Ringkasan Kitab TAlim

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 10

Ringkasan Kitab TA’LIM MUTA’ALLIM THORIQAT TA’ALLUM Syeikh

Ibrahim bin Isma’il al-Zarnuji

Fasal:

Hakikat Ilmu, Hukum Menuntut Ilmu dan Keutamaan Ilmu

Tidak memperoleh manfaat dari ilmu artinya ilmu yang didapat tidak dapat
diamalkan dan disebarkan.

Salah satu penyebabnya adalah keliru ketika menuntut ilmu.

Ilmu yang paling utama adalah ilmu hal. Artinya ilmu yang diperlukan saat itu.

Dan yang paling penting tentu adalah ilmu agama karena setiap orang islam
mestilah tahu dengan kewajibannya sebagai seorang muslim. Semisal salat,
zakat, haji dan lain-lain.
Dikarenakan untuk bisa mengerjakan yang diwajibkan ilmu, maka menuntut ilmu
itupun hukumnya menjadi wajib pula.

Setiap orang muslim juga mesti menuntut ilmu hati seperti tawakal, tobat, takut
kepada Alloh, dan ridho karena semua itu terjadi pada segala keadaan.

Ilmu hanyalah dimiliki manusia. Makhluk selain manusia tidak memilikinya.

Dengan ilmulah Nabi Adam as mendapat kemuliaan sehingga para malaikat


disuruh untuk bersujud kepadanya.

Jadi intinya ilmu itu sangatlah penting karena ia menjadi wasilah untuk bertakwa.

Mendapatkan petunjuk dari Alloh, ya dengan menuntut ilmu agama. Karena kalau
tidak dituntut ya tidak bakal dapat.

Orang yang ahli ilmu agama dan bersifat wara lebih berat bagi setan menggoda
ketimbang seribu ahli ibadah yang bodoh.

Orang muslim juga mesti menuntut ilmu tentang akhlak yang tercela guna
menghindarinya.

Setiap muslim wajib mengisi seluruh waktunya dengan berzikir kepada Alloh,
berdoa, memohon seraya merendahkan diri kepadaNya, membaca alquran dan
bersedekah guna terhindar dari marabahaya.
Tidaklah ilmu itu kecuali untuk diamalkan.

Mengamalkan ilmu berarti meninggalkan dunia untuk kebahagiaan akhirat.

Setiap muslim haruslah mempelajari ilmu yang bermanfaat dan menjauhi ilmu
yang tidak berguna agar ilmunya tidak membahayakan dirinya.

Fasal

Niat Dalam Menuntut Ilmu

Niat menuntut ilmu haruslah: ikhlas mengharap ridho Alloh, mencari kebahagiaan
di akhirat, menghidupkan agama, menghilangkan kebodohan, dan melestarikan
Islam.
Orang yang tekun beribadah namun bodoh lebih besar bahayanya daripada orang
alim tapi durhaka, keduanya adalah penyebab fitnah di kalangan umat dan tidak
layak dijadikan panutan.
Jangan sampai dalam niat menuntut ilmu terbersit niat supaya dihormati
masyarakat, untuk mendapatkan harta benda dunia, atau agar mendapat
penghormatan di hadapan pejabat atau lainnya.
Barang siapa yang menikmat lezatnya ilmu dan nikmatnya mengamalkannya.
Maka ia tidak akan tertarik dengan harta milik orang lain.
Boleh menuntut ilmu dengan tujuan untuk mendapatkan kedudukan di masyarakat
yang dengannya digunakan dalam rangka amar makruf nahi munkar, menjalankan
kebenaran dan menegakkan agama Alloh.
Para ulama haruslah menghindari hal hal yang dapat merendahkan derajatnya. Ia
harus tawadu tidak tamak terhadap harta dunia.
Orang alim harus tetap berwibawa sekalipun tawadhu agar ilmu dan orang agama
tidak dilecehkan.

fasal

Cara Memilih Ilmu, Guru, Teman dan Apa Itu Ketekunan


Seorang santri harus memilih ilmu yang paling baik dan yang paling cocok
baginya.

Dalam ilmu agama, ilmu tauhidlah yang harus diutamakan.

Tinggalkan ilmu debat karena ia menjauhkan seseorang dari ilmu fikih, menyiakan
umur, menimbulkan keresahan dan menimbulkan permusuhan.

Carilah guru yang alim yang wara’ dan yang lebih tua dalam pengalaman.

Seharusnya setiap orang bermusyawarah dengan orang alim dalam masalah


menuntut ilmu dan segala urusan yang lain.

Kesabaran dan ketabahan plus ketekunan adalah pokok dari segala urusan.
Keberanian adalah kesabaran menghadapi kesulitan dan penderitaan.

Seorang santri harus sabar dalam mengaji kepada seorang guru dan dalam satu
pelajaran sampai ia benar-benar paham. Hal itu guna tidak menyebabkan
waktunya sia-sia.
Santri tidak boleh menuruti hawa nafsunya karena ia rendah nilainya. Barangsiapa
yang kalah dengan hawa nafsu berarti ia telah kalah dari kehinaan.
Santri harus tabah dengan ujian dan cobaan karena gudang ilmu itu diliputi
dengan cobaan dan ujian.
Ali bin abi Talib: “ketahuilah kamu tidak akan memperoleh ilmu kecuali dengan
bekal enam perkara, yaitu cerdas, semangat, bersabar, memiliki bekal, petunjuk
atau bimbingan dari guru dan waktu yang lama.
Santri harus berteman dengan orang yang tekun belajar, besifat wara, dan
berwatak isitiqomah juga orang orang yang suka memahami ayat ayat alquran
dan hadis nabi.
Jangan pilih teman yang malas, banyak bicara dan suka memfitnah.
Bertemanlah dengan orang baik engkau pun akan mendapatkan petunjuk.
Orang banyak rusak lantaran teman yang rusak.
Malas adalah penyakit yang menular.
Sebelum memilih seseorang untuk dijadikan teman, lihatlah terlebih dahulu siapa
teman-temannya.
fasal

Cara Menghormati Ilmu dan Guru

Tidak akan memperoleh ilmu dan tidak akan dapat mengambil manfaatnya bila
tidak mau menghormati ilmu dan gurunya.
Cara menghormati guru antara lain: tidak berjalan di depan gurunya, tidak duduk
di tempat yang diduduki gurunya, bila dihadapan gurunya tidak memulai
pembicaraan kecuali ada izinnya.
Janganlah terlalu banyak bicara di hadapan guru, tidak menanyainya dalam
keadaan yang lelah atau bosan, perhatikan waktunya, tidak mengganggunya di
rumahnya.
Intinya santri haruslah mencari keridhoaan dari gurunya.
Jangan menyakiti hati guru karena itu menyebabkan ilmu tidak dapat berkah.
Cara menghormati guru adalah dengan menghormati kitab atau buku.
Jangan memegang buku kecuali dalam keadaan suci.
Ilmu itu adalah cahaya, sedangkan wudhu juga cahaya. Cahaya ilmu tidak akan
bertambah kecuali dengan berwudhu.
Menghormati buku juga dengan cara: tidak meletakkan buku di dekat kakinya
ketika bersila, meletakkan buku buku tafsir di atas buku-buku lain juga tidak
meletakkan apa pun di atas buku.
Kecuali kalau ia tidak berniat meremehkan. Tapi alangkah lebih baiknya bila tidak
melakukannya.
Perbaguslah tulisan di dalam buku. Jangan terlalu kecil sehingga sulit dibaca.
Sebaiknya tidak menggunakan tinta warna merah dalam menulis, karena itu
kebiasaan filosof dan bukan kebiasaan ulama salaf.
Cara lain dalam menghormati ilmu adalah dengan menghormati teman belajar
terutama orang yang mengajarnya.
Hendaknya tetap mendengarkan ilmu dan hikmah dengan hormat sekalipun ia
telah berkali kali mendengarnya.
Sebaiknya santri tidak sembarangan memilih ilmu, tapi diserahkan kepada
gurunya. Karena gurunya biasanya lebih tahu dengan yang terbaik bagi santrinya
tersebut.
Janganlah terlalu dekat duduk dengan gurunya.
Santri harus meninggalkan akhlak yang tercela. Karena akhlak yang tercela
diumpamakan binatang anjing yang samar.
Ilmu adalah musuh bagi orang orang yang congkak.
Kemuliaan itu datang bukan karena usaha, tapi dari pemberian karunia Alloh.
fasal

Kesungguhan Dalam Menuntut Ilmu,

Keistiqomahan dan Cita-cita yang Tinggi

Santri harus bersungguh sungguh dalam belajar. Harus tekun.


Siapa yang berusaha keras niscaya ia mendapatkannya.
Mencari ilmu tidak akan berhasil tanpa kerja keras dan usaha maksimal yang
penuh kesengsaraan.
Naiflah seseorang yang tidak mau berusaha secara optimal padahal ia mampu.
Jangan terlalu banyak tidur malam hari.
Orang yang ingin mendapatkan ilmu haruslah meninggalkan tidur malam.
Sebaiknya malam digunakan dalam belajar dan ibadah.
Biar tidak banyak tidur di malam hari, sebaiknya tidak banyak makan agar tidak
ngantuk.
Sebaiknya pelajaran diulang pada awal malam dan akhir malam karena saat saat
tersebut diberkahi.
Bersifatlah wara, kurangi tidur, kurangi makan dan tekunlah belajar.
Sekedar kerja kerasmulah kamu akan diberi.
Orang yang ingin sukses sebaiknya mengurangi tidur malam.
Gunakanlah masa mudamu dalam menuntut ilmu karena ia tidak akan terulang
lagi.
Bersungguh sungguh bukan berarti memaksakan diri.
Kita tidak boleh memaksakan diri melebih dari kemampuannya.
Karena kalau dipaksakan bisa melemahkan badan dan tidak mampu bekerja lagi
Tuntutlah ilmu itu pelan pelan saja tapi kontinyu. Intinya adalah kesabaran.
Bercitalah setinggi-tingginya. Karena orang yang tinggi derajatnya lantaran pernah
bercita tinggi.
Modal pokok adalah kesungguhan.
Semua bisa didapat dengan kesungguhan dan bercita luhur.
Ingin pandai tapi tidak mau sungguh sungguh tidak dapatlah ilmu kecuali sedikit.
Bersungguh sungguhi tap tidak tergesa-gesa.
Kamu memang bodoh tapi itu bisa kamu usir dengan terus menerus belajar.
Jauhilan sifat malas karena itu sumber keburukan dan kerusakan yang amat
besar.
Jangan suka menunda karena itu kebiasaan para pemalas. Dan sifat malas itu
mendatangkan keburukan dan malapetaka.
Tinggalkanlah malas dan menunda supaya tidak tetap dalam kehinaan.
Tidak ada yang diberikan kepada pemalas kecuali penyesalan lantaran gagal
meraih cita-cita.
Penderitaan, kelemahan dan penyesalan bermula dari sifat malas.
Malas belajar timbul karena kurang sadarnya perhatian terhadap keutamaan dan
pentingnya ilmu.
Ilmu akan kekal sedangkan harta benda akan sirna.
Orang yang ilmunya bermanfaat akan tetap dikenang sekalipun ia telah
meninggal.
Lupa disebabkan banyak dahak. Banyak dahak lantaran banyak minum dan
makan.
Bersiwak dapat mengurangi dahak, menguatkan hapalan dan menyebabkan
kefasihan.
Perut yang penuh lantaran banyak makan mengurangi ketangkasan.
Makan terlalu kenyang itu membahayakan. Orang yang banyak makan biasanya
tidak disukai teman.
Fasal

Mulai Belajar, Ukuran dan Urutannya.

Mulailah dari hari rabu karena pada hari itu cahaya diciptakan.
Para santri seharusnya memulai belajar dengan cara menghapal kitab lalu
kemudian memahaminya. Setelah paham baru menambah sedikit demi sedikit.
Setiap kitab atau buku sebaiknya diulang dua kali. Tapi kalau lebih tebal kalau
bisa sampai sepuluh kali. Biasakanlah hal ini.
Mulailah juga dari buku buku yang mudah dipaham karena ia tidak membosankan
dan tidak melekat.
Setelah menghapal dan memaham baru lakukanlah pencatatan.
Jangan mencatat sebelum paham karena itu membuang buang waktu.
Santri harus benar benar memahami apa yang dikatakan gurunya kemudian
mengulang-ngulangnya hingga benar benar mengerti.
Jangan biasakan tidak mau memahami apa yang disampaikan oleh pengajar,
karena bisa menjadi kebiasaan sehingga ia tidak dapat memahami apa apa
kecuali sedikit.
Jangan lupa untuk berdoa ketika memahami pelajarannya.
Setelah benar benar paham dan tidak khawatir akan lupa baru kemudian
melangkah ke pelajaran selanjutnya.
Cara mudah agar tidak lupa dengan pelajaran adalah dengan mengajarkannya
kepada orang lain.
Hal yang baik bila suatu masalah atau satu pendapat didiskusikan. Karena belajar
dengan diskusi itu lebih efektif daripada belajar sendiri. Sebab dalam diskusi kita
dituntut untuk lebih berpikir dan lebih maksimal.
Jangan berdiskusi dengan orang yang buruk tabiatnya atau dengan orang yang
tidak mencari kebenaran yang hanya ingin mempersulit orang.
Santri haruslah membiasakan berpikir keras tentang pelajaran yang sukar
dipahami, karena banyak dipaham lantaran dipikirkan.
Jangan berbicara atau menyampaikan sesuatu sebelum berpikir agar tidak
tersalah.
Para santri harus terus menerus belajar kapan saja dan dari mana saja
menambah pengetahuannya.
Biasakanlah lisan dalam bertanya dan biasakanlah hati yang banyak berpikir.
Pertanyaan yang bagus disampaikan adalah “bagaimana pendapatmu tentang
masalah ini?”
Sering seringlah bertukar pikiran dengan orang lain.
Tidak masalah bila santri bekerja. Tapi tetaplah belajar dan jangan malas-
malasan.
Jangan ada alasan untuk tidak belajar.
Jangan lupa untuk bersyukur mengucap hamdalah ketika paham dengan satu
masalah, semoga ditambahkan oleh Alloh swt.
Jauhilan sifat kikir/pelit.
Belilah buku karena itu memudahkan dalam belajar dari orang lain.
Jangan rakus dengan harta orang lain.
Tinggalkanlah sifat tamak dengan harta orang lain dan sifat kikir dengan harta
sendiri.
Orang orang dulu belajar bekerja baru mencari ilmu pengetahuan agar mereka
tidak tamak dengan harta orang lain.
Berharaplah hanya kepada Alloh.
Santri mengulang pelajaran sebaiknya konsisten. Semisal setiap harinya ia
mengulang pelajaran hingga sepuluh kali. Maka lakukanlah sejumlah itu pula di
hari hari berikutnya.
Ingat! Pelajaran tidak akan melekat bila tidak diulang-ulang.
Biasakanlah membaca dengan keras, tanda semangat supaya tidak bosan.
Santri tidak boleh berputus asa karena itu berakibat buruk.
Saran yang baik dalam bidang fikih adalah dengan menghapal satu kitab saja
darinya dan itu akan memudahkan dalam mempelajari kitab kitab lainnya.

Fasal
Tawakkal

Bertawakal lah kepada Alloh dalam masalah rezeki ketika menuntut ilmu. Tidak
perlu mencemaskannya. Karena ada hadis nabi yang mengatakan orang yang
memperdalam ilmu agama niscaya akan Alloh cukupkan dan Ia beri rezeki dari
jalan yang tidak ia sangka-sangka.
Orang yang sibuk dengan perkara rezeki dalam hal makanan dan pakaian,
biasanya tidak gubris lagi dengan akhlak mulia dan hal hal yang tinggi lainnya.
Manshur al hallaj berkata: sibukanlah nafsumu, karena bila tidak ialah yang akan
membuatmu sibuk.
Orang yang berakal tidaklah boleh cemas dengan urusan dunia.
Tidak memikirkan rezeki bukan berati tidak bekerja loh.
Para penuntut ilmu sebaiknya menjauhi urusan duniawi sebisanya.
Santri harus sabar dan tabah selama menuntut ilmu. Karena memang fitrahnya
bahwa pergi menuntut ilmu berarti harus berhadapan dengan kesengsaraan.
Orang yang tabah selama di dalam menuntut ilmu akan mendapatkan manis dan
lezatnya ilmu.
fasal

Waktu-Waktu Baik Buat Belajar

Janganlah menyibukkan diri kecuali dalam menuntut ilmu.


Para ulama bahkan ada yang pernah tidak nyenyak selama empat puluh tahun.
Masa muda harus digunakan untuk menuntut ilmu sebaik-baiknya.
Waktu yang paling baik untuk belajar adalah menjelang waktu subuh dan antara
maghrib dan isya.
Santri harus mempergunakan seluruh waktunya hanya untuk belajar.
Andai jika timbul rasa jemu pada sebuah pelajaran hendaknya beralih kepada
pelajaran yang lain.
fasal

Saling Mengasihi dan Menasehati

Orang berilmu harus saling menghormati dan menyayangi sesama dan tidak iri
dengki.
Anak seorang alim menjadi alim pula berkat ia mengajar anak anak orang lain
terlebih dahulu daripada anaknya sendiri.
Jangan suka berdebat karena hal itu menyiakan waktu.
Biarkanlah orang yang berlaku jahat padamu, cukuplah apa yang ia lakukan
menjadi balasan kejahatannya.
Bila kau ingin musuhmu mati karena sedih hati atau bertambah gelisah, maka
tambahlah ilmumu sehingga ia akan semakin bertambah menderita batin.
Kamu harus sibuk melakukan kebaikan dan hindarilah permusuhan. Karena bila
kebaikan semakin tampak pada dirimu, keganasan musuh pun akan lenyap.
Karena permusuhan hanya akan membuatmu terpojok dan membuang waktumu.
Hindarilah permusuhan terlebih kepada orang yang bodoh.
Jangan suka berprasangka buruk dengan orang lain karena itu sumber
permusuhan.
Jika perbuatan seseorang buruk berarti dugaannya pun buruk.
Tambahlah kebaikan kepada orang lain sekalipun ia berbuat buruk kepadamu.
Karena kelak kamu akan terlindung dari tipu dayanya dan dia akan tertimpa apa
yang telah ia lakukan.
Jika kamu ditipu orang jangan balas dengan menipunya.
Biasanya bagi orang pandai itu ada musuh dari orang orang bodoh yang sengaja
mempersulitnya. Orang orang bodoh tadi memang ingin menzaliminya saja tapi
sebaiknya ia tidak menghiraukannya dan membalasnya.
fasal

Mencari Tambahan Ilmu Pengetahuan

Santri harus menambah ilmu setiap harinya agar mendapat kemuliaan.


Jangan lupa untuk membawa buku dan alat tulis guna menulis ilmu yang
bermanfaat yang ia temukan.
Menghapal sebaik-baik yang didengarkan. Mengatakan sebaik-baik yang dihapal.
Hapalah pelajaran sedikit demi sedikit setiap harinya. Karena sesuatu yang
banyak dimulai dari yang sedikit.
Malam itu terlalu panjang jangan kamu habiskan untuk tidur. Siang hari itu terang
benderang jangan kau redupkan dengan dosa dosamu.
Santri harus memanfaatkan benar waktu selama bersama ulama. Gunakan untuk
menimba pengetahuan dari mereka. Karena kalau sampai ia telah berlalu maka
kesempatan itu tidak akan datang lagi.
Kehinaan dan kerugian akibat dari tidak menghiraukan ilmu Alloh pada ulama.
Maka berlindunglah kepada Alloh siang dan malam.
Para penuntut ilmu itu harus tahan menanggung penderitaan dan kehinaan ketika
menuntut ilmu.
Menuntut ilmu itu tidak bisa dipisahkan dari guru dan teman teman belajar.
Kamu tidak akan memperoleh kemuliaan selama kamu tidak menghinakan dirimu
sendiri dengan menuntut ilmu yang penuh penderitaan.
fasal

Waro’

Bersikaplah waro (menjaga dari hal hal yang tidak jelas halalnya).
Rosululloh bersabda: “Barangsiapa yang tidak berlaku wara ketika belajar ilmu
maka dia akan diuji oleh Alloh dengan salah satu dari tiga hal; mati muda, tinggal
bersama-sama orang yang bodoh atau diuji menjadi pelayan pemerintah.
Termasuk sifat wara adalah menghindari rasa kenyang perut, banyak tidur, dan
banyak bicara yang tidak berguna.
Jangan suka makan makanan di pasar karena ia kurang berkahnya lantaran orang
miskin menginginkannya namun tidak bisa membelinya.
Para ulama salaf diberi keluasan ilmu berkah dari bersikap wara.
Jauhilah menggunjing dan berkumpul dengan orang yang banyak bicara.
Orang yang banyak bicara telah mencuri umurmu dan membuang waktumu.
Termasuk sifat wara lagi adalah: menyingkir dari orang yang suka berbuat
kerusakan dan maksiat, dari orang yang suka menganggur. Karena kita bisa
terpengaruh.
Hadaplah kiblat ketika belajar.
Jangan pernah meremehkan hal-hal adab sopan santun dan hal hal yang
disunnahkan.
Orang yang terbiasa meremehkan akhlak bisa meremehkan hal-hal yang sunnah
dan itu bisa membawa kepada meremehkan hal-hal yang wajib. Sedangkan
meremehkan ibadah wajib tentu terhalang dari perkara-perkara akhirat.
Seorang santri harus memperbanyak salat dan khusyuk di dalamnya. Karena itu
membantu memperoleh ilmu dan dalam belajar.
Jagalah perintah dan larangan Alloh, kerjakanlah salat, tuntutlah ilmu agama, dan
giatlah dalam memohon pertolongan melalui amalan yang baik, niscaya kamu
akan menjadi ahli ilmu agama.
Bawalah buku kemana saja untuk dipelajari. Dan catatlah apa yang kau dengar
dari gurumu.
fasal

Hal-Hal yang Dapat Menguatkan Hapalan dan yang Melemahkannya

Hal-hal yang dapat menguatkan hapalan antara lain: tekun belajar, mengurangi
makan, salat malam, dan membaca Alquran.
Membaca Alquran yang baik adalah dengan melihat mushaf.
Perbanyaklah sholawat kepada Nabi Muhammad saw.
Kuat hapalan adalah karunia dari Alloh, dan karunia Alloh tidak akan diberikan
kepada orang yang maksiyat.
Hal-hal yang dapat merusak hapalan antara lain: banyak berbuat maksiat, banyak
dosa, banyak berpikir susah, terlalu memikirkan harta, dan terlalu banyak kerja.
Orang yang cemas dengan urusan dunia biasanya karena hatinya gelap. Dan
orang yang senantiasa memikirkan urusan akhirat hatinya bercahaya. Dan itu
terlihat dari salatnya.
Sholat dengan khusyuk dan menyibukkan diri dengan mencari ilmu dapat
menghilangkan penderitaan dan kesusahan.
fasal

Hal-Hal yang Dapat Mempermudah Datangnya Rezeki

dan yang Menghambatnya

Hanya doa yang bisa menolak takdir.


Terhalang rezeki lantaran dosa yang dikerjakannya. Terlebih dosa dari dusta
karena dusta dapat menyebabkan kefakiran.
Tidur di pagi hari bisa menyebabkan fakir harta juga fakir ilmu.
Termasuk rugi bila malam dibiarkan lewat begitu saja tanpa guna, karena malam
juga termasuk dari umur yang dijatah.
Hal-hal lain yang dapat menghalangi rezeki ialah: tidur dengan telanjang, kencing
telanjang, makan dalam keadaan junub, tidur di atas lambung, membiarkan
makanan yang terjatuh, membakar kulit bawang merah dan bawang putih,
menyapu rumah dengan sapu tangan, menyapu rumah pada malam hari,
membiarkan sampah di dalam rumah, berjalan di muka orangtua, memanggil
orangtua dengan nama keduanya, membersihkan gigi dengan sembarang kayu,
membersihkan tangan dengan debu, duduk di muka pintu, bersandar di daun
pintu, berwudu di tempar beristirahat, menambal baju yang sedang dikenakan,
membersihkan badan dengan baju, membiarkan sarang laba-laba di dalam
rumah, meremehkan salat.
Hal-hal yang bisa menyebabkan kefakiran antara lain: tergesa keluar dari masjid
ba’da subuh, terlalu pagi pergi ke pasar dan pulang paling akhir, membeli roti dari
pengemis, mendoakan dengan doa yang buruk untuk anak, tidak menutup wadah,
meniup lampu, menulis dengan pulpen yang diikat, menyisir rambut dengan sisir
yang patah, tidak mau mendoakan orangtua, mengenakan surban dengan duduk,
mengenakan celana dengan berdiri, kikir dan pelit, terlalu hemat, menunda atau
meremehkan segala urusan.
Rosululloh Saw bersabda: “Memohonlah kalian turunnya rezeki dengan
bersedekah”.
Adapun hal-hal yang bisa mendatangkan rezeki antara lain: bangun pagi sekali,
menulis dengan tulisan yang indah, bermuka ceria, dan berbicara dengan
perkataan yang baik.
Hal lainnya: mencuci pakaian, menyapu halaman, sholat dengan khusyuk, sholat
dhuha, membaca surah waqiah, almulk, allail, muzammil, alam nasyrah, di waktu
malam, datang ke masjid sebelum azan dikumandangkan, mendawamkan wudhu,
salat sunah fajar dan witir di rumah, dll.
Jangan membicarakan hal-hal duniawi setelah salat witir.
Jangan banyak bergaul dengan perempuan, terkecuali ada hajat.
Jangan membicarakan hal hal yang tidak bermanfaat.
Siapa yang mengerjakan hal tidak berguna berarti ia telah kehilangan hal yang
berguna.
sayyidina Ali bin Abi Thalib kwh berkata: siapa yang sempurna akalnya niscaya
sedikit bicaranya.
Berbicara itu hiasan sedangkan diam itu keselamatan.
Jangan banyak berbicara, bicaralah seperlunya saja.
Memang mungkin kita akan menyesal bila diam tapi itu tidak seberapa dengan
menyesal karena bicara.
Salah satu amalan murah rezeki adalah bacaan: “subhanalloh al azhim
subhanalloh wa bihamdih astagfirulloh wa atubu ilaih”;
‫سبحان هللا العظيم سبحان هللا و بحمده استغفرهللا و اتوب اليه‬
dibaca setelah terbit fajar hingga menjelang sholat subuh.
“La ilaha illalloh al malikul haqqul mubin”
‫ال اله اال هللا الملك الحق المبين‬
sebanyak seratus kali dibaca setiap pagi dan sore.
Setiap fajar dan sehabis salat bacalah “Alhamdulillah wa subhanalloh wa la ilaha
illalloh” sebanyak 33 kali.
‫الحمد هلل و سبحان هللا و ال اله اال هللا‬
Perbanyaklah membaca sholawat.
Perbanyaklah membaca “la haula wala quwwata illa billah al ‘aliyil ‘azhim”
‫ال حول وال قوة اال باهلل العالي العظيم‬
Bacalah doa: “Ya Alloh cukupkanlah aku dengan yang halal dari yang haram, dan
cukupkanlah pula aku dengan karunia-Mu dari menghajatkan kepada selain-MU”.
Dibaca sebanyak tujuh puluh kali.
Pujian-pujian sebagai berikut: “antalloh al aziz al alhakim antalloh ala malikull
quddus antalloh alhalimul karim”.

You might also like