Dampak Potensial Panas Bumi

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 11

BAB I

PENDAHULUAN

Di Indonesia, energi migas masih menjadi andalan utama perekonomian


Indonesia, baik sebagai penghasil devisa maupun pemasok kebutuhan energi dalam
negeri. Pembangunan prasarana dan industri yang sedang giat-giatnya dilakukan di
Indonesia, membuat pertumbuhan konsumsi energi rata-rata mencapai 7% dalam 10
tahun terakhir. Peningkatan yang sangat tinggi, melebihi rata-rata kebutuhan energi
global, mengharuskan Indonesia untuk segera menemukan cadangan migas baru,
baik di Indonesia maupun ekspansi ke luar negeri. Cadangan terbukti minyak bumi
dalam kondisi depleting, sebaliknya gas bumi cenderung meningkat. Perkembangan
produksi minyak Indonesia dari tahun ke tahun mengalami penurunan, sehingga
perlu upaya luar biasa untuk menemukan cadangan-cadangan baru dan peningkatan
produksi. Potensi sumber daya minyak dan gas bumi Indonesia masih cukup besar
untuk dikembangkan terutama di daerah-daerah terpencil, laut dalam, sumursumur
tua dan kawasan Indonesia Timur yang relatif belum dieksplorasi secara intensif.
Sumber-sumber minyak dan gas bumi dengan tingkat kesulitan eksplorasi terendah
praktis kini telah habis dieksploitasi dan menyisakan tingkat kesulitan yang lebih
tinggi. Sangat jelas bahwa mengelola ladang minyak sendiri menjanjikan keuntungan
yang luar biasa signifikan. Akan tetapi untuk dapat mengetahui potensi tersebut
diperlukan teknologi yang mahal, modal yang besar, faktor waktu yang memadai dan
memerlukan efisiensi yang maksimal serta expertise dari sumberdaya manusia
terbaik.
Dalam sektor minyak dan gas bumi (migas) ditempatkan sebagai bahan
galian (tambang A) bernilai vital dan strategis. Untuk menyediakan komoditas energi
berbasis bahan bakar minyak (BBM), bahan baku industri, sumber penerimaan
negara dari hasil ekspor. Kegiatan eksplorasi merupakan penyelidikan lapangan
untuk mengumpulkan data/informasi selengkap mungkin tentang keberadaan migas
maupun energi lain di suatu tepat. Kegiatan eksploitasi (exploitation) merupakan
bagian dari kegiatan hulu migas yang ditujukan untuk mengeluarkan minyak mentah
(crude oil) dari reservoir di dalam bumi ke permukaan. Adapun keseluruhan
eksploitasi pertambangan minyak dan gas bumi mencakup kegiatan utama dan
penunjang yaitu pemboran (drilling) ditopang oleh sarana anjungan lepas pantai
(offshore platform), penyelesaian sumur, pembangunan sarana pengangkutan minyak
mentah yang dihasilkan, penyimpanan dan pengolahan di lapangan termasuk
pengolahan gas bumi (natural gas) yang diubah menjadi cair, dikenal sebagai liquid
natural gas (LNG).

Tujuan dari operasi pemboran adalah mengebor, mengevaluasi dan


menyelesaikan sumur yang akan menghasilkan minyak dan/atau gas secara efisien
dan aman. Lumpur Pemboran (Drilling Fluid, Drilling Mud) merupakan salah satu
sarana penting dalam operasi pemboran sumursumur minyak dan gas bumi untuk
mencapai target yang direncanakan. Pada mulanya orang hanya menggunakan air
saja untuk mengangkat cutting dan dengan kemajuan zaman lumpur mulai
digunakan. Lumpur ini berupa larutan (suspensi) berbagai bahan kimia dan mineral
didalam air, minyak, gas,udara, atau busa dengan komposisi tertentu, sehingga
nampak seperti lumpur dan karena itu diberi nama lumpur pemboran. Lumpur bor ini
bekerja dengan jalan disirkulasikan menggunakan pompa lumpur (Mud Pump) yang
kuat. Pompa ini adalah jenis Positive Displacemant Piston Pump, beberapa jenis
bahkan dapat memproduksi tekanan hingga 5.000 psi. Pompa digerakkan dengan
mesin diesel atau motor listrik. Untuk menghasilkan tekanan yang diperlukan dan
laju aliran untuk kondisi khusus, misalnya untuk menggerakkan mud motor,
diperlukan ukuran piston dan liner yang tepat. Ukuran nozzle bit juga dipilih yang
sesuai. Hal ini disebut sebagai hydrauilic optimization, dan ini adalah untuk
mendapat tingkat efisiensi pemboran.
Standar Baku Mutu Lingkungan Kepmen LH No.KEP-51/MENLH/1995
tentang effluent limbah lumpur yang diperbolehkan dibuang ke lingkungan. Limbah
lumpur pemboran sumur minyak yang dihasilkan perbulan memiliki volume rata-rata
7.65 m 3 /bulan dan diolah hingga menghasilkan 5423 m3 sludge cake per bulan
[Anonim, 2012]. Tahapan-tahapan pengolahan limbah lumpur pemboran minyak: Pre
Treatment, Chemical Treatment, Filtrate, Biological Treatment, dan Solid Treatment
Dalam Pengolahan Centralized Mud Treatment Facility (CMTF) tahap 2 yaitu
Chemical Treatment menggunakan koagulan Aluminium Sulfat (Al2(SO4)3) sering
menghadapi kendala yaitu masih banyaknya padatan yang tidak mengumpal
disebabkan oleh sifat fisik dan kimia lumpur pemboran sumur minyak yang berbeda-
beda untuk setiap sumur. Untuk memperbaiki kendala tersebut perlu dilakukan
penelitian terhadap teknologi alternatif pengolahan limbah lumpur koagulan selain
Aluminium Sulfat (Al2(SO4)3) seperti Poly Aluminium Chloride (PAC). Kelebihan
koagulan Poly Aluminium Chloride (PAC) antara lain lebih cepat membentuk flok
dari pada koagulan biasa seperti Aluminium Sulfat (Al2(SO4)3).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Eksplorasi atau pencarian minyak Bumi merupakan suatu kajian panjang


yang melibatkan beberapa bidang kajian kebumian dan ilmu eksak. Untuk kajian
dasar, riset dilakukan oleh para geologis, yaitu orang-orang yang menguasai ilmu
kebumian. Mereka adalah orang yang bertanggung jwab atas
pencarian hidrokarbon tersebut. Perlu diketahui bahwa minyak di dalam Bumi bukan
berupa wadah yang menyerupai danau, namum berada di dalam pori-pori batuan
bercampur bersama air. Batuan Sumber (Source Rock) Yaitu batuan yang menjadi
bahan baku pembentukan hidrokarbon. biasanya yang berperan sebagai batuan
sumber ini adalah serpih. batuan ini kaya akan kandungan unsur
atom karbon (C) yang didapat dari cangkang - cangkang fosil yang terendapkan di
batuan itu. Karbon inilah yang akan menjadi unsur utama dalam rantai penyusun
ikatan kimia hidrokarbon.
Untuk mengubah fosil tersebut menjadi hidrokarbon, tekanan dan temperatur
yang tinggi di perlukan. Tekanan dan temperatur ini akan mengubah ikatan kimia
karbon yang ada dibatuan menjadi rantai hidrokarbon. Hirdokarbon yang telah
terbentuk dari proses di atas harus dapat berpindah ke tempat dimana hidrokarbon
memiliki nilai ekonomis untuk diproduksi. Di batuan sumbernya sendiri dapat
dikatakan tidak memungkinkan untuk di ekploitasi karena hidrokarbon di sana tidak
terakumulasi dan tidak dapat mengalir. Sehingga tahapan ini sangat penting untuk
menentukan kemungkinan eksploitasi hidrokarbon tersebut. Reservoar adalah batuan
yang merupakan wadah bagi hidrokarbon untuk berkumpul dari proses migrasinya.
Reservoar ini biasanya adalah batupasir dan batuan karbonat, karena kedua jenis batu
ini memiliki pori yang cukup besar untuk tersimpannya hidrokarbon. Reservoar
sangat penting karena pada batuan inilah minyak Bumi di produksi. Perangkap
(Trap) sangat penting suatu reservoar di lindungi oleh batuan perangkap. tujuannya
agar hidrokarbon yang ada di reservoar itu terakumulasi di tempat itu saja. Jika
perangkap ini tidak ada maka hidrokarbon dapat mengalir ketempat lain yang berarti
ke ekonomisannya akan berkurang atau tidak ekonomis sama sekali.
Perangkap dalam hidrokarbon terbagi dua yaitu perangkap
struktur dan perangkap stratigrafi. Kajian geologi merupakan kajian regional, jika
secara regional tidak memungkinkan untuk mendapat hidrokarbon maka tidak ada
gunanya untuk diteruskan. Jika semua kriteria di atas terpenuhi maka daerah tersebut
kemungkinan mempunyai potensi minyak Bumi atau pun gas Bumi. Sedangkan
untuk menentukan ekonomis atau tidaknya diperlukan kajian yang lebih lanjut yang
berkaitan dengan sifat fisik batuan. Setelah kajian secara regional dengan
menggunakan metode geologi dilakukan, dan hasilnya mengindikasikan
potensi hidrokarbon, maka tahap selanjutnya adalah tahapan kajian geofisika. Pada
tahapan ini metode - metode khusus digunakan untuk mendapatkan data yang lebih
akurat guna memastikan keberadaan hidrokarbon dan kemungkinannya untuk dapat
di ekploitasi. Data-data yang dihasilkan dari pengukuran pengukuran merupakan
cerminan kondisi dan sifat-sifat batuan di dalam Bumi. Ini penting sekali untuk
mengetahui apakan batuan tersebut memiliki sifat - sifat sebagai batuan sumber,
reservoar, dan batuan perangkap atau hanya batuan yang tidak penting dalam artian
hidrokarbon. Metode-metode ini menggunakan prinsip-prinsip fisika yang digunakan
sebagai aplikasi engineering.
Eksplorasi seismik merupakan ekplorasi yang dilakukan sebelum pengeboran.
kajiannya meliputi daerah yang luas. dari hasil kajian ini akan didapat gambaran
lapisan batuan di dalam Bumi. Data resistiviti Prinsip adalah bahwa setiap batuan
berpori akan di isi oleh fluida. Fluida ini bisa berupa air, minyak ataupun gas.
Membedakan kandungan fluida di dalam batuan salah satunya dengan menggunakan
sifat resistan yang ada pada fluida. Fluida air memiliki nilai resistan yang rendah
dibandingkan dengan minyak, demikian pula nilai resistan minyak lebih rendah
daripada gas. dari data log kita hanya bisa membedakan resistan rendah dan resistan
tinggi, bukan jenis fluida karena nilai resitan fluida berbeda beda dari tiap daerah.
sebagai dasar analisis fluida perlu kita ambil sampel fluida di dalam batuan daerah
tersebut sebagai acuan kita dalam interpretasi jenis fluida dari data resistiviti yang
kita miliki. Data berat jenis diambil dengan menggunakan alat logging dengan
bantuan bahan radioaktif yang memancarkan sinar gamma. Pantulan dari sinar ini
akan menggambarkan berat jenis batuan. Dapat kita bandingkan bila pori batuan
berisi air dengan batuan berisi hidrokarbon akan mempunyai berat jenis yang
berbeda
BAB III
METODE PENULISAN

3.1 Sumber dan Jenis Data


Data-data yang dipergunakan dalam penyusunan makalah berasal dari berbagai
literatur kepustakaan yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. Beberapa
jenis referensi utama yang digunakan adalah buku pelajaran mengenai kimia dan
polimer, jurnal imiah edisi online, artikel berita dan artikel ilmiah yang bersumber
dari internet. Jenis data yang diperoleh variatif, bersifat kualitatif maupun kuantitatif.

3.2 Pengumpulan Data


Metode penulisan bersifat studi pustaka. Informasi didapatkan dari berbagai literatur
dan disusun berdasarkan hasil studi dari informasi yang diperoleh. Penulisan
diupayakan saling berhubungan satu sama lain dan sesuai dengan topik yang dibahas.

3.3 Analisis Data


Data yang terkumpul diseleksi dan diurutkan sesuai dengan topik kajian. Kemudian
dilakukan penyusunan makalah berdasarkan data yang telah dipersiapkan secara
logis dan sistematis. Teknik analisis data bersifat deskriptif argumentatif.

3.4 Penarikan Kesimpulan


Simpulan didapatkan setelah merujuk kembali pada tujuan penulisan, rumusan
masalah serta pembahasan. Simpulan yang ditarik mempresentasikan pokok bahasan
makalah, serta didukung dengan saran sebagai rekomendasi selanjutnya.
BAB IV
PEMBAHASAN

Pengelolaan lumpur pemboran berdasarkan peraturan pemerintah no 18 tahun


1999 tentang Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adapun pengelolaan yang
dilakukan adalah pengujian taksisitas. Dalam pengolahan lumpur bekas dan serbuk
bor, tidak terlepas dari awal pemilihan bahan dasar merial dan sistem lumpur
pemboran sebelum oprasi pemboran dilakukan. Perlu dilakukan pengujian toksitasi
lumpur kandungan logam berat (Cd, Pb, Hg, Cu, Zn, dan Ba) termasuk senyawa
yang mengandung Cr6+, pada lumpur siap dipakai atau akan dibuang.
Fasa Cairan Lumpur Ini dapat berupa minyak atau air, air juga dapat dibagi
dua, air tawar dan air asin. Sekitar 75% lumpur pemboran menggunakan air. Sedang
pada air asin dapat dibagi lagi menjadi air asin jenuh dan air asin tak jenuh. Istilah oil
base digunakan bila minyaknya lebih dari 95%.

Oil Base Mud dan Oil Emulsion Mud, lumpur ini mengandung minyak
sebagai fasa kontinyunya. Komposisinya diatur agar kadar airnya rendah (3 – 5%).
Lumpur ini tidak sensitif terhadap kontaminant. Tetapi airnya adalah kontaminan
karena memberi efek negatif bagi kestabilan lumpur ini. Untuk mengontrol
viscositas, menaikkan gel strength, mengurangi efek kontaminasi air dan mengurangi
filtrat loss perlu ditambahkan zat-zat kimia. Manfaat oil base mud didasarkan pada
kenyataan bahwa filtratnya adalah minyak karena itu tidak akan menghidratkan shale
atau clay yang sensitif baik terhadap formasi biasa maupun formasi produktif (jadi
dapat digunakan sebagai completion mud). Manfaat lain adalah untuk melepaskan
drillpipe yang terjepit, mempermudah pemasangan casing dan liner. Oil base mud ini
harus ditempatkan pada tangki baja untuk menghindari kontainasi air, rig juga
dipersiapkan agar tidak kotor dan bahaya api berkurang.
Lumpur ini digunakan pada pemboran lapisan shale yang menyusahkan, dan
untuk mempertahankan stabilitas sumur. Juga pada sumur dengan sudut deviasi
tinggi. Keuntungan lumpur ini dapat digunakan pada pemboran sumur dengan
temperatur/tekanan tinggi, juga tahan terhadap garam dan H2S, Kerugian jika
digunakan terus menerus adalah mahal , material pemberat tidak dapat tersuspensi
karena kurangnya struktur gel, viscositas bervariasi tergantung dari tempat
diperolehnya crude oil, fluid loss kedalam formasi berlebihan, dapat terjadi bahaya
kebakaran karena terdiri dari unsur-unsur yang volatil didalam crude oil, dan
kefektifan penyekatan formasi jelek karena tidak adanya padatan koloidal yang dapat
menghasilkan “wall cake” Untuk mengatasi kerugian-kerugian tersebut, melakukan
pengembangan sistem yang sifatnya telah diprediksi sehingga dapat menjaga
keefektifan selama operasi pemboran atau komplesi. Penelitian ini dilakukan
terhadap dua front utama. Usaha pertama adalah mentreatment minyak sehingga
material pemberat dapat tersuspensi. Kedua melibatkan sejumlah emulsifying air
yang relatif besar kedalam minyak.
Teknologi oil base mud sangat berbeda dengan water base mud. Pemantauan
terhadap sifat-sifat lumur bukan sebagai sesuatu yang dapat diprediksi, terutamajika
pengguna lumpur (mud user) tersebut tidak dimengerti atau mengetahui sifat-sifat
kimia dari produk yang digunakan atau jika bahan kimia dari yang digunakan berasal
dari berbagai supplier yang berbeda jenis produknya. Keanekaragaman bahan kimia
yang digunakan untuk oil base mud tampaknya sedikit. Akan tetapi sebenarnya dapat
merusak sistem lumpur jika penggunaanya tidak sesuai. Dalam sistem wate base
mud, pada umumnya dapat diprediksi pengaruh treatment kimia dan kontaminan
terhadap sifat-sifat fisik lumpur, tetapi untuk oil base mud tidak selalu demukian
terutama jika orang yang bertugas sebagai pengawas belum mendapatkan latihan
yang memadai
Oil Emulsion Mud dan oil base mud mempunyai minyak sebagai fasa
kontinyu dan air sebagai fasa tersebar. Umumnya oil base emulsion mud mampunyai
faedah yang sama seperti oil base mud, yaitu filtratnya adalah minyak. Perbedaanya
dengan oil base mud adalah air ditambahkan sebagai tambahan yang bermanfaat dan
bukan sebagai kontaminasi. Air yang teremulsi dapat berkisar antara 15 – 50%
volume, tergantung density dan temperatur yang temperatur yang dihadapi dalam
pemboran. Karena air merupakan bagian dari lumpur ini maka lumpur mempunyai
sifat-sifat berbeda dari oil base mud yaitu ia dapat mengurangi bahaya api, tolerant
terhadap air, dan pengontrolan flow propertiesnya dapat seperti water base mud.
Pemakaian bahan bakar fosil (minyak bumi atau batubara), pembakaran gas
alam dan. Fungisida dapat memberi dampak buruk terhadap lingkungan. Insektisida
merupakan bahan. Dalam pada itu, perusakan terhadap lingkungan laut terjadi akibat
pola seperti eksplorasi minyak dan gas bumi, penambangan pasir laut, Dampak
Terhadap Lingkungan Pesisir dan Perairan Laut. Polutan dari minyak ini secara
spesifik menunjukan pengaruh negatif yang penting terhadap lingkungan agar dalam
pelaksanaan kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi di lapangan eksplorasi
nantinya pasti akan membawa banyak dampak baik dampak positif dalam terhadap
sebagian besar dampak‐dampak dan memberikan dokumentasi yang. Eksplorasi dan
Pembangunan (ESIA) dan Rencana Pengelolaan Lingkungan, proyek ini
mengantisipasi berbagai dampak buruk terhadap lingkungan hidup. Government
NPV dari minyak bumi menunjukkan nilai 982.52 MMUS$, sedangkan dari gas
bumi menunjukkan nilai 476. Industri Minyak dan Gas Bumi dan Kelestarian
Lingkungan Hidup. April 22, 2008 at 5:18 am kemungkinan dapat menimbulkan
dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup. Suhu muka bumi semakin
panas secara alami, permukaan bumi diselimuti oleh selubung tipis dampak terhadap
lingkungan. Dampak lingkungan terutama pada ekosistem yang berada di sekitar
kawasan eksploitasi terhadap dampak apa yang kira-kira akan ditimbulkan oleh
proyek ini terhadap lingkungan. Eksploitasi hutan di daerah hulu yang dapat
menghilangkan fungsi hutan di daerah hulu sebagai penutup lahan terhadap
tumpahan air hujan dan penghambat kecepatan aliran permukaan juga dapat
menyebabkan banjir.
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN

SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Ini ngarang aja yakk gue juga gatau ngambil dari manaa

You might also like