Kti Ku

You might also like

Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 14

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap manusia membutuhkan tidur, karena tidur merupakan bagian penting dalam
hidup manusia. Tidur juga merupakan kebutuhan primer yang harus dipenuhi. Upaya apapun
dari seseorang untuk bertahan tidak tidur akan bertahan dalam waktu yang terbatas, dan
akhirnya ia akan tertidur juga, karena dengan tidak tidur seseorang dapat mengalami
halusinasi dan permasalahan konsentrasi. Tidur bukan hanya sekedar respon terhadap
kebutuhan fisiologis tetapi juga dibutuhkan untuk menjaga fungsi otak agar tetap berfungsi
normal. Selain itu tidur juga dibutuhkan untuk memperbarui fungsi fisik dan fungsi mental
seseorang setiap hari, dan tidur memiliki fungsi utama untuk istirahat dan memperbaiki level
energi dalam tubuh.

Tidur juga memiliki peranan penting dalam membangun kekebalan tubuh. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dalam keadaan tertidur, tubuh akan memperkuat sistem
kekebalan melalui berbagai cara yang mana tidak akan terjadi ketika sedang dalam keadaan
terjaga. Selanjutnya tidur juga menjadi bagian terpenting dalam menyimpan memory pada
proses belajar. Individu yang kurang tidur selama beberapa hari, cenderung menjadi kurang
efisien dalam melakukan pekerjaan atau rutinitasnya, kesulitan untuk berkonsentrasi, dan
menjadi mudah marah. Selanjutnya hasil penelitian lain menunjukkan bahwa seseorang akan
menjadi lebih baik dalam mengingat kembali pada proses hasil belajarnya setelah tidur
dengan REM (Rapid Eye Movement). Tidur dengan REM merupakan tidur dengan periode
gelombang elektronik yang tidak teratur, dimana terjadi mimpi dan setelah tidur memasuki
tahap 4 (tidur terdalam) pada manusia.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, setiap manusia membutuhkan tidur, namun
juga ada gangguan dalam pemenuhan kebutuhan akan tidur tersebut. Beberapa jenis
gangguan terhadap pemenuhan kebutuhan tidur seperti insomnia, sleep apnea, narkolepsi,
REM tanpa atonia, mengompol, juga berjalan dalam keadaan tidur, night terrors.

1
Pada era globalisasi, manusia lebih sering melakukan kegiatan secara instant dan
kurang mempedulikan kesehatan. Salah satu masalah yang banyak diderita oleh masyarakat
yaitu gangguan tidur atau insomnia. Banyak orang yang harus menyeret tubuhnya dari tempat
tidur setiap bangun pagi untuk pergi beraktifitas. Insomnia akan menjadi masalah berat bagi
anda yang harus bangun pagi-pagi buta menuju tempat kerja atau sekolah apalagi yang jauh
dari rumah.

Insomnia lebih banyak mengandung dampak negatif daripada dampak positifnya.


Penyakit insomnia dapat diderita oleh semua umur. Salah satu yang menjadi masalah saat ini
bagi pelajar kelas XI IPA 4 di SMAN 1 Wonoayu adalah banyak siswa-siswinya yang tidur
saat KBM berlangsung, banyak pula siswa-siswinya tidak berkonsentrasi atau mengantuk
saat jam KBM itu dikarenakan ia tidur saat tengah malam. Saat tidur lewat tengah malam
juga tidak baik untuk para remaja yang masih dalam perkembangan karena tubuh akan
merasa tidak nyaman saat beraktifitas di pagi hari dan tubuh mulai cepat lelah, bahkan bisa
mempunyai lingkaran hitam disekitar area mata.

Menurut saya sebagai penulis sebaiknya para orang tua juga harus memperhatikan
anaknya jam berapa mereka tidur, jam berapa mereka bangun, dan apa saja yang mereka
lakukan pada saat malam hari setelah belajar. Jika para orang tua memperhatikan anaknya,
maka anak tersebut tidak akan pernah tidur lewat tengah malam lagi dan orang tua tahu apa
saja yang dlakukan anaknya.

Melihat fenomena yang terjadi diatas menarik untuk diangkat dan diteliti, terutama
kaitannya antara insomnia dengan kecemasan siswa-siswi kelas XI IPA 4 di SMAN 1
Wonoayu ketika akan menghadapi ujian kenaikan kelas.

Oleh karena itu, saya sebagai penulis ingin meneliti efek insomnia bagi pelajar, agar
penulis dapat mengetahui efek negatif dari penyakit insomnia yang diderita oleh siswa atau
siswi kelas XI IPA 4 di SMAN 1 Wonoayu.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam Karya Tulis Ilmiah ini
adalah:

1
1. Seberapa besar siswa-siswi kelas XI IPA 4 di SMAN 1 Wonoayu menderita
penyakit insomnia?
2. Apakah siswa-siswi kelas XI IPA 4 SMAN 1 Wonoayu mengetahui apa yang
dimaksud dengan insomnia?
3. Apa saja efek negatif insomnia yang dirasakan oleh siswa-siswi kelas XI IPA 4
SMAN 1 Wonoayu?
4. Apakah penyakit insomnia yang diderita tersebut menggangggu aktifitas
mereka disekolah?
5. Apakah siswa-siswi kelas XI IPA 4 di SMAN1 Wonoayu mencoba mengatasi
penyakit insomnianya?
6. Apakah ada cara untuk mengatasi insomnia?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum


1. Mengkaji dan mengetahui apa sebenarnya insomnia itu.
2. Mengetahui sebab-sebab seseorang dapat mengalami insomnia.
3. Mengetahui jenis-jenis insomnia.
4. Mencoba mengetahui beberapa cara untuk mengatasi insomnia.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mencoba mengetahui sampai dimana tingkat pengetahuan siswa-siswi kelas
XI IPA 4 di SMAN 1 Wonoayu tentang insomnia.
2. Mengurangi resiko pelajar kelas XI IPA 4 di SMAN 1 Wonoayu mengalami
insomnia.
3. Mengetahui efek insomnia bagi pelajar kelas XI IPA 4 di SMAN 1 Wonoayu.

1.4 Metode Penelitian


Di dalam Karya Tulis Ilmiah ini penulis menggunakan metode penelitian, sebagai
berikut:
1. Pengamatan
2. Wawancara (angket)
3. Studi internet

1.5 Pembatasan Masalah


Karya tulis yang berjudul “Efek Insomnia Pada Pelajar Kelas XI IPA 4 di SMAN 1
Wonoayu”, dalam anggapan penulis mempunyai ruang lingkup yang luas. Untuk itu penulis
hanya akan membahas masalah pengaruh atau efek insomnia di lingkup siswa-siswi SMAN 1
Wonoayu saja, bukan di lingkup masyarakat yang luas. Dan di dalam Karya Tulis Ilmiah ini,

1
penulis juga akan membahas tentang pengertian insomnia, beberapa cara alami untuk
mengatasi masalah insomnia.

1.6 Manfaat Penelitian


Manfaat yang diharapkan penulis dari hasil penelitian ini adalah :
1. Memberikan informasi kepada para pembaca khususnya bagi sesama pelajar
atau generasi muda bangsa tentang insomnia.
2. Merupakan sumbangan bagi perpustakaan SMAN 1 Wonoayu agar dapat
dibaca oleh siswa-siswinya, sehingga angka penderita insomnia pada pelajar
akan menurun.
3. Karya Tulis Ilmiah ini dapat dipakai sebagai acuan keluarga atau masyarakat
dalam mencegah dan mengetahui faktor yang menyebakan terjadinya
seseorang dapat terkena insomnia.
4. Untuk peneliti lain dapat digunakan sebagai gambaran atau acuan untuk
penelitian selanjutnya.

BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Insomnia


1
Insomnia adalah gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk tidur atau
mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu. Gejala tersebut biasanya diikuti
gangguan fungsional saat bangun.

Insomnia sering disebabkan oleh adanya suatu penyakit atau akibat adanya permasalahan
psikologis. Dalam hal ini, bantuan medis atau psikologis akan diperlukan. Salah satu terapi
psikologis yang efektif menangani insomnia adalah terapi kognitif. Dalam terapi tersebut,
seorang pasien diajari untuk memperbaiki kebiasaan tidur dan menghilangkan asumsi yang
kontra-produktif mengenai tidur.

Banyak penderita insomnia tergantung pada obat tidur dan zat penenang lainnya untuk bisa
beristirahat. Semua obat sedatif memiliki potensi untuk menyebabkan ketergantungan
psikologis berupa anggapan bahwa mereka tidak dapat tidur tanpa obat tersebut.

2.2 Faktor-Faktor Yang Memicu


Faktor-faktor yang memicu insomnia antara lain adalah terjadinya perubahan struktur
kimia otak dan hormon otak, serta adanya gangguan psikiatrik seperti kecemasan, depresi,
dan pemakaian zat-zat tertentu. Terlalu banyak minum kopi atau minuman berkafein,
mengisap rokok, atau minum-minuman beralkohol menjelang tidur dapat memicu insomnia.
Kafein dapat meningkatkan denyut jantung, alkohol menguras vitamin B yang mendukung
sistem saraf, dan nikotin bersifat neurostimulan yang justru membangkitkan semangat.

Berkut ini adalah beberapa kondisi medis yang dapat menjadi pemicu insomnia :

1. Penggunaan obat-obatan psikoaktif atau stimulan, termasuk obat-obatan tertentu,


jamu, kafein, nikotin, kokain, amfetamin, methylphenidate, MDMA dan modafinil.
Berdasarkan fakta yang terjadi di masyarakat. Masyarakat di Indonesia khususnya
sering bergadang semalaman setelah minum kopi atau jamu.
2. Penggunaan obat antibiotik fluorokuinolon, lihat toksisitas fluorokuinolon,
berhubungan dengan tipe yang lebih berat dan kronis. Misalnya seseorang yang
sedang sakit, cenderung meminum obat yang berdosis tinggi yang membuat penderita
tetap terjaga dan susah untuk tidur.
3. Restless Foot Syndrome, yang dapat menyebabkan tidur menjadi insomnia karena
merasa terjadi sensasi tidak menyenangkan dan kebutuhan untuk memindahkan kaki
atau bagian tubuh lainnya untuk meringankan sensasi ini.

1
4. Sakit akibat sebuah cedera atau kondisi yang menyebabkan rasa sakit dapat
menghalangi seseorang dalam menemukan posisi yang nyaman untuk tidur.
5. Hormon pergeseran seperti haid yang datang lebih cepat atau menopause yang lebih
dini. Insomnia juga bisa terjadi pada wanita yang sedang menstruasi. Juga pada
seseorang yang sudah usia lanjut karena perubahan factor biologis dalam dirinya,
seperti kondisi medis atau akibat efek samping obat lebih mudah menderita insomnia.
6. Peristiwa Hidup seperti rasa takut, stres, kegelisahan, emosional atau ketegangan
mental, masalah pekerjaan, tekanan keuangan, kelahiran anak dan berkabung.
7. Gangguan mental seperti gangguan bipolar, depresi klinis, gangguan kecemasan
umum, gangguan stress pasca trauma, skizofrenia, gangguan obsesif kompulsif,
Demensia atau berlebihan asupan Alkohol.
8. Gangguan dari ritme sircadian, seperti shift kerja dan jet lag, dapat menyebabkan
ketidakmampuan untuk tidur di beberapa kali hari dan kantuk yang berlebihan pada
waktu lain hari. Atau gangguan lain yang ditandai dengan gejala serupa, misalnya
pengguna computer.
9. Gangguan saraf tertentu, lesi otak, atau riwayat cedera otak traumatic
10. Kondisi medis seperti hipertiroidisme dan rheumatoid arthritis
11. Penggunaan alat bantu tidur yang berlebihan atau resep dapat menghasilkan insomnia
rebound
12. Kondisi lingkungan yang tidak memungkinkan, misalnya, kebisingan
13. Parasomnia, yang meliputi kegiatan tidur yang mengganggu seperti mimpi buruk,
tidur sambil berjalan, teror malam, perilaku kekerasan saat tidur, dan gangguan
perilaku REM, di mana bergerak tubuh fisik dalam menanggapi peristiwa dalam
mimpi
14. Kondisi genetik yang dapat menyebabkan suatu bentuk, prion berbasis permanen dan
akhirnya mengakibatkan insomnia familial fatal.
15. Latihan fisik. Latihan-induced insomnia biasa terjadi pada atlet, menyebabkan
terjadinya latency tidur berkepanjangan.

2.3 Faktor-Faktor yang Memperparah Insomnia


Faktor-faktor yang dapat memperparah insomnia adalah adanya kesalahan konsepsi
mengenai tidur normal dan adanya kekhawatiran yang berlebihan tentang efek percabangan
1
akibat kekurangat tidur terhadap kehidupan sehari-harinya. Akibatnya, individu dengan
insomnia akan menjadi lebih terobsesi dengan tidurnya sendiri dan mencoba terlalu keras
agar dirinya bisa tertidur. Keyakinan-keyakinan irasional ini seringkali perilaku-perilaku yang
merusak tidur seperti membalas dendam kekurangan tidur dimalam sebelumnya dengan tidur
siang di hari berikutnya atau tidur yang terlampau larut yang akan merusak keseimbangan
alami kebutuhan tidur mereka serta merusak kebiasaan jam tidur mereka.

2.4 Klasifikasi Insomnia

The International Classification of Sleep Desorder mengklasifikasikan insomnia ke dalam 11


kategori sebagai berikut:

1. Insomnia Akut

Insomnia kategori ini disebabkan oleh kondisi stress individu dimana stressor-
stressornya dapat diidentifikasi, misalnya perubahan hubungan interpersonal,
kehilangan orang dekat, stress kerja tau kehilangan pekerjaan dan lain sebagainya.
Isomnia jenis ini dapat hilang dengan sendirinya ketika individu dapat menyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang dialaminya atau individu mampu beradaptasi
dengan kondisi-kondisi tersebut.

2. Insomnia Kronis

Ciri-ciri dari insomnia kronis adalah kesulitan yang berulang untuk melakukan tidur,
mempertahankan tidur, durasi tidur yang tidak teratur, dan mengalami tidur yang
berkualitas buruk yang terjadi secara terus-menerus selama paling tidak empat
minggu dan mengakibatkan gangguan dalam kehidupan sehari-hari individu.

3. Insomnia Psiofisiologis

Para pasien memiliki kecenderungan untuk sulit tidur atau terjadi peningkatan
pergerakan di atas tempat tidur (gelisah) yang diindikasikan oleh satu atau lebih
kondisi di bawah ini:

Fokus yang terlalu berlebihan dan kecemasan mengenai tidur. Kesulitan untuk tidur
ketika ada keinginan untuk tidur, tapi tidak mengalami kesulitan tidur ditengah-tengah
aktivitas yang membosankan dimana sebenarnya individu tersebut tidak memiliki
keinginan tidur.

4. Insomnia Parodoksial
1
Pasien melaporkan adanya pola yang kronis yaitu tidur yang terlalu singkat atau sama
sekali tidak tidur setiap malamnya. Biasanya pola ini diselingi dengan tidur normal
selama beberapa hari kemudian hari-hari berikutnya pasien kembali tidak bisa tidur.
Pasien dengan insomnia jenis ini dapat menyadari keadaan disekitarnya meskipun
dalam keadaan tertidur, misalnya masih dapat mendengar suara-suara berisik saat ia
tidur.

5. Insomnia Akibat Kondisi Medis

Individu mengalami insomnia karena ia memiliki penyakit tertentu yang


menyebabkan tidurnya terganggu.

6. Insomnia Akibat Gangguan Mental

Pada beberapa kasus, insomnia muncul beberapa hari atau beberapa hari sebelum
munculnya gangguan mental.

7. Insomnia Akibat Penyalahgunaan Obat atau Zat

Penderita mimiliki riwayat atau sedang mengalami ketergantungan akibat


penyalahgunaan zat dimana diketahui zat-zat tersebut memiliki efek samping yang
dapat mengganggu tidurnya.

8. Insomnia Yang Tidak Terspesifikasi

Diagnosis ini digunakan untuk bentuk-bentuk insomnia yang tidak dapat


diklasifikasikan dimanapun dalam ICSD-2.

9. Tidur Yang Tidak Cukup

10. Insomnia Idiopatis

Merupakan efek jangka panjang dari insomnia yang dialami sejak masa kanak-kanak.

11. Perilaku Insomnia pada Anak-Anak

- Tipe 1

Anak-anak membutuhkan kondisi khusus agar bisa tertidur.

- Tipe 2

Anak-anak kesulitan untuk memulai tidur atau tidak dapat mempertahankan


tidurnya.

1
2.5 Pengobatan

Pengobatan insomnia tergantung kepada penyebab dan beratnya insomnia.

Orang tua yang mengalami perubahan tidur karena bertambahnya usia, biasanya tidak
memerlukan pengobatan, karena perubahan tersebut adalah normal.

Penderita insomnia hendaknya tetap tenang dan santai beberapa jam sebelum waktu tidur tiba
dan menciptakan suasana yang nyaman di kamar tidur; cahaya yang redup dan tidak berisik.

Jika penyebabnya adalah stres emosional, diberikan obat untuk mengurangi stres. Jika
penyebabnya adalah depresi, diberikan obat anti-depresi.

Jika gangguan tidur berhubungan dengan aktivitas normal penderita dan penderita merasa
sehat, bisa diberikan obat tidur untuk sementara waktu. Alternatif lain untuk mengatasi
insomnia tanpa obat-obatan adalah dengan terapi hipnosis atau hipnoterapi.

BAB 3

METODE PENELITIAN

Di dalam Karya Tulis Ilmiah saya ini, saya menggunakan metode penelitian yaitu :

a. Pengamatan

Dalam proses pengerjaan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mencoba mengamati kondisi
fisik beberapa siswa kelas XI IPA 4 di SMAN 1 Wonoayu ini, yang ciri-cirinya sama
1
dengan seseorang yang mengalami insomnia yaitu memiliki lingkaran hitam di sekitar
area mata. Serta saya juga tidak lupa mengamati perilaku-perilaku beberapa siswa-
siswi yang perilakunya mirip dengan seseorang yang mengidap insomnia, yaitu
mengalami gangguan konsentrasi seperti mengantuk saat KBM berlangsung, dan
turunnya produktivitas kerja atau proses belajar individu.

b. Wawancara

Tahap kedua, setelah penulis melakukan pengamatan, kemudian saya membuat daftar
pertanyaan yang mencangkup tentang insomnia yaitu sebagai berikut :

1. Jam berapa Anda biasanya tidur malam?

2. Jika Anda tidur larut malam, aktivitas apa yang Anda lakukan?

3. Apakah Anda sering mengalami kesulitan tidur?

4. Efek apa yang Anda rasakan di sekolah akibat tidur larut malam?

5. Apakah Anda mengetahui apa yang dimaksud dengan insomnia?

c. Studi internet

Penulis melakukan browsing melalui situs-situs yang sesuai dengan materi penelitian
ini.

BAB 4

ANALISIS DATA

4.1 Data Hasil Wawancara


Berikut adalah hasil wawancara yang saya lakukan kepada siswa kelas XI IPA 4 di SMAN 1
Wonoayu :

1. Waktu tidur

1
Data yang saya peroleh dari hasil wawancara tentang waktu tidur mereka adalah
sebagai berikut :

2. Penyebab banyak siswa kelas XI IPA 4 di SMAN 1 Wonoayu yang sering tidur larut
malam adalah karena mereka melakukan berbagai aktivitas-aktivitas diantaranya ialah
sebagian besar adalah menonton televisi dan sebagian lagi mereka mengaku mengerjakan
PR atau tugas-tugas sekolah dan sisanya mereka mengaku mengalami kesulitan tidur.

3. Hampir separoh siswa kelas XI IPA 4 mengaku mengalami kesulitan tidur. Mereka
takut, hal ini dapat mengganggu sekolah mereka.

4. Efek yang dirasakan akibat sering tidur larut malam adalah :

 Turunnya produktivitas kerja

 Kesehatan fisik menurun, sering mengalami pusing

 Gangguan konsentrasi pada saat KBM berlangsung

5. Banyak juga siswa kelas XI IPA 4 yang mengetahui apa yang dimaksud dengan
insomnia, tapi mereka mengaku belum mengetahui secara detail mengenai insomnia itu
sendiri.

4.2 Data Hasil Studi Internet

Dampak Insomnia :

1
o Turunnya produktivitas kerja individu

o Kualitas hidup yang menurun

o Kesehatan fisik menurun

o Depresi

o Gangguan konsentrasi

o Kualitas hubungan interpersonal dengan orang lain memburuk

o Secara tidak langsung dapat meningkatkan angka kecelakaan lalu lintas

Berikut akan dipaparkan pola-pola yang dialami penderita insomnia :


1. Sleep-onset insomnia yaitu sulit tidur pada awal malam, sering merupakan
gejala dari gangguan kecemasan atau gangguan tidur yang tertunda fase.
2. Nocturnal yaitu terbangun ditandai dengan kesulitan untuk tidur kembali
setelah terbangun di tengah malam atau bangun terlalu pagi-pagi.
3. Kualitas tidur yang buruk dapat terjadi sebagai akibat dari, misalnya, kaki
gelisah, sleep apnea atau depresi besar.
4. Depresi Mayor menyebabkan perubahan dalam fungsi sumbu hipotalamus-
hipofisis-adrenal, menyebabkan pelepasan kortisol yang berlebihan dapat
menyebabkan kualitas tidur yang buruk.
5. Nocturnal poliuria, kencing malam hari berlebihan, bisa sangat mengganggu
tidur.

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Isomnia adalah ketidakmampuan memperoleh secara cukup kualitas dan kuantitas
tidur. Ada 3 macam insomnia yaitu initial insomnia adalah ketidakmampuan untuk tidur tidak
ada, intermittent insomnia merupakan ketidakmampuan untuk tetap mempertahankan tidur
sebab sering terbangun, dan terminal insomnia adalah bangun lebih awal tetapi tidak pernah

1
tertidur kembali. Penyebab insomnia adalah ketidakmampuan fisik, kecemasan, dan
kebiasaan minum alkohol dalam jumlah banyak.
Insomnia suatu kesulitan untuk tidur, atau bertahan tidur, atau tidur dengan nyenyak.
Dampaknya adalah distress (stres yang mengganggu) yang pada keesokan harinya
bermanifestasi sebagai rasa lemas, lesu, menurunnya kemampuan berpikir, serta menjadi
mudah tersinggung.
Insomnia sendiri didefinisikan sebagai suatu persepsi dimana seseorang merasa tidak
cukup tidur atau merasakan kualitas tidur yang buruk walaupun orang tersebut sebenarnya
memiliki kesempatan tidur yang cukup, sehingga mengakibatkan perasaan yang tidak bugar
sewaktu atau setelah terbangun dari tidur.
Insomnia dapat juga merupakan gejala pelbagai penyakit fisik maupun mental, dapat
pula merupakan penyakit tersendiri. Dalam penggolongan diagnosis penyakit, insomnia dapat
merupakan suatu gangguan pada fungsi atau organ tubuh yang lain, misalnya jantung, paru-
paru, pencernaan, saraf, tulang dan otot, endokrin, serta kanker.
Penderita insomnia berbeda dengan orang yang memang waktu tidurnya pendek
(short sleepers), dimana pada short sleepers meskipun waktu tidur mereka pendek, mereka
tetap merasa bugar sewaktu bangun tidur, berfungsi secara normal di siang hari, dan mereka
tidak mengeluh tentang tidur mereka di malam hari.

5.2 Saran
1. Tidurlah hanya sebanyak yang kamu perlukan untuk istirahat, atau untuk
menyegarkan badan pada saat bangun tidur.
2. Miliki jadwal tidur yang reguler dan rasional

3. Jangan bekerja saat hendak tidur

4. Buat udara kamar tidur segar dengan ventilasi yang baik.

5. Kurangi suara yang tidak menyenangkan, kurang cahaya yang tidak diperlukan.

6. Jangan tidur dengan kondisi kamu lapar, sehingga akan membuat kamu terbangun
nantinya hanya karena ingin mencari makanan.

1
7. Hindari minuman yang mengandung kafein, seperti pada kopi, cola, teh dan
coklat.
8. Percayakanlah saat waktu bangun kamu pada alarm jam kamu. Dengan sering
melihat jam dikamar akan mempengaruhi reaksi emosi.
9. Olah raga ringan (yoga) 6 jam sebelum tidur.

10. Olahraga aerobik selama 20 menit dapat meningkatkan suhu dan metabolisme
badan dan akan menurun kembali sekitar 6 jam kemudian. Penurunan
metabolisme dan suhu badan dapat memungkinkan tidur nyenyak.
11. Hilangkan segala kecemasan, pikiran tentang rencana besok, pikiran tentang tugas
yang belum selesai.

You might also like