Professional Documents
Culture Documents
Unit Utlitas
Unit Utlitas
Unit Utlitas
Unit pendukung proses atau yang lebih dikenal dengan sebutan utilitas merupakan bagian
penting untuk penunjang proses produksi dalam pabrik. Utilitas merupakan suatu unit yang
digunakan sebagai penunjang berjalannya suatu proses pada pabrik. Pada pabrik ammonia ini,
utilitas yang dibutuhkan terdiri atas :
1
Tabel 3.3.1.1 Mutu Air Sungai Seringga
No Paramete Satuan Nilai
1 Turbiditas (NTU) 10
2 Kesadahan (mg CaCO3/L) 83
3 Keasaman (pH) 8,8
4 Kandungan Timbal (mg/L 0,167
Berdasarkan tabel 3.3.1.1, bahwa kualitas air sungai Sangatta Seringga dicirikan
seperti berikut suhu berkisar 29-30 oC, kecerahan antara 0,17-0,23 M, pH antara 7,58-7,91,
DO antara 10,7-12,5 mg/l, Nitrat 7,6-9,3 mg/l, fosfat antara 0,16-0,32 mg/l, dan kandungan
chlorofil-a perairan berkisar 22,45-190,31 µg/l. Air baku ini belum memenuhi kriteria air
proses karena masih terdapat impurities . Impurities tersebut dibedakan menjadi
suspended solid seperti pasir, lumpur, lendir, dan lain sebagainya. Selain itu terdapat
dissolved solid seperti mineral Ca2+ , Si𝑂32− , SO42− , Na+ , PO43− dan lain sebagainya.
Mineral – mineral ini tidak dapat dilihat dengan kasat mata karena bersifat homogen
dengan air dan ukuran partikel <0,4 micron. Untuk itu diperlukan pengolahan air terlebuh
dahulu sebelum digunakan untuk kebutuhan pabrik. Dimana syarat yang harus dipenuhi
oleh air yang akan digunakan oleh pabrik methanol ini dijelaskan pada tabel 3.3.1.2
dibawah ini
2
6 Chloride Max 0,02 ppm (w) Cl
2. Clarifier
Air dari penampungan sementara dialirkan ke dalam clarifier yang terdiri dari
proses koagulasi, flokulasi dan sedimentasi. Pada proses koagulasi ditambahkan zat
koagulan berupa Alumunium Sulfat Al2(SO4)3 dari koagulan storage koagulasi untuk
mendestabilisasi koloid. Alumunium Sulfat merupakan koagulan yang mampu
membentuk flok dengan ukuran partikel yang sangat kecil sehingga bisa mengendapkan
partikel koloid yang kecil. Pada proses koagulasi dilakukan pengadukan secara cepat
menggunakan agitator jenis pitched blade turbin untuk mempercepat interaksi antar
molekul flok.
3
Selain itu pada clarifier juga menginjeksikan abu Na2CO3 untuk menetralkan pH
dan membantu pembentukan flokulan. Flok yang sudah terbentuk dalam tangki
koagulasi diperbesar ukurannya dalam tangki floktasi. Untuk menetralkan pH diberikan
Na2CO3 dari flokulan storage. Setelah pencampuran yang disertai pengadukan maka
akan terbentuk flok-flok yang akan mengendap ke dasar clarifier karena gaya gravitasi,
sedangkan air jernih akan keluar melimpah (overflow) untuk penyaringan. Pemakaian
larutan alum umumnya hingga 5-50 ppm terhadap jumlah air yang akan diolah
sedangkan perbandingan pemakaian alum dan soda abu sebesar 1:0,54.
Filtrasi pada pengolahan air pabrik methanol ini menggunakan tipe multimedia
horizontal filters dengan prinsip penyaringan yang sama dengan prinsip penyaringan
tanah. Filter yang digunakan pada proses ini, diantaranya adalah pasir, kerikil, koral
yang disusun secara berurutan dari atas kebawah dengan tinggi setiap lapisan kurang
lebih 60cm. Media filter pasir digunakan karena dapat menyaring endapan yang
berupa flock-fock, sedangkan kerikil dan koral berfungsi untuk menahan gumpalan
pasir dan lumpur yang kemungkinan jatuh kebawah.
4. Menara Air
Setelah proses penyaringan, air dipompakan ke menara air sebelum
didistribusikan untuk berbagai kebutuhan.Untuk air domestik, laboratorium, kantin
dan tempat ibadah, serta poliklinik, dilakukan proses klorinasi yaitu dengan
mereaksikan air dengan klor unruk membunuh mikrobakteri penyebab kekeruhan
4
dengan meningkatkan kadar garam dalam air. Klor yang biasa digunakan berupa
kaporit, Ca(ClO)2. Khusus untuk air minum, setelah dilakukan proses klorinasi
diteruskan ke penyaringan air (water treatment system) sehingga air yang keluar
merupakan air sehat yang memenuhi syarat-syarat air minum.
5
(TDS)
4. Kekeruhan NTU 5
5. Rasa Tidak beras
6. Suhu °C Suhu udara +-3
b. Parameter kimiawi
1. Aluminium mg/l 0,2
2. Besi mg/l 0,3
3. Kesadahan mg/l 500
4. Khlorida mg/l 250
5. Mangan mg/l 0,4
6. pH mg/l 6,5-8,5
7. Seng mg/l 3
8. Sulfat mg/l 250
9. Tembaga mg/l 2
10. Amonia mg/l 1,5
Tangki pertukaran kation (Cation Exchange Tower) merupakan salah satu unit
rangkaian untuk memproduksi Demineralized Water. Air hasil filtrasi dialirkan
menuju cation exchanger untuk mengikat logam-logam alkali dan mengurangi
kesadahan air yang digunakan. Resin ini berfungsi mengikat ion-ion positif seperti
Ca2+, Mg2+ dan Na+ menurut reaksi berikut :
6
+ 2-
2H SO4
2+ 2-
+ -
Ca SO4 2+
2H Cl
2R-Ca
Mg
2+
HCO3
- + 2R(H) -> 2+ + +
2H CO3
2-
2R-Mg
+ 2- + + -
2Na SiO3 2R-2Na H NO3
+ 2-
2H SiO3
Mulanya resin ada dalam bentuk ikatan dengan ion hidrogen (H+). Pada gambar
3.3.1.1 kation dalam air seperti Ca2+, Mg2+ dan Na+ akan berikatan dengan resin dan
digantikan oleh ion H+ sehingga produk dari cation exchanger adalah ikatan resin 2R-
Ca, 2R-Mg, 2R-2Na dan air yang mengandung asam.
Air hasil keluaran proses cation exchanger dialirkan ketangki anion exchanger.
Namun terlebih dahulu diumpankan kedalam degasifier untuk menghasilkan CO2. Hal
ini dilakukan karena produk akhir yang diinginkan adalah Demineralized Water untuk
air umpan boiler. Jika CO2 tidak dihilangkan, maka pada proses boiler yang
menggunkan suhu tinggi, CO2 akan bereaksi dengan H2O membentuk H2CO3 yang
bersifat asam. Dengan adanya asam, maka akan menurunkan pH air. Sedangkan pada
pH yang rendah, mudah terjadi pertukaran ion yang dapat menimbulkan kerak atau
deposit.
7
6. Penukar anion (Anion Exchanger)
+ 2- 2-
2H SO4 2R- SO4
+ - -
H Cl 2R-Cl
- 2-
+ 2-
+R-OH -> 2R-CO3 +2H2O
2H CO3
+ - -
H NO3 2R-NO3
+ 2- 2-
2H SiO3 2R- SiO3
8
Sama halnya dengan pertukaran kation, resin penukar anion awalnya dalam bentuk
ikatan OH-. Ketika air dengan kandungan ion-ion negatif (anion) dikontakkan dengan
resin penukar anion, maka seluruh anion-anion akan digantikan oleh ion OH.
Air hasil keluaran Anion Exchanger Tower disebut sebagai air demin dimana
kandungan dalam air tersebut murni H2O. Demineralized Water (air demin) nantinya
akan digunakan untuk supply waste heat boiler 1 dan 2 dengan beberapa kriteria
berikut:
Dalam kebutuhan tenaga listrik digunakan sebagai penerangan, dan kebutuhan listrik
dalam unit peralatan di pabrik. Kebutuhan listrik sendiri sangat bergantung pada masing-
masing peralatan yang karena setiap alat memiliki kebutuhan listrik yang berbeda.
Kebutuhan listrik disuplai dari Perusahaan Listrik Negara dan pabrik juga mendirikan
generator yang berfungsi untuk menggantikan ketersediaan listrik dari Perusahaan Listrik
Negara apabila kebutuhan listrik terganggu.
9
3.3.3 Unit Penyediaan Steam
Dalam unit penyediaan steam, steam diperoleh dari air sungai Seringga Pengolahan air
sungai untuk menjadi steam menggunakan prinsip pengolahan air dalam penyediaan
cooling water. Berdasarkan proses flow diagram utilitas, air dipanaskan dan disimpan pada
kondisi superheated steam dengan kondisi operasi suhu 1500C dan tekanan 39,21 atm.
10