Professional Documents
Culture Documents
Ipi 80523
Ipi 80523
ABSTRACT
In Indonesia town people arc! being increase almost twofold. Than many people have to stay in the slum areas.
The health of teeth and mouth service in health centres (puskesmas) is given toothache for low income people
and specially for anxious .DeoDle . to toothache. The percentage of the toothache, pulpitis and periapical membrane
diseases for people !I30k the f olrth ~ rank from nine non contaclious disesises at Kecamatan Penjaringan are 2.9%
in 1999. The objective?s of the re!search were to determine the relations of knowledge, attitude, and behavior aspect
- --
... .. r
about dental caries w!tn u ~ t - index.
. ..
The other objectives were ro oerermine the classification of slum and non-
slum areas regardingr the know ledge, attitude, and behavior about caries on the elementary school students 6"
class. Resr~ l t sby sin;rple linear regression showed that DMF-T index were influenced by variables of knowledge
(p = 0.041). Results b]v multiple 11'near regression showed that DMF-T index is influenced by variable of knowledge and
. . . .. . .
attitude abour oenra! ( p ~nowreoge= 0.010 and p attitude = 0.046). Results by t test proved there were the significant
differences in the knowledge and attitude between elementary school students fYh class in the slum and non-slum area
(p knowledge = 0.001 andp attitude = 0.029). Dental healthy ofelementary school students ehclass were influenced by
knowledge. If the variables of knowledge, attitude, and behavior were analyzed togethe6 just variables of knowledge and
attitude thal influenced caries den!is (DMF-Tindex). The classification slum and non-slum areas influenced the knowledge
and attitude, of the stucients aboul' dental caries.
Key words. ....-...-l,-, l..l.lll, practice, index DMF-T, slum and non-slum area
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistern dan Kebijakan Kesehatan. JI. Percetakan Negara 23A. Jakarta
198
Hubungan Pengetahuan. Sikap, dan Perilaku tentang Karies Gigi (Ratih Ariningrum dan Endang Indriasih)
METODE
Rancangan penelitian adalah: cross sectional.
Unit analisis adalah para siswa SD kelasVI dari 6 SD Penelitian dilakukan pada tahun 2001 di
di daerah kumuh dan 6 SD di daerah tidak kumuh. Kecamatan Penjaringan.
Hal-ha1 yang diteliti adalah indeks DMF-T yang Untuk memudahkan pembagian jumlah siswa,
dihubungkan dengan pengetahuan, sikap, dan rnaka dari masing-masing SD diambil 12 siswa. Jadi
perilaku mengenai karies gigi. Kemudian telah diteliti dari daerah kumuh diambil72 siswa dan dari daerah
pula mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku tidak kumuh diarnbil 72 siswa SD.
tenebut dengan membedakan antara para siswa di Alat penelitian berupa forrnulir pengisian
daerah kumuh dan tidak kumuh. mengenai data dasar kesehatan gigi dan jaringan
Variabel dependen adalah indeks DMF-T. lndeks periodontal, serta formulir kuesionkr yang diisi oleh
-
DMF-T (Decayed Missing Filled Teeth) adalah para siswa. Formulir kuesioner berisi pertanyaan
indeks yang menyatakan kesehatan gigi seseorang mengenai pengetahuan sebanyak 21 pertanyaan.
dan dinyatakan dengan status karies gigi (Direktorat sikap sebanyak20 pertanyaan,dan perilaku sebanyak
Kesehatan gigi. 1995 dan 1997).Variabel independen 9. Pengujian validitas dan realibilitas kuesioner
adalah: pengetahuan, sikap, perilaku mengenai tersebut menggunakan teknik statistik alpha mnbach.
karies gigi dan kesehatan jaringan periodontal, serta Peralatan yang digunakan untuk memeriksa kesehatan
klasifikasi daerah kumuh dan tidak kumuh. gigi adalah kaca mulut, probe, pinset, ekskavator.
Bahan atau materi penelitian ini adalah siswa SD sonde half moon, dan neerbacken.
negeri kelas VI di Kecamatan Penjaringan dengan
kriteria-kriteria sebagai berikut: a) kriteria inklusi yaitu: HASlL DAN PEMBAHASAN
SD Negeri yang telah menjalankan Program UKGS, Karakteristik Responden
siswa SD Negeri kelas VI dan bersedia mengikuti
rangkaian penelitian; b) kriteria eksklusi yaitu: siswa Jenis Kelamin Responden
Tabel 1 menunjukkanjumlah siswa menu~tjenis
SD sebelum kelasVI pernah bersekolah di tempat lain.
Akan dipilih sampel secara clusterrandom sampling. kelamin. Di daerah kumuh siswa laki-laki sebanyak
Besar sampel ditentukan dengan menggunakan uji 37 siswa (51.4%) dan siswa perempuan sebanyak
hipotesis beda rata-rata pada 2 kelompok independen 35 siswa (48,6%), sedangkan di daerah tidak kumuh
jumlah siswa laki-laki sebanyak 32 siswa (44,4%) dan
(untuk tujuan penelitian kedua yaitu: menentukan
hubungan antara klasifikasi daerah kumuh dan tidak perempuan sebanyak 40 siswa (55,6%).
kurnuh terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku).
Tabel I. Distribusi Siswa SD Kelas VI di Daerah
Kumuh dan tidak Kumuh Kecamatan
Penjaringan menurut Jenis Kelamin, tahun
2001
Jenis kelarnin
n = Jumlah sampel
62 =Variansi Laki-laki Perernpuan Total
a = Derajat kernaknaan (5%) n O h n %
I-fl = Kekuatan uji (power) (80%) Kumuh 37 51,4 35 48,6 72
pl = Nilai rata-rata pengetahuan pada kelompok Tidak kumuh 32 44.4 40 55,6 72
1 (siswa SD di DKI. Magdarina. 1997). Total 69 75 144
p2 = Nilai rata-rata pengetahuan pada kelompok 2
(siswa SD di Depok, Soetiarto, 1996). p = 0.505
Tidak ada perbedaan yang bermakna pada jumlah
siswa laki-laki dan perempuan di daerah kumuh dan
tidak kumuh.
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan - Vol. 9 No. 4 Oktober 2006: 198-202
,..
sedangkan di daerah tidak kumuh sebanyak 8 siswa
.",,
(lI,l"/0). Klasifikasi Daera-
h
Kumuh Tidak K umuh t
Tabel 2. Distribusi Siswa SD Kelas VI di Daerah ...-".. Mean *El:n hnmsn r SD
Cumuh d;an tidak Kumuh Kecamatan-
Penaetahuan 11.99 * 3.32 14.06 i 2.78 -4.053 O.OO1
'enjaringa n menuru't Umur, tahun 2001
Sikap 13,17* 3,12 14,38 * 3.47 -2,199 0J29
--
Umur
Perilaku 6.18 f 1.84 6.28 f 2.25 -0.284 0t777
Tabel 3. Hasil Analisis t-test mengenai lndeks DMF-T Siswa SD Kelas VI di Daerah Kumuh dan tidak Kumuh
Kecamatan Penjaringan, tahun 2001
Kumuh Tidak Kumi
n Min Mak
-x SD n Mak SD
DMF-T 72 0 10 2.99 2,18 72 0 10 2.10 1.99
Hubungan Pengetahuan. Sikap, dan Perilaku tentang Karies Gigi (Ratih Ariningrum dan Endang Indnasih)
model multiple linearregression untuk ha1tersebut Direktorat Bina Upaya Kesehatan Puskesmas. 1993.
adalah: skor DMF-T= 2.994 - (0,147 x total skor Pedoman PelayananKesehatan Daerah Perkotaan.
pengetahuan yang benar) + (0.110 x total skor Departemen Kesehatan RI. Direktorat Jenderal
sikap yang benar). Pembinaan Kesehatan Masyarakat. Jakarta. 40-41.
50-51.59-61, 64.
2. Hubungan antara Pengetahuan, Sikap, dan
Direktorat Kesehatan Gigi, 1995. Tata Cam Pelayananan
Perilaku Siswa SD Kelas VI terhadap Klasifikasi
Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas.
Kumuh dan tidak Kumuh Departemen Kesehatan RI. Direktorat Jenderal
Hasil t tes menunjukkan bahwa terdapat perbedaan Pelayanan Medik. Jakarta. 25-28.
yang bermakna pada pengetahuan dan sikap Direktorat Kesehatan Gigi, 1997. Pedoman Pelaksanaan
antara siswa SD kelas VI di daerah kumuh dan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah. Departemen
tidak kumuh (p pengetahuan = 0,001 dan p .
Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pelayanan Medik.
sikap=0,029). Berarti klasifikasidaerah kumuh dan Jakarta. 2-14,6246.
tidak kumuh berpengaruh terhadap pengetahuan Heldenan WHVP, 1994. Planning of a Community Oral
dan sikap para siswa mengenai kesehatan gigi. Health DemonstrationProjectin Cimamem, Bandung:
ProceedingAsean Meeting on Dental Public Health.
S,aran-sa a n 35th Anniversary Faculty of Dentistry. Padjadjaran
1. Saran untuk Program Penyuluhan University. Bandung. Indonesia. 35-36,
--.-. Joelimar FA. Gaare D. Rolla G. Thamrin E. et al.. 1986.
aecara statistik terbukti bahwa indeks DMF-T
(indeks mengenai karies gigi) dipengaruhi oleh Perbandingan Hasil Pefiaikan Kondisi Gusi Akibat
Motivasi Penyikatan Gigi terhadap Pembersihan
skor pengetahuan dan sikap. Oleh karena itu
Karang gig; pada Sekelompok Pria Indonesia.
dalam memperbaiki indeks DMF-T para siswa
Universitas Indonesia, Jakarta. 19-23.
SD, hendaknya penyuluhan yang diberikan lebih Magdarina. Sintawati. Rusiawati Y. et al., 1997. Studi
menekankan pada perbaikan hal-ha1tersebut. Evaluasi Program UKGS Di Wilayah DKI Jakarta
Adapun sasaran semua kegiatan penyuluhan Tahun 1997. Puslitbang Penyakit Tidak Menular,
tersebut adalah: Badan Litbang Kesehatan.
a. S a s a r a n p r i m e r y a i t u p a r a s i s w a S D Masrif E. 1989. Hubungan Pengetahuan, Sikap lbu tentang
Kecamatan Penjaringan sesuai dengan kriteria Kesehatan Gigi dengan Praktik Pemeliharaan
daerahnya. Kesehatan Gigi dan Prevalensi Karies Gigi: Studi
saran st?kunder yaitu: m mereka y a n g Pada AnakTaman Kanak-kanak di Kecamatan Senen
mpengar uhi sasar.an primer, yaitu para Jakarta Pusat Tahun 1989. Universitas Indonesia.
Depok.
orang tua slswa aan para guru.
Situmorang N. 1994. Persepsi Ibu-ibu Rumah Tangga
c. S a s a r a n t e r s i e r y a i t u m e r e k a y a n g Mengenai Penyakit Karies Gigi dan Hubungannya
mempengaruhi keberhasilan prc)gram seperti dengan Perilaku PencarianPengobatanProfesional
para petugas kesehatan gigi dan ..A*, ,--.. ,
pcruycrr Jari d i Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli
organisasi masyarakat seperti PKK. Serdang, Sumatera Utara. Universitas Indonesia.
2. Saran untuk Penelitian Depok.
a. Perlu penelitian kualitatif untuk menggali Soetiarto F. Sumartono W. Sintawati. Sekartuti. ~. 1996. ~~