Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 9

PSIK STIKes Mahardika

Kamis, 23 Januari 2014


PELAKSANAAN ASKEP METODE TIM

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penugasan pekerjaan dalam pemanfaatan tenaga keperawatan di Rumah sakit adalah
keterampilan yang dikembangkan oleh perawat, pengelola oleh nanajer unit berdasarkan
pengetahuan megenai kebutuhan keperawatan pasien dan pengetahuan kemampuan staf
termasuk jenis-jenis kategori tenaga yang ada. Beberapa metode yang digunakan dalam
perencanaan pelayanan keperawatan dalam unit tergantung misi, falsafah dan tujuan serta
model keperawatan yang dianut. Asuhan keperawatan merupakan titik sentral dalam
pelayanan keperawatan, oleh karena itu manajemen asuhan keperawatan yang benar akan
meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan.
Tujuan asuhan keperawatan adalah untuk memandirikan pasien sehingga dapat
berfungsi secara optimal. Untuk mencapai kondisi tersebut diperlukan manajemen asuhan
keperawatan yang profesional, dan salah satu faktor yang menentukan dalam manajemen
tersebut adalah bagaimana asuhan keperawatan diberikan oleh perawat melalui berbagai
pendekatan model asuhan keperawatan yang diberikan.
Penetapan dan keberhasilan model pemberian asuhan keperawatan yang digunakan di
suatu rumah sakit sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah bagaimana
pemahaman perawat tentang model-model asuhan keperawatan tersebut. pengembangan
metode ini di dasarkan pada falsafah mengupayakan tujuan dengan menggunakan kecakapan
dan kemampuan anggota kelompok. metode ini juga di dasari atas keyakinan bahwa setiap
pasien berhak memperoleh pelayanan terbaik. selain itu, setiap staf berhak menerima bantuan
dalam melaksanakan tugas memberi asuhan keperawatan yang etrbaik sesuai kemampuannya,
dalam keperawatan, metode tim diterapakan dengan menggunakan kerja sama tim perawat
yang heterogen, terdiri dari perawat profesional, non pofesional, dan pembantu perawat untuk
memberikan asuhan keperawatan kepada sekelompok pasien. ketua tim (perawat profesional)
memiliki tangguang jawab dalam perencanaan, kelancaran, dan evaluasi dan asuhan
keperawatan untuk semua pasien yang dilakukan oleh tim di bawah tanggung jawabnya.
disamping itu, ketua tim juga mempunyai tugas untuk melakukan supervisi kepada semua
anggota tim dalam implementasi dan tindakan keperawatan, dan melakukan evaluasi hasil
dan asuhan keperawatan
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas yang menjadi fokus pembahsan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Definisi metode tim
2. Tujuan metode tim
3. Kelebihan dan kelemahan metode tim
4. Tugas dan tanggung jawab dalam metode tim
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui definisi metode tim
2. Untuk mengetahui tujuan metode tim
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan metode tim
4. Untuk mengethui tugas dan tanggung jawab dalam metode tim

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Metode Tim
Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana seorang
perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan kelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif ( Douglas, 1984).
Model tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai
kontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan sehingga timbul
motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang tinggi sehingga diharapkan mutu asuhan
keperawatan meningkat.
Metode tim adalah pengorganisasian pelayanan keperawatan dengan menggunakan
tim yeng terdiri atas kelompok klien dan perawat. Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang
berijazah dan berpengalaman kerja serta memiliki pengetahuan dibidangnya (registered
nurse). Pembagian tugas dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan kelompok atau ketua
group dan ketua group bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota group atau tim.
Selain itu ketua group bertugas memberi pengarahan dan menerima laporan kemajuan
pelayanan keperawatan klien serta membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila
menjalani kesulitan dan selanjutnya ketua tim melaporkan pada kepala ruang tentang
kemajuan pelayanan atau asuhan keperawatan terhadap klien
Keperawatan Tim berkembang pada awal tahun 1950-an, saat berbagi pemimpin
keperawatan memutuskan bahwa pendekatan tim dapat menyatukan perbedaan katagori
perawat pelaksana dan sebagai upaya untuk menurunkan masalah yang timbul akibat
penggunaan model fungsional. pada model tim, perawat bekerja sama memberikan asuhan
keperawatan profesional(Marquis& Hutson,2000). di bawah pimpinan perawat
profesional,kelompok perawat akan dapat bekerja bersam untuk memenuhi sebagai perawat
fungsional. penugasan terhadap pasien disebut untuk tim yang terdiri dari ketua tim dan
anggota tim. Model tim didasarkan padaa keyakinan bahwa setiap anggota kelompok
mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan keperaweatan sehingga
timbul motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang tinggi. setiap anggota tim akan
merasakan kepuasan karena diakui kontribusinya di dalam mencapai tujuan bersama yaitu
mencapai kualitas asuhan keperawatan yang bermutu. potensi setiap anggota tim saling
melengkapi menjadi satu kekuatan yang dapat meningkatkan kemampuan kepemimpinan
serta menimbulkan rasa kebersamaan dalam setiap upaya dalam pemberian asuhan
keperawatan.
Pelaksanan konsep tim sangat tergantung pada filisofi ketua tim apakah berorientasi pada
tugas atau oada klien. perawat yang berperan sebagai ketua tim bertanggung jawab untuk
mengetahui kondisi dan kebutuhan semua pasien yang ada di dalam timnya dan
merencanakan perawatan klien. tugas ketua tim meliputi: mengkaji anggota tim, memberi
arahan perawatan untuk klien, melakukan pendidikan kesehatan mengkoordinasikan aktivitas
klien.

2.2. Tujuan Metode Tim


Tujuan pemberian metode tim dalam asuhan keperawatan adalah :
a. Untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan objektif pasien sehingga
pasien merasa puas.
b. Dapat meningkatkan kerja sama dan koordinasi perawat dalam melaksanakan tugas,
memungkinkan adanya transfer of knowladge dan transfer of experiences diantara perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan
c. Meningkatkan pengetahuan serta keterampilan dan motivasi perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan
d. Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif
e. Menerapkan penggunaan proses keperawatan sesuai standar
f. Menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda

Menurut Kron & Gray (1987) pelaksanaan model tim harus berdasarkan konsep berikut:
a. Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan tehnik kepemimpinan.
b. Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin.
c. Anggota tim menghargai kepemimpinan ketua tim.
d. Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil baik bila didukung
oleh kepala ruang.
Metode tim ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda- beda dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi
menjadi 2 – 3 tim/ group yang terdiri dari tenaga professional, tehnikal dan pembantu dalam
satu grup kecil yang saling membantu.
Sesuai dengan tujuan tersebut maka tugas dan tanggung jawab keperawatan harus benar
benar di arahkan dan di rencanakan secara matang untuk keberhasilan asuhan keperawatan.
sebagaimana di ketahui bahwa satu tim keperawatan terdiri dari dua orang perawat atau lebih
yang bekerja sama dalam pemberian asuhan keperawatan. ketua tim seharusnya perawat
profesional yang sudah berpenngalaman dalam memberikan asuhan keperawatan dan di
tunjuk oleh perawat kepala ruang (nurse unit manager). selanjutnya, ketua tim akan
melaksanakan tugas yang di delegasikan oleh perawat kepala ruang bersama sama denga
anggota tim. tugas dan tanggung jawab ketua tim menjadi hal yang harus di perhatikan secara
cermat. tugas dan tanggung jawab tersebut diarahkan untuk melakukan pengkajian dan
penyusunan rencana keperawatan untuk setiap pasien yang berada di bawah tanggung
jawabnya, membagi tugas kepada semua anggota tim dengan mempertimbangkan
kemampuan yang di miliki anggota tim dan kebutuhan pasien yang harus dipenuhi,
mengontrol dan memberikan bimbingan kepada anggota tim dalam melaksanakan tugasnya
apabila diperlukan, melakukan evaluasi terhadap hasil kerja anggota tim, menerima laporan
tentang perkembangan kondisi pasien dan anggota tim.

2.3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Tim


Menurut Tappen (1995), ada beberapa elemen penting yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Pemimpin tim didelegasikan atau diberi otoritas untuk membuat penugasan bagi anggota tim
dan mengarahkan pekerjaan timnya
2. Pemimpin diharapkan menggunakan gaya kepemimpinan demokratik atau partisipatif dalam
berinteraksi dengan anggota tim
3. Tim bertanggung jawab terhadap perawatan total yang diberikan kepada kelompok pasien
4. Komunikasi diantara anggota tim adalah penting agar dapat sukses. Komunikasi meliputi:
a. Penulisan perawatan klien
b. Rencana perawatan klien
c. Laporan untuk dan dari pempinan tim
d. Penentuan tim untuk mendiskusikan kasusu pasien
e. Umpan balik informal diantara anggota tim
Kelebihan
1. Dapat memfasilitasi pelayanan keperawatan secara komprehensif
2. Memungkinkan pelaksanaan proses keperawatan
3. konflik antar staf dapat dikendalikan melalui rapat dan efektif untuk belajar
4. Memberikepuasan anggota tim dalam berhubungan interpersonal
5. Memungkinkan meningkatkan kemempuan anggota tim yang berbeda-beda secara afektif
6. Peningkatan kerja sama dan komunikasi diantara anggota tim dapat menghasilkan sikap
moral yang tinggi, memperbaiki fungsi staf secara keseluruhan, memberikan anggota tim
perasaan bahwa ia mempunyai kontribusi terhadap hasil asuhan keperawatan yanvg diberikan
7. Akan menghasilkan kualitas asuhan keperawatan yang dapat dipertanggunga jawabkan
8. Metode ini memotivasi perawat untuk selalu bersama klien selama bertugas
Kelemahan
1. Ketua tim menghabiskan banyak waktu untuk koordinasi dan supervisi anggota tim dan
harus mempunyai keterampilan yang tinggi baik sebagai perawat pemimpin maupun perawat
klinik
2. Keperawatan tim menimbulkan fragmentasi keperawatan bila konsepnya tidak
diimplementasikan dengan total
3. Rapat tim membutuhkan waktu sehingga pada sitiuasi sibuk rapat tim ditiadakan, sehingga
komunikasi antar anggota tim terganggu
4. Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung staf, berlindung
kepada anggota tim yang mampu
5. Akontabilitas dari tim menjadi kabur
6. Tidak efisien bila dibandingkan dengn model fungsional karena membutuhkan tenaga yang
mempunyai keterampilan tinggi.
2.4. Tanggung Jawab dalam Metode Tim
Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai
kontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan sehingga pada perawat
timbul motivasi dan rasa tanggung jawab yang tinggi. Dengan demikian, diharapkan mutu
asuhan keperawatab meningkat. Pelaksanaan metode tim harus berdasarkan konsep berikut:
Tanggung Jawab Kepala Ruangan
1. Menetapkan standar kerja yang diharapkan sesuai denganstandar asuhan keperawatan
2. Mengorganisir pembagian tim dan pasien
3. Memberi kesempatan pada ketua tim untuk mengembangkan kepemimpinan
4. Menjadi narasumber bagi ketua tim
5. Mengorientasikan tenaga keperawatan yang baru tentang metode atau model tim dalam
pemberian asuhan keperawatan
6. Memberi pengarahan kepada seluruh kegiatan yang ada diruangannya
7. Melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan yang ada diruangannya
8. Memfasilitasi kolaborasi tim dengan anggota tim kesehatan yang lainnya
9. Melakukan audit asuhan dan pelayanan keperawatan di ruangannya, kemudian menindak
lanjutinya
10. Memotivasi staf untuk meningkatkan kemempuan melalui riset keperawatan
11. Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka dengan semua staf
Tanggung Jawab Ketua Tim
1. Mengatur jadwal dinas timnya yang dikoordinasikan denagn kepala ruangan
2. Membuat perencanaan berdasarkan tugas dan kewenangannya yang didelegasikan oleh
kepala ruangan
3. Melakukan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi asuhan keperawatan bersama-
sama anggota tim
4. Mengkoordinasikan rencana keperawatan dengan tindakan medik
5. Membuat penugasan kepada setiap anggota tim dan memberikan bimbingan melalui
konferens
6. Mengevaluasi asuhan keperawatan baik proses ataupun hasil yang diharapkan serta
mendokumentasikannya
7. Memberi pengarahan pada perawat pelaksana tentang pelaksanaan asuhan keperawatan
8. Menyelenggarakan konferensi
9. Melakukan kolaborasi denagn tim kesehatan lainnya dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
10. Melakukan audit asuhan keperawatan yang menjadi tanggung jawab timnya
11. Melakukan perbaikan pemberian asuhan keperawatan
Tanggung Jawab Anggota Tim
1. Melaksanakan tugas berdasarkan rencana asuhan keperawatan
2. Mencatat dengan jelas dan tepat asuhan keperawatan yang telah diberikan berdasarkan
respon klien
3. Berpartisipasi dalam setiap memberikan masukan untuk meningkatkan asuhan keperawatan
4. Menghargai bantuan dan bimbingan dan ketua tim
5. Melaporkan perkembangan kondisi pasien kepada ketua tim
6. Memberikan laporan

Kepala Ruang

Ketua Tim Ketua Tim Ketua Tim

Staf Perawat Staf perawat Staf Perawat


Pasien Pasien Pasien

Sistem pemberian asuhan keperawatan tim


( Marquis & Huston, 1998)

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pengembangan metode tim di dasarkan pada falsafah mengupayakan tujuan dengan
menggunakan kecakapan dan kemampuan anggota kelompok. metode ini juga didasari atas
keyakinan bahwa setiap pasien berhak memperoleh pelayanan terbaik. Selain itu, setiap staf
berhak menerima bantuan dalam melaksanakan tugas memberi asuhan keperawatan yang
etrbaik sesuai kemampuannya, dalam keperawatan, metode tim diterapakan dengan
menggunakan kerja sama tim perawat yang heterogen, terdiri dari perawat profesional, non
pofesional, dan pembantu perawat untuk memberikan asuhan keperawatan kepada
sekelompok pasien. ketua tim (perawat profesional) memiliki tangguang jawab dalam
perencanaan, kelancaran, dan evaluasi dan asuhan keperawatan untuk semua pasien yang
dilakukan oleh tim di bawah tanggung jawabnya. disamping itu, ketua tim juga mempunyai
tugas untuk melakukan supervisi kepada semua anggota tim dalam implementasi dan
tindakan keperawatan, dan melakukan evaluasi hasil dan asuhan keperawatan.
3.2. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat menambah
wawasan para pembacanya. Makalah ini juga dapat dijadikan referensi awal untuk bahan
penugasan dan bahan belajar para mahasiswa keperawatan.
Diposkan oleh PSIK STIKes Mahardika di 07.32
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Arsip Blog
 ▼ 2014 (14)
o ▼ Januari (14)
 PENCEGAHAN INFEKSI DAN INJURY PADA FRAKTUR
 KESEIMBANGAN ASAM BASA RESPIRASI
 Pelayanan Dan Asuransi Kesehatan Di Negara Norwegi...
 ASUHAN KEPERAWATAN PADA DIABETES MELLITUS
 Pembangunan Kesehatan Di Indonesia, Indonesia Seha...
 PELAKSANAAN ASKEP METODE TIM
 KONSEP TEORI PENUAAN
 SATUAN ACARA PENYULUHAN OSTEOARTRITIS
 ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN SIFILIS
 ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN PSORIASIS
 MARS DAN HYMNE STIKMA
 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKMA
 TENTANG STIKes MAHARDIKA

PSIK STIKes Mahardika


PSIK STIKes Mahardika
Cirebon, Jawa Barat, Indonesia
Lihat profil lengkapku
Template Jendela Gambar. Diberdayakan oleh Blogger.

You might also like