Professional Documents
Culture Documents
Bab II
Bab II
Bab II
BAB II
SELEKSI PROSES
Bahan : whey
Kondisi Operasi Fermentor : temperatur = 110F (43oC)
Tekanan = atmosferik
Lama Proses = 24 jam
pH = 5,8-6(Paturau, hal 272)
Yield : 85-90 %
Dari tabel di atas dipilih bahan baku molasses, dikarenakan keberadaannya yang mudah
didapat di Indonesia yang bersumber dari pabrik-pabrik gula, dengan proses yang tidak jauh
berbeda dengan proses pembuatan asam laktat dari bahan yang lain, juga yieldnya yang cukup
bagus.
Dari Tangki Penampung Molasses (F-111), molasses dipompa menuju Continuous Filter I.
Continous Filter I (H-113) yang digunakan berjenis rotary vacum filter. Alat ini berfungsi untuk
menyaring pengotor yang ada pada molasses. Cake yang dihasilkan mengandung retention liquid
sebanyak 30%.
Dari Continous Filter I, molasses dipompa menuju Tangki Pengenceran Molasses (M-114)
yang berbentuk silinder tegak dengan kedua tutup berbentuk standard dished yang dilengkapi
pengaduk berbentuk turbin dan koil untuk memanaskan molasses hingga suhu 80 oC, untuk
mempermudah proses pengenceran dan sebagai pemanasan pendahuluan sebelum menuju Tangki
Sterilisasi. Pada tangki ini molasses diencerkan hingga konsentrasi gulanya sebesar 12 %. Tangki
Pengenceran Molasses beroperasi pada tekanan atmosferik, yaitu 14,7 psi.
Dari Tangki Pengenceran Molasses dipompa menuju Tangki Sterilisasi (M-116). Tangki
berfungsi untuk mensterilkan larutan molasses sebelum difermentasi. Berbentuk silinder tegak
dengan kedua tutup berbentuk standard dished yang dilengkapi pengaduk berbentuk turbin dan koil
untuk memanaskan molasses hingga suhu 121oC, dengan pemanas berupa saturated steam dengan
suhu 150oC.
Setelah itu molasses didinginkan dengan menggunakan Cooler I (E-118) hingga suhu 49 oC,
suhu optimum untuk proses fermentasi dan proses inokulasi bakteri.
Kemudian molasses steril ditampung dalam Tangki Penampung Molasses Encer (F-110).
Tangki ini beroperasi pada tekanan atmosferik. Aliran molasses keluar dari Tangki Penampung
Molasses Encer kemudian displit untuk dialirkan menuju fermentor dan tangki inokulasi untuk
persiapan starter.
Untuk persiapan Ca(OH)2, CaO dari gudang penyimpan dibawa dengan menggunakan belt
conveyor menuju Tangki Pembuatan Ca(OH)2 (R-410). Tangki ini berbentuk silinder tegak dengan
kedua tutup berbentuk standard dished yang dilengkapi pengaduk berbentuk turbin dan jaket
pendingin. Berfungsi untuk sebagai tempat pembuatan larutan Ca(OH) 2, dengan mereaksikan antara
CaO dengan air. Karena reaksi bersifat eksoterm, maka diperlukan jaket pendingin. Tangki
beroperasi pada tekanan atmosferik.
2. Persiapan Starter
Untuk persiapan starter digunakan Tangki Inokulasi (R-140), Tangki berbentuk silinder
tegak dengan kedua tutup berbentuk standard dished yang dilengkapi pengaduk berbentuk turbin
dan jaket pendingin. Karena reaksi bersifat eksoterm, maka diperlukan jaket pendingin untuk
menjaga suhu fermentasi tetap pada suhu optimum yaitu, 49oC.
Komposisi starter adalah sebagai berikut :
Konsentrasi gula : 12%
berat) dicampur dengan slurry recycle dari Continous Filter III (H-316) yang juga terdiri dari
pengotor, gula invert sisa dan sedikit kalsium laktat yng terikut di dalamnya. Kemudian larutan ini
dipompa menuju Continous Filter II. (H-214) untuk mendapatkan kembali kalsium laktat yang
terkandung.
Dari Continuous Filter II larutan kalsium laktat yang didapat dicampur dengan larutan
kalsium laktat dari Tangki Dekantasi dalam Tangki Karbonasi I (M-220). Tangki ini berbentuk
tangki silinder dengan tutup atas dan bawah berbentuk standard dish, dilengkapi dengan pengaduk.
Pada tangki ini larutan kalsium laktat dijernihkan dan diikat kotorannya dengan menambahkan
karbon aktif. Liquid dari Tangki Karbonasi I ditampung terlebih dahulu dalam Tangki Kalsium
Laktat Terkarbonasi I.
Dari Tangki Kalsium Laktat Terkarbonasi I larutan kalsium laktat dipisahkan dari karbon
dan pengotor dengan menggunakan Filter Press I (H-230) yang beroperasi secara batch. Alat ini
berjenis plate and frame filter. Filtrat yang dihasilkan ditampung dalam Tangki Kalsium Laktat
Terfilter I. Sedangkan slurry yang terdiri dari karbon ditampung dalam Tangki Regenerasi Karbon.
Larutan kalsium laktat kemudian dipekatkan dalam Evaporator I (V-240), hingga
konsentrasinya 53%. Evaporator yang digunakan berjenis short tube.
Berikutnya larutan kalsium laktat dipompa ke dalam Tangki Pengasaman (R-310), tangki
berbentuk silinder dengan tutup atas dan bawah berbentuk standard dished, dilengkapi dengan
pengaduk berbentuk propeler. Tangki ini berfungsi untuk mengkonversi kalsium laktat menjadi
asam laktat, dengan menambahkan H2SO4 63%. Reaksi ini juga menghasilkan produk samping
berupa CaSO4.
Endapan CaSO4 yang terbentuk dipisahkan dari larutan asam laktat dengan menggunakan
Continous Filter III (H-316). Jenis filter yang digunakan berjenis rotary vacum drum filter. Cake
yang dihasilkan memiliki konsentrasi solid 70%. Sedangkan filtrat yang dihasilkan lebih lanjut
dilakukan pemucatan dalam Tangki Karbonasi II.
Tangki Karbonasi II (M-320), berbentuk tangki silinder dengan tutup atas dan bawah
berbentuk standard dish, dilengkapi dengan pengaduk. Berfungsi untuk memucatkan dan mengikat
kotoran dalam larutan asam laktat dari continous filter III dengan menambahkan karbon aktif.
Berikutnya Filter Press II (H-330), berbentuk plate and frame, digunakan untuk memisahkan
endapan yang terdiri dari karbon aktif dan pengotor dari larutan asam laktat dengan kadar solid 90
%.
Filtrat yang terdiri dari asam laktat jernih yang dihasilkan kemudian dipekatkan dengan
menggunakan Evaporator II (V-340). Berbentuk short tube, dengan tutup atas dan tutup bawah
berbentuk standard dished. Berfungsi memekatkan larutan asam laktat hingga 56%.
Asam laktat 56% ini kemudian di-split untuk lebih lanjut diproses menjadi 2 macam produk
yang diinginkan yaitu asam laktat teknis dan asam laktat edibel. Asam laktat edibel adalah asam
lakta dengan konsentrasi 56% yang lebih jernih. Sedangkan asam laktat teknis adalah asam laktat
dengan konsentrasi 44% dengan tingkat kejernihan yang kurang dibandingkan asam laktat edibel.
Untuk menghasilkan produk asam laktat teknis dilakukan pengenceran hingga konsentrasi
44% dalam Tangki Pengenceran (M-510). Tangki berbentuk silinder dengan kedua tutup berbentuk
standard dish, dilengkapi dengan pengaduk.
Berikutnya dilakukan filtrasi dengan menggunakan Filter Press V (H-520). Yang mana
sebelumnya asam laktat ditampung terlebih dahulu dalam Tangki Asam Laktat Encer (F-512).
Dengan Filter Press V, seluruh kotoran dan dry solid lainnya dipisahkan. Terakhir asam laktat teknis
ditampung dalam Tangki Penampung Produk Teknis (F-530), tangki silinder dengan tutup atas
berbentuk konis dan tutup bawah datar.
Untuk menghasilkan produk asam laktat edibel, dilakukan pemucatan/bleaching dengan
menambahkan karbon pada Tangki Karbonasi III (M-410). Dilanjutkan dengan filtrasi
menggunakan Filter Press III (H-420). Kemudian dilakukan pemucatan/bleaching yang terakhir
dalam Tangki Karbonasi IV(M-430) dan dilanjutkan dengan filtrasi menggunakan Filter Press
IV(H-440). Terakhir asam laktat edibel ditampung dalam Tangki Penampung Produk Edibel (F-
450).
Dari data-data impor, ekspor, konsumsi dan produksi pada Bab I, maka dapat dihitung
pertumbuhan impor, ekspor, konsumsi dan produksi dengan persamaan sebagai berikut :
Tabel II.4.1 Data Pertumbuhan Ekspor-Impor Asam Laktat di Indonesia
Tabel II.4.2 Data Pertumbuhan Produksi dan Konsumsi Asam Laktat di Indonesia
Tahun Konsumsi Pertumbuhan Produksi Pertumbuhan
(kg) Konsumsi (%) (kg) Produksi (%)
1998 652.679 - 59.865 -
1999 994.109 52,31 48.567 -18,87
M1 M4
M2 Asam
Laktat
Pra Desain Pabrik Asam Laktat Dari Molasses
M3 M5
BAB II – SELEKSI PROSES II - 11
Dari perhitungan di atas diketahui kebutuhan asam laktat dalam negeri adalah sebesar 16.320.252
kg/tahun. Maka ditetapkan kapasitas pabrik asam laktat baru sebesar 77% kebutuhan asam laktat
dalam negeri, yaitu sebesar 12.500.000 kg/tahun.
Dengan Yield sebesar 87%, maka dibutuhkan bahan baku molasses sebanyak 14.367.816 kg
molasses/tahun. Dari data produksi molasses pada PG. Pesantren Baru laporan periodik 1 s/d 15
Agustus 2005, bahwa dari 5.250 ton tebu yang diolah per hari, didapatkan 9,922 ton molasses per
jam atau 78.582.240 kg molasses/tahun. Dengan data tersebut, kebutuhan molasses sebagai bahan
baku dalam pakrik asam laktat ini dapat terpenuhi.