Professional Documents
Culture Documents
Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama adalah prinsip kepercayaan kepada Tuhan dengan aturan-aturan syariat tertentu.
Dapat dikatakan bahwa agama adalah sebuah kepercayaan. Agama merupakan aspek yang sangat
penting dalam kehidupan. Dengan adanya agama membuat hidup manusia menjadi teratur dan
terarah. Agama dalam hal ini agama Islam mengatur kehidupan umatnya di berbagai aspek
seperti ekonomi, sosial, budaya, politik, pendidikan, akhlak, ilmu pengetahuan dan lain
sebagainya.
Politik adalah hal-hal yang berkenaan dengan tata Negara, urusan yang mencakup siasat
dalam pemerintahan Negara atau terhadap Negara lain-lain. Politik dalam bahasa Arab dikenal
dengan istilah siyâsah. Politik artinya adalah mengurusi urusan umat. Berkecimpung dalam
dunia politik berarti memperhatikan kondisi kaum Muslim dengan cara menghilangkan
kezaliman penguasa dan melenyapkan kejahatan kaum kafir atas mereka.
Politik Islam berarti mengurusi urusan masyarakat melalui kekuasaan, melarang dan
memerintah, dengan landasan hukum/syariah Islam .Landasan hokum Islam tersebut adalah Al-
quran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja pengertian persatuan dan kesatuan ?
2. Apa saja makna dan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa ?
3. Apa saja peranan agama islam dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian persatuan dan kesatuan
2. Mengetahui makna dan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa
3. Mengetahui peranan agama islam dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan Indonesia?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
C. Peranan Agama Islam Dalam Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan Indonesia
Agama memberikan penerangan kepada manusia dalam hidup bersama termasuk dalam
bidang politik atau bernegara. Penerangan itu antara lain :
1. Perintah untuk Bersatu
Islam melalui Al-Quran menganjurkan agar antar kelompok,antar golongan maupun antar
partai mau melakukan taaruf (perkenalan). Allah berfirman :
Artinya :
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang
yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
(Q.S. Al-Hujurat:13)
Ayat ini sekaligus menjelaskan paham persamaan (egalitarianisme) untuk semua manusia
atau lintas batas: ras,agama,bahasa,dan adat istiadat. Allah menegaskan tinggi rendahnya derajat
seseorang hanya ditentukan oleh taqwa. Allah pun tidak menentukan tinggi atau rendahnya
ketaqwaan seseorang. Hanya Allah saja yang mengetahui karena Dia-lah yang menentukan
batas-batas itu.
Pemahaman tentang Surah Al-Hujurat ayat 13 ini menunjukkan bahwa manusia diciptakan
bersuku-suku. Ini berarti berbagai suku,berbagai golongan,berbagai kelompok, termasuk di
dalamnya kelompok politik atau yang lainnya supaya tetap bersatu. Pengikat persatuan adalah
taqwa. Karakter taqwa antara lain menjalankan perintah Allah sejauh yang diketahuinya dan
menjauhi larangannya. Jika umat tersebut taqwa maka ia akan menjaga persatuan dan kesatuan
pula dengan orang lain.
3
2. Larangan untuk Saling Curiga
Islam melarang kepada semua orang baik dalam kapasitasnya sebagai individu, sebagai
kelompok sosial, maupun kelompok yang lain termasuk kelompok politik untuk saling curiga,
saling melecehkan atau sejenisnya. Allah berfirman :
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan) karena
sebagian dari purba sangka itu dosa. Dan janganlah mencari keburukan seseorang dan janganlah
menggunjingkan satu sama lain. Adakah diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya
yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya dan bertaqwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat dan Maha Penyayang.” (Q.S Al-Hujurat:12)
Dengan demikian terhadap orang lain haruslah saling mengembangkan husnuzhan. Jika
semua orang menanamkan husnuzhan di dalam dirinya maka akan mempererat hubungan
mereka. Kecurigaan dan pelecehan terhadap kelompok lainnya hanya akan menghasilkan
ketegangan antar individu maupun antar kelompok karena kelompok yang dicurigai akan
tersinggung sebagai dirinya individu atau atas nama kelompok. Akan timbul perasaan saling
mencurigai diantara mereka. Sebagai bangsa akan menjadi lemah jika elemen-elemen di
dalamnya saling bercerai dan bertikai. Itulah mengapa Allah melarang umat yang saling bercerai
berai. Allah berfirman :
4
Artinya :
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai
beraidan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh
musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-
orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan
kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu
mendapat petunjuk.(Q.S. Ali-Imran : 103)
Perintah untuk bersatu dan larangan untuk bercerai berai disertai juga dengan al-wadu’ wa al-
wa’id (janji dan ancaman). Sudah pasti janji dan ancaman Allah akan terjadi. Rasulullah
dibebaskan dari tanggung jawab terhadap umatnya yang bercerai berai. Demikian firman Allah :
Artinya :
“Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah Agama-Nya dan mereka menjadi
bergolongan, tidak ada sedikit pun tanggung jawabmu kepada mereka. Sesungguhnya urusan
mereka hanyalah terserah kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka
apa yang telah kamu perbuat.” (Q.S Al-An’am : 159)
Ayat ini juga menjelaskan bahwa Allah yang mengurus orang-orang yang memecah-mecah
dari keutuhan sebagai suatu umat, dan Allah pula yang akan membalas kelakuan mereka yaitu
siksaan yang pedih.
5
Artinya :
“ Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai berai dan berselisih sesudah
datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksaan
yang amat berat.” (Q.S Ali-Imran : 105)
Sebaliknya, orang-orang yang tetap istiqamah dalam kesatuan umat, mereka itulah sebagai orang
yang mempererat petunjuk illahi dan dapat merasakan kenikmatan bersaudara.
Selain itu, peranan agama dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan dapat dilakukan dengan
cara :
1. Memantapkan fungsi, peran dan kedudukan agama sebagai landasan moral, spiritual dan
etika dalam penyelenggaraan negara serta mengupayakan agar segala peraturan
perundang-undangan tidak bertentangan dengan moral agama.
2. Meningkatkan kualitas pendidikan agama melalui penyempurnaan sistem pendidikan
agama sehingga lebih terpadu dan integral sehingga sistem pendidikan nasional dengan
didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai.
3. Meningkatkan dan memantapkan kerukunan hidup antar umat beragama sehingga
tercipta suasana yang harmonis dan saling menghormati dalam semangat kemajemukan
melalui dialog antar umat beragama dan pelaksanaan pendidikan beragam secara
deskriptif yang tidak dogmatis untuk tingkat Perguruan Tinggi.
6
diri dan kepribadian bangsa serta memperkuat kerukunan hidup bermasyarakat,berbangsa
dan bernegara.
Secara naluriah manusia tidak dapat hidup secara individual. Sifat sosial pada hakikatnya
adalah anugerah yang diberikan oleh Allah S.W.T agar manusia dapat menjalani kehidupannya
dengan baik. Dalam faktanya manusia memiliki banyak perbedaan antara satu individu dengan
individu lainnya. Di samping tentunya sejumlah perasaan. Perbedaan tersebut kalau tidak
dikelola dengan baik tentu akan menimbulkan konflik dan perpecahan dalam kehidupan
masyarakat. Dari kenyataan tersebut perlu dicari sebuah cara untuk mewujudkan persatuan dan
kesatuan. Pendekatan terbaik untuk melakukan hal tersebut adalah melalui agama. Secara
normatif Agama Islam lebih khusus Al-Quran banyak memberi tuntutan dalam rangka
mewujudkan persatuan dan kesatuan dalam kehidupan bermasyarakan dan berbangsa. Beberapa
prinsip yang diajarkan Al-Quran untuk tujuan tersebut antara lain :
Prinsip Persatuan dan Persaudaraan
Prinsip Persamaan
Prinsip Kebebasan
Prinsip Tolong Menolong
Prinsip Perdamaian
Prinsip Musyawarah
7
terutama ideologi Pancasila, sebagai sumber hukum, dan tentang kebebasan beragama
serta implementasinya secara konsisten.
4. Mengembangkan kebersamaan dalam pengertian-pengertian itu dengan segala
implikasinya yang luas merupakan masalah yang kompleks. Hal itu akan memerlukan
proses dialog terus-menerus, dengan kejujuran, keterbukaan, ketekunan, kesabaran, dan
kehendak baik semua golongan agama.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa Persatuan dan kesatuan
Bangsa Indonesia berarti persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia. Unsur-unsur
sosial budaya itu antara lain seperti sifat kekeluargaan dan jiwa gotong-royong. Kedua unsur itu
merupakan sifat-sifat pokok bangsa Indonesia yang dituntun oleh asas kemanusiaan dan
kebudayaan. Karena masuknya kebudayaan dari luar, maka terjadi proses akulturasi
(percampuran kebudayaan).
Agama memberikan penerangan kepada manusia dalam hidup bersama termasuk dalam
bidang politik atau bernegara. Penerangan itu antara lain :
1. Perintah untuk Bersatu
2. Larangan untuk Saling Curiga
Beberapa prinsip yang diajarkan Al-Quran untuk tujuan tersebut antara lain :
Prinsip Persatuan dan Persaudaraan
Prinsip Persamaan
Prinsip Kebebasan
Prinsip Tolong Menolong
Prinsip Perdamaian
Prinsip Musyawarah
B. Saran
Penulis bersedia menerimaa kritik dan saran dari pembaca. Penulis akan menerima kritik
dan saran tersebut sebagai bahan pertimbangan yang memperbaiki makalah ini di kemudian hari.
Semoga makalah berikutnya dapat penulis selesaikan dengan hasil yang lebih baik.