Resensi Effect of Flame Hardening and Various Quenching Medium On The Mechanical and Metallurgical Properties of Grey Cast Iron Lathe Bed

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 6

Adhyaksa Mur’arsetyo Prameswara (155060200111005)

Effect of Flame Hardening and Various Quenching


Medium on the Mechanical and Metallurgical Properties
of Grey Cast Iron Lathe Bed
SABARINATH. L, K.S. MAHESH
1 2
PG Scholar , Assistant Professor
Department of Industrial Engineering and Management JSS Academy of Technical Education
Bangalore-560060, Karnataka

ABSTRAK
Grey Cast Iron adalah bahan yang paling umum digunakan di Lathe Bed. Sifat-sifat Grey
Cast Iron sebelum dan sesudah proses flame hardening untuk media quenching yang berbeda
dipelajari dan dianalisis. Ketiga media quenching yang digunakan adalah air, polimer dan sherol.
Perilaku struktural mekanik dan mikro dari material ditentukan dan dievaluasi untuk spesimen
mentah dan dengan perlakuan. Sifat – sifat berikut yang diuji; sifat kekerasan, aus dan ketahanan
korosi. Kekerasan diuji dengan menggunakan mesin pengujian kekerasan Rockwell, ketahanan
aus dan korosi diuji masing – masing menggunakan pin pada disk apparatus dan alat uji semprot
garam netral. Struktur mikro ditentukan dengan menggunakan mikroskop metalurgi.
KATA KUNCI: Flame Hardening, Media Quenching, Air, Polimer dan Sherol.

TUJUAN
 Mengamati sifat material sebelum dan sesudah flame hardening.
 Mempelajari efek dari bermacam media quenching pada sifat material dari grey cast iron.
 Mempelajari dan menganalisis mikrostruktur nya.

ALAT
 Mesin Bubut.
 Oxy-Acetylene flame thrower.
 Dapur Induksi.
 Rockwell Hardness Testing Machine; tipe indenter Diamond penetrator dengan sudut 120°
dan jari – jari 0.2 mm.
 Pin pada Disk Apparatus.
 Alat uji semprot garam netral (Neutral salt spray test apparatus).
 Mikroskop metalurgi.

BAHAN
 Spesimen besi cor abu – abu (grey cast iron) ISO Grade 250 berbentuk batang, sebanyak 10
kali pengambilan data dengan specimen ini dengan masing – masing spesimen yang diuji
akan menjadi subyek pengujian; dimensi diameter 8 mm dan panjang 30 mm.
 Air.
 Polimer (Servo quench 11).
 Sherol (MAK sherol B).
 Larutan NaCl.

CARA KERJA
 Batangan besi cor abu – abu (ISO Grade 250) dibuat dengan dimensi diameter 8 mm
menggunakan mesin bubut dan potong hingga memiliki panjang 30 mm. Spesimen disiapkan
dengan jumlah 10. Masing – masing sampel akan menjadi subyek pengujian proses
perlakuan panas dan pengujian mekanis.
 Oxy-Acetylene flame digunakan untuk proses flame hardening secara manual. Temperature
yang diperlukan untuk pengujian sekitar 1000 derajat Celcius. Jarak aman sekitar 8-10 mm.
 Flame hardening langsung diikuti oleh proses pendinginan (quenching). Specimen dengan
perlakuan didinginkan dengan media pendinginan masing – masing menggunakan
temperature ruangan sebagai berikut :
1. Water
2. Polymer (Servo quench 11)
3. Sherol (MAK sherol B)
 Proses perlakuan panas terakhir yaitu tempering, specimen dengan perlakuan dipanaskan
didalam dapur induksi selama dua jam dan dipertahankan dengan temperatur 2000oC. Lalu
didinginkan pada termperatur ruangan secara bertahap.
 Setelah tempering specimen diuji kekerasan, kerahanan aus dan korosi. Dan mikrostruktur
dari masing – masing variasi quenching diamati.

HASIL
 Uji Rockwell Hardness
Material yang digunakan : Grey cast iron GD 250.
Tipe Indenter: Diamond penetrator sudut kemiringan 120°dan jari – jari 0.2 mm.
Beban: 150 Kgf.
Hasil pengujian kekerasan sebagai berikut :

Table 1. Hasil Uji Rockwell Hardness.


Tipe Hardness(HRC)

Material mentah 26
Air 43
Polimer 48
Sherol B 41

Gambar 1. Hasil uji kekerasan.


 Uji Korosi
Semua spesimen yang diuji menunjukkan tanda – tanda oksidadi dalam 24 jam ketika
terekspos larutan NaCl. Korosi berwarna merah teramati untuk semua spesimen.

Tabel 2. Spesifikasi Uji Korosi


Test solution 5 % NaCl solution in distilled water
Tipe proteksi yang digunakan Nil
Temperatur pengujian 30-350 C
Metode pembersihan setelah pengujian Dengan air mengalir
Exposure time yang dibutuhkan 24 jam

Sebelum Pengujian Setelah Pengujian

Gambar 2. Hasil Uji Korosi

 Uji Ketahanan Aus


Beban : 20 N
Waktu pengujian : 10 minutes
Kecepatan : 300 RPM
Diameter track : 50mm = 0.05 m

Tabel 3. Hasil uji dengan Pin pada disc untuk pembebanan 20 N.


Type Speed (RPM) Time Sliding velocity Weight 3/
Wear rate (mm Nm)
(min) (m/s) loss (g)
Raw material 300 10 0.786 0.057 -4
8.39x10
Water quenched 300 10 0.786 0.02 -4
2.94x10
Polymer quenched 300 10 0.786 0.027 -4
3.98x10
Sherol quenched 300 10 0.786 0.0298 -4
4.39x10

Gambar 3. Laju keausan dari berbagai sample dengan pembebanan 20 N.


 Micro Analysis dengan Mikroskop Metalurgi
Pembesaran 100x digunakan untuk analisis mikrostruktur dari spesimen.

1. Raw material sample 2. Water quenched sample

3. Polymer quenched sample 4. Sherol quenched


sample
Gambar 4. Mikrostruktur dari berbagai sample.
1. Sampel raw material : Mikrostruktur menunjukkan
bentuk seperti jarum dari bainite (abu – abu muda).
Struktur sisanya adalah fine pearlite (abu – abu gelap) dan grafit (hitam).
2. Sampel pendinginan air : Mikrostruktur menunjukkan serpihan grafit muncul pada
matriks mengandung 20% free ferrite (berwarna cerah) dan 8% pearlite (unsur
berwarna gelap)
3. Mikrostruktur menunjukkan serpihan grafit muncul pada matriks dari fine pearlite
kurang dari 10% free ferrite dan kurang dari 5% free cementite.
4. Sampel pendinginan sherol : Mikrostruktur menunjukkan serpihan grafit muncul pada
matriks dari free ferrite dan pearlite dan kumpulan pearlite berwarna kegelapan pada sel
pembatas.

You might also like