Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan lingkungan sebagai salah satu upaya kesehatan ditujukan untuk
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya, sebagaimana tercantum dalam Pasal 162 Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Ketentuan mengenai penyelenggaraan
kesehatan lingkungan selanjutnya diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66
Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan, yang pengaturannya ditujukan dalam
rangka terwujudnya kualitas lingkungan yang sehat tersebut melalui upaya
pencegahan penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko kesehatan
lingkungan di permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi serta tempat dan
fasilitas umum.1
Sampai saat ini penyakit yang terkait kualitas lingkungan masih merupakan
masalah kesehatan masyarakat, antara lain Malaria pada tahun 2012 sebanyak
417.819 kasus dan Anual Parasite Incident Malaria di Indonesia sebesar 1,69
per1.000 penduduk. Demam Berdarah Dengue pada tahun 2012 sebanyak 90.245
kasus dengan jumlah kematian 816 (IR= 37,11 dan CFR= 0.9). Sedangkan
penemuan Pneumonia Balita pada tahun 2012 cakupannya sebesar 22,12 %.
Angka kesakitan diare pada semua umur menurun tidak signifikan dari 423 per
1000 penduduk pada tahun 2006 menjadi 411 per 1000 penduduk pada tahun
2010, hasil survey morbiditas tahun 2006 dan tahun 2010 memperlihatkan bahwa
tidak ada perubahan episode diare pada balita sebesar 1,3 kali 2,3
WHO melaporkan sementara ini Indonesia pada peringkat 5 dunia jumlah
penderita TB Paru (WHO Global Tuberculosis Control 2010). 4
Disamping itu perubahan iklim (climate change) diperkirakan akan
berdampak buruk terhadap lingkungan sehingga dapat terjadi peningkatan

1
permasalahan terhadap penyakit. Hal lain yang menyebabkan meningkatnya
permasalahan penyakit juga diakibatkan oleh keterbatasan akses masyarakat
terhadap kualitas air minum yang sehat sebesar 63 % dan penggunaan jamban
sehat sebanyak 69% 2
Untuk mengatasi permasalahan kesehatan masyarakat terutama karena
meningkatnya penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh
Faktor Risiko Lingkungan, Pemerintah telah menetapkan Puskesmas sebagai
fasilitas pelayanan kesehatan terdepan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Dalam pengaturan
Puskesmas ditegaskan bahwa salah satu upaya kesehatan masyarakat yang
bersifat esensial adalah berupa Pelayanan Kesehatan Lingkungan. Upaya
kesehatan masyarakat esensial tersebut harus diselenggarakan oleh setiap
Puskesmas untuk mendukung pencapaian standar pelayanan minimal
kabupaten/kota bidang kesehatan. 5
Untuk memperjelas lingkup penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Lingkungan di Puskesmas perlu diatur mengenai uraian kegiatan Pelayanan
Kesehatan Lingkungan sebagai acuan bagi petugas Puskesmas dan masyarakat
yang membutuhkan pelayanan tersebut. Puskesmas Bulili melakukan program
kesehatan lingkungan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

2
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan kegiatan kesehatan lingkungan di
Puskesmas Bulili

3
BAB II
IDENTIFIKASI MASALAH

2.1 Gambaran Umum Puskesmas Bulili

Puskesmas Bulili terletak di Kelurahan Birobuli Selatan Kecamatan Palu


Selatan dengan luas wilayah kerja sekitar 14,15 km², dan secara administratif
pemerintahan terdiri atas 2 kelurahan, 15 RW dan 56 RT dengan luas wilayah
perkelurahan sebagai berikut:

Tabel 2.1
Distribusi Luas Wilayah, RW dan RT dirinci menurut
kelurahan di puskesmas Bulili Tahun 2017
No Kelurahan Jumlah Luas wilayah RW RT
Penduduk (km²)
1 Petobo 10.410 10,40 9 28
2 Birobuli selatan 12.029 3,75 6 28
Puskesmas 22.439 14,15 15 56
Sumber : Profil puskesmas bulili tahun 2017

Sampai dengan tahun2018 jumlah penduduk di wilayah kerja puskesmas


Bulili berjumlah 22.439 jiwa turun/naik pada jumlah sebelumnya dimana
jumlah penduduk pada tahun 2016 berjumlah 19,601 jiwa.

Puskesmas Bulili sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat dan


membina peran masyarakat, serta memberikan pelayanan kesehatan secara
menyeluruhdan terpadu kepada masyarakat memiliki visi dan misi yaitu :

a. Visi
Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh menuju asyarakat
sehat yang cerdas mandiri dan berkeadilan.

4
b. Misi
1. Mendorong masyarakat untuk hidup sehat
2. Meningkatkan sumber daya manusia petugas keshatan
3. Manjalin kerjasam lintas sector

c. Strategi
1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan swasta dalam
pemmbangunan kesehatan melalui kerja sama lintas sektoral.
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dn
berkeadilan, serta berbasis bukti, menyeluruh dengan pengutamaan pada
upaya promotif dan preventif.

Upaya kesehatan dapat berdaya guna dan berhasil guna ditunjang dengan
tenaga, biaya dan sarana yang memadai.Pada tahun 2017 jumlah tenaga
kesehatan yang ada di Puskesmas Bulili ssebanyak 52 orang dengan rincian dapat
dilihat pada tabel 2.2.Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa dari jumlah
tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Bulili memiliki jumlah tenaga yang
sangat memadai.

5
Tabel 2.2
Komposisi Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan Di Wilayah Puskesmas Bulili
Kecamatan Palu Selatan Kota Palu Tahun 2017
No Tingkat Penddikan Jumlah Persentase
1 S1 kedokteran 4 8%
2 S1 kesmas 3 6%
3 Apoteker 1 2%
4 S1 perawat 2 4%
5 D3 keperawatan 14 28%
6 D3 kebidanan 9 18%
7 D3 kesling 1 2%
8 D3 farmasi 2 4%
9 D1 kebidanan 7 14%
10 D3 Perawat gigi 2 4%
11 SPK 3 6%
12 SPPH 1 2%
13 SMA/Pekarya 1 2%
Jumlah 50 100%

2.2 Kerangka Acuan Kegiatan Kesehatan Lingkungan


1. Pendahuluan
Penyehatan lingkungan adalah upaya meningkatkan kualitas lingkungan
dan pencegahan terhadap penurunan kualitas lingkungan dengan upaya
promotif, preventif, pemantauan terhadap tempat umum, lingkungan
pemukiman, lingkungan kerja, lingkungan lainnya terhadap substansi yaitu
air, gas, kebisingan, pencahayaan, habitat vektor penyakit, radiasi, makanan,
minuman, dan bahan berbahaya.

6
2. Latar Belakang
Kondisi atau keadaan lingkungan merupakan faktor penentu utama derajat
kesehatan masyarakat dalam suatu proses pengamatan, pencatatan,
penyuluhan, pendokumentasian secara verbal dan visual menurut prosedur
standar tertentu terhadap satu atau beberapa komponen lingkungan dengan
menggunakan satu atau beberapa parameter sebagai tolak ukur yang
dilaksanakan secara terencana, terjadwal, dan terkendali dalam suatu siklus
waktu tertentu yang menekankan kegiatan pada sumber, ambient
(lingkungan), pemaparan, dan dampak pada manusia.

3. Tujuan
A. Tujuan Umum
Mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat
B. Tujuan Khusus
- Kesehatan Lingkungan dilaksanakan terhadap tempat umum
lingkungan pemukiman dan lingkungan lainnya.
- Kesehatan lingkungan meliputi kesehatan air dan udara.
- Setiap tempat dan sarana pelayanan umum wajib memeliharan dan
meningkatkan lingkungan yang sehat.

4. Kegiatan Pokok Dan Rincian


 Penyehatan air
 Rumah Sehat (TPS, SPAL, dan jamban keluarga)
 Tempat pengelolaan makanan
 Tempat-tempat umum

7
5. Cara Melaksanakan dan Sasaran Kegiatan
 Penyehatan air
Kegiatan bersifat monitoring (inspeksi sanitasi) terhadap sarana air bersih
(SAB) yang berada di wilayah kerja Puskesmas Bulili termasuk depot air
minum dan MCK (mandi, cuci, kakus). Dalam hal ini dilakukan dua
penilaian, yaitu penilaian fisik dan penilaian laboratorium. Pada penilaian
fisik petugas kesehatan melakukan inspeksi berdasarkan quisioner yang
telah ada berjumlah 38 point yang dimana interpretasi akhir dapat
dikatakan memenuhi syarat ketika score akhir > 70%, sedangkan pada
penilaian laboratorium, bekerja sama dengan dinas kesehatan melakukan
pemeriksaan bakteri dan kimia pada air.
 Rumah Sehat
Sarana sanitasi dasar yang dipantau meliputi jamban keluarga (jaga),
saluran pembuangan air limbah (SPAL), dan tempat pengelolaan sampah
(TPS).
 Tempat pengelolaan makanan
Secara umum penyehatan TPM bertujuan untuk melakukan pembinaan
teknis dan pengawasan terhadap tempat penyehatan makanan dan
minuman, kesiap-siagaan dan penanggulangan KLB, keracunan,
kewaspadaan dini serta penyakit bawaan makanan.
 Tempat-tempat umum
Penyehatan tempat-tempat umum meliputi hotel dan tempat penginapan
lain, pasar, kolam renang dan pemandian umum lain, sarana ibadah, salon
dan pangkas rambut, dilakukan upaya pembinaan institusi rumah sakit
dan sarana kesehatan lain, sarana pendidikan dan perkantoran.

8
6. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan Kesehatan Lingkungan dilaksanakan sesuai kegiatan
masing masing. Pelaksananya dilakukan oleh Penanggung Jawab Program
dan Tim Kesehatan Lingkungan sesuai dengan surat keputusan Kepala
Puskesmas Bulili.
 Penyehatan Air : dilakukan penilaian/follow up tiap satu triwulan
 Rumah sehat : dalam setahun dapat melakukan survey kepada seluruh
rumah hunian yang berada di wilayah kerja PKM Bulili.
 Pembinaan Tempat-Tempat Umum: dalam setahun dapat melakukan
survey kepada seluruh tempat-tempat umum yang berada di wilayah kerja
PKM Bulili.
 Penyehatan Makanan dan Minuman: dalam setahun dapat melakukan
survey kepada seluruh tempat pembuatan makanan dan minuman yang
berada di wilayah kerja PKM Bulili.

7. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


A. Evaluasi
Evaluasi dilakukan setiap kali akhir kegiatan Kesehatan Keliling di
triwulan I, II, III, dan IV
B. Pelaporan
Pelaporan hasil kegiatan dilakukan dan terekap dalam buku register
pasien pelayanan Kesehatan Keliling dan diserahkan setiap selesai
kegiatan kebagian loket pendaftaran untuk dilakukan pengentrian
kunjungan.
8. Pencatatan,Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
Pencatatan dan Pelaporan dilaksanakan setiap Bulanan dan Triwulan

9
2.3 Kesehatan Lingkungan
Pembangunan kesehatan lingkungan dan pemukiman yang merupakan bagian
dari pembangunan kesehatan di titik beratkan pada pemecahan masalah kesehatan
lingkungan dan pemukiman, artinya setiap bentuk atau bidang pembangunan
harus dapat menjamin makin baiknya kesehatan lingkungan dan makin
meningkatnya perilaku sehat masyarakat, sehingga status masyarakat meningkat.
Dalam upaya tersebut maka program atau kegiatan PLP di Puskesmas
bertujuan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang lebih sehat agar dapat
melindungi masyarakat dari segala kemungkinan yang dapat menimbulkan
gangguan atau bahaya kesehatan menuju derajat kesehatan keluarga dan
masyarakat lebih baik. Berikut data target dan pencapaian program kesehatan
lingkungan Puskesmas Bulili

No Upaya Target Pencapaian Persen (%) Masalah


1 Penyehatan air 47 30 63,8 Masih ada 36,2% air yg tdk
memenuhi syarat
2 Rumah sehat 3388 2284 67 Masih ada 33% rumah yang
tidak memenuhi syarat
3 Tempat pengelolaan 57 55 96 Masih ada 4% TPM yang
makanan tidak memenuhi syarat
4 Tempat-tempat umum 70 51 73 Masih ada 27% TTU yang
tidak memenuhi syarat

Tabel 2.3 . Target Program Kesling Puskesmas Bulili

2.4. Alur Kesehatan Lingkungan


Ada terdapat 3 bentuk pelaksanaan kesehatan lingkungan yaitu konseling,
inspeksi, dan intervensi.
1. Konseling
Konseling adalah hubungan komunikasi antara Tenaga Kesehatan
Lingkungan dengan Pasien yang bertujuan untuk mengenali dan
memecahkan masalah kesehatan lingkungan yang dihadapi.

10
Pelaksanaan Konseling dilakukan dengan fokus pada permasalahan
kesehatan yang dihadapi Pasien. Langkah-langkah kegiatan Konseling
sebagai berikut:

a. Persiapan (P1)
 menyiapkan tempat yang aman, nyaman dan tenang;
 menyiapkan daftar pertanyaan untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan;
 menyiapkan media informasi dan alat peraga bila diperlukan seperti
poster, lembar balik, leaflet, maket (rumah sehat, jamban sehat, dan
lain-lain) serta alat peraga lainnya.
b. Pelaksanaan (P2)
Dalam pelaksanaan, Tenaga Kesehatan Lingkungan menggali
data/informasi kepada Pasien atau keluarganya, sebagai berikut:
 umum, berupa data individu/keluarga dan data lingkungan;
 khusus, meliputi:
- identifikasi prilaku/kebiasaan;
- identifikasi kondisi kualitas kesehatan lingkungan;
- dugaan penyebab; dan
- saran dan rencana tindak lanjut.
2. Inspeksi
Inspeksi Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan pemeriksaan dan
pengamatan secara langsung terhadap media lingkungan dalam rangka
pengawasan berdasarkan standar, norma dan baku mutu yang berlaku untuk
meningkatkan kualitas lingkungan yang sehat
Inspeksi Kesehatan Lingkungan dilakukan dengan cara/metode sebagai
berikut:
a. pengamatan fisik media lingkungan;

11
b. pengukuran media lingkungan di tempat;
c. uji laboratorium; dan/atau
d. analisis risiko kesehatan lingkungan

3. Intervensi
Intervensi Kesehatan Lingkungan adalah tindakan penyehatan, pengamanan,
dan pengendalian untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik
dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial, yang dapat berupa:
a. komunikasi, informasi, dan edukasi, serta penggerakan/pemberdayaan
masyarakat;
b. perbaikan dan pembangunan sarana;
c. pengembangan teknologi tepat guna; dan
d. rekayasa lingkungan.

12
13
BAB III
PEMBAHASAN

Terdapat 6 sub-program yang termasuk dalam “Program Kesling”, yaitu


penyehatan air, rumah sehat, kepemilikan jamban keluarga, pengawasan tempat
pembuangan sampah rumah tangga, tempat pengelolaan makanan, dan tempat-tempat
umum. Berdasarkan skala prioritas masalah dapat diurutkan dari prioritas tertinggi
hingga terendah. Metode USG (urgency, seiousness, dan growth) merupakan salah
satu metode dalam penetapan prioritas suatu masalah.
Berikut penetapan prioritas masalah program kerja kesling berdasarkan metode
USG (skala 1-5)
No Masalah U S G Total Prioritas
1 Masih ada 36,2% air yg tdk memenuhi 5 5 4 14 I
2 syarat 4 5 3 12 III
Masih ada 33% rumah yang tidak
3 memenuhi syarat 5 4 4 13 II
Masih ada 4% TPM yang tidak memenuhi
4 syarat 3 3 3 9 IV
Masih ada 27% TTU yang tidak memenuhi
syarat

Tabel 3.1 prioritas masalah program kesehatan lingkungan


Berdasarkan penetapan prioritas masalah diatas dapat kita simpulkan bahwa
masalah pemenuhan air bersih menjadi prioritas pertama. Penyehatan air ini
mencakup depot air minum dan sumber air MCK. Permasalahan manajemen
kesehatan lingkungan terkhusus pada penyediaan air bersih yang memenuhi syarat
dapat dinilai dari input, output, dan proses.

14
INPUT

Adapun perangkat Program Kesling terkhusus penyehatan air yang terlaksana


di Puskesmas Bulili sebagai berikut :
a. Man
Man dalam hal ini SDM yang bertanggung jawab terlaksanaannya
program penyehatan air di Puskesmas Bulili Terdiri dari 1 orang sebagai
penanggung jawab program juga sebagai pelaksana program kerja. Dalam
pelaksanaannya tidak didapatkan kendala.

b. Method

a) Konseling
Melakukan konseling terkait
Sumber air

 Sarana air bersih yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari


harus dijaga kebersihan, misalnya bila lantainya kotor dibersihkan,
bila dinding bagian dalam kotor atau berlumut segera dibersihkan
 Lindungi air sumur dari sumber pencemaran seperti jarak dengan
tempat pembuangan sampah, kandang ternak, septik tank,
penampungan air limbah berjarak lebih kurang 10 meter.

b) Inspeksi
Melakukan kunjungan ke tempat tempat sumber air yang sering
masyarakat kunjungi berupa depot air minum.
c) Intervensi
Jika pada pelaksanaannya didapatkan suatu kendala atau terdapat sumber
air yang tidak memenuhi syarat maka dapat dilakukan intervensi berupa
 Melakukan penyuluhan terhadap pentingnya penyehatan air.

15
 Berkerja sama dengan masyarakat dalam membangun sumber air
yang memenuhi syarat.
 Bekerja sama dengan dinas kesehatan dalam follow up atau
mengontrol sumber air dalam hal penilaian bakteri dan zat kimia
pada sumber air tersebut.
c. Money
Pendanaan terkait pengadaan tempat sampel diambil alih oleh dinas
kesehatan, tetapi untuk biaya pemeriksaan laboratoriumnya ditanggung oleh
pihak depot air. Hal ini yang menjadi kendala karena masih banyak depot air
yang tidak bersedia membayar nominal berikut karena pemeriksaan ini
dilakukan tiap triwulan.
d. Material
Adapun material yang digunakan adalah pamflet dan tempat sampel.
Pada segi ini tidak ditemukan masalah.

e. Machine
Dalam hal uji fisik tidak didapatkan kendala karena petugas yang
menilai secara langsung dengan menggunakan quisioner. Metode dalam
penilaian uji laboratorium terkait bakteri dan kimia menggunakan sanitarian
kit yang hanya dimiliki oleh dinas kesehatan kota, dan pada pelaksanaannya
tiap depot air minum harus membayar Rp. 200.000 dalam sekali pemeriksaan.
Dalam hal ini terdapat kendala diakibatkan masih banyak depot air minum
yang tidak sanggup untuk membayar nominal berikut tiap triwulannya dengan
alasan terkait penghasilan depot tersebut.

PROSES

a. Planning
Perencanaan program telah diatur dalam Rencana Usulan Kegiatan dan
Rencana Pelaksanaan Kegiatan berupa penyuluhan kesehatan terkait point-

16
point yang dapat menyebabkan air tidak memenuhi syarat serta melakukan
uji fisik dan laboratorium pada sumber air.
b. Organizing
Pelaksanaan program dipimpin langsung oleh penangguang jawab program
yang berkoordinasi dengan dinas kesehatan dan masyarakat terkait.
c. Actuating
Metode atau cara melakukan program kesehatan lingkungan terkhusus
penyehatan air telah diatur pada peraturan pemerintah RI nomor 66 tahun
2014 tentang Kesehatan Lingkungan.
d. Cotrolling
Dalam proses follow up dilakukan pengujian ulang baik itu secara uji fisik
maupun uji laboratorium pada tiap triwulannya. Jika didapatkan sumber air
yang tidak memenuhi syarat maka pada proses inilah kita melakukan follow
up kembali, apakah telah dilakukan perbaikan lalu dilakukan pengujian
ulang.

OUTPUT

Output dari program Kesling terkhusus penyehatan air masih sangat kurang
karena masih ada 50% depot air minum di daerah kerja PKM Bulili yang tidak
memenuhi syarat. Terkait dengan depot air minum karena masih ada beberapa
depot air minum yang tidak mampu untuk melakukan uji laboratorium terkait
masalah ekonomi dan masih ada beberapa depot yang tidak memenuhi syarat
tetapi tidak melakukan perbaikan ulang untuk meningkatkan kualitas air tersebut.

17
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
 Program kegiatan Kesehatan Lingkungan yang dilakukan Puskesmas
Bulili bertujuan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang lebih sehat
agar dapat melindungi masyarakat dari segala kemungkinan yang dapat
menimbulkan gangguan atau bahaya kesehatan menuju derajat kesehatan
keluarga dan masyarakat lebih baik
 Dalam pelaksanaan kesling ditinjau dari aspek program ada 4 upaya yang
dilakukan. Puskesmas Bulili sendiri sudah melakukan ke-empat upaya
kegiatan kesling tersebut namun pelaksanaan program tergantung dari
seberapa urgensinya program itu dilakukan diwilayah tersebut khususnya
untuk upaya promosi kesehatan akan dilaksanakan dengan melihat kondisi
dan kebutuhan dilapangan.
 Dari ke-empat upaya tersebut, yang menjadi prioritas masalah utama ialah
terkait penyehatan air, dalam hal ini berhubungan dengan depot air
minum.

4.2 Saran

 Sebaiknya jadwal kegiatan kesehatan lingkungan bisa ditingkatkan lagi


ditiap desa agar masyarakat bisa semakin mengerti betapa pentingnya
menciptakan lingkungan yang sehat untuk meningkatkan derajat
kesehatan.
 Bekerja sama dengan dinas kesehatan dalam pengadaan sanitarian kit
sendiri untuk PKM Bulili, agar lebih mandiri dalam hal melakukan uji
laboratorium untuk makanan dan minuman.

18
 Lebih mempertegas intervensi terhadap depot air minum yang tidak
memenuhi syarat berulang

DAFTAR PUSTAKA

1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun 2014


tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
2. Puskesmas Dompu . Kerangka Acuan Kegiatan Kesehatan Lingkungan. Nusa
Tenggara Barat : Puskesmas Dompu. 2016
3. Tim Kajian Data/ Profil Puskesmas Bulili. Profil Kesehatan Puskesmas Bulili
2017, Sulawesi Tengah: Puskesmas Bulili. 2017.
4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Pedoman Nasional
Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI; 2014.
5. Rustandi,Kartinui dkk.2013 Panduaan Pelaksanaan Kesehatan Lingkungan
(Kesling). Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementrian Kesehatan:
Jakarta.

19

You might also like