Professional Documents
Culture Documents
FS 3
FS 3
Introduction
Makin memasyarakatnya kampanye pola hidup sehat menjadikan orang beralih dari
kebiasaan minum alkohol mejadi minum kopi sebagai penggantinya. Sudah barang tentu hal
ini menyebabkan meningkatnya permintaan terhadap kopi dan evolusi terhadap industri kopi
itu sendiri.
Perubahan yang nampak adalah dalam cara orang bersosialisasi. Mereka berpindah dari
mengenjungi dance club ke tempat yang lebih tenang yang di tempat itu mereka dapat
berkumpul bersama teman-teman atau rekan bisnis atau sekedar bertemu dengan orang-orang
baru dalam sebuah atmosfer yang nyaman. Dengan pola sosialisasi tersebut, maka kopi bukan
lagi sekedar sebuah minuman namun lebih dari itu adalah berwujud sebuah pengalaman
sosial (social experience).
Howard Shlutz, pendiri starbucks, terinspirasi oleh banyaknya jumlah kedai kopi di Milan
saat mengadakan perjalan ke Italia pada 1983. Kunci sukses starbucks adalah kemampuannya
mengantisipasi pergeseran rules of competition. Kunci itu melahirkan keunggulan yang
bertumpu pada sensasi perpaduan antara kopi dengan social experiance yang timbul dan
bukan pada kopi sebagai sebuah produk yang berdiri sendiri.
Starbucks memposisikan diri sebagai bukan sebagai coffemaker semata namun sebagai
sebuah coffeehouse yang menawarkan diri sebagai rumah ketiga (setelah rumah dan kantor)
bagi para pengunjungnya dengan menghadirkan standar yang tinggi pada tata letak, desain
ruangan, pencahayaan, dan ornamen. Dalam konteks tersebut mereka melibatkan store
manajemen, termasuk di dalamnya manajer real estate, arsitek, desainer serta mempekerjakan
karyawan yang terlatih sehingga berpengaruh terhadap kualitas pengalaman para pelanggan.
Semboyan mereka adalah memberikan lebih dari sekedar secangkir kopi, namun sebuah
pengalaman yang berkesan.
Luxotica
Dalam dua dekade terakhir industri kacamata mengalami transformasi yang dipicu oleh :
pertama, perkembangan bahan baku industri kacamata itu sendiri utamanya celluloid; dan
yang kedua, riset terhadap estetika kacamata yang telah menjadi barang yang biasa
dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari dan ketertarikan para fashion designer dalam
menjadikan kacamata seperti ‘pakaian’ bagi mata para konsumennya sehingga fungsi
kacamata meningkat fungsinya menjadi kunci dalam penampilan dan kepribadian.
Peran baru tersebut mensyaratkan sebuah pergeseran yang radikal dalam struktur perusahaan.
Pertama, meningkatkan sources akibat dari adanya kompetisi desain produk dan identifikasi
merk sebagai hasil dari riset bahwa estetika produk lebih penting daripada fungsi yang
dimiliki produk itu sendiri dan memperbarui citra luxottica. Kedua, lensa kontak dan lasik
bukanlah ancaman bagi produk luxottica. Ketiga, pasar telah sepenuhnya tumbuh, ketika
orang membutuhkan kacamata yang berbeda untuk situasi yang berbeda maka diperlukan
desain khusus dan modis.
Kesuksesan luxottica adalah mereka mampu memahami kebutuhan konsumen akan kacamata
serta mampu memahami rules of compettition yang baru, serta mengembangkan rantai nilai
yang sejalan. Selanjutnya, luxottica tidak hanya menambah konsumennya lewat pre-sale,
sale, dan after sale-nya, namun sebagian besar diperoleh secara langsung dan berkala dari
informasi pasar sehingga bisa mampu menekan invetory dan mengoptimalkan production
planning.
Nokia