Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 19

FAKTOR –FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN

HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMAS BIRU-BIRU


KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2017

ABSTRAK

Latar Belakang: Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke


(15,4 %) dan tuberkulosis (7,5 %), yakni mencapai 6,8 % dari populasi kematian
pada semua umur diIndonesia. Hipertensi ditemukan sebanyak 60-70% pada
populasi berusia di atas 65 tahun. Kelompok usia lanjut di wilayah
Puskesmas biru-biru berjumlah 65 orang. Hipertensi pada lansia menempati
urutan kedua pada daftar penyebab kematian.Data 10 besar penyakit menunjukkan
hipertensi juga berada pada urutan kedua setelah ISPA.

Tujuan:Untuk mengetahui hubungan antara faktor kebiasaan asupan garam,


konsumsi makanan berlemak, merokok dan olahraga dengan kejadian hipertensi
pada lansia dipuskesmas biru-biru kabupaten deli serdang tahun 2017.

Metode:Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik. Dilakukan


pada bulan Maret sampai April Tahun 2017, dengan subjek penelitian sebanyak
65 lansia yang meliputi 50 lansia dengan hipertensi dan 15 lansia tidak dengan
hipertensi. Sampel lansia dengan hipertensi ditentukan secara total sampling
sedangkan sampel lansia tidak hipertensi ditentukan secara random sampling.
Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan check list. Analisis
data dilakukan dalam bentuk presentase dan menggunakan teknik statistik Chi
Square.

Hasil : Keempat faktor yang diteliti berhubungan dengan kejadian hipertensi pada
lansia di Puskesmas biru-biru kabupaten deli serdang tahun 2017 meliputi
Kebiasaan asupan garam (nilai p(0,010) < 0,05), konsumsi makanan
berlemak (nilai p (0,018) <0,05), merokok (nilai p(0,000) < 0,05) dan olahraga
(nilai p (0,000) < 0,05).

Kesimpulan:Kebiasaan asupan garam lansia hipertensi sebagian besar


termasuk dalam kategori sering, kebiasaan konsumsi makanan berlemak lansia
hipertensi sebagian besar termasuk dalam kategori sering, kebiasaan
merokok lansia hipertensi sebagian besar adalah bukan perokok, kebiasaan
olahraga lansia hipertensi sebagian besar termasuk dalam kategori kurang
baik. Keempat faktor yang diteliti berhubungan dengan kejadian hipertensi
pada lansia di Puskesmas biru-biru kabupaten deli serdang tahun 2017.

Kata kunci :faktor –faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi, lansia.
ABSTRACT

Background: Hypertension is the3thcause of death after stroke (15.4%) and


tuberculosis (7.5%),reaching 6.8% of the population deaths in all age groups in
Indonesia. Hypertension was found as many as 60-70% of the population aged
over 65 years. while the total of elderly in the blue-blue village is 65.
Hypertension in the elderly is the second causes of death. 10 major diseases data
rank shows that hypertension also in the second position after the ARD.

Purpose: The purpose of this study was to determine the association between salt
intake, consumption of fatty foods, smoking and exercise habits factors with
the incidence of hypertension in the elderly in the village mobile community
health center of blue-blue Community Health Center 2017.

Methods: This study was a descriptive analytic. Conducted in march to april


2017, with 65 elderly as research subjects covering 50 elderly with
hypertension and 15 elderly was not hypertension. Sample of elderly with
hypertension determined by total sampling while the sampleof elderly that’s not
hypertensive determined byrandom sampling. Data were collected using a
questionnaire and a check list. Data analysis was carried out in the form of
percentages and Chi Square statistical techniques.

Results: The four habitsfactors associated with the incidence of hypertension


observed in the elderly in the Klumpit village mobile community health
center of Gribig Community Health Center, includes the salt intake habit
(p-value (0.010) <0.05), the consumption of fatty habit (p-value (0.018)
<0.05), smoking habit (p-value (0.000)<0.05) and exercise habit (p-value
(0.000) <0.05).

Conclusion: Salt intake and fatty food consumption habitsof hipertensive


elderly mostly be often, smoking habits of hypertensive elderly mostly be
non-smokers, exercise habits of hipertensive elderly mostly be poor. That
four habit factors associated with the incidence of hypertension observed in the
elderly in the blue-blue village mobile community health center of Community
Health Center 2017.

Keywords:.factors relating to the incident of hypertension,elderly.

A.Latar Belakang

Pada tahun 2010 diperkirakan jumlah penduduk usia lanjut di Indonesia,


sebesar 24 juta jiwa atau 9.77% dari total jumlah penduduk. Menurut JNC
(Joint National Committee) VII tahun 2003, hipertensi ditemukan sebanyak
60-70% pada populasi berusia di atas 65
tahun. Lansia yang berumur di atas 80 tahun sering mengalami hipertensi
persisten, dengan tekanan sistolik menetap di atas 160 mmHg. Jenis
hipertensi yang khas sering ditemukan pada lansia adalah isolated systolic
hypertension(ISH), di mana tekanan sistoliknya saja yang tinggi (di atas 140
mmHg), namun tekanan diastolik tetap normal (di bawah 90mmHg). Hipertensi
merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang terjadi di Negara maju
maupun negara berkembang. Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3
setelah stroke(15,4 %) dan tuberkulosis (7,5 %), yakni mencapai 6,8 % dari
populasi kematian pada semua umur di Indonesia. Angka kejadian hipertensi
di seluruh dunia mungkin mencapai 1 milyar orang dan sekitar 7,1 juta
kematian akibat hipertensi terjadi setiap tahunnya (WHO cit.Depkes RI, 2008).

Hipertensi atau darah tinggi diartikan sebagai peningkatan tekana darah


secara terus menerus sehingga melebihi batas normal. Hpertensi sering dikatakan
sebagi Sillent Killer, karena termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai
dengan gejala – gejala terlebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya.
Hipertensi merupakan penyakit yang kerap dijumpai di masyarakat dengan jumlah
penderita yang terus meningkat setiap tahunnya. Baik desertai gejala atai tidak,
ancaman terhadap kesehatan yang diakibatkan oleh hipertensi terus berlangsung.
(Vitahealth, 2005).

Hipertensi yang lebih dikenal dengan darah tinggi adalah suatu keadaan
dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang
mengakibatkan peningkatan angka kesakitan dan kematian. Lebih kurang 90 %
penderita hipertensi tergolong hipertensi essensial atau primer yang belum
diketahui penyebabnya, sedangkan sisanya adalah hipertensi sekunder yang sudah
jelas penyebabnya seperti kelainan pembuluh darah, gangguan kelenjar tiroid, dan
lain – lain. Faktor penyebab hipertensi antara lain faktor keturunan, pola makan,
factor merokok, berat badan, dan faktor alkohol yang dianggap sangat
mempengaruhi meningkatnya angka kejadian hipertensi. Penelitian bertujuan
untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi dibagi dalam


dua kelompok besar yaitu faktor yang melekat atau tidak dapat diubah
seperti jenis kelamin, umur, genetik dan faktor yang dapat diubah seperti pola
makan, kebiasaan olah raga dan lain-lain. Untuk terjadinya hipertensi perlu
peran faktor risiko tersebut secara bersama –sama (commonunderlying risk
factor), dengan kata lain satu faktor risiko saja belum cukup menyebabkan
timbulnya hipertensi (Depkes RI, 2003).

Menurut Yundini (2006) saat ini terdapat kecenderungan pada


masyarakat perkotaan lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan
masyarakat pedesaan. Hal ini antara lain dihubungkan dengan adanya gaya
hidup masyarakat kota yang berhubungan dengan risiko hipertensi seperti stress,
obesitas(kegemukan), kurangnya olah raga, merokok, alkohol, dan makan
makanan yang tinggi kadar lemaknya. Perubahan gaya hidup seperti perubahan
pola makan menjurus ke sajian siap santap yang mengandung banyak lemak,
protein, dan garam tinggi tetapi rendah serat pangan, membawa konsekuensi
sebagai salah satu faktor berkembangnya penyakit degeneratif seperti
hipertensi.Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada
bulan April sampai Mei 2017, didapatkan data bahwa kelompok usia lanjut di
wilayah Puskesmas biru-biru berjumlah 65 orang, Hipertensi pada lansia
menempati urutan kedua pada daftar penyebab kematian. Data 10 besar penyakit
menunjukkan hipertensi juga berada pada urutan kedua setelah ISPA (Data
Profil,2011).

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu Hipertensi


Primer atau Hipertensi Essensial dan Hipertensi Sekunder. Hipertensi ikut
berperan dalam kematian ribuan orang karena penyakit ikutannya yang lebih
berbahaya seperti stroke, serangan jantung dan gagal ginjal terminal. Hipertensi
juga membuka peluang 12 kali lebih besar bagi penderitannya untuk menderita
stroke dan 6 kali lebih besar untuk serangan jantung, serta 5 kali lebih besar
kemungkinan meninggal karena gagal jantung (Congestive heart failure)
(Vitahealth, 2005). Prevalensi hipertensi semakin lama semakin meningkat.
Dibanyak Negara saai ini, prevalensi hipertensi meningkat sejalan dengan
perubahan gaya hidup seperti merokok, obesitas, aktivitas fisik dan stress
psikososial. Saat ini hipertensi diderita lebih dari 800 juta orang di seluruh dunia.
Kurang lebih 10 – 30 % penduduk dewasa dihampir seluruh Negara mengalami
hipertensi. Hasil survey di Asia Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol. 1, No. 1, Februari
2015 68 menunjukkan prevalensi hipertensi diduduki oleh India (40 %), Jerman
(60 %) dan Indonesia menduduki peringkat ke 7 di asia. WHO memperkirakan
prevalensi hipertensi lebih dari 20 % populasi penduduk dunia (Arrosyid Z,
2007).

Berdasarkan wawancara tidak terstruktur kepada 10 lansia dengan hipertensi


yang
berkunjung ke Puskesmas biru-biru kabupaten deli serdang tahun 2017 diperoleh
data bahwa sebagian besar lansia makan makanan asin antara 3 –6 kali seminggu,
jarang makan jeroan dan makanan berlemak lain dengan frekuensi antara 3 –8
kali sebulan, 5 lansia berjenis kelamin pria semuanya mempunyai kebiasaan
merokok, 5 lansia berjenis kelamin wanita semuanya tidak mempunyai
kebiasaan nginang, sebagian besar lansia tidak mengatur waktu khusus untuk
olahraga atau senam lansia tapi biasanya mereka berjalan kaki.
Berbagai fenomena tersebut mendorong peneliti untuk melakukan penelitian
tentangfaktor
–faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada lansia khususnya
kebiasaan makan
makanan asin, makan makanan berlemak, merokok dan olahraga di Puskesmas
biru-biru kabupaten deli serdang tahun 2017.

B.Perumusan Masalah
Perumusan masalah penelitian ini adalah “apa sajakah faktor –faktor
yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada lansia di Puskesmas Biru-
biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2017. ?”.

C.Tujuan Penelitian
1.Tujuan Umum
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan umum untuk mengetahui
faktor
–faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada lansia di
Puskesmas Biru-biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2017.

2.Tujuan Khusus
A .Untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan asupan garam pada lansia
penderita
hipertensi di Puskesmas Biru-biru kabupaten Deli Serdang .
B .Untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan konsumsi makanan berlemak
pada lansia
penderita hipertensi di Puskesmas Biru-biru kabupaten Deli Serdang.
C .Untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan merokok pada lansia penderita
hipertensi di Puskesmas Biru-biru kabupaten Deli Serdang.
D .Untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan olahraga pada lansia penderita
hipertensi
di Puskesmas Biru-biru kabupaten Deli Serdang..

D.Manfaat Penelitian

1. Bagi institusi pelayanan kesehatan.

Manfaat penelitian ini bagi institusi pelayanan kesehatan adalah sebagai


baham informasi untuk meningkatkan pelayanan keperawatan dalam
penatalaksanaan hipertensi pada lansia serta memberikan informasi kepada
institusi pelayanan kesehatan tentang factor-faktor yang berhubungan dengan
kejadian hipertensi pada lansia dipuskesmas biru-biru kabupaten Deliserdang.

2. Bagi institusi pendidikan.

Manfaat penelitian ini bagi institusi pendidikan adalah sebagai bahan


referensi untuk penelitian selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian
tentang hipertensi pada lansia.

3. Bagi masyarakat.

Manfaat penelitian ini bagi masyarakat adalah untuk menambah informasi


bagi masyarakat tentang factor-faktor yang berhubungan dengan kejadian
hipertensi pada lansia sehingga masyarakat mampu melakukan upaya pencegahan
hipertensi.

A. Kerangka Konsep Penelitian


Kerangka konsep penelitian merupakan kerangka hubungan antara konsep-
konsep yang akan diukur atau diamati melalui penelitian yang akan dilakukan.
Diagram dalam kerangka konsep harus menunjukkan hubungan antara variabel-
variabel yang akan diteliti, kerangka konsep yang baik dapat memberikan
informasi yang jelas kepada peneliti dalam memilih desain penelitian (Riyanto,
2011).

Adapun Kerangka konsep penelitian berjudul faktor-faktor yang


berhubungan dengan kejadian hipertensi pada lansia di Puskesmas Biru-Biru
Kabupaten Deliserdang Tahun 2017.

Faktor-faktor yang berhubungan dengan hipertensi

Independen Dependen

1. Kebiasaan Asupan Garam


2. Obesitas Kejadian Hipertensi Pada Lansia
3. Merokok
4. Olahraga

B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau
pertanyaan penelitian (Nursalam,2003). Hipotesis penelitian ini adalah
Ha 1 Ada hubungan antara kebiasaan asupan garam dengan kejadian
hipertensi pada lansia.
Ha 2 Ada hubungan antara kebiasaan konsumsi makanan berlemak dengan
kejadian hipertensi pada lansia.
Ha 3 Ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi
pada lansia.
Ha 4 Ada hubungan antara kebiasaan olahraga dengan kejadian hipertensi
pada lansia.

RANCANGAN PENELITIAN

1. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
analitik yang bertujuan untuk menggambarkan faktor-faktor yang berhubungan
dengan kejadian hipertensi pada lansia di puskesmas biru-biru kabupaten
Deliserdang Tahun 2017.

2. Populasi dan Sampel


A. Populasi
Notoatmodjo (1993), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang
akan diteliti (setiadi, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah lansia di
puskesmas biru-biru kabupaten Deliserdang Tahun 2017 yang mengalami
hipertensi pada bulan maret sampai april sebanyak 65 orang.
B. Sampel
Tehnik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah
total sampling dimana jumlah sampel secara keseluruhan populasi yang ada pada
bulan maret sampai april sebanyak 65 orang yang menderita hipertensi
dipuskesmas biru-biru.

3. Lokasi Dan Waktu Penelitian


A. Lokasi
Lokasi penelitian ini dilakukan dipuskesmas biru-biru kabupaten
Deliserdang Tahun 2017.
B. Waktu
Penelitian ini menggunakan variabel independen dan variabel dependen
yang terjadi pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan secara simultan atau
dalam waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilakukan pada
bulan Maret sampai April 2017.
4. Etika Penelitian
Penelitian ini dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari ketua
jurusan program studi ilmu keperawatan. Kemudian peneliti meminta persetujuan
dari puskesmas biru-biru kabupaten Deliserdang. Di dalam pembuatan penelitian
ini peneliti berpegang teguh pada empat prinsip dalam etika penelitian, yaitu :
1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect of human dignity ).
Peneliti menjelaskan tujuan penelitian dan sebelum melakukan penelitian
penelti mengobservasi keadaan umum responden.
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian (respect for
privacy and confidentiality).
Peneliti menjaga kerahasiaan hasil observasi dan menjaga kerahasiaan
identitas responden.
3. Keadilan dan inclusivitas atau keterbukaan (respect for justice an
inclusiveness).
Dalam memberikan kuesioner penelitian bersikap terbuka terhadap setiap
responden.
4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (blancing
harms and benefits).
Dalam melakukan penelitian peneliti mempertimbangkan segala kerugian
yang dapat ditimbulkan dari penelitian yang dilakukan.
5. Instrumen Penelitian
Alat pengumpulan data (instrumen penelitian) yang digunakan dalam
penelitian ini adalah lembar kuesioner untuk memperoleh informasi dari
responden tentang bagaimana faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian
hipertensi pada lansia.
Variabel dari faktor hipertensi adalah
1. Kebiasaan asupan garam
2. Obesitas
3. Merokok
4. Olahraga
Dalam penelitian ini peneliti menilai jawaban responden pada kuesioner
dengan menggunakan skala Random, dimana responden diminta untuk memberi
tanda (ceklis) pada salah satu jawaban yang dianggap benar menurut responden.
Kuesioner berisi 20 pertanyaan. Apabila responden menjawab ” benar” diberi skor
1 dan apabila responden menjawab “salah” diberi skor 0. Dengan nilai
maksimum 20 dan nilai minimum 0.
6. Pengumpulan Data
Prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah mengajukan
permohonan izin untuk pelaksana di institusi pendidikan (Akper Akbid Institut
Deli Husada Delitua), dan mendekati calon responden yang bersedia, diminta
untuk menandatangani surat persetujuan (Informed Consent) mendampingi
responden dalam pengisian kuesioner / membantu responden dan data yang telah
diperoleh dikumpulkan untuk dianalisa.
7. Teknik Analisa Data
Setelah data terkumpul dan hasil pengumpulan data, maka penelitian
melakukan pengolahan data yang terdiri dari dua (2) langkah yaitu :
1. Persiapan yaitu untuk mengecek nama dan kelengkapan identitas,
mengecek kelengkapan data dan mengecek macam isian.
2. Tabulasi data dengan memberikan skor (scoring) terhadap item-item yang
perlu diberi skor atau kode, dimana kuesioner ini dibuat dengan
menggunakan Random.

HASIL PENELITIAN
A. HASIL

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan peneliti pada


bulan Maret sampai bulan April 2017 di Puskesmas Biru-biru kabupaten
Deliserdang dengan jumlah responden sebanyak 65 orang, maka hasil
penelitian tersebut dapat dilihat dalam bentuk analisis univariat dan bivariat.
Analisis univariat adalah menganalisis gambaran distribusi frekuensi dari
berbagai variabel yang diteliti baik variabel dependen ( kejadian hipertensi
pada lansia ) maupun variabel independen ( kebiasaan asupan garam, obesitas
merokok,olahraga). Analisis Bivariate yaitu dengan menggunakan uji chi
square.

Table 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur pada lansia


dipuskesmas Biru-biru kabupaten Deliserdang tahun 2017.

NO Umur (tahun) Jumlah Persentase


1. 60-65 22 33.8%
2. 66-70 20 30.8%
3. 71-80 23 35.4%
4. Total 65 100.%

Berdasarkan data tabel di atas dapat disimpulkan bahwa frekuensi


lansia usia 22 orang (33.8%) usia 60-65 tahun, 20 orang (30.8%) usia 66-70
tahun, 23 orang (35.4%) usia 71-80 tahun.

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat


pendidikan lansia dipuskesmas Biru-biru kabupaten Deliserdang Tahun 2017.

NO Pendidikan Jumlah Persentase


1. SD 26 40.0 %
2. SMP 21 32.3 %
3. SMA 13 20.0 %
4. ST (sekolah tinggi 5 7.7 %
)
5. Total 65 100%
Berdasarkan data table di atas dapat disimpulkan bahwa frekuensi
lansia berdasarkan tingkat pendidikan dipuskesmas Biru-biru kabupaten
Deliserdang Tahun 2017 sebanyak 26 orang (40.0%) pendidikan nya SD, 21
orang (32.3%) pendidikan nya SMP, 13 orang (20.0%), 5 orang (7.7%)
pendidikan nya ST.

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan kebiasaan


makan makanan asin pada lansia dipuskesmas Biru-biru kabupaten
Deliserdang Tahun 2017.

Kebiasaan Hipertensi Tidak hipertensi Jumlah


Asupan garam
Cukup 12 (50%) 12 (50%) 24
Sering 41 (41%) 0 (0%) 41

Berdasarkan tabel frekuensi diatas dapat disimpulkan bahwa responden


mempunyai asupan garam kategori cukup sebagian besar menderita hipertensi
(50%) dan responden yang mempunyai kebiasaan asupan garam kategori
sering sebagian besar mengalami hipertensi (41%).

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan kebiasaan


Makanan Berlemak pada lansia dipuskesmas Biru-biru kabupaten Deliserdang
Tahun 2017.

Kebiasaan Hipertensi Tidak hipertensi Jumlah


makanan
berlemak
Cukup 1 (8.3%) 11 (91.7%) 12
Sering 52 (98.1%) 1 (1.9%) 53

Berdasarkan tabel frekuensi diatas dapat disimpulkan bahwa frekuensi


lansia berdasarkan kebiasaan makan makanan berlemak dipuskesmas biru-biru
kategori cukup sebagian besar tidak hipertensi (91.7%) dan responden dengan
kebiasaan konsumsi makanan berlemak kategori sering sebagian besar
mengalami hipertensi (98.1%)

tabel 5.5 Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Kebiasaan


Merokok pada lansia dipuskesmas Biru-biru kabupaten Deliserdang Tahun
2017.

Kebiasaan Hipertensi Tidak hipertensi Jumlah


merokok
Bukan 22 (88.0%) 3 (12.0%) 25
perokok
Perokok 31 (77.5%) 9 (22.5%) 40

Berdasarkan tabel frekuensi diatas dapat disimpulkan bahwa frekuensi


lansia berdasarkan kebiasaan merokok kategori bukan perokok sebagian besar
mengalami hipertensi (88.0%) dan responden dengan kebiasaan merokok
kategori perokok sebagian besar mengalami hipertensi (77.5%).

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Kebiasaan


Olahraga pada lansia dipusmas Biru-biru Kabupaten Deliserdang Tahun 2017.

Kebiasaan Hipertensi Tidak hipertensi Jumlah


olahraga
Kurang baik 9 (64.3%) 9 (35.7%) 18
Baik 44 (93.6%) 3 (6.4%) 47
Berdasarkan tabel frekuensi diatas dapat disimpulkan bahwa frekuensi
lansia berdasarkan kebiasaan olahraga dipuskesmas biru-biru kategori kurang
baik sebagian besar mengalami hipertensi (64.3%) dan respondeng dengan
kebiasaan olahraga kategori baik sebagian besar tidak mengalami hipertensi
(93.6%).

B. Pembahasan

Hasil penelitian frekuensi lansia dipuskesmas biru-biru kabupaten


Deliserdang bersifat deskriptif analitik dimana untuk mengetahui faktor-
faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada lansia
dipuskesmas biru-biru kabupaten deliserdang tahun 2017.
Analisa dari 22 orang berusia 60-65 dengan jumlah 22 orang (33.8%),
berusia 66-70 berjumlah 20 orang (30.8%), dan berusia 71-80 dengan
jumlah 23 orang (35.4%). Maka dapat disimpulkan bahwa kebanyaan
lansia lansia yang diteliti pada saat penelitian adalah lansia usia 71-80
tahun. Analisa data berdasarkan tingkat pendidikan bahwa telah diketahui
jumlah responden dengan tingkat pendidikan SD 26 orang (40.0%), SMP
21 orang (32.3%), SMA 13 orang ( 20.0%), dan ST berjumlah 5 orang
(7.7%). Maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan pendidikan
pada lansia adalah paling banyak berpendidikan SD.

Setelah melakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang


berhubungan dengan kejadian hipertensi pada lansia dipuskesmas biru-biru
kabupaten deliserdang tahun 2017 dengan responden 65 orang maka
diperoleh hasil dengan kriteria cukup,sering,perokok,bukan perokok dan
kebiasaan olahraga. Dengan berbagai faktor diantaranya faktor makanan
asin yang mempengaruhi hipertensi pada lansia dengan kriteria 12 (50%)
dan sering 41 (41%). Faktor makanan berlemak dengan kriteria cukup 11
(97%) dan sering 52 (98.1%), faktor merokok dengan kriteria bukan
perokok 22 (80%) dan kriteria perokok 31 (77.5%), faktor olahraga
dengan kriteria kurang baik 9 (64%) dan kriteria baik 44 (93.6%).

Namun dengan masih banyak nya lansia yang berpengetahuan


kurang, mungkin dikarenakan persepsi diri informasi tersebut kurang
dipahami atau karena kurangnya informasi yang diterima baik dari pihak
petugas kesehatan, lingkungan sosial serta keterbatasan sarana media
informasi. Maka dari itu diharapkan kepada semua lansia agar dapat
meningkatkan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hiperteni
pada lansia dengan cara tepat waktu, membaca buku dan mencari
iinformasi dari media masssa, serta belajar dari pengalaman diri sendiri
dan pengalaman orang lain. Dan petugas kesehatan diharapkan mampu
meningkatkan pengetahuan lansia terhadap faktor yang berhubungan
dengan hipertensi pada lansia serta mempertahankan kualitas terutama
dalam memberikan informasi selengkapnya tentang faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian hipertensi sipuskesmas biru-biru kabupaten
deliserdang tahun 2017.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes. H. A, 2011. Penyakit Diusia Tua. EGC: Jakarta.

Aisyiyah. F. N. Faktor Resiko Hipertensi Pada Empat Kabupaten/ Kota


Dengan Prevalensi Hipertensi Tertinggi Dijawa dan Sulawesi. Bogor:
Departemen Gizi Masyarakat. 2010.

Almatsier. Panduan Pola Makan. EGC. Jakarta: 2010.


Agrina, dkk. 2011. Kepatuhan Lansia Penderita Hipertensi Dalam
Pemenuhan Diet Hipertensi. Riau.

Anggara Feby Haendra Dwi. Nanang Orayitno. 2012. Faktor-faktor Yang


Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi di Puskesmas Telaga
Murni Cikarang Barat. Tahun 2012.

Anggraeni Y. Super Komplit Pengobatan Darah Tinggi. Yogyakarta: Araska.


2012.

A. Tjokronegoro dan H. Utama. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam II,


Hipertensi Primer. Jakarta: Gaya Baru. 2011.

Dalimartha. S, 2010. Kiat Jantung Sehat. Kaifa. Bandung. 44.218

Djaur Arif, dkk. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian


Hipertensi Pada Lansia di Pusling Desa Klumpit UPT Puskesmas
Gribig Kabupaten Kudus. Jakarta: 2013.

Harianto. I, 2010. Hubungan Riwayat Olahraga (Aktivitas) Dengan Kejadian


Hipertensi Pada Lanjut Usia di Panti Sosial. Jombang. BPPM STIKes
Kab. Jombang.

H. M. Edial Sanif Hipertensi Pada Wanita. 2010. Avaible from: http://


www.Jantung Hipertensi. com/hipertensi.

Notoatmodjo dan Riyanto. 2010. Buku Ajar Metopel Kesehatan. Jakarta:


Renika Cipta.

Nuansa Cendekia Kompleks Ukup Baru. Buku Mengatasi Hipertensi. Carlson


Wade 2016.
Nuha Medika. Padilah Aiki . Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta:
2016.

Purwanti I. S. Perencanaan Menu Untuk Penderita Tekanan Darah Tinggi.


Jakarta: Penebar Swadaya, Anggota Ikapi. 2010.

Purwanti, Salimar, Rahayu. Perencanaan Menu Untuk Penderita Tekanan


darah Tinggi. Jakarta: Swadaya. 2010.

You might also like