Professional Documents
Culture Documents
Neurologi New 08
Neurologi New 08
Revised by :
Eldwin Suputro
Grace Setiawan
Rita Sulistyaningsih
tetanus Level Kompetensi 4
Sumber: Manual of Neurologic Therapeutics, 7th Edition, Adams. R.D, et al, Tetanus in : Principles of Neurology, McGraw-Hill,ed 1997, 1205-
1207.
Definisi Etiologi dan Mode of Transmission Patogenesis
Tetanus adalah infeksi yang menyerang Etiologi: Tetanospasmin adalah toksin yang
sistem saraf dan ditimbulkan oleh bakteri Tetanus disebabkan oleh bakteri gram positif, menyebabkan spasme,bekerja pada beberapa
mematikan yaitu Clostridium tetani (C. Clostridium tetani. Bakteri ini berspora, level dari susunan syaraf pusat, dengan cara :
tetani) dijumpai pada tinja binatang terutama kuda, a. Toxin menghalangi neuromuscular
juga bisa pada manusia dan juga pada tanah transmission dengan cara
Penyakit tetanus ini biasanya akut dan yang terkontaminasi dengan tinja binatang menghambat pelepasan acethyl-
menimbulkan paralitik spastik yang tersebut. choline dari terminal nerve di otot.
disebabkan tetanospasmin. Tetanospamin b. Karakteristik spasme dari tetanus
merupakan neurotoksin yang diproduksi oleh Mode of Transmission: terjadi karena toksin mengganggu
Clostridium tetani Bakteri c.tetani masuk pada luka yang fungsi dari refleks synaptik di spinal
terkontaminasi akibat terpotong, tertusuk, cord.
luka bakar, atau infeksi tali pusat (tetanus c. Kejang pada tetanus, mungkin
neonatorum) menghasilkan tetanospasmin disebabkan pengikatan toksin oleh
menyerang saraf perifer berimigrasi cerebral ganglioside.
secara sentripetal atau retrogard masuk ke d. Beberapa penderita mengalami
CNS. gangguan dari Autonomik Nervous
Teori terbaru berpendapat bahwa toksin juga System (ANS) dengan gejala :
menyebar secara luas melalui darah berkeringat, hipertensi yang fluktuasi,
(hematogen) dan jaringan/sistem lymphatic. periodisitik takikhardia, aritmia
jantung, peninggian cathecholamine
dalam urine.
Tetanospasmin menekan neuron spinal dan
menginhibisi batang otak kegagalan
mekanisme inhibisi notmal menyebabkan
peningkatan aktifitas dari neuron-neuron yang
mempersarafi m.masetter trismus.
M.masetter adalah otot yang paling sensitive
terhadap toksin tetanus
KLASIFIKASI Subjective dan Objective Diagnosis dan Diagnosis Banding
Ada empat bentuk tetanus yang dikenal Gejala klinis bagi tetanus adalah: 1. Antibiotika
secara klinis, yakni : 1. Kejang bertambah berat selama 3 Dewasa: parenteral Peniciline 1,2 juta unit/hari
1. Tetanus lokal hari pertama, dan menetap selama selama 10 hari, IM
Pada tetanus lokal dijumpai 5 -7 hari. Anak: Peniciline dosis 50.000 Unit / KgBB/12 jam,
adanya kontraksi otot yang 2. Setelah 10 hari kejang mulai IM, diberikan selama 7-10 hari
persisten, pada daerah tempat berkurang frekuensinya *Bila sensitif terhadap peniciline, diganti dengan
dimana luka terjadi (agonis, 3. Setelah 2 minggu kejang mulai tetrasiklin dosis 30-40 mg/kgBB/24 jam, tetapi
antagonis, dan fixator). hilang. dosis tidak melebihi 2 gram dan diberikan dalam
Kontraksi otot tersebut 4. Biasanya didahului dengan dosis terbagi ( 4 dosis )*
biasanya ringan, bisa bertahan ketegangaan otot terutama pada *Bila tersedia Peniciline intravena, dapat
dalam beberapa bulan tanpa rahang dari leher. Kemudian timbul digunakan dengan dosis 200.000 unit /kgBB/ 24
progressif dan biasanya kesukaran membuka mulut ( jam, dibagi 6 dosis selama 10 hari*
menghilang secara bertahap. trismus, lockjaw ) karena spasme
Tetanus lokal ini bisa berlanjut Otot masetter. 2. Antitoksin
menjadi generalized tetanus, 5. Kejang otot berlanjut ke kaku kuduk Human Tetanus Immunoglobulin ( TIG) dengan
tetapi dalam bentuk yang (opistotonus , nuchal rigidity). dosis 3000-6000 U, 1x pemberian saja, secara IM.
ringan dan jarang menimbulkan 6. Risus sardonicus karena spasme *Tidak boleh diberikan secara intravena karena
kematian. otot muka dengan gambaran alis TIG mengandung "anti complementary
tertarik keatas, sudut mulut tertarik aggregates of globulin ", yang mana ini dapat
2. Cephalic tetanus keluar dan ke bawah, bibir tertekan mencetuskan reaksi allergi yang serius.*
Cephalic tetanus adalah bentuk kuat .
yang jarang dari tetanus. Masa 7. Gambaran umum yang khas berupa Bila TIG tidak ada, gunakan tetanus antitoksin,
inkubasi berkisar 1 –2 hari, badan kaku dengan opistotonus, yang berawal dari hewan, dengan dosis 40.000 U,
yang berasal dari otitis media tungkai dengan dengan cara pemberiannya: 20.000 U dari
kronik, luka pada daerah muka 8. Eksistensi, lengan kaku dengan antitoksin dimasukkan kedalam 200 cc cairan
dan kepala, termasuk adanya mengepal, biasanya kesadaran NaC1 fisiologis dan diberikan secara intravena,
benda asing dalam rongga tetap baik. diberikan dalam waktu 30-45 menit. Setengah
hidung. 9. Karena kontraksi otot yang sangat dosis yang tersisa (20.000 U) diberikan secara IM
kuat, dapat terjadi asfiksia dan pada daerah pada sebelah luar.
3. Generalized Tetanus sianosis, retensi urin, bahkan dapat 3. Antikonvulsi
Bentuk ini yang paling banyak terjadi fraktur collumna vertebralis
dikenal. Trismus merupakan ( pada anak ).
gejala utama yang sering
dijumpai ( 50 %), yang Diagnosis
disebabkan oleh kekakuan Secara primer ditegakkan dari segi klinis,
otot-otot masseter, bersamaan dan sekunder berdasarkan epidemiologis
dengan kekakuan otot leher penyakit ini. Riwayat luka yang
yang menyebabkan terjadinya terkontaminasi kotoran, tanah, tinja atau
kaku kuduk dan kesulitan material lainnya atau dengan riwayat
menelan. Gejala lain berupa persalinan yang tidak higenis sangat
Risus Sardonicus (Sardonic grin) membantu dalam menegakkan diagnosis.
yakni spasme otot-otot muka, Pada pemeriksaan laboratorium bisa
opistotonus ( kekakuan otot didapatkan SGOT, CPK meninggi serta
punggung), kejang dinding dijumpai myoglobinuria.
perut.
Diagnosis Banding:
4. Neonatal tetanus 1. Meningoencephalitis: demam,
Gejala pertama yang trismus (-), CSF abnormal
ditemukan setelah bayi 2. Polio : trismus (-), paralisa tipe
berumur 3 hingga 10 hari flaccid, CSF abnormal
dengan symptom kesukaran 3. Rabies: riwayat gigitan binatang
menyusu dan menangis yang (+), trismus (-), oropharyngeal
berlebihan. Kesukaran spasm (+)
menyusu disebabkan oleh
trismus. Trismus dan risus
sardonicus adalah gejala yang
paling sering ditemukan.
Headache
Literatur: Slide kuliah neurologi semester 5, Current medical diagnosis & treatment LANGE, Panduan diagnosis dan terapi RSSA FKUB
Definisi Etiologi & Faktor Resiko Patogenesis
a. Tension (LeveL Di eksaserbasi oleh stress emotional, rasa lapar, noise atau Pada pasien dengan TTH ada gejala
Kompetensi 4) glare. menonjol nyeri tekan yang bertambah
Lebih sering muncul pada wanita disbanding laki- laki dengan pada palpasi jaringan miofasial perikranial.
perbandingan 5:4 Mekanisme timbulnya nyeri berasal dari :
Prevalensi meningkat pada umur 30-39 tahun - Sensitisasi nosiseptor miofasial
perifer
- Sensitisasi second order neuron
pada level kornu dorsalis
- Sensitisasi neuron supraspinal
b. Migraine (LeveL Terjadi secara episodic mengikuti awal onset pada masa Berhubungan dengan neurovascular
Kompetensi 3a) aldolesence atau early adult life dysfunction. Nyeri kepala berasal dari
Biasanya ditemukan family history of migraine dilatasi pembuluh darah yang di inervasi
Dieksaserbasi oleh emosi, stress fisik, kurang atau terlalu lama oleh nervus trigeminal release
tidur, fatigue, makanan yg menganding nitrite atau tyramine, neuropeptida dari parasimpatis nerve fibers
alcohol, menstruation, kontrasepsi oral
Biasa terjadi pada individu yang sensitive dengan cahaya
terang, keramaian, atau bau-bauan
c. Trigeminal neuralgia Adalah kondisi yang mempengaruhi salah satu saraf besar di Idiopathic neuralgia, tetapi ada beberapa
(LeveL Kompetensi area kepala, yaitu trigeminal nerve argument yang menyebutkan :
3a) Sering terjadi pada wanita dibandingkan laki- laki dan - Space occupying lesion
biasanya menyerang pada usia 50 tahun keatas - Kompresi mikrovaskular dari
trigeminal root
- TN yang tipikal bisa disebabkan oleh
multiple sclerosis
Subyektif & Obyektif Penatalaksanaan
a. Tension Intensitas : constant daily headache, 1. Farmakologis
ringan sampai sedang Serangan akut
Kualitas : Pericranial tenderness, poor - Analgesic ibuprofen 800 mg/hr, acetaminophen 1000mg/hari, aspirin
concentration, tight in quality but not 1000 mg/hari, diclofenac 50-100 mg/hari
pulsatile, tidak berhubungan dengan - Kafein (adjuvant analgetik) 65 mg
gejala focal neurologic - Muscle relaxant cyclobenzapine, chlorzoxazone, carisoprodol
- Bilateral Akut dan kronis
- Tidak diperberat oleh aktifitas a. Anti-depressant
- Mual muntah (-) - Tidak insomnia antidepressant non sedative (fluksetine, bupropion,
- Fotofobia atau fonofobia (-) desipramin, sentralin, protriptilin)
Site of pain : didaerah depan, atas - Insomnia amitriptilin, notriptili, trimipramin, imipramin
atau belakang bagian kepala, lebih b. Antianxietas golongan benzodiazepine (lorazepam, alprazolam, diazepam)
terasa parah disekitar leher dan harus dititrasi secara perlahan agar tidak menimbulkan efek withdrawl
kepala belakang c. Botulinum toxin A
2. Non farmakologis
Pemeriksaan fisik : Palpasi Pericranial - behaviour stress management, terapi relaksasi
tenderness - Terapi fisik massage, kompres panas/dingin, ultrasound, TENS, akupuntur
- Terapi psikologis
Liberatory maneuver
Brandt daroff exercises
Farmakologis :
Anti vertigo :
beta histin 1x1 (8mg)
Flunarisin 5-10mg 3x1
Promethazine 12,5 mg 4x1
Pemeriksaan penunjang :
ENG (elector nystagmography) : ngliat nistagmus lebih detail
Skull ap lat : misal untuk penderita trauma
CT scan : misal ada penurunan kesadaran
Manuver Liberatory
Bakterial Viral TB
Leukosit CSF 1000-5000/mm3 100-1000/mm3 100-500/mm3
Predominan Neutrofil Limfosit Limfosit
Tekanan CSF Tinggi Agak tinggi Tidak spesifik
Protein CSF +++ ++ 100-500mg/dL
Glukosa CSF <35mg/Dl Normal <45mg/dL
Mensefalitis Level 3B
Penyebab Lainnya:
1. Reaksi alergi terhadap vaksinasi
2. Penyakit autoimun
Penanganan komplikasi
Poliomyelitis SKDI level 3B
Pemeriksaan Penunjang :
CBC biasanya normal
Pemeriksaan CSF : pleositosis MN (mononuklear), protein
meningkat sedikit
CT scan normal
MRI abnormal pada otak dan brainstem, namun nonspesifik
EEG juga abnormal, tapi nonspesifik
Pada biopsi CNS, ada namanya Babes Nodule (dunno why it
has to be called that way haha..) , terus ada juga karakteristik
yang paling khas dari rabies adanya Negri Body pada
perubahan degenerasi saraf.
NOTE :
LAMPIRAN RABIES
DIAGNOSIS Penatalaksanaan
Px Koma Basic Life Support + 5B (breath Blood Brain Bladder Bowel)
B1 BREATH:
1. Bersihkan & Lancarkan jalan nafas
2. Pasang oksigen
3. Bila gagal nafas:
Pasang mayo tube atau intubasi endo trachea
Pasang Ambu Bag
Resusitasi Kardio Pulmonal
4. Ambil darah arteri analisa gas darah
5. Kalau perlu X foto thorac
6. Monitor terus : Freq, ritme, sesak nafas
B2 BLOOD
1. Ambil darah vena Lab cito yang sesuai
2. Pasang infus N.S.
3. Pertahankan & Monitor “Tensi & Nadi” adekuat
Dehidrasi BJ Plasma ganti defisit
Tensi Rendah • IV Dopamine 3 gr/kg IV
Drip 50 – 500 gr/500
4. ECG
B3 BRAIN
1. Koma dengan tidak diketahui penyebab:
- Glukose 50% 50 cc IV
- Thiamine 100 mg IV
- Naloloxe 0,6 – 0,8 mg IV
2. Kejang-kejang
• Diazepam 10 mg /Ivulangi tiap 15 menit
• Phenytoin 10 – 18 mg/kg
50 mg / 100 cc NS IV / Drip PELAN
3. Tanda Herniasi Otak / TIK meningkat
• Konsul cito neurologi / bedah saraf
• Dexa methasone 10 mg / IV, diulangi 5 mg / 6 jam
• Infus Drip Manittol 20 % 0,5 – 1 gr / Kg BB
Drip 15 – 30 menit, diulangi tiap 4 jam
• + Furosemide 0,5 – 1 mg / Kg IV
4. Trauma Kepala :
• X foto cranium AP / Lat / Basis Cranii
• X foto vertebra cervical AP / Lat / Obliq
• Dexametasone 4 x 5 mg / IV
• Piracetam
5. Kaku kuduk K. Neuro / LP
6. Suhu tinggi • Injeksi xylomidon
• Kompres dingin
7. Gelisah : • Diazepam 10 mg IV
• Chlorpromazine 25 mg / IM
B4 BLADDER:
1. Pasang daner catheter foley & Urobag
2. Ambil urine Lab cito
3. Monitor urine tampung 24 jam
4. Perhatikan balance cairan & elektrolit
B5 BOWEL
1. Pasang NGT : mulai hari 2
2. Posisi diubah tiap 2 jam
3. Perhatikan : - Decubitus
- Hipostatik pneumonia
- Aspirasi
Cerebrovaskular disease Level Kompetensi : 3b
Literatur: Slide kuliah neurologi semester 5, Current medical diagnosis & treatment LANGE
NOTE :
Subyektif & Obyektif (pemeriksaan fisik & pemeriksaan penunjang) Penatalaksanaan
Gejala klinis : Tatalaksana :
“Worst headache of my life” (THUNDERCLAP headache) Perawatan umum : 6B
25% penderita pesan CT scan! Perawatan khusus : tergantung etiologi
Penglihatan ganda, kehilangan penglihatan di sekelilingnya Pemberian Ca channel blocker : Nimodipine (Untuk mengurangi
Derajat PSA (Hunt Hess) vasospasme) 60mg PO setiap 4 jam, hati2 karena pemberian ini
dimaksudkan untuk mencegah vasospasme, namun kadang
Derajat I : Asimtomatik, headache dan kaku kuduk ringan
berlebihan sehingga terjadi hipotensi dan akhirnya malah
Derajat II : Headache sedang berat, kaku kuduk, (-) def mengurangi perfusi serebral. Kombinasikan dengan NE atau
neurologis, kecuali pada saraf kranial phenylephine jika perlu.
Derajat III : Konfusi, GCS menurun, defisit fokal ringan Antisipasi kenaikan TIK (Hiperventilasi ringan, manitol, sedasi)
Derajat IV : Stupor, hemiparese ringan-berat, deserebrasi, Pengobatan suportif :
gangguan fungsi vegetatif Pemberian cairan yg cukup
Derajat V : koma dalam, deserebrasi, moribund Oksigenasi
appearance Analgesic adekuat (Jgn aspirin)
Pemeriksaan Fisik : Berikan fenitoin profilaksis untuk mencegah kejang
10% penderita memiliki perdarahan subhialoid pada Pembedahan : Apabila terdapat aneurisma serebri yang pecah
funduskopi mata, edema papil, hilang penglihatan monokuler
Meningkatnya TD, TD labil seiring meningkatnya TIK
Meningeal sign (+)
Bisa terjadi aritmia jantung
Defisit neurologis global atau fokal pada lebih dari 25%
Kejang
Pemeriksaan Penunjang :
Pada pungsi lumbal xantochrome, pungsi lumbal dilakukan
apabila dalam 12 jam onset, tidak dapat dikerjakan CT scan,
atau CT scan normal, sedangkan klinis sangat mencurigakan
SAH
CT scan (Lampiran)
MRI tidak bisa menunjukkan gambaran SAH
Periksa Troponin I: prediksi hebat untuk komplikasi kardial dan
pulmonal
Angiografi dilakukan sebagai persiapan operasi
Lampiran subarachnoid haemorrhagic
1 Tidak jelas
c. Mioklonik :
• Kontraksi singkat sekelompok/beberapa kelompok otot, kedua sisi
tubuh
• Kontraksi tunggal / berulang, ringan / Berat
• Recovery cepat dan segera sadar
• Diinduksi: gerakan, suara, kejutan, stimulasi fotik, ketukan
• Learning Disability: Juvenil Myoclonic epilepsy, Lennox-Gastaut
syndrome
PARTIAL SEIZURE
a. Partial Sederhana ( Simple )
1. Parsial Motor: Jerking/klonus, spasme, stifnes salah satu
anggota tubuh, kmdn jadi separo tubuh.
2. Parsial Sensoris:
- Halusinasi sensasi; rasa tidak enak, mati rasa, sengatan listrik,terbakar,
nyeri, panas
- Fenomena visual
- Rasa tidak enak di epigastrik
- Ilusi
3. Parsial Autonomik
- Perubahan warna kulit, tekanan darah, detak jantung, berkeringat,
frekwensi nafas, pupil
- Rasa aneh dan tak enak di perut, dada dan kepala
4. Parsial Psikis
Sebagai “Aura” dari Parsial Kompleks
• Dysphasic symptom
• Dysmnestic symptom (gangguan memori)
• Cognitif symptom
• Affective symptom (takut, depresi, marah, pikiran erotik, tertawa2)
• Illusion (Bentuk, Ukuran, Berat)
• Structured Hallucination (visual, auditorik, eustatorik)
DIAGNOSIS PENATALAKSANAAN
Anamnesis: Penatalaksanaan medikamentosa
1. Tentang bangkitan kejang gejala sebelum, Terapi dimulai dengan monoterapi,
selama, sesudah kejang obat anti epilespsi (OAE) pilihan sesuai dengan jenis bangkitan dan jenis
2. Etiologi kejang sindrom epilepsi.
Epilepsy? mulai dosis rendah dan dinaikkan bertahap sampai dosis efektif tercapai atau
Non epilepsy electrolyte imbalance, timbul efek samping.
psikogenik, trauma, tumor, stroke Bila dengan penggunaan dosis maksimum OAE tidak dapat mengontrol
Pemeriksaan Fisik bangkitan, ditambahkan OAE kedua.
mencari adanya tanda-tanda dari gangguan yang Bila OAE kedua telah mencapai kadar terapi, maka OAE pertama diturunkan
berhubungan dengan epilepsy (trauma kepala, infeksi bertahap (tapering off) perlahan-lahan.
telinga atau sinus, gangguan kongenital, gangguan Penambahan OAE ketiga baru dilakukan setelah terbukti bangkitan tidak dapt
neurologik fokal atau difus, kecanduan alkohol atau diatasi dengan menggunakan dosis maksimal kedua OAE pertama.
obat terlarang, kanker, dan penyakit sistemik lainnya) Pada anak-anak penghentian OAE secara bertahap dapat dipertimbangkan
Pemeriksaan Neurologi setelah 2 tahun bebas bangkitan,
Pemeriksaan Lab pada dewasa diperlukan waktu 5 tahun.
DL hemoglobin, leukosit, hematkrit, trombosit,
hapusan darah tepi, serum elektrolit (natrium, Tipe bangkitan OAE lini pertama OAE lini kedua OAE lini ketiga
kalsium, magnesium), kadar gula, fungsi hepar (SGOT, umum (tambahan) (tambahan)
SGPT, gamma GT, alkali fosfatase), ureum, kreatinin,
1. Absence Sodium Valproate Ethosuximide Levetiracetam
dan lainnya (atas indikasi)
EEG Lamotrigine Zonisamide
X Foto Kepala 2. Mioklonik Sodium Valproate Topiramate Lamotrigine
Cairan Otak LP = Lumbal Pungsi Levetiracetam CLobazam
CT Scan Zonisamide Carbamazepine
Phenobarbital
3. Tonik klonik Sodium Valproate Lamotrigine Topiramate
Carbamazepine Oxcarbazepine Levetiracetam
Phenitoin Zonisamide
Phenobarbital Primidone
4. Atonik Sodium valproate Lamotrigine Felbamate
Topiramate
STATUS EPILEPSI Level Kompetensi : 3B Literatur: sumber Pedoman Tatalaksana Epilepsi PERDOSSI dan PDT Neurologi RSSA
Ekspansi Intrameduler
1) Glioma
2) Ependimoma
3) Malformasi arteriovena.
Karakteristik Sindrom Cedera Medula Spinalis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Neuropsychological Assesment
- HIV Dementia Score (HDS) : Menilai fungsi kognitif
2) Neuroimaging
- CT scan: kalsifikasi basal ganglia
- MRI
3) Laboratorium
- Pemeriksaan darah
i. HIV ELISA
ii. HIV western blot
iii. CD4+ count
iv. Viral load
4) Pemeriksaan CSF
i. Marker virus (viral load CSF)
ii. Marker host (CCL2/MCP1, β2-Microglobulin, Neopterin,
TNFα, Fas dan FasL [4]
KOMPLIKASI PENATALAKSANAAN
1) AIDS dementia complex (ADC) 1. Highly Active Anti-Retroviral Therapy (HAART)
Atau ensefalopati terkait HIV, muncul terutama pada orang 2. Nutrisi (antioksidan, misalnya vitamin E, selenium)
dengan infeksi HIV lebih lanjut. Gejala termasuk ensefalitis 3. Konsultasi psikiatri
(peradangan otak), perubahan perilaku, dan 4. Konsultasi rehabilitasi medik untuk mengoptimalkan kapasitas
penurunan fungsi kognitif secara bertahap, termasuk kesulitan fungsional
berkonsentrasi, ingatan dan perhatian.
2) Limfoma sususnan saraf pusat (SSP)
Tumor ganas yang mulai di otak atau akibat kanker yang
menyebar dari bagian tubuh lain. Limfoma SSP hampir selalu
dikaitkan dengan virus Epstein-Barr
3) Meningitis kriptokokus neuropati
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Cryptococcus neoformans,
yang umum ditemukan pada tanah dan tinja burung.
4) Infeksi virus herpes
Virus herpes zoster yang menyebabkan cacar dan sinanaga,
dapat menginfeksi otak dan mengakibatkan ensepalitis dan
mielitis
5) Infeksi cytomegalovirus (CMV)
Dapat muncul bersamaan dengan infeksi lain. Gejala
ensepalitis CMV termasuk lemas pada lengan dan kaki,
masalah pendengaran dan keseimbangan, tingkat mental yang ALGORITMA NEUROAIDS
berubah, demensia, neuropati perifer, koma dan penyakit
retina yang dapat mengakibatkan kebutaan.
6) Neurosifilis
7) Progressive multifocal leukoencephalopathy (PML)
8) Stroke
9) Ensefalitis toksoplasma
10) Mielopati vakuola
SPONDILITIS TB Level Kompetensi : 3B Literatur:Medscape
NOTE :
Subyektif & Obyektif (pemeriksaan fisik & pemeriksaan penunjang) Penatalaksanaan
Gejala klinis : Tatalaksana :
Sakit (digambarkan sebagai sakit pedih dan berat) No therapy for curing the cluster headache
Onset mendadak (puncak 10-15 menit) Dibagi menjadi pengobatan simtomatik, dan profilaksis.
Unilateral wajah (Selalu pada sisi yang sama) Pengobatan simtomatik (Cepat dan Segera) :
Karakter (Membosankan, pedih, seolah2 mata didorong Oksigen 7lpm (merelieve pain setelah 15 menit)
Sumatriptan injeksi
keluar)
Ergotamin
Distribusi (Divisi pertama dan kedua trigeminus)
Pengobatan profilaksis :
Periodesitas (keteraturan sirkadian) Antikonvulsan
Lakrimasi, injeksi konjungtiva Kortikosteroid
Hidung buntet, rinore Pembedahan direkomendasikan pada orang dengan gejala kronik non
Edema kelopak mata ipsilateral responsif, bertujuan untuk merusak jaras nyeri pada cluster
Miosis atau ptosis ipsilateral headache
Flushing ipsilateral
Pemeriksaan Fisik : biasanya normal, sesuaikan dengan gejala klinis
Pemeriksaan Penunjang :
Neuroimaging : CT scan untuk rule out DD
meniere disease Level Kompetensi 3A
Definisi Etiologi Patofisiologi
Suatu penyakit pada telinga bagian a. Virus Hidrops endolimfatik terjadi pada semua pasien
dalam yang bisa mempengaruhi Antibodi Herpes Simplex Virus (HSV) sering dengan penyakit Meniere.
pendengaran dan keseimbangan, yang ditemukan pada pasien Meniere Pecahnya kantung endolimfatik influx
ditandai dengan keluhan berulang b. Herediter potassium endolymph ke perilymph
berupa vertigo, tinnitus, dan c. Gangguan autoimun menghasilkan perbedaan gradient depolarisasi
berkurangnya pendengaran secara d. Cedera kepala biokimia sel-sel rambut koklea dan vestibular
progresif, biasanya pada satu telinga Jaringan parut akibat trauma pada telinga fungsi sel rambut hilang secara akut mulai
dalam dianggap dapat mengganggu aliran menyeimbangkan tekanan fluktuasi ionic
hidrodinamik dari endolimfatikus. berulang degenerasi sel-sel rambut.
e. Hidrops endolimfatik yang disebabkan adanya
beberapa mekanisme fisiologis, yaitu: Mekanisme terjadinya serangan yang tiba-tiba
Meningkatnya tekanan hidrostatik pada ujung dari vertigo kemungkinan disebabkan terjadinya
arteri. penonjolan-penonjolan keluar dari labirin
Berkurangnya tekanan osmotik di dalam membranasea pada kanal ampulla. Penonjolan
kapiler. kanal ampulla secara mekanis akan memberikan
Meningkatnya tekanan osmotik ruang gangguan terhadap krista
ekstrakapiler.
Jalan keluar sakus endolimfatikus tersumbat, Tinnitus dan perasaan penuh di dalam telinga
Pemeriksaan Fisik
Diagnosis dugaan hidrops endolimfatik didasarkan pada gejala
klinis. Tidak ada tes diagnostik khusus untuk penyakit Meniere dan
diagnosis definitif hanya dapat dibuat postmortem.
Pemeriksaan Penunjang
Tes pendengaran (tes penala) - Pada tes penala didapatkan kesan
tuli sensorineural pada penyakit Meniere.
Tes gliserin - Pasien diberikan minum gliserin 1,2 ml/kgBB setelah
itu diperiksa tes kalori dan audiogram. Setelah 2 jam diperiksa
kembali dan dibandingkan. Adanya perbedaan bermakna
menunjukkan adanya hydrops endolimfe.
Tes kalori - Tes ini dilakukan untuk menilai fungsi keseimbangan,
Setiap telinga dites secara terpisah, Pada telinga masing – masing
disemprotkan secara bergantian air dingin dan air hangat. Setelah
beberapa saat akan timbul nistagmus yang arahnya berlawanan
dengan arah semprotan.
Audiometri - Audiometri harus dilakukan pada semua pasien yang
dicurigai penyakit Meniere. Pola audiometri yang paling umum di
awal penyakit Meniere adalah frekuensi rendah atau gabungan
rendah dan tinggi.
Tes vestibular - Merupakan evaluasi vestibular standar termasuk
electronystagmography (ENG)
Tes hidrops endolimfatik - Tes khusus untuk hidrops endolimfatik
termasuk gliserin, urea, atau sorbitol "stres" tes dan
electrocochleography. Tes-tes ini memiliki sensitifitas dan
spesifisitas yang rendah. Vestibular Evoked Myogenic Potensial
(VEMP) adalah tes terbaru untuk menghambat refleks sacculocollic
yang menunjukkan perubahan karakteristik gejala pada pasien
Meniere, dan mungkin mendeteksi hidrops sakular awal sebelum
timbulnya gejala klasik Meniere.
demensia Level 3A
NOTE :
radicular syndrome Level 3A
Definisi Patofisiologi
beberapa gabungan perubahan pada spinal root di dalam canalis Radicular syndrome seringkali disebabkan oleh saraf-saraf yang terjepit
intraspinalis. Gejala ini mencakup nyeri di leher atau punggung, sesuai atau teriritasi. Cabang-cabang persarafan ini membawa sinyal menuju
dengan perjalanan saraf yang terkena, dan bisa juga berakibat mati bagian-bagian tubuh sesuai dengan perjalanannya. Radicular syndrome
rasa, berkurangnya refleks tendon, dan kelemahan juga bisa disebabkan karena adanya tekanan langsung oleh karena
herniasi diskus ataupun perubahan generative pada spinal.
Gejala-gejala sensori lebih umum daripada gejala motoris, dan
kelemahan otot seringkali menjadi tanda keparahan penyakit ini
Diagnosis Penatalaksanaan
Penegakan diagnosis yang benar dimulai dengan pemeriksaan fisik 1. Terapi non-invasif
yang menyeluruh dari leher, punggung, lengan, dan ekstremitas - Terapi fisik
bawah. Masing-masing bagian tersebut harus diperiksa kekuatan, - Manipulasi chiropractic
kelenturan, sensasi, dan refleks. - NSAID
Pemeriksaan MRI berguna dalam menunjukkan penekanan saraf. CT- - KIE pasien
scan seringkali digunakan untuk memeriksa struktur tulang belakang - Injeksi steroid epidural (pada kasus berat)
yang terlibat, sehingga dapat menunjukkan seberapa banyak jarak 2. Terapi pembedahan
yang tersisa untuk saraf dan korda spinalis dalam kanalis spinalis. Terapi pembedahan dipertimbangkan apabila dokter ingin
menurunkan tekanan pada saraf secara cepat. Selain itu, terapi
pembedahan dipertimbangkan pada pasien-pasien yang tidak
berespon terhadap terapi medikamentosa
HERNIA NUKLEUS PULPOSUS Level Kompetensi : 3A Literatur: PDT Neurologi RSSA, Medscape
Facilitation Theory
the visceral pain facilitates input from a
somatic structure
Contoh:
Phantom Limb: suatu tipe dari referred pain, merupakan sensasi nyeri
dari lengan/kaki yang hilang, dan seseorang sudah tidak lagi
menerima rangsangan fisik pada daerah tersebut. Phantom limb
dirasakan hampir sebagian besar pada orang2 dengan kaki yang telah
diamputasi atau quadriplegia.
Miokard Infark: khas nyeri dada sebelah kiri dirasakan hingga bahu
dan lengan kiri dan sampai ke rahang
CARPAL TUNNEL SYNDROME Level Kompetensi : 3A
Literatur :Richard S.Snell, Anatomi Klinik, Edisi 3, EGC, Jakarta, 1997 & Mahar Marjono, dkk, Neurologi Klinis Dasar, edisi I
NOTE :
TARSAL TUNNEL SYNDROME Level Kompetensi : 3A
Ini nih gan dasar berpikirnya kalo ada keluhan seperti itu
Amnesia pasca trauma