Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 25

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK

MODUL VI
PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK PADA TUSUK GIGI MERK
“ALFAMART” DENGAN MENGGUNAKAN ACCEPTANCE SAMPLING
SINGLE-SAMPLING PLAN

Oleh :
Rosyta Darojati (1314100018)
Amri Muhaimin (1314100125)
Asisten Dosen :

Rinta NovelintaWardhani(1313100048)

Dosen:
Dr. Muhammad Mashuri, MT
Diaz Fitra Aksioma S.Si., M.Si.

PROGRAM STUDI SARJANA


JURUSAN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2017
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK
MODUL VI
PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK PADA TUSUK GIGI MERK
“ALFAMART” DENGAN MENGGUNAKAN ACCEPTANCE SAMPLING
SINGLE-SAMPLING PLAN

Oleh :
Rosyta Darojati (1314100018)
Amri Muhaimin (1314100125)
Asisten Dosen :

Rinta NovelintaWardhani(1313100048)

Dosen:
Dr. Muhammad Mashuri, MT
Diaz Fitra Aksioma S.Si., M.Si.

PROGRAM STUDI SARJANA


JURUSAN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2017

i
ABSTRAK
Perkembangan dunia industri semakin hari kian tumbuh pesat.Masing-masing
perusahaan berusaha untuk tetap menjaga eksistensinya dengan selalu
meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Sehingga sebisa mungkin apa
yang diinginkan konsumen sesuai dengan produk yang dihasilkan. Dalam
mengontrol kualitas banyak hal yang dapat dilakukan, salah satunya adalah
memperbaiki atau mengevaluasi bahan produksi atau input produksi. Pada sistem
produksi terbagi menjadi tiga tahap, input proses dan output. Pada tahap input-lah
bahan atau material yang akan digunakan pada proses produksi. Umumnya ada
beberapa industri yang memesan bahan atau material dan ada beberapa industri
yang memproduksinya secara mandiri. Sehingga industri yang memesan tersebut
dapat diposisikan sebagai konsumen, sedangkan industri yang menyediakan baha
tersebut diposisikan sebagai produsen. Acceptance sampling adalah metode
statistik yang digunakan untuk menginspeksi lot dan menentukan apakah lot
tersebut sudah sesuai spesifikasi atau tidak. Pada pembuatan rancangan sampling
ditentukan melalui 3 nilai AQL dan LTPD yang berbeda, didapatkan rancangan
yang terbaik adalah ukuran sampel sebesar 18 dan angka penerimaan sebesar 4.
Lot tusuk gigi yang ditolak berdasarkan rancangan sampling tersebut sebanyak 1
lot, yaitu lot yang pertama, sedangkan lot yang kedua dan ketiga diterima.
Kata Kunci :acceptance sampling, angka penerimaan, ukuran sampel, lot, AQL,
LTPD

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i

ABSTRAK..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v

DAFTAR TABEL..................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar belakang........................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2

1.3 Tujuan........................................................................................................2

1.4 Manfaat......................................................................................................3

1.5 Batasan Masalah........................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................4

2.1 Acceptance Sampling.................................................................................4

2.2 Single-Sampling Plan................................................................................ 6

2.3 Operating Characteristic Curve (OC Curve)............................................7

2.4 Tusuk Gigi................................................................................................. 8

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.......................................................... 10

3.1 Sumber Data............................................................................................ 10

3.2 Variabel Penelitian...................................................................................10

3.3 Struktur Data............................................................................................10

3.4 Langkah Analisis..................................................................................... 11

3.5 Diagram Alir............................................................................................11

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN.......................................................12

4.1 Rancangan Sampling............................................................................... 12

4.2 Perbandingan OC Curve..........................................................................12

iii
4.3 Hasil Acceptance Sampling..................................................................... 13

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN................................................................15

5.1 Kesimpulan..............................................................................................15

5.2 Saran........................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 16

LAMPIRAN..........................................................................................................17

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Prosedure Single-Sampling Plan........................................................ 7


Gambar 2.2 OC Curve Ideal...................................................................................8
Gambar 3.1 Diagram Alir Praktikum................................................................... 11
Gambar 4.1 Hasil Kurva OC Masing-Masing Rancangan Sampling...................13

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Keuntungan dan Kerugian Acceptance Sampling................................... 5


Tabel 3.1Struktur Data Karateristik Kualitas Kertas.............................................10
Tabel 4.1 Hasil Rancangan Sampel.......................................................................12
Tabel 4.2 Nilai Pa Tiap Rancangan....................................................................... 12
Tabel 4.3 Hasil Inspeksi Acceptance Sampling.....................................................14

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Perkembangan dunia industri semakin hari kian tumbuh pesat.Masing-masing
perusahaan berusaha untuk tetap menjaga eksistensinya dengan selalu
meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Sehingga sebisa mungkin apa
yang diinginkan konsumen sesuai dengan produk yang dihasilkan.Dalam
mengontrol kualitas banyak hal yang dapat dilakukan, salah satunya adalah
memperbaiki atau mengevaluasi bahan produksi atau input produksi. Pada sistem
produksi terbagi menjadi tiga tahap, input, proses dan output. Pada tahap input-lah
bahan atau material yang akan digunakan pada proses produksi. Umumnya ada
beberapa industri yang memesan bahan atau material dan ada beberapa industri
yang memproduksinya secara mandiri. Sehingga industri yang memesan tersebut
dapat diposisikan sebagai konsumen, sedangkan industri yang menyediakan bahan
tersebut diposisikan sebagai produsen.
Hasil produk yang baik tentu berasal dari proses yang baik pula. Ukuran
dikatakan baik berasal dari dasar suatu proses, yaitu raw material, kemudian
proses produksi, dan pendistribusian barang tersebut ke masing-masing
konsumen. Perusahaan harus memastikan bahwa hasil dari proses produksi barang
tersebut tidak mengalami cacat hingga ke tangan konsumen. Sedangkan
konsumen sendiri juga mempunyai hak untuk melakukan inspeksi terhadap barang
atau material yang dikirim oleh produsen. Tahapan inspeksi inilah yang sangat
berperan penting dalam menentukan suatu bahan atau raw material pantas
digunakan atau tidak. Pada tahap inspeksi perusahan yang berada pada posisi
konsumen harus benar-benar teliti dan cermat dalam melakukan pemeriksaan
terhadap raw material yang telah dibeli dari produsen. Selain menggunakan
inspeksi, dapat juga menggunakan metode acceptance samplinguntuk memeriksa
suatu lot.
Acceptance sampling adalah metode statistik yang digunakan untuk
menginspeksi lot dan menentukan apakah lot tersebut sudah sesuai spesifikasi
atau tidak.Pemeriksaan menggunakan metode acceptance sampling dalam
beberapa kasus lebih murah karena hanya menginspeksi sebagian kecil dari

1
lotsehingga sangat berguna untuk pengujian yang bersifat merusak produk. Dalam
pemeriksaan ini juga dibutuhkan sedikit pekerja sehingga akan menekan biaya
yang dikeluarkan oleh perusahaan terutama jika biaya untuk inspeksi 100%
produk sangat tinggi. Oleh karena itu dalam praktikum kali ini akan dilakukan
metode acceptance sampling untuk memeriksa 3 lot tusuk gigi. Tusuk gigi yang
akan diperiksa merupakan tusuk gigi dimana setiap batangnya dianggap sebagai
satu buah produk. Pemeriksaan ini nantinya akan membandingkan rancangan
acceptance sampling dengan 3 nilai AQL (resiko produk cacat) dan 3 LTPD
(toleransi konsumen terhadap produk cacat yang diterima) yang berbeda untuk
dipilih yang terbaik menggunakan OC curve. Sehingga dapat diketahui lot tusuk
gigi yang mana yang dapat diterima atau sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditentukan.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam praktikum ini, permasalahan yang muncul sebagai acuan untuk
analisis adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana rancangan acceptance sampling dengan menggunakan 3 nilai
AQL dan LTPD yang berbeda untuk 3 lot tusuk gigi?
2. Bagaimana hasil perbandingan 3 rancangan sampling menggunakan OC
curve?
3. Apakah masing-masing lot tusuk gigi diterima berdasarkan rancangan
sampling terpilih?

1.3 Tujuan
Perumusan masalah di atas menghasilkan tujuan yang akan dicapai dalam
kegiatan praktikum ini, yaitu sebagai berikut.
1. Memperoleh gambaran rancangan acceptance sampling dengan menggunakan
3 nilai AQL dan LTPD yang berbeda.
2. Membandingkan 3 rancangan sampling menggunakan OC curve dan
menentukan yang terbaik.
3. Menentukan status penerimaan untuk masing-masing lot tusuk gigi
berdasarkan rancangan sampling terbaik.

2
1.4 Manfaat
Manfaat yang didapatkan pada praktikum kali ini bagi praktikan adalah
mengatahui penerapan acceptance sampling didunia nyata. Mengetahui cara
mendesain acceptance sampling dan menentukan kapan lot diterima atau ditolak.
Bagi perusahaan (terutama tusuk gigiharpindo) manfaat yang didapatkan adalah
sebagai bahan evaluasi dan motivasi agar meningkatkan kualitas produksi secara
terus-menerus.

1.5 Batasan Masalah


Batasan masalah yang digunakan pada praktikum kali ini adalah, sampel yang
digunakan berasal dari 3 bungkus tusuk gigi merk “alfamart” yang diproduksi
oleh PT. Harpindo. Sehingga jumlah lot adalah sebanyak jumlah batang pada
masing-masing bungkustusuk gigi. Jumlah rancangan sampling yang dirancang
hanya 3 rancangan, dengan menentukan nilai AQL dan LTPD secara subjektif.
Penentuan suatu produk cacat atau tidak dilihat dari tekstur tusuk gigi tersebut.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Acceptance Sampling


Pemeriksaan pada bahan baku, produk setengah jadi, dan produk jadi adalah
salah satu aspek dari jaminan kualitas. Tujuan pemeriksaan adalah untuk menolak
atau menerima produk sesuai dengan standar yang telah disepakati oleh produsen
dan konsumen. Salah satu metode inspeksi atau pemeriksaan adalah acceptance
sampling. Acceptance sampling berhubungan dengan inspeksi serta pengambilan
keputusan pada produk. Tipikal dari penerapan acceptance sampling adalah,
konsumen menerima produk dari produsen.
Produk ini biasanya merupakan bahan baku yang akan digunakan pada proses
produksi oleh konsumen. Sebuah sampel diambil dari lot, dan beberapa
karakteristik kualitas terhadap sampel tersebut diperiksa. Berdasarkan informasi
yang didapat dari sampel tersebut, suatu keputusan diambil berhubungan dengan
karakteristik lot tersebut. Biasanya, keputusan berupa menolak atau menerima lot.
Istilah lain dari hal tersebut adalah lot sentencing. Menerima lot maka lot
dilanjutkan pada proses produks, menolak lot maka lot dikembalikan kepada
suplaier atau produsen. Secara umum terdapat tiga pendekatan dalam memutuskan
lot diterima atau ditolak, (1) menerima tanpa diperiksa; (2) memeriksa seluruh lot,
memeriksa seluruh produk dalam lot dan membuang yang cacat; (3)
menggunakan acceptance sampling.Beberapa kondisi yang dipertimbangkan
untuk menggunakan acceptance sampling adalah sebagai berikut.
1. Apabila uji coba pada produk atau bahan bersifat merusak
2. Apabila biaya melakukan inspeksi 100% lebih mahal
3. Apabila inspeksi 100% tidak layak secara teknologi atau membutuhkan
waktu yang lama sehingga dapat mengganggu proses produksi
4. Apabila terlalu banyak bahan atau produk untuk diperiksa dan tingkat
kesalahan pemeriksaan cukup tinggi, yaitu pemeriksaan dapat menyebabkan
produk yang cacat terlewat atau tidak terperiksa
5. Apabila produsen mempunyai latar belakang kualtias yang bagus, dan
konsumen menginginkan mengurangi jumlah pemeriksaan, tapi kapabilitas
proses produsen cukup rendah untuk tidak dilakukan inspeksi

4
6. Apabila terdapat resiko tanggung jawab pada inspeksi, dalam artian inspeksi
membutuhkan waktu yang cukup lama akan membuat petugas atau karyawan
merasa jenuh dan tidak konsentrasi. Akibatnya produk yang cacat atau bahan
baku yang cacat akan diterima
Sama halnya dengan penggunaan metode lainnya, acceptance sampling juga
mempunyai keuntungan dan kerugian, diantaranya adalah sebagai berikut

Tabel 2.1 Keuntungan dan Kerugian Acceptance Sampling


Keuntungan Kerugian
1. Lebih murah 1. Terdapat resiko menerima lot
2. Produk yang diperiksa lebih sedikit buruk dan menolak yang baik
sehingga kerusakan sedikit 2. Sedikitnya informasi yang
3. Dapat diterapkan pada uji coba yang berhubungan dengan produk atau
bersifat merusak proses pembuatan produk tersebut
4. Karyawan yang terlibat lebih sedikit 3. Acceptance sampling
5. Biasanya menurunkan jumlah kesalahan membutuhkan dokumentasi pada
inspeksi secara drastis tiap prosedurnya

6. Penolakan yang dilakukan oleh konsumen


akan memotivasi produsen untuk
memproduksi produk yang lebih
berkualitas

Tabel 2.1 menjelaskan bahwa acceptance sampling lebih menguntungkan dari


banyak aspek dibandingkan dengan inspeksi. Namun hal tersebut juga bergantung
pada karyawan dan teknologi yang digunakan dalam melakukan pemeriksaan.
Untuk memahami acceptance sampling secara mendalam, terdapat beberapa
konsep yang harus diketahui, diantaranya.
1. Resiko Produsen (α)
Resiko produsen adalah probabilitas suatu lot produksi ditolak karena rencana
sampling, padahal lot-lot tersebut memenuhi kriteria diterima. Biasanya
resiko produsen ditetapkan 5%. Jika α = 5% berarti produsen menderita
kerugian akibat lot-lot produk ditolak. Padahal produk memenuhi AQL yang
ditetapkan akibat rencana sampling adalah 5%. Sebaliknya produsen
mempunyai kemungkinan barangnya diterima berdasarkan AQL yang
dispesifikasikan adalah 95%.

5
2. Resiko Konsumen (β)
Resiko konsumen adalah probabilitas menerima suatu lot produksi karena
rencana sampling, padahal kualitas produk sangat jelek. Jika β = 10% berarti
konsumen mempunyai peluang untuk menerima barang yang rusak atau jelek
sebesar 10%. Tetapi ini juga berarti konsumen mempunyai kemungkinan
menolak barang yang jelek tadi dengan kualitas LTPD adalah 90%.
3. Tingkat Kualitas Diterima (AQL)
Tingkat kualitas diterima atau Acceptable Quality Level (AQL) adalah
maksimum persen cacat terbaik yang digunakan sehingga lot-lot produksi
diterima dengan probabilitas tinggi, misalnya dengan probabilitas 95%, jika
resiko produsen 5%.
4. Persen Cacat Yang Ditolerir (LTPD)
Persen cacat yang ditolerir atau Lot Tolerance Defective (LTPD) adalah
maksimum persen cacat terjelek yang masih diijinkan untuk diterima
konsumen sehingga kemungkinan diterima untuk diloloskan rendah, misalnya
10%.
5. Bilangan Penerimaan (c)
Bilangan penerimaan adalah jumlah cacat maksimum yang diijinkan berada
dalam sampel untuk menerima lot.
6. Bilangan Penolakan (d)
Bilangan penolakan adalah jumlah cacat minimum yang menyebabkan lot
ditolak

2.2 Single-Sampling Plan


Terdapat beberapa klasifikasi yang berbeda terkait rencana rancangan
acceptance sampling. Secara garis besar rancangan acceptance sampling
dibedakan menjadi dua, yaitu atribut dan variabel. Variabel adalah karakteristik
kualitas yang diukur dengan skala pengukuran, sedangkan atribut adalah
karakteristik kualitas dengan ukuran cacat atau tidak cacat. Setelah dibedakan
kedalam atribut dan variabel, berdasarkan samplingnya dibedakan menjadi tiga,
yaitu single-sampling plan, double-sampling plan, multiple-sampling plan.
Single-sampling plan adalah prosedure memutuskan lot diterima atau ditolak
dengan satu kali sampling sebanyak n sampel yang dipilih secara acak dari lot.

6
Contoh, sebuah sampling tunggal untuk atribut terdiri dari jumlah sampel n dan
angka penerimaan c.
Jika d1> c
ditolak
Produk Datang
Inspeksi n unit
Jika d1  c
ditolak
Gambar 2.1Prosedure Single-Sampling Plan

Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah seperti pada Gambar 2.1,


memilih secara acak sebanyak n sampel dari N ukuran lot, kemudian dapatkan
nilai c, yaitu angka penerimaan. Lakukan pemeriksaan terhadap n sampel tersebut,
jika ditemukan jumlah cacat lebih dari nilai c maka lot tersebut ditolak, dan
sebaliknya. Jumlah cacat yang ditemukan diberi variabel d. Prosedur ini disebut
dengan single-sampling plan karena sampel yang diambil dari lot hanya satu kali
saja.

2.3 Operating Characteristic Curve (OC Curve)


Operating Characteristic Curve adalah grafik yang menjelaskan hubungan
antara persentase cacat suatu plot dengan kemungkinan diterimanya lot tersebut
berdasarkan rancangan sampling. Berdasarkan kurva OC dapat dinilai baik
tidaknya rancangan sampling. Rancangan sampling yang baik adalah yang
mendekati kurva ideal. Hubungan antara probabilitas penerimaan dan persen cacat
dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut.
P(a) = f(p) (2.1)
Dimana : P(a) = Probabilitas diterima
F(p) = fungsi dari persentase caacat
Perhitungan nilai Pa dapat didekati dengan distribusi Poisson, Binomial, dan Hipergeometrik.
Bila X menyatakan jumlah cacat dalam sampel, c adalah bilangan penerimaan dan p menyatakan
persentase cacat maka rumus Pa adalah sebagai berikut:
c
n (2.2)
Pa =P(X<c) =  p q
x nx

x1
x
 

7
Untuk q = 1-p dan n adalah ukuran sampel.Persamaan (2.2) identik dengan
persamaan (2.1). Persamaan (2.2) merupakan fungsi yang mengikuti model
distribusi binomial. Jika didekati dengan model distribusi hipergeometrik,
persamaan (2.2) akan berubah menjadi persamaan (2.3).
DN
 
 D

x n  x 
N 
 
P(X≤ c)= n (2.3)
 
Dimana D adalah cacat dalam populasi berukuran N. Jika didekati dengan model
Poisson maka model persamaan (2.2) menjadi persamaan (2.4). Persamaan (2.4)
ditunjukkan sebagai berikut:
c m x
m
P(X≤ c) = 
c
(2.4)
x0 x!

Persamaan-persamaan di atas digambarkan dalam bentuk operating characteristic


curveyang ideal.

Gambar 2.2OC Curve Ideal

OC Curve ideal sangat tidak mungkin terjadi pada kejadian nyata di lapangan,
namun dalam theory dapat dilakukan jika melakukan inspeksi secara keseluruhan,
dan inspeksi tersebut tidak menghasilkan kesalahan. Maka kurva OC akan
menyerupai huruf Z seperti pada Gambar 2.2 yang garis hitam. Sedangkan garis
merah adalah kurva OC yang terjadi pada lapangan, dimana kurva tersebut
dipengaruhi dengan ukuran sampel. Semakin besar jumlah sampel maka kurva OC
juga akan semakin mendekati huruf Z.

2.4 Tusuk Gigi


Tusuk gigi adalah sebatang kayu atau plastik yang digunakan untuk
menyingkirkan sisa-sisa makanan dari gigi, biasanya setelah makan. Tusuk gigi

8
biasanya mempunyai satu atau dua ujung yang tajam untuk disisipkan di antara
gigi.Tusuk gigi adalah alat yang sangat penting sehingga versi plastik alat ini
dijadikan komponen dari pisau swiss army.

9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Sumber Data


Data yang diolah dalam praktikum ini adalah berasal dari data primer. Hasil
pengamatan terhadap 3 bungkus tusuk gigi, dengan mencatat jumlah barang yang
cacat pada masing-masing pengambilan sampel yang berasal dari 3 bungkus tusuk
gigi atau 3 lot yang berbeda. Pengamatan dilakukan pada sabtu 20 Mei 2017 di
Institut Teknologi 10 Nopember kurang lebih pukul 13.00 WIB.

3.2 Variabel Penelitian


Data yang dipergunakan dalam praktikum modul ini merupakan data
percobaan yang dilakukan terhadap tusuk gigi sebagai produk cacat. Data yang
dimaksud merupakan data keputusan lot akan ditolak atau diterima berdasarkan
rancangan sampling yang telah ditetapkan sebelumnya.

3.3 Struktur Data


Struktur data pada praktikum ini adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1Struktur Data Karateristik Kualitas Kertas


Lot No. Kondisi
1 X11
1 2 X21

⋮ ⋮

i Xi1

1 X12
2 2 X22

⋮ ⋮

i Xi2

⋮ ⋮ ⋮

1 X1j
j 2 X2j

⋮ ⋮

i Xij

Dengan,
j = Banyaknya Lot; 1, 2, 3.
10
i = Banyaknya produk di setiap lot; 1, 2, ..., 60.
= Hasil observasi (Cacat atau Tidak Cacat)

3.4 Langkah Analisis


Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Menentukan Nilai AQL dan LTPD
2. Membuat rancangan sampling dengan 3 nilai AQL dan 3 nilai LTPD yang
berbeda
3. Membandingkan OC curve
4. Membandingkan ketiga rancangan sampling dengan menggunakan OC
Curveuntuk menentukan Rancangan Acceptance Sampling yang terbaik
5. Inspeksi, Menerapkan rancangan sampling terbaik untuk melakukan inspeksi
pada lot yang ad
6. Kesimpulan dan Saran, Pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan dan
pemberian saran berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan.

3.5 Diagram Alir


Diagram alir menggambarkan alur pembuatan laporan ini, mulai dari
menetukan AQL dan LTPD hingga penarikan kesimpulan dansaran. Berikut
adalah diagram alir pada praktikum ini.
Mulai

Menentukan Nilai AQL dan LTPD

Membandingkan OC curve

Inspeksi Menggunakan Rancangan Terpilih

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.1Diagram Alir Praktikum

11
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Rancangan Sampling


Pembentukan rancangan sampling diawali dengan menentukan nilai AQL dan
LTPD. Nilai AQL dan LTPD yang ditentukan sebanyak 3 kali, sehingga rancangan
sampling yang terbentuk terdapat tiga rancangan. Program Minitab dapat
menentukan banyaknya ukuran sampel n dan angka penerimaan c.

Tabel 4.1Hasil Rancangan Sampel


AQL (%) LTPD (%) n c
25 70 9 4
20 60 13 5
10 40 18 4

Tabel 4.1 menunjukkan ukuran sampel yang terbesar adalah dengan


menggunakan AQL 10% dan LTPD 40%. Sedangkan angka penerimaan terbesar
adalah pada AQL 20% dan LTPD 60%. Hubungan antara AQL LTPD pada
rancangan sampling adalah, semakin kecil LTPD maka semakin besar sampel
yang dibutuhkan, begitu juga dengan angka penerimaan. Pada praktikum ini nilai
LTPD dan AQL yang digunakan cukup besar, dikarenakan agar rancangan
sampling yang terbentuk tidak terlalu besar.

4.2 Perbandingan OC Curve


Hasil dari masing-masing yang rancangan sampel yang terbentuk dengan
menggunakan program Minitab akan digunakan untuk membentuk kurva OC.
Berdasarkan ketiga kurva yang terbentuk, dibanding mana yang paling mendekati
dengan pola kurva OC yang ideal, rancangan sampel tersebutlah yang terpilih.

Tabel 4.2Nilai Pa Tiap Rancangan


P Pa 1 Pa 2 Pa 3
0.01 0.999999954 0.999999994 0.999998644
0.02 0.999998644 0.999999656 0.999962622
0.03 0.999990445 0.999996497 0.999755291
0.04 0.999962622 0.999982379 0.999110329
0.05 0.999894095 0.999939794 0.997655877
⋮ ⋮ ⋮ ⋮

0.5 0.532103576 0.369040684 0.054963641


0.51 0.515110496 0.350429483 0.049186202
0.52 0.498312759 0.332403501 0.043966659
0.53 0.48173315 0.314977225 0.039258248
0.54 0.465392573 0.298161244 0.035017079

12
Tabel 4.2 menunjukkan nilai Pa terbesar pada P 0.54 adalah pada Pa
rancangan ke-1 dengan ukuran sampel 9, kemudian ukuran sampel 13 dan terakhir
18. Ada indikasi bahwa semakin kecil rancangan sampel, maka peluang
penerimaan akan semakin besar. Namun untuk memilih rancangan sampel yang
akan digunakan adalah dengan meilah kurva OC. Kurva OC didapatkan dengan
memplot nilai Pa dengan P.
1.2
1

0.8

0.6 n=9;c=4

n=13;c=5
0.4 n=18;c=4
0.2

0
010.

040.
070.

130.
160.
190.
220.
250.
280.
310.
340.
370.

430.
460.
490.
520.
10.

40.

Gambar 4.1Hasil Kurva OC Masing-Masing Rancangan Sampling

Gambar 4.1 menunjukkan kurva OC yang mendekati bentuk ideal adalah


rancang sampel ke 3, yaitu dengan jumlah ukuran sampel 18 dan angka
penerimaan 4. Karena kurva tersebut bentuknya hampir menyerupai huruf Z atau
kurva ideal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rancangan sampling yang
digunakan untuk mengevaluasi tusuk gigi adalah n = 18 dan c = 4.

4.3 Hasil Acceptance Sampling


Inspeksi atau pemeriksaan dilakukan terhadap rancangan sampel dengan n
sebesar 18 dan angka penerimaan sebesar 4. Tusuk gigi dianggap cacat jika salah
satu aspek tidak memenuhi, misalnya terdapat noda, permukaan yang kasar, dan
kayu yang rapuh. Ukuran lot pada masing-masing adalah sebesar 60 batang tusuk
gigi. Karena hal-hal tersebut dapat membahayakan konsumen ketika produk
tersebut digunakan.

13
Tabel 4.3Hasil Inspeksi Acceptance Sampling
Lot No Sampel Kondisi Lot No Sampel Kondisi Lot No Sampel Kondisi
1 B 1 B 1 B
2 C 2 B 2 B
3 B 3 B 3 C
4 B 4 B 4 B
5 B 5 B 5 B
6 C 6 B 6 B
7 B 7 B 7 B
8 B 8 C 8 B
1 9 B 2 9 B 3 9 B
10 B 10 B 10 B
11 C 11 B 11 B
12 B 12 B 12 C
13 B 13 C 13 B
14 C 14 B 14 C
15 B 15 B 15 B
16 B 16 B 16 B
17 C 17 B 17 B
18 B 18 B 18 B

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa jumlah cacat terbanyak terdapat pada lot
pertama, kemudian lot ketiga, dan yang paling sedikit adalah lot kedua. Pada lot
pertama tusuk gigi yang cacat terdapat pada observasi ke 2, 6, 11, 14, dan 17 total
5 tusuk gigi yang cacat pada lot pertama, 2 tusuk gigi pada lot kedua, dan 3 tusuk
gigi pada lot ketiga.. Angka 5 tersebut merupakan nilai d atau defect yang terjadi
pada lot pertama. Karena nilai d > c yaitu 5 lebih dari 4, maka lot pertama ditolak
untuk digunakan. Sedangkan untuk lot kedua dan ketiga masih diterima, karena
nilai d kurang dari c. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, setidaknya peluang
cacat pada tusuk gigi merk “alfamart” pada lot pertama adalah 0.27, lot kedua
adalah 0.11 dan lot ketiga adalah 0.16. Karena nilai AQL yang ditentukan adalah
sebesar 10% dan nilai 27% sangat jauh dari 10% serta nilai d pada lot pertama
lebih besar dari nilai c, maka lot pertama ditolak.

14
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari analisis dan pembahasan didapatkan kesimpulan
sebagai berikut
1. Terdapat 3 rancangan sampel dengan menggunakan 3 nilai AQL dan LTPD
yang berbeda, yaitu pertama n = 9 dan c = 4, kedua n = 13 dan c = 5, dan
ketiga n = 18 dan c= 4.
2. Berdasarkan ketiga rancangan sampling tersebut, kurva OC yang paling
mendekati pola ideal adalah rancangan sampling ketiga.
3. Lot pertama ditolak karena nilai d lebih dari c, sedangkan untuk lot kedua dan
ketiga diterima.

5.2 Saran
Saran dalam praktikum ini yaitu peneliti melakukan penelitian sesuai dengan
prosedur yang telah diberikan sehingga informasi yang diberikan sesuai dengan
pengamatan yang sebenarnya. Peneliti juga harus teliti dalam mengolah data
supaya hasil yang disimpulkan mampu representatif terhadap populasi yang ada.
Selain itu diharapkan peneliti menemukan objek yang sesuai agar praktikum
acceptance sampling ini mendapatkan hasil yang optimal.

15
DAFTAR PUSTAKA
Montgomery, D.C, 2009, Introduction to Statistical Quality Control, Edisi 6, John
Wiley & Sons, New York.

16
LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi Praktikum


Lampiran 2. Alokasi Waktu
Hari Tanggal Pukul Deskripsi Kegiatan Pelaksana
Jumat 19 Mei 2017 09.00 WIB Penentuan Objek Amri & Rosyita
Jumat 19 Mei 2017 15.00 WIB Pembuatan Bab 2 Amri & Rosyta
Sabtu 20 Mei 2017 10.00 WIB Pembuatan Bab 1 Amri & Rosyta
Sabtu 20 Mei 2017 16.00 WIB Pembuatan Bab 3 Amri & Rosyta
Minggu 21 Mei 2017 08.00 WIB Pembuatan Bab 4 Amri & Rosyta
Minggu 21 Mei 2017 08.00 WIB Abstrak dan Bab 5 Amri
Pembuatan daftar isi,
Minggu 21 Mei 2017 14.00 WIB daftar gambar, daftar Amri
lampiran

You might also like