Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 43

Laporan Draft Final BAB II

Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan GAMBARAN


Laut Labuan Bajo Provinsi Nusa Tenggara Timur UMUM

BAB 2
GAMBARAN UMUM WILAYAH

2.1 Gambaran Umum Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur


2.1.1 Letak dan Administrasi Wilayah
Provinsi Nusa Tenggara Timur secara astronomis terletak antara 8° LS - 12° LS dan
118° BT - 125° BT. Batas-batas Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Laut Flores
b. Sebelah Selatan : Samudera Hindia
c. Sebelah Timur : Negara Timor Leste
d. Sebelah Barat : Provinsi Nusa Tenggara Barat

Sumber : BPS Provinsi Nusa Tenggara Timur, 2017


Gambar 2.1 Peta Provinsi Nusa Tenggara Timur

PT. HEGAR DAYA CONSULTANT II - 1


KSO PT. ANINDYA KARYA DESAIN
Laporan Draft Final BAB II
Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan GAMBARAN
Laut Labuan Bajo Provinsi Nusa Tenggara Timur UMUM

Luas wilayah daratan Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah seluas 47.931,54 km2
dengan ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah Kota Kupang. Secara administratif,
provinsi ini terbagi menjadi 21 Kabupaten dan 1 Kota yang terletak di 7 pulau besar (Pulau
Sumba, Pulau Timor, Pulau Flores, Pulau Alor, Pulau Lembata, Pulau Rote dan Pulau Sabu).

2.1.2 Kondisi Fisik dan Klimatologi Wilayah


Luas wilayah daratan adalah seluas 47.931,54 km2 tersebar pada 1.192 pulau (43
pulau dihuni dan 1.149 pulau tidak dihuni). Sebagian besar wilayahnya bergunung dan
berbukit, hanya sedikit dataran rendah. Memiliki sebanyak 40 sungai dengan panjang antara
25-118 kilometer.
Apabila dilihat dari topografinya, maka wilayah NTT dapat dibagi atas 5 bagian
besar, yaitu:
a. Agak berombak dengan kemiringan 3-16 %
b. Agak bergelombang dengan kemiringan 17-26 %
c. Bergelombang dengan kemiringan 27-50 %
d. Berbukuti-bukit bergunung dengan kemiringan lebih besar dari 50 %
e. Dataran banjir dengan kemiringan 0-30 %
Keadaan topografi demikian mempunyai pengaruh pula terhadap pola kehidupan
penduduk, antara lain pola pemukiman di gunung-gunung, sehingga terdapat variasi adat
dan tipologi kehidupan yang sangat besar antara suatu daerah dengan daerah lainnya.
Wilayah di NTT memiliki suhu yang bervariasi. Dari 10 stasiun
meteorologi/klimatologi di NTT, tercatat suhu tertinggi pada tahun 2016 adalah 33,70°C dan
terendah adalah 16,20°C. Secara umum daerah NTT tergolong panas dengan rata-rata suhu
antara 27-28°C sepanjang tahun 2016 dengan pengecualian beberapa wilayah yang memiliki
rata-rata suhu 20,40°C.
Rata-rata curah hujan yang tercatat pada stasiun meteorologi/klimatlogi di Provinsi
NTT tahun 2016 adalah antara 600-4800 mm3. Berdasarkan jumlah hari hujan dalam
setahun, Kabupaten Manggarai memiliki jumlah hari hujan terbanyak 263 disusul Sikka
dengan 160 hari hujan dan Manggarai Barat dengan 141 hari hujan. Sedangkan daerah yang
memiliki jumlah hari hujan terendah adalah Kabupaten Timor Tengah Utara dengan 57 hari

PT. HEGAR DAYA CONSULTANT II - 2


KSO PT. ANINDYA KARYA DESAIN
Laporan Draft Final BAB II
Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan GAMBARAN
Laut Labuan Bajo Provinsi Nusa Tenggara Timur UMUM

hujan disusul Malaka dengan 68 hari hujan dan Nagekeo dengan 81 hari hujan pada tahun
2016.

Sumber : BPS Provinsi Nusa Tenggara Timur, 2017


Gambar 2.2 Jumlah Hari Hujan menurut Kabupaten/Kota

2.1.3 Profil Demografi


Penduduk Provinsi NTT berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2016 adalah
sebanyak 5.203.514 jiwa yang terdiri atas 2.577.953 jiwa laki-laki dan 2.625.561 jiwa
perempuan. Laju pertumbuhan penduduk Provinsi NTT tahun 2016 adalah 1,63 persen.
Rasio jenis kelamin tahun 2016 adalah 98 yang berarti dari 100 perempuan hanya terdapat
98 laki-laki. Kepadatan penduduk NTT adalah 109 jiwa per km2, yang terpadat adalah Kota
Kupang dengan 2.232 jiwa per km2. Kepadatan penduduk yang paling rendah adalah Sumba
Timur dengan 36 jiwa per km2 dan Sumba Tengah dengan 38 jiwa per km2. Sementara itu,
jumlah rumah tangga Provinsi NTT pada tahun 2016 adalah 1,1 juta rumah tangga dengan
rata-rata anggota rumah tangga 4,6.

PT. HEGAR DAYA CONSULTANT II - 3


KSO PT. ANINDYA KARYA DESAIN
Laporan Draft Final BAB II
Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan GAMBARAN
Laut Labuan Bajo Provinsi Nusa Tenggara Timur UMUM

Tabel 2.1 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk (%) Menurut
Kabupaten/Kota
Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk
No. Kabupaten/Kota
2010 2015 2016 2010-2016 2015-2016
Kabupaten
1 Sumba Barat 111.499 121.921 123.913 1,77 1,63
2 Sumba Timur 228.791 246.294 249.606 1,46 1,34
3 Kupang 305.389 348.010 360.228 2,79 3,51
4 Timor Tengah Selatan 443.111 459.310 461.681 0,69 0,52
5 Timor Tengah Utara 230.792 244.714 247.216 1,15 1,02
6 Belu 189.123 206.778 210.307 1,79 1,71
7 Alor 190.919 199.915 201.515 0,91 0,80
8 Lembata 118.406 132.171 134.573 2,16 1,82
9 Flores Timur 233.578 246.994 248.889 1,06 0,77
10 Sikka 301.579 313.509 315.477 0,75 0,63
11 Ende 261.713 269.724 270.886 0,57 0,43
12 Ngada 143.007 154.693 156.101 1,47 0,91
13 Manggarai 293.888 319.607 324.014 1,64 1,38
14 Rote Ndao 120.706 147.778 153.792 4,12 4,07
15 Manggarai Barat 222.913 251.689 257.582 2,44 2,34
16 Sumba Tengah 62.796 68.515 69.606 1,73 1,59
17 Sumba Barat Daya 286.403 319.119 325.699 2,17 2,06
18 Nagekeo 130.691 139.577 141.310 1,31 1,24
19 Manggarai Timur 253.911 272.514 276.620 1,44 1,51
20 Sabu Raijua 73.912 85.970 88.826 3,11 3,32
21 Malaka 164.888 180.382 183.387 1,79 1,67
Kota
1 Kota Kupang 338.177 390.877 402.286 2,93 2,92
Nusa Tenggara Timur 4.706.192 5.120.061 5.203.514 1,69 1,63

Sumber : BPS Provinsi Nusa Tenggara Timur, 2017

2.1.4 PDRB Provinsi NTT


Sumbangan terbesar untuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut
Lapangan Usaha atas dasar harga berlaku (ADHB) NTT tahun 2016 adalah dari lapangan
usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan dengan 28,89 persen. Berikutnya adalah dari
lapangan usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib dengan
12,67 persen, lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor dengan 11,07 persen, dan lapangan usaha Konstruksi memberi sumbangan 10,81
persen terhadap PDRB ADHB. Laju pertumbuhan PDRB ADHK tahun 2016 adalah 5,18
sedangkan tahun 2015 adalah 5,03. Tahun 2014 tercatat 5,05 dan 2013 laju pertumbuhan
adalah 5,41. Seluruh lapangan usaha pada tahun 2016 mengalami pertumbuhan namun
demikian ada 9 lapangan usaha yang mengalami perlambatan yaitu Kategori A (Pertanian,

PT. HEGAR DAYA CONSULTANT II - 4


KSO PT. ANINDYA KARYA DESAIN
Laporan Draft Final BAB II
Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan GAMBARAN
Laut Labuan Bajo Provinsi Nusa Tenggara Timur UMUM

Kehutanan, dan Perikanan), Kategori C (Industri Pengolahan), Kategori E ( Pengadaan Air,


Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang), Kategori J (Informasi dan Komunikasi),
Kategori L (Real Estat), Kategori M.N (Jasa Perusahaan), Kategori O ( Administrasi
Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib), Kategori P (Jasa Pendidikan) dan
Kategori R,S,T,U (Jasa Lainnya).

Tabel 2.2 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku menurut Lapangan Usaha Provinsi NTT
2013 2014 2015 2016
No. Lapangan Usaha
Rp (Miliar Rupiah) Rp (Miliar Rupiah) Rp (Miliar Rupiah) Rp (Miliar Rupiah)
1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 18.272,8 20.456,3 22.765,5 24.315,8
2 Pertambangan dan Penggalian 894,2 986,0 1.073,5 1.166,8
3 Industri Pengolahan 758,8 843,7 940,9 1.034,3
4 Pengadaan Listrik dan Gas 23,6 33,6 43,6 59,4
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 41,8 45,5 47,2 49,0
6 Konstruksi 6.344,8 7.096,0 7.908,2 9.095,3
7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 6.569,9 7.296,7 8.272,3 9.321,8
8 Transportasi dan Pergudangan 3.195,3 3.566,9 3.986,6 4.528,3
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 367,8 422,4 487,1 586,1
10 Informasi dan Komunikasi 4.660,2 5.134,4 5.477,4 5.878,5
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 2.389,3 2.698,9 2.995,5 3.362,9
12 Real Estate 1.705,5 1.860,9 2.054,3 2.209,5
13 Jasa Perusahaan 188,5 210,9 235,5 257,2
14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 7.592,1 8.392,7 9.375,0 10.665,0
15 Jasa Pendidikan 5.679,6 6.543,8 7.303,2 8.103,3
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.279,7 1.414,6 1.585,5 1.768,0
17 Jasa Lainnya 1.361,3 1.497,0 1.639,5 1.771,4
Jumlah 61.325,3 68.500,4 76.190,9 84.172,6

Sumber : BPS Provinsi Nusa Tenggara Timur, 2017

Tabel 2.3 PDRB Atas Dasar Harga Konstan menurut Lapangan Usaha Provinsi NTT
2013 2014 2015 2016
No. Lapangan Usaha
Rp (Miliar Rupiah) Rp (Miliar Rupiah) Rp (Miliar Rupiah) Rp (Miliar Rupiah)
1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 15.069,6 15.614,0 16.144,6 16.504,1
2 Pertambangan dan Penggalian 740,6 794,6 833,0 880,1
3 Industri Pengolahan 652,6 674,6 709,9 745,2
4 Pengadaan Listrik dan Gas 29,8 35,8 40,9 46,9
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 37,4 39,2 40,0 40,1
6 Konstruksi 5.450,0 5.733,4 6.032,8 6.543,0
7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 5.825,8 6.121,6 6.493,3 6.933,2
8 Transportasi dan Pergudangan 2.536,2 2.702,3 2.844,9 3.036,4
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 299,6 318,3 337,9 386,8
10 Informasi dan Komunikasi 4.268,9 4.595,3 4.923,6 5.256,3
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 1.933,8 2.058,3 2.176,8 2.361,1
12 Real Estate 1.383,1 1.402,8 1.456,8 1.506,5
13 Jasa Perusahaan 150,3 157,7 165,0 169,7
14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 6.405,8 6.785,7 7.248,1 7.656,4
15 Jasa Pendidikan 4.490,4 4.753,5 4.956,2 5.163,6
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.108,2 1.148,8 1.212,3 1.287,4
17 Jasa Lainnya 1.123,0 1.172,2 1.215,8 1.258,9
Jumlah 51.505,2 54.108,0 56.831,9 59.775,7

Sumber : BPS Provinsi Nusa Tenggara Timur, 2017

PT. HEGAR DAYA CONSULTANT II - 5


KSO PT. ANINDYA KARYA DESAIN
Laporan Draft Final BAB II
Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan GAMBARAN
Laut Labuan Bajo Provinsi Nusa Tenggara Timur UMUM

2.1.5 Lalu Lintas dan Angkutan Jalan


2.1.5.1 Prasarana Lalu Lintas Jalan
Berdasarkan Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Perhubungan Provinsi NTT Tahun
2013-2018, bahwa lalu lintas angkutan jalan berhubungan erat dengan kondisi prasarana dan
jaringan jalan (panjang jalan dan geometrik jalan), yang nantinya akan digunakan oleh
kendaraan sebagai sarana angkutan jalan serta untuk pemasangan berbagai fasilitas
keselamatan dan keamanan lalu lintas angkutan jalan. Di Provinsi NTT memiliki panjang
jalan Nasional: 1.407 Km dengan kondisi 90% mantap, Jalan Strategis Nasional: 1.104 Km,
dengan kondisi 40% mantap dan Jalan Provinsi: 1.314 Km dengan kondisi 40% mantap serta
Jalan Kabupaten/Kota ± 13.000 Km. Jumlah ruas jalan Nasional dan Provinsi di NTT adalah
228 ruas jalan. Sedangkan jumlah penduduk NTT tahun 2013 sebanyak 4.900.652 jiwa.
Terminal sebagai simpul transportasi darat yang berfungsi sebagai tempat perpindahan orang
dan barang, berdasarkan keputusan menteri perhubungan dan Keputusan Gubernur Nusa
Tenggara Timur Nomor: 169/Kep/HK/2010di NTT terdapat 20 Terminal, yaitu: Terminal
Type A 1 unit, yang terdapat di Mota’ain - Kabupaten Belu, Type B 15 unit dan Terminal
Type C 4 unit yang tersebar di Kabupaten/Kota se NTT. Dalam tahun 2008-2013 terjadi
penambahan terminal Type A : 1 unit yaitu di Naiola –Kabupaten TTU dan Terminal Type
B 1 unit di Labuan Bajo (Kabupaten Manggarai Barat) sehingga jumlah keseluruhan
Terminal menjadi 22 unit.
Unit Pelaksanaan Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Berdasarkan Surat
Keputusan Dirjen Perhubungan Darat No. AJ.108/I/16/DRJD/2006 tanggal 6 Maret 2006 di
NTT ada 4 (empat) Jembatan Timbang yaitu : Jembatan Timbang Oesapa – Kota Kupang,
Jembatan Timbang Namosain – Kota Kupang, Jembatan Timbang Watu Alo-Manggarai
Timur dan Jembatan Timbang Nggorang – Manggarai Barat. Kondisinya Jembatan Timbang
Watu Alo sudah rusak dan 3 (tiga) jembatan timbang tidak berfungsi optimal. Sedang Jumlah
Pengujian Kendaraan Bermotor ( PKB ) yang beroperasi di wilayah Provinsi Nusa Tenggara
Timur sebanyak 16 unit PKB (Pengujian Mekanik 6 unit, Pengujian non Mekanik 10 unit
dan Pengujian Keliling 1 unit).

PT. HEGAR DAYA CONSULTANT II - 6


KSO PT. ANINDYA KARYA DESAIN
Laporan Draft Final BAB II
Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan GAMBARAN
Laut Labuan Bajo Provinsi Nusa Tenggara Timur UMUM

2.1.5.2 Sarana Lalu Lintas Angkutan Jalan


Jumlah sarana Lalu Lintas Jalan di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, adalah
sebagaimana pada Tabel 2.5. Jumlah trayek AKDP/ Angkutan Antar Jemput sebanyak 108
trayek. Sedangkan jumlah ijin trayek yang dikeluarkan sampai dengan tahun 2012 sebanyak
473 unit kendaraan AKDP (yang dikelurkan oleh UPT LLAJ (5 UPT), untuk melayani 37
trayek. Berdasarkan jumlah AKDP yang mendapat ijin tersebut yang beroperasi yaitu 447
unit, yang tidak beroperasi ada 25 unit.
Prosentase yang beroperasi terhadap jumlah ijin yang dikeluarkan : 97,70% sedangkan
yang tidak beroperasi : 2,30%. Rasio jumlah trayek terhadap jumlah sarana AKDP : 8,28 %.
Rasio jumlah trayek terhadap sarana angkutan umum di NTT tahun 2012 : 0.25%.

2.1.6 Lalu Lintas Angkutan Penyeberangan


Provinsi NTT sebagai salah satu Provinsi Kepulauan, sehingga keberadaan
transportasi penyeberangan sangat strategis dalam rangka aksesibilitas ke wilayah/daerah
terpencil di Nusa Tenggara Timur serta mendukung pelaksanaan Program Desa Mandiri
Anggur Merah.
Berkaitan dengan itu dalam kurun waktu Tahun 2008 – 2014 (6 tahun) ada 8 (delapan)
pelabuhan penyeberangan yang dibangun baru. Dari 8 (delapan) pelabuhan tersebut ada 2
(dua) pelabuhan penyeberangan yang sudah beroperasi yaitu Pelabuhan Penyeberangan
Marapokot (Nagekeo) dan Pelabuhan Penyeberangan Waijarang (Lembata) dan 2 (dua)
pelabuhan dalam proses serah terima untuk dioperasikan yaitu Pelabuhan Waiwerang (Deri-
Adonara) dan Hansisi. Ada 4 (empat) yang dalam tahap penyelesaian pembangunan yaitu:
Pelabuhan penyeberangan Sabu-Seba (Sabu Raijua), Waewerang (Flores Timur), Baranusa
(Alor), dan Pelabuhan Penyeberangan Ndao (Rote Ndao). Jadi Provinsi Nusa Tenggara
Timur saat ini memiliki 20 (dua puluh) Pelabuhan Penyebrangan yaitu ada 14 (empat belas)
pelabuhan yang sudah dibangun yaitu Pelabuhan Bolok (I dan II)-Kupang, Kalabahi-Alor,
WaingapuSumba Timur, Aimere-Ngada, Labuan Bajo-Manggarai Barat, Marapokot-
Nagekeo, Waikelo-Sumba Barat Daya, Nangakeo (Ende), Teluk Gurita (Belu), Waibalun-
Flotim, Sabu Seba-Sabu Raijua, Waejarang-Lembata, dan Pantai Baru-Rote Ndao; serta
Pelabuhan Hansisi-Kupang (menunggu serah terima untuk dioperasikan). Pelabuhan yang
sementara dibangun/dikembangkan yaitu Pelabuhan Baranusa (Alor), Waiwerang (Flores

PT. HEGAR DAYA CONSULTANT II - 7


KSO PT. ANINDYA KARYA DESAIN
Laporan Draft Final BAB II
Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan GAMBARAN
Laut Labuan Bajo Provinsi Nusa Tenggara Timur UMUM

Timur), Solor (Flores Timur), Ndao (Rote Ndao), Sabu Seba (Sabu Raijua) dan Kewapante
(Sikka), Pemana (Sikka). Kapasitas pelabuhan yang ada mampu disandari kapal bertonase
sampai dengan 1000 GT.

2.1.7 Prasarana Transportasi Laut


Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KP. 414 Tahun 2013 tentang
Penetapan Rencana Induk Pelabuhan Nasional, di Provinsi Nusa Tenggara Timur saat ini
sudah memiliki 74 (tujuh puluh empat), dimana sebelumnya hanya 42 (empat puluh dua)
Pelabuhan Laut berdasarkan Keputusan Menhub Nomor : KM.53 Tahun 2002 tentang
Kepelabuhan Nasional. Terjadi penambahan 32 (tiga puluh dua) pelabuhan. Berdasarkan
hirarki dan fungsinya Pelabuhan Laut di Nusa Tenggara Timur terdiri atas : 1 (satu)
Pelabuhan Utama, 9 (sembilan) Pelabuhan Pengumpul dan 64 (enam puluh empat)
Pelabuhan Pengumpul (Regional & Lokal), adapun pelabuhan-pelabuhan tersebut yaitu :
1. Pelabuhan Utama (Pelabuhan Internasional) dengan skala pelayanan melayani
angkutan dan alih muat dalam negeri dan internasional dalam jumlah besar, yaitu
Pelabuhan Laut Tenau Kupang. Pelabuhan laut Tenau Kupang merupakan pelabuhan
peti kemas untuk kegiatan ekspor dan impor di Nusa Tenggara Timur. Selama 5 (lima)
tahun terakhir secara bertahap terus dilakukan pengembangan dalam rangka
peningkatan kinerja pelayanan pelayanan kepada masyarakat pengguna jasa. Saat ini
(sejak Bulan Januari 2012) Pelabuhan Laut Tenau Kupang sudah dilengkapi dengan
fasilitas bongkar muat dengan System Computeries yaitu 1 unit Container Crane dan 2
unit Ruber Tyre Gantry (RTG). Keberadaan alat ini dapat mempercepat kegiatan
bongkar/muat, yang semula dengan menggunakan Mobile Crane (Crane Darat)
produksinya 7 – 8 box per jam sekarang produksinya meningkat hingga mencapai 20
box per jam. Sebagai pelabuhan utama yang melayani kegiatan ekspor dan impor, saat
ini sedang dilakukan Review Rencana Induk (Master Plan) Pelabuhan Tenau Kupang
dalam mendukung MP3EI serta pertumbuhan produksi bongkar/muat, arus kunjungan
kapal dan naik/turun penumpang yang setiap tahunnya mengalami peningkatan yang
cukup signifikan.
2. Pelabuhan Pengumpul (Pelabuhan Nasional) dengan skala pelayanan melayani
angkutan dan alih muat dalam negeri dalam jumlah menengah antar Provinsi, ada 9

PT. HEGAR DAYA CONSULTANT II - 8


KSO PT. ANINDYA KARYA DESAIN
Laporan Draft Final BAB II
Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan GAMBARAN
Laut Labuan Bajo Provinsi Nusa Tenggara Timur UMUM

(sembilan) yaitu : Pelabuhan Laut Ippi, Larantuka, Labuan Bajo, Balauring, Lorens Say-
Maumere, Maritaing, Waingapu, Waiwadan dan Wini.
3. Pelabuhan Pengumpan (Regional dan Lokal) dengan skala pelayanan melayani
angkutan dan alih muat dalam negeri dalam jumlah terbatas antar Provinsi dan dalam
Provinsi (antar kabupaten), ada 64 (enam puluh empat) yaitu : Pengumpan Regional,
ada 13 (tiga belas), yaitu : Pelabuhan Laut Baranusa, Kalabahi, Atapupu, Ende, Paitoko,
Lembata, Reo, Komodo, Marapokot, Seba, Wuring, Waikelo, dan Mamboro.
Pengumpan Lokal, ada 50 (lima puluh) yaitu : Pelabuhan Laut Dulionong, Kabir,
Kolana, Moru, Maurole, Pulau Ende, Lamakera, Menanga, Terong, Waiwerang,
Tabilota, Nunbaun Sabu, Batubao, Naikliu, Lewoleba, Wulandoni, Pulau Mules, Robek,
Bari, Rinca, Nangalili, Mborong, Nanga Baras, Waiwole, Pota, Riung, Aimere,
Maumbawa, Waebela, Ba’a, Batutua, Ndao, Oelaba, Papela, Biu, Raijua, Hepang, Paga,
Palue, Pemana, Sukun, Binanatu, Rua, Pero, Baing, Gonggi, Pelra Waingapu, Pulau
Salura, Boking dan Kolbano.

2.2 Gambaran Umum Kabupaten Manggarai Barat


2.2.1 Keadaan Geografis
Secara astronomis Kabupaten Manggarai Barat terletak antara 080 14’ – 090 00’
Lintang Selatan (LS) dan 1190 21’–1200 20’ Bujur Timur (BT). Berdasarkan posisi
geografisnya, Kabupaten Manggarai Barat memiliki batas-batas:
Sebelah Utara : Laut Flores
Sebelah Selatan : Laut Sawu
Sebelah Barat : Selat Sape
Sebelah Timur : Kabupaten Manggarai
Kabupaten Manggarai Barat terdiri atas 10 kecamatan, yaitu Kecamatan Komodo,
Boleng, Sano, Nggoang, Mbeliling, Lembor, Welak, Lembor Selatan, Kuwus, Ndoso, dan
Macang Pacar. Kabupaten Manggarai Barat memiliki luas daratan mencapai 2.847,50 km²,
yang terdiri dari daratan Flores dan beberapa pulau besar seperti Pulau Komodo, Rinca,
Longos serta beberapa pulau kecil lainnya.

PT. HEGAR DAYA CONSULTANT II - 9


KSO PT. ANINDYA KARYA DESAIN
Laporan Draft Final BAB II
Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan GAMBARAN
Laut Labuan Bajo Provinsi Nusa Tenggara Timur UMUM

Sumber : BPS Kabupaten Manggarai Barat , 2017


Gambar 2.3 Peta Administrasi Kabupaten Manggarai Barat

2.2.2 Keadaan Iklim


Seperti halnya di tempat lain di Indonesia, Kabupaten Manggarai Barat dan Provinsi
Nusa Tenggara Timur hanya dikenal 2 musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Pada
bulan Juni sampai dengan September arus angina berasal dari Australia dan tidak banyak
mengandung uap air, sehingga mengakibatkan musim kemarau. Sebaliknya, pada bulan
Desember sampai dengan bulan Maret arus angina banyak mengandung uap air yang berasal
dari Asia dan Samudera Pasifik, sehingga terjadi musim hujan. Keadaan seperti ini berganti
setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan pada bulan April – Mei dan Oktober
– November. Hal ini menjadikan Manggarai Barat sebagai wilayah yang tergolong kering
dimana hanya empat bulan (januari sampai dengan Maret, dan Desember) yang keadaan
relative basah dan delapan bulan sisanya relative kering.

PT. HEGAR DAYA CONSULTANT II - 10


KSO PT. ANINDYA KARYA DESAIN
Laporan Draft Final BAB II
Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan GAMBARAN
Laut Labuan Bajo Provinsi Nusa Tenggara Timur UMUM

Suhu di Manggarai Barat pada tahun 2016 tertinggi 35,40o C dan terendah adalah
19,80o C. Secara umum daerah Manggai Barat cenderung panas dengan rata-rata suhu 26o –
28o C.

2.2.3 Demografi
Penduduk Kabupaten Manggari Barat berdasarkan proyeksi penduduk 2016 adalah
257.582 jiwa yang terdiri dari 127.409 laki-laki dan 130.173 perempuan. Rasio jenis kelamin
97,88 yang berarti dari 100 perempuan terdapat 97 – 98 laki – laki. Kepadatan penduduk
Kabupaten Manggarai Barat adalah 87,93 jiwa per km2.

Sumber : BPS Kabupaten Manggarai Barat , 2017


Gambar 2.4 Presentase Jumlah Penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten Manggarai
Barat, 2016

Sumber : BPS Kabupaten Manggarai Barat , 2017


Gambar 2.5 Piramida Penduduk Kabupaten Manggarai Barat, 2016

PT. HEGAR DAYA CONSULTANT II - 11


KSO PT. ANINDYA KARYA DESAIN
Laporan Draft Final BAB II
Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan GAMBARAN
Laut Labuan Bajo Provinsi Nusa Tenggara Timur UMUM

2.2.4 Pertanian
a. Tanaman Pangan
Luasan lahan sawah di Manggarai Barat tahun 2016 adalah 16.833 hektar dengan
produktivitas padi sawah adalah 5,79 ton/ha dan padi lading 1,46 ton/ha.

Sumber : BPS Kabupaten Manggarai Barat , 2017


Gambar 2.6 Persentase Produksi Padi Menurut Kecamatan di Kabupaten Manggarai
Barat, 2016

b. Holtikultura
Komoditas holtikultura pada tahun 2016 dengan produksi terbesar berturut-turut
adalah bawang merah, cabe, terung, kacang panjang, kangkung, petai cina, dan tomat.
c. Perkebunan
Komoditas perkebunan pada tahun 2016 dengan produksi terbesar berturut-turut
adalah kopi, kemiri, dan kakao.
d. Peternakan
Data populasi ternak yang paling banyak di Manggarai Barat adalah ayam pedaging
dengan jumlah 139.000 ekor pada tahun 2016.
e. Perikanan
Jumlah perahu penangkap ikan di Kabupaten Manggarai Barat pada tahun 2016
sebanyak 2.974.

PT. HEGAR DAYA CONSULTANT II - 12


KSO PT. ANINDYA KARYA DESAIN
Laporan Draft Final BAB II
Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan GAMBARAN
Laut Labuan Bajo Provinsi Nusa Tenggara Timur UMUM

Sumber : BPS Kabupaten Manggarai Barat , 2017


Gambar 2.7 Produksi Perikanan Laut menurut Kecamatan di Kabupaten Manggarai Barat,
2016
f. Kehutanan
Luas hutan Manggarai Barat tahun 2016 adalah 269.567,16 ha.

2.2.5 PDRB Manggarai Barat


Sumbangan terbesar untuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut
Lapangan Usaha atas dasar harga yang berlaku (ADHB) Manggarai Barat tahun 2016 adalah
dari sector pertanian, kehutanan, dan perikanan dengan 42,12 %. Berikutnya adalah sector
administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan social wajib dengan 12,78 %, sektor
konstruksi dengan 12,31 %, dan sector perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan
sepeda motor memberi sumbangan 9,43 % terhadap PDRB ADHB.
Laju pertumbuhan PDRB ADHK tahun 2016 adalah 4,76 sedangkan tahun 2015
adalah 4,45 dan tahun 2014 tercatat 4,98.

PT. HEGAR DAYA CONSULTANT II - 13


KSO PT. ANINDYA KARYA DESAIN
Laporan Draft Final BAB II
Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan GAMBARAN
Laut Labuan Bajo Provinsi Nusa Tenggara Timur UMUM

Tabel 2.4 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan
Usaha di Kabupaten Manggarai Barat (Juta rupiah), 2013 – 2016
No Lapangan Usaha 2013 2014 2015* 2016**
1Pertanian, Perhutanan, dan Perikanan 860.562,8 950.803,4 1.042.891,2 1.116.752,2
2Pertambangan dan Penggalian 39.211,8 42.968,5 48.369,4 52.481,7
3Industri Pengolahan 8.776,3 9.704,8 10.627,6 11.708,1
4Pengadaan Listrik dan Gas 541,1 694,7 830,6 1.096,8
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
5 21,3 22,7 23,6 24,5
Limbah dan Daur
6 Konstruksi 230.558,5 255.381,9 287.299,2 326.406,6
Perdagangan Besar dan Eceran;
7 181.582,7 201.367,1 224.346,8 249.966,8
Reparasi Mobil dan Transportasi
8 Pergudangan 84.055,4 93.105,1 102.976,5 115.703,9
Penyediaan Akomodasi dan Makan
9 11.805,5 13.616,4 15.525,7 18.144,6
Minum
10 Informasi dan Komunikasi 151.692,5 165.708,9 173.697,1 186.283,8
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 11.966,1 13.421,7 14.601,8 16.139,6
12 Real Estat 67.287,2 76.081,8 83.640,1 91.927,4
13 Jasa Perusahaan 9.832,1 11.048,7 11.831,0 12.913,1
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
14 242.155,9 271.640,0 299.809,6 338.819,3
dan Jaminan
15 Jasa Pendidikan 58.955,8 67.168,4 72.815,3 80.380,5
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 20.189,3 22.320,6 25.329,4 28.956,2
17 Jasa Lainnya 2.571,9 2.808,0 3.062,5 3.376,6
Produk Domestik Regional Bruto 1.981.766,3 2.197.862,7 2.417.677,3 2.651.081,7
*Angka Sementara
** Angka sangat sementara
Sumber : BPS Kabupaten Manggarai Barat, 2017

Tabel 2.5 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut
Lapangan Usaha di Kabupaten Manggarai Barat (Juta rupiah), 2013 - 2016
No Lapangan Usaha 2013 2014 2015* 2016**
1 Pertanian, Perhutanan, dan Perikanan 758.267,6 779.662,8 801.826,4 822.755,5
2 Pertambangan dan Penggalian 30.016,5 31.855,2 33.957,6 35.884,7
3 Industri Pengolahan 7.714,0 7.983,6 8.307,9 8.763,1
4 Pengadaan Listrik dan Gas 563,3 665,9 737,6 839,3
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah
5 19,0 19,6 20,1 20,3
dan Daur
6 Konstruksi 187.662,8 195.651,2 209.402,6 224.594,7
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
7 158.132,3 166.759,4 176.856,2 187.888,7
Mobil dan Transportasi
8 Pergudangan 70.292,7 73.848,3 77.064,8 82.935,0
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 9.725,6 10.467,6 11.122,0 12.480,2
10 Informasi dan Komunikasi 130.230,3 137.374,0 144.505,4 153.597,8
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 10.670,5 11.127,7 11.521,5 12.210,9
12 Real Estat 53.272,5 54.880,9 57.266,5 59.879,2
13 Jasa Perusahaan 8.912,0 9.455,8 9.690,5 10.124,5

PT. HEGAR DAYA CONSULTANT II - 14


KSO PT. ANINDYA KARYA DESAIN
Laporan Draft Final BAB II
Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan GAMBARAN
Laut Labuan Bajo Provinsi Nusa Tenggara Timur UMUM

No Lapangan Usaha 2013 2014 2015* 2016**


Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
14 200.025,2 212.026,0 225.112,9 238.944,3
Jaminan
15 Jasa Pendidikan 45.874,8 48.201,2 50.029,3 52.448,5
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 15.661,0 15.848,0 16.560,1 17.830,5
17 Jasa Lainnya 1.995,4 2.040,6 2.067,6 2.197,9
Produk Domestik Regional Bruto 1.689.035,6 1.757.867,7 1.836.049,1 1.923.395,1
*Angka Sementara
** Angka sangat sementara
Sumber : BPS Kabupaten Manggarai Barat, 2017

2.3 Gambaran Umum Kecamatan Komodo


2.3.1 Letak dan Administrasi Wilayah
Kecamatan Komodo terdiri dari sebagian Kepulauan dan sebagian Daratan. Batas-
batas Kecamatan Komodo adalah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Laut Flores
b. Sebelah Selatan : Laut Sawu
c. Sebelah Timur : Kecamatan Komodo dan Kecamatan Mbeliling
d. Sebelah Barat : Selat Sape

Sumber : http://manggaraibaratkab.bps.go.id
Gambar 2.8 Peta Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat

PT. HEGAR DAYA CONSULTANT II - 15


KSO PT. ANINDYA KARYA DESAIN
Laporan Draft Final BAB II
Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan GAMBARAN
Laut Labuan Bajo Provinsi Nusa Tenggara Timur UMUM

Luas wilayah Kecamatan Komodo adalah seluas 70.689 km2. Secara administratif,
provinsi ini terbagi menjadi 17 Desa dan 2 Kelurahan dengan jumlah penduduk ± 50.870
jiwa. Wilayah Kecamatan Komodo terdiri dari sebagian daratan di Pulau Flores, Pulau
Komodo, Pulau Rinca serta pulau-pulau kecil lainnya.

2.3.2 Kondisi Fisik dan Klimatologi Wilayah


a. Keadaan Tanah
Apabila dilihat dari topografinya, maka wilayah Kecamatan Komodo dapat dibagi atas
3 bagian besar, yaitu :
 Mediteran dengan luas 3,11 Ha.
 Litasol dengan luas 578,20 Ha.
 Latasol dengan luas 1,98 Ha.
Keadaan topografi demikian mempunyai pengaruh pula terhadap pola kehidupan
penduduk, antara lain pola pemukiman digunung-gunung, sehingga terdapat variasi adat dan
tipologi kehidupan yang sangat besar antara suatu daerah dengan daerah lainnya.
b. Keadaan Jalan
Apabila dilihat menurut jenis permukaannya, Kecamatan Komodo terbagi atas 4 jenis
permukaan, yaitu:
 Hotmix sepanjang 37,69 KM.
 Aspal sepanjang 26,28 KM.
 Kerikil sepanjang 51,59 KM.
 Tanah sepanjang 70,31 KM.
Jenis permukaan demikian menunjukan bahwa Kecamatan Komodo belum
sepenuhnya dapat digunakan dengan layak untuk jalur transportasi. Diketahui bahwa kondisi
jalan di Kecamatan Komodo Tahun 2013-2016 adalah:
 Baik sepanjang 85,67 KM.
 Sedang 15,93 KM.
 Rusak 34,61 KM.
 Rusak Berat 49,66 KM.

PT. HEGAR DAYA CONSULTANT II - 16


KSO PT. ANINDYA KARYA DESAIN
Laporan Draft Final BAB II
Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan GAMBARAN
Laut Labuan Bajo Provinsi Nusa Tenggara Timur UMUM

c. Iklim
Kecamatan Komodo merupakan daerah beriklim tropis yang dipengaruhi oleh dua
musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Dengan suhu rata-rata 75% per tahun.
d. Flora dan Fauna
Kecamatan Komodo hampir sebagian besar terdiri atas kayu-kayuan, padang rumput,
sementara fauna yang terbanyak adalah kambing dengan sebagian kecil unggas.

2.4 Tinjauan Kebijakan


2.4.1 Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi
Rencana struktur ruang terdiri atas aspek-aspek tertentu. Rencana struktur ruang
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Sistem Pusat Kegiatan
2. Sistem Jaringan Prasarana Wilayah
a. Sistem Jaringan Prasarana Utama
b. Sistem Jaringan Prasarana Lainnya

1. Sistem Pusat Kegiatan


A. Rencana Sistem Perkotaan
Rencana sistem perkotaan terdiri dari :
1. PKN (Pusat Kegiatan Nasional)
a. Kota Kupang
2. PKNp (Pusat Kegiatan Nasional promosi)
a. Kota Waingapu di Kabupaten Sumba Timur
b. Kota Maumere di Kabupaten Sikka
3. PKW (Pusat Kegiatan Wilayah)
a. Kota Soe di Kabupaten Timor Tengah Selatan
b. Kota Kefamenanu di Kabupaten Timor Tengah Utara
c. Kota Ende di Kabupaten Ende
d. Kota Ruteng di Kabupaten Manggarai
e. Kota Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat
4. PKWp (Pusat Kegiatan Wilayah promosi)

PT. HEGAR DAYA CONSULTANT II - 17


KSO PT. ANINDYA KARYA DESAIN
Laporan Draft Final BAB II
Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan GAMBARAN
Laut Labuan Bajo Provinsi Nusa Tenggara Timur UMUM

a. Kota Tambolaka di Kabupaten Sumba Barat Daya


b. Kota Bajawa di Kabupaten Ngada
c. Kota Larantuka di Kabupaten Flores Timur
d. Kota Waikabubak di Kabupaten Sumba Barat
e. Kota Atambua di Kabupaten Belu
f. Kota Mbay di Kabupaten Nagekeo
5. PKL (Pusat Kegiatan Lokal)
a. Kota Oelamasi di Kabupaten Kupang
b. Kota Ba'a di Kabupaten Rote Ndao
c. Kota Seba di Kabupaten Sabu Raijua
d. Kota Lewoleba di Kabupaten Lembata
e. Kota Kalabahi di Kabupaten Alor
f. Kota Waibakul di Kabupaten Sumba Tengah
g. Kota Borong di Kabupaten Manggarai Timur
6. PKSN (Pusat Kegiatan Strategis Nasional)
a. Kota Atambua di Kabupaten Belu
b. Kota Kefamenanu di Kabupaten Timor Tengah Utara
c. Kota Kalabahi di Kabupaten Alor.

2. Sistem Jaringan Prasarana Utama


Rencana sistem jaringan prasarana utama di Provinsi Nusa Tenggara Timur, terdiri
atas :
1. Sistem Jaringan Transportasi Darat
2. Sistem Jaringan Transportasi Laut
3. Sistem Jaringan Transportasi Udara
A. Rencana Sistem Jaringan Transportasi Darat
1) Jaringan Jalan
Jaringan jalan ini terdiri dari :
a) Jalan Strategis Nasional, meliputi :
1. Wailebe - Waiwadan - Kolilanang - Sagu - Waiwuring di Pulau Adonara,
Kabupaten Flores Timur

PT. HEGAR DAYA CONSULTANT II - 18


KSO PT. ANINDYA KARYA DESAIN
Laporan Draft Final BAB II
Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan GAMBARAN
Laut Labuan Bajo Provinsi Nusa Tenggara Timur UMUM

2. Lewoleba - Balauring di Pulau Lembata


3. Baranusa - Kabir di Pulau Pantar, Kabupaten Alor
4. Batuputih - Panite - Kalbano - Oinlasi - Boking - Wanibesak - Besikama -
Webua - Motamasin - Batas Timor Leste di Pulau Timor
5. Bolok – Tenau dengan Sp. Lap. Terbang di Kabupaten Kupang
6. Mesara - Seba - Bollow di Pulau Sabu
7. Batutua - Baa - Pantebaru - Papela - Eakun di Pulau Rote
8. Nggorang - Kondo - Hita - Kendidi dan Reo - Pota - Waikelambu - Riung -
Mboras - Danga - Nila - Aeramo - Kaburea - Nabe - Ronokolo - Maurole -
Kotabaru - Koro - Magepanda - Maumere di Pulau Flores
9. Waingapu - Melolo - Ngalu - Baing di Pulau Sumba
b) Jalan Arteri Primer, dengan status jalan nasional meliputi :
1. Jalan Lintas Pulau Flores
 Labuan Bajo - Malwatar;
 Malwatar - Bts Kota Ruteng;
 Jln Komodo (Kota Ruteng);
 Batas Kota Ruteng - Km 210,
 Jln A. Yani (Kota Ruteng);
 Jln Ranaka (Kota Ruteng);
 Km 210 - Batas Kab. Manggarai;
 Batas Kab. Manggarai - Sp. Bajawa;
 Batas Kota Bajawa - Malanuza;
 Jln Gatot Subroto (Bajawa);
 Jln A.Yani (Bajawa);
 Jln Soekarno-Hatta (Bajawa);
 Malanuza - Gako;
 Gako - Aegela;
 Aegela - Batas Kota Ende;
 Jln Arah Bajawa (Ende);
 Jln Perwira (Ende);
 Jln Soekarno (Ende);

PT. HEGAR DAYA CONSULTANT II - 19


KSO PT. ANINDYA KARYA DESAIN
Laporan Draft Final BAB II
Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan GAMBARAN
Laut Labuan Bajo Provinsi Nusa Tenggara Timur UMUM

 Jln Katedral (Ende);


 Batas Kota Ende - Detusoko;
 Jln A. Yani (Ende);
 Jln Gatot Subroto (Ende);
 Detusoko - Wologai;
 Wologoi - Junction;
 Junction - Wolowaru;
 Wolowaru - Lianunu;
 Lianunu - Hepang;
 Hepang - Nita;
 Nita - Woloara;
 Woloara - Batas Kota Maumere;
 Jln Gajahmada (Maumere);l
 Jln Nongmeak (Maumere);
 Jln Sugiyo Pranoto (Maumere);
 Jln Kontercius (Maumere);
 Batas Kota Maumere - Waepare;
 Jln A. Yani (Maumere);
 Waepare-Km 180;
 Km 180-Waerunu;
 Waenuru - Batas Kota Larantuka;
 Jln Basuki Rahmat (Larantuka);
 Jln Herman Fernandes (Larantuka);
 Jln Yoakim Bl. Derosari (Larantuka);
 Jln Renha Rosari (Larantuka);
 Jln Yos Sudarso (Larantuka);
2. Jalan Lintas Pulau Timor
 Bolok - Tenau;
 Jln Ke Tenau (Kupang);
 Jln Tua Bata (Kupang);
 Jln Pahlawan (Kupang);

PT. HEGAR DAYA CONSULTANT II - 20


KSO PT. ANINDYA KARYA DESAIN
Laporan Draft Final BAB II
Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan GAMBARAN
Laut Labuan Bajo Provinsi Nusa Tenggara Timur UMUM

 Jln Soekarno (Kupang);


 Jln A.Yani (Kupang);
 Jln Siliwangi (Kupang);
 Jln Sumba - Sumatera (Kupang);
 Jln Timor - Timur (Kupang);
 Simpang Oesapa - Lap.Terbang Eltari;
 Jln Raya Eltari;
 Oesapa - Oesao;
 Oesao - Bokong;
 Bokong - Batuputib;
 Batuputih - Batas Kota Soe;
 Jln Gajahmada (Soe);
 Jln Sudirman (Soe);
 Batas Kota Soe - Niki-niki;
 Jln Diponegoro (Soe);
 Jln A. Yani (Soe);
 Niki-niki - Noelmuti;
 Noelmuti - Batas Kota Kefamenanu;
 Jln Pattimura (Kefamenanu);
 Jln Kartini (Kefamenanu);
 Jln Eltari (Kefamenanu);
 Jln Basuki Rahmat (Kefamenanu);
 Batas Kota Kefamenanu - Maubesi;
 Jln A. Yani (Kefamenanu);
 Maubesi - Nesam (Kiupukan);
 Nesam (Kiupukan) - Halilulik;
 Halilulik - Bts Kota Atambua;
 Jln Suprapto (Atambua);
 Jln Supomo (Atambua);
 Jln M.Yamin (Atambua);
 Jln Basuki Rahmat (Atambua);

PT. HEGAR DAYA CONSULTANT II - 21


KSO PT. ANINDYA KARYA DESAIN
Laporan Draft Final BAB II
Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan GAMBARAN
Laut Labuan Bajo Provinsi Nusa Tenggara Timur UMUM

 Batas Kota Atambua - Motaain;


 Jln Martadinata (Atambua);
 JI.Yos Sudarso (Atambua).
c) Jalan Kolektor Primer K1, dengan status jalan nasional meliputi :
1. Jalan Lintas Pulau Flores
 Batas Kota Ruteng - Reo - Kendidi;
 Jln Mutang Rua (Ruteng);
 Jln Wae Cees (Ruteng); dan
 Jln Satar Tacik (Ruteng).
2. Jalan Lintas Pulau Timor
 Ruas Jalan Batas Kota Kefamenanu - Oelfaub;
 Jl. Diponegoro (Kefamananu);
 Jl. Sukarno (Kefamenanu); dan
 Jl. Ketumbar (Kefamenanu).
3. Jalan Lintas Pulau Sumba
 Waikelo - Waitabula/Tambolaka;
 Waitabula/Tambolaka - Batas Kota Waikabubak;
 Jln Sudirman (Waikabubak);
 Batas Kota Waikabubak - Batas Kabupaten Sumba Timur;
 Batas Kabupaten Sumba Timur - Km 35;
 Km 35 - Batas Kota Waingapu;
 Jln Suprapto (Waingapu);
 Jln Panjaitan (Waingapu);
 Jln MT.Haryono (Waingapu);
 Jln A. Yani (Waingapu);
 Jln Diponegoro (Waingapu);
 Jln Gajahmada (Waingapu);
 Jln Adam Malik (Waingapu);
 Jln Matawai Amahu (Waingapu);
 Jln Nanga Mesi (Waingapu);

PT. HEGAR DAYA CONSULTANT II - 22


KSO PT. ANINDYA KARYA DESAIN
Laporan Draft Final BAB II
Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan GAMBARAN
Laut Labuan Bajo Provinsi Nusa Tenggara Timur UMUM

4. Jalan Lintas Pulau Alor


 Batas Kota Kalabahi - Taramana;
 Jln Kartini (Kalabahi);
 Jln Dewi Sartika (Kalabahi);
 Jln Sudirman (Kalabahi);
 Jln Panglima Polim (Kalabahi);
 Jln Gatot Subroto (Kalabahi);
 Jln Samratulangi (Kalabahi);
 Jln Pattimura (Kalabahi);
 Taramana - Lantoka - Maritaing;
 Junction - Lapangan Terbang Mali.
d) Jalan Kolektor Primer, dengan status jalan Provinsi meliputi :
1. Jaringan Jalan di Pulau Timor
 Oelmasi - Amarasi;
 Oelmasi - Sulamu - Amfoang Utara - Oepoli;
 Takari - Amfoang Utara;
 Oepoli - Eban - Kefamenanu;
 Batu Putih - Amanuban Selatan;
 Amanuban Tengah - Boking;
 Amanatun Selatan - Amanatun Utara;
 Soe - Mollo Utara;
 Kefamenanu - Napan;
 Kefamenanu - Wini - Biboki Anleu - Atapupu;
 Atambua - Lamaknen - Haekesak; dan
 Malaka Tengah - Boking - Kolbano - Amanuban Selatan - Amarasi -
Kupang Barat (Selatan Timor).
2. Jaringan Jalan di Pulau Sumba
 Waitabula (Tambolaka) - Kodi Utara - Kodi - Lamboya - Wanokaka -
Waikabubak - Loli - Mamboro;
 Waingapu - Umalulu - Rindi - Wula Waijelu - Ngadu Ngala - Karera -
Tabundung - Katala Hamu Lingu;

PT. HEGAR DAYA CONSULTANT II - 23


KSO PT. ANINDYA KARYA DESAIN
Laporan Draft Final BAB II
Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan GAMBARAN
Laut Labuan Bajo Provinsi Nusa Tenggara Timur UMUM

 Waingapu - Kambaera - Matawai La Pawu - Paberiwai.


3. Jaringan Jalan di Pulau Flores
 Maumere - Magepanda - Maurole - Wewaria - Aesesa - Riung – Sambi
Rampas - Reok - Labuan Bajo (Flores Utara);
 Ende - Wewaria;
 Aesesa - Boawae - Mauponggo - Golewa;
 Bajawa - Wolomese - Riung;
 Satar Mese - Langke Rembong - Cibal - Reok; dan
 Nangalili - Lembor.
4. Jaringan Jalan di Pulau Rote
 Batutua - Ba'a - Papela
5. Jaringan Jalan di Pulau Alor
 Kalabahi – Alor Barat Daya
6. Jaringan Jalan di Pulau Lembata
 Nubatukan - Buyasuri; dan
 Nubatukan - Atadei.
7. Jaringan Jalan di Pulau Sabu
 Sabu Timur – Sabu Barat – Hawu Mehara
e) Jaringan Jalan Perbatasan, meliputi ruas jalan:
1. Wini - Maubesi - Sakato - Wini - Atapupu;
2. Mota'ain-Atapupu-Atambua;
3. Napan - Kefamenanu;
4. Motamasin - Halilulik;
5. Haekesak - Atambua;
6. Ba'a-Papela;
7. Kalabahi - Taramana- Maritaing;
8. Seba - Bollow; dan
9. Haumeni Ana - Soe.
2) Jaringan Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Jaringan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, terdiri atas :

PT. HEGAR DAYA CONSULTANT II - 24


KSO PT. ANINDYA KARYA DESAIN
Laporan Draft Final BAB II
Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan GAMBARAN
Laut Labuan Bajo Provinsi Nusa Tenggara Timur UMUM

a) Terminal Tipe A
Mota’ain di Kabupaten Kupang sebagai penghubung perbatasan antar negara
disesuaikan dengan kapasitas pelayanan dan jumlah penumpang
b) Terminal Penumpang Tipe B
1. Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat;
2. Maumere di Kabupaten Sikka;
3. Kefamenanu di Kabupaten Timor Tengah Utara;
4. Ende di Kabupaten Ende; dan
5. Tambolaka di Kabupaten Sumba Barat Daya
3) Jaringan Transportasi Sungai, Danau dan Penyeberangan
Jaringan transportasi sungai, danau dan penyeberangan, terdiri atas :
a) Rencana Pengembangan Pelabuhan
1. Pelabuhan Lewoleba
2. Marapokot
3. Sabu
4. Dermaga Labuan Bajo II
5. Dermaga Bolok III
6. Dermaga Larantuka II
7. Kalabahi II
8. Waiwerang (P. Adonara)
9. Hansisi (P. Semau)
10. P. Solor
11. P. Raijua
b) Pelabuhan Penyeberangan Lintas Provinsi
1. Pelabuhan Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat;
2. Pelabuhan Waikelo di Kabupaten Sumba Barat Daya;
3. Pelabuhan Waingapu di Kabupaten Sumba Timur; dan
4. Pelabuhan Tenau di Kota Kupang.
c) Pelabuhan Penyeberangan Lintas Kabupaten/Kota
1. Pelabuhan Bolok di Kabupaten Kupang;
2. Pelabuhan Waingapu di Kabupaten Sumba Timur;

PT. HEGAR DAYA CONSULTANT II - 25


KSO PT. ANINDYA KARYA DESAIN
Laporan Draft Final BAB II
Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan GAMBARAN
Laut Labuan Bajo Provinsi Nusa Tenggara Timur UMUM

3. Pelabuhan Balauring dan Pelabuhan Lewoleba di Kabupaten Lembata;


4. Pelabuhan Larantuka di Kabupaten Flores Timur;
5. Pelabuhan Ende di Kabupaten Ende;
6. Pelabuhan Aimere di Kabupaten Ngada;
7. Pelabuhan Seba di Kabupaten Sabu Raijua;
8. Pelabuhan Pantai Baru di Kabupaten Rote Ndao;
9. Pelabuhan Maritaing dan Kalabahi di Kabupaten Alor;
10. Pelabuhan Labuan Bajo dan Komodo di Kabupaten Manggarai Barat;
11. Pelabuhan Maumere di Kabupaten Sikka; dan
12. Pelabuhan Teluk Gurita di Kabupaten Belu.
d) Lintas Penyeberangan
1. Rute Lintas Penyeberangan Kalabahi - llwaki, Pelabuhan Maropokot, Bolok -
Hansisi, Larantuka - P. Solor dan Sabu - Raijua;
2. Lintas penyeberangan antar provinsi terdiri atas jalur :
 Labuan Bajo - Sape (Bima);
 Komodo - Sape (Bima);
 Maumere - Surabaya;
 Ende - Surabaya;
 Teluk Gurita - Kisar (Maluku);
 Waikelo - Bima dan Waingapu - Bima;
3. Lintas penyeberangan yang menghubungkan titik-titik pergerakan antar pulau
dan antar kabupaten/kota dalam wilayah Provinsi, terdiri atas jalur :
 Kupang - Pante Baru;
 Kupang-Seba;
 Kupang - Aimere;
 Kupang - Larantuka;
 Kupang - Lewoleba;
 Kupang-Waingapu;
 Kupang - Maritaing;
 Larantuka - Lewoleba - Baranusa;
 Baranusa - Atapupu;

PT. HEGAR DAYA CONSULTANT II - 26


KSO PT. ANINDYA KARYA DESAIN
Laporan Draft Final BAB II
Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan GAMBARAN
Laut Labuan Bajo Provinsi Nusa Tenggara Timur UMUM

 Waingapu - Seba,
 Waikelo - Aimere;
 Baranusa - Balauring;
 Labuan Bajo - Komodo;
 Kupang - Ende; dan
 Kupang - Maumere.
B. Rencana Sistem Jaringan Transportasi Laut
1) Pelabuhan Utama
Pelabuhan Nusa Lontar-Tenau yang berfungsi sebagai jaringan transportasi laut
internasional untuk pelayanan kapal penumpang, pariwisata, eskpor, dan angkutan peti
kemas ekspor-impor barang kerajinan, seni dan pelayanan sembilan bahan pokok.
2) Pelabuhan Pengumpul
a) Pelabuhan Waingapu di Kabupaten Sumba Timur;
b) Pelabuhan Maumere di Kabupaten Sikka;
c) Pelabuhan Wini di Kabupaten Timor Tengah Utara;
d) Pelabuhan Ippi di Kabupaten Ende;
e) Pelabuhan Larantuka di Kabupaten Flores Timur;
f) Pelabuhan Waiwadan di Kabupaten Flores Timur;
g) Pelabuhan Atapupu di Kabupaten Belu;
h) Pelabuhan Maritaing di Kabupaten Alor; dan
i) Pelabuhan Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat
3) Pelabuhan Pengumpan
a) Pelabuhan Balauring di Kabupaten Lembata;
b) Pelabuhan Wuring di Kabupaten Sikka;
c) Pelabuhan Wairiang di Kabupaten Lembata;
d) Pelabuhan Baranusa di Kabupaten Alor;
e) Pelabuhan Paitoko di Kabupaten Alor;
f) Pelabuhan Kalabahi di Kabupaten Alor;
g) Pelabuhan Komodo di Kabupaten Manggarai Barat;
h) Pelabuhan Maropokot di Kabupaten Nagekeo;
i) Pelabuhan Reo di Kabupaten Manggarai;

PT. HEGAR DAYA CONSULTANT II - 27


KSO PT. ANINDYA KARYA DESAIN
Laporan Draft Final BAB II
Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan GAMBARAN
Laut Labuan Bajo Provinsi Nusa Tenggara Timur UMUM

j) Pelabuhan Seba di Kabupaten Sabu Raijua;


k) Pelabuhan Waikelo di Kabupaten Sumba Barat Daya;
l) Pelabuhan Aimere di Kabupaten Ngada;
m) Pelabuhan Biu di Kabupaten Sabu Raijua;
n) Pelabuhan Baa di Kabupaten Rote Ndao;
o) Pelabuhan Batutua di Kabupaten Rote Ndao;
p) Pelabuhan Boking di Kabupaten Kupang;
q) Pelabuhan Kolana di Kabupaten Alor;
r) Pelabuhan Kabir di Kabupaten Alor;
s) Pelabuhan Lewoleba di Kabupaten Lembata;
t) Pelabuhan Mborong di Kabupaten Manggarai Timur;
u) Pelabuhan Maurole di Kabupaten Ende;
v) Pelabuhan Mbaing di Kabupaten Sumba Timur;
w) Pelabuhan Nangalili di Kabupaten Labuan Bajo;
x) Pelabuhan Ndao di Kabupaten Rote Ndao;
y) Pelabuhan Oelaba di Kabupaten Rote Ndao;
z) Pelabuhan Papela di Kabupaten Rote Ndao;
aa) Pelabuhan Robek di Kabupaten Manggarai Timur;
bb) Pelabuhan Rua di Kabupaten Sumba Barat;
cc) Pelabuhan Raijua di Kabupaten Sabu Raijua;
dd) Pelabuhan Waiwerang di Kabupaten Flores Timur; dan
ee) Pelabuhan Naikliu di Kabupaten Kupang.
4) Terminal Khusus
a) Pelabuhan Pertamina dan Pelabuhan El Nusa di Kabupaten Kupang yang
merupakan pelabuhan khusus minyak/energi yang berfungsi sebagai pelabuhan
distribusi/transit bahan bakar;
b) Pelabuhan rakyat yang tersebar di seluruh wilayah Nusa Tenggara Timur yang
berfungsi sebagai pelabuhan khusus perikanan;
c) Pelabuhan terpadu di Kabupaten Sumba Tengah yang direncanakan dibangun
dalam rangka pengembangan ekonomi dengan fungsinya: nelayan, wisata dan
pelabuhan umum; dan

PT. HEGAR DAYA CONSULTANT II - 28


KSO PT. ANINDYA KARYA DESAIN
Laporan Draft Final BAB II
Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan GAMBARAN
Laut Labuan Bajo Provinsi Nusa Tenggara Timur UMUM

d) Pelabuhan Ecoport di Kota Kupang yang direncanakan dibangun dalam rangka


pengembangan pelabuhan berwawasan lingkungan, dengan fungsi pariwisata,
umum dan pendaratan ikan yang berwawasan lingkungan.
5) Alur Pelayaran
a) Alur pelayaran internasional meliputi jalur :
1. Kupang - Timor Leste;
2. Atapupu - Timor Leste; dan
3. Kalabahi - Timor Leste;
b) Alur pelayaran nasional meliputi jalur :
1. Kupang - Lewoleba - Maumere - Makasar - Pare Pare - Nunukan - Tarakan;
2. Larantuka - Makasar - Batu Licin - Semarang - Tanjung Priuk – Tanjung
Pinang;
3. Ende - Waingapu - Benoa - Surabaya - Dumai - Surabaya; dan
c) Alur pelayaran regional meliputi jalur :
1. Kupang - Ndao - Sabu - Raijua - Ende - Pulau Ende - Maumbawa - Mborong -
Waingapu - Waikelo - Labuan Bajo;
2. Kupang - Naikliu - Wini - Kalabahi - Maritaing - Lirang - Kisar - Leti;
3. Kupang - Mananga - Lewoleba - Balauring - Baranusa - Kalabahi - Atapupu;
4. Kupang - Mananga - Maumere - Marapokot - Reo - Labuan Bajo - Bima;
5. Kupang - Sabu Raijua - Raijua - Sabu Raijua - Kupang; dan
6. Kupang - Mananga - Maumere - Sukun - Palue - Maurole - Marapokot - Reo -
Labuan Bajo - Bima.
C. Rencana Sistem Jaringan Transportasi Udara
Sistem Jaringan Transportasi Udara terdiri dari
a) Tatanan kebandarudaraan
b) Ruang udara untuk penerbangan
1. Tatanan kebandarudaraan sebagaimana dimaksud terdiri atas:
a. Bandar Udara pengumpul skala sekunder
yaitu Bandar Udara El Tari di Kota Kupang dengan penggunaan sebagai
bandar udara internasional regional yang melayani rute penerbangan dalam

PT. HEGAR DAYA CONSULTANT II - 29


KSO PT. ANINDYA KARYA DESAIN
Laporan Draft Final BAB II
Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan GAMBARAN
Laut Labuan Bajo Provinsi Nusa Tenggara Timur UMUM

negeri dan penerbangan luar negeri, serta berfungsi untuk kegiatan


pertahanan dan keamanan di Kabupaten Kupang.
b. Bandar Udara pengumpul skala tersier
Bandar udara pengumpul skala tersier terdiri atas :
- Bandar Udara Wai Oti (Frans Seda) di Kabupaten Sikka;
- Bandar Udara Mau Hau (Ir. Umbu Mehang Kunda) di Kabupaten Sumba
Timur;
- Bandar Udara Hasan Aroeboesman di Kabupaten Ende; dan d. Bandar
Udara Haliwen di Kabupaten Belu.
c. Bandar udara pengumpan
Bandar udara pengumpan terdiri atas :
- Bandar Udara Tambolaka di Kabupaten Sumba Barat Daya;
- Bandar Udara Lekunik di Kabupaten Rote Ndao;
- Bandar Udara Terdamu di Kabupaten Sabu Raijua;
- Bandar Udara Satartacik di Kabupaten Manggarai;
- Bandar Udara Mali di Kabupaten Alor;
- Bandar Udara Gewayantana di Kabupaten Flores Timur;
- Bandar Udara Wunopito di Kabupaten Lembata;
- Bandar Udara Soa di Kabupaten Ngada;
- Bandar Udara Komodo di Kabupaten Manggarai Barat
2. Ruang udara untuk penerbangan
Yaitu antara lain berupa jalur penerbangan, terdiri atas :
a) Jalur penerbangan dari luar Provinsi menuju Bandara El Tari di Kota
Kupang, Wai Oti/Frans Seda di Kabupaten Sikka, Umbu Mehang Kunda di
Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Tambolaka di Kabupaten Sumba
Barat Daya dan Komodo di Manggarai Barat;
b) Jalur penerbangan lokal, terdiri atas :
- Jalur penerbangan dari Bandara El Tari ke Bandara Haliwen, Mali,
Wunopito, Gewayantana, Wai Oti/Frans Seda, Hasan Aroeboesman,
Surabaya II, SoA, Satar Tacik, Komodo, Umbu Mehang Kunda,
Tambolaka, Lekunik dan Tardamu;

PT. HEGAR DAYA CONSULTANT II - 30


KSO PT. ANINDYA KARYA DESAIN
Laporan Draft Final BAB II
Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan GAMBARAN
Laut Labuan Bajo Provinsi Nusa Tenggara Timur UMUM

- Jalur penerbangan dari Bandara Wai Oti dan Komodo ke Bandara


Haliwen, Mali, Wunopito, Gewayantana, Umbu Mehang Kunda,
Tambolaka, Lekunik dan Tardamu; dan
- Jalur penerbangan dari Umbu Mehang Kunda dan Tambolaka ke
Haliwen, Mali, Wunopito, Gewayantana, Komodo, Lekunik dan
Tardamu.
c) Ketentuan lebih lanjut mengenai ruang udara untuk penerbangan diatur
dalam Rencana lnduk Bandar Udara.

2.4.2 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten


Rencana struktur ruang terdiri atas aspek-aspek tertentu. Rencana struktur ruang
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Sistem jaringan Pusat Kegiatan
a. Rencana Pusat Kegiatan Kabupaten terdiri atas :
- Sistem Jaringan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
- Sistem Jaringan Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
- Sistem Jaringan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)
- Sistem Jaringan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)

2. Sistem jaringan Prasarana Utama


A. Sistem jaringan transporatasi darat
- Jaringan Lalulintas dan Angkutan Jalan
1) jaringan jalan;
2) jaringan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan meliputi terminal
penumpang dan barang, jembatan timbang dan Pengujian Kendaraan
Bermotor (PKB); dan
3) jaringan pelayanan lalulintas dan angkutan jalan meliputi jaringan trayek
angkutan penumpang dan jaringan trayek angkutan barang.
- Jaringan Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP)
- Jaringan Transportasi Perkotaan

PT. HEGAR DAYA CONSULTANT II - 31


KSO PT. ANINDYA KARYA DESAIN
Laporan Draft Final BAB II
Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan GAMBARAN
Laut Labuan Bajo Provinsi Nusa Tenggara Timur UMUM

B. Sistem Jaringan Transporatasi Laut


- Tatanan Kepelabuhanan
1) Pelabuhan Umum
Terdiri atas Pelabuhan Pengumpul, Pelabuhan Penumpang dan Pelabuhan
Pengumpan. Pelabuhan pengumpul yang dimaksud adalah Pelabuhan
Niaga atau Peti Kemas di Desa Bari, Pelabuhan Penumpang adalah
Pelabuhan Wisata Internasional di Labuan Bajo dan Pelabuhan
pengumpan yangberada di Kecamatan Boleng, 3embor Selatan dan
Macang Pacar.
2) Terminal Pelabuhan Laut
Terminal pelabuhan laut Labuan Bajo di Kecamatan Komodo, Terminal
pelabuhan laut Bari di Kecamatan Macang Pacar dan Terminal Pelabuhan
laut (ASDP) di Kecamatan Komodo.
- Alur dan Keselamatan Pelayaran
Alur pelayaran adalah alur pelayaran nasional, yang terdiri atas :
1) Surabaya – Labuan Bajo
2) Makasar – Labuan Bajo
3) Benoa-Lembar-Bima-Labuhan Bajo-Makassar
4) Surabaya – Benoa – Bima - Labuhan Bajo – Marpokot – Maumere –
Marpokot – Makassar
5) Kupang - Pulau Solor – Maumere – Marpokot – Reok - Labuhan Bajo
– Bima
6) Labuan Bajo – Wae Kelo (Sumba Barat Daya)
C. Sistem jaringan transporatasi udara
- Tatanan Kebandarudaraan
1) Bandar udara pengumpan, yaitu Bandar udara Komodo di Kecamatan
Komodo; dan
2) Rencana Pembangunan Bandar udara pengumpul sekunder dengan
skala pelayanan internasional, di Kecamatan Lembor Selatan
- Ruang udara untuk penerbangan

PT. HEGAR DAYA CONSULTANT II - 32


KSO PT. ANINDYA KARYA DESAIN
Laporan Draft Final BAB II
Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan GAMBARAN
Laut Labuan Bajo Provinsi Nusa Tenggara Timur UMUM

3. Sistem jaringan Prasarana Lainnya


- Sistem jaringan energi
1) Pembangkit Tenaga Listrik
2) Gardu Induk
3) Jaringan Prasarana Energi
- Sistem jaringan telekomunikasi
1) Sistem Jaringan Kabel
2) Sistem Jaringan Nirkabel
- Sistem jaringan sumber daya air
1) Jaringan Sumber Daya Air Minum
2) Wilayah Sungai
3) Cekungan Air Tanah
4) Daerah Irigasi
5) Sistem Pengendalian Banjir
- Sistem prasarana pengelolaan lingkungan
1) Sistem Jaringan Air Minum
2) Sistem Jaringan Persampahan
3) Sistem Jaringan Air Limbah Domestik
4) Sistem Jaringan Drainase
5) Jalur Evakuasi Bencana

PT. HEGAR DAYA CONSULTANT II - 33


KSO PT. ANINDYA KARYA DESAIN
Laporan Draft Final BAB II
Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan GAMBARAN
Laut Labuan Bajo Provinsi Nusa Tenggara Timur UMUM

Sumber: RTRW Manggarai Barat, 2017


Gambar 2.9 Peta Rencana Tata Ruang Kabupaten Manggarai Barat

2.4.3 Rencana Induk Pelabuhan Nasional (RIPN)


Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor PP. 432 Tahun 2017 tentang
Kepelabuhanan, dalam Penetapan Rencana Induk Pelabuhan Nasional, Hierarki Peran dan
Fungsi Pelabuhan sebagai berikut :
1. Pelabuhan Laut Yang Melayani Angkutan Laut :
- Pelabuhan Utama
Lokasi Pelabuhan Utama berpedoman pada kriteria teknis sebagai berikut:
a. Kedekatan secara geografis dengan tujuan pasar internasional;
b. Berada dekat dengan jalur pelayaran internasional kurang dari 500 mil
dan jalur pelayaran nasional kurang dari 50 mil;
c. Memiliki jarak dengan pelabuhan utama lainnya minimal 200 mil;
d. Kedalaman kolam pelabuhan minimal –9 m LWS;
e. Memiliki dermaga dengan kapasitas minimal 10.000 DWT;
f. Panjang dermaga minimal 350 m’;
g. Luas lahan pelabuhan minimal 50 Ha;
h. Berperan sebagai tempat alih muat penumpang dan barang internasional;

PT. HEGAR DAYA CONSULTANT II - 34


KSO PT. ANINDYA KARYA DESAIN
Laporan Draft Final BAB II
Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan GAMBARAN
Laut Labuan Bajo Provinsi Nusa Tenggara Timur UMUM

i. Diproyeksikan melayani Angkutan petikemas minimal 100.000


TEUs/tahun atau angkutan lain yang setara;
j. Memiliki peralatan bongkar muat sesuai jenis angkutan barang.
- Pelabuhan Pengumpul
Lokasi pelabuhan pengumpul berpedoman pada kriteria teknis sebagai
berikut :
a. Berada dekat dengan jalur pelayaran nasional kurang dari 50 mil;
b. Memiliki jarak dengan pelabuhan pengumpul lainnya minimal 50 mil;
c. Kedalaman kolam pelabuhan mulai -7 sampai dengan -9 mLWS;
d. Memiliki dermaga dengan kapasitas minimal 3.000 DWT;
e. Panjang dermaga 120 - 350 m’;
f. Luas lahan pelabuhan sesuai kebutuhan;
g. Memiliki peralatan bongkar muat sesuai jenis angkutan barang.
- Pelabuhan Pengumpan Regional
Lokasi pelabuhan pengumpan regional berpedoman pada kriteria teknis
sebagai berikut:
a. Memiliki jarak dengan pelabuhan regional lainnya minimal 20-50 mil;
b. Kedalaman kolam pelabuhan mulai 5 sampai dengan -7 LWS;
c. Kapasitas dermaga maksimal 3.000 DWT;
d. Panjang dermaga 80 - 120 m’;
e. Luas lahan maximal 5 Ha;
f. Memiliki peralatan bongkar muat sesuai jenis angkutan barang.
- Pelabuhan Pengumpan Lokal
Lokasi pelabuhan pengumpan lokal berpedoman pada kriteria teknis
sebagai berikut:
a. Memiliki jarak dengan pelabuhan lokal lainnya minimal 5-20 mil pada
garis pantai yang sama;
b. Kedalaman kolam pelabuhan maksimal - 5 m-LWS;
c. Kapasitas dermaga maksimal 1.000 DWT;
d. Panjang dermaga maksimal 80 m’;
e. Luas lahan maksimal 1 Ha;

PT. HEGAR DAYA CONSULTANT II - 35


KSO PT. ANINDYA KARYA DESAIN
Laporan Draft Final BAB II
Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan GAMBARAN
Laut Labuan Bajo Provinsi Nusa Tenggara Timur UMUM

f. Memiliki peralatan bongkar muat sesuai jenis angkutan barang.


2. Pelabuhan Laut Yang Melayani Angkutan Penyeberangan :
- Pelabuhan Kelas I
Penetapan pelabuhan laut yang melayani angkutan penyeberangan kelas I
harus memperhatikan kriteria teknis sebagai berikut :
a. Pelabuhan yang berfungsi sebagai simpul jembatan bergerak
(lintas penyeberangan);
b. Menghubungkan Jalan Arteri Primer (JAP); Jalan tol, Jalan Kolektor
Primer 1 (JKP-1), jalan strategis nasional dan antar negara;
c. Lokasi pelabuhan secara strategis berada pada sabuk penyeberangan
nasional dan penghubung antar sabuk;
d. Pelabuhan yang diusahakan secara komersil.
- Pelabuhan Kelas II
Penetapan pelabuhan laut yang melayani angkutan penyeberangan kelas II
harus memperhatikan kriteria teknis sebagai berikut :
a. Pelabuhan yang berfungsi sebagai simpul jembatan bergerak
(lintas penyeberangan);
b. Menghubungkan JAP, jalan tol, JKP-1 dan jalan strategis nasional;
c. Lokasinya tidak berada pada konsepsi sabuk penyeberangan nasional
d. Pelabuhan yang belum diusahakan secara komersil.
- Pelabuhan Kelas III
Penetapan pelabuhan laut yang melayani angkutan penyeberangan kelas III
harus memperhatikan kriteria teknis sebagai berikut :
a. Pelabuhan yang berfungsi sebagai simpul jembatan bergerak
(lintas penyeberangan);
b. Berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan jalan JKP-2, JKP-3,
JKP-4 dan jalan yang tidak termasuk pada kriteria pelabuhan untuk
angkutan penyeberangan kelas 1 maupun kelas 2.
c. Lokasinya tidak berada pada konsepsi sabuk penyeberangan nasional;
d. Pelabuhan yang belum diusahakan secara komersil.

PT. HEGAR DAYA CONSULTANT II - 36


KSO PT. ANINDYA KARYA DESAIN
Laporan Draft Final BAB II
Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan GAMBARAN
Laut Labuan Bajo Provinsi Nusa Tenggara Timur UMUM

- Pelabuhan Sungai dan Danau


Pelabuhan Sungai dan Danau Pengumpul adalah pelabuhan sungai dan
danau yang mempunyai cakupan pelayanan yang luas melayani
penumpang dalam jumlah besar, mempengaruhi perkembangan ekonomi
secara regional atau berbagai kabupaten, berperan dalam transportasi antar
propinsi atau antar kabupaten, dan memiliki fasilitas pelabuhan yang
memadai, serta dapat memberikan pelayanan minimal sesuai dengan
standar nasional.
Pelabuhan Sungai dan Danau Pengumpan adalah pelabuhan sungai dan
danau yang mempunyai cakupan pelayanan dan mempengaruhi
perkembangan ekonomi relatif terbatas, berperan dalam transportasi antar
kabupaten dalam propinsi atau dalam kabupaten.
- Hierarki Pelayanan
Dalam Tatanan Kepelabuhan Nasional pelabuhan sungai, sebagaimana
dijelaskan pada Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang
Kepelabuhanan pada Pasal 15, secara hierarki pelayanannya terdiri atas:
a. pelabuhan sungai dan danau yang digunakan untuk melayani angkutan
sungai dan danau; dan/ atau
b. pelabuhan sungai dan danau yang melayani angkutan penyeberangan,
hierarki pelayanannya adalah sebagai berikut:
c. Antar provinsi dan/atau antar negara;
d. Antar kabupaten/ kota dalam 1 (satu) provinsi; dan/ atau
e. Dalam 1 (satu) kabupaten/kota.
- Tatanan Trayek
Trayek lalu-lintas angkutan sungai terdiri dari trayek tetap teratur, dan tidak
tetap dan tidak teratur. Hierarki trayek tetap dan teratur lalu-lintas angkutan
sungai ditentukan berdasarkan fungsi simpul transportasi sungai yang
terhubung dan cakupan wilayah pelayanan, terdiri dari:
a. Trayek utama menghubungkan antar pelabuhan sungai yang
berfungsi sebagai pusat penyebaran. Trayek Utama dapat berupa:
- Trayek lalu-lintas angkutan sungai antar propinsi; atau

PT. HEGAR DAYA CONSULTANT II - 37


KSO PT. ANINDYA KARYA DESAIN
Laporan Draft Final BAB II
Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan GAMBARAN
Laut Labuan Bajo Provinsi Nusa Tenggara Timur UMUM

- Trayek lalu-lintas angkutan sungai antar kabupaten dalam propinsi.


b. Trayek cabang menghubungkan antar pelabuhan sungai yang
berfungsi sebagai pusat penyebaran dengan yang bukan berfungsi
sebagai pusat penyebaran atau antar pelabuhan sungai yang bukan
berfungsi sebagai pusat penyebaran. Trayek Cabang dapat berupa:
- Trayek lalu-lintas angkutan sungai antar kabupaten dalam propinsi;
atau
- Trayek lalu-lintas angkutan sungai dalam kabupaten.

2.4.4 Rencana Induk Pelabuhan (RIP)


2.4.4.1 PM No 183 Tahun 2015
Berdasarkan PM No 183 Tahun 2015 tentang RIP Labuan Bajo Provinsi Nusa
Tenggara Timur diterangkan bahwa untuk menyelenggarakan kegiatan kepelabuhanan pada
Pelabuhan Labuan Bajo yang meliputi pelayanan jasa kepelabuhanan, pelaksanaan kegiatan
ekonomi dan pemerintahan lainnya serta pengembangannya sesuai Rencana Induk pada
Pelabuhan Labuan Bajo dibutuhkan areal daratan seluas 27.983 m, serta areal perairan seluas
161.495 Ha. Kebutuhan area darat berupa area darat eksisting seluas 21.415m dan area
daratan pengembangan seluas 6.532 m. Sedangkan kebutuhan area perairan berupa alur
pelayaran seluas 3,13 ha, area sandar 5,95 ha, area alih muat kapal 23,04 ha, dan area
keperluan darurat seluas 23,04 ha (Pasal 2).
Rencana pembangunan dan pengembangan fasilitas Pelabuhan Labuan Bajo untuk
memenuhi kebutuhan pelayanan jasa kepelabuhanan dilakukan berdasarkan perkembangan
angkutan laut, yaitu jangka pendek dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019; jangka
menengah dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2024; dan jangka panjang dari tahun 2015
sampai dengan tahun 2034 (Pasal 4).

2.4.4.2 Rencana Induk Pelabuhan Labuan Bajo


A. Survey Topografi dan Batimetri
Dari hasil pengukuran data titik BM (Bench Mark) di sekitar Pelabuhan Labuan Bajo
yaitu seperti pada table dibawah ini.

PT. HEGAR DAYA CONSULTANT II - 38


KSO PT. ANINDYA KARYA DESAIN
Laporan Draft Final BAB II
Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan GAMBARAN
Laut Labuan Bajo Provinsi Nusa Tenggara Timur UMUM

Tabel 2.6 Tiitk BM Pelabuhan Labuan Bajo


Koordinat UTM (m) Koordinat Geografis Tinggi
Titik
Absis (m) Ordinat (m)
Lintang Bujur Z (m)
8 29’35,5” 119o52’35,5”
o
BM 1 816.727,000 9.060.030,000 3,328
LS BT
8 29’36,5” 119 52’36,9”
o o
BM 2 816.768,968 9.059.971,814 3,470
LS BT
Sumber: RIP Labuan Bajo, 2015

Dari hasil pengukuran topografi dapat disimpulkan bahwa:


1. Bangunan eksisting di area Pelabuhan Labuan Bajo berupa dermaga pelabuhan laut
beserta fasilitasnya, dermaga ferry (penyebrangan) beserta bangunan fasilitasnya,
pelengsengan, dermaga PPI, dermaga pariwisata beserta bangunan fasilitasnya, kantor
TNI AL, kantor Korami, bank, kantor pos, pegadaian, pasar/pertokoan dan pemukiman.
2. Kondisi topografi area pelabuhan relative datar, dengan kemiringan ± 1%.
3. Dermaga Pelabuhan Labuan Bajo mempunyai panjang 120 m dan lebar 12 m, sedangkan
panjang trestle ± 134 m.
4. Pada ujung dermaga kedalaman mencapai – 8 m.
5. Daerah perairannya relative aman yaitu dengan kedalaman ± 7 – 10 mLWS dimuka
dermaga dan kemiringan perairan sebesar 4%.
6. Sebelah tenggara pelabuhan sedang dilakukan pekerjaan berupa reklamasi/pengurugan
untuk bangunan fasilitas penunjang dermaga dengan luasan ± 1 ha.
7. 120 m dari dermaga terdapat cekungan dengan kedalaman 15 – 17 m dengan luas ± 900
m².
B. Pengamatan Pasang Surut

Berdasarkan hasil pengamatan pasut yang dilakukan, diperoleh tipe pasut di


wilayah Labuan Bajo mempunyai nilai formzahl = 0,93 (pasang surut harian ganda).
Dari hasil pengamatan pasang surut di Pelabuhan Labuan Bajo diperoleh bahwa’
 Permukaan air tertinggi (HWS) = 2,30 m
 Permukaan air rata-rata (MSL) = 1,32 m
 Permukaan air tersurut (LWS) = 0,20 m

PT. HEGAR DAYA CONSULTANT II - 39


KSO PT. ANINDYA KARYA DESAIN
Laporan Draft Final BAB II
Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan GAMBARAN
Laut Labuan Bajo Provinsi Nusa Tenggara Timur UMUM

Posisi kedalaman LWS dibuat 0 m, maka kedudukan muka air menjadi:


 Permukaan air tertinggi (HWS) = 2,10 m
 Permukaan air rata-rata (MSL) = 1,12 m
 Permukaan air tersurut (LWS) = 0,00 m

C. Pengamatan Arus

Berdasarkan hasil pengamatn arus yang dilakukan di dua tempat diperoleh besarnya
kecepatan arus adalah sebagai berikut:
Tabel 2.7 Kecepatan Arus Maksimum
Koordinat Geografis Arus
Titik
Absis (m) Ordinat (m) Kecepatan (m/det) Arah (o)
C1 8 19’39,9” LS
o
119o52’27,7” BT 0,15 230
C2 8 19’44,7” LS
o
119o52’31,7” BT 0,13 225
Sumber: RIP Labuan Bajo, 2015

D. Kondisi Pelabuhan Labuan Bajo


1. Status Pelabuhan
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. 62 Tahun 2010, Pelabuhan
Labuan Bajo ditetapkan sebagai pelabuhan kelas III. KUPP Labuan Bajo
membawahi 5 wilayah kerja yaitu, Komodo, Rinca, Aimere, Mborong, dan Bari.
2. Fasilitas Pelabuhan
Fasilitas utama pelabuhan berupa dermaga untuk melayani kapal penumpang
PELNI dan kapal kargo dengan panjang 120 m, lebar 12 m, dan kedalaman
kolam pelabuhan -6 s/d -11 mLWS. Dermaga ini dihubungkan ke daratan
dengan dua buah trestle, masing-masing panjangnya 134 m dan lebar 6 m.

PT. HEGAR DAYA CONSULTANT II - 40


KSO PT. ANINDYA KARYA DESAIN
Laporan Draft Final BAB II
Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan GAMBARAN
Laut Labuan Bajo Provinsi Nusa Tenggara Timur UMUM

Tabel 2.8 Fasilitas Eksisting Pelabuhan Labuan Bajo


Panjang Lebar Luas
No Fasilitas Keterangan
(m) (m) (m2)
1 Lahan Daratan
a Lahan Daratan 11.701
b Reklamasi Terminal Peti 9.750 Tahun 2013
Kemas
2 Fasilitas Utama
a Dermaga Utama 120 12 1.440 Beton, deck in pile, dibangun 2012,
kedalaman – 6 s/d – 11,0 mLWS
b Dermaga Speedboat 50 6 300 Beton, deck in pile, dibangun 2012,
kedalaman – 1,0 mLWS
c Trestel Utara 134 6 804 Beton, deck in pile, dibangun 2004
d Trestel Selatan 134 6 804 Beton, deck in pile, dibangun 2008
e Trestel Speedboat 38 4 152 Beton, deck in pile, dibangun 2011
f Gudang 311 Konstruksi baja, dibangun 2004
g Terminal Penumpang 298 Konstruksi baja, dibangun 2004
3 Fasilitas Penunjang
a Kantor KUPP 125 Dibangun 2004
4 Fasilitas Kesehatan
Pelayaran
a Sarana Bantu Navigasi 2 Unit
Sumber: RIP Labuan Bajo, 2015

3. Kapal
Kapal-kapal yang dilayani di dermaga umum Pelabuhan Bajo meliputi:
Tabel 2.9 Karakteristik Kapal
LoA Breadth Draft
Kapal Penumpang PELNI 6.022 GT (1.400 DWT) 99,8 18,3 4,2
Kapal Perintis 1.000 DWT 67,0 10,9 3,9
Kapal Cargo 2.000 DWT 83,0 13,1 4,9
Kapal Petikemas 3.500 GT (4.000 DWT/5.700 DWT) 105 17,2 6,5
Pelayaran rakyat (speedboat dan kapal-kapal 10 GT)
Sumber: RIP Labuan Bajo, 2015

E. Rencana Pengembangan Pelabuhan Menurut Dokumen RIP 2015

PT. HEGAR DAYA CONSULTANT II - 41


KSO PT. ANINDYA KARYA DESAIN
Laporan Draft Final BAB II
Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan GAMBARAN
Laut Labuan Bajo Provinsi Nusa Tenggara Timur UMUM

Tabel 2.10 Rencana pembangunan dan pengembangan fasilitas Pelabuhan Labuan Bajo TA. 2015
RENCANA
GAMBAR PROGRAM PEMBANGUNAN
PENGEMBANGAN
TAHAP PERTAMA a. Perpanjangan Dermaga sepanjang 70 m ke arah selatan
(JANGKA PENDEK 2015- b. Pembangunan sebuah trestel sepanjang 84 m, lebar 6 m
2019) c. Reklamasi pantai di belakang dermaga untuk perluasan
terminal penumpang, antara kedua trestel, pada lahan seluas
2.200 m.
d. Pembangunan jalan akses tambahan sepanjang 135 m, ROW 15
m
e. Penyiapan Container yard seluas 2.500 m²
f. Pembangunan CFS seluas 200 m²
g. Pengerukan untuk pengamanan kolam tambat pada
perpanjangan dermaga
h. Penyediaan SBNP.
TAHAP KEDUA a. Penyiapan lahan container yard seluas 1000 m²
(JANGKA MENENGAH b. Penyiapan lahan lapangan penumpukan cargo seluas 200 m²
2019-2024) c. Perluasan gudang seluas 150 m²
d. Pembangunan Shelter Penumpang seluas 420 m²
e. Pembangunan lapangan parkir penumpang seluas 1600 m²
f. Pembangunan fasilitas penunjang seperti: kantor administrasi,
bengkel, kantin, tempat ibadah, dsb.
g. Penyediaan SBNP

PT. HEGAR DAYA CONSULTANT II - 42


KSO PT. ANINDYA KARYA DESAIN
Laporan Draft Final BAB II
Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Fasilitas Pelabuhan GAMBARAN
Laut Labuan Bajo Provinsi Nusa Tenggara Timur UMUM

RENCANA
GAMBAR PROGRAM PEMBANGUNAN
PENGEMBANGAN
JANGKA PANJANG 2025- a. Perpanjangan Dermaga sepanjang 110 m ke arah utara
2034 b. Pembangunan 1 buah trestel sepanjang 135 m, lebar 6m.
c. Penyiapan Container yard seluas 2.000 m²
d. Penyiapan lahan lapangan penumpukan cargo seluas 400 m²
e. Perluasan gudang seluas 400 m²
f. Pembangunan CFS seluas 100 m²
g. Penyediaan SBNP

PT. HEGAR DAYA CONSULTANT II - 43


KSO PT. ANINDYA KARYA DESAIN

You might also like