Professional Documents
Culture Documents
Makalah
Makalah
PENDAHULUAN
Dokumentasi keperawatan adalah setiap catatan baik tertulis maupun elektronik yang
menggambarkan layanan keperawatan yang diberikan kepada klien dan dapat digunakan sebagai
bukti bagi tenaga yang berwenang. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah
mempengaruhi aktivitas pengelolaan data dan informasi di bidang keperawatan sehingga
mempengaruhi perkembangan dalam pendokumentasian keperawatan. Dokumentasi
keperawatan yang sejak awal merupakan pencatatan dalam format kertas (paper based) dapat
dikembangkan menjadi electronic based dengan dukungan teknologi informasi dan sistem
komputerisasi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
RESUME JURNAL 1
Dalam asuhan keperawatan, salah satu tujuan sasaran keselamatan pasien adalah dengan
mengurangi resiko infeksi akibat perawatan. Infeksi akibat perawatan ini harus dikelola melalui
proses pencegahan dan pengendalian (JCI, 2011). Infeksi yang sering terjadi sebagai akibat dari
perawatan kesehatan berhubungan dengan pemasangan alat-alat kesehatan. Singh, Pandya, Patel,
Paliwal, Wilson & Trivedi (2010) menyatakan bahwa penggunaan alat kesehatan ini akan
meningkatkan resiko terjadinya infeksi, terutama berkaitan dengan lama pemasangan. Infeksi
yang didapat dari rumah sakit atau Hospital Acquired Infections (HAIs) merupakan sebuah
kerugian bagi pasien dan rumah sakit. Glance, Stone, Mukamel dan Dick (2011) juga
menyebutkan hal yang sama, yaitu pasien menerima komplikasi yang didapatkan dari HAIs dan
akan meningkatkan resiko kematian. Pasien dengan resiko HAIs lama rawatnya yang lebih
panjang dan biaya perawatan akan menjadi lebih besar.
2
Sistem berbasis komputer diharapkan memberikan kemudahan dan kepuasan untuk
penggunanya. Perubahan kepuasan pengguna setelah menggunakan sistem berbasis komputer
secara statistik meningkat dibandingkan dengan sebelum menggunakan komputer (Koeswandari,
2011). Penelitian ini yang akan melihat pengaruh sistem pengawasan HAIs berbasis komputer
terhadap kelengkapan dokumentasi dan kepuasan perawat dalam menggunakan sistem.
Penggunaan teknologi dalam melakukan pengawasan HAIs pada riset ini terbukti meningkatkan
kelengkapan dokumentasi pengawasan, hasil riset ini mendukung hasil sebelumnya dimana Wu,
Tseng, Chung, Chen dan Lai (2012) mengembangkan sebuah sistem pengawasan HAIs berbasis
web. Sistem ini mengumpulkan data dari rumah sakit yang mendeteksi pola, kejadian infeksi dan
menganalisis untuk pe-ngambilan keputusan. Kelengkapan juga memungkinkan untuk
mendapatkan data yang bisa dianalisis untuk peningkatan pelayanan. Hal ini senada dengan riset
sebelumnya yang menyampaikan penggunaan sistem informasi manajemen keperawatan dapat
digunakan untuk membantu pengambilan keputusan di sistem pelayanan kesehatan (Hariyati,
Delimayanti, & Widyatuti, 2011).
Hasil penelitian sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa penggunaan teknologi
pada sistem informasi di rumah sakit terutama pada pencegahan HAIs dapat mendukung pe-
nerapan sistem informasi klinis secara lebih luas dengan data yang semakin banyak dan lebih
mudah diakses. Data yang dikumpulkan juga menjadi lebih komprehensif. Data yang berbentuk
elektronik menjadi lebih rinci, menggambarkan perkembangan rumah sakit dan memiliki potensi
3
untuk meningkatkan efektifitas pengendalian infeksi (Teltsch, 2011). Wu, Tseng, Chung, Chen,
dan Lai (2012) mengembangkan sebuah sistem pengawasan HAIs berbasis web. Sistem ini
mengumpulkan data dari rumah sakit yang akan mendeteksi pola, infeksi yang didapat di rumah
sakit yang kemudian akan diintegrasikan untuk membantu dalam pengambilan keputusan.
Penggunaan EHR mempunyai hubungan yang signifikan dengan kualitas dan kepuasan
perawat terhadap EHR (Top & Gider, 2012). Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
kepuasan perawat adalah dengan mempersiapkan sarana dan prasarana untuk penerapan sistem
dan mengembangkan sistem pengawasan HAIs agar dapat terintegrasi dengan sistem di rumah
sakit
4
RESUME JURNAL 2
Untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas perawatan pasien, rumah sakit semakin mengandalkan
teknologi komputer untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam dokumentasi, untuk pemanfaatan dari
kemajuan Technologik dalam perawatan pasien. Studi rumah sakit menerapkan EMR untuk
mendokumentasikan kemajuan wanita dalam sistem labor. dan terus menerus memantau kontraksi rahim dan
denyut jantung janin dan memungkinkan pengguna untuk memetakan kemajuan persalinan, termasuk
intervensi, di komputer samping tempat tidur atau di komputer manapun pada unit yang merupakan bagian
dari sistem.
Banyak pengguna awalnya menyatakan keprihatinan bahwa metode komputerisasi baru charting
akan lebih memakan waktu dan akan mengurangi dari perawatan pasien. Penelitian kami dilakukan selama
transisi dari kertas untuk charting komputer, ketika perawat masih charting baik oleh kertas dan oleh
computer. kami menemukan bahwa kurang waktu dihabiskan charting oleh komputer daripada kertas (5,1%
vs 10,5%, masing-masing) dan kami memperkirakan bahwa jumlah total waktu (15,79%) menghabiskan
mendokumentasikan pada kedua kertas dan komputer adalah sebanding dengan laporan berdasarkan kertas
charting saja.
Data kami menunjukkan bahwa pelaksanaan EMR di unit intrapartum tidak berhubungan dengan
waktu yang berlebihan dihabiskan untuk dokumentasi. Namun, data juga menunjukkan bahwa peluang lain
untuk meningkatkan efisiensi keperawatan memang ada. metode kerja-sampling muncul berguna untuk
memperkirakan alokasi waktu keperawatan dan untuk menunjukkan daerah di mana kegiatan staf dapat
dioptimalkan.
5
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dokumentasi keperawatan adalah bagian yang penting dari dokumentasi klinis.
Dokumentasi keperawatan tidak hanya sebagai sarana komunikasi namun juga berkaitan dengan
aspek legal dan jaminan dalam pemberian kualitas pelayanan. Dengan pendokumentasian yang
baik pengembangan riset keperawatan juga akan optimal. Bagaimanapun, saat ini pendokumentasi
proses keperawatan di Indonesia sangatlah kurang dan kualitasnya sangat rendah.
Pendokumentasian keperawatan dengan menggunakan komputer diharapkan akan membantu
meningkatkan dokumentasi keperawatan yang berkwalitas. Namun sebelum suatu instansi rumah
sakit menggunakan pendokumentasian keperawatan yang terkomputerisasi ini ada beberapa hal
yang perlu dipersiapkan, tidak hanya berkaitan dengan penyediaan hardware dan software
computer itu sendiri, tetapi yang lebih dipentingkan adalah kemampuan perawat dalam
menggunakan tehnologi informasi ini.
3.2 SARAN
Perlu dirumuskan kebijakan yang mengatur dokumentasi keperawatan dengan berbasis
teknologi informasi atau elektronik dokumentasi keperawatan sehingga kerahasiaan dan keamanan
informasi klien tetap terjaga.