk kedalam pomparnelalui
intake akan diterima oleh stage paling bawah dari pompa, impeller akan
mendorongnya masuk, sebagai akibat proses centrifugal maka fluida tersebut akan
terlempar keluar dan diterima oleh diffuser. Oleh diffuser, tenaga kinetis
(velocity) fluida akan diubah menjadi tenaga potensial (tekanan) dan diarahkan ke
stage selanjutnya.
4)
Gambar 3. 9. Pump Unit
3.3.2.6.Electric Cable
Cable merupakan komponen penting dalam menyalurkan arus listrik dari
permukaan ke pompa didasar sumur. Untuk ESP dibuat dari tembaga dan
alumunium, kabel Al lebih murah dan tahan korosi, tetapi lebih mudah patah dan
sukar disambung kembali. Bentuknya ada 2 macam yaitu bulat dan Flat. Yang
bulat diletakkan pada tubing sedangkan yang flat untuk sekitar pompa dan
protector kearah motornya.
26
3.3.2.8.Bleeder Valve
Bleeder valve dipasang satu joint diatas check valve, mempunyai fungsi
mencegah minyak keluar pada saat tubing dicabut. Fluida akan keluar melalui
bleeder valve.
3.3.2.9.Centralizer
Berfungsi untuk menjaga kedudukan pompa agar tidak bergeser atau
selalu ditengah-tengah pada saat pompa beroperasi, sehinggakerusakan kabel
karena gesekan dapat dicegah
BAGAN ALIR
28
29
power menjadi fluid horse power. Centrifugal pump terdiri dari bagian yang
bergerak , biasa disebut impeller dan bagian yang tetap disebut diffuser.
Impeller bergerak berputar dan terkunci pada shaft dan bergerak bersama
sama shaft. Dan diffuser terpaku / lengket pada housing sehingga tidak bergerak .
Setiap impeller dan diffuser disebut satu stage, dan biasanya ESP terdiri dari
beberapa stage /multi stage.Pekerjaan impeller adalah untuk memutar secara
centrifugal fluida secara horizontal, dan kemudian oleh Diffuser diputar
arahkan gerak horizontal menjadi vertical searah shaft nya diatas bagian
impeller.
Proses ini diulang beberapa kali tergantung kepada jumlah stage yang
terpasang. Centifugal pump dibagi dua type stage . yaitu radial flow dan mixed
flow.
Radial flow dimana impeller mengerakan fluida pada sudut 90 derajat dari
shaftnya , sedangkan mixed flow sudut impeller adalah mendekati 45 derajat dari
shaftnya, Stage yang datar dan putaran yang tajam membuat batasan dari
kemampuan pemompaan. Untuk menanggulangi masalah rate yang tinggi
mengunakan mixed flow. Setiap stage mempunyai kemapuan energy yang berbeda
untuk memindahkan fluida . Energy tersebut biasanya ditunjukan didalam tekanan
( PSI ) atau head feet ( ketinggian dalam satuan feet ) .
Under load dan over load bisa cepat diketahui oleh pumper dengan melihat
reda chart di dalam switch board. Sedangkan motor terbakar harus dipastikan oleh
reda specialist.
Under load pada motor Electric Submersible Pump dapat disebabkan oleh
keadaan-keadaan berikut ini :
Kejadian ini terjadi sewaktu Reda Pump diset on timer. Bila reda pump
trip karena under load, reda pump akan hidup automatic, terganting kepada setting
timer, apakah 10, 12, 15, atau 30 menit. Tetapi Reda Pump karena over load, reda
pump biasanya tidak akan hidup lagi secara automatic, sampai switch board
diperiksa oleh orang listrik atau reda pump specialist. Untuk menghindari
kerusakan yang lebih parah, maka kepada pumper dianjurkan betul agar tidak
men-start Reda Pump yang didapati mati over load. Pumper diminta untuk
32
memutar selector switch ke posisi OFF dan melaporkan kejadian tersebut pada
reda pump specialist atau orang listrik.
- Over load diset pada 15 % diatas load motor yang ada pada name plate
- Under load diset pada 15 % dibawah running amper atau amper yang sedang
jalan.
BAB V
KESIMPULAN
33
34
impeller akan ikut berputar dan mendorong fluida yang masuk melalui
pump intake atau gas separator ke permukaan. Fluida yang didorong akan
memasuki tubing dan terus menuju ke permukaan sampai ke manifold.
7. Permasalahan Sumur ESP yang sering dijumpai yaitu: under load, over
load, dan motor terbakar
DAFTAR PUSTAKA