Professional Documents
Culture Documents
Tugas Klmpok Retail
Tugas Klmpok Retail
PENDAHULUAN
Bisnis ritel merupakan keseluruhan aktivitas bisnis yang terkait dengan penjualan dan
pemberian layanan kepada masyarakat sebagai pelaku konsumen untuk penggunaan yang
Menurut Whidiya Utami (2015:5) kata retail berasal dari bahasa prancis, riteller, yang bererti
memotong atau memecah atau sesuatu. Terkait dengan usaha yang dijalankan maka ritail
menunjukan upaya untuk mencegah barang atau produk yang dihasilkan dan didistribusikan
oleh manufaktur atau perusahaa dalam jumlah besardan massal untuk di komsumsi oleh
Industri ritel semakin berubah seiring dengan perubahan teknologi, perkembangan dunia usaha
serta kebutuhan konsumen. Siap atau tidak, ritel di Indonesia akan menghadapi persaingan
yang demikian sengit. Bisnis ritel makin populer belakangan ini. Namun, dengan dibukanya
keran perdagangan bebas dengan Cina, pasar ritel lokal banyak yang gulung tikar. Oleh
karenanya ritel di Indonesia perlu mewaspadai atau memahami berbagai tren yang akan terjadi
Bisnis ritel atau bisnis eceran adalah bisnis yang menyalurkan barang maupun jasa kepada
pengguna akhir. Segmen bisnis ritel sangat luas, mulai dari segmen bawah hingga masyarakat
kelas atas karena produk yang ditawarkan pun sangat beragam. Akan tetapi, bisnis ritel
ternyata tak semudah yang dibayangkan. Dominasi merek terkenal dan modal yang tak terbatas
serta serbuan ritel asing dapat menjadi faktor sebuah bisnis ritel tutup buku.
Rumusan Masalah
Tujuan
Mencari tahu perubahan pola konsumsi masyarakat terhadap toko retail Ova Jl. Zainal
Abidin Pagar Alam No.96, Rajabasa, Kota Bandar Lampung, kode Pos 35144.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pola Konsumsi
Pola konsumsi masyarakat menggambarkan alokasi dan komposisi atau bentuk konsumsi yang
berlaku secara umum pada anggota masyarakat. Konsumsi bisa diartikan sebagai kegiatan
untuk pemenuhan kebutuhan atau keinginan saat ini guna meningkatkan kesejahteraannya.
Dengan demikian, alokasi konsumsi sangat tergantung pada definisi dan persepsi masyarakat
mengenai kebutuhan dan kendala yang mereka hadapi. Pola konsumsi dapat dikenali
2002)
Dalam kehidupan sehari-hari tidak pernah ada dua keluarga yang menggunakan uang mereka
dengan cara yang tepat sama. Pola konsumsidapat dikenali berdasrkan alokasi
penggunaannya. Untuk keperluan analisis, secara garis besar alokasi pengeluaran konsumsi
masyarakat digolongkan dalam dua kelompok penggunaan, yauti pengeluaran untuk makanan
Dalam membedakan pola konsumsi secara umum, kita pisahkan konsumen dalam tiga kategori
besar. Pemisahan ini sudah cukup mampu menjadi gambaran bagi anda untuk mengkonsep layanan
Pola konsumsi kategori ini sesuai dengan kapasitas ekonomi kalangan ini yang terbatas. Mereka
cenderung mencari produk dengan harga rendah, tentu dengan kesadaran penuh kalau mereka tidak
bisa menuntut produk terbaik dengan harga tersebut. Selain itu kebutuhan mereka lebih terbatas
Untuk target ini, anda bisa mengupayakan penghematan biaya produksi seefisien mungkin, demi
bisa memberikan harga yang tetap miring namun anda dapat meraih keuntungan yang cukup.
Namun upayakan anda tetap mampu memberikan kualitas yang baik, terlebih jika anda mampu
Pola konsumsi kelompok ini jauh lebih leluasa dari kelompok sebelumnya. Kelompok ini memiliki
kemampuan ekonomi yang lebih baik, sehingga standar kebutuhan mereka juga lebih kompleks.
Pada kalangan ini mereka mulai mencari layanan tambahan seperti hiburan, investasi DLL.
Pola konsumsi kategori ini juga lebih siap dengan harga yang lebih tinggi, tentu dengan produk
yang diharapkan lebih baik. Namun mereka sangat vokal dengan produk yang mengecewakan.
Karenanya anda harus peka dengan kebutuhan mereka dan layanan yang anda berikan.
3. Konsumen Luxury
Kelompok ini memiliki kekuatan finansial yang sangat baik, sehingga pola konsumsi mereka
sangat khusus. Mereka sanggup membeli dengan harga sangat tinggi, namun mereka menuntut
Terkadang mereka mendapat layanan VIP karena daya beli mereka, seperti meja khusus, ruang
khusus atau bahkan acara khusus. Untuk melayani mereka, anda harus memahami bahwa anda
harus mengeluarkan semua upaya untuk memperoleh produk dengan kualitas terbaik, sekali
mereka kecewa mereka akan mengajak relasi mereka untuk meninggalkan anda. Begitulah pola
konsumsi mereka
1. Pendapatan
Pendapatan yang meningkat tentu saja biasanya otomatis diikuti dengan peningkatan pengeluaran
konsumsi. Contoh : seseorang yang tadinya makan nasi aking ketika mendapat pekerjaan yang
menghasilkan gaji yang besar akan meninggalkan nasi aking menjadi nasi beras rajalele. Orang
yang tadinya makan sehari dua kali bisa jadi 3 kali ketika dapat tunjangan tambahan dari pabrik.
2. Kekayaan
Orang kaya yang punya banya aset riil biasanya memiliki pengeluaran konsumsi yang besar.
Contonya seperti seseorang yang memiliki banyak rumah kontrakan dan rumah kost biasanya akan
memiliki banyak uang tanpa harus banyak bekerja. Dengan demikian orang tersebut dapat
membeli banyak barang dan jasa karena punya banyak pemasukan dari hartanya.
3. Tingkat Bunga
Bunga bank yang tinggi akan mengurangi tingkat konsumsi yang tinggi karena orang lebih tertarik
menabung di bank dengan bunga tetap tabungan atau deposito yang tinggi dibanding dengan
Orang yang was-was tentang nasibnya di masa yang akan datang akan menekan konsumsi.
Biasanya seperti orang yang mau pensiun, punya anak yang butuh biaya sekolah, ada yang sakit
1. Tingkat Pendapatan
Pendapatan merupakan suatu balas jasa dari seseorang atas tenaga atau pikiran yang telah
disumbangkan, biasanya berupa upah atau gaji. Makin tinggi pendapatan seseorang makin tinggi
pula daya belinya dan semakin beraneka ragam kebutuhan yang harus dipenuhi, dan sebaliknya.
2. Tingkat Pendidikan
Makin tinggi pendidikan seseorang makin tinggi pula kebutuhan yang ingin dipenuhinya.
Contohnya seorang sarjana lebih membutuhkan computer dibandingkan seseorang lulusan sekolah
dasar.
3. Tingkat Kebutuhan
Kebutuhan setiap orang berbbeda-beda. Seseorang yang tinggal di kota daya belinya akan lebih
4. Kebiasaan Masyarakat
Penerapan pola hidup ekonomis yaitu dengan membeli barang dan jasa yang benar-benar
5. Harga Barang
Jika harga barang naik maka daya beli konsumen cenderung menurun sedangkan jika harga barang
dan jasa turun maka daya beli konsumen akan naik. Hal ini sesuai dengan hokum permintaan.
6. Mode
Barang-barang yang baru menjadi mode dalam masyarakat biasanya akan laku keras di pasar
tingkat kemakmuran dengan memenuhi berbagai macam kebutuhannya. Usaha itu dilakukan